Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

FISIOLOGI TUMBUHAN

PRAKTIKUM IX

" RESPON SEL PENUTUP TERHADAP TEKANAN OSMOSIS "

DISUSUN OLEH :

NAMA : LISA KURNIA

NIM : ACD 116 064

KELOMPOK : II

KELAS :B

DOSEN PENGAMPU : Dra. SRI PURYANINGSIH, M.Pd

ASISTEN PRAKTIKUM : NURIANTY AL MAIDAH, S.Pd., M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

2019
I. TOPIK

“Respon Sel Penutup Terhadap Tekanan Osmosis”.

II. TUJUAN

Mengetahui respons sel penutup terhadap tekanan.

III. DASAR TEORI

Pada waktu daun suatu tumbuhan aktif melakukan fotosintesis dan tersedia

cukup banyak air, terjadi penimbunan gula di dalam sel-sel penutup dan air secara

osmosis mengalir ke dalam sel-sel penutup tadi, sehingga sel-sel tersebut

membengkak. Karena struktur anatomi dari sel-sel penutup berada dalam turgid. Pada

saat fotosintesis terhenti atau tidak tersedia cukup air, sel-sel penutup ini menyusut

sehingga menutup stomata (Siti Sunariyati, dkk, 2017)

Osmosis sangat ditentukan oleh potensial kimia air atau potensial air, yang

menggambarkan kemampuan molekul air untuk dapat melakukan difusi. Sejumlah

besar volume air akan memiliki kelebihan energi bebas daripada volume yang sedikit,

di bawah kondisi yang sama. Proses Osmosis akan berhenti jika konsentrasi zat di

kedua sisi membran tersebut telah mencapai keseimbangan. Struktur dinding sel dan

membran sel berbeda. Membran memungkinkan molekul air melintas lebih cepat dari

pada unsur terlarut dinding sel primer biasanya sangat permeabel terhadap keduanya.

Memang membran sel tumbuhan memungkinkan berlangsungnya osmosis, tetapi

dinding sel yang turgid itulah yang menimbulkan tekanan (Agrica, 2009).
IV. ALAT DAN BAHAN

4.1. Alat
No. Alat Jumlah
1. Beaker glass 1 buah
2. Pipet tetes 1 buah
3. Tabung reaksi 1 buah
4. Silet 1 buah
5. Kaca benda 1 buah
6. Kaca penutup 1 buah
7. Mikroskop 1 buah
8. Cawan Petri 2 buah
9. ATK 1 buah

4.2. Bahan
No. Bahan Jumlah
1. Daun Rhoe discolor 1 helai
2. Larutan garam 5%
3. Aquades Secukupnya
4. Tisu Secukupnya
V. PROSEDUR KERJA

1. Menyiapkan seluruh alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum.

2. Menyediakan kaca benda dan kaca penutup yang bersih.

3. Meneteskan masing-masing 1 tetes aquades dan 1 tetes larutan garam di atas

kaca benda dengan jarak ± 4 cm satu sama lain.

4. Memotong lapisan epidermis bawah daun Rheo discolor setipis mungkin dan

meletakkan masing-masing 1 sayatan epidermis pada masing-masing tetesan.

5. Menutup dengan kaca penutup dan kemudian mengamati di bawah mikroskop

dengan perbesaran 40 × 10.

6. Mendokumentasikan hasil pengamatan.

7. Membuat hasil pengamatan di lembar kerja yang telah disiapkan.

8. Membersihkan dan mengembalikan alat dan bahan yang telah digunakan

ketempat semula.
VI. HASIL PENGAMATAN

6.1. Tabel Hasil Pengamatan

No. Foto Pengamatan Foto Pembanding Keterangan


1. Potongan sayatan
daun Rheo discolor
diberi larutan NaCl.
1. Sel penutup
2. Sel tetangga

Sumber Ahmad Subary,


2017.

Perbesaran 40 x 10.
Diambil 10 Mei 2019

Sumber Anonim, 2018.

2. Potongan sayatan
daun Rheo discolor
diberi larutan
Aquadest
1. Sel penutup
2. Sel tetangga
Sumber Ahmad Subary,
2017.

Perbesaran 40 x 10.
Diambil 10 Mei 2019

Sumber Anonim, 2018.


VII. PEMBAHASAN

Praktikum kali ini mengamati tentang respon sel penutup terhadap tekanan

osmosis dan hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada potongan sayatan daun

Rhoe discolor saat diteteskan aquades kondisi sel daun Rhoe discolor dalam keadaan

normal, terlihat bagian-bagian sel berbentuk rongga segi enam dengan sitoplasma

berwarna ungu memenuhi dinding sel. Aquades yang diteteskan membentuk

lingkungan isotonik baik di dalam maupun di luar sel, sehingga bentuk sel normal.

Pada saat larutan NaCl diteteskan di atas potongan sayatan daun Rhoeo

discolor, lingkungan yang terbentuk di luar sel-sel daun adalah hipertonik, dan

hipotonik pada bagian dalam sel. Sesuai dengan prinsip osmosis, yakni perpindahan

pelarut melalui selaput semi-permeabel dari konsentrasi pelarut tinggi (hipotonik)

menuju konsentrasi rendah (hipertonik), air akan mengalir keluar dari vakuola

menuju luar sel karena adanya tekanan osmosis. Akibatnya sel daun Rhoeo discolor

kehilangan air sehingga sitoplasma yang berwarna ungu mengkerut dan menjauhi

dinding sel seolah-olah keluar dan pecah dari sel. Lama-kelamaan sitoplasma

memudar menjadi bercak-bercak berwarna ungu. Hal ini terjadi karena larutan garam

yang diteteskan berperan sebagai larutan hipertonik, yakni larutan yang konsentrasi-

nya lebih rendah dari pada cairan di dalam sel.

Sel daun Rhoeo discolor yang bersentuhan dengan larutan NaCl stomata

menutup dan sel penutup mengempis, hal ini dipengaruhi oleh kandungan air dan ion

kalium di dalam sel penjaga. Ketika sel penjaga memiliki banyak ion kalium, air dari

sel tetangga akan masuk ke dalam sel penjaga secara osmosis. Akibatnya, dinding sel
penjaga yang berhadapan dengan celah stomata akan tertarik ke belakang, sehingga

stomata menjadi terbuka. Sebaliknya, ketika ion kalium keluar dari sel penjaga, air

dari sel penjaga akan berpindah secara osmosis ke sel tetangga. Akibatnya, sel

tetangga mengembang dan mendorong sel penjaga ke arah celah sehingga stomata

menutup.

Ketika stomata membuka, maka aliran pengangkutan air semakin cepat,

begitu juga sebaliknya. Didalam guard cell, terdapat kloroplas. Ketika terdapat

cahaya matahari pada siang hari, tumbuhan dapat melakukan proses fotosintesis.

Hasil dari fotosintesis salah satunya adalah amilum yang berupa sukrosa. Pada

akhirnya didalam guard cell akan terjadi penumpukan sukrosa hasil fotosintesis.

Sehingga mengakibatkan potensial air di sel tetangga lebih besar dari potensial air di

guard cell dan terjadi perpindahan air dari sel tetangga ke guard cell. Tekanan turgor

menjadi naik, dan mengakibatkan guard cell menebal dan stomata membuka.

Sedangkan pada malam hari (tidak terdapat sinar matahari) mengakibatkan tumbuhan

tidak dapat melakukan fotosintesis. Karena tidak dapat melakukan proses fotosintesis,

amilum/ sukrosa tidak dihasilkan. Sehingga menyebabkan potensial air di guard cell

lebih tinggi dari pada di sel tetangga dan terjadi perpindahan air dari guard cell ke sel

tetangga. Tekanan turgor turun dan akhirnya stomata menutup (Anonim, 2014).
VIII. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulankan bahwa

respon sel penutup terhadap tekanan osmosis terlihat setelah ditetesi larutan garam 5

% yaitu stomata menutup dan sel penutup mengempis, hal ini dipengaruhi oleh

kandungan air dan ion kalium di dalam sel penjaga. Ketika sel penjaga memiliki

banyak ion kalium, air dari sel tetangga akan masuk ke dalam sel penjaga secara

osmosis.

X. SARAN

Praktikan sebaiknya bersungguh-sungguh dalam menjalani praktikum

fisiologi tumbuhan, agar diperoleh ilmu yang optimum berdasarkan hasil

pengamatan, dan dapat menguji teori dari perkuliahan.


XI. DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Subary. 2017. Pengaruh Ion K+ Terhadap Membuka dan Menutup Stomata.

https://www.google.com. Diakses Pada 01 Mei 2019.

Anonim. 2014. Mekanisme Membuka dan Menutupnya Stomata. https://www.science

-spaces.blogspot.com. Diakses 11 Mei 2019.

Anonim. 2018. Struktur Jaringan Stomata Daun Rheo discolor. https://www.baka-

nbi.blogspot.com. Diakses 11 Mei 2019.

Lakitan, B. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Rista Armiyati 2018. Respon Sel Terhadap Tekanan Osmosis. https://www.id.scribd.

com. Diakses 11 Mei 2019.

Siti Sunariyati, Agus Sadono dan Sri Puryaningsih. 2017. Penuntun Praktikum

Fisiologi Tumbuhan. Palangkaraya : Universitas Palangkaraya.

Anda mungkin juga menyukai