Disusun oleh,
Muhammad Rifky Fauzan (191724025)
Muhammad Thoriq Rizquloh (191724027)
Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat dan hidayah-Nya kami
dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan lancar. Shalawat serta salam tak lupa kami
curahkan kepada junjungan alam,Nabi Muhammad Saw . Penulis dapat menyeselesaikan
makalah ini dengan tepat waktu yang berjudul “Integrasi Iman, Islam, dan Ihsan”. Dalam
makalah ini penulis membahas mengenai konsep iman,islam,ihsan dan karakter kepribadian
muslim.
Penulis akan mengulas tentang berbagai masukan dan pendapat dari orang-orang yang
mendalami ilmu di bidangnya, karena itu penulis harapkan hal ini juga dapat bermanfaat bagi
kita semua dan membuat diri kita menjadi pribadi yang lebih baik.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG.....................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH.................................................................................................1
1.3 TUJUAN..........................................................................................................................1
1.4 METODE.........................................................................................................................2
1.5 SISTEMATIKA PENULISAN..........................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
ISI DAN PEMBAHASAN.............................................................................................................3
A. IMAN...................................................................................................................................3
B. ISLAM.................................................................................................................................4
C. IHSAN..................................................................................................................................5
D. HUBUNGAN IMAN-ISLAM-IHSAN..............................................................................6
E. KARAKTER KEPRIBADIAN MUSLIM........................................................................7
BAB III...........................................................................................................................................9
A. Kesimpulan..........................................................................................................................9
B. Saran....................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam agama Islam kita mengenal tiga konsep untuk mewujudkan kehidupan yang tidak
hanya menciptakan kebaikan dan kebenaran, akan tetapi juga untuk menuju kebahagiaan
hidup di dunia maupun di akhirat,yaitu iman, islam dan ihsan. Ketiga konsep ini saling
berkaitan satu sama lain.
Iman, Islam dan Ihsan adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan satu dengan
lainnya. Iman adalah keyakinan yang menjadi dasar akidah. Keyakinan tersebut kemudian
diwujudkan melalui pelaksanaan kelima rukun Islam. Sedangkan pelaksanaan rukun Islam
dilakukan dengan cara Ihsan, sebagai upaya pendekatan diri kepada Allah.
Oleh karena itu kita perlu mengetahui konsep Iman, Islam, dan Ihsan serta mengetahui
bagaimana kaitan ketiga konsep tersebut sebagai kunci untuk mewujudkan kebahagiaan
hidup di dunia maupun di akhirat.
1.3 TUJUAN
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagi berikut :
1
1.4 METODE
Metode yang digunakan dalam pengkajian makalah ini adalah deskriptif kualitatif, yaitu
memberikan garis besar masalah yang sedang dialami, dan memberikan gagasan yang akan
dijadikan solusi dari permasalahan tersebut.
PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan masalah, metode
penelitian, dan sistematika penelitian.
PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil pengkajian materi.
2
BAB II
A. IMAN
Pengertian Iman
Kata iman berasal dari bahasa Arab, yaitu amana-yu'minu yang artinya percaya
atau menerima.Menurut istilah, iman adalah membenarkan dengan hati, mengucapkan
dengan lisan, dan memperbuat dengan anggota badan (beramal). Orang beriman disebut
mukmin.Rasulullah Saw mengemukakan Rukun Iman (Arkanul Iman), yakni ada enam.
Keenam Rukun Iman tersebut adalah:
Yakni beriman kepada Rububiyyah Allah Swt, Uluhiyyah Allah Swt, dan beriman
kepada Asma wa shifat Allah SWT yang sempurna serta agung sesuai yang ada dalam
Al-quran dan Sunnah Rasul-Nya.
Malaikat adalah hamba Allah yang mulia, mereka diciptakan oleh Allah untuk
beribadah kepada-Nya, serta tunduk dan patuh menta’ati-Nya, Allah telah
membebankan kepada mereka berbagai tugas.Jadi kita dituntut untuk beriman dan
mempercayai adanya Malaikat Allah SWT.
Allah yang Maha Agung dan Mulia telah menurunkan kepada para Rasul-Nya
kitab-kitab, mengandung petunjuk dan kebaikan. Diantaranya: kitab taurat diturunkan
kepada Nabi Musa, Injil diturunkan kepada Nabi Isa, Zabur diturunkan kepada Nabi
Daud, Shuhuf Nabi Ibrahim dan Nabi Musa, Al-quran diturunkan Allah Swt kepada
Nabi Muhammad Saw.
Allah telah mengutus kepada maakhluk-Nya para rasul, rasul pertama adalah Nuh
dan yang terakhir adalah Muhammad Saw, dan semua itu adalah manusia biasa, tidak
memiliki sedikitpun sifat ketuhanan, mereka adalah hamba-hamba Allah yang
dimuliakan dengan kerasulan. Dan Allah telah mengakhiri semua syari’at dengan
3
syari’at yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw,yang diutus untuk seluruh
manusia , maka tidak ada nabi sesudahnya.
Yaitu hari kiamat, tidak ada hari lagi setelahnya, ketika Allah membangkitkan
manusia dalam keadaan hidup untuk kekal ditempat yang penuh kenikmatan atau
ditempat siksaan yang amat pedih. Beriman kepada hari akhir meliputi beriman
kepada semua yang akan terjadi setelah itu, seperti kebangkitan dan hisab, kemudian
surga atau neraka.
Taqdir artinya: beriman bahwasanya Allah telah mentaqdirkan semua yang ada
dan menciptakan seluruh mahluk sesuai dengan ilmu-Nya yang terdahalu, dan menurut
kebijaksanaan-Nya, Maka segala sesuatu telah diketahui oleh Allah, serta telah pula
tertulis disisi-Nya, dan Dialah yang telah menghendaki dan menciptakannya
B. ISLAM
Pengertian Islam
Kata Islam berasal dari Bahasa Arab adalah bentuk masdar dari kata kerja – اسلم
اسالما- يسلم.Yang secara etimologi mengandung makna : Sejahtera, tidak cacat, selamat.
Seterusnya kata salm dan silm, mengandung arti : kedamaian, kepatuhan, dan penyerahan
diri. Dari kata-kata ini, dibentuk kata salam sebagai istilah dengan pengertian : Sejahtera,
tidak tercela, selamat, damai, patuh dan berserah diri. Dari uraian kata-kata itu pengertian
islam dapat dirumuskan taat atau patuh dan berserah diri kepada Allah.[5]
Menurut Imam Nawawi dalam Syarh Muslim :
:حدثنا عبيد هللا بن موسى قال اخبرنا حنظلة بن أبي سفيان عن عكرمة بن خالد عن ابن عمر رضي هللا عنهما قال
قال رسول هللا صلى هللا عليه و سلم ( بني اإلسالم على خمس شهادة أن ال إله إال هللا وأن محمدا رسول هللا وإقام
) الصالة وإيتاء الزكاة والحج وصوم رمضان
4
“Abdulloh bin musa telah bercerita kepada kita, dia berkata ; handlolah bin abi sufyan
telah memberi kabar kepada kita d ari ikrimah bin kholid dari abi umar ra. Berkata : rasul
saw. Bersabda : islam dibangun atas lima perkara : persaksian sesungguhnya tidak ada
tuhan selain Allah dan sesungguhnya nabi Muhammad adalah utusannya, mendirikan
sholat, memberikan zakat, hajji dan puasa ramadlan”.
C. IHSAN
Pengertian Ihsan
Ihsan berasal dari bahasa Arab yaitu ahsan - yuhsinu - ihsanan yang artinya
kebaikan atau berbuat baik. Menurut istilah, ihsan ialah berbakti dan mengabdikan diri
kepada Allah SWT atas dasar kesadaran dan keikhlasan. Pelakunya disebut Muhsin.
Ihsan atau kebaikan tertinggi adalah seperti disabdakan Rasulullah Saw: "Ihsan
hendaknya kamu beribadah kepada Allah seolah-olah kamu melihat-Nya, dan jika kamu
tidak dapat melihat-Nya, sesungguhnya Dia melihat kamu.” (HR. Bukhari).
Selain dalam hal ibadah kepada Allah SWT, ihsan juga bermakna akhlak atau
perilaku baik kepada sesama sebagai pengamalan iman dan Islam. Rasulullah Saw
bersabda:
"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan kepada hari akhir, hendaknya ia
tidak menyakiti tetangganya, barangisiapa yang beriman kepada Allah dan kepada hari
akhir, hendaknya ia memuliakan tamunya, barangsiapa yang beriman kepada Allah dan
kepada hari akhir, hendaknya ia berkata baik atau diam.” (Muttafaq ‘alaih).
5
D. HUBUNGAN IMAN-ISLAM-IHSAN
Iman,Islam dan Ihsan adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan satu dengan
lainnya. Iman adalah keyakinan yang menjadi dasar akidah. Keyakinan tersebut
kemudian diwujudkan melalui pelaksanaan kelima rukun Islam. Sedangkan pelaksanaan
rukun Islam dilakukan dengan cara Ihsan, sebagai upaya pendekatan diri kepada Allah.
"Ibarat bangunan rumah, iman sebagai fondamennya. Islam sebagai tembok dan
bangunan lainnya. Sedangkan Ihsan adalah atap dan ornamen lainnya. Jadi ketiganya
adalah satu kesatuan dan tidak bisa dipisahkan," ujar KH Syaikuddin Rahman saat kajian
Aswaja di Masjid Al-Musthofa Bakung Udanawu Blitar, Senin (21/5/2018)
Menelaah Islam secara fundamental tidak dapat terpisahkan dari tiga rukun utama
Dinullah ini, yakni Rukun Islam, Iman, dan Ihsan. Ketiganya tersusun langsung dari
wahyu yang disampaikan Malaikat Jibril kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam.
Hal tersebut tertuang dalam Shahih Muslim nomor 8 yang kemudian dikenal sebagai
Hadis Jibril. Selain sebagai penetapan 3 rukun utama dalam Islam, Hadis Jibril ini juga
menjadi dasar bahwasanya Muslim terdiri atas 3 tingkatan, yakni (1) orang-orang yang
bersyahadat, mendirikan shalat, membayar zakat, berpuasa, dan pergi haji jika mampu,
(2) orang-orang yang tak hanya mengerjakan ibadah mahdhah, tetapi juga mampu
mengimani eksistensi Allah, para Malaikat, Kitab, Rasul, dan Hari Kiamat, sekaligus
mengejawantahkan dalam kehidupan secara fundamental, (3) orang-orang yang mampu
melihat Allah dengan hatinya (musyahadah qalbi), merasakan selalu kebersamaan Allah
dengan dirinya. Dalam setiap tindak-tanduknya merasa diawasi ‘mata’ Allah kapanpun
dan dimanapun.
Melalui Hadis ini, Syaikhul Ibnu Taimiyah yang tertuang dalam Syarah al-Arba’in
Haditsan al-Nawawi memberikan gambaran tingkatan amaliyah seorang Muslim, yaitu
orang Islam, orang yang beriman (mukmin), dan orang yang ihsan (muhsin).
Kepribadian Muslim terdiri dari dua kata, yaitu “kepribadian” dan “Muslim”.
Kata “kepribadian” dalam bahasa arab diistilahkan dengan al-Syakhsiyah, yang berarti
kepribadian.Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata kepribadian diartikan dengan
sifat hakiki yang tercermin pada sikap seseorang atau suatu bangsa yang membedakannya
dengan orang atau bangsa lain.Jadi kepribadian merupakan suatu hal yang urgen dimiliki
oleh setiap manusia.Kepribadian adalah suatu tampilan sikap pribadi atau ciri khas yang
dimiliki oleh seseorang atau bangsa.
b) Tenaga
Tenaga dalam pembentukan kepribadian Muslim al-Jism (rendah dan
cenderung pada materi, sebab ia berasal dari alam yang rendah) dan al-Ruh (suci
dan cenderung pada dimensi spritualitas, sebab ia memang berasal dari alam suci
yang Maha Tinggi) adalah dua unsur yang saling mendukung satu sama lain. al-
Ruh tidak dapat diwujudkan tanpa adanya al-Jism, sehingga memunculkan
tingkah laku. Kualitas suatu perilaku manusia sangat bergantung kepada unsur-
7
unsur yang membentuk kepribadiannya.Ketika al-Ruh cenderung mengikatkan
diri dan terperangkap oleh alam materi, maka tingkah laku yang ditampilkan
seseorang adalah tingkah laku yang rendah.Sebaliknya, jika al-Ruh cenderung dan
berorientasi pada naturnya, maka perilaku yang ditampilkan adalah tingkah laku
yang mulia.
BAB III
PENUTUP
8
A. Kesimpulan
Iman adalah membenarkan dengan hati, mengucapkan dengan lisan, dan memperbuat
dengan anggota badan (beramal). jadi beriman dalam islam tidak cukup hanya dengan
memahami melainkan harus dilakukan juga perbuatan nya dalam melaksanan perintah
Allah SWT.
Islam itu ialah tunduk dan taat kepada perintah Allah dan kepada larangannya. Ini berarti
segala perbuatan yang kita lakukan harus sesuai ajaran dan ketetapan yang Allah SWT
berikan,bagi yang melalaikan nya akan diberikan ganjaran yang setimpa. Islam juga
dibangun atas 5 Rukun Islam
Ihsan ialah berbakti dan mengabdikan diri kepada Allah SWT atas dasar kesadaran dan
keikhlasan. Apa yang kita perbuat harus dilandasi oleh kesadaran diri dan keikhlasan
semata mata karena Allah SWT.
Hubungan antara konsep iman-islam-ihsan adalah hal yang tidak bisa dipisahkan. Apa
yang kita lakukan harus didasari keyakinan atau iman kita, iman tersebut akan mendasari
perbuatan kita dalam melaksanakan perintah Allah SWT dalam Islam yang kemudian
perbuatan tersebut harus kita lakukan secara baik atau ihsan.
Ketiga konsep iman-islam-ihsan ketika diterapkan akan menjadi cerminan pribadi
seorang muslim yang baik.
B. Saran
Dengan dibuatnya makalah ini penulis harap dapat menjadi cerminan untuk diri kita
tentang bagaimana seharusnya seorang muslim berperilaku berlandaskan keimanan,ajaran
dalam islam, dan perilaku baik yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
9
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad,Kusnin. Muiz. 2018. Bagai Bangunan Rumah, Hubungan antara Iman Islam dan
Ihsan. Di https://www.nu.or.id/post/read/90680/bagai-bangunan-rumah-hubungan-antara-iman-
islam-dan-ihsan. (Akses 15 Maret 2020)
10