Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PERAN DAN FUNGSI AKAL DALAM ISLAM


Dosen Pengampu “MASTUR MUIN”

Di Susun Oleh :
MUH ERLANGGA
Nim ; 2261201244

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MUSLIM MAROS
TAHUN AJARAN 2023/2024

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan atas kehadirat Allah

S W T Karena dengan rahmatnya lah s e h i n g g a m a k a l a h i n i d

apat tersusun dengan baik guna memenuhi tugas

m a t a k u l i a h Studi Islam. Ti d a k lupa kami mengucap

kan terimakasihterhadap bantuan dari pihak ya

ng telah berkontribusIdengan memberikan sumb

angan baik pikiran maupun Materinya. Penulis sangat

berharap bahwa makalah ini d a p a t menambah pengetahua

n dan pengalaman bagi pembaca.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa m

asih banyak kekurangan dalam penyusunan ma

kalah inikarenaketerbatasanpengetahuan dan pe

ngalaman Kami. Untuk itu kami sangat menghara

pkan kritik dan saranyang membangun dari pem

baca demi kesempurnaanmakalah ini.

Maros, 17 November 2023

2
Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….. 1

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………. 2

BAB I :PENDAHULUAN………………………………………………………… 4

1. Latar Belakang…………………………………………………………. 4
2. Tujuan………………………………………………………………….. 4
3. Rumusan Masalah………………………………………………………4

BAB II : PEMBAHASAN ………………………………………………………….5

1. Peran Akal dalam Islam………………………………………………. 5


2. Fungsi Akal dala Islam……………………………………………….7

BAB III : PENUTUP…………………………………………………………………11

3
1. Kesimpulan……………………………………………………………...11
2. Saran…………………………………………………………………….12

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada mulanya disini mungkin kita akan membicarakan tentang beberapa peran akal
dalam islam yang kini menjadi pembeda dari makhluk-makhluk tuhan yang lainnya. Dalam
sebuah hadits, terlepas dari kualitasnya yang memuat relasi agama dan akal “Agama adalah
Akal, dan tidak ada agama jika tidak mempunyai akal”. Sebagian ajaran agama memang dapat
dimengerti oleh akal, tapi tidak sedikit yang masih menyimpan misteri kalau kita bertafakkur.
Para ulama’ kelasik biasanya membagi ilmu agama menjadi dua bagian antaranya adalah,
pertama dapat dipahami atau dicerna oleh akal (amrun ta’aqquli), dan yang kedua tidak dapat
di cerna oleh akal (amrun ta’abbudi), harus di Imani dan diamalkan.
Akal juga mempunyai berbagai peran dalam islam, sesuai dengan hasil kajian kami atau
penelitian kami, terutama pada diri kami ternyata peranan akal itu mencangkup beberapa
katagori sampai sampai menembus kepada apa yang tidak sepantasnya di fikirkan atau
direnungi, dan dapat kita katakan bahwa akal itu adalah alat manusia untuk berfikir,
merenungkan, dan mengkaji berbagaimacam yang masuk pada dirikita yang sesuai dengan

4
hadits Rasulullah, s.a.w. ( ‫ )َتَفَّك ُر ِفي َخ ْلِق هَّللا َو َال َتَفَّك ُر ِفي َذ اِت هَّللا‬Artinya : “Fikirkanlah akan ciptaan
Tuhan dan jangan berfikir akan zat Tuhan”.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Peran Akala dalam Islam
2. Apa Fngsi Akal dalam ISlam
C. Tujuan Penulisan
1. Apa Peran Akala dalam Islam
2. Apa Fngsi Akal dalam Islam

BAB II

PEMBAHASAN

A. Peran Akal Dalam Islam

Akal pada mulanya merupakan salah satu kekayaan Tuhan yang diberikan kepada
manusia, akal itu bisa berkembang, bisa bertambah maju. Berlainan dengan binatang.
Binatang itu hanya mempunyai instinct saja. Instict itu tidak bisa berkembang. Oleh karena itu
hidup binatangpun tidak pernah maju atau modern. Kalau kita perhatikan secara seksama akan
pencitaan dari makhluk makhluk yang beragam ini maka pastilah akan timbul berbagaimacam
kesan. Kesan yang pertma adalah bahwa terjadinya segala sesuatu pasti tidak mungkin dengan
kebetulan, akan tetapi ada kekuasaan ghaib yang membuatnya. Dan disinilah peran penting
akal yang akan mencari cari siapa sebenarnya yang mencipta alam semesta dengan aneka
ragam coraknya.

Sejak zaman primitive akal manusia sudah mulai menerka bahwa setiap benda itu
mempunyai roh. Lama lama terkaan itu berubah menjadi keyakinan yang kini dinamakan

5
dengan kepercayaan animisme. Ada juga yang lain, kalu mereka terkena dengan batu atau
kayu merka merasa sakit maka timbullah dugaan mereka bahwa benda benda memiliki
kekuatan ghaib. Dugaan itu lama lama berubah juga menjadi kepercayaan mereka yang
dimana disebut dengan Dinamisme. Maka dipuja pujalah pohon pohon dan batu batu yang
angker.

Akan tetapi karna perkembangan akallah yang akhirnya bisa menemukan kebenaraan
yang ada pada hakikatnya jika akal sudah mencapai kepada kebenaran maka akan dapat
dipercaya dan diyakini dan segala sesuatu itu masuk akal dan tidak mungkin tidak masuk akal
seperti katanya seorang ilmuan barat yang mengatakan “Karna Berfikir Aku Ada”.

Selain itu Akal mempunyai peranan yang sangat penting dalam agama islam, jika dilihat
terutama dari segi penggunaan akal kepada hukum-hukum dalam islam, penggunaan akal
dalam ekonomi islam untuk membangun suatuhal yang lebih baik dari sebelumnya, dan
penggunaan akal untuk membangun suatu pengaplikasian ataupun pengabdian kepada agama
dan bangsa serta dengan akal mampu memecahkan ribuan masalah yang timbul dalam islam,
dan bukan hanya masalah dalam islam saja, namun masalah-masalah kenegaraan atau nation
kitapun dapat diselesaikan dengan adanya akal yang menjadi alat manusia untuk berfikir jauh
ke masa mendatang. Mungkin dari hasil analisa kami tentang akal, akal itu mempnyai
peranan sangat penting dalam agama karna tanpa akal agamapun pasti tidak akan ada. Akal
juga merupakan salah satu pemberian Tuhan YME kepada manusia yang kini menjadi
pembeda dengan makhluk-Nya yang lain. Peranan akal dalam islam sesuai dengan kajian
kami ialah untuk :

1. Mencari Kebenaran.
2. Menyelesaikan (memberi solusi) Masalah-Masalah baru yang timbul dalam islam.
3. Menelusuri atau menghasilkan gagasan baru kepada masa depan yang lebih cerah.
4. Memberikan dorongan kepada umat islam untuk kajian klasik dan modern.
5. Menunjukkan hal baik dan benar.
6. Landasan dasar berfikir untuk menemukan prsefektif satu titik hilang.
7. Mendatangkan hasil atau memberi new product terhadap islam tentang berbagaimacam
kajian yang berkaitan dengan agama dan ilmu ilmu alam lainnya.
8. Menjadi sumber pemikiran.

6
9. Menjadi sumber dari segala sumber gagasan atau ide.
10. Menjadi potensi yang membedakan manusia dengan binatang.
11. Menjadikan manusia mampu menerima berbagai pengetahuan teoritis.

Dan secara Bahasa, akal berasal dari Bahasa arab, ‘aqala yang berarti mengikat dan
menahan, dapat juga diartikan kecerdasan praktis. Bahwa orang berakal mempunyai
kecakapan untuk menyelesaikan masalah, dan setiap saat dihadapkan dengan masalah ia
dapat melepaskan diri dari bahaya yang dihadapinya. Dengan demikian makna lain dari
‘aqala ialah mengerti, memahami, dan berfikir. Secara common sense kata kata mengerti,
memahami, dan berfikir, semua haltersebut berada di dada.

Adapun secara istilah akal memiliki arti daya berfikkir yang ada di dalam diri manusia.
Bagi Al-Ghazali akal mempunyai beberapa pengertian : (1). Sebagai potensi yang
membedakan manusia dengan binatang, dan menjadikan manusia mampu menerima
berbagaipengetahuan teoritis. (2). Pengetahuan yang diperoleh seseorang sesuai dengan
pengalaman dan memperhalus budinya. (3). Akal merupakan kekuatan instink yang
menjadikan seseorang mengetahui danpak dari semua persoalan yang dihadapinya sehingga
mampu mengendalikan hawa nafsunya.

B. Fungsi Akal dalam Islam

Agar akal dapat memiliki fungsi yang maksimal maka diperlukan pemandu atau

pembimbing. Dalam Islam, yang menjadi pemandu atau pembimbing akal adalah Al Qur’an dan

as-Sunnah. Tanpa adanya bimbingan dari Al Qur’an dan as-Sunnah, maka akal menjadi tidak

berfungsi. Syaikh Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menjelaskan,

“Akal tidaklah bisa berdiri sendiri, akal baru bisa berfungsi jika dia memiliki naluri dan

kekuatan sebagaimana mata bisa berfungsi jika ada cahaya. Apabila akal mendapatkan cahaya

iman dan Al-Qur’an barulah akal bisa seperti mata yang mendapatkan cahaya matahari. Jika

tanpa cahaya tersebut, akal tidak akan bisa melihat atau mengetahui sesuatu.” (Majmu’ Fatwa,

Ibnu Taimiyah)

7
Adapun fungsi akal dalam Islam di antaranya adalah sebagai berikut :

1. Syarat mempelajari ilmu pengetahuan

Akal merupakan syarat untuk mempelajari ilmu pengetahuan. Syaikh Islam Ibnu Taimiyah

mengatakan,

“Akal merupakan syarat dalam mempelajari semua ilmu. Ia juga syarat untuk menjadikan semua

amalan itu baik dan sempurna, dan dengannya ilmu dan amal menjadi lengkap. Namun, (untuk

mencapai itu semua), akal bukanlah sesuatu yang dapat berdiri sendiri, tapi akal merupakan

kemampuan dan kekuatan dalam diri seseorang, sebagaimana kemampuan melihat yang ada pada

mata. Maka apabila akal itu terhubung dengan cahaya iman dan Al-Qur’an, maka itu ibarat

cahaya mata yang terhubung dengan cahaya matahari atau api.” (Majmu’ul Fatawa, 3/338).

2. Sarana untuk memahami kebenaran

Akal merupakan sarana untuk memahami kebenaran. Tidak sedikit ayat-ayat dalam Al-Quran

yang menegaskan bahwa akal merupakan sarana untuk memahami kebenaran mutlak dari Allah.

Umumnya kalimat yang digunakan adalah afala ta’qilun (tidakkah kamu berpikir/tidakkah kamu

memikirkannya). Salah satu ayat yang dimaksud adalah surat Al-Baqarah ayat 44 yang artinya,

“Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedang kamu melupakan diri

(kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca al-Kitab (Taurat)? Maka tidakkah kamu

berpikir?” (QS. Al-Baqarah : 44).

3. Sarana untuk berpikir

Akal juga digunakan sebagai sarana untuk berpikir. Adapun yang menjadi objek kajian adalah

ayat-ayat kauniyah. Terdapat lebih dari 750 ayat dalam al-Qur’an yang menunjukkan agar

8
manusia diminta untuk dapat memikirkan berbagai gejala alam sebagai upaya untuk lebih

mengenal Tuhan melalui tanda-tanda-Nya. Salah satu ayat yang dimaksud adalah surat Al-

Baqarah ayat 164 yang artinya,

”Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya siang dan malam, bahtera

yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan

dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)nya dan Dia

sebarkan di bumi dan segala jenis hewan, dan pengisaran angina dan awan yang dikendalikan

antara langit dan bumi, sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum

yang memikirkan.” (QS. Al-Baqarah : 164).

4. Syarat utama taklif (pewajiban/pembebanan dalam syariat)

Akal merupakan syarat yang harus ada dalam diri manusia untuk dapat menerima taklif (beban

syari’at) dari Allah SWT. Namun, bagi syarat ini tidak berlaku bagi mereka yang tidak memiliki

akal seperti orang gila. Rasulullah SAW bersabda,

“Pena diangkat (dibebaskan) dari tiga golongan : (1) orang yang tidur sampai ia bangun, (2) anak

kecil sampai mimpi basah (baligh), dan (3) orang gila sampai ia kembali sadar (berakal).” (HR.

Abu Daud, Syaikh Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

5. Sebagai alat dan kendali bagi seorang mukmin

Fungsi akal adalah sebagai pengendali bagi seorang mukmin. Rasulullah SAW bersabda,

“Setiap sesuatu memiliki alat dan kendalinya, alat dan kendali bagi seorang mukmin adalah

akalnya. Setiap sesuatu memiliki keutamaan, keutamaan seseorang ada pada akalnya. Setiap

sesuatu memiliki puncak, puncaknya ibadah adalah akal. Setiap kaum pasti memiliki pemimpin,

9
pemimpin para ahli ibadah adalah akal. Setiap orang kaya pasti memiliki harta, harta orang-

orang yang bersungguh-sungguh adalah akalnya. Setiap yang runtuh adalah bangunan, bangunan

yang paling megah di akhirat adalah akal. Setiap perjalanan yang ditempuh pasti terdapat tempat

persinggahan, tempat persinggahan para muslimin adalah akal.”

6. Sebagai pencegah

Akal berfungsi sebagai pencegah. Dalam artian, akal mencegah manusia mengikuti nafsunya.

Hal ini merujuk pada penyebutan akal dengan menggunakan istilah hijr dalam Al-Qur’an yang

mengandung arti pencegah. Dalam surat Al-Baqarah ayat 284 SWT Allah berfirman yang

artinya,

“Milik Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Jika kamu menyatakan

apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat

perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Dia mengampuni siapa yang Dia kehendaki

dan menyiksa siapa yang Dia kehendaki. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-

Baqarah : 284).

Ayat tersebut memerintahkan manusia untuk selalu mengawasi, meneliti, dan merasakan apa
yang ada di dalam hatinya. Jika sesuai dengan perintah-Nya maka manusia diperintahkan untuk
memelihara dan menghidupkan nafs itu agar menjadi amal perbuatan baik. Namun, jika
sebaliknya maka Allah SWT memberikan ganjaran yang setimpal.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Akal adalah alat manusia untuk berfikir akan ciptaan Tuhan dan alat manusia untuk
mencari kebenaran hingga dapat menemukan cahaya serta jati dirinya, untuk mencari jalan
keluar dari setiap permasalahan apapun yang timbul dari sisi kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara, beragama, dan lain sebagainya.
Akal yang menjadi tolak ukur orang beragama dan tidak beragama, akal juga menjadi
tolak ukur antara manusia dan makhluk makluk Tuhan yang lainnya karna inilah yang patut
menjadi rangkuman bagi kami sesuai dengan hasil analisa dibalik kegunaan atupun
kedudukan akal semata didalam ruang lingkup islam, dan mampu menjunjukkan
kesempurnaan dari agama islam itu sendiri. Seperti dalam sebuah kata bijak “akallah yang
menentukan jalan cahaya setelah kegelapan menghampiri”.

Oleh karena itu kami berharap banyak kepada para pemuda islam umumnya untuk
mampu membuat ribuan masalah didalam kehidupannya, selain itu mampu untuk
mengaplikasikan akalnya untuk kebajikkan dan keadilan serta mengambil kebijakkan dari
segala permasalahan yang timbul sesuai dengan kata seorang akhli filsafat hidup mengatakan
“Banyak banyaklah berbuat salah”. Karna segala sesuatu itu berasal dari dada manusia untuk
11
mendapatkan 88 % dari kebenaran maka untuk itu juga pengaturan, pengaplikasian, dan lain
sebagainya mampu diatur didalam satu organ kecil dalam tubuh manusia yang mempunyai
kekuatan metha fisika yang begitu besar. Namun kami harapkan juga bagi semua para
pembaca umumnya untuk tidak mendewakan akal yang begitu luas penelusurannya melebihi
dari Google. Secara moderennya juga dapat kita katakan bahwa zaman mengitu akal dan
itupun artinya sudah jelas bahwa zaman yang mengikuti manusia dan bukan manusia yang
mengikuti zaman, sesuai dengan pandangan islam.

B. Saran

Kami sebagai penyusun dari makalah ini mempunyai saran sekaligus harapan kepada
seluruh peemuda islami yang merupakan agren perubahan yang mampu membawa agama
islam ini lebih baik ialah untuk menggunakan akalnya untuk mengkeritisi, dan
mengembangkan fikiran serta memberikan sumbangan pemikiran kepada agama. Mampu
mengaplikasikan berbagaimacam keadaan dan mampu juga untuk membuat suatu revolusi
kepada orde islam yang baru dengan hasil hasil yang memuaskan, ataupun dengan
menghasilkan product yang menguntungkan agama, Negara, dan diri sendiri.

12
DAFTAR PUSTAKA

Renungan Islam Tentang Antariksa. Haji Lalu Ibrahim M. Thoyyib (CV.Tunas Ilmu
Jakarta Cet. I. Tah. 2010 M).

https://kumparan.com/redaksiportalmadura/umat-muslim-ketahuilah-6-fungsi-akal-
dalam-islam-dan-dalilnya-1540489193583035585/full

13

Anda mungkin juga menyukai