Disusun Oleh :
UNIMUDA SORONG
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah AIK ini dengan tepat waktu. Dalam menulis makalah ini, tidak sedikit
masalah dan rintangan yang dihadapi oleh penulis, namun berkat bantuan dari berbagai pihak
yang telah berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini walaupun dengan banyak kekurangan.
Akhir kata penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sebagai bahan
perbaikan dalam menyusun makalah kedepannya, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca.
DAFTAR ISI
Etika dalam Islam mencakup seluruh aspek kehidupan, termasuk penerapan ilmu
pendidikan. Islam mengajarkan nilai-nilai etika yang tinggi dalam berinteraksi dengan
pengetahuan, pendidikan, guru, dan siswa. Beberapa prinsip etika yang penting dalam
penerapan ilmu pendidikan dalam Islam seperti niat yang Ikhlas. Dalam Islam, setiap
perbuatan baik harus didasari oleh niat yang ikhlas semata-mata karena Allah SWT.
Dalam konteks pendidikan, seorang pendidik harus memiliki niat yang murni untuk
mendidik dan memberikan manfaat kepada siswa, bukan semata-mata untuk tujuan
pribadi atau materi.
Islam juga mendorong kejujuran dan keteladanan dalam segala aspek kehidupan,
termasuk pendidikan. Seorang pendidik Islam harus selalu jujur dan adil dalam
memberikan penilaian, memberikan umpan balik, dan menghadapi situasi apapun dengan
integritas yang tinggi. Islam mengajarkan rasa tanggung jawab terhadap ilmu yang
diberikan dan peran sebagai pendidik. Seorang pendidik Islam harus menyadari tanggung
jawabnya dalam memberikan pendidikan yang berkualitas kepada siswa dan bertanggung
jawab atas pembentukan karakter siswa serta perkembangan akademik mereka.
PEMBAHASAN
ََّ َ َ ْ ََّ َّ ْ َْ َ ْ ْ ََ َ ْ ْ ََ َ ََ َ َّ َ ْ
ْ ا ْق َرأ ب
عل َم٤ ُۙ ال ِذ ْي عل َم ِبالقل ِم٣ ُۙ ِاق َرأ َو َر ُّبك الاك َرم٢ َۚ خلق ال ِان َسان ِم ْن علق١ َۚاس ِم َر ِبك ال ِذ ْي خلق ِ ِ
َ ْ َ َ ْ ْ
٥ ْۗال ِان َسان َما ل ْم َيعل ْم
Dalam Islam, ilmu dan kemaslahatan hidup saling berkaitan. Ilmu yang
diperoleh harus digunakan dengan bijak untuk mendorong kemaslahatan dan kemajuan
bagi individu dan masyarakat. Islam mendorong umatnya untuk terus belajar,
mengembangkan diri, dan menyebarkan pengetahuan yang berguna untuk kehidupan.
Kehidupan yang lebih baik merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh manusia dalam
kehidupannya. Untuk mencapai hidup yang lebih baik manusia perlu untuk dibentuk
atau diarahkan. Pembentukan manusia itu dapat melalui pendidikan atau ilmu yang
mempengaruhi pengetahuan tentang diri dan dunianya, melalui kehidupan sosial atau
polis, dan melalui agama. Dengan pengetahuan yang memadai manusia dapat
mengembangkan diri dan hidupnya. Apa yang diketahui secara lebih umum dalam
pengetahuan, dalam ilmu diketahui secara lebih masuk akal. Dalam hal ini ilmu lebih
kritis daripada hanya menerima apa yang didapat dari pengetahuan.
Dalam Islam, ilmu dan kemaslahatan hidup memiliki peran penting dalam
kehidupan seorang Muslim. Islam menghargai pengetahuan dan memotivasi umatnya
untuk mencari ilmu pengetahuan di berbagai bidang, baik yang berkaitan dengan agama
maupun yang bersifat dunia. Pengetahuan tentang agama Islam merupakan prioritas
utama. Muslim diharapkan untuk mempelajari dan memahami ajaran-ajaran Islam,
termasuk mempelajari Al-Quran, hadis, fiqh (hukum Islam), aqidah, dan sejarah Islam.
Dengan pemahaman yang baik tentang agama, seorang Muslim dapat mengarahkan
hidupnya sesuai dengan ajaran Allah dan Rasul-Nya.
Islam mengajarkan pentingnya mengaplikasikan pengetahuan dalam kehidupan
sehari-hari. Ilmu yang dimiliki harus digunakan untuk melakukan amal yang baik dan
membawa manfaat bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan umat manusia secara
luas. Segala tindakan atau keputusan yang membawa manfaat, melindungi, dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dianggap sesuai dengan ajaran Islam.
Berikut adalah beberapa ayat Al-Qur'an yang berhubungan dengan etika penerapan
ilmu pendidikan:
ََْ ْ َّ َّ ََّ َ َ ً ْ َ ً ْ َ ْ ْ َ َ َ ْ ْ َ ْ ُّ ْ َ َ ْ ْ
َ ِال ك َم َة َم ْن يَّ َشاۤءَۚ ومن يؤت ح ْ
ُِّي ِؤتى ح
ِ ال كمة فقد ا ِوت َي خيرا ك ِثيراْۗ وما يذكر ِال ٓا اولوا الالب
٢٦٩ اب
َ ْ ْ ْ َ َ ٰ َ ً ْ ً ْ ٰ ْ َ ٰ ٰ َ ْ َ ٗ َّ َ َ َ َ َّ َ َ
١٤ ى اتينه حكما َّو ِعلماْۗ َوكذ ِلك نج ِزى المح ِس ِن ْين ٓ ولما بلغ اشده واستو
Artinya: "Dan setelah dia (Musa) dewasa dan sempurna akalnya, Kami anugerahkan
kepadanya hikmah (kenabian) dan pengetahuan. Dan demikianlah Kami memberi
balasan kepada orang-orang yang berbuat baik".
َ ََّ َّ ْ ٰ ٰ َ ْ ْ َ ْ َ ٰ ََ َْ َ ْ َ ْ َ َْ ََ َ َ ْ َ ْ َ ٰۤ َ ْ َ َ َ ْ َّ َ َ
وهو ال ِذي جعلكم خلىِٕف الار ِض ورفع بعضكم فوق بعض درجت ِليبلوكم ِفي مآ اتىكمْۗ ِان ربك
َ َ ٗ َّ َ ْ ْ َ
١٦٥ ࣖ ابِۖ َواِ نه لغف ْو ٌر َّر ِح ْي ٌم
ِ س ِريع ال ِع
ق
Artinya : "Dan Dialah yang menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah di bumi dan
Dia mengangkat (derajat) sebagian kamu di atas yang lain, untuk mengujimu atas
(karunia) yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu sangat cepat
memberi hukuman dan sungguh, Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang".
Q.S Al-Hujarat [49:13]
َ َ َ ْ َّ ه ٰ ْ َ ْ ً َّ َ َ َ َ َ َ ْ َّ َ ْ َ َ ْ ْ َ ه ْٰ َ َ ْٰ َ َ ٰ ْ َ َ َّ َّ َ َ
١٣ اّٰلل ع ِل ْي ٌم خ ِب ْي ٌر ْۗان ْ
ِ يٰٓايُّها الناس ِانا خلقنك ْم ِمن ذكر َّوانثى َوجعلنك ْم شعوبا وقب ۤاىِٕل ِلتعارفواَۚ ِان اكرمكم ِعند
ِ اّٰلل اتقىكم
Artinya : "Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara
kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha
Mengetahui, Mahateliti".
َ َ ْ َ ْ َ ََّ ْ ْ َ ْ
َ َو َلا َت ْلبسوا ال َحَّق ب ْال
٤٢ اط ِل َوتكتموا الحق َوانت ْم تعلم ْون ب
ِ ِ ِ
ٰ ٰ َ ْ َّ َ َّ ه َ َ َّ ْ ُّ َ ْ ََّ َ ْ ْ َّ
َ ك َفي ْؤمن ْوا به َفت ْخب َت ل ٗٗه قل ْوُبُه ْْۗم َواِ ن
اّٰلل ل َه ِاد ال ِذين ا َمن ْوٓا ِالى ٖ ِ ب ر ن م ق حال هنا م ل ع ال وات ْ َّول َي ْع َل َم الذيْ َن ا
و
ْۗ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ
٥٤ ِص َراط ُّم ْست ِق ْيم
Artinya : "dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwa (Al-Qur'an)
itu benar dari Tuhanmu lalu mereka beriman dan hati mereka tunduk kepadanya. Dan
sungguh, Allah pemberi petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang
lurus".
َ َْ َ َ َ ه َ َّ ه َّ َ َّ
ٰ لت ْق َْ
٨ اّٰلل خ ِب ْي ٌ ٌۢر ِبما تع َمل ْون ْۗان
ِ اّٰلل واق ات و ِۖ
ى و ل
ِ ب َ
ر قا
Artinya : "Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak keadilan
karena Allah, (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu
terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah.
Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh,
Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan".
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ilmu sangat bermanfaat, tetapi juga bisa menimbulkan bencana bagi manusia
dan alam semesta tergantung dengan orang-orang yang menggunakannya. Untuk itu
perlu ada etika, ukuran-ukuran yang diyakini oleh para ilmuwan yang dapat
menjadikan pengembangan ilmu dan aplikasinya bagi kehidupan manusia agar tidak
menimbulkan dampak negatif.
Penerapan etika dalam pendidikan dalam Islam akan menciptakan lingkungan
pendidikan yang positif, bermanfaat, dan membentuk individu yang berakhlak mulia.
Hal ini akan membantu dalam pembentukan generasi yang berkomitmen terhadap
nilai-nilai Islam, serta mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan
umat manusia secara luas.
DAFTAR PUTAKA
Solihatin Etin, Rahardjo, 2008, Coorperative Learnin, Jakarta, PT. Bumi Aksara
Surajiyo, 2008, Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia, Jakarta, PT. Bumi
Aksara
https://asbarsalim009.blogspot.com/2015/04/makalah-etika-islam-dalam-penerapan-
ilmu.html?m=1
https://www.merdeka.com/quran/al-qasas/ayat-14