Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH DEFINISI TANMIYAH DALAM AL-QUR’AN

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Tafsir Tematik PMI

Dosen Pengampu : Agus Syamsul Huda, Lc, MA.

Kelompok 2 :

Nugroho Notorizqi Marlani (2101026084)

Halisa Febri Harnindha (2101046076)

Jauharotus Sa'diyah (2101046104)

Rosita Putri Sukma (2101046087)

PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN


KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nyalah sehingga kita dapat menyelesaikan makalah tentang
“Definisi Tanmiyah dalam Al-Qur’an”. Dan juga kita berterima kasih pada bapak Agus Syamsul
Huda, Lc, MA. selaku Dosen mata kuliah Tafsir Tematik PMI yang telah memberikan tugas ini.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai Definisi Tanmiyah dalam Al-Qur’an. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.

Sebelumnya kita mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan
dan kita memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Penulis

Semarang, 22 Februari 2023

2
DAFTAR ISI

Halaman Muka......................................................................................................................i
Daftar Isi ............................................................................................................................ ii
Kata Pengantar....................................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN..................................................................................................4
1.1 Latar belakang .................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 5
1.3 Tujuan Makalah ................................................................................................... 5
BAB II. PEMBAHASAN...................................................................................................6
2.1 Definisi Tanmiyah dalam Al-qur’an………........................................................ 6
2.2 Pengembangan Masyarakat Islam dalam Tanmiyah.............................................7
BAB III. PENUTUP..........................................................................................................10
3.2 Simpulan...............................................................................................................10
3.3 Saran............................................................................................................. .......10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................11

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kepribadian dapat terbentuk melalui semua pengalaman dan nilai-nilai yang diserap
dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Dalam pertumbuhan dan perkembangan tersebut
memiliki arti bahwa pada setiap tumbuh kembang manusia Allah telah memberikan proses
dan bentuk yang sebaik-baiknya, seperti yang tertera pada surah At-Tin ayat 4 yang memili
arti “Sesungguhnya telah Kami ciptakan manusia itu dengan sebaik-baik bentuk.
Keistimewaan ini menyebabkan manusia dijadikan khalifah atau wakil Tuhan di muka bumi
yang kemudian dipercaya untuk memikul amanah berupa tugas dalam menciptakan tata
kehidupan yang bermoral di muka bumi. Meski manusia lahir tanpa memiliki pengetahuan
apa pun, tetapi ia telah dilengkapi dengan fitrah yang memungkinkannya untuk menguasai
berbagai pengetahuan dan peradaban. Dengan memfungsikan fitrah itu ia belajar dari
lingkungan dan masyarakat orang dewasa yang mendirikan institusi pendidikan. Kondisi
awal individu dan proses pendidikannya tersebut diisyaratkan oleh Allah di dalam firmanNya
sebagai berikut:

ۙ َ‫ار َو ااْلَ اف ِٕـ َدة‬ َ ‫ص‬ َّ ‫ش ايـًٔ ۙا َّو َجعَ َل لَ ُك ُم ال‬


َ ‫س ام َع َو ااْلَ اب‬ ُ ُ‫ّللاُ ا َ اخ َر َج ُك ام ِم ان ب‬
َ َ‫ط او ِن ا ُ َّم ٰهتِ ُك ام َْل ت َ اعلَ ُم اون‬ ٰ ‫َو‬
َ‫شك ُُر اون‬ ‫لَعَلَّ ُك ام ت َ ا‬
Artinya: Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui
sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu
bersyukur. Potensi pendengaran, penglihatan dan hati pada ayat diatas menunjukkan
kesempurnaan bentuk dan kelebihan manusia dari makhluk lainnya. Sebagaimana
konsekuensinya, manusia dituntut untuk berbakti kepada Allah dengan memanfaatkan
kesempurnaan, kelebihan akal pikiran, dan segala kelebihan lain yang telah dianugerahkan
kepadanya. Keistimewaan dan kelebihan menusia tersebut dapat dilihat dari petumbuhan
fisik. Manusia dilengkapi dengan potensi berupa kekuatan fisik, fungsi organ tubuh dan
panca indera. Kemudian dari aspek mental manusia dilengkapi dengan potensi akal, bakat,
fantasi maupun gagasan. Potensi ini dapat mengantarkan manusia memiliki peluang untuk
bisa menguasai serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan sekaligus

4
menempatkannya sebagai makhluk berbudaya.1 Manusia juga dilengkapi dengan kalbu yang
memungkinkan manusia sebagai makhluk bermoral, merasakan keindahan, kenikmatan
beriman dan kehadiran ilahi secara spiritual. Perpaduan daya-daya tersebut membentuk
potensi yang menjadikan manusia mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan, serta
mampu menghadapi tantangan yang mengancam kehidupannya. Dengan menggunakan
kemampuan akalnya manusia dapat berkreasi membuat berbagai peralatan guna
mempertahankan diri dari gangguan musuh dan alam lingkungannya.2
Sebagai sumber informasi, Alquran mengajarkan banyak hal kepada manusia. Dari
persoalan keyakinan, moral, prinsip-prinsip ibadah dan muamalah sampai kepada asas-asas
ilmu pengetahuan.3 Mengenai ilmu pengetahuan, Alquran memberikan wawasan dan
motivasi kepada manusia untuk memperhatikan dan meneliti alam sebagai manifestasi
kekuasaan Allah. Dari hasil pengkajian dan penelitian fenomena alam, kemudian melahirkan
ilmu pengetahuan. Maka sudah selayaknya segala permasalahan yang ada dikembalikan
kepada Alquran, khususnya dalam mengetahui hakikat kata tersebut dalam Alquran.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi tanmiyah dalam Al-qur’an?
2. Bagaimana pengembangan masyarakat Islam dalam Tanmiyah?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi dari tanmiyah dalam al-qur’an


2. Untuk mengetahui bagaimana pengembangan masyarakat islam dalam tanmiyah

1
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam (Bandung: Al-Ma'arif , 1989), hal. 23.
2
Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi Dan Pendidikan (Jakarta: Pustaka Al-Husna,
1992), hal. 261-262.
3
Said Agil Husin al-Munawwar, Aktualisasi Nilai-Nilai Qur’ani Dalam Sistem Pendidikan Islam, cet. 2 (Jakarta:
Ciputat Press, 2005), hal. 4.

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Tanmiyah dalam AlQur’an
Arti kata Tanmiyah adalah tumbuh kembang, pertumbuhan, berkembang,
perkembangan. Tanmiyah adalah pemahaman yang cukup universal karena bisa saja
mencakup segala bidang dalam kehidupan seperti dalam bidang pertanian, industri,
pendidikan, perekonomian dan termasuk juga dalam kesejahteraan masyarakat dan
lainnya. Karena kehidupan ini menurut ajaran Islam senantiasa berkembang secara
sempurna, bertahap dan seimbang. Bahkan sudah menjadi kemestian di alam semesta ini
(hatmiyatul alamiyah). Sebab itu jika tidak ada perkembangan dalam hidup ini maka
hidup ini dinilai stagnan, mundur dan terbelakang dan hal kemudian dapat menyebabkan
cepat binasa.4 Pada dasarnya kehidupan manusia selalu berkembang secara bertahap dan
seimbang, sehingga tentunya banyak pertumbuhan ataupun perkembangan dalam
berbagai aspek kehidupan.
Dalam pandangan islam tanmiyah memiliki peran dalam membangun motivasi
untuk mengimplementasikan ajaran Rasulullah SAW. Tentang bagaimana dinamika
waktu yang terus berjalan. Rasulullah SAW. Pernah menyatakan bahwa “Barang siapa
yang harinya sekarang lebih baik daripada hari kemarin maka dia termasuk orang yang
beruntung. Barang siapa yang harinya sama dengan hari kemarin maka dia adalah orang
yang merugi. Barang siapa yang harinya lebih jelek dari hari kemarin adalah orang yang
terlaknat (celaka)” (HR. Al-Hakim). Dalam hadis tersebut terkandung makna tanmiyah
yang mana pentingnya mengembangkan atau meningkatkan semangat baru dalam
melakukan hal-hal baik, sehingga terdapat pertumbuhan dan perkembangan yang dapat
dilihat dari waktu ke waktu. Dalam hal ini, dapat dipahami bahwa seorang manusia perlu
melakukan pengembangan terhadap dirinya sendiri ataupun mengembangkan potensi
dalam linglungan masyarakat-nya menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.
Konsep islam tanmiyah memiliki hubungan mutlak antara kemurnian ajaran islam
dengan perkembangan yang terjadi dalam kehidupan manusia yang mana menjadi bukti
keautentikan islam seiring berkembangnya zaman. Banyak isu-isu pengembangan dan
pemberdayaan masyarakat yang seringkali menjadi sorotan masyarakat. Moderenisasi

4
Diunduh dari https://alhikmah.ac.id/kembangkan-diri-anda-jika-tidak-matilah/

6
yang terus berjalan dan semakin maju menjadikan masyarakat perlu memahami dengan
baik bagaimana kehidupan mereka akan berjalan dalam perkembangan zaman yang
semakin modern. Proses pengembangan masyarakat dilakukan untuk meningkatkan
keasadaran kepada masyarakat atas tanggung jawab dalam melakukan perkembangan
sehingga bisa memberikan perubahan menjadi lebih baik dalam melakukan kehidupan
sehari-hari dan memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga mereka bisa mencapai tujuan
hidup mereka sendiri.
2.2 Pengembangan Masyarakat Islam dalam Tanmiyah
Dalam pengembangan masyarakat islam kata pengembangan berarti melakukan
pembinaan, meningkatkan kualitas terhadap masyarakat islam dengan menggunakan
cara-cara atau metode yang sesuai dengan ajaran islam dan didasarkan pada Al-qur’an
serta hadis. Konsep pengembangan masyarakat atau pemberdayaan masyarakat bukan
suatu hal yang baru karena dalam sejarah islam Rasulullah saw, adalah aktor dalam
pemberdayaan karena beliau menganjurkan umatnya kala itu untuk meningkatkan
kepedulian terhadap sesama terutama kepada masyarakat yang dirasa lemah dalam
beberapa hal seperti contoh dalam hal ekonomi. Rasulullah seringkali melakukan dan
menganjurkan kepada umatnya untuk memberdayakan masyarakat yang belum berdaya
atau bisa dibilang miskin. Lain dari itu Rasulullah menginginkan munculnya kesadaran
masyarakat atas kemampuan-kemampuan atau potensi yang dimiliki oleh masyarakat,
yang mana seringkali tidak disadari. Maka dari itu pemberdayaan kepada masarakat perlu
dilakukan untuk memberitahu dan mendampingi masyarakat.
Dalam pengembangan masyarakat islam tentunya perlu adanya kelompok atau
masyarakat yang menjadi objek pengembangan dimana masyarakat tersebut bisa
menyadarai potensi yang mereka miliki. Pengembangan masyarakat islam diharapkan
bisa membangun semangat masyarakat dalam meningkatkan sikap kemandirian,
kreatifitas, dan tidak selalu bergantung sehingga bisa bermuhasabah dan bisa menentukan
masa depan kelompok atau masyarakat itu sendiri. Masyarakat merupakan sekelompok
manusia dengan berbagai perbedaan karakter,sifat, keahlian dan banyak lainnya.
Keberagaman itu sendiri menjadi tantangan dalam proses pengembangan masyarakat
sehngga perlu adanya seorang pendamping atau fasilitator. Seorang fasilitator sendiri
meiliki hal-hal khusus yang tidak semua orang bisa melakukannya. Salah satu kriteria

7
seorang fasilitator adalah memiliki kesabaran dalam menghadapi berbagai perbedaan,
tantangan, bahkan konflik yang bisa saja terjadi ketika melakukan pendampingan
terhadap suatu masyarkat. Seorang fasiliator yang memiliki kesabaran dipandang Allah
memiliki derajat yang tinggi dan di dalam Al’qur’an orang yang sabar kedudukannya
disejajarkan dengan Rasulullah saw. Dan para nabi. Dalam firman Allah saw QS. Al-
Ahqaf 35 :5

ً‫عة‬ َ ‫عد ُْو َۙنَ لَ ْم َي ْل َبث ُ ْْٓوا ا ََِّل‬


َ ‫سا‬ َ ‫س ِل َو ََل تَ ْستَ ْع ِج ْل لَّ ُه ْم ۗ َكاَنَّ ُه ْم َي ْو َم َي َر ْونَ َما ي ُْو‬ُ ‫الر‬ ُّ َ‫ص َب َر اُولُوا ْال َع ْز ِم ِمن‬ َ ‫ص ِب ْر َك َما‬ ْ ‫فَا‬
. َ‫ار ۗ َب ٰل ٌغ ۚفَ َه ْل يُ ْهلَكُ ا ََِّل ا ْلقَ ْو ُم ْال ٰف ِسقُ ْون‬
ٍ ‫ِم ْن نَّ َه‬

Artinya : “Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari
rasul-rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta desegerakan (azab) bagi mereka.
Pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada merek a seolah-olah tidak tinggal di
dunia melainkan sesaat pada siang hari. Inilah suatu pelajaran yang cukup, maka tidak
dibinasakan melainkan kaum yang fasik”.

Meskipu konteks pemberdayaan masyarakat saat ini berbeda jauh dengan zaman
Rasulullah saw. Tetapi aspek kesabaran tetap saja menjadi kunci kesuksesan seorang
pendamping atau fasilitator dalam melakukan sebuah proses pengembangan dan
pemberdayaan masyarakat yang tidak jarang mendapat cemoohan, penolakan dan berbagai
ancaman Ketika ada hal-hal yang tidak bisa diterima oleh masyarakat. Dalam Al-qur’an
pengembangan atau pemberdayaan masyarakat sama saja diartikan dengan “perubahan” yang
dilakukan oleh masyarakat untuk menjadi lebih baik. Istilah perubahan secara jelas tertera
dalam Al-qur’an surah Al-Ra’d ayat 11 :6

ْٓ‫ّٰللاَ ََل يُغَيِ ُر َما بِقَ ْو ٍم َحتهى يُغَيِ ُر ْوا َما بِا َ ْنفُ ِس ِه ۗ ْم َواِذَا‬ ُ َ‫لَهٗ ُمعَ ِقبٰتٌ ِم ْۢ ْن بَي ِْن يَدَ ْي ِه َو ِم ْن خ َْل ِف ٖه يَحْ ف‬
ِ ‫ظ ْونَهٗ ِم ْن اَ ْم ِر ه‬
‫ّٰللا ۗا َِّن ه‬
.‫س ْۤ ْو ًءا فَ ََل َم َردَّ لَهٗ َۚو َما لَ ُه ْم ِم ْن دُ ْونِ ٖه ِم ْن َّوا ٍل‬ ‫اَ َرادَ ه‬
ُ ‫ّٰللاُ بِقَ ْو ٍم‬

5
Syamsiyatun, Siti., Izudin, Ahmad., Muslim, Aziz., Jaya, Pajar hatma Indra & Munawwir M. Fajrul. (2018).
Indonesia Berdaya Kiprah Prodi Pengembangan masyarakat Islam dalam Menyelesaikan persoalan Bangsa.
Yogyakarta : Penerbit Samudra Biru (Anggota IKAPI), hal.115
6
Saeful, Achmad. & Ramdhayanti, Sri. (2020). Konsep Pemberdayaan Masyarakat dalam Islam. Journal Syariat
Pemikiran Islam, Vol. 3

8
Artinya : “baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya begiliran, di
muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah swt. Sesungguhnya Allah
tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri
mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka taka
da yang dapat menolaknya, dan sekali-kali taka da pelindung bagi mereka selain Dia(Allah)”.

Konteks yang ada pada ayat diatas adalah manusia dituntut untuk bisa melakukan
perubahan yang bisa dilakukan melalui pelaku penggerak ataupun fasilitator bahkan
organsasi dengan program-program yang realistis dalam pengembangan masyarakat.
Berdasarkan ayat diatas manusia perlu melaukaukan perubahan terhadap dirinya sendiri
ataupun lingkungan masyarakat dengan bergerak secara dinamis dan realistis, meskipun
begitu sebagai umat muslim perlu tau bahwa selalu ada malaikat yang diutus oleh Allah swt.
Untuk mengawasi segala aktivitas yang manusia lakukan supaya manusia bisa lebih mawas
diri dalam menjalani kehidupan dunia sebagai tempat untuk mencari bekal untuk kehidupan
di akhirat, karena pada dasarnya dalam ajaran islam perubahan atau perkembangan dalam
masyarakat tidak akan terjadi jika bukan karena kehendak Allah swt.

9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam pandangan Islam, At Tanmiyah merupakan pemahaman yang universal
dan sempurna. Dan kedudukan tanmiyah ini sebagai pembangun motivator untuk
merealisasikan keuniversalan ajaran-Nya. Tanmiyah dalam ajaran Islam mempunyai
hubungan yang mutlak antara kemurnian ajaran ini dengan perkembangan jagat raya.
Artinya bahwa perkembangan yang terjadi di alam semsta ini merupakan bukti
keautentikan ajaran Islam yang dapat dipahami sebagaimana perjalanan zaman. Bukan
pemahaman yang menyatakan bahwa perkembangan alam ini yang terus terjadi
menjadikan ajaran ini perlu diaktualisasi agar dapat menjawab perkembangan zaman.
Jelas pandangan ini amat keliru dan salah dalam menempatkan Islam sebagai ajaran
samawi. Dalam pengembangan masyarakat islam, peran tanmiyah berarti melakukan
pembinaan, meningkatkan kualitas terhadap masyarakat islam dengan menggunakan
cara-cara atau metode yang sesuai dengan ajaran islam dan didasarkan pada Al-qur’an
serta hadis
3.2 Saran
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, maka dari itu
kami perlu saran dan perbaikan dari teman-teman sekalian dan terkhusus dari bapak
dosen untuk bersedia kiranya memberikan saran dan kritik terhadap makalah yang kami
buat. Dan semoga makalah ini bisa membantu teman-teman sekalianuntuk menabah
wawasan teman-teman dalam mata kuliah Tafsir Tematik, Terima Kasih.

10
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam (Bandung: Al-Ma'arif , 1989).
Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi Dan Pendidikan
(Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1992).
Said Agil Husin al-Munawwar, Aktualisasi Nilai-Nilai Qur’ani Dalam Sistem Pendidikan
Islam, cet. 2 (Jakarta: Ciputat Press, 2005)
Syamsiyatun, Siti., Izudin, Ahmad., Muslim, Aziz., Jaya, Pajar hatma Indra & Munawwir
M. Fajrul. (2018). Indonesia Berdaya Kiprah Prodi Pengembangan masyarakat
Islam dalam Menyelesaikan persoalan Bangsa. Yogyakarta : Penerbit Samudra
Biru (Anggota IKAPI)
Saeful, Achmad. & Ramdhayanti, Sri. (2020). Konsep Pemberdayaan Masyarakat dalam
Islam. Journal Syariat Pemikiran Islam, Vol. 3
Tim Kajian Dakwah Al-hikmah, 2011. Diunduh dari https://alhikmah.ac.id/kembangkan-
diri-anda-jika-tidak-matilah/ pada 26 Februari 2023

11

Anda mungkin juga menyukai