Anda di halaman 1dari 20

KAJIAN PAPER

Bd.5.004
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama
Dosen Pengampu : Dr. Dada Suhaida, M.Pd

DISUSUN OLEH :
Elisa Junicahyani
(201091009)

POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK


JURUSAN KEBIDANAN
PRODI SARJANA TERAPAN
2020
Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena hanya dengan izin,
rahmat dan kuasa-Nyalah saya masih diberikan kesehatan sehingga dapat menyelesaikan
kajian paper ini.
Pada kesempatan ini tak lupa penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak terutama kepada Dosen pengajar Mata Kuliah Agama yang
telah memberikan tugas ini.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat
kekurangan-kekurangan dan masih jauh dari apa yang diharapkan.
Untuk itu, saya berharap dan kritik, saran dan usulan demi perbaikan kajian paper ini
di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang
membangun. Semoga kajian paper sederhana ini dapat bermanfaat bagi siapa pun yang
membacanya.

Pontianak, November 2020


Penulis

Elisa Junicahyani

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................................................ii
BAB I Tuhan Yang Maha Esa dan Ketuhanan
A. Teori Tentang ALLAH...............................................................................................1
B. Pembuktian Wujud Adanya ALLAH.........................................................................1
C. Pembuktian Adanya ALLAH dalam Kehidupan Sehari hari.....................................3
BAB II Manusia
A. Konsep Manusia.........................................................................................................4
B. Pandangan Islam Tentang Manusia............................................................................4
C. Hubungan Manusia Dengan Tuhan............................................................................6
D. Hubungan Manusia Dengan Manusia........................................................................7
E. Hubungan Manusia Dengan Dosa..............................................................................7
BAB III Moral
A. Pengertian Moral........................................................................................................8
B. Manusia dan Moral.....................................................................................................8
C. Dampak Pelanggaran Moral.......................................................................................9
D. Solusi dari Pelanggaran Moral...................................................................................9
BAB IV Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
A. Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi dalam Islam......................................................10
B. Hubungan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi dengan Agama................................10
C. Hubungan Iman dan Penerapan IPTEK...................................................................11
D. Hasil Hasil IPTEK yang Diciptakan Manusia dalam Dunia Kesehatan..................11
BAB V Kerukunan Antar Umat Beragama
A. Konsep Sikap Manusia dalam Kerukunan Antar Beragama....................................12
B. Upaya Menciptakan Kerukunan Antar Beragama....................................................12
C. Sikap Toleransi dan Intoleransi Antar Beragama.....................................................13
BAB VI Masyarakat
A. Konsep Masyarakat..................................................................................................16
B. Partisipasi Masyarakat Muslim dan Non Muslim dalam Kegiatan Masyarakat......16
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
TUHAN YANG MAHA ESA DAN KETUHANAN

A. Teori Tentang ALLAH


Tuhan (ilah) ialah sesuatu yang dipentingkan (dianggap penting) oleh manusia
sedemikian rupa, sehingga manusia merelakan dirinya dikuasai olehnya.
Perkataan tersebut hendaklah diartikan secara luas oleh kita. Tercakup di dalamnya yang
dipuja, dicintai, diagungkan, diharap-harapkan dapat memberikan kemaslahatan atau
kegembiraan, dan termasuk pula sesuatu yang ditakuti akan mendatangkan bahaya atau
kerugian.
Dalam konsep Islam, Tuhan disebut Allah dan diyakini sebagai Zat Maha Tinggi
Yang Nyata dan Esa, Pencipta Yang Maha Kuat dan Maha Tahu, Yang Abadi, Penentu
Takdir, dan Hakim bagi semesta alam. Islam menitik beratkan konseptualisasi Tuhan
sebagai Yang Tunggal dan Maha Kuasa.Penciptaan dan penguasaan alam semesta
dideskripsikan sebagai suatu tindakan kemurahhatian yang paling utama untuk semua
ciptaan yang memuji keagungan-Nya dan menjadi saksi atas keesan-Nya dan kuasa-Nya.
Tuhan dalam Islam tidak hanya Maha Agung dan Maha Kuasa, namun juga
Tuhan yang personal: Menurut Al-Quran, Dia lebih dekat pada manusia daripada urat nadi
manusia. Dia menjawab bagi yang membutuhkan dan memohon pertolongan jika mereka
berdoa pada-Nya. Di atas itu semua, Dia memandu manusia pada jalan yang lurus, “jalan
yang diridhai-Nya”.
Berdasarkan definisi di atas dapat dipahami, bahwa Tuhan itu bisa berbentuk apa
saja, yang dipentingkan oleh manusia. Yang pasti ialah manusia tidak mungkin atheis,
tidak mungkin tidak ber-Tuhan. Berdasarkan logika al-Qur’an setiap manusia pasti
mempunyai sesuatu yang dipertuhankannya. Dengan demikian, orang-orang komunis pada
hakikatnya ber-Tuhan juga.
B. Pembuktian Wujud Adanya ALLAH
Semua yang ada dilingkungan alam semesta ini pun dapat digunakan sebagai
bukti tentang adanya Tuhan (ALLAH SWT), bahkan benda benda yang terdapat disekitar
alam semester dan unsur unsurnya dapat pula mengokohkan atau membuktikan bahwa
benda benda itu pasti ada pencipta dan pengaturnya. Kaum mukmin sengaja diberi oleh
ALLAH SWT suatu pertolongan yang berupa kekuatan yang dapat digunakan untuk
membetulkan peri kemanusiaannya, agar dengan demikian dapatlah dicapai setinggi tinggi
kesempurnaan hidup yang dapat diperoleh manusia sebagai makhluk ALLAH.

1
Selain itu, jika kita menyelami diri kita sendiri, maka secara fitrah manusia
memiliki rasa berketuhanan. Fitrah ini tidak dapat dihilangkan, hanya saja dapat ditekan
dan disembunyikan, dengan berbagai tekanan kebudayaan, ilmu dan lainnya, sehingga
terkadang muncul pada saat-saat tertentu seperti pada saat tertimpa musibah atau dalam
kesulitan yang benar-benar tidak mampu ia mengatasinya. Pada kondisi ini, kita secara
fitriah mengharapkan adanya sosok lain yang memiliki kemampuan lebih dari kita untuk
datang dan memberikan pertolongan kepada kita.
a. Dalil Fitrah
Yaitu perasaan alami yang tajam pada manusia bahwa ada dzat yang maujud,
yang tidak terbatas dan tidak berkesudahan, yang mengawasi segala sesuatu, mengurus
dan mengatur segala yang ada di alam semesta, yang diharapkan kasih sayang-Nya dan
ditakuti kemurkaan-Nya. Hal ini digambarkan oleh Allah SWT dalam QS. 10:22.
b. Dalil Akal
Yaitu dengan tafakkur dan perenungan terhadap alam semesta yang
merupakan manifestasi dari eksistensi Allah SWT. Orang yang memikirkan dan
merenungkan alam semesta akan menemukan empat unsur alam semesta :
1. Ciptaan-Nya
Bila kita perhatikan makhluk yang hidup di muka bumi, kita akan
menemukan berbagai jenis dan bentuk, berbagai macam cara hidup dan cara
berkembang biak (QS. 35:28). Semua itu menunjukkan adanya zat yang
menciptakan, membentuk, menentukan rizki dan meniupkan ruh kehidupan (QS.
29:19,20). Bagaimanapun pintarnya manusia, tentu ia tidak akan dapat membuat
makhluk yang hidup dari sesuatu yang belum ada. Allah SWT menantang manusia
untuk membuat seekor lalat jika mereka mampu (QS. 22:73). Nyatalah bahwa tiada
yang dapat menciptakan alam semesta ini kecuali Allah Yang Maha Tinggi dan
Maha Hidup.
2. Kesempurnaan
Kalau kita perhatikan, akan terlihat bahwa alam ini sangat tersusun rapi,
diciptakan dalam kondisi yang sangat sempurna tanpa cacat.Hal ini menunjukkan
adanya kehendak agung yang bersumber dari Sang Pencipta. Sebagai contoh,
seandainya matahari memberikan panasnya pada bumi hanya setengah dari panasnya
sekarang, pastilah manusia akan membeku kedinginan. Dan seandainya malam lebih
panjang sepuluh kali lipat dari malam yang normal tentulah matahari pada musim

2
panas akan membakar seluruh tanaman di siang hari dan di malam hari seluruh
tumbuhan membeku. Firman Allah:
“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali
melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang.
Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?
Kemudian pandanglah sekali lagi, niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu
dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan
payah.” (QS. 67:3,4)
3. Perbandingan Ukuran Yang Tepat Dan Akurat (QS. 25:2)
Alam ini diciptakan dalam perbandingan ukuran, susunan, timbangan dan
perhitungan yang tepat dan sangat akurat. Bila tidak, maka tidak akan mungkin para
ilmuwan berhasil menyusun rumus-rumus matematika, fisika, kimia bahkan biologi.
4. Hidayah (Tuntunan dan Bimbingan) (QS. 20:50)
Allah memberikan hidayah (tuntunan dan petunjuk) kepada makhluk-Nya
untuk dapat menjalankan hidupnya dengan mudah, sesuai dengan karakteristiknya
masing-masing. Pada manusia sering disebut sebagai ilham dan pada hewan disebut
insting/naluri.
Eksistensi Allah terlihat dalam banyak sekali fenomena-fenomena
kehidupan. Barangsiapa yang membaca alam yang maha luas ini dan memperhatikan
penciptaan langit dan bumi serta dirinya sendiri, pasti ia akan menemukan bukti-
bukti yang jelas tentang adanya Allah SWT. Firman Allah :
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan)
Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka
bahwa al-Quran itu adalah benar.” (QS.41:53)
C. Pembuktian Adanya ALLAH Dalam Kehidupan Sehari Hari
Ibarat manusia, jika kita tidak mengenal tetangga kita, guru atau dosen kita, maka
kita tidak akan memperdulikan dia diluar konteks kewajiban kita. Ketika ditanya tentang
hal yang disukainya, kita hanya bisa diam sambil menggelengkan kepala pertanda tak
mengerti. Ini adalah bukti bahwa dengan jalan mengenal, kita akan lebih peduli terhadap
sesama. Contoh pembuktian adanya ALLAH dalam kehidupan sehari hari :
1. Diciptakan alam semesta dan seisinya
2. Tidak ada ciptaan yang sesempurna ciptaan Allah Swt.
3. Diturunkannya Kitab Al-Qur'an

3
Al-Qur'an adalah kitab Allah yang menjelaskan bahwa Allah Swt. benar-benar ada.
Tentang Allah Swt. ditegaskan pada Q.S al-An'am/6 ayat 102, yaitu
"Itulah Allah, Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain DIa; pencipta segala sesuatu, maka
sembahlah Dia; Dialah pemelihara segala sesuatu."
4. Allah Swt. mengutus para rasul-Nya
Allah Swt. mengutus para rasul-Nya agar manusia tidak tersesat, memberi kabar
gembira dan juga peringatan bahwa Allah Swt. itu ada.
5. Allah Swt. Yang Maha Pengampun
Sebanyak apa pun dosa manusia, Allah Swt akan mengampuninya dan memberi
kesempatan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahannya.
6. Allah Swt. selalu memberikan rezeki
Allah Swt. akan selalu memberikan rezeki kepada setiap makhluk-Nya, baik yang
meminta maupun yang melupakan-Nya.

4
BAB II
MANUSIA
A. Konsep Manusia
Manusia adalah makhluk Tuhan yang multi dimensi dan kompleks.
Pengarang Man the Unknown mengakui bahwa pengetahuan tentang manusia belum lagi
mencapai kemajuan seperti yang telah dicapai dalam bidang kajian lainnya. Hal ini berarti,
pemahaman manusia tentang manusia masih saja belum memuaskan dan meyakinkan
ditinjau dari perspektif scientific. Dalam Islam, dideskripsikan bahwa Allah menciptakan
Adam berdasarkan kehendak dan kekuasaan-Nya tanpa melalui proses biologis
sebagaimana lazimnya manusia-manusia keturunannya, yakni keterlibatan ayah dan ibu
sebagai sebab natural terlahirnya manusia. Penjelasan tentang penciptaan manusia tersebut
diawali dari firman Allah kepada para malaikat bahwa Dia akan menjadikan manusia dari
tanah liat kering yang berasal dari lumpur hitam dan diberi bentuk menjadi menjadi tubuh
yang sempurna.  Agar dapat dipahami tentang hakekat manusia secara utuh, ada beberapa
pendapat atau pandangan tentang manusia ini.
a. Aliran Materialisme
Aliran ini memandang manusia sebagai kumpulan dari organ tubuh, zat
kimia dan unsur biologis yang semuanya itu terdiri dari zat dan materi. Manusia
berasal dari materi, makan,minum, memenuhi kebutuhan fisik-biologis dan seksual
dari materi.
b. Aliran Spiritualisme atau Serba Roh
Aliran ini berpandangan hakekat manusia adalah roh atau jiwa, sedang zat
atau materi adalah manifestasi dari roh atau jiwa. Aliran ini berpandangan bahwa
bahwa ruh lebih berharga lebih tinggi nilainya dari materi.
c. Aliran Dualisme
Aliran ini menganggap bahwa manusia itu pada hakikatnya terdiri dari dua substansi,
yaitu jasmani dan rohani, badan dan roh. Kedua substansi ini masing-masing
merupakan unsur asal yang adanya tidak tergantung satu sama lain.
B. Pandangan Islam Tentang Manusia
Al-Qur'an memperkenalkan tiga istillah kunci (key term) yang digunakan untuk
menunjukkan arti pokok manusia, yaitu al-insan, basyar dan Bani Adam2.
a. Kata al-insan
Hampir semua ayat yang menyebut manusia dengan menggunakan kata
alinsan, konteksnya selalu menampilkan manusia sebagai makhluk yang istimewa,
5
secara moral maupun spiritual yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Pertama,
manusia sebagai makhluk berfikir. Kedua, makhluk pembawa amanat. Ketiga,
manusia sebagai makhluk yang bertanggung jawab pada semua yang diperbuat. Kata
insan digunakan al-Qur'an untuk menunjukkan kepada manusia dengan seluruh
totalitasnya, jiwa dan raga.
b. Kata basyar
Kata ini memberikan referensi kepada manusia sebagai makhluk biologis
yang mempunyai bentuk tubuh yang mengalami pertumbuhan dan perekembangan
jasmani. Kata basyar adalah jamak dari kata basyarah yang berarti kulit. "Manusia
dinamai basyar karena kulitnya tampak jelas, dan berbeda dengan kulit binatang yang
lain".
c. Kata al-Nas
Kata ini mengacu kepada manusia sebagai makhluk sosial. Penjelasan konsep
ini dapat ditunjukkan dalam dua hal. Pertama, banyak ayat yang menunjukkan
kelompok-kelompok sosial dengan karakteristiknya masing-masing yang satu dengan
yang lain belum tentu sama. Kedua, pengelompokkan manusia berdasarkan mayoritas,
yang umumnya menggunakan ungkapan aktsara n-nas (sebagian besar manusia)
(Hasan, 2004: 131-132).
C. Hubungan Manusia Dengan Tuhan
Dalam menjalankan hubungan manusia dengan Allah SWT, Allah SWT
menurunkan peraturan, hukum dan perintah, yang diturunkan melalui wahyu untuk Nabi
Muhammad SAW, untuk kemudian disampaikan kepada umatnya. Hubungan manusia
dengan Allah telah diatur dalam Al Quran dan Al Khadist. Manusia mempunyai kewajiban
menyembah kepada Allah dan tidak boleh menyekutukannya. Seperti yang telah
dijelaskan dalam Q.S. Az-Zariyat ayat 56.
Jelas bahwa ayat tersebut menekankan kepada manusia untuk senantiasa
menyembah kepada Allah SWT dan tidak boleh menyekutukannya. Tujuan Allah SWT
menciptakan manusia adalah supaya manuusia sama menyembah kepada Allah SWT,
sehingga jelas diantara mereka siapa yang iman dan siapa yang kafir. Hubungan manusia
dengan Allah SWT inilah yang disebut dengan ibadah. Manusia senentiasa mengadakan
hubungan baik dengan Allah SWT guna mendapatkan ketentraman dan ketenangan hati.
Hubungan manusia dengan Allah SWT disebut dengan hablum minallah. Manusia
mempunyai kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi dalam rangka mendapatkan apa
yang diharapkan yaitu mendapatkan kehidupan yang bahagia dunia dan akhirat.
6
D. Hubungan Manusia Dengan Manusia
Antara manusia dan manusia terdapat hubungan yang sangat kompleks, keduanya
saling berinteraksi, saling membutuhkan, saling melengkapi dan saling bergantung satu
sama lain. Contohnya, hubungan manusai dengan manusia dalam kehidupan sehari hari.
Hubungan dari kedua ini dapat juga menghasilkan karya karya besar dari akal dan pikiran
manusia masing masing.
Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan
tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi
atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya. Manusia juga
sangat dianjurkan agar dapat menjalin hubungan yang baik antar sesamanya. Hal ini
dijelaskan dalam Al-Quran, surah Al-Hujurat ayat 10-12
E. Hubungan Manusia Dengan Dosa
Manusia tidak pernah luput dari namanya dosa. Akan tetapi kerena oleh kasih
Tuhan kita kembali diperdamaikan dengan Allah. Kita kembali diingatkan bahwa jika
kehidupan kita masih dikuasai dengan dosa, maka kitapun akan terus jauh dari hadapan
Allah. Allah kembali menyelamatkan kita dari setiap kehidupan kita yang telah tidak
berkenan dihadapan –Nya. Kita bersyukur Allah tidak pernah melihat betapa besar
kesalahan dan dosa kita terhadap Allah,Ia tidak pernah membuat hidup kita untuk terus
dikuasai oleh dosa.
Terkadang kita tidak pernah sadar atau menyadari betapa Allah sangat
menyayangi kita. Kita tidak pernah bersyukur bahwa Tuhan tidak mau kita jau dari
hadapan-Nya, ini sangat jelas betapa basarnya dosa kita dihadapan Tuhan,dan kalau kita
melihat kita benar-benar tidak layak dihadapan-Nya. Dan bagaimana kita lihat betapa
besarnya pengorbanan Allah untuk menyelamatkan kita dari setiap dosa-dasa kita.

7
BAB III
MORAL
A. Pengertian Moral
Istilah Moral seringkali digunakan secara silih berganti dengan akhlak. Berbeda
dengan akal yang dipergunakan untuk merujuk suatu kecerdasan, tinggi rendahnya
intelegensia, kecerdikan dan kepandaian. Kata moral atau akhlak acap kali digunakan
untuk menunjukkan suatu perilaku baik atau buruk, sopan santun dan kesesuaiannya
dengan nilai-nilai kehidupan. Dalam The Advanced of learner’s Dictionary of Current
English dijelaskan tentang pengertian moral dalam empat arti yang saling terkait dan
berhubungan satu sama lain, yaitu:
a) Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan benar salah (concerning principles of rigt and
wrong)
b) Baik dan Buruk (good and virtuous)
c) Kemampuan untuk memahami perbedaan antara benar dan salah (able to understand
the difference between rigt and wrong)
d) Ajaran atau gambaran tingkah laku yang baik (teaching or illustrating good
behaviour).
Terlepas dari perbedaan kata yang digunakan baik moral, etika, akhlak, budi
pekerti mempunyai penekanan yang sama, yaitu adanya kualitas-kualitas yang baik yang
teraplikasi dalam perilaku seseorang dalam kehidupan sehari-hari, baik sifat-sifat yang ada
dalam dirinya maupun dalam kaitannya dengan kehidupan bermasyarakat. Walau
mempunyai perbedaan,  namun moral, etika dan akhlaq dapat dianggap sama apabila
sumber ataupun produk budaya yang digunakan sesuai.
Moral dalam islam identik dengan akhlak, dimana kata akhlak berasal dari bahasa
Arab, bentuk jama’ dari kata “khulk”, khulk didakam kamus Al Munjid berarti budi
pekerti atau perangai. Jadi pada hakekatnya akhlak (budi pekerti) ialah suatu kondisi atau
sifat yang telah meresap dalam jiwa dan telah menjadi kepribadian, hingga dari situ timbul
berbagai macam perbuatan dengan cara mudah dan spontan tanpa dibuat dan tanpa
memerlukan pemikiran. Apabila dari kondisi tadi timbul kelakuan yang baik dan terpuji
menurut pandangan syari’at dan akal pikiran, maka ia dinamakan budi pekerti yang mulia
dan sebaliknya apabila yang lahir kelakuan yang buruk, maka disebutlah budi pekerti yang
tercela. Dalam Islam, faktor kesengajaan merupakan penentu tingkah laku dalam
penetapan nilai tingkah laku/tindakan seseorang. Seorang muslim tidak berdosa karena
melanggar syari’at, jika ia tidak tahu bahwa ia berbuat salah menurut hukum Islam.
8
B. Manusia dan Moral
Moral yang pengertiaannya sama dengan etika dalam makna nilai-nilai dan orma-
norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok dalam mengatur tingkah
lakunya di landasi rasionalitas manusia seperti sifat hakiki manusia, prinsip kebaikan,
pertimbangan etis dalam pengambilan keputusan terhadap sesuatu dan sebagainya. Ada
beberapa unsur dari kaidah moral yaitu :
a. Hati Nurani
Merupakan fenomena moral yang sangat hakiki. Hati nurani merupakan
penghayatan tentang baik atau buruk mengenai perilaku manusia dan hati nurani ini
selalu dihubunngkan dengan kesadaran manusia dan selalu terkait dalam dengan situasi
kongkret. Dengan hati nurani manusia akan sanggupmererfleksikan dirinya terutama
dalam mengenai dirinya sendiri atau juga mengenal orabg.
b. Kebebasan dan tanggung jawab
Kebebasan adalah milik individu yang sangat hakiki dan manusiawi dan
karena manusia pada dasar nya adal;ah makhluk bebas. Tetapi didalam kebebasan itu
juga terbatas karena tidak boleh bersinggungan dengan kebebasan orang lain ketika
mereka melakukan interaksi
c. Nilai dan Norma Moral
Nilai dan moral akan muncul ketika berada pada orang lain dan ia akan
bergabung dengan nilai lain seperti agama, hukum, dan budaya. Nilai moral terkait
dalam tanggung jawab seseorang. Nilai moral dapat menentukan apakah seseorang
bererilaku baik atau buruk dari sudut etis.
C. Dampak Pelanggaran Moral
Bangsa dan Negara adalah sumber potensial dari suatu Negara, mereka turut
bertanggung jawab atas berhasil tidaknya pembangunan yang sedang berlangsung.
Dampak Negatif dari krisis moral terhadap kehidupan remaja antara lain :
1. Melakukan hubungan seks bebas dan penyalahgunaan narkoba, merokok serta
meminum-minuman keras.
2. Tingat kesopanan  mereka terhadap orang yang lebih tua dari mereka semakin
menurun bahkan mereka berani melawan orang tuanya sendiri.
3. Suka berkelahi atau sering melakukan perbuatan anarkis (tawuran antar
pelajar/mahasiswa).
4. cara berpakain tidak benar.
5. Sering membohongi orang tua.
9
6. Perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dengan membuka situs porno dan lain-lain.
D. Solusi Dari Pelanggaran Moral
Ada beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang
ada pada generasi penerus pada saat ini, diantaranya adalah :
1. Untuk meghindari salah pergaulan, kita harus pandai memilah dan memilih teman
dekat.
2. Peran orang tua sangat penting dalam pembentukan karakter seseorang, terutama dalam
mengenalkan pendidikan agama sejak dini.
3. Memperluas wawasan dan pengetahuan akan sangat berguna untuk menyaring
pengaruh buruk dari lingkungan, misalnya kebiasaan merokok.
4. Diadakannya pembinaan moral dan akhlak, diharapkan, dengan bekal pembinaan moral
dan akhlak yang baik dan kuat, mereka nantinya tidak mudah terjerumus dipengaruhi
hal yang negatif lagi.
5. Meningkatkan iman dan takwa dengan cara bersyukur, bersabar, dan beramal sholeh.
6. Melakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya positif, seperti ikut dalam suatu
perkumpulan remaja masjid, ikut pengajian-pengajian rutin, pagelaran seni, serta
olahraga, karena hal tersebut juga dapat meminimalkan untuk seorang anak terjun
kedalam kegiatan0kegiatan yang sifatnya mubadir (sia-sia), semua jenis kegiatan
rutin,selama kegiatan tersebut bersifat positif serta dapat juga untuk mengukir prestasi.

10
BAB IV
ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
A. Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi dalam Islam
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) merupakan salah satu faktor
penunjang kemajuan Sumber Daya Manusia (SDM), karena dengan adanya Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi suatu negara bisa bersaing dan disetarakan dengan negara-
negara lain. Setiap manusia diberikan ilmu pengetahuan oleh Allah SWT, agar menjadi
orang berkualitas yang dapat menjunjung tinggi derajatnya. Maka dengan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi manusia akan lebih bermanfaat, baik untuk dirinya maupun
untuk masyarakat. Akan tetapi, semua itu tergantung kemampuan yang timbul dari orang
itu sendiri
Dengan perkembangan dan kemajuan zaman dengan sendirinya pemanfaatan dan
penguatan iptek mutlak diperlukan untuk mencapai kesejahteraan bangsa. Perkembangan
IPTEK disamping bermanfaat untuk kemajuan hidup Indonesia juga memberikan dampak
negatif. Hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan IPTEK untuk menekan dampaknya
seminimal mungkin antara lain:
1. Menjaga keserasian dan keseimbangan dengan lingkungan setempat.
2. Teknologi yang akan diterapkan hendaknya betul-betul dapat mencegah
timbulnya permasalahan di tempat itu.
3. Memanfaatkan seoptimal mungkin segala sumber daya alam dan sumber daya manusia
yang ada.  
B. Hubungan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan Agama
Syariah Islam harus dijadikan standar pemanfaatan iptek. Ketentuan halal-haram
(hukum-hukum syariah islam) wajib dijadikan tolak ukur dan pemanfaatan iptek,
bagaimana pun juga bentuknya. Iptek yang boleh dimanfaatkan adalah yang telah
dihalalkan oleh syariah islam. Sedangkan Iptek yang tidak boleh dimanfaatkan adalah
yang telah diharamkan. Keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT hanya akan muncul
bila diawali dengan pemahaman ilmu pengetahuan dan pengenalan terhadap Tuhan Allah
SWT dan terhadap alam semesta sebagai tajaliyat (manifestasi) sifat-sifat
KeMahaMuliaan, Kekuasaan dan KeagunganNya.
Peran Islam dalam perkembangan iptek adalah bahwa Syariah Islam harus
dijadikan standar pemanfaatan iptek. Ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah
islam) wajib dijadikan tolak ukur dan pemanfaatan iptek, bagaimana pun juga bentuknya.
Iptek yang boleh dimanfaatkan adalah yang telah dihalalkan oleh syariah islam.
11
Sedangkan Iptek yang tidak boleh dimanfaatkan adalah yang telah diharamkan. Keimanan
dan ketaqwaan kepada Allah SWT hanya akan muncul bila diawali dengan pemahaman
ilmu pengetahuan dan pengenalan terhadap Tuhan Allah SWT dan terhadap alam semesta
sebagai tajaliyat (manifestasi) sifat-sifat KeMahaMuliaan, Kekuasaan dan KeagunganNya.
C. Hubungan Iman dan Penerapan IPTEK
Keutuhan antara iman, ilmu dan amal atau syariah dan akhlak dengan
menganalogikan dinul Islam bagaikan sebatang pohon yang baik. Ini merupakan gambaran
bahwa antara iman, ilmu dan amal merupakan suatu kesatuan yang utuh tidak dapat
dipisahkan antara satu sama lain. Iman diidentikkan dengan akar dari sebuah phon yang
menupang tegaknya ajaran Islam, ilmu bagaikan batang pohon yang mengeluarkan dahan.
Dahan dan cabang-cabang ilmu pengetahuan. Sedangkan amal ibarat buah dari pohon itu
ibarat dengan teknologi dan seni. IPTEK yang dikembangkan di atas nilai-nilai iman dan
ilmu akan menghasilkan amal shaleh bukan kerusakan alam.
D. Hasil Hasil IPTEK yang Diciptakan Manusia dalam Dunia Kedokteran/Kesehatan
1. Tahun 2001 (iPod, Hati Buatan)
Dr Kenneth Matsumura dan Alin Foundation menemukan hati buatan dengan
merancang sebuah perangkat yang menggunakan sel-sel dari hati hewan.
2. Tahun 2002 (Perangkat Kontrol Kelahiran)
Menggunakan sarung tangan kulit, Ryan Patterson, menciptakan sebuah
perangkat yang dapat mengidentifikasi gerakan tangan pemakainya dan mengirimkan
mereka secara nirkabel ke sebuah monitor genggam sebagai kata-kata.
3. Tahun 2008 (Alat Pengujian DNA Pribadi, Lensa Bionic)
Melalui kotak tes air liur DNA dapat memperkirakan link genetik Anda ke
lebih dari 90 sifat-sifat turun temurun mulai dari kebotakan smpai penyakit kronis.

12
BAB V
KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA
A. Konsep Sikap Manusia Dalam Kerukunan Antar Beragama
Konsep toleransi beragama dalam Islam bukanlah membenarkan dan mengakui
semua agama dan keyakinan yang ada saat ini, karena ini merupakan persoalan akidah dan
keimanan yang harus dijaga dengan baik oleh setiap pribadi muslim. Toleransi bukan
mengakui semua agama sama, apalagi membenarkan tata cara ibadah umat beragama lain.
Tidak ada toleransi dalam hal akidah dan ibadah. Karena sesungguhnya bagi orang Islam
agama yang diridhai di sisi Allah hanyalah Islam. Toleransi hanyalah dalam urusan
muamalah dan kehidupan sosial. Ajaran Islam yang mengungkapkan hidup damai, rukun
dan toleran, diantaranya beberapa poin di bawah ini :
1. Manusia adalah mahluk sosial yang diciptakan berbeda-beda
2. Perbedaan keyakinan tidak bisa dipungkiri.
3. Tidak ada paksaan dalam beragama.
4. Mengikuti Keteladanan Rasulullah
B. Upaya Menciptakan Kerukunan Antar Beragama
Kerukunan Hidup Umat Beragama, berarti perihal hidup rukun yaitu hidup dalam
suasana baik dan damai, tidak bertengkar; bersatu hati dan bersepakat antar umat yang
berbeda-beda agamanya; atau antara umat dalam satu agama. Dalam memantapkan
kerukunan hidup umat beragama perlu dilakukan suatu upaya-upaya yang mendorong
terjadinya kerukunan hidup umat beragama secara mantap dalam bentuk :
1. Memperkuat dasar-dasar kerukunan internal dan antar umat beragama, serta antar umat
beragama dengan pemerintah.
2. Membangun harmoni sosial dan persatuan nasional dalam bentuk upaya mendorong
dan mengarahkan seluruh umat beragama untuk hidup rukun dalam bingkai teologi
dan implementasi dalam menciptakan kebersamaan dan sikap toleransi.
3. Menciptakan suasana kehidupan beragama yang kondusif dalam rangka memantapkan
pendalaman dan penghayatan agama serta pengamalan agama yang mendukung bagi
pembinaan kerukunan hidup intern dan antar umat beragama.
4. Melakukan eksplorasi secara luas tentang pentingnya nilai-nilai kemanusiaan dari
seluruh keyakinan plural umat manusia yang fungsinya dijadikan sebagai pedoman
bersama dalam melaksanakan prinsip-prinsip berpolitik dan berinteraksi sosial satu
sama lainnya dengan memperlihatkan adanya sikap keteladanan. Dari sisi ini maka
kita dapat mengambil hikmahnya bahwa nilai-¬nilai kemanusiaan itu selalu tidak
13
formal akan mengantarkan nilai pluralitas kearah upaya selektifitas kualitas moral
seseorang dalam komunitas masyarakat mulya (Makromah), yakni komunitas
warganya memiliki kualitas ketaqwaan dan nilai-nilai solidaritas sosial.
5. Melakukan pendalaman nilai-nilai spiritual yang implementatif bagi kemanusiaan
yang mengarahkan kepada nilai-nilai Ketuhanan, agar tidak terjadi penyimpangan-
¬penyimpangan nilai-nilai sosial kemasyarakatan maupun sosial keagamaan.
6. Menempatkan cinta dan kasih dalam kehidupan umat beragama dengan cara
menghilangkan rasa saling curiga terhadap pemeluk agama lain, sehingga akan tercipta
suasana kerukunan yang manusiawi tanpa dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu.
7. Menyadari bahwa perbedaan adalah suatu realita dalam kehidupan bermasyarakat,
oleh sebab itu hendaknya hal ini dijadikan mozaik yang dapat memperindah fenomena
kehidupan beragama.
C. Sikap Sikap Toleransi Agama dan Intoleransi Antar Agama
a. Sikap Toleransi
1. Mengecilkan suara Radio/Tape/HP saat oranglain sedang beribadah
Seperti yang kita ketahui bahwa di Indonesia terdapat beberapa agama, mulai dari
agama islam, kristen, hindu, budha dan lain-lain. Jika pemeluk agama tertentu sedang
beribadah sebaiknya volume radio/tape, hp dikecilkan agar tidak mengganggu orang
tersebut saat beribadah
2. Tidak menghina dan mengejek ajaran agama orang lain
Salah satu sikap toleransi dalam kehidupan sehari hari dilingkungan yang memiliki
penganut agama yang berbeda adalah dengan tidak menghina dan mengejek.
3. Berteman dengan siapa saja meskipun berbeda agama
Dalam lingkungan sekolah dan masyarakat seringkali kita menjumpai seseorang yang
berbeda agama dengan kita, dalam kondisi tersebut sebaiknya anda tetap berteman
dengan orang tersebut meskipun anda berbeda agama
4. Menghormati perayaan keagamaan yang berbeda agama dengan kita
Setiap agama memiliki hari perayaanm saat hari perayaan agama tertentu yang berbeda
dengan agama anda maka sebaiknya anda tetap menghormati dan menghargai
perayaan agama lain tersebut.
5. Menolong orang lain meskipun berbeda agama
Sikap saling tolong menolong adalah perilaku terpuji, jangan memandang siapa yang
akan anda tolong namun sebaiknya anda selalu berusaha menolong setiap orang
meskipun berbeda agama dengan anda.
14
6. Menjaga keamanan penganut agama lain meskipun mereka minoritas
Di Indonesia agama islam merupakan agama yang memiliki penganut terbanyak atau
mayoritas, namun meskipun mayoritas kita harus tetap menjaga keamanan penganut
agama lain.
7. Silahturahmi dengan tetangga meskipun berbeda agama
Sebagai seorang tetangga yang baik maka sangatlah penting untuk senantiasa menjaga
silahturahmi, silahturahmi harus tetap dijaga meskipun kita berbeda agama
8. Tidak menghina rasa atau suku tertentu
Toleransi adalah saling menghargai, salah satu caranya adalah dengan tidak menghina
ras atau suku tertentu, karena seperti yang kita ketahui di Indonesia ada banyak rasa
tau suku, jadi sebaiknya memunculkan sikap saling menghormati terhadap sesama
meskipun berbeda suku.
9. Tidak memaksa orang lain memeluk agama yang kita yakini
Agama adalah masalah keyakinan, jadi setiap orang memiliki keyakinan berbeda
berdasarkan agama yang dipeluknya, jangan pernah memaksa orang lain memeluk
agama yang kita yakini karena itu merupakan sikap tidak baik, namun jika anda ingin
orang lain mengerti agama yang anda yakini maka sampaikan dengan baik dan bijak.
10. Tidak menghala halangi penganut agama lain dalam beribadah
Terakhir contoh sikap toleransi adalah dengan tidak menghalangu orang lain dalam
beribadah karena hal tersebut merupakan sikap yang tidak mencerminkan toleransi.
b. Sikap Intoleransi
1. Tidak menghargai dan mengejek antar umat beragama
2. Menghalangi penganut agama lain dalam beribadah
3. Menghina dan bahkan memaksa penganut agama lain untuk memeluk agama
mayoritas
4. Membeda bedakan antar umat beragama

15
BAB VI
MASYARAKAT
A. Konsep Masyarakat
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang
membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar
interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata
"masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Masyarakat adalah
sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya,
istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama
dalam satu komunitas yang teratur.
B. Partisipasi Masyarakat Muslim dan Non Muslim dalam Kegiatan Masyarakat
1. Saling membantu masyarakat di sekitar tanpa membedakan yang tertimpa musibah
2. Saling berbagi makanan kepada masyarakat sekitar
3. Saling merangkul dan mengajak masyarakat untuk melakukan kebaikan
4. Bergabung dengan organisasi dan politik di masyarakat
5. Berpastisipasi dalam membangun fasilitas yang dibutuhkan oleh masyarakat
6. Ikut melaksanakan dan menegakkan hukum yang berlaku
7. Saling mengingatkan dan mencegah untuk tidak berbuat kejahatan

16
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Burlinan, 2000. Ragam Perilaku Manusia Menurut Al-Qur’an, PT Kuala Musi
Anwar, Prof. DR. Rosihon, M.Ag, dkk. 2009. Pengantar Studi Islam. Jakarta : Pustaka Setia.
Assegaf, Abd.Rachman, 2005. Studi Islam Kontekstual, Gama Media : Yokyakarta.
Imam Ghazali, Fudhailurrahman(penterjemah), pyting (tim Sahara). 2008. Ringkasan Ihya
Ulumuddin. PT Sahara Publishers : Jakarta.
Lang, Jeffrey. 2004. Aku Beriman, maka Aku Bertanya. Jakarta : Serambi.
Mujilan, dkk. 2018. Agama Islam (membangun pribadi muslim moderat). UNIVERSITAS
INDONESIA.
Raharja, Palembang
Utang Ranunwijaya, (et al). 2007). Pustaka Pengetahuan Al-Quran, jilid 3. PT Rehal Publika
: Jakarta.
Yulia Djahir,dkk. 2010. Buku Ajar MPK Ilmu Sosial Budaya Dasar. Indralaya:UNSRI

17

Anda mungkin juga menyukai