FISIOLOGI TUMBUHAN
PRAKTIKUM IX
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK : II
KELAS :B
2019
I. TOPIK
II. TUJUAN
Pada waktu daun suatu tumbuhan aktif melakukan fotosintesis dan tersedia
cukup banyak air, terjadi penimbunan gula di dalam sel-sel penutup dan air secara
membengkak. Karena struktur anatomi dari sel-sel penutup berada dalam turgid. Pada
saat fotosintesis terhenti atau tidak tersedia cukup air, sel-sel penutup ini menyusut
Osmosis sangat ditentukan oleh potensial kimia air atau potensial air, yang
besar volume air akan memiliki kelebihan energi bebas daripada volume yang sedikit,
di bawah kondisi yang sama. Proses Osmosis akan berhenti jika konsentrasi zat di
kedua sisi membran tersebut telah mencapai keseimbangan. Struktur dinding sel dan
membran sel berbeda. Membran memungkinkan molekul air melintas lebih cepat dari
pada unsur terlarut dinding sel primer biasanya sangat permeabel terhadap keduanya.
dinding sel yang turgid itulah yang menimbulkan tekanan (Agrica, 2009).
IV. ALAT DAN BAHAN
4.1. Alat
No. Alat Jumlah
1. Beaker glass 1 buah
2. Pipet tetes 1 buah
3. Tabung reaksi 1 buah
4. Silet 1 buah
5. Kaca benda 1 buah
6. Kaca penutup 1 buah
7. Mikroskop 1 buah
8. Cawan Petri 2 buah
9. ATK 1 buah
4.2. Bahan
No. Bahan Jumlah
1. Daun Rhoe discolor 1 helai
2. Larutan garam 5%
3. Aquades Secukupnya
4. Tisu Secukupnya
V. PROSEDUR KERJA
1. Menyiapkan seluruh alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum.
4. Memotong lapisan epidermis bawah daun Rheo discolor setipis mungkin dan
ketempat semula.
VI. HASIL PENGAMATAN
Perbesaran 40 x 10.
Diambil 10 Mei 2019
2. Potongan sayatan
daun Rheo discolor
diberi larutan
Aquadest
1. Sel penutup
2. Sel tetangga
Sumber Ahmad Subary,
2017.
Perbesaran 40 x 10.
Diambil 10 Mei 2019
Praktikum kali ini mengamati tentang respon sel penutup terhadap tekanan
osmosis dan hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada potongan sayatan daun
Rhoe discolor saat diteteskan aquades kondisi sel daun Rhoe discolor dalam keadaan
normal, terlihat bagian-bagian sel berbentuk rongga segi enam dengan sitoplasma
lingkungan isotonik baik di dalam maupun di luar sel, sehingga bentuk sel normal.
Pada saat larutan NaCl diteteskan di atas potongan sayatan daun Rhoeo
discolor, lingkungan yang terbentuk di luar sel-sel daun adalah hipertonik, dan
hipotonik pada bagian dalam sel. Sesuai dengan prinsip osmosis, yakni perpindahan
menuju konsentrasi rendah (hipertonik), air akan mengalir keluar dari vakuola
menuju luar sel karena adanya tekanan osmosis. Akibatnya sel daun Rhoeo discolor
kehilangan air sehingga sitoplasma yang berwarna ungu mengkerut dan menjauhi
dinding sel seolah-olah keluar dan pecah dari sel. Lama-kelamaan sitoplasma
memudar menjadi bercak-bercak berwarna ungu. Hal ini terjadi karena larutan garam
yang diteteskan berperan sebagai larutan hipertonik, yakni larutan yang konsentrasi-
Sel daun Rhoeo discolor yang bersentuhan dengan larutan NaCl stomata
menutup dan sel penutup mengempis, hal ini dipengaruhi oleh kandungan air dan ion
kalium di dalam sel penjaga. Ketika sel penjaga memiliki banyak ion kalium, air dari
sel tetangga akan masuk ke dalam sel penjaga secara osmosis. Akibatnya, dinding sel
penjaga yang berhadapan dengan celah stomata akan tertarik ke belakang, sehingga
stomata menjadi terbuka. Sebaliknya, ketika ion kalium keluar dari sel penjaga, air
dari sel penjaga akan berpindah secara osmosis ke sel tetangga. Akibatnya, sel
tetangga mengembang dan mendorong sel penjaga ke arah celah sehingga stomata
menutup.
begitu juga sebaliknya. Didalam guard cell, terdapat kloroplas. Ketika terdapat
cahaya matahari pada siang hari, tumbuhan dapat melakukan proses fotosintesis.
Hasil dari fotosintesis salah satunya adalah amilum yang berupa sukrosa. Pada
akhirnya didalam guard cell akan terjadi penumpukan sukrosa hasil fotosintesis.
Sehingga mengakibatkan potensial air di sel tetangga lebih besar dari potensial air di
guard cell dan terjadi perpindahan air dari sel tetangga ke guard cell. Tekanan turgor
menjadi naik, dan mengakibatkan guard cell menebal dan stomata membuka.
Sedangkan pada malam hari (tidak terdapat sinar matahari) mengakibatkan tumbuhan
tidak dapat melakukan fotosintesis. Karena tidak dapat melakukan proses fotosintesis,
amilum/ sukrosa tidak dihasilkan. Sehingga menyebabkan potensial air di guard cell
lebih tinggi dari pada di sel tetangga dan terjadi perpindahan air dari guard cell ke sel
tetangga. Tekanan turgor turun dan akhirnya stomata menutup (Anonim, 2014).
VIII. KESIMPULAN
respon sel penutup terhadap tekanan osmosis terlihat setelah ditetesi larutan garam 5
% yaitu stomata menutup dan sel penutup mengempis, hal ini dipengaruhi oleh
kandungan air dan ion kalium di dalam sel penjaga. Ketika sel penjaga memiliki
banyak ion kalium, air dari sel tetangga akan masuk ke dalam sel penjaga secara
osmosis.
X. SARAN
Ahmad, Subary. 2017. Pengaruh Ion K+ Terhadap Membuka dan Menutup Stomata.
Siti Sunariyati, Agus Sadono dan Sri Puryaningsih. 2017. Penuntun Praktikum