“MENGENAL ALLAH”
DISUSUN OLEH :
Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang serta segala puji dan syukur kepada-Nya yang telah memberikan
rahmat, taufik, dan hidayah-Nya. Tak lupa pula shalawat serta salam kami
dan para pengikut beliau hingga akhir zaman. Sehingga kami dapat
kepustakaan yang sekiranya perlu perbaikan dari pembaca. Oleh karena itu kami
kesempunaan makalah ini mendatang baik dari penbaca maupun dosen pengampu.
bermanfaat dan dapat digunakan sebagai mana mestinya, semoga kita semua
mendapatkan faedah dan diterangi hati dalam setiap menuntut ilmu yang
bermanfaat untuk dunia dan akhirat, terima kasih banyak atas perhatian pembaca
Penyusun,
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
kemungkinan pembentukan Menara Eiffel dengan cara yang serupa, karena sel
manusia bahkan lebih rumit daripada segala struktur buatan manusia di dunia ini.
secara kebetulan bila keserasian alam yang luar biasa ini pun bisa teramati dengan
tidak masuk akal. Karena itu, pada keseimbangan yang bisa dilihat di mana-mana
dari tubuh kita sampai ujung-ujung terjauh alam semesta yang luasnya tak
terbayangkan ini pasti ada pemiliknya. Jadi, siapakah Pencipta ini yang
mungkin zat material yang hadir di alam semesta ini, karena Ia pasti sudah ada
sebelum adanya alam semesta dan menciptakan alam semesta dari sana.
1
Pencipta Yang Mahakuasa ialah yang mengadakan segala sesuatu,
sekalipun keberadaan-Nya tanpa awal atau pun akhir. Agama mengajari kita
identitas Pencipta kita yang keberadaannya kita temukan melalui akal kita.
Melalui agama yang diungkapkan kepada kita, kita tahu bahwa Dia itu Allah,
Maha Pengasih dan Maha Pemurah, Yang menciptakan langit dan bumi dari
kehampaan.
kenyataan ini, mereka menjalani kehidupan tanpa menyadari hal itu. Bila mereka
kelahirannya, pernak-pernik bukti di ruang itu saja sudah cukup bagi dia untuk
beberapa menit saja mengenai itu semua sudah memadai untuk memahami
keberadaan Allah. Tatanan yang ada ini dilindungi dan dipelihara oleh Dia.
2
Tubuh manusia bukan satu-satunya bahan pemikiran. Kehidupan itu ada di
setiap milimeter bidang di bumi ini, entah bisa diamati oleh manusia entah tidak.
Dunia ini mengandung begitu banyak makhluk hidup, dari organisme uniseluler
hingga tanaman, dari serangga hingga binatang laut, dan dari burung hingga
manusia. Jika anda menjumput segenggam tanah dan memandangnya, di sini pun
berlainan. Di kulit anda pun, terdapat banyak makhluk hidup yang namanya tidak
anda kenal. Di isi perut semua makhluk hidup terdapat jutaan bakteri atau
jauh lebih banyak daripada populasi manusia. Jika kita juga mempertimbangkan
dunia flora, kita lihat bahwa tidak ada noktah tunggal di bumi ini yang tidak
mengandung kehidupan. Semua makhluk ini yang tertebar di suatu bidang seluas
lebih daripada jutaan kilometer persegi itu mempunyai sistem tubuh yang
tanpa maksud atau pun tujuan itu gila-gilaan. Tidak ada makhluk hidup yang
muncul melalui kehendak atau upaya mereka sendiri. Tidak ada peristiwa
3
Keberadaan dan keagungan Allah mengungkap sendiri melalui bukti-bukti
yang tak terhitung di alam semesta. Sebenarnya, tidak ada satu orang pun di bumi
ini yang tidak akan menerima kenyataan bukti ini dalam hati sanubarinya.
Adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk mencari tahu
ketakwaan kita kepada-Nya, dan juga sebagai bahan materi memperluas wawasan
pengetahuan kita dalam studi agama islam baik bagi penulis maupun pembaca.
4. Apa manfaat mengenal Allah SWT dan hal apa yang menghalangi kita
4
BAB II
PEMBAHASAN
Mungkin terlintas dalam benak kita, apakah masih perlu berbicara tentang
Bukankah kita sudah tahu bahwa Allah adalah Tuhan kita. Tidakkah itu sudah
cukup? Ketahuilah, perasaan merasa cukup inilah yang menghalangi kita untuk
terhadap pencipta kita, Allah SWT. Sesungguhnya semakin dalam dan sering kita
memahami untuk mengenal Allah maka kita akan semakin merasa dekat dengan-
Nya. Semakin dekat perasaan kita kepada Allah, semakin tenang jiwa kita.
(13) : 38.
Ketika kita berbicara tentang Allah, kita tidak hanya membahas Allah
sebagai Rabb (Pencipta) namun kita juga membahas bahwa Allah sebagai Malik
dan Ilah. Secara definitif dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa Malik memiliki
makna pemilik, pemelihara dan penguasa. Ilah memiliki makna sebagai Yang
paling dicintai, Yang paling ditakuti dan Yang menjadi sumber pengharapan.
Allah sebagai Malik dan Ilah. Hal ini disebabkan karena memahami Allah sebagai
5
satu-satunya yang paling dicintai, konsekuensi menjadikan Allah sebagai satu-
satunya penguasa diri, dan sebagainya. Konsekuensi inilah yang biasanya menjadi
bahwa Allah sumber ilmu dan pengetahuan. Ilmu-ilmu tersebut berfungsi sebagai
pedoman hidup. Dan sebagai sarana hidup, dengan keyakinan itu maka kita akan
lebih mudah untuk memahami Allah dan juga memiliki kepribadian yang merdeka
dan bebas, karena kita hanya menjadikan Allah sebagai satu-satunya penguasa diri
kita, seluruh makhluk bagi kita memiliki posisi yang sama. Sama-sama hamba
mengenal Allah). Apabila seseorang itu tidak mengenal Allah, segala amal
baktinya tidak akan sampai Kepada Allah SWT. Sedangkan, segala perintah suruh
yang kita buat, baik yang berbentuk fardhu maupun sunat, dan segala perintah
larang yang kita jauhi, baik yang berbentuk haram maupun makruh, merupakan
Kalau kita tidak kenal Allah SWT, maka segala persembahan itu tidak akan
sampai kepada-Nya. Ini berarti, sia-sialah segala amalan yang kita perbuat.
Bila seseorang itu sudah kenal Allah, barulah apabila dia berpuasa,
puasanya sampai kepada Allah. Apabila dia sholat, sholatnya sampai kepada
Allah. Apabila dia berzakat, zakatnya sampai kepada Allah. Apabila dia
6
Apabila dia berjuang, berjihad, bersedekah dan berkorban, serta membuat
segala amal bakti, semuanya akan sampai kepada Allah SWT. Karena itulah,
makrifatullah (Mengenal Allah) ini amat penting bagi kita. Jika kita tidak kenal
Allah, kita bimbang segala amal ibadah kita tidak akan sampai kepada-Nya, ia
menjadi sia-sia belaka. Boleh jadi kita malah hanya akan tertipu oleh syaitan saja.
Kita mengira amalan yang kita perbuat sudah kita persembahkan pada Allah,
padahal itu adalah jebakan syaitan. Ini karena kita tidak mengenal Allah, sehingga
kita tidak mampu membedakan ilah (tuhan) yang kita ikuti, apakah itu Allah,
atau syaitan yang menipu daya. Sebab itulah mengenal Allah itu hukumnya
fardhu 'ain bagi tiap-tiap mukmin. Mengenal Allah dapat kita lakukan dengan
cara memahami sifat-sifat-Nya. Kita tidak dapat mengenal Allah melalui zat-Nya,
karena membayangkan zat Allah itu adalah suatu perkara yang sudah di luar batas
kesanggupan akal kita sebagai makhluk Allah. Kita hanya dapat mengenal Allah
melalui sifat-sifat-Nya.
Untuk memahami sifat-sifat Allah itu, kita memerlukan dalil aqli dan dalil
naqli. Dalil aqli adalah dalil yang bersumber dari akal (aqli dalam bahasa Arab
=akal). Dalil naqli adalah dalil yang bersumber dari Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Melalui dalil aqli dan dalil naqli ini sajalah kita dapat mengenal Allah. Tanpa
dalil-dalil itu, kita tidak dapat mengetahui sifat-sifat Allah, dan kalau kita tidak
7
2.2 Makna Mengenal Allah
Ma’rifatullah adalah bahasa Arab yang terdiri dari dua kata, yaitu Ma’rifah
melalui zat Allah. Karena akal kita memiliki keterbatasan untuk memahami
adalah ilmu tertinggi sebab jika dipahami memberikan keyakinan yang dalam.
kebodohan kepada cahaya yang terang yaitu keimanan. (QS. Luqman (31) : 18).
b. Seseorang yang mengenal Allah pasti akan tahu tujuan hidupnya.(QS. Adz
Dzariyat (51)
kedua hal tersebut akan memperoleh keberuntungan dan kebahagiaan yang hakiki.
8
2.4 Bukti Bahwa Allah Itu Ada
Bagaimana kita membuktikan bahwa allah itu ada yaitu berdasarkan Dalil
1. Metode iqtirof
Merupakan kita sebagai manusia membuktikan dengan melihat ciptaan
Allah SWT. Contohnya adanya laut, adanya manusia, pohon, gunung dan lain
sebagainya.
2. Metode Inayah
Kita sebagai manusia memperhatikan keindahan ciptaan Allah SWT
tersebut, contohnya adanya laut dan setelah kita amati dalam jangka waktu yang
lama, kenapa air laut bisa asin. Hal itu tidak munkin air laut asin sendiri, semata-
mata hanya ada kekuatan Allah lah maka hal itu bisa terjadi.
1. Kita bisa melihat dengan adanya wahyu Allah dalam Al Qur’an surat Al-
2. Bahwa Allah itu mengutus para nabi dan rasul kedunia untuk menyampaikan
4. Khauf (rasa takut) perasaan takut juga bisa membuktikan bahwa Allah itu
benar-benar ada.
9
Rasa takut adalah kondisi jiwa yang tersiksa karena disebabkan takut
kepada Allah. Contoh: Bila kita dalam suatu penerbangan pesawat, seorang
penumpang tentulah ketakutan dan akan menyebut nama nama Allah serta
meminta pertolongan. Hal itu membuktikan dengan adanya Allah. Jika anda
melakukan ibadah harus didasari rasa takut kepada Allah bukan kepada atasan
atau bos di kantor dimana ibadah dilakukan karena bos di kantor rajin shalat jadi
shalatnya supaya dilihat oleh bos bukan karena takut kepada Allah, Allah
berfirman, “Janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika
kamu benar-benar orang yang beriman” (QS.Ali Imron: 17 5), “Karena itu
Maidah: 44), “Hanya kepada-Ku lah kamu harus takut (tunduk)”. (QS. Al-
Baqarah: 40).
1. Rasa takut bisa timbul jika anda mengetahui betapa kerasnya hukuman
2. Rasa takut bisa timbul dengan mengingat masa lalu dimana, saat waktu-
10
4. Menumbuhkan ketakutan dengan kondisi taubatnya apakah diterima atau
khatimah.
Allah SWT. adalah al-Khaliq yaitu pencipta semesta alam ini. Dengan
adalah:
1. Istiqomah
Allah SWT senantiasa mengawasinya dan bahkan selalu bersama dia dalam
berbagai situasi. Allah mengetahui yang tampak maupun yang tidak tampak pada
diri kita, yang besar maupun yang kecil dan detail. Allah mengetahui gerak fisik
kita, sebagaimana dia mengetahui gerak hati kita. Dengan kesadaran itu, seorang
muslim merasa selalu dalam kebersamaan dan pengawasan Allah SWT. Sehingga
kesulitan pasti ada kemudahan" (QS. Al Insyirah : 5-6). Dewasa ini banyak
11
Namun dengan kesadaran penuh bahwa Allah lah yang berada dalam setiap
peristiwa, maka berbagai peristiwa itu dihadapi dengan tenang dan kepala dingin.
demikian, kepasrahan dan ketenangan akan muncul, selain ia pun optimis bahwa
semua persoalan betapa pun sulitnya, pasti pada saatnya akan terselesaikan dan
berlalu.
3. Berani
Allah lah dan kepada hari akhir akan merasakan bahwa hidup ini bukanlah segala-
mengakhirinya, cepat atau lambat, kita akan menghadap kepada Allah SWT.
Bahkan ajal seseorang telah ditetapkan begitu seseorang dilahirkan, sehingga jika
ajal itu datang tidak seorangpun bisa menolak dan menundanya. Jika prinsip ini
ada dalam diri kita, tidak ada kata pengecut dalam jiwanya. Itulah keberanian
dengan bismillah maka perbuatan itu terputus dari berkah". Nilai suatu benda
sesungguhnya tidak hanya dapat diukur berdasarkan nilai dari materi tersebut.
12
Disana ada sebuah nilai yang bersifat non-materi yang juga memiliki nilai yang
berdiri sendiri. Nilai inilah yang kita sebut sebagai berkah. Sebagaimana sabda
hakekat Allah SWT akan menyadarkan setiap mukmin bahwa semua yang
dilakukan dan dinikmati di dunia ini sesungguhnya tidak lepas dari kehendak
Allah. Dengan begitu secara otomatis menyebut nama Allah setiap akan
Seseorang yang mengenal secara benar bahwa Allah adalah zat yang memberi
pahala siapa saja yang berbuat amal shaleh dan membalas dengan siksanya siapa
saja yang melakukan maksiat. Prinsip ini membuat seseorang ketika membantu
sesama manusia tidak mengharapkan balasan dari orang yang dibantu itu,
mengharapkan apapun dari umat manusia, namun hanya kepada Allah SWT.
Ikhlas sangat sulit sekali diukur dengan apapun karena sesungguhnya ikhlas
sangat berhubungan dengan niat seseorang dalam hati. Seperti yang diriwayatkan
oleh Abu Hafsh dalam Hadis Arba'in: "Sesungguhnya diterimanya amal perbuatan
seseorang itu tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya setiap orang akan
13
6. Tidak Mudah Putus Asa
perasaan manusia yang sehari-hari boleh jadi hadir ketika menyikapi sebagai
oleh Allah, tentu lahirnya perasaan tersebut sebagai fitrah. Namun, dengan
kesadaran yang kuat bahwa berbagai kejadian itu adalah bagian dari skenario
Allah kepada kita, kita tidak perlu memperturutkan secara serta merta. Kita harus
meyakini bahwa diatas sana ada Allah yang senantiasa membersamai hambanya
yang beriman.
Secara garis besar terdapat dua hal yang menghalangi manusia dalam
mengenal Allah. Pertama, maradhus (berkaitan dengan hati berupa nafsu dan
1. Kefasikan ()الفسق
14
Mereka disibukkan oleh harta-harta dan anak cucu mereka serta segala yang
berhubungan dengan kesenangan duniawi. Mereka lupa kepada Allah, maka Allah
pun melupakannya pula. Yang dimaksud dengan Allah melupakan mereka ialah
semakin lama mereka semakin sesat, sehingga mereka semakin jauh dari jalan
yang lurus, jalan yang diridai Allah. Karena itu mereka dilupakan Allah pula di
akhirat “..dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu
Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. mereka itulah orang-orang
yang fasik. (Q.S. Al-Hasyr: 59). Orang-orang yang fasik adalah orang yang
mengetahui mana yang hak, mana yang batil, mana yang baik, mana yang jahat,
namun ia tidak melaksanakan yang benar dan baik itu, tetapi ia melaksanakan
yang batil dan yang jahat. Sifat seperti ini akan menghalangi seseorang mengenal
Allah SWT.
2. Kesombongan ()الكبر
membantah terhadap ayat-ayat Allah, dan mereka tidak beriman kepada Allah
ayat-ayat Allah tanpa alasan yang sampai kepada mereka, tidak ada dalam dada
Sesungguhnya Dia Maha mendengar lagi Maha melihat.” (Q.S. Al-Mu’min: 56).
15
Pada ayat ini Allah SWT menyatakan: “Orang-orang yang mengingkari seruan
Rasul dan membantah ayat-ayat Allah adalah orang-orang yang dalam hatinya
karena pengaruh hawa nafsu mereka. Mereka ingin berkuasa dan dijadikan
pemimpin dalam masyarakat, serta merasa diri mereka orang yang paling
ayat Allah. Menurut mereka bahwa keinginan mereka itu tidak akan tercapai jika
mereka mengikuti seruan Rasul, karena dengan mengikuti seruan Rasul berarti
mereka meninggalkan agama nenek moyang mereka dan kaum mereka yang
3. Kedzaliman ()الظلم
Mengenai sifat dzalim ini, Allah berfirman, “Dan siapakah yang lebih
pembalasan kepada orang-orang yang berdosa.” (QS. As-Sajdah: 22). Allah SWT
menerangkan bahwa orang yang paling zalim di sisi Allah SWT ialah orang yang
telah sampai kepadanya peringatan Allah, telah sampai pula kepadanya ayat-ayat
Alquran dan petunjuk Rasul, kemudian mereka berpaling dari ajaran dan petunjuk
itu karena angkuh dan penyakit dengki yang ada di dalam hatinya. Sikap dzalim
16
4. Kedustaan ()الكذب
terhadap ayat-ayat Allah SWT. Hal ini seperti yang dilakukan oleh orang-orang
munafik sebagaimana dimuat dalam firman Allah, “Mereka hendak menipu Allah
dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri
sedang mereka tidak sadar, dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah
penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.”
dan fitnah-fitnah untuk melemahkan barisan kaum Muslimin. Namun usaha kaum
munafik itu selalu gagal dan sia-sia. Hati mereka bertambah susah, sedih dan
kebenaran semakin lenyap dari mereka. Akal pikiran mereka bertambah lemah
yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.” (QS. 83 : 14).
َ قَ ْلبَهُ تَ ْعلُ َو َحتى فِي َها ِزيد، علَى َرانَ بَ ْل كََل ” َللاُ ذَك ََر الذِي الرانُ َوه َُو
َ ” َي ْك ِسبُونَ كَانُوا َما قُلُوبِ ِه ْم
17
”Sesungguhnya seorang hamba jika ia melakukan kesalahan, maka akan tercemari
beristighfar (memohon ampun) serta bertaubat, maka hatinya menjadi bersih lagi.
kelamaan akan menjadi hitam pekat. Inilah maksud dari ”al-Raan” (penutup hati)
apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.” [Qs. Al-Muthoffifin:
14] ” (Hadist Riwayat Tirmidzi (no : 3334) dan Ahmad ( 2/ 297 ). Berkata
Tirmidzi : “Ini adalah hadist Hasan Shahih). “ artinya ghalaba (menguasai) atau
menutupi. Berkata Abu Ubaid: “Setiap apa saja yang menguasai dirimu, maka
disebut dengan ‘rona’” (Tafsir al-Qurthubi : 19/ 170). Berkata al-Baghawi: “Ar-
Rain artinya mengusai, dikatakan: ‘Minuman khomr itu telah membuat ‘ar-Rain’
maksiat itu telah menutupi dan menguasai hati mereka. Berkata Hasan al-Bashri:
“Dosa yang menumpuk atas dosa yang lain, sehingga hati menjadi mati“. (Tafsir
al- Baghawi, Ma’alim at- Tanzil: 8/365). Maka berdasarkan ayat ini jelaslah,
orang yang banyak melakukan maksiat pasti akan terhalang dari mengenal Allah
18
Maradhu as-syubhah
ayat Allah Ta’ala, baik ayat-ayat qauliyah yang tersurat dalam Al-Qur’an maupun
ayat-ayat kauniyah yang tersirat di seluruh penjuru alam semesta. Inilah yang
mau menggunakan potensi diri mereka untuk memikirkan ayat-ayat Allah Ta’ala,
mendustakan ayat-ayat Kami adalah pekak, bisu dan berada dalam gelap
mereka berteriak di dalam neraka itu: Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami akan
mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah. Dan apakah Kami
tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang
yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan?
Maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang
dan ma’rifah (pemahaman). Bisa dikatakan pula, keragu-raguan ini lahir dari
antara yang demikian (iman atau kafir) tidak masuk kepada golongan ini
19
(orang-orang beriman) dan tidak (pula) kepada golongan itu (orang-orang kafir),
atau kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan (untuk memberi petunjuk)
orang-orang kafir dan munafik itu terhalang dari mengenal Allah Ta’ala, mereka
dalam kondisi ragu-ragu sepanjang hidupnya hingga datang kematian yang tiba-
tiba. Allah Ta’ala berfirman dalam, “Dan senantiasalah orang-orang kafir itu
saat (kematiannya) dengan tiba-tiba atau datang kepada mereka azab hari kiamat.
Qur’an, hingga datang kepada mereka saat (kematiannya) dengan tiba-tiba atau
tuntunan-Nya: bahkan mereka malah mengikuti hawa nafsu dan akal fikirannya:
maka pada saat itulah hatinya akan keras membatu. Terhijablah petunjuk Allah
Ta’ala darinya. Ia pun melangkah semakin jauh dari jalan yang lurus, sehingga tak
mampu mengenal AllahTa’ala dengan benar. Hal ini misalnya pernah dilakukan
oleh orang-orang Yahudi pada masa lalu. Allah Ta’ala berfirman, “(Tetapi) karena
mereka melanggar janjinya, Kami kutuk mereka, dan Kami jadikan hati mereka
keras membatu.
20
Mereka suka merobah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka
mereka kecuali sedikit di antara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkanlah
jika manusia tidak menggunakan potensi dirinya untuk memahami ayat-ayat Allah
Ta’ala, maka mereka akan terhalang dalam mengenal-Nya. Hal ini karena
kebodohan mereka itu membuat mereka lalai atau lengah, “Mereka hanya
mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia: sedang mereka tentang
(kehidupan) akhirat adalah lalai.(Q.S. Ar-Rum: 7). Allah Ta’ala berfirman, “Dan
sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan
sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-
21
Semua sifat di atas merupakan bibit kekafiran kepada Allah yang harus
mengunci hati, menutup mata dan telinga manusia serta menyiksa mereka di
niscaya akan diberi pembalasan dari kejahatan itu dan ia tidak mendapat
pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah” (QS. An-Nisa:
123).
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
mengenal Allah maka kita akan semakin merasa dekat dengan-Nya. Semakin
dekat perasaan kita kepada Allah, semakin tenang jiwa kita. Sebagaimana yang
Ketika kita berbicara tentang Allah, kita tidak hanya membahas Allah sebagai
Rabb (Pencipta) namun kita juga membahas bahwa Allah sebagai Malik dan Ilah.
pemilik, pemelihara dan penguasa. Ilah memiliki makna sebagai Yang paling
Ciri-ciri orang yang mengenal Allah? Kalau orang yang mengenal Allah setiap
dia mengalami suatu masalah pasti masalah itu akan dikembalikan kepada Allah,
berdoa dan mengadu kepada Allah karena hanya kepada Allahlah kita akan
kembali. Anda dapat mengenal Allah melalui Al-Qur’an, bahkan ada satu surat
dimana Allah menjelaskan siapa diri-Nya, coba anda lihat Al-Qur’an surat
Maryam 65.
Ada beberapa cara kita mengenal Allah dan meyakini bahwa Allah Lah yang
Maha Esa Hanya Allah Lah Yang Kita Sembah tiada Yang Lain.maka hal-hal
23
a. Kita diberi Akal dan Fitrah Oleh Allah serta penglihatan dan penglihataan
b. Meyakini bahwa seluruh Zagat raya beserta alam semesta beserta isinya
c. Meyakini dan mempercayai Nabi dan rasul adalah utusan Allah yang
Manfaat Mengenal Allah Hasil dari mengenal Allah adalah peningkatan iman
3.2 Saran
Maka dari itu janganlah sekali-kali kamu tidak mengenal Allah, karena
apabila engkau tidak menegenal Allah maka hidupmu akan sengsara baik didunia
24
DAFTAR PUSTAKA
25