Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

FISIOLOGI TUMBUHAN

PRAKTIKUM VI

"PENGARUH SUHU TERHADAP AKTIVITAS ENZIM AMILASE"

DISUSUN OLEH :

NAMA : LISA KURNIA

NIM : ACD 116 064

KELOMPOK : II

KELAS :B

DOSEN PENGAMPU : Dra. SRI PURYANINGSIH, M.Pd

ASISTEN PRAKTIKUM : NURIANTY AL MAIDAH, S.Pd., M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

2019
I. TOPIK

“Pengaruh Suhu Terhadap Aktivitas Enzim Amilase”.

II. TUJUAN

Mengetahui pengaruh suhu terhadap kerja enzim amilase dalam penguraian amilum.

III. DASAR TEORI

Enzim atau biokatalisator adalah katalisator organik yang dihasilkan oleh sel.

Enzim sangat penting dalam kehidupan, karena semua reaksi metabolisme dikatalis

oleh enzim. Jika tidak ada enzim, atau aktivitas enzim terganggu maka reaksi

metabolisme sel akan terhambat hingga pertumbuhan sel juga terganggu (Lakitan, B.

2007).

Pada suhu sangat rendah, aktivitas enzim dapat terhenti secara reversible.

kenaikan suhu lingkungan akan meningkatkan energy kinetic enzim dan frekuensi

tumbukan antara molekul enzim dan substrat, sehinggan enzim menjadi aktif. Reaksi

yang dikatalisis oleh enzim akan meningkat seiring dengan kenaikan suhu 0oC –

35oC. Secara umum kenaikan 10oC maka kecepatan reaksi menjadi dua kali lipatnya

dalam batas suhu yang wajar. Suhu ideal kerja enzim adalah 30o – 40oC, dengan suhu

optimum 36oC. Dibawah atau diatas suhu tersebut kerja enzim lemah bahkan

mengalami kerusakan. Enzim akan menggumpal (denaturasi) dan hilang kemampuan

katalisisnya jika dipanaskan (Yazid, dkk. 2006).

Salah satu enzim yang berperan untuk membantu mempercepat reaksi pada

biji yang sedang berkecambah adalah amilase. Amilase yaitu enzim yang mengurai-

kan amilum (suatu polisakarida menjadi maltosa 9 suatu disakarida).


Menurut Poedjiadi (1994), faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim:

a. Konsentrasi enzim. Pada suatu konsentrasi substrat tertentu, kecepatan reaksi

bertambah dengan bertambahnya konsentrasi enzim.

b. Konsentrasi substrat. Dengan konsentrasi enzim yang tetap, perubahan substrat

akan menambah kecepatan reaksi.

c. Suhu. Kenaikan suhu dapat menyebabkan denaturasi, sehingga bagian aktifnya

terganggu, akibatnya konsentrasi spesifik enzim berkurang dan kecepatan

reaksinya turun.

d. Penagruh pH. Struktur ion enzim tergantung pada pH lingkungannya, enzim dapat

terbentuk ion (+) atau (-) atau bermuatan ganda (switter ion). pH dapat

menyebabkan proses denaturasi yang dapat mengakibatkan menurunnya aktivitas

enzim.

e. Pengaruh inhibitor. Dapat berupa hambatan inversibel yang disebabkan oleh

terjadinya estruksi atau modifikasi sebuah gugus fungsi atau lebih, yang terdapat

pada molekul enzim. Hambatan reversibel dapat berupa hambatan bersaing dan tak

bersaing.
IV. ALAT DAN BAHAN

4.1. Alat
No. Alat Jumlah
1. Beaker glass 2 buah
2. Kaki tiga dan kasa 1 buah
3. Lampu spiritus 2 buah
4. Termometer batang 2 buah
5. Mortar dan pestle 1 buah
6. Pipet 2 buah
7. Tabung reaksi 4 buah
8. Timbangan 1 buah
9. Penjepit tabung reaksi 3 buah
10. ATK 1 buah

4.2. Bahan
No. Bahan Jumlah
1. Kecambah kacang hijau (Vigna radiata) 20 gr
umur 2 hari
2. Aquades 25 ml
3. Larutan amilum 0,5 %
4. Benedict Secukupnya
5. Es batu Secukupnya
6. Kain kasa Secukupnya
7. Kertas label Secukupnya
V. PROSEDUR KERJA

1. Menyiapkan seluruh alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum.

2. Menghaluskan 20 gr kecambah kacang hijau dengan menggunakan mortar dan

pastle.

3. Menambahkan 25 ml aquades kedalam halusan kecambah kacang hijau dan

mengaduknya hingga homogen.

4. Menyaring halusan kecambah kacang hijau yang telah diberi aquades

menggunakan kain kasa hingga terpisah air dan ampasnya.

5. Meletakan air kecambah kacang hijau ke dalam tabung reaksi dan di kocok

hingga homogen selama 15 menit.

6. Membuat larutan amilum 0,5% dari tepung terigu yang telah dimasak.

7. Menyediakan 3 tabung reaksi dan telah diberi label dan diberi kode A, B dan C.

8. Pada tabung reaksi label A, memberikan perlakuan diberi dengan larutan 2 ml

larutan amilum dan menambahkan 10 tetes supernatan kecambah kacang hijau

lalu mengocoknya.

9. Menambahkan 4 tetes benedict, lalu memanaskannya dengan pemanas api

spritus. Kemudian diamati sesudah di tetesi benedict dan sesudah dipanaskan.

10. Pada tabung reaksi label B, memberikan perlakuan diberi dengan larutan amilum

2 ml dan kemudian menambahkan supernatan sebanyak 10 tetes lalu

mengocoknya hingga homogen dan langsung memasukkan dalam penangas air

selama 10 menit pada suhu 80 ˚C. Selanjutnya meneteskan 4 tetes benedict, dan
memanaskan kembali sampai beberapa saat. Mengamati perubahan warna

sesudah di tetesi benedict dan sesudah dipanaskan.

11. Pada tabung reaksi label C, memberikan perlakuan sama dengan perlakuan pada

tabung reaksi label B dan meletakan tabung reaksi pada suhu 4 ˚C dalam

rendaman air es. Mengamati perubahan warna sesudah di tetesi benedict dan

sesudah direndam dalam air es.

12. Membandingkan warna larutan dalam ketiga tabung reaksi.

13. Membuat hasil pengamatan di lembar kerja yang telah disiapkan.

14. Membersihkan dan mengembalikan alat dan bahan yang telah digunakan

ketempat semula.
VI. HASIL PENGAMATAN

6.1. Tabel Hasil Pengamatan

No. Tabung Warna Awal Warna Akhir


1. Label A Berwarna keruh hijau terang Berwarna bening
2. Label B Keruh berwarna hijau terang Makin keruh dan berwarna
hijau gelap
3. Label C Berwarna keruh hijau terang Berwarna hijau keruh dan
gelap, serta terdapat endapan di
bawah (di dasar tabung reaksi)

6.2. Tabel Gambar Hasil Pengamatan

No. Tabung Warna Awal Warna Akhir


Reaksi
1. Label A

2. Label B

3. Label C

 Gambar diambil pada 26 april 2019.


VII. PEMBAHASAN

Percobaan dilakukan dengan menggunakan larutan amilum 0,5 % dan 2 ml

larutan enzim amilase (ekstrak kecambah). Pada tabung reaksi label A mengalami

perubahan warna yaituberwarna keruh hijau terang menjadi warna bening. Dan untuk

tabung reaksi label B dan label C yang dimasukkan ke dalam penangas air dengan

suhu 80ᵒC dan 4ᵒC menunjukkan warna yang lenih pekat dan bahkan terdapatnya

endapan. Hal ini menunjukkan pada suhu optimum, enzim amilase dapat menjalankan

fungsinya mengubah amilum menjadi maltosa. Semakin tinggi suhu, maka laju

reaksinya akan semakin naik karena proses inaktivasi enzim meningkat karena

terjadinya denaturasi. Proses denaturasi terjadi karena enzim juga merupakan protein.

Waktu pemanasan mempunyai pengaruh terhadap aktivitas dan intensitas warna

enzim. Semakin lama waktu pemanasan, maka intensitas warnanya akan semakin

gelap karena aktivitas enzim akan semakin turun dan enzim akan memecah sehingga

aktivitas enzim akan berhenti yang ditandai dengan warna larutan yang semakin gelap

yang pada percobaan ini ditunjukkan dengan warna hijau gelap dan keruh.
VIII. DISKUSI

1. Pada bagian manakah dari tumbuhan terdapat enzim amilase ?

Jawaban :

Pada bagian kloroplas, tempat cadangan makanan, sitosol, dan yang banyak

mengandung pati.

2. Jelaskan kerja enzim amilase ?

Jawaban :

Dalam melaksanakan fungsinya enzim melakukan metode kerjanya sendiri. cara

kerja ini dapat diklasifikasikan pada dua metode yaitu :

 Lock and key theory, Cara kerja enzim ini dikenal juga dengan nama Teori

Gembok dan Kunci. Menurut teori ini, enzim bergabung dengan susbtrat dan

bersama-sama menbentuk sebuah kesatuan seperrti gembok dan kuncinya. Di

dalam kompleks tersebut, substrat dimungkinkan untuk bereaksi dengan

jumlah energi yang tidak terlalu besar. Setelah bereaksi, kompleks yang

dibangun tadi akan terurai dan enzim bersama produk (hasil substrat yang

telah bereaksi) akan berpisah.

 Induced fit theory, Teori cara kerja enzim yang satu ini dikenal juga dengan

istilah Teori Kecocokan yang Terinduksi. Sama seperti namanya, pada teori

ini enzim digambarkan memiliki sifat yang fleksibel dan mampu merubah

bentuknya untuk kemudian menyesuaikan dengan bentuk substrat yang

hendak diurainya. Ketika substrat masuk ke dalam sisi aktif enzim, maka sisi

aktif tersebut akan termodifikasi dan kemudian membentuk kesatuan


kompleks. Setelah substrat telah menjadi molekul produk, maka ia akan

terlepas dari kompleks dan enzim akan kembali pada bentuknya semula dan

kembali aktif mencari subtrat lainnnya.

3. Pada suhu berapakah enzim amilase dapat bekerja secara optimum ? Jelaskan!

Jawaban :

Suhu ideal kerja enzim adalah 30 oC – 40 oC, dengan suhu optim

um 36 oC. Dibawah atau diatas suhu tersebut kerja enzim lemah bahkan

mengalami kerusakan. Pada suhu optimum, kecepatan reaksi enzimatis

berlangsung maksimal.

4. Jelaskan pengaruh penambahan dan penurunan suhu terhadap kerja enzim

amilase dalam percobaan ini !

Jawaban :

Pengaruh penambahan dan penurunan suhu terhadap kerja enzim amilase dalam

percobaan ini terjadi pada tabung reaksi label B menggunakan suhu maksimal hal

ini membuktikan semakin tinggi suhu maka enzim akan mengalami kerusakan

dan label C menggunakan suhu rendah juga mengalami kerusakan. Suhu ideal

kerja enzim adalah 30 oC – 40 oC, dengan suhu optimum 36 oC. Dibawah atau

diatas suhu tersebut kerja enzim lemah bahkan mengalami kerusakan.


IX. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulankan bahwa

pada tabung reaksi label A berwarna bening sedangkan tabung reaksi label B dan C

berwarna gelap dan keruh terdapat endapan. Pada tabung reaksi label A suhu optimal

sedangkan pada tabung reaksi label B dan C menggunakan suhu maksimal hal ini

membuktikan semakin tinggi suhu maka enzim akan mengalami kerusakan.

X. SARAN

Praktikan sebaiknya bersungguh-sungguh dalam menjalani praktikum

fisiologi tumbuhan, agar diperoleh ilmu yang optimum berdasarkan hasil

pengamatan, dan dapat menguji teori dari perkuliahan.


XI. DAFTAR PUSTAKA

Lakitan, B. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Poedjiadi, A., 1994, Dasar-dasar Biokimia, Jakarta: UI-Press.

Salisbury, Frank B. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid Satu. Bandung : ITB Bandung

Sumardika, Nengah dkk. 2009. Penuntun Pratikum Fisiologi Tumbuhan. Singaraja :

Jurusan Pendidikan Biologi

Yazid, Estien dan Nursanti, Lisda.2006. Penuntun Praktikum Biokimia untuk

Mahasiswa Analis. Yogyakarta: Andi Offset

Anda mungkin juga menyukai