Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

AQIDAH ISLAMIYAH DAN TUJUANNYA


Mata Kuliah : Pendidikan Agama Islam

Dosen Pengajar : DR.KHAIDIR SAIB, M.Sc

Disusun Oleh :

Silfi Anggraini
Nim :2202020072
Jurusan : S1 Manajemen

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI RIAU

2022
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa saya dapat
menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang membahas tentang “Aqidah Islamiyah
dan Tujuannya” dengan lancar. Karena berkat dan karunia-Nyalah makalah ini dapat
disusun dan diselesaikan tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan saya
pada khususnya,saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari
sempurna untuk itu saya sebagai penulis menerima saran dan kritik yang bersifat
membangun demi perbaikan kearah yang lebih baik penulisan makalah ini.

Akhir kata penulis sampaikan terimakasih.

Pekanbaru,17 Agustus 2022

Penulis

i
MAKALAH PAI SILFI ANGGRAINI
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.......................................................................................... 3
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................... 3
1.3. Tujuan....................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

Pembahasan...................................................................................................... 4

2.1.Pengertian Aqidah Islamiyah....................................................................... 4

2.2.Tujuan Aqidah Islamiyah............................................................................. 7

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan............................................................................................... 13
3.2. Saran........................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 14

ii
MAKALAH PAI SILFI ANGGRAINI
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehadiran manusia tidak terlepas dari asal usul kehidupan di alam semesta.
Manusia hakihatnya adalah makhluk ciptaan Allah SWT. Pada diri manusia terdapat
perpaduan antara sifat ketuhanan dan sifat kemakhlukan.Agama merupakan sarana
yang menjamin kelapangan dada dalam individu dan menumbuhkan ketenangan
hati pemeluknya. Agama akan memelihara manusia dari penyimpangan, kesalahan
dan menjauhkannya dari tingkah laku yang negatif. Bahkan agama akan membuat
hati manusia menjadi jernih halus dan suci.Disamping itu,agama juga merupakan
benteng pertahanan bagi generasi muda muslim dalam menghadapi berbagai aliran
sesat.

1.2. Rumusan Masalah

1. Pengertian Aqidah Islamiyah ?

2. Tujuan Aqidah Islamiyah ?

1.3.Tujuan

Selain untuk memenuhi tugas mata kuliah PAI(Pendidikan Agama Islam), tujuan
dibuatnya makalah ini adalah demi menambah wawasan tentang Aqidah Islamiyah
berserta tujuan Aqidah islamiyah,selaku umat islam kita harus mengatahui dan
mengamalkan nya sesuai yang telah di syariatkan dalam aturan Agama Islam.

3
MAKALAH PAI SILFI ANGGRAINI
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Aqidah Islamiyah


Pengertian Akidah Islam
H. Masan menjelaskan dalam buku Pendidikan Agama Islam: Akidah Akhlak,
akidah berasal dari bahasa Arab aqada-ya'qudu-aqidatan yang artinya mengikat
atau mengadakan perjanjian.
Para ulama mendefinisikan akidah sebagai sesuatu yang terikat dari hati nurani.
Adapun menurut istilah, akidah adalah suatu pokok atau dasar keyakinan yang
harus dipegang oleh orang yang mempercayainya. Sehingga, pengertian akidah
Islam adalah pokok-pokok kepercayaan yang harus diyakini kebenarannya oleh
setiap muslim dengan bersandar pada dalil-dalil naqli dan aqli.
Menurut Taofik Yusmansyah dalam buku Aqidah Akhlaq, landasan akidah Islam
adalah rukun iman, yakni beriman kepada Allah SWT, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, para utusan-Nya, hari akhir, dan kepada qada dan qadar-Nya.

Dasar-dasar Akidah Islam


Dasar-dasar akidah Islam merujuk pada Al-Qur'an dan hadits. Allah SWT banyak
menyebut dalam firman-Nya terkait pokok-pokok akidah, seperti nama-nama dan
sifat-sifat yang dimiliki-Nya, tentang malaikat, kitab-kitab Allah, hari kiamat, surga,
neraka, dan lain-lain.
Sebagaimana termaktub dalam surah Al Baqarah ayat 285. Allah SWT berfirman:
ۤ ‫هّٰلل‬
ُ ‫س ْول ُ ِب َمٓا ا ُ ْن ِزل َ ِا َل ْي ِه مِنْ َّربِّهٖ َوا ْل ُمْؤ ِم ُن ْو ۗنَ ُكل ٌّ ٰا َمنَ ِبا ِ َو َم ٰل ِٕى َكتِهٖ َو ُك ُت ِبهٖ َو ُر‬
ُ ‫سل ِۗهٖ اَل ُن َف ِّرقُ َب ْينَ اَ َح ٍد ِّمنْ ُّر‬
‫الُ ْوا‬99‫لِهٖ ۗ َو َق‬9‫س‬ َّ َ‫ٰا َمن‬
ُ ‫الر‬
٢٨٥ ‫سم ِْع َنا َواَ َط ْع َنا ُغ ْف َرا َن َك َر َّب َنا َو ِالَ ْي َك ا ْل َمصِ ْي ُر‬ َ
Artinya: "Rasul (Muhammad) beriman pada apa (Al-Qur'an) yang diturunkan
kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang mukmin. Masing-masing
beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab kitab-Nya, dan rasul-rasul-
Nya. (Mereka berkata).

4
MAKALAH PAI SILFI ANGGRAINI
"Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya." Mereka juga
berkata, "Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami, wahai Tuhan kami. Hanya
kepada-Mu tempat (kami) kembali."
Sementara itu, dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda:
"Hendaklah engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
rasul-rasul-Nya, hari akhir dan hendaklah engkau beriman kepada qadar
(ketentuan) baik dan buruk." (HR Muslim).
Lebih lanjut H. Masan menjelaskan, Al-Qur'an dan hadits merupakan dasar akidah
Islam dan pegangan serta pedoman bagi kaum muslimin. Selama berpegang
kepada keduanya, maka akan selamat dari kesesatan.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

ُ ‫س َّن َة َر‬
‫س ْولِ ِه‬ َّ ‫َت َر ْكتُ ِف ْي ُك ْم َأ ْم َر ْي ِن لَنْ َتضِ لُّ ْوا َما َت َم‬
َ ‫ ِك َت‬: ‫س ْك ُت ْم ِب ِه َما‬
ُ ‫اب هللاِ َو‬
"Telah kutinggalkan kepadamu dua pedoman, jika kamu tetap berpegang kepada
keduanya, kamu takkan tersesat selama-lamanya, yakni Kitabullah (Al-Qur'an) dan
Sunah Rasulullah." (HR Al Hakim).
Pengertian Aqidah mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita semua, dibawah ini
saya akan menguraikan pengertian agidah menurut para ahli.
Aqidah adalah bentuk masdar dari kata “aqada, yaqidu, ‘aqdan, aqidatun” yang
berarti simpulan, ikatan, sangkutan, perjanjian dan kokoh. Sedang secara teknis
aqidah berarti iman, kepercayaan dan keyakinan. Tumbuhnya kepercayaan
tentunya dalam hati, sehingga yang dimaksud aqidah adalah kepercayaan yang
mendalam yang menghujam atau simpul dalam hati.
Aqidah menurut syara’ ialah : iman yang kokoh terhadap segala sesuatu yang
disebut dalam Al Qur’an dan Hadits Shahih yang berhubungan dengan tiga sendi
Aqidah Islamiyah, yaitu :
1. Ketuhanan, meliputi sifat-sifat Allah SWT, Nama-nama-Nya yang baik dan
segala pekerjaan-Nya.
2. Kenabian, meliputi sifat-sifat Nabi, keterpeliharaan mereka dalam menyampaikan
risalah, beriman tentang kerasulan dan mukjizat yang diberikan kepada mereka
dan beriman dengan kitab-kitab yang diturunkan kepada mereka.
Alam Kebangkitan; a) Alam Rohani, membahas alam yang tidak dapat dilihat
oleh mata. b) Alam Barzah, membahas tentang kehidupan di alam kubur sampai
bangkit pada hari kiamat. c) Kehidupan di alam akhirat, meliputi tanda-tanda
kiamat, huruhara, pembalasan amal perbuatan.

5
MAKALAH PAI SILFI ANGGRAINI
Aqidah adalah suatu hal yang pokok dalam ajaran Islam, karena itu merupakan suatu
kewajiban untuk selalu berpegang teguh kepada aqidah yang benar.
Aqidah mempunyai posisi dasar yang diibaratkan sebuah bangunan yang mempunyai
pondasi yang kokoh maka bangunan itu akan berdiri tegak.

Pengertian Aqidah secara terminologi (istilah) dikemukakan oleh para ahli di


antaranya :1) Menurut Hasan al-Banna.

‫اَ ْل َع َقاِئد ه َِي اُأل ُم ْو ُر ال‬‫ص‬


َ ‫ِب اَنْ ُي‬ ُ ‫ تِى َيح‬ َ‫د ق‬ ُ ‫ن ا لَ ْي َها ن ْ َف‬
 ‫ ا َق ْل ُب َك َو َت ْط َم ِئ‬ ‫س َك‬
‫ش‬َ ‫ب َوالَ ُي َخالِ ُط ُه‬ٌ ‫از ُج ُه َر ْي‬ِ ‫ َو َت َك ونُ َيق ِْي ًنا عِ ْن َد َك الَ ُي َم‬ ‫ك‬
“Aqaid adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati, jiwa, yang
menjadi keyakinan yang tidak bercampur dengan keraguraguan”.

2) Menurut Abu Bakar Jabir Al-Jazairy


ْ‫الح‬
َ ‫ضا َيا‬ َ ‫ اَ ْل َع ِق يدَ ةُ ه َِي َم ْج ُم ْو َع ٌة مِنْ َق‬ ‫ َوال‬,‫ ق ال ِْه َد َية ا ْل ُم ْسلِ َم ُة بِا ْل َع ْق ِل‬ ‫س ْم ِع‬
ْ
‫ص‬ ِ ِ‫صدْ َرهُ َج ِاز ًما ب‬َ ‫ َوي ُث َنى َعلَ ْي َها‬,ُ‫سان َق ْل ُبه‬ َ ‫ ي ْ َق ِع ُد َعلَ ْي َها االِ ْن‬,ِ‫ َوا ْلف ِْط َوة‬ ‫حتِ َها‬,
َُ ‫ َقاطِ ًعا‬ ‫يرى ِخلَفِ َها اِن‬
‫يو‬ َُ َ‫جوهَا َوث ُبُ ْوت َُها ال‬
ْ ‫هُ َيصِ ُح‬
 
“Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum (axioma) oleh
berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. (kebenaran) itu dipatrikan oleh manusia di dalam
hati serta diyakini kesahihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak segala yang
bertentangan dengan kebenaran itu.”

Menurut Imam Al-Ghazali menyatakan, apabila Aqidah telah tumbuh pada jiwa


seorang muslim, maka tertanamlah dalam jiwanya rasa bahwa hanya Allah sajalah
yang paling berkuasa, segala wujud yang ada ini hanyalah makhluk belaka. 

Menurut Ibnu Taimiyah dalam bukunya “Aqidah al-Wasithiyah” makna aqidah dengan


suatu perkara yang harus dibenarkan dalam hati, dengannya jiwa yang menjadi tenang
sehingga jiwa itu menjadi yakin serta mantap tidak dipengaruhi oleh keraguan dan tidak
dipengaruhi oleh salah sangka.

Menurut Abdullah Azzam, aqidah adalah iman dengan semua rukun-rukunnya yang


enam(6). Berarti menurut pengertian ini, iman yaitu keyakinan atau kepercayaan akan
adanya Allah SWT,Malaikatmalaikat-Nya,Kitab-kitab-Nya,Nabi-nabi-Nya,Hari dan
Qadha dan Qadar-Nya.

6
MAKALAH PAI SILFI ANGGRAINI
Aqidah berarti pula keimanan. Keimanan menurut Muhammad Naim Yasin terdiri
dari tiga unsur :

1. Pengikraran dengan lisan 


2. Pembenaran dengan hati, dan 
3. Pengamalan dengan anggota badan.

Dari pengertian di atas diketahui bahwa iman terdiri dari ucapan (lidah, pembenaran
hati) dan amal perbuatan.
Firman Allah SWT berbunyi :

‫يع َملْ مِنَ ال‬ ْ ‫اف ُظ ْل ًما َوال ه‬


َ ْ ْ‫ َو َمن‬ )‫َض ًما (االية‬ ُ ‫ت َوه َُو ُمْؤ مِنٌ َفال َي َخ‬
ِ ‫صالحِا‬
َ

“Dan barang siapa mengerjakan amal-amal yang shaleh dan ia dalam keadaan
beriman, Maka ia tidak khawatir akan pelakuan yang tidak adil (terhadapnya) dan tidak
(pula) akan pengurangan haknya.” (QS :Thoha, 112).9.

Dari berbagai pendapat pengertian tentang aqidah, maka dapat disimpulkan bahwa
aqidah adalah suatu paham tentang sesuatu yang diyakini atau diimani oleh hati
manusia yang benar yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati, mendatangkan
ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun dengan keragu-
raguan.

Dalam pelajaran Aqidah dipelajari tentang keesaan Allah SWT, berarti pula tentang
keimanan. Keimanan kepada wujud dan keesaan Allah menjadi prinsip pokok dalam
agama Islam. Tanpa beriman orang tidak dianggap beragama.

2.2.Tujuan Aqidah Islamiyah


Tujuan Akidah Islam
Akidah Islam memiliki sejumlah tujuan, di antaranya:
Memupuk dan mengembangkan dasar ketuhanan yang ada sejak lahir.
Memelihara manusia dari kemusyrikan.
Menghindarkan diri dari pengaruh akal pikiran yang menyesatkan.
Akidah Islam harus menjadi pedoman bagi setiap muslim. Wahyuddin dkk mengatakan
dalam buku Pendidikan Agama Islam, hubungan antara akidah, syariah, dan akhlak

7
MAKALAH PAI SILFI ANGGRAINI
seperti hubungan antara akar, batang, dan buah di mana mereka saling membutuhkan
dan tidak bisa dipisahkan.

Istilah Aqidah Dirumuskan oleh Para Ulama

Kata “aqidah” sesungguhnya tidak terdapat dalam Al Quran atau Sunnah. Para ulama
menggunakan istilah ini untuk mengajarkan ilmu serta keyakinan tentang Islam. Ada
juga istilah lain yang disampaikan para ulama, yaitu:

1. Al Fiqhul Akbar

Istilah ini pertama kali digunakan Imam Abu Hanifah (150 H) dalam kitab Al Fiqhul
Akbar. Penggunaan istilah ilmu fiqih zaman dahulu mencakup ilmu agama. Baik ilmu
aqidah yang bersifat batin, maupun hukum-hukum yang sifatnya zhahir. Para ulama
menilai ilmu aqidah lebih agung dibanding ilmu cabang hukum zhahir yang merupakan
fiqhul ashghor.

2. Al Iman

Istilah ini berasal dari kata yang paling banyak disebutkan oleh Al Quran dan Hadis.
Ibnu Mandah, Ibnu Taimiyah, dan Imam Bukhori termasuk para ulama yang
menggunakan istilah dimaksud.

3. As Sunnah

As Sunnah memiliki banyak pengertian, tergantung disiplin ilmu. Menurut ilmu fiqih,
sunnah merupakan hal-hal yang jika dikerjakan mendatangkan pahala namun bila
ditinggalkan tidak masalah. Dalam ilmu ushul fiqih, as sunnah artinya sumber wahyu
kedua setelah Al Quran. Menurut ilmu hadis, sunnah adalah persamaan dari kata
aqidah.

Para ulama juga banyak menggunakan ‘As Sunnah’ sebagai kata yang bermakna sama
dengan aqidah, sekaligus sebagai lawan dari ‘Bid’ah’. Hingga kemudian kata ‘sunnah’
digunakan untuk merujuk pada aqidah. Sebab ilmu aqidah merupakan inti dari agama
Islam. Ulama yang menggunakan kata ini adalah Imam Ahmad bin Hambal dan Imam
Al Barbahaari.

4. At Tauhid

8
MAKALAH PAI SILFI ANGGRAINI
Istilah At Tauhid digunakan oleh Ibnu Khuzaimah, Imam Al Maqriizi, Dan Muhammad
bin Abdul Wahhab. Mereka menulis kitab dengan istilah tersebut untuk membahas hal-
hal terkait tauhid beserta tiga macamnya. Di sisi lain, kitab aqidah isinya lebih
komprehensif. Karena membahas tauhid, beserta iman dan rukunnya, Islam dan
rukunnya, hal gaib, kaidah yang disepakati ulama, wala dan baro, serta bantahan
terhadap aliran sesat.

5. Asy Syariah

Asy Syariah memiliki makna yang berbeda di dalam Al Quran. Ada yang bermakna
seluruh ajaran dari para nabi. Ada juga yang digunakan untuk menyebut ajaran nabi
tertentu secara khusus. Dan ada yang digunakan untuk menyebut kesamaan dakwah
seluruh nabi (tauhid). Asy Syariah kemudian berarti aqidah yang diyakini Ahlus Sunnah
Wa Jamaah. Para ulama yang menggunakan istilah ini adalah Imam Al Jurri dan Ibnu
Bathoh.

6. Ushulud Din

Ushulud Din merupakan dasar suatu bangunan agama. Istilah ini digunakan para ulama
untuk merujuk pada ilmu aqidah. Hingga kini, istilah ini masih digunakan oleh perguruan
tinggi di Arab Saudi.

Tujuan Aqidah

Bukan tanpa alasan para ulama mengajarkan aqidah. Aqidah yang kuat akan menjadi
pegangan bagi umat Islam. Tujuan aqidah sebagai pegangan berarti mencegah
kegoyahan dalam diri seseorang. Lebih rinci, mari kita pahami tujuan aqidah berikut ini.

1. Mengetahui Petunjuk dalam Hidup

Tujuan aqidah harus dimiliki seseorang adalah agar ia memiliki petunjuk dalam hidup.
Dengan aqidah, seseorang akan mengetahui tujuan hidupnya, yaitu untuk beribadah
kepada Allah. Selain itu, aqidah membuat seseorang mengetahui benar dan salah,
sehingga ia bisa meraih ridha Allah.

2. Memudahkan Diri untuk Ikhlas

Orang dengan aqidah Islam yang kuat akan mudah untuk ikhlas dalam beribadah. Ia
meyakini dan menyadari kebesaran Allah. Sehingga ibadah yang dilakukannya
ditujukan hanya untuk Allah. Ia juga tak mengharap kebaikan dari makhluk, melainkan
hanya kepada Allah.

9
MAKALAH PAI SILFI ANGGRAINI
3. Mencegah Hati Menjadi Kosong

Penyebab hati yang kosong adalah seseorang tidak mengetahui tujuan hidupnya. Jika
tujuan hidup hanya bersifat duniawi dan materialisme, maka ia tidak lagi memiliki hasrat
untuk hidup secara baik ketika tujuan tercapai. Sebaliknya, jika tujuan tersebut tidak
dicapainya, ia akan mudah menyerah dan putus asa.

Jika seseorang menjadikan ridho Allah sebagai tujuannya, ia tahu bahwa tujuan
hidupnya adalah untuk beribadah meraih ridho Allah. Ia bersemangat menjalankan
syariat Allah, dan dengan senang hati berbuat baik kepada makhluk Allah lainnya. Ia
juga tahu Allah akan memberikan balasan surga bagi orang-orang yang tekun
beribadah hanya kepada-Nya. Inilah yang akan membuat seseorang lebih optimis, dan
merasa bersemangat dalam menjalani hidupnya.

4. Menguatkan Iman dan Islam

Aqidah adalah dasar keimanan seseorang. Tujuannya, sebagai penguat keimanan dan
ke-Islaman seseorang. Jika seseorang memiliki aqidah yang kuat, ia akan memahami
siapa Tuhan-Nya, mengenal Rasulullah, mengetahui perkara gaib, dan mengetahui apa
yang harus dilakukannya saat menjalani hidupnya.

Karena itu, banyak lembaga pendidikan atau sekolah yang mengajarkan aqidah kepada
anak-anak sejak dini. Mereka diajak untuk mengenal Allah, Rasulullah dan para nabi
lainnya, mempelajari Al Quran, dan sebagainya. Tujuan mempelajari aqidah sejak dini
adalah agar aqidah tertanam dengan baik di dalam hati dan benak anak-anak hingga
mereka dewasa.

5. Membentuk Diri Menjadi Insan yang Taqwa

Jika aqidah seseorang sudah baik, ia akan mengenali Allah sebagai Tuhannya. Ia akan
mengetahui kebesaran dan kekuasaan Allah, sehingga timbul rasa cinta, sekaligus rasa
tunduk, pasrah, dan takut akan murka-Nya. Karena itu tujuan aqidah adalah menuntun
seseorang agar menjadi pribadi yang taqwa.

10
MAKALAH PAI SILFI ANGGRAINI
Dengan ketaqwaan yang dimiliki, maka kehidupan di dunia akan lebih mudah.
Sebagaimana janji Allah, “Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan
orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS.An Nahl: 128).

Akidah Islam mempunyai banyak tujuan yang baik yang harus dipegangi yaitu:
1. Untuk mengikhlaskan niat dan ibadah kepada Allah swt satu-satunya. Karena Dia
adalah Pencipta yang tidaka da sekutu bagiNya maka tujuan dari ibadah haruslah
diperuntukkan kepada Nya satu-satunya.
2. Membebaskan akal dan pikiran dari kekacauan yang timbul dari kosongnya hati dari
akidah. Karena orang yang hatinya kosong dari akidah ini, adakalanya kosong
hatinya dari setiap akidah serta menyembah materi yang dapat diindera saja dan
adakalanya terjatuh pada berbagai kesesatan akidah dan khurafat.
3. Ketenangan jiwa dan pikiran, tidak cemas dalam jiwa dan tidak goncang dalam
pikjiran. Karena akidah ini akan menghubungkan orang mukmin dengan
Penciptanya lalu rela bahwa Dia sebagai Tuhan yang mengatur, Hakimm yang
Membuat tasyri’. Oleh karena itu hatinya menerima takdir, dadanya lapang untuk
menyerah lalu tidak mencari pengganti yang lain.
4. Meluruskan tujuan dan perbuatan dari penyelewengan dalam beribadah kepada Allah
dan bermuamalah dengan orang lain. Karena diantara dasar akidah ini adalah
mengimani para rasul yang mengandung mengikuti jalan mereka yang lurus dalam
tujuan dan perbuatan.
5. Bersungguh-sungguh dalam segala sesuatu dengan tidak menghilangkan
kesempatan beramal baik kecuali digunakannya dengan mengharap pahala serta
tidak melihat tempat dosa kecuali menjauhinya dengan rasa takut dari siksa. Karena
diantara dasar akidah ini adalah mengimani kebangkitan serta balasan terhadap
seluruh perbuatan.
“Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (sesuai) dengan yang
dikerjakkannya. Dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.”
(Al An’am 132).

11
MAKALAH PAI SILFI ANGGRAINI
Nabi Muhammad saw juga mengimbau untuk tujuan ini dlam sabdanya:
“Orang mu’min yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Alalh daripada orang
mu’min yang lemah. Dan pada masing-masing terdapat kebaikan. Bersemangatlah
terhadap sesuatu yang bermanfaat bagimu serta mohonlah pertolongan Allah dan
janganlah lemah. Jika engkau ditimpa sesuatu, maka janganlah engkau mengatakan :
“Seandainya aku kerjakan begini dan begitu. Akan tetapi katakanlah: Itu takdir Allah
dan apa yang Dia kehendaki Dia lakukan. Sesungguhnya mengandai-andai itu
membuka perbuatan syaitan.” (HR Muslim).

6. Menciptakan umat yang kuat yang mengerahkan segala yang mahal maupun yang
murah untuk enegakkan agamanya serta memperkuat tiang penyanggahnya tanpa
perduli apa yang akan terjadi utnuk menempuh jalan itu.
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman
kepada Alah dan RasulNya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad
dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yng benar.”
(Al Hujurat 15)
7. Meraih kebahagiaan dunia dan akhirat dengan memperbaiki individu-individu maupun
kelompok-kelompok serta meraih pahala dan kemuliaan.
“Barangsiapa yang mengerjakan amal yang baik, baik lelaku maupun wanita dalam
keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang
baik dan sesungguhnya kan Kami beri alasan kepada mereka dengan pahala yang
lebih baik dari apa yang mereka teleh kerjakan.” (An Nahl 97).
Inilah sebagian dari tujuan akidah Islam. Kami mengharap agar Allah
merealisasikannya kepada kami dan seluruh ummat Islam.

12
MAKALAH PAI SILFI ANGGRAINI
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Makalah adalah salah satu jenis karya tulis ilmiah yang membahas satu
permasalahan tertentu sebagai haril kajian pustaka ataupun kajian lapangan.
Makalah disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas tertentu (tugas akademik
maupun tugas non akademik). Sistematika pembuatan makalah yaitu bagian awal,
bagian isi dan bagian penutup. Dan buku adalah kumpulan kertas atau bahan lain
yang dijilid menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar.
Hubungan antara membaca dan menulis antara dengan menulis pada dasarnya
adalah hubungan pembaca dan penulis yang saling keterkaitan dan saling
membutuhkan. Tugas penulis adalah mengatur atau menggerakan suatu proses
yang mengakibatkan suatu perubahan tertentu dalam bayangan atau kesan
membaca.

3.2. Saran
Tulisan hanyalah bersifat pendahuluan. Untuk itu perlu dilakukan penyempurnaan
oleh semua pihak yang berkecimpung dalam bidang akademik. Penulis Menyadari
bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih
fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber -
sumber yang lebih banyak yang tentu nya dapat di pertanggung jawabkan.Untuk
saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi
terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan. Untuk bagian
terakhir dari makalah adalah daftar pustaka.

13
MAKALAH PAI SILFI ANGGRAINI
DAFTAR PUSTAKA

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6212968/pengertian-akidah-islam-dasar-
dasar-dan-tujuannya
https://wahdah.or.id/tujuan-akidah-islam-aqidah-8/
https://umma.id/post/tujuan-aqidah-ternyata-tujuan-hidup-anda-823592?lang=id

14
MAKALAH PAI SILFI ANGGRAINI

Anda mungkin juga menyukai