Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

IMAN

Disusun oleh:

Kelompok 1

Hidayat S. A22123110

Airren Baitul Ilmi A22123107

Nazla Syaqila A22123060

Dosen Pengampu:

Muhammad Ahmad Rahmatullah, S.Hi.,M.H

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2023
Daftar isi

Kata pengantar.............................................................................
Bab l Pendahuluan ......................................................................
1.1.Latar belakang..........................................................................................

1.2.Rumusan masalah.....................................................................................

1.3.Tujuan.......................................................................................................

Bab ll Pembahasan.......................................................................
2.1.Pengertian iman........................................................................................

2.2.Rukun iman..............................................................................................

2.3.Proses terbentuknya iman ........................................................................

2.4.Ciri-ciri orang beriman.............................................................................

2.5.Konsep iman.............................................................................................

Bab lll Penutup..............................................................................


3.1.Simpulan....................................................................................................

Daftar pustaka................................................................................................
PENDAHULUAN
BAB 1
1.1.Latar Belakang

Islam merupakan agama terakhir yang diturunkan oleh Allah SWT untuk umat manusia, melalui nabi
Muhammad SAW. Bisa kita lihat diciptakannya alam semesta beserta isinya merupakan suatu
keajaiban yang hanya bisa diciptakan oleh Allah SWT. Maka dari itu sudah tidak bisa kita ragukan
kembali tentang keberadaan Allah Tuhan sang Pencipta alam. Keyakinan kita terhadap keberadaan
Allah SWT harus dibentengi dengan iman yang kuat, dimaksudkan yaitu iman kepada Allah SWT. Kita
harus yakin dengan sepenuh hati bahwa keberadaan Allah SWT itu benar benar nyata. Bukan hanya
tentang keberadaan tetapi kita juga harus meyakini sifat sifat Allah yang biasa kita kenal dengan
Asmaul Husna. Di dalam salah satu kaidah ilmu Tauhid kita membahas tentang hakikat iman kepada
Allah SWT, yang didasari Al-Quran dan Hadits. Sebagai umat yang menganut agama Islam kita harus
yakin, tapi bukan sekedar yakin tetapi harus menerapkan dalam tingkah laku dalam kehidupan
sehari-hari.

1.2. Rumusan masalah

1.apa pengertian iman?

2.apa itu rukun iman?

3.Bagaimana proses terbentuknya iman?

4.Bagaimana ciri-ciri orang beriman?

5.apa itu konsep iman?

1.3.Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian iman

2.Untuk mengetahui rukun iman

3.Untuk mengetahui proses terbentuknya iman

4.Untuk mengetahui ciri-ciri orang beriman

5.Untuk mengetahui konsep iman


Kata pengantar
Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa,yang telah memberikan Rahmat dan
hidayah -Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul”IMAN” Tugas ini
merupakan salah satu syarat penilaian matkul Pendidikan Agama islam.kami mengucapkan terima
kasih kepada dosen pengampu dan juga teman teman yang telah memberikan masukan sehingga
tugas ini dapat terselesaikan dengan baik.

Kami berharap makalah ini membawa manfaat bagi pembaca,kami juga meminta maaf jika ada
kesalahan dalam makalah ini baik secara tulisan maupun secara penyampaian.
BAB ll
PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Iman
iman secara bahasa adalah percaya dan membenarkan. Iman sendiri dalam bahasa arab berarti
kan aman, damai, tenteram. Kata iman dalam bahasa arab tersusun dari tiga huruf (hamzah, mim,
nun), Iman itu sendiri mempunyaiarti membenarkan atau mempercayai, (at-tasdiq) yang
merupakan lawan dari kata Al-Kufr Sedangkan secara terminologi atau dalam istilah syar’i Para
ulama tafsir mempunyai pendapat yang beragam tentang pengertian iman, diantara sebagai
berikut:

1. Menurut Imam Malik, Asy Syafi’i, Ahmad, Al Auza’i, Ishaq bin Rahawaih, iman merupakan
pembenaran dengan hati, pengakuan dengan lisan, dan amalan dengan anggota badan. Para
ulama salaf menjadikan amal termasuk unsur keimanan.

2. Menurut Muhammad Nawawi Al-Jawi seorang ulama besar dari Indonesia berkata, Iman adalah
mereka yang percaya dengan segenap hati mereka. Tidak sepeti orang-orang yang berkata namun
tidak sesuai dengan hati mereka.

3. Imam Al-Baidhawi pernah berkata bahwa Iman secara bahasa merupakan ungkapan tentang
membenarkan sesuatu. Kata iman diambil dari kata al-amn, seperti bahwasanya orang yang
Membenarkan sesuatu, maka dia akan mengamankan hal yang diyakini kebenarannya itu dari
Pendust

2.2.Rukun Iman
Arti rukun iman menurut bahasa adalah pilar-pilar yang menyangga iman seorang muslim. Dengan
meyakini rukun-rukun tersebut, maka tegaklah iman seorang muslim. Beberapa ulama
menyimpulkan rukun iman berjumlah enam rukun, seperti dalam sebuah hadist yang diriwayatkan
oleh Imam Muslim, rukun iman disebutkan sebagai berikut:

“Maka kabarkan padaku tentang iman, Rasulullah bersabda: Iman adalah bahwa kamu beriman
kepada Allah dan malaikatNya, segala kitabNya, dan RasulNya dan hari akhirat serta kamu beriman
dengan qadar baik dan buruk.”

(H.R. Imam Muslim)

Sebagai umat muslim, wajib mengetahuinya yang terdiri dari enam, yaitu iman kepada Allah SWT,
iman kepada Malaikat, iman kepada Kitab Allah SWT, iman kepada Nabi dan Rasul, iman kepada
hari Kiamat, terakhir iman kepada Qada dan Qadar.

 Iman Kepada Allah SWT

Iman kepada Allah merupakan rukun iman pertama dan paling utama dalam Islam. Umat muslim
haruslah terlebih dahulu mengenal bahwa tiada Tuhan kecuali Allah. Menurut Syaikh Muhammad
bin Ibrahim bin Abdullah At Tuwaijiri, untuk mengimani tersebut bisa terwujud dalam empat
perkara berikut:

1. Iman Terhadap Keberadaan (wujud) Allah subhanahu wa ta’ala

2. Iman bahwa Allah adalah Tuhan yang Tidak Ada Sekutu Bagi-Nya

3. Beriman dengan Uluhiyyah Allah subhanahu wa ta’ala

4. Beriman dengan Asma’ (nama-nama) dan sifat-sifat Allah subhanahu wa ta’ala

 Iman Kepada Malaikat

Yang kedua adalah beriman kepada malaikat-malaikat utusan Allah SWT. Makna dari beriman
kepada para malaikat adalah untuk mengimani atau meyakini bahwa Allah SWT telah menciptakan
para malaikat dalam keadaan berikut:

1. Malaikat bukanlah laki-laki ataupun perempuan

2. Tidak makan dan minum

3. Malaikat tidak tidur

4. Tidak menikah dan tidak memiliki nafsu

5. Malaikat adalah makhluk yang mulia.

Jumlah malaikat Allah tidak terhitung banyaknya. Namun, ada 10 malaikat yang wajib diketahui
oleh seorang muslim, yaitu malaikat Jibril (menyampaikan wahyu), mikail (menyampaikan rezeki),
Israfil (peniup sangkakala), Izrail (pencabut nyawa), Munkar Nakir (penanya ruh di alam barzah),
Raqib Atid (pencatat amal manusia), Malik (penjaga pintu neraka) dan Ridwan (penjaga pintu
surga).

 Iman Kepada Kitab-Kitab Allah

Yang ketiga adalah percaya kepada kitab-kitab-Nya. Beriman di sini bermakna meyakini dan
percaya bahwa Allah telah menurunkan wahyu (kitab suci) melalui malaikat Jibril kepada para
rasul untuk disampaikan kepada umat yang berisi petunjuk dan pedoman hidup bagi hamba-
hamba-Nya.

Jumlah kitab yang Allah SWT telah turunkan berjumlah empat kitab. Keempat kitab tersebut
adalah Al Quran (diturunkan untuk Nabi Muhammad SAW), Injil (diturunkan untuk Nabi Isa),
Taurat (diturunkan untuk Nabi Musa) dan Zabur (diturunkan untuk Nabi Daud).
 Iman Kepada Nabi dan Rasul-Nya

Yang keempat adalah Iman kepada nabi dan Rasul Allah SWT. Artinya setiap muslim meyakini
bahwa para nabi dan rasul adalah utusan Allah untuk menyampaikan wahyu-Nya. Adapun
perbedaan nabi dan rasul adalah seorang nabi belum tentu rasul sementara seorang rasul sudah
pasti seorang nabi.

Jumlah keseluruhan nabi menurut satu riwayat adalah 124.000 Nabi. Sementara para Rasul
keseluruhan berjumlah 313 orang. Dari sekian banyak Nabi dan Rasul Allah SWT, yang wajib kita
ketahui hanya 25 saja. Berikut daftar ke-25 Nabi dan Rasul yang wajib kita ketahui tersebut:

Adam as, Idris as, Nuh as, Hud as, Shaleh as, Ibrahim as, Luth as, Ismail as, Ishak as, Ya`qub as,
Yusuf as, Ayub as, Syu`ib as, Musa as, Harun as, Zulkifli as, Daud as, Sulaiman as, Ilyas as, Ilyasa` as,
Yunus as, Zakaria as, Yahya as, Isa as, Muhammad SAW

 Iman Kepada Hari Kiamat

Suatu saat nanti, seluruh alam semesta akan hancur dan tergantikan dengan kehidupan yang kekal
(akhirat). Meyakini hal tersebut merupakan iman terhadap hari kiamat. Peristiwa hari kiamat akan
membinasakan seluruh semesta berserta isinya. Peristiwa tersebut terjadi dalam dua fase, yakni
kiamat sugro (kecil) dan kiamat kubro (besar).Kiamat sugro adalah terjadinya kejadian hancurnya
jagat raya dengan skala yang kecil. Misalnya adalah bencana alam seperti tsunami, gempa bumi,
gunung meletus, banjir sebagainya

Kiamat kubro adalah kiamat yang sesungguhnya, yaitu proses hancurnya alam semesta beserta
seluruh penghuninya. Kiamat kubro ini merupakan salah satu tanda dimulainya kehidupan akhirat.
Dengan demikian, manusia akan mulai ditimbang dan dipertanggungjawabkan segala amalnya di
dunia. Tanda-tanda hari kiamat kubro ini adalah munculnya Dajjal, turunnya Yakjuj dan Makjuj,
terbitnya matahari dari barat dan lain-lain.

Berikut adalah beberapa ayat dalam Al-Qur’an yang menandakan dahsyatnya peristiwa kiamat:

1. Bumi digoncangkan sekuat kuatnya hingga mengeluar kan isi yang dikandungnya

Apabila bumi diguncangkan dengan guncangan yang dahsyat, bumi mengeluarkan isi perutnya

(QS. Al- Zalzalah : 1–2)

2.Matahari di gulung, bintang-bintang berjatuhan dan laut meluap.

Apabila langit terbelah, apabila bintang-bintang jatuh berserakan, apabila lautan diluapkan,

(QS. Al- Infithor : 1– 3

3.Gunung-gunung kemudian pecah berterbangan menjadi pasir.

Apabila sangkakala ditiup dengan sekali tiupan, dan bumi serta gunung-gunung diangkat lalu
dibenturkan dengan sekali benturan,(QS. Al- Haqqah : 13-14)
4.Manusia tidak dapat menolong manusia lainnya, bahkan seorang ayah terhadap anaknya sendiri.

Wahai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutlah akan hari yang (ketika itu) seorang
bapak tidak dapat membela anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) membela bapaknya
sedikit pun! Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kamu diperdaya
oleh kehidupan dunia dan jangan sampai karena (kebaikan-kebaikan) Allah kamu diperdaya oleh
penipu.(QS. Lukman : 33)

 Iman Kepada Qadha dan Qodhar

Rukun iman yang terakhir adalah beriman kepada qadha dan qodhar. Sebagai seorang mukmin,
kita harus mengakui dan meyakini bahwa setiap hal yang terjadi di dunia ini atas izin Allah. Kita
harus menerima dengan lapang dada semua ketentuan-Nya, baik yang bagi kita baik ataupun
kurang baik.Namun, Allah lah yang tahu, mana yang terbaik untuk kita. Oleh karena itu, kita harus
tetap berbaik sangka pada-Nya dan tetap melakukan yang terbaik sebagaimana yang Allah
perintahkan untuk kita semua.

Qadha maknanya adalah sesuatu yang telah ditetapkan Allah pada makhluk-Nya, baik berupa
penciptaan, peniadaan, maupun perubahan terhadap sesuatu. Sedangkan qodar maknanya adalah
sesuatu yang telah ditentukan Allah sejak zaman azali. Dengan demikian qodar ada lebih dulu
kemudian disusul dengan qadha.Demikian adalah keenam rukun iman dalam Islam. Semoga
dengan mempelajari dan terus memaknai keenam perkara tersebut, umat Islam senantiasa berada
dalam naungan iman hingga kelak Allah panggil kembali di sisi-Nya.

2.3.Proses terbentuknya Iman


Benih iman yang dibawa sejak dalam kandungan memerlukan pemupukan yang
berkesinambungan. Benih yang unggul apabila disertai pemeliharaan yang intensif, besar
kemungkinan menjadi punah. Demikian halnya dengan benih Iman. Berbagai pengaruh terhadap
seseorang akan mengarahkan iman/kepribadian seseorang baik dari lingkungan keluarga,
masyarakat, pendidikan dan lain lain.

Pada dasarnya, proses pembentukan iman, diawali dengan proses perkenalan, kemudian
meningkat menjadi senang atau benci. Mengenal ajaran Allah adalah langkah awal dalam
mencapai iman kepada Allah. Jika seseorang tidak mengenal ajaran Allah maka orang tersebut

tidak mungkin beriman kepada Allah. Disamping proses pengenalan, proses pembiasaan juga perlu
diperhatikan, karena tanpa pembiasaan, seseorang bisa saja seorang yang benci menjadi senang.
Seorang anak harus dibiasakan terhadap apa yang diperintahkan Allah dan menjahui larangan
Allah agar kelak nanti terampil melaksanakan ajaran Allah. Berbuat sesuatu secara fisik adalah
satu bentuk tingkah laku yang mudah dilihat dan diukur. Tetapi tingkah laku tidak terdiri dari
perbuatan yang nampak saja. Di dalamnya tercakup juga sikap-sikap mental yang tidak terlalu
mudah ditanggapi kecuali secara langsung (misalnya , melalui ucapan atau perbuatan yang diduga
dapat menggambarkan sikap sikap mental tersebut). Terdapat 5 prinsip dalam proses penanaman
iman, yaitu :
1. Prinsip pembinaan berkesinambungan

Proses pembentukan iman adalah suatu proses yang penting, terus menerus, dan tidak
berkesudahan. Belajar adalah suatu proses yang memungkinkan orang semakin lama semakin
mampu bersikap selektif. Implikasinya ialah diperlukan motivasi sejak kecil dan berlangsung
seumur hidup. Oleh karena itu penting mengarahkan proses motivasi agar membuat tingkah laku
lebih terarah dan selektif menghadapi nilai-nilai hidup yang patut diterima atau yang seharusnya
ditolak.

2. Prinsip internalisasi dan individuasi

Suatu nilai hidup antara lain iman dapat lebih mantap terjelma dalam bentuk tingkah laku
tertentu, apabila anak didik diberi kesempatan untuk menghayatinya melalui suatu peristiwa
internalisasi (yakni usaha menerima nilai sebagai bagian dari sikap mentalnya) dan individuasi
(yakni menempatkan nilai serasi dengan sifat kepribadiannya). Melalui pengalaman penghayatan
pribadi, ia bergerak menuju satu penjelmaan dan perwujudan nilai dalam diri manusia secara lebih
wajar dan “amaliah”, dibandingkan bilamana nilai itu langsung diperkenalkan dalam bentuk
“utuh”, yakni bilamana nilai tersebut langsung ditanamkan kepada anak didik sebagai suatu
produk akhir semata mata. Prinsip ini menekankan pentingnya mempelajari iman sebagai proses
(internalisasi dan individuasi). Implikasi metodologinya ialah bahwa pendekatan untuk
membentuk tingkah laku yang mewujudkan nilai-nilai iman tidak dapat hanya mengutamakan
nilai-nilai itu dalam bentuk jadi, tetapi juga harus mementingkan proses dan cara pengenalan nilai
hidup tersebut. Dari sudut anak didik, hal ini bahwa seyogianya anak didik mendapat kesempatan
sebaik-baiknya mengalami proses tersebut sebagai peristiwa pengalaman pribadi, agar melalui
pengalaman-pengalaman itu terjadi kristalisasi nilai iman.

3. Prinsip sosialisasi

Pada umumnya nilai-nilai hidup bru benar-benar mempunyai arti apabila telah memperoleh
dimensi sosial. Oleh karena itu suatu bentuk tingkah laku terpola baru teruji secara tuntas
bilamana sudah diterima secara sosial. Implikasi metodologinya ialah bahwa usaha pembentukan
tingkah laku mewujudkan nilai iman hendaknya tidak diukur keberhasilannya terbatas pada
tingkat individual (yaitu hanya dengan memperhatikan kemampuan seseorang dalam
kedudukannya sebagai individu), tetapi perlu mengutamakan penilaian dalam kaitan kehidupan
interaksi sosial (proses sosialisasi) orang tersebut. Pada tingkat akhir harus terjadi

proses sosialisasi tingkah laku, sebagai kelengkapan proses individuasi, karena nilai iman yang
diwujudkan ke dalam tingkah laku selalu mempunyai dimensi sosial.

4. Prinsip konsistensi dan koherensi

Nilai iman lebih mudah tumbuh terakselerasi, apabila sejak semula ditangani secara konsisten,
yaitu secara tetap dan konsekuen, serta secara koheren, yaitu
5. Prinsip integrasi

Hakikat kehidupan sebagai totalitas, senantiasa menghadapkan setiap orang pada problematik
kehidupan yang menuntut pendekatan yang luas dan menyeluruh. Jarang sekali fenomena
kehidupan yang berdiri sendiri. Begitu pula dengan setiap bentuk nilai hidup yang berdimensi
sosial. Oleh karena itu tingkah laku yang dihubungkan dengan nilai iman tidak dapat dibentuk
terpisah-pisah. Makin integral pendekatan seseorang terhadap kehidupan, makin fungsional pula
hubungan setiap bentuk tingkah laku yang berhubungan dengan nilai iman yang dipelajari.
Implikasi metodologinya ialah agar nilai iman hendaknya dapat dipelajari seseorang tidak sebagai
ilmu dan keterampilan tingkah laku yang terpisah-pisah, tetapi melalui pendekatan yang integratif,
dalam kaitan problematik kehidupan yang nyata.

2.4.Ciri-Ciri Orang Beriman

Setelah mengetahui arti orang beriman dan keutamaan menjadi orang yang beriman yakni
golongan penghuni surga. Lantas bagaimana ciri ciri orang beriman, berikut ciri-cirinya:

1. Bila disebut nama Allah begetar hatinya

Dalam surah al-Anfal ayat 2 ini menerangkan ketika disebut nama Allah Swt, maka begetar
hatinya.

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah
hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan
hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.”

1. Selalu bertaubat

Sesungguhnya setiap orang memiliki salah yang tidak diketahui ada salah yang diketahui.
Tentunya, dalam hal ini sebaik-baik orang yang bersalah atau berdosa yakni kembali kepada Allah
dengan cara taubat.

2. Senantiasa menjalankan shalat

Shalat merupakan salah satu sarana yang paling utama dalam hubungan antara manusia dengan
Allah SWT. Shalat juga merupakan sarana komunikasi bagi jiwa manusia dengan Allah swt. Shalat
juga mempunyai kedudukan yang sangat penting dan mendasar dalam Islam, yang tidak bisa
disejajarkan dengan ibadah-ibadah yang lain.

3. Berzikir

Tujuan dari zikir adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, meningkatkan kesadaran diri
dan keimanan, serta menguatkan hati dan pikiran. Zikir dapat dilakukan dengan berbagai macam
doa atau kalimat-kalimat tertentu yang mengandung pujian atau permohonan kepada Allah SWT,
seperti “Subhanallah” (Maha Suci Allah), “Alhamdulillah” (Segala puji bagi Allah), atau

“La ilaha illallah” (Tiada Tuhan selain Allah).


4. Sabar

Sabar adalah salah satu keutamaan hidup terbaik dalam Islam. Melalui sabar, muslim percaya
bahwa seorang individu dapat tumbuh lebih dekat dengan Tuhan dan dengan demikian mencapai
kedamaian sejati. Ditegaskan pula dalam Islam, bahwa Allah beserta orang-orang yang sabar, lebih
khusus lagi dalam musibah dan penderitaan.

5. Besyukur

Setelah sabar orang yang beriman itu senantiasa bersyukur.Bersyukur adalah sebuah ungkapan
rasa atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT dan bisa dilakukan dengan cara
mengucapkan atau mengingat asma Allah dalam hati. Bersyukur merupakan salah satu rasa yang
bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan bisa memberikan manfaat untuk diri sendiri.

6. Memuliakan anak yatim

Dalam Islam, menyantuni anak yatim merupakan amalan yang sangat mulia dan dianjurkan. Selain
mendapatkan keberkahan dari Allah SWT, menyantuni anak yatim juga dapat membantu
mengurangi beban hidup mereka dan memberikan harapan serta kebahagiaan bagi mereka.

Sebagaimana Allah Swt berfirman dalam surah An-Nisaa ayat 36:

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat
baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin,
tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,”

7. Membaca Al-Quran

Mendengarkan dan membacakan al-Quran termasuk ciri ciri orang yang beriman. Sebab
keutamaan mendengarkan bacaan Al-Quran akan menambah iman kepada Allah Swt.

8. Beramal saleh

Beramal saleh adalah perbuatan yang sungguh- sungguh dalam menjalankan ibadah atau
menunaikan kewajiban agama. Contoh menjalankan ibadah seperti salat , puasa, dan haji. Contoh
menunaikan kewajiban agama seperti berbuat baik terhadap sesama manusia. Didalam Amal
saleh terdapat amal ibadah dan juga amal jariyah

9. Ikhlas

Ikhlas mengajarkan umat Islam tentang artinya merelakan dan menerima, khususnya apa yang
sudah digaris takdirkan oleh Allah SWT. Sifat ini tergolong sifat yang juga disukai oleh Allah apabila
dilakukan oleh hamba-Nya.Dengan memiliki sifat ikhlas maka seseorang akan jarang mengeluh
atas seberapa besar nikmat yang telah diturunkan kepada dia. Sifat ikhlas ini sangatlah penting
karena juga sudah tertuang dalam banyak ayat Al-Quran.

10. Amanah

Amanah artinya segala sesuatu yang diwajibkan Allah SWT kepada manusia. Dikatakan juga bahwa
amanah adalah titipan yang dipercayakan kepada manusia.Definisi amanah mencakup lingkup
yang luas, tidak hanya dalam agama, tetapi juga kehormatan, harta, badan, ilmu pengetahuan,
rahasia, pancaindra, dan masih banyak lagi.Amanah adalah sesuatu titipan yang benar-benar
harus dijaga dan tidak boleh diingkari. Terlebih amanah yang diberikan Allah SWT kepada manusia,
yakni tugas keagamaan.Allah SWT memberikan amanah keagamaan seperti dalam rukun Islam,
agar bisa dilaksanakan oleh hamba-hambaNya. Tetapi banyak dari mereka tidak bisa menjalankan
tugasnya, mereka yang lalai juga lengah darinya. Padahal manusia telah menyanggupi bahwa
mereka akan mengemban amanah dariNya.Saking besarnya amanah yang Allah SWT beri kepada
manusia, bahkan diilustrasikan bahwa langit, bumi, dan gunung pun tak mampu mengembannya.

2.5.Konsep iman
Iman adalah konsep fundamental dalam Islam yang mengacu pada keyakinan dan kepercayaan
seseorang kepada Allah, para nabi, kitab suci, dan prinsip-prinsip iman lainnya.Dalam bahasa Arab,
kata “iman” berarti keyakinan.Menurut ajaran Islam, ada enam rukun iman yang wajib diyakini oleh
setiap umat Islam yang dikenal dengan “Rukun Iman”.Pilar-pilar tersebut adalah:

 Iman kepada Allah sebagai Tuhan Yang Maha Esa.


 Iman kepada malaikat Allah.
 Iman terhadap kitab suci Allah,termasuk Al-Quran.
 Kepercayaan kepada nabi-nabi Allah, termasuk Muhammad sebagai nabi terakhir.
 Kepercayaan terhadap hari kiamat dan akhirat.
 Kepercayaan terhadap takdir dan takdir yang ditentukan oleh Allah.

Selain enam rukun iman, ada berbagai tingkatan iman yang dapat dicapai seseorang. Menurut
sebagian ulama, iman dapat dikategorikan menjadi lima tingkatan: Muslim, Mukmin, Muhsin,
Mukhlis, dan Muttaqin.Tingkatan ini mengacu pada derajat keimanan dan ketaqwaan seseorang
kepada Allah.Secara keseluruhan, iman adalah konsep sentral dalam Islam yang mencakup keyakinan
dan kepercayaan seseorang kepada Allah dan prinsip-prinsip iman,Ini adalah aspek mendasar dari
kehidupan seorang Muslim dan tercermin dalam tindakan dan perbuatan mereka.

Bab lll
Penutup
3.1.Kesimpulan
Sebagai umat yang meyakini ajaran Islam sebagai tuntunan kita diMenurut dunia, maka
sudah menjadi hukum wajib bahwa kita harus beriman kepada Allah SWT Tuhan sang
pencinta alam semesta. Kepercayaan bahwa Allah itu benar ada harus tertanam pada hati
seorang muslim, dengan keteguhan hati meyakini bahwa Allah itu ada maka akan menjadi
suatu hal yang membuat kita sadar betapa Kuasa nya Allah terhadap seluruh makhluk
ciptaannya.
Iman kepada Allah SWT bukan berarti sekedar percaya akan keberadaan nya saja,
melainkan kita harus menunjukkan sikap sebagai umat yang beriman, berkata dengan tutur
kata yang baik karna pada dasarnya iman menuntun kita kepada jalan kebaikan.
Manusia sebagai umat yang diciptakan paling sempurna dimuka bumi ini, karana
dibekali dengan akal dan pikiran. Sebagai umat yang sempurna pasti kita sadar bahwa alam
semesta dan isinya tidak mungkin ada tanpa sang pencipta, dansebagai umat yang memeluk
agama Islam kita wajib yakin bahwa semua itu adalahciptaan Allah SWT yang senantiasa
dititipkan kepada kita umatnya.
Daftar pustaka
Barisan.co,Https://. jogjakota.go.id,https://m.mediaindonesia.com/humaniora/538302/ini-
pengertian-iman-secara-bahasa-dan-menurut-ulama,https://mediaindonesia.com/humaniora/
538302/ini-pengertian-iman-secara-bahasa-dan-menurut-ulama,https://mtsn9nganjuk.sch.id/
read/48/literasi-ramadhan-iman

dan keutamaan
golongan penghu
orang beriman, b

Anda mungkin juga menyukai