DISUSUN
OLEH:
ALIF ALFADJRI
NIM: 2202020009
DOSEN PEMBIMBING
Dr. KHAIDIR SAIB, M.Sc
JURUSAN MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI RIAU
PEKANBARU
2022
KATA PENGANTAR
Pen
yaji
2
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Ketuhanan dalam agama Islam............................................................
B. Ketuhanan dalam agama Hindu...........................................................
C. Ketuhanan dalam agama Budha ..........................................................
D.Ketuhanan dalam agama Kristiani…………………………………….
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................
B. Saran....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................
3
A.KONSEP KETUHANAN DALAM AGAMA ISLAM
1. Pengertian
Tuhan atau Allah hakekatnya adalah cermin bagi diri manusia karena DIA
menjadikan
cermin ini sebagai jembatan antara manusia dan DIA. DIA yang sering disalah
artikan yakni
disamakan dengan Tuhan atau Allah, padahal DIA adalah ESA. Esa artinya
tidak berbilang,
tidak ternamakan, tidak terfikirkan,tidak pula terusahakan,tidak terkenali. DIA
satu-satunya
ZAT, satu-satunya yang mampu.Yang lainnya bukan zat dan tidak
berkemampuan, tidak
pernah mampu memohon/berdoa kepada DIA, dan tidak pantas DIA menerima
doa/permohonan, karena DIA adalah ABSOLUT tidak mengalami
usaha/perbuatan, tidak
mengalami proses berfikir, sehingga DIA tidak pernah terkait hubungan sebab-
akibat/perbuatan. Sebaliknya manusia adalah kumpulan USAHA/proses berfikir
dan terkait
hubungan sebab akibat dari kumpulan keinginan/pengorbanan, bukan
kemampuan dan zat
sebagaimana DIA.
Tuhan atau Allah adalah cermin yang dapat difikirkan dan dapat dirasakan, dan
mempunyai nama dan sifat yang dapat dikenali manusia sekaligus karena Allah
adalah
cermin, maka Allah adalah titik terdekat manusia dengan DIA.
4
demikian ” Dengan menyebut nama Allah (BERCERMIN) agar diberikan
kebaikan didunia
dan di akhirat”. Perkataan ‘Bismillahirrahmanirrahim’ mengandung arti ”
dengan menyebut
nama Allah (BERCERMIN) agar mendapatkan Kasih dan Sayang”. Jadi
sebenarnya
,kebaikan dunia dan akhirat, pengasih dan penyayang itu ada dalam diri
manusia sendiri.
Dengan demikian semua sifat atau perbuatan mengasihi, menyayangi, mencipta,
menguasai,
melihat, mengetahui, dsb adalah murni sifat manusia, yakni hasil fikiran yang
terkait proses
sebab akibat. Adalah salah menyatakan bahwa DIA bersifat dan berbuat, bahkan
energi/kekuatan untuk melakukan semua sifat dan perbuatan itu hanyalah DIA,
karena itu
DIA lah satu-satunya ZAT dan yang Mampu.
5
Tuhan yang haq dalam konsep al-Quran adalah Allah. Hal ini dinyatakan antara
lain
dalam surat Ali Imran ayat 62, surat Shad 35 dan 65, surat Muhammad ayat 19.
Dalam al-
quran diberitahukan pula bahwa ajaran tentang Tuhan yang diberikan kepada
Nabi sebelum
Muhammad adalah Tuhan Allah juga. Perhatikan antara lain surat Hud ayat 84
dan surat al-
Maidah ayat 72. Tuhan Allah adalah esa sebagaimana dinyatakan dalam surat
al-Ankabut
ayat 46, Thaha ayat 98, dan Shad ayat 4.
Musa menerima wahyu tauhid, Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada
Tuhan
selain Aku. Maka sembahlah Aku dan dirikanlah salat untuk mengingat Aku,
(Ta Ha [20]:13-
14) "Dan Tuhanmu Maha Kaya lagi mempunyai rahmat. Jika Dia menghendaki
niscaya Dia
memusnahkan kamu dan menggantimu dengan siapa yang dikehendaki-Nya
setelah kamu
(musnah), sebagaimana Dia telah menjadikan kamu dari keturunan orang-orang
lain." (al-
An'am [6]:133)
6
mengandung arti berbagai benda, baik abstrak (nafsu atau keinginan pribadi
maupun benda
nyata (Fir’aun atau penguasa yang dipatuhi dan dipuja). Perkataan ilah dalam
Al-Quran juga
dipakai dalam bentuk tunggal (mufrad: ilaahun), ganda (mutsanna:ilaahaini),
dan banyak
(jama’: aalihatun). Bertuhan nol atau atheisme tidak mungkin. Untuk dapat
mengerti dengan
definisi Tuhan atau Ilah yang tepat, berdasarkan logika Al-Quran sebagai
berikut:
Tuhan (ilah) ialah sesuatu yang dipentingkan (dianggap penting) oleh manusia
sedemikian rupa, sehingga manusia merelakan dirinya dikuasai oleh-Nya.
Perkataan dipentingkan hendaklah diartikan secara luas. Tercakup di dalamnya
yang
dipuja, dicintai, diagungkan, diharap-harapkan dapat memberikan kemaslahatan
atau
kegembiraan, dan termasuk pula sesuatu yang ditakuti akan mendatangkan
bahaya atau
kerugian.
Ibnu Taimiyah memberikan definisi al-ilah sebagai berikut:
Al-ilah ialah: yang dipuja dengan penuh kecintaan hati, tunduk kepada-Nya,
merendahkan diri di hadapannya, takut, dan mengharapkannya, kepadanya
tempat berpasrah
ketika berada dalam kesulitan, berdoa, dan bertawakal kepadanya untuk
kemaslahatan diri,
meminta perlindungan dari padanya, dan menimbulkan ketenangan di saat
mengingatnya dan
terpaut cinta kepadanya (M.Imaduddin, 1989:56)
Atas dasar definisi ini, Tuhan itu bisa berbentuk apa saja, yang dipentingkan
manusia.
Yang pasti, manusia tidak mungkin ateis, tidak mungkin tidak ber-Tuhan.
Berdasarkan logika
Al-Quran, setiap manusia pasti ada sesuatu yang dipertuhankannya. Dengan
begitu, orang-
orang komunis pada hakikatnya ber-Tuhan juga. Adapun Tuhan mereka ialah
ideologi atau
angan-angan (utopia) mereka.
7
B.KETUHANAN DALAM AGAMA HINDU
bersumber dari anak benua India. Agama ini merupakan lanjutan dari agama
Weda (Brahmanisme) yang merupakan kepercayaan bangsa Indo-Iran (Arya).
Agama ini diperkirakan muncul selang tahun 3102 SM hingga 1300 SM dan
merupakan agama tertua di dunia yang sedang bertahan hingga sekarang.[2][3]
Agama ini merupakan agama ketiga terbesar di dunia setelah agama Kristen dan
Islam dengan banyak umat sejumlah hampir 1 miliar jiwa.[4]
Penganut agama Hindu beberapa akbar terdapat di anak benua India. Di sini
terdapat sekitar 90% penganut agama ini. Agama ini pernah tersebar di Asia
Tenggara hingga persangkaan zaman ke-15, lebih tepatnya pada masa
keruntuhan Majapahit. Mulai masa itu agama ini digantikan oleh agama Islam
dan juga Kristen. Pada masa sekarang, mayoritas pemeluk agama Hindu di
Indonesia merupakan penduduk Bali, selain itu juga yang tersebar di pulau
Jawa,Lombok, Kalimantan (Suku Dayak Kaharingan), Sulawesi (Toraja dan
Bugis - Sidrap).
Dalam Agama Hindu berada lima kepercayaan dan kepercayaan yang dikata
dengan Pancasradha. Pancasradha merupakan kepercayaan dasar umat Hindu.
Kelima kepercayaan tersebut, yakni:
1. Widhi Tattwa - percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan segala
bidangnya
2. Atma Tattwa - percaya dengan beradanya jiwa dalam setiap makhluk
3. Karmaphala Tattwa - percaya dengan beradanya hukum sebab-akibat
dalam setiap tingkah laku
4. Punarbhava Tattwa - percaya dengan beradanya bagian lahir kembali
(reinkarnasi)
8
5. Moksa Tattwa - percaya bahwa kebahagiaan tertinggi merupakan
sasaran kesudahan manusia
-Konsep ketuhanan
Agama Hindu merupakan agama tertua di dunia dan rentang sejarahnya yang
panjang menunjukkan bahwa agama Hindu telah melewati segala petuah
ketuhanan yang pernah berada di dunia.[9] Menurut penelitian yang diterapkan
oleh para sarjana, dalam tubuh Agama Hindu terdapat beberapa konsep
ketuhanan, diantaranya henoteisme, panteisme, monisme, monoteisme,
politeisme, dan bahkan ateisme.
Monoteisme
9
Saraswati, dan lain-lainnya. Dalam Agama Hindu Dharma (khususnya di Bali),
konsep Ida Sang Hyang Widhi Wasa merupakan suatu bentuk monoteisme asli
orang Bali.
Panteisme
Dalam salah satu Kitab Hindu yakni Upanishad, konsep yang ditekankan
merupakan panteisme. Konsep tersebut mencetuskan bahwa Tuhan tidak
memiliki bentuk tertentu maupun tempat tinggal tertentu, melainkan Tuhan
berada dan menyatu pada setiap ciptaannya, dan terdapat dalam setiap benda
apapun[10], ibarat garam pada cairan laut. Dalam agama Hindu, konsep
panteisme dikata dengan istilah Wyapi Wyapaka. Kitab Upanishad dari Agama
Hindu mengatakan bahwa Tuhan memenuhi dunia semesta tanpa bentuk
tertentu, ia tidak berada di surga ataupun di dunia tertinggi namun
10
C.KETUHANAN DALAM AGAMA HINDU
11
2. Kitab Suci Agama Budha
a. Sutra Pitaka
12
D.KETUHANAN DALAM AGAMA KRISTIANI
13
Kristus telah
menyelamatkan mereka melalui kematiannya ditiang salib dan
kebangkitannya dari
kuburnya. Mereka percaya bahwa mereka telah diselamatkan dari
sebuah kebinasaan dan
pada suatu masa akan ikut dalam eksistensi Tuhan, yang ada dan
hidup dengan
sendirinya. Perdebatan ini berasal dari pemahaman apakah terkait
kristus ini sang firman
termasuk dalam suci (ranah Tuhan). Arius dan Athanasius
meletakkannya pada sisi yang
berseberangan, yaitu Athanasius pada alam suci sedangkan Arius
memilih tatanan
makhluk.
Dalam buku Sejarah Tuhan digambarkan bahwa Arius berusaha
menekankan
perbedaan esensial antara Tuhan dengan semua makhluk
ciptaanya. Dimana Tuhan
adalah yang tidak memperanakkan, abadi, tidak berawal,
kebenaran, yang memiliki
keabadian, bijak dan kuasa. Sedangkan Yohanes mengatakan
Yesus merupakan logos.
Arius menyampaikan juga bahawa logos itu yaitu Allah. Walaupun
begitu, menurutnya
Yesus bukanlah dalam pengertian hakikat, melaikan Yesus
diangkat Tuhan kestatus illahi.
Yesus tidak sama dengan manusia di sebabkan Tuhan melahirkan
atau menciptakannya
secara langsung, sedangkan terkait makhluk lainya proses di
ciptakan oleh dia. Tuhan
bisa tau bahwa logos jika jadi manusia, ia bisa patuh terhadap
Tuhan secara sempurna.
Makanya bisa di katakan yaitu Tuhan sejak awal telah
menganugerahkan kesucian ke
Yesus. Namun kesucian sang Yesus tidaklah secara alami
terhadapnya itu, melainkan
pemberian karunia datang dari Tuhan.
Sedangkan Athanasius, memiliki pandangan manusia secara
14
inheren adalah suatu
hal rapuh. Manusia berasal ada dari tiada, dan kembali ke dalam
ketiadaannya. Di
sebabkan karenanya itu saat menerenung ciptaan Tuhan, hanya
melalui cara ikut dalam
Tuhan logosnya, seorang manusia sanggup atau bisa dalam
ketiada Tuhan. Jika
logosnpun adalah mahkluk biasa, di akan pasti tidam mampu
membantu manusia dari
binasa. Sebagai mana Athanasius berfirman, dibuatkan manusia
adalah dengan tujuan kita
agan menjadi kudus.
Berdasarkan tesa di atas, mengambarkan konsep tentang Tuhan
dalam agama
Kristen, bisa dikatakan bagaimana rumitnya, karena dalam
menempatkan konsep tentang
ketuhanan terjadi berbagai pendapat yang berbeda. Dimana Arius
menapik kalau Yesus
itu adalah Tuhan. Menurutnya, ini merupakan konsep Tuhan yang
sangat
membingungkan, dimana Yesus itu juga ditempatkan sebagai
Tuhan.
Ketika diadakanya konsili Nicea pada tahun 325, konsep tentang
Tuhan yang
diterima adalah konsep yang yang dikemukakan oleh Athanasius.
Menurutnya Kristus
bukanlah sekedar makhluk atau aeon, tetapi sang pencipta dan
penebus itu adalah satu.
Pernyataan inilah yang membuat kaum kristen menjadi
kebingungan, di sebabkan apabila
ada Tuhan satu, bagaimana bisa menjaid Tuhan. Lebih jauh lagi,
perspektif dan
pernyataan Kredo Athanasius memberikan dampak banyak
pernyataan serius. Dogmatika Kristen yang merupakan sifat Allah
dibagi kepada sifat-sifat yang di
dalamnya manusia tidak ambil bagian seperti ketidak bergantungan
kepada siapapun,
ketidak berubahan, keesaan, kehadiran dimana-mana, kekekalan.
15
kemudian sifat-sifat
yang di dalamnya manusia sekedar ambil bagian seperti hikmat,
mahatahu, mahakuasa,
kesetian, keadilan, kesucian, bela kasihan dan pengasihan.
Pengakuan iman membahas
masalah tentang Allah yang tritunggal yang dalam artian Allah yang
Esa, tetapi
menyatakan dirinya dalam tiga dimensi atau cara yang berbeda.
Sebagai Tuhan Bapa,
Tuhan Anak dan Tuhan Roh Kudus. Kepercayaan dalam agama
Kristen adalah
Trinitas.Yesus Kristus adalah firman yang telah menjadi manusia,
dalam arti bahwa
firman yang telah menjadi manusia dalam manusia Yesus Kristus,
itulah sebabnya Yesus
Kristus lebih dari pada nabi. Segala sesuatu yang Tuhan hendak
katakan kepada manusia,
telah disimpulkan dalam nama Yesus Kristus dan Roh Kudus
adalah Tuhan di dalam
manusia.
Konsep Tuhan dalam agama Kristen menurut Karen Armstrong
sangat medetail,
dimana konsep trinitas yang ditawarkan penuh dengan perdebatan
yang sangat alot.
Konsep ini sulit diterima oleh orang-orang terutama orang Kristen
Barat, dikarenakan
konsep yang ditawarkan, dimana Yesus Kristus itu adalah logos,
yaitu Tuhan juga.
Didalam konsep trinitas Tuhan terdiri dari Tuhan Bapa, Tuhan Anak
dan Roh Kudus,
yang semuanya menyatu di dalam satu. Karen Armstrong
menampilkan keunggulan
16