Tugas ini diajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah
Dosen Pengampu:
Disusun oleh :
Rizy khairunisa
Siti Maryam
Pratika
I
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah,yang atas rahmat Nya dan
karuniaNya kami dapat menelesaikan makalah ini adapun tema dari makalah ini
adalah “sejarah penulisan alquran” tak lupa shalawat dan salam mari kita
junjungkan kepada nabi Muhammad saw.
Disusun oleh,
Kelompok 2
II
DAFTAR ISI
III
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Kehidupan manusia tidak terlepas dari aktifitas berpikir, tapi tak jarang manusia
yang ketika ditanyakan deFinisi dari berpikir itu apa, malah kelimpungan, sikut kiri
sikut kanan karna memang tak bisa menjawabnya.
Bila di lihat dari aktifitas berpikir itu sendiri, dapat kita lihat bahwa dalam berpikir
itu pertama membutuhkan adanya fakta, hal yang jadi objeknya adalah nyata, bisa
berupa benda ataupun yang lainnya, kedua membutuhkan adanya indra, bisa berupa
indra penglihatan (mata), pendengaran (telinga), penciuman (hidung), pengecap (lidah),
dan peraba (kulit), ketiga membutuhkan adanya otak untuk berpikir, tentunya otak disini
adalah otak yang normal/tidak terganggu, yang bisa di gunakan untuk berpikir, keempat
adanya informasi sebelumnya, ini juga merupakan hal penting dalam proses berpikir,
karena informasi sebelumnya ini akan menjadi faktor penentu pada kesimpulan.
misalkan di hadapan kita ada dua buah benda (fakta), misal benda 1 dan benda 2,
kemudian ada suatu pertanyaan "apa nama kedua benda tersebut?" maka segera mata
(indra) kita melihat terhadap benda tersebut, kemudian selanjutnya otak kita akan segera
berpikir apa benda yang ada di hadapan kita tersebut, dalam pengambilan kesimpulan,
setiap orang akan berbeda - beda, si A menyebutkan bahwa benda 1 adalah koran dan
benda 2 adalah komputer, dan si B menyebutkan benda 1 itu majalah dan benda 2 itu
TV, hal ini dikarnakan adanya pengaruh informasi sebelumnya. si A akan tetap
menyebutkan benda 1 itu koran maski pada kenyataannya itu adalah majalah, begitupun
si B akan tetap menyebutkan bahwa benda 2 itu TV meski pada kenyataannya adalah
komputer.
Dari paparan diatas bisa kita simpulkan bahwa berpikir itu adalah suatu proses
transfer/memindahkan fakta(benda) melalui indra, ke otak untuk kemudian di olah dan
di hasilkan data sesuai dengan informasi yang di peroleh sebelumnya.
Dalam proses mencari akidah, seorang akan mengatakan bahwa tuhan itu adalah
materi bila sebelum iya berpamdangan dan berkeyakinan tuhan itu materi, dan
seseorang akan berpandangan bahwa tuhan itu Allah bila keyakinannya seperti itu.
akidah akan kokoh bila di tempuh melalui proses berpikir yang benar, para sahabt rasul
mempunyai keimanan yang begitu kokoh dan kuat dikarnakan dalam proses pencarian
akidahnya adalah melalui proses berpikir yang benar, karna memang akidah islam akan
selalu senantiasa selaras dengan fitrah manusia, memuaskan akal pikiran, dan
menenangkan jiwa, sehingga tak akan ada yang bisa menyangkalnya.Tetapi dijaman
sekarang ini berfikir digunakan untuk kejahatan, banyak sekali hasil-hasil pemikran
yang tidak sesuai dengan etika dan tata norma agama dan norma-norma bangsa, dan
juga banyak orang-orang yang hebat dan pintar salah menggunakan pemikirannya untuk
kepentingannya sendiri, misalnya adanya para DPRD yang korupsi dan lain-lain.
Bahkan apabila tidak pernah mengeyam pendidikan maka banyak orang yang
tersesat dan tidak sesuai dengan etika, norma – norma yang sesuai dengan agama.
IV
Misalnya anak jalanan yang tidak mengalami masa pendidikan dan pengarahan baik
dari orang tua maupun suatu instansi maka mereka akan berfikir sesuai dengan apa yang
mereka lihat.
V
BAB II
PEMABAHASAN
VI
II.2 Proses Berfikir
Menurut para ahli logika, mengemukakan adanya tiga langkah atau proses dari
berfikir, yakni :
1. Membentuk Pengertian
2. Membentuk pengertian dapat diartikan sebagai suatu perbuatan dalam
proses berfikir (dengan memanfaatkan isi ingatan) bersifat riel, abstrak dan
umum serta mengandung sifat hakikat sesuatu, ataupun bisa diartikan
sebagai proses mendeskripsikan ciri – ciri objek yang sejenis dan
mengklasifikasikan ciri – ciri yang khas dari suatu pengertian. Misalnya
ciri – ciri khas dari spidol, spidol merupakan alat tulis yang bisa digunakan
untuk menulis di white board, tintanya berwarna hitam, bentuknya besar
dan jelas apabila digunakan untuk menulis pada white board.
3. Membentuk Pendapat atau Opini
Pendapat atau opini dapat diartikan sebagai hasil pekerjaan pikiran (otak)
dalam meletakkan hubungan antara tanggapan sesuatu dengan yang
lainnya, antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lainnya dan
dikatakan dalam suatu kalimat.
Menurut para ahli logika, mengemukakan adanya tiga langkah atau proses
dari berfikir, yakni :
4. Membentuk Kesimpulan
Kesimpulan dapat diartikan sebagai membentuk pendapat baru yang
berdasarkan pendapat – pendapat lain yang sudah ada.
Di dalam menarik kesimpulan, seseorang dapat menggunakan bermacam-
macam cara yang secara kronologis meliputi hal – hal berikut:
A. Kesimpulan yang ditarik atas dasar analogi
Yaitu dimana seseorang yang sedang berusaha mencari hubungan
dari peristiwa – peristiwa atas dasar adanya persamaan – persamaan
atau kemiripan – kemiripannya.
B. Kesimpulan yang ditarik atas dasar induksi sintesis
Yaitu metode berfikir, bertolak dari pengertian yang rendah
melompat kepada pengertian yang lebih tinggi, kemudian ditarik
kesimpulan secara umum. Berangkat dari pengetahuan yang khusus
dan fakta sampai pada pengertian yang lebih umum dengan ciri yang
umum.
C. Kesimpulan yang ditarik atas dasar deduksi analitis
Yaitu metode berfikir yang bertolak belakang dari pengertian lebih
tinggi / umum, melompat kepada pengertian yang lebih rendah,
dimana seseorang berangkat dari anggapan / proposisi umum menuju
pada anggapan yang lebih khusus. Salah satu kesimpulan secara
deduktif adalah dengan silogisme.
VII
II.3 Macam-Macam Berfikir
Adapun macam-macam berfikir, diantaranya yaitu:
1. Berfikir Autistik
Berfikir autistik ini sering disebut sebagai melamun, maksudnya dengan
berfikir autistik, seseorang melarikan diri dari kenyataan dan melihat
hidup sebagai gambaran-gambaran fantastis. Contoh berfikir autistik
antara lain mengkhayal, fantasi.
2. Berfikir Realistik
Berfikir realistik atau sering pula disebut berfikir reasoning (nalar)
adalah berfikir dalam rangka menyesuaikan diri dengan dunia
nyata.Menurut Floyd L Ruch (1967) seperti yang dikutip Rahmat
(1994:69) menyebutkan tiga macam berfikir realistik, diantaranya:
A. Berfikir Deduktif
Berfikir deduktif ini merupakan proses berfikir (penalaran) yang
bertolak dari proposisi baru yang berbentuk kesimpulan, dari umum
ke khusus, sering disebut dengan silogisme.
Contohnya:Manusia mempunyai akal ajri adalah manusia, ajri adalh
manusia
B. Berfikir Induktif
Berfikir Induktif adalah proses berfikir (penalaran) dari khusus
sehingga mendapat kesimpulan yang umum, semua fenomena yang
akan ditarik kesimpulannya harus diteliti dan dievaluasi, proses
berfikir ini juga disebut dengan corak berfikir ilmiyah.
C. Berfikir Evaluatif
Yang dimaksud dengan berfikir evaluatif yaitu berfikir kritis menilai
baik – buruknya, tepat atau tidaknya suatu gagasan. Kita tidak
menambah atau mengurangi gagasan, kita menilainya menurut
kriteria tertentu.
3. Berfikir positif
Berfikir positif adalah pikiran yang dapat membangun dan
memperkuat kepribadian atau karakter, dengan kita berfikir positif
maka menjadikan diri kita sebagai pribadi yang lebih matang dan lebih
berani menghadapi tantangan
4. Berfikir negatif
Yang dimaksud dengan berfikir negatif adalah pola atau cara berfikir
yang lebih condong pada sisi – sisi negatif dibandingkan dengan sisi
positif, pola pikir ini bisa terlihat jelas dari keyakinan atau pandangan
yang terucap, cara bersikaf dan perilaku sehari –hari.
VIII
5. Berfikir kreatif
Berfikir kreatif mempunyai makna tentang proses cara penalaran untuk
mwndapatkan sesuatu ide-ide dan gagasan dan hal-hal yang baru dan
mmuncuknyaide-ide tesebut dengan cara tiba-tiba, dan ini semua
berkaitan dengan insight (wawasan).
Adapun tingakatan-tingkatan dalam berfikir kreatif
A. Persiapan (preparation), merupakan tingkatan seseorang
memformulasikan masalah dan mengumpulkan fakta – fakta atau
materi yang dipandang berguna dalam memperoleh pemecahan hal –
hal yang baru.
B. Tingkat inkubasi, yaitu berlangsungnya masalah didalam jiwa
seseorang.
C. Tingkat pemecahan atau iluminasi, adalah tingkat dimana seseorang
mendapatkan pemecahan masalah, dimana seseorang akan
mengucapkan kata “aha”, “oh iya”, dan sebagainya secara tiba – tiba.
D. Tingkat evaluasi, merupakan tingkat berfikir dimana tingkat ini
digunakan untuk mengecek adanya kesinambungan antara tingkat
pemecahan dengan masalah yang dihadapinya.
E. Tingkat revisi, yaitu mengadakan revisi terhadap apa yang
diperolehnya.
Seorang yang telah mempunyai atau memahmi berfikir kreatif ,
maka ada beberapa macam sifat-sifat mengenai pribadinya,
diantaranya yaitu:
A. Memilih fenomena atau keadaan dan kopleks
B. Mempunyai psikodinamika yang kompleks dam mempunyai skope
pribadi yang luaas
C. Dalam judgment-nya lebuh mandiri
D. Dominan dan lebih besar pertahanan diri (more self asset
E. Menolak sebagai mekanisme control
II.4 Tingkatan-tingkatan berfikir
Di dalam berfikir juga ada tingkatannya, diantaranya:
1. Berfikir kongkret
Didalam tingkatan berfikir ini memerlukan adanya situasi-situasi yang
kongkret yang/nyata, tetapi tidak membutuhkan pengertian yang
konglret, karena pada umumumnya berfikir kongkret imi dimiliki oleh
anak-anak kecil, dam harus disajikan dengan peragaan secara langsung
2. Berfikir skematis
Pada tingkatan ini seseorang bukan hanya membutuhkan data – data,
kenyataan, ataupun pengertian yang konkret, tetapi juga memerlukan
data – data yang disusun secara sistematis dan dapat memperlihatkan
hubungan antara persoalan yang satu dengan yang lain sehingga
menghasilkan kesimpulan.
IX
3. Berfikir Abstrak
Tingkatan berfikir abstrak tidak membutuhkan bagan – bagan, skema –
skema, simbo – simbolnya, melainkan membutuhkan tanggapan dan
ingatan sendiri serta kecerdasan pikir sendirilah yang berperan
memecahkan masalah. Maka tingkatan ini disebut tingkatan tertinggi.
X
Bab III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
XI
DAFTAR PUSTAKA
XII