Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ETIKA ISLAM DALAM PENERAPAN ILMU PENDIDIKAN

Disusun Oleh :

Nama : Hilyatul Auliya

UNIVERSITAS PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH

UNIMUDA SORONG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah AIK ini dengan tepat waktu. Dalam menulis makalah ini, tidak sedikit
masalah dan rintangan yang dihadapi oleh penulis, namun berkat bantuan dari berbagai pihak
yang telah berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini walaupun dengan banyak kekurangan.

Akhir kata penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sebagai bahan
perbaikan dalam menyusun makalah kedepannya, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2


DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 4
1.1 LATAR BELAKANG................................................................................................. 4
1.2 RUMUSAN MASALAH ............................................................................................ 4
BAB II........................................................................................................................................ 5
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 5
A. ILMU DAN KEMANUSIAAN ...................................................................................... 5
B. ILMU DAN KEMASLAHATAN HIDUP ..................................................................... 7
C. AYAT DAN HADITS YANG RELAVAN DENGAN ETIKA PENERAPAN ILMU
10
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Etika dalam Islam mencakup seluruh aspek kehidupan, termasuk penerapan ilmu
pendidikan. Islam mengajarkan nilai-nilai etika yang tinggi dalam berinteraksi dengan
pengetahuan, pendidikan, guru, dan siswa. Beberapa prinsip etika yang penting dalam
penerapan ilmu pendidikan dalam Islam seperti niat yang Ikhlas. Dalam Islam, setiap
perbuatan baik harus didasari oleh niat yang ikhlas semata-mata karena Allah SWT.
Dalam konteks pendidikan, seorang pendidik harus memiliki niat yang murni untuk
mendidik dan memberikan manfaat kepada siswa, bukan semata-mata untuk tujuan
pribadi atau materi.
Islam juga mendorong kejujuran dan keteladanan dalam segala aspek kehidupan,
termasuk pendidikan. Seorang pendidik Islam harus selalu jujur dan adil dalam
memberikan penilaian, memberikan umpan balik, dan menghadapi situasi apapun dengan
integritas yang tinggi. Islam mengajarkan rasa tanggung jawab terhadap ilmu yang
diberikan dan peran sebagai pendidik. Seorang pendidik Islam harus menyadari tanggung
jawabnya dalam memberikan pendidikan yang berkualitas kepada siswa dan bertanggung
jawab atas pembentukan karakter siswa serta perkembangan akademik mereka.

1.2 RUMUSAN MASALAH

a. Bagaimana hubungan ilmu dan kemanusiaan?

b. Bagaimana hubungan ilmu dan kemaslahatan hidup?

c. Ayat dan hadits yang relavan dengan etika penerapan


BAB II

PEMBAHASAN

A. ILMU DAN KEMANUSIAAN

Hubungan ilmu dengan kemanusiaan sangatlah erat sekali dikarenakan ilmu


bisa berkembang karena keberadaan manusia,manusia mewujudkan sifat-sifat baiknya
untuk memelihara kelangsungan hidup ini didunia dan manusia memenuhi kebutuhan
hidupnya juga dengan ilmu.Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT didalam Al-
Qur’an yaitu mnusia diciptakan oleh Allah sebagai khalifah di bumi sebagai wakil
tuhan untuk menjaga kehidupan didunia ini.
Tentunya degan ilmu manusia akan diarahkan kepada hal yang baik menurut
dirinya dan bermanfaat untuk lainnya. Dan manusialah yang bisa mengembangkan
keilmuaannnya yang didapat melalui proses berpikir. Pada masa lampau kedudukan
ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari belum dapat dirasakan. Ilmu sama
sekali tidak memberikan pengaruhnya terhadap masyarakat. Ungkapan Aristoteles
tentang ilmu “Umat manusia menjamin urusannya untuk hidup sehari-hari, barulah ia
arahkan perhatiannya kepada ilmu pengetahuan”. (Van Melsen,1987).
Kita ketahui juga ilmu saat ini berkembang dengan pesat yang mempengaruhi
reproduksi dan penciptaan manusia itu sendiri. Jadi, ilmu bukan saja menimbulkan
gejala dehumanisasi namun bahkan kemungkinan mengubah hakikat kemanusiaan itu
sendiri, atau dengan ilmu bukanlah sarana yang membantu manusia mencapai tujuan
hidupnya, namun juga menciptakan tujuan hidup itu sendiri. Dengan ilmu manusia
dapat memanfaatkan segala sesuatu didasari nilai yang positif sehingga dalam
kehidupan bersosialnya dapat terjalin hubungan yang serasi, seimbang dan selaras.
1. Manfaat ilmu bagi kemanusiaan.
Ilmu pada dasarnya mengungkap realitas sebagaimana adanya. Hasil-hasil
kegiatan keilmuan memberikan alternatif kepada manusia untuk mengambil suatu
keputusan yang menurut dirinya menjadi keputusan yang terbaik, walaupun nantinya
keputusan itu dianggap kurang tepat oleh manusia lain. Akan tetapi hakikat kebenaran
pastinya akan dimanfaatkan oleh manusia secara umum karena sifat daripada kebenaran
yang mengungkap adalah waktu.
Ilmu memberikan pengetahuan yang mendalam dan pemahaman tentang dunia
di sekitar kita. Dengan mempelajari ilmu, kita dapat memahami prinsip-prinsip dasar
alam semesta, struktur kehidupan, dan fenomena alam lainnya. Pengetahuan ini
memungkinkan kita untuk menjelajahi, menerapkan, dan memperluas pemahaman kita
tentang dunia yang kompleks.
Ilmu juga menjadi landasan bagi inovasi dan perkembangan teknologi. Dalam
berbagai bidang seperti kesehatan, energi, komunikasi, transportasi, dan lingkungan,
ilmu telah mendorong penemuan-penemuan baru yang memperbaiki kualitas hidup
manusia. Misalnya, penemuan antibiotik telah mengubah perawatan medis, sementara
teknologi informasi telah mengubah cara kita berkomunikasi dan mendapatkan
informasi.
Ilmu memberikan landasan bagi kemajuan dalam bidang kesehatan dan
kesejahteraan manusia. Penelitian ilmiah telah membantu kita memahami penyakit,
mengembangkan vaksin, menemukan obat-obatan, dan meningkatkan perawatan
medis. Selain itu, ilmu juga memainkan peran penting dalam bidang gizi, sanitasi, dan
lingkungan hidup yang sehat. Selain itu, ilmu memainkan peran penting dalam
pendidikan. Melalui pendidikan ilmiah, kita dapat mengajarkan pengetahuan,
keterampilan berpikir kritis, dan pemahaman yang mempromosikan toleransi,
kerjasama, dan pemahaman lintas budaya. Ilmu juga membantu memecahkan
prasangka dan stereotip yang mungkin ada di antara berbagai kelompok manusia.
2. Fungsi Manusia Dalam Perkembangan Ilmu
Manusia mendapatkan ilmu melalui perantaraan kalam yang diciptakan oleh
Alloh.Hal ini sesuai dengan firman Alloh surat Al-Alaq Ayat 1-5 sebagai berikut :

ََّ َ َ ْ ََّ َّ ْ َْ َ ْ ْ ََ َ ْ ْ ََ َ ََ َ َّ َ ْ
ْ ‫ا ْق َرأ ب‬
‫ عل َم‬٤ ُۙ‫ ال ِذ ْي عل َم ِبالقل ِم‬٣ ُۙ‫ ِاق َرأ َو َر ُّبك الاك َرم‬٢ َۚ‫ خلق ال ِان َسان ِم ْن علق‬١ َۚ‫اس ِم َر ِبك ال ِذ ْي خلق‬ ِ ِ

َ ْ َ َ ْ ْ
٥ ْۗ‫ال ِان َسان َما ل ْم َيعل ْم‬

Artinya: ”Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,


Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang
Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”.
Dapat kita ketahui tentang ayat diatas bahwa Alloh menciptakan manusia
dengan penuh kasih sayang dan kesempurnaan baik secara fisik dan rohani. Dengan
dibekali hal diatas maka fungsi manusia terhadap ilmu adalah menemukan,
mengembangkan, menciptakan, kemudian mengevaluasi terhadap ilmu yang
didapatnya melalui proses berpikir yang alami dan sistematis. dengan pemikiran
seperti itu manusia bisa membagi atau memetakan suatu ilmu degan spesifikasi
tertentu yang berkembang saat ini dan sudah dimanfaatkan oleh manusia.

Manusia memiliki kemampuan inovatif dan kreatif untuk mengembangkan ide


baru, menciptakan solusi baru, dan menemukan penemuan ilmiah. Inovasi dan
kreativitas manusia telah memainkan peran kunci dalam banyak kemajuan ilmiah,
mulai dari penemuan roda hingga penemuan teknologi modern seperti komputer dan
interne. Maka dari itu, manusia merupakan agen utama dalam proses perkembangan
ilmu. Meskipun teknologi dan kecerdasan buatan semakin maju, peran manusia dalam
penelitian, kreativitas, etika, dan kolaborasi tetap menjadi faktor penting dalam
perkembangan ilmu.

B. ILMU DAN KEMASLAHATAN HIDUP

Dalam Islam, ilmu dan kemaslahatan hidup saling berkaitan. Ilmu yang
diperoleh harus digunakan dengan bijak untuk mendorong kemaslahatan dan kemajuan
bagi individu dan masyarakat. Islam mendorong umatnya untuk terus belajar,
mengembangkan diri, dan menyebarkan pengetahuan yang berguna untuk kehidupan.
Kehidupan yang lebih baik merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh manusia dalam
kehidupannya. Untuk mencapai hidup yang lebih baik manusia perlu untuk dibentuk
atau diarahkan. Pembentukan manusia itu dapat melalui pendidikan atau ilmu yang
mempengaruhi pengetahuan tentang diri dan dunianya, melalui kehidupan sosial atau
polis, dan melalui agama. Dengan pengetahuan yang memadai manusia dapat
mengembangkan diri dan hidupnya. Apa yang diketahui secara lebih umum dalam
pengetahuan, dalam ilmu diketahui secara lebih masuk akal. Dalam hal ini ilmu lebih
kritis daripada hanya menerima apa yang didapat dari pengetahuan.
Dalam Islam, ilmu dan kemaslahatan hidup memiliki peran penting dalam
kehidupan seorang Muslim. Islam menghargai pengetahuan dan memotivasi umatnya
untuk mencari ilmu pengetahuan di berbagai bidang, baik yang berkaitan dengan agama
maupun yang bersifat dunia. Pengetahuan tentang agama Islam merupakan prioritas
utama. Muslim diharapkan untuk mempelajari dan memahami ajaran-ajaran Islam,
termasuk mempelajari Al-Quran, hadis, fiqh (hukum Islam), aqidah, dan sejarah Islam.
Dengan pemahaman yang baik tentang agama, seorang Muslim dapat mengarahkan
hidupnya sesuai dengan ajaran Allah dan Rasul-Nya.
Islam mengajarkan pentingnya mengaplikasikan pengetahuan dalam kehidupan
sehari-hari. Ilmu yang dimiliki harus digunakan untuk melakukan amal yang baik dan
membawa manfaat bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan umat manusia secara
luas. Segala tindakan atau keputusan yang membawa manfaat, melindungi, dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dianggap sesuai dengan ajaran Islam.

1. Manusia Mengetahui Dirinya dan Dunianya


Manusia mengetahui dirinya berarti mengenal dengan baik kelebihan dan
kekurangan yang ada pada dirinya. Sementara, manusia mengetahui dunianya berarti
menusia mengenal secara baik apa yang ada atau terkandung dalam dunianya itu, baik
potensi yang dapat memudahkan manusia itu sendiri maupun tantangan yang
diperhadapkan kepadanya. Kekurangan manusia dapat diatasi dengan apa yang ada
dalam dunianya. Tentu saja melalui suatu relasi, baik relasi dengan orang lain maupun
relasi dengan alam. Pengetahuan dan pengenalan atas diri dan dunianya membantu
manusia untuk mengarahkan dirinya kepada hidup yang lebih baik. Salah satu cara
manusia mengetahui dirinya dan lingkungannya adalah melalui pendidikan.
Manusia adalah makluk yang sadar dan mempunyai pengetahuan akan dirinya.
Selain itu juga manusia juga mempunyai pengetahuan akan dunia sebagai tempat
dirinya bereksistensi. Dunia yang dimaksudkan di sini adalah dunia yang mampu
memberikan manusia kemudahan dan tantangan dalam hidup. Dunia di mana manusia
bereksistensi dapat memberikan kepada manusia sesuatu yang berguna bagi
pembentukan dan pengembangan dirinya.
Pengetahuan merupakan kekayaan dan kesempurnaan bagi makhluk yang
memilikinya. Manusia dapat mengetahui segala-galanya, maka ia menguasai makhluk
lain yang penguasaannya terhadap pengetahuan kurang. Dalam lingkungan manusia
sendiri seseorang yang tahu lebih banyak adalah lebih baik bila dibandingkan dengan
yang tidak tahu apa-apa. Pengetahuan menjadikan manusia berhubungan dengan dunia
dan dengan orang lain, dan itu membentuk manusia itu sendiri.
2. Manusia Dalam Hidup Komunitas
Kehidupan komunitas dapat membentuk hidup manusia secara lebih baik. Dapat
dikatakan demikian karena pada dasarnya kodrat manusia adalah makhluk sosial. Itu
berarti manusia selalu berada bersama dengan sesamanya atau orang lain. Ia tidak
berada sendirian, melainkan selalu berada bersama dengan orang lain. Manusia selalu
berada dengan orang lain dan membentuk suatu persekutuan yang disebut sebagai
komunitas. Mereka membentuk hidup besama karena ada nilai yang ingin dicapai
secara bersama. Nilai yang ingin dicapai adalah membentuk hidup secara lebih baik.
Nilai hidup secara lebih baik itu dicapai lewat interaksi atau kerja sama setiap individu
dalam komunitas.
Interaksi sosial ini memungkinkan pembentukan hubungan, kerjasama, dan
dukungan antarindividu. Manusia dapat belajar dari pengalaman orang lain, saling
membantu, dan membangun jaringan sosial yang penting dalam kehidupan sehari-hari.
Komunitas yang kuat mendukung pertumbuhan dan pembangunan individu. Melalui
kolaborasi dan pertukaran ide, komunitas mendorong inovasi, kreativitas, dan
perkembangan personal. Diskusi, pelatihan, atau kegiatan bersama dalam komunitas
dapat memberikan peluang bagi manusia untuk belajar dan berkembang.

3. Agama Membantu Manusia Hidup Lebih Baik


Manusia tidak dapat dilepaskan dari agama dalam kehidupannya. Maksudnya
adalah bahwa agama menjadi sarana di mana manusia dapat memenuhi keinginannya
untuk dapat hidup dengan lebih bijaksana. Dengan kata lain agama membantu manusia
untuk dapat hidup lebih baik. Setiap agama umumnya mengajarkan kepada para
penganut atau pengikutnnya untuk hidup sebagai orang yang saleh, baik di hadapan
manusia maupun di hadapan yang ilahi.
Islam memberikan panduan yang rinci tentang ibadah dan koneksi dengan
Allah. Ibadah seperti shalat, puasa, dan haji membantu individu untuk mengembangkan
disiplin diri, rasa syukur, dan pengabdian kepada Tuhan. Ini memberikan ketenangan
batin dan memperkuat ikatan spiritual individu dengan Allah. Islam mendorong
pengembangan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari. Menghormati orang tua,
memperlakukan orang lain dengan baik, menolong yang membutuhkan, dan menjaga
hubungan yang harmonis dengan tetangga dan teman adalah beberapa contoh akhlak
mulia yang ditekankan dalam Islam. Hal ini membantu membangun hubungan yang
baik dalam masyarakat dan menciptakan lingkungan yang lebih positif. Tujuannya
adalah untuk membantu umat Muslim mencapai keseimbangan dan kebahagiaan di
dunia dan akhirat.

C. AYAT DAN HADITS YANG RELAVAN DENGAN ETIKA PENERAPAN ILMU

Berikut adalah beberapa ayat Al-Qur'an yang berhubungan dengan etika penerapan
ilmu pendidikan:

 Q.S Al-Baqarah [2:269]

ََْ ْ َّ َّ ََّ َ َ ً ْ َ ً ْ َ ْ ْ َ َ َ ْ ْ َ ْ ُّ ْ َ َ ْ ْ
َ ِ‫ال ك َم َة َم ْن يَّ َشاۤءَۚ ومن يؤت ح‬ ْ
ِ‫ُّي ِؤتى ح‬
ِ ‫ال كمة فقد ا ِوت َي خيرا ك ِثيراْۗ وما يذكر ِال ٓا اولوا الالب‬
٢٦٩ ‫اب‬

Artinya : "Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al


Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang
dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya
orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah)".

 Q.S Al-Qasas [28:14]

َ ْ ْ ْ َ َ ٰ َ ً ْ ً ْ ٰ ْ َ ٰ ٰ َ ْ َ ٗ َّ َ َ َ َ َّ َ َ
١٤ ‫ى اتينه حكما َّو ِعلماْۗ َوكذ ِلك نج ِزى المح ِس ِن ْين‬ ٓ ‫ولما بلغ اشده واستو‬

Artinya: "Dan setelah dia (Musa) dewasa dan sempurna akalnya, Kami anugerahkan
kepadanya hikmah (kenabian) dan pengetahuan. Dan demikianlah Kami memberi
balasan kepada orang-orang yang berbuat baik".

 Q.S Al-An'am [6:165]

َ ََّ َّ ْ ٰ ٰ َ ْ ْ َ ْ َ ٰ ََ َْ َ ْ َ ْ َ َْ ََ َ َ ْ َ ْ َ ٰۤ َ ْ َ َ َ ْ َّ َ َ
‫وهو ال ِذي جعلكم خلىِٕف الار ِض ورفع بعضكم فوق بعض درجت ِليبلوكم ِفي مآ اتىكمْۗ ِان ربك‬

َ َ ٗ َّ َ ْ ْ َ
١٦٥ ࣖ ‫ابِۖ َواِ نه لغف ْو ٌر َّر ِح ْي ٌم‬
ِ ‫س ِريع ال ِع‬
‫ق‬

Artinya : "Dan Dialah yang menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah di bumi dan
Dia mengangkat (derajat) sebagian kamu di atas yang lain, untuk mengujimu atas
(karunia) yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu sangat cepat
memberi hukuman dan sungguh, Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang".
 Q.S Al-Hujarat [49:13]

َ َ َ ‫ْ َّ ه‬ ٰ ْ َ ‫ْ ً َّ َ َ َ َ َ َ ْ َّ َ ْ َ َ ْ ْ َ ه‬ ْٰ َ َ ْٰ َ َ ٰ ْ َ َ َّ َّ َ َ
١٣ ‫اّٰلل ع ِل ْي ٌم خ ِب ْي ٌر‬ ‫ْۗان‬ ْ
ِ ‫يٰٓايُّها الناس ِانا خلقنك ْم ِمن ذكر َّوانثى َوجعلنك ْم شعوبا وقب ۤاىِٕل ِلتعارفواَۚ ِان اكرمكم ِعند‬
ِ ‫اّٰلل اتقىكم‬

Artinya : "Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara
kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha
Mengetahui, Mahateliti".

 Q.S Al-Baqarah [2:42]

َ َ ْ َ ْ َ ََّ ْ ْ َ ْ
َ ‫َو َلا َت ْلبسوا ال َحَّق ب ْال‬
٤٢ ‫اط ِل َوتكتموا الحق َوانت ْم تعلم ْون‬ ‫ب‬
ِ ِ ِ

Artinya : "Dan janganlah kamu campuradukkan kebenaran dengan kebatilan dan


(janganlah) kamu sembunyikan kebenaran, sedangkan kamu mengetahuinya".

 Q.S Al-Hajj [22:54]

ٰ ٰ َ ْ َّ َ ‫َّ ه‬ َ َ َّ ْ ُّ َ ْ ََّ َ ْ ْ َّ
َ ‫ك َفي ْؤمن ْوا به َفت ْخب َت ل ٗٗه قل ْوُبُه ْْۗم َواِ ن‬
‫اّٰلل ل َه ِاد ال ِذين ا َمن ْوٓا ِالى‬ ٖ ِ ‫ب‬ ‫ر‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫ق‬ ‫ح‬‫ال‬ ‫ه‬‫ن‬‫ا‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫ال‬ ‫وا‬‫ت‬ ْ ‫َّول َي ْع َل َم الذيْ َن ا‬
‫و‬
ْۗ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ

َ
٥٤ ‫ِص َراط ُّم ْست ِق ْيم‬

Artinya : "dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwa (Al-Qur'an)
itu benar dari Tuhanmu lalu mereka beriman dan hati mereka tunduk kepadanya. Dan
sungguh, Allah pemberi petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang
lurus".

 Q.S Al-Ma'idah [5:8]


ْ ْ ْ َ ََّ ٰٓ َ ْ َ ٰ َ َ ْ َّ َ ْ َ َ َ ْ ‫ٰٓ َ ُّ َ َّ ْ َ ٰ َ ْ ْ ْ ََّ ْ َ ه‬
ْ ‫ّٰلل ش َه َدا َۤء بالق‬
‫ْۗاع ِدل ْواْۗ ه َو‬
ِ ‫ا‬ ‫و‬‫ل‬ ‫د‬
ِ ‫ع‬ ‫ت‬ ‫ا‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ى‬‫ل‬ ‫ع‬ ‫م‬ ‫و‬‫ق‬ ‫ن‬‫ا‬ ‫ن‬‫ش‬ ‫م‬‫ك‬‫ن‬‫م‬ ‫ر‬
ِ ‫ج‬‫ي‬ ‫ا‬ ‫ل‬ ‫و‬ ِۖ
‫ط‬ ‫س‬
ِ ِ ِ ِ ِ ‫يايها ال ِذين امنوا كونوا قو ِامين‬

َ َْ َ َ َ ‫ه َ َّ ه‬ َّ َ َّ
ٰ ‫لت ْق‬ َْ
٨ ‫اّٰلل خ ِب ْي ٌ ٌۢر ِبما تع َمل ْون‬ ‫ْۗان‬
ِ ‫اّٰلل‬ ‫وا‬‫ق‬ ‫ات‬ ‫و‬ ِۖ
‫ى‬ ‫و‬ ‫ل‬
ِ ‫ب‬ َ
‫ر‬ ‫ق‬‫ا‬

Artinya : "Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak keadilan
karena Allah, (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu
terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah.
Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh,
Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan".

Dalam penerapan ilmu pendidikan, penting untuk menggabungkan pengetahuan


dengan etika dan nilai-nilai Islami. Semoga ayat-ayat tersebut memberikan panduan
dan inspirasi yang bermanfaat dan bertanggung jawab.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ilmu sangat bermanfaat, tetapi juga bisa menimbulkan bencana bagi manusia
dan alam semesta tergantung dengan orang-orang yang menggunakannya. Untuk itu
perlu ada etika, ukuran-ukuran yang diyakini oleh para ilmuwan yang dapat
menjadikan pengembangan ilmu dan aplikasinya bagi kehidupan manusia agar tidak
menimbulkan dampak negatif.
Penerapan etika dalam pendidikan dalam Islam akan menciptakan lingkungan
pendidikan yang positif, bermanfaat, dan membentuk individu yang berakhlak mulia.
Hal ini akan membantu dalam pembentukan generasi yang berkomitmen terhadap
nilai-nilai Islam, serta mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan
umat manusia secara luas.

Dengan demikian, Islam mendorong umatnya untuk menjadikan pendidikan dan


pengetahuan sebagai prioritas dalam hidup mereka, karena dianggap sebagai jalan
untuk mengenal dan memahami dunia serta mengembangkan diri dalam berbagai
aspek kehidupan.

DAFTAR PUTAKA

Burhanudin Salam, 1998. Pengantar Filsafat, Jakarta, Bina Aksara


Hartono Kasmadi, dkk. 1990. Filsafat Ilmu, Semarang, IKIP Semarang Press

Hasbullah Bakry, 1986, Sistematika Filsafat, Jakarta, Wijaya

Solihatin Etin, Rahardjo, 2008, Coorperative Learnin, Jakarta, PT. Bumi Aksara

Surajiyo, 2008, Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia, Jakarta, PT. Bumi
Aksara

https://asbarsalim009.blogspot.com/2015/04/makalah-etika-islam-dalam-penerapan-
ilmu.html?m=1

https://www.merdeka.com/quran/al-qasas/ayat-14

Anda mungkin juga menyukai