MATA KULIAH
DOSEN PEMBIMBING
KHAIRULLAH M.Pd.I
-Molya Mahendra
-Ayu Naziroh
-Siti Amelia
PSIKOLOGI ISLAM
TAHUN AKADEMIK
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
1. KATA PENGANTAR
2. DAFTAR ISI
3. BAB 1. PENDAHULUAN
4. BAB 2. PEMBAHASAN
5. BAB 3. PENUTUP
6. KESIMPULAN
7. DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
وعن،َستَ ْيقِظ
ْ َ عن النائم حتى ي:" ُرفِ َع ا ْلقَلَ ُم عن ثالثة :عن علي رضي هللا عنه عن النبي صلى هللا عليه وسلم قال
وعن المجنون حتى يَ ْعقِ َل،"الصبي حتى يَ ْحتَلِ َم
Diangkat hukum itu dari tiga perkara: Dari orang yangtidur hingga bangun, dari anak-anak
hingga bermimpi (dewasa) dan dari orang-orang gila hingga ia sembuh (H.R. Abu Dawud).
Dengan bekal potensi akal yang dianugerahkan Allah, manusia melalui akalnya akan
mampu melahirkan perubahan dan dinamika kehidupan dari masa ke masa. 8 Itulah mengapa
manusia dikenal dengan sebutan hayawan an nathiq (hewan yang berpikir) yang akan dimintai
pertanggungjawaban atas segala perbuatannya kelak. Namun, derajat manusia bisa turun sama
dengan hewan bahkan lebih rendah, apabila manusia mengabaikan perasaan dan akal, karena
sebenarnya ia memiliki perangkat pengetahuan namun diabaikan fungsinya. 9 Seruan agar
manusia mengembangkan potensi akal yang dimilikinya banyak ditemukan dalam beberapa
hadis. Sebagaimana hadis berikut:
“Berpikirlah kamu tentang ciptaan Allah dan janganlah kamu berfikir tentang Dzat Allah” (HR.
Abu Nu’aim dari Ibnu Abbas).