Anda di halaman 1dari 15

BERPIKIR DALAM PSIKOLOGI UMUM

Dosen Pengampu : Fauziah Nur M.Psi

Disusun Oleh Kelompok 5 :

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA ( UINSU )


KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “BERPIKIR DALAM PSIKOLOGI UMUM”
dengan baik dan tepat waktu. Kami berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca tentang berpikir sebagai aktivitas mental. Begitu pula atas
limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT karuniai kepada kami sehingga
makalah ini dapat kami susun.

Selanjutnya penulis juga ucapkan terima kasih kepada ibu dosen Fauziah Nasution,
M.Psi. Mata kuliah Psikologi Pendidikan yang telah memberikan tugas makalah ini kepada
kami sehingga dapat memicu motifasi kami untuk senantiasa belajar lebih giat dan menggali
ilmu lebih dalam khususnya mengenai “Berpikir sebagai aktivitas mental” sehingga dengan
ini kami dapat menemukan hal-hal baru yang belum kami ketahui.

Terima kasih juga kami sampaikan atas petunjuk yang di berikan sehingga penulis
dapat menyelasaikan tugas makalah ini dengan usaha semaksimal mungkin.Terima kasih pula
atas dukungan para pihak yang turut membantu terselesaikannya makalah ini.

Terakhir kali sebagai seorang manusia biasa yang mencoba berusaha sekuat tenaga
dalam penyelesaian Makalah ini, tetapi tetap saja tak luput dari sifat manusiawi yang penuh
khilaf dan salah.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ ii

BAB I ...................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 2
C. Tujuan Makalah ............................................................................................................ 2

BAB II ..................................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3
A. Berpikir Sebagai Aktivitas Mental ................................................................................ 3
B. Pengetian Berpikir dan Bernalar .................................................................................. 6
C. Pengetian Bahasa Dan Pikiran .................................................................................... 7
D. Macam-Macam Berpikir ............................................................................................... 9

BAB III .................................................................................................................................. 10

PENUTUP............................................................................................................................. 10
A. Kesimpulan ............................................................................................................... 10
B. Saran ........................................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berpikir erat kaitannya dengan akal. Didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
mengartikan berpikir sebagai kegiatan menggunakan akal untuk menimbang dan
memutuskan, menimbang untuk mengingat sesuatu. Banyak defenisi lain mengenai
berpikir diantaranya yaitu terdapat didalam buku Alex sobur menyebutkan bahwa
Berpikir merupakan satu dari banyak aktivitas mental yang melibatkan kerja otak.
Selain berkaitan dengan akal karena akal disebut-sebut sebagai pikiran, berpikir juga
berkaitan dengan masalah. Dalam berpikir juga termuat kegiatan meragukan dan
memastikan, merancang, menghitung,mengevaluasi, membandingkan,
menggolongkan, memilah-milah atau membedakan, menghubungkan, menafsirkan,
melihat kemungkinan-kemungkinan yang ada, menimbang dan memutuskan (Sobur,
2003).1
Oleh karenanya berpikir merupakan salah satu dari banyak aktivitas mental.
Salah satu perkataan yang sering terdengar ketika membahas mengenai berpikir
adalah “Cogito Ergo Sum (Aku berpikir maka aku ada)” dari filsuf perancis Rene
Descartes. Dari perkataan filsuf ini menunjukkan bahwa berpikir memang suatu
aktivitas yang sering dilakukan manusia, bahkan menyangkut keberadaan manusia
itu. Dalam hidup tidak ada satupun manusia yang terlepas dari sebuah masalah.
Berpikir memecahkan masalah dan menghasilkan sesuatu yang baru adalah kegiatan
yang kompleks dan berhubungan erat satu dengan yang lain. Suatu masalah umumnya
tidak dapat dipecahkan tanpa berpikir. Di dalam makalah ini, penulis membahas lebih
dalam tentang berpikir,mulai dari pengertian berpikir, macammacam berpikir, proses
berpikir, bagaimana memecahkan sebuah masalah dengan berpikir dan lain
sebagainya. Karena dengan berpikir, manusia dapat menyelesaikan segala masalahnya
bahkan kita juga dapat menemukan penemuan baru.

1
Alex Sobur, Psikologi Umum, Bandung: CV Pustaka Setia, 2010, h.175

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan berfikir sebagai aktivitas mental?
2. Apa yang dimaksud dengan berfikir dan bernalar?
3. Apa yang dimaksud dengan bahasa dan pikiran?
4. Apa saja macam macam berpikir dan penjelasannya?

C. Tujuan Makalah
1. Menjelaskan tentang yang dimaksud dengan berfikir sebagai aktivitas mental
2. Menjelaskan tentang yang dimaksud dengan berfikir dan bernalar
3. Menjelaskan tentang yang dimaksud dengan bahasa dan pikiran
4. Menjelaskan tentang macam macam berpikir dan penjasannya

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Berpikir Sebagai Aktivitas Mental

Berpikir merupakan aktivitas mental yang terjadi didalam kehidupan sehari- hari.
Vincent Ruggiero mengartikan berpikir sebagai gejala aktivitas mental yang membantu
merumuskan atau memecahkan sebuah masalah, membuat keputusan, atau memenuhi
keinginan untuk memahami.2
Berpikir adalah sebuah proses dimana representasi mental baru dibentuk melalui
transformasi informasi dengan interaksi yang komplek, atribut-atribut mental seperti penilaian,
abstraksi logika, imajinasi dan pemecahan masalah.²
Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil benang merah bahwasanya ada 3
pandangan dasar tentang berpikir yaitu (1) berpikir merupakan kognitif, yaitu timbuk secara
internal didalam pikiran tetapi dapat diperkirakan dari pelaku, (2) berpikir merupakan sebuah
proses yang melibatkan beberapa manipulasi pengetahuan dalam sistem kognitif, dan (3)
berpikir diarahkan dan menghasilkan perilaku yang memecahkan masalah atau diarahkan pada
solusi.
"Berpikir" mencakup banyak aktivitas mental. Kita berpikir saat kita ingin melakukan
sebuah pekerjaan, kita berpikir saat kita ingin memecahkan sebuah masalah, kita berpikir saat
hendak mengerjakan soal dan lain sebagainya. Oleh sebab itu tidak heran jika berpikir
merupakan aktivitas mental yang ada dikehidupan sehari-hari.3
Berpikir adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak didalamnya. Kegiatan
berpikir tidak hanya melibatkan kerja otak saja akan tetapi berpikir juga melibatkan perasaan
dan kehendak manusia. Ketika manusia sedang memikirkan sesuatu itu berarti mengarahkan
dirinya pada suatu objek tertentu, menyadari akan kehadirannya seraya secara aktif
menghadirkannya dalam pikiran kemudian mempunyai gagasan atau pengetahuan mengenai
objek tersebut.
Berpikir juga berarti berjerih payah secara mental memahami sesuatu yang dialami atau
mencari jalan keluar dari persoalan yang sedang dihadapi.
Dalam berpikir juga termuat kegiatan meragukan dan memastikan, merancang,
menghitung, mengevaluasi, membandingkan, menggolongkan, memilah-milah atau

2
Johnson, B. Elaine, Contextual teaching dan learning, Bandung : MLC,2007
3
Sobur, Alex, Psikologi Umum, Bandung : Pustaka setia, 2010,h.175
3
membedakan, menghubungkan, menafsirkan, melihat kemungkinan-kemungkinan yang ada,
menimbang dan memutuskan.4
Pada umumnya kegiatan berpikir dimulai ketik timbulnya keraguan dan pertanyaan, atau
berhadapan dengan suatu masalah yang harus diselesakan atau dipecahkan. Sebagaimana
dikemukakan oleh Charles S. Pierce, dalam berpikir ada dinamika gerak dari adanya gangguan
atau keraguan (irritation of doubt) atas kepercayaan atau keyakinan yang selama ini dipegang,
lalu terangsang untuk melakukan penyelidikan (inquiry), kemudian diakhiri paling tidak untuk
sementara waktu dalam pencapaian suatu keyakinan baru (the attainment of belief).5
Kegiatan berpikir juga dirangsang oleh kekaguman dan keheranan dengan sesuatu yang
terjadi atau ang sedang dialami. Kekaguman dan keheranan tersebut menimbulkan beberapa
pertanyaan untuk dijawab.
Jenis, banyak, sedikit, dan kualitas pertanyaan yang diajukan tergantung pada minat,
perhatian, dan sikap ingin tahu, serta bakat dan kemampuan subjek yang bersangkutan. Dengan
demikian, kegiatan berpikir manusia selalu tersituasikan dalam kondisi konkret subjek yang
bersangkutan. Kegiatan berpikir juga dikondisikan oleh struktur bahasa yang digunakan serta
konteks sosiobudaya dan historis tempat kegiatan berpikir dilakukan (Sudarminta, 2000).
Seorang pemikir yang analitis adalah seorang yang dapat memisah-misahkan suatu
masalah yang kompleks menjadi bagian-bagian, memerincinya menjadi kepingan-kepingan
yang saling berhubungan secara logis, kemudian menyatukannya kembali. Adapun seorang
pemikir imajinatif adalah seseorang yang dapat menyimpulkan dengan cepat ide-ide dan
pemecahan masalah yang bersifat ganda; atau yang memecahkan masalah dengan cara trial and
error (coba-coba) yang bersifat lokal, yaitu yang mengambil langkah pertama dan kemudian
melihat letak posisi dirinya, kemudian mencoba langkah kedua dan melihat lagi posisi dirinya
dan seterusnya. (leavit, 1978).
Dalam aktivitas berpikir ditemukan beberapa tahapan-tahapan yang harus dilewati
sehingga proses berpikir berpikir tersebut dapat dikatakan sebagai bentuk kegiatan berpikir.
Proses-proses tersebut meliputi :
1. Pembentukan pengertian, artinya dari satu masalah, pikiran kita membuang ciri-ciri
tambahan, sehingga tinggal ciri-ciri yang tipis (yang tidak boleh tidak ada) pada
masalah itu.

4
Sobur, Alex, Psikologi Umum, Bandung : Pustaka setia, 2010,h.175
5
ibid
4
2. Pembentukan pendapat, artinya pikiran kita menggabungkn atau mencairkan beberapa
pengertian, yang menjadi tanda khas dari masalah itu.
3. Pembentukan keputusan, artinya pikiran kita menggabungkan pendapat-pendapat
tersebut.
4. Pembentukan kesimpulan, artinya pikiran kita menarik keputusan dari keputusan-
keputusan yang lain.
Dalam proses kegiatan berpikir, terdapat beberapa aspek terkait didalamnya, yaitu :
a) Pengetahuan, yaitu sejauh mana individu mengetahui tentang obyek dari hal yang
dipikirkan.
b) Kemahiran kognitif, yaitu keterampilan individu mengetahui tentang obyek dari hal
yang dipikirkan.
c) Sikap dan nilai, yaitu rasa ingin tahu tentang obyek tersebut.

Dalam berfikir sendiri juga terdapat beberapa macam konsep, yakni:

• Konsep sederhana
• Konsep kompleks
• Konsep konjungtif
• Konsep disjungtif
• Konsep relasional.6

Dalam proses berfikir, setiap manusia juga akan menghadapi beberapa faktor
penghambat dan juga pendukung dalam berfikir berdasarkan tingkatan kesadaran dalam
psikologi.
• Faktor penghambat dalam berfikit adalah bagaimana seseorang bisa melihat atau
memahami sebuah masalah, situasi yang sedang dialami seseorang dan juga situasi dari
luar yang dihadapi, pengalaman individu yang bersangkutan, bagaimana inteligasi orang
tersebut, data yang kurang sempurna sehingga masih banyak data yang harus dicari dan
juga data dalam keadaan membingungkan atau confuse sehingga bertentangan dengan
data lainnya.

6
Bernaded, Proses berpikir dalam psikologi, diakses dari https://dosenpsikologi.com/konsep-berfikir-dalam-
psikologi
5
• Beberapa faktor pendukung dalam proses berfikir diantaranya adalah keadaan emosi
individu yang stabil, pendidikan yang sudah terpenuhi, perkembangan individu, keadaan
lingkungan sekitar yang mendukung proses berfikir, perkembangan intelektual individu
dan juga sikap terbuka individu pada sebuah pengetahuan yang baru.

B. Pengetian Berpikir dan Bernalar

Kata berpikir kerapdisamakan dengan bernalar atau berpikir secara diskursif atau
kalkulatif. Namun, menurut Sudarminta, berpikir lebih luas dari sekadar bernalar.7 Seperti
yang dikemukakan Habernas, selain rasionalitas ilmiah-teknologis, masih ada rasionalitas
tindakan komunikatif.
Dalam penalaran model rasionalitas yang pertama, pikiran menyibukkan diri dengan
adanya penemuan-penemuan sarana yang paling efektif dan efisien untuk mencapai tujuan .
Benar atau salah dalam konteks ini dapat dilihat dari berhasil atau tidaknya apa yang
dipikirkan, dioperasionalisasikan secara teknologis. Adapun dalam penalaran model yang
kedua, arahnya lebih kepada upaya untuksaling memahami.
Menurut sudarminta, bernalar adalah kegiatan pikiran untuk menarik atau mendapatkan
sebuah kesimpulan dari premis-premis yang sebelumnya sudah diketahui.
Cara mengambil kesimpulan dari bernalar terdiri dari 3 yaitu :
1. Induktif, yaitu proses dalam penarikan kesimpulan yang berlku umum (universal)
dari rangkaian peristiwa yang bersifat khusus (partikular).
2. Deduktif, yaitu penarikan kesimpulan khusus berdasarkan hukum atau pernyataan
yang berlaku umum.
3. Abduktif, yaitu (suatu istilah yang dikenalkan oleh Charles S.pierce) adalah
penalaran yang terjadi dalam memustuskan sebuah hipotesis berdasarkan
kemungkinan adanya korelasi antara dua atau lebih peristiwa yang sebelumnya
sudah diketahui.8
Kegiatan bernalar merupakan aspek yang sangat penting dalam berpikir. Akan tetapi
diantara keduanya tidak dapat disamakan. Penalaran adalah kegiatan berpikir seturut asas
kelurusan berpikir atau sesuai dengan hukum logika. Penalaran sebagai kegiatan berpikir logis

7
(Basis 05-06,2000: 54)
8
Sobur, Alex, Psikologi Umum, Bandung : Pustaka setia, 2010,h.182

6
belum bisa menjamin bahwasanya kesimpulan yang diambil atau pengetahuan yang
dihasilkan adalah benar seutuhnya. Tolak ukur penilaiannya adalah asas-asas logika atau
hukum penalaran.

C. Pengetian Bahasa Dan Pikiran

Terdapat beragam definisi tentang bahasa atau lughoh dalam bahasa Arab. Pertama-
tama dinukilkan definisi dari kamus Webster’s. Bahasa adalah alat yang sistematis untuk
menyampaikan gagasan atau perasaan dengan memakai tanda-tanda, bunyi- bunyi atau tanda-
tanda yang disepakati yang mengandung makna yang dapat dipahami.
Menurut definisi tersebut, bahasa mencakup semua hal yang digunakan sebagai alat
untuk berkomunikasi, baik berupa tanda verbal maupun non-verbal. Tanda-tanda non-verbal
itu misalnya, bunyi kentongan, bel kendaraan, morse, semapore, ataupun gerakan anggota
tubuh (gesture) dan sebagainya9. Dapat disimpulkan bahwa Bahasa merupakan suatu
anugerah Tuhan yang memungkinkan manusia untuk mengelola pikirannya dan
mengendalikan pengaruh luar terhadap pikirannya yang bersifat sistematis, arbiter,
konvensional, manusiawi, unik dan universal yang digunakan untuk berkomunikasi dengan
orang lain dalam menyampaikan tujuan yang dikehendakinya.10

Adapun teori-teori yang terkait bahasa dan pikiran yang telah ada sejak abad silam
yaitu:
1. Teori L.S Vygotssky
Menurut Vygotsky pikiran berbahasa berkembang melalui beberapa tahap. Mula-mula kanak-
kanak harus mengucapkan kata-kata untuk dipahami. Kemudian bergerak kearah kemampuan
mengerti atau berpikir tanpa mengucapkan kata-kata itu. Lalu dia memisahkan kata-kata yang
berarti dan yang tidak berarti.
Selanjutnya Vygosty menjelaskan bahwa hubungan antara pikiran dan bahasa bukanlah
merupakan satu benda melainkan merupakan satu proses, satu gerak yang terus menerus dari
pikiran ke kata dan dari kata ke pikiran. Pikiran itu tidak hanya di sampaikan dengan kata-
kata, tetapi lahir dengan kata-kata itu. Tiap pikiran cenderung untuk menghubungkan sesuatu
dengan sesuatu yang lain dan mendirikan satu hubungan di antara benda-benda.

9
Imam Asrori, Sintaksis Bahasa Arab, (Malang: Misykat, 2004), hal. 4-5.

10
Agus Tricahyo, Psikolinguistik Kajian Teori dan Aplikasi, (Ponorogo: STAIN PO Press, 2014),
hal.26-27.

7
2. Teori Bruner
Menurut teori ini bahasa adalah alat pada manusia untuk mengembangkan pemikiran itu.
Selain itu menurut Bruner bahasa sebagai alat pemikiran harus berhubungan langsung dengan
perilaku atau aksi dan dengan struktur perilaku ini pada peringkat permulaan, lalu pada
peringkat selanjutnya bahasa ini harus berkembang ke arah suatu bentuk yang melibatkan ke
eksplisitan yang besar dan tidak ketergantungan pada konteks.
Hubungan antara bahasa dan pikiran sangat erat sekali kaitannya. Berpikir merupakan
daya yang paling utama serta merupakan ciri yang khas, yang membedakan antara manusia
dari hewan. Manusia dapat berpikir Karena manusia mempunyai bahasa sedangkan hewan
tidak bisa. Bahasa hewan adalah bahasa insting yang tidak perlu dipelajari dan diajarkan,
sedangkan bahasa manusia adalah hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan.
Dalam kehidupan sehari-hari, mudah sekali diamati bahwa bermula dari pikiran, lalu tertuang
dalam perkataaan, muncullah sekian banyak efek, baik yang positif maupun efek negative.
Jadi kebenaran suatu bahasa bukan semata-mata terletak pada susunan gramatiknya,
melainkan juga pada tata piker, intensi, dan implikasi yang muncul dari sebuah ucapan. 11 Ada
sebuah pepatah mengatakan bahasa menunjukkan kualitas pembicara dalam artian kepribadian
seseorang dapat diamati dan dianalisis dari tutur katanya, bacaan yang digemarinya, pun juga
dari karakter bahasa yang ada, karena setiap bahasa memiliki muatan filsafat yang akan
membentuk karakter manusia. Oleh sebab itulah antara bahasa dan pikiran tidak dapat
dipisahkan satu sama lainnya. Dengan adanya bahasa yang baik, maka akan timbul pikiran ang
baik pula. Begitu juga sebaliknya.
Dalam wacana lingguistik, bahasa diberi pengertian sebagai sistem simbol bunyi yang
bermakna dan berartikulasi, yang bersifat arbitrer dan konvensional, yang dipakai sebagai
alat komunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pemikiran. Bahasa
adalah kombinasi kata yang diatur secara sistemis, sehingga bisa digunakan seebagai alat
komunikasi. Bahasa (kata) itu sendiri merupakan bagian integral dari simbol yang dipakai
oleh kelompok masyarakatnya. Itu sebabnya, kata bersifat simbolis. Istilah bahasa dapat
digunakan dalam pengertian harfiah dan metaforis.
Dalam pengertian harfiah, istilah bahasa mengacu pada bahasa biasa, yang alami, yang
dipakai dalam keseharian. Sedangkan dalam pengertian metaforis, istilah bahasa mengacu
pada berbagai cara komunikasi atau berkontak (isyarat atau simbol lainnya). dari dua istilah
ini dapat dikatakan bahwa lingguistik berurusan dengan bahasa biasa, yang alami, yang
dipakai dalam keseharian.12

11
Alex Sobur, Psikologi umum, Bandung: pustaka setia,2010, h.185
12
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan
Analisis Framing, (Bandung: Rosda Karya, 2001), hlm. 42-43
8
D. Macam-Macam Berpikir
Secara garis besar, ada dua macam berpikir: berpikir autistik dan berpikir realistik
(Rakhmat, 1994:69). Dengan berpikir autistik, seseorang melarikan diri dari kenyataan, dan
melihat hidup sebagai gambar-gambar fantastis. Sedangkan berpikir realistik (sering disebut
reasoning atau nalar) merupakan berpikir dalam rangka menyesuaikan diri dengan dunia
nyata. Floyd L. Ruch (1967), seperti dikutip Rakhmat (1994:69), menyebut tiga macam
berpikir realistik, yaitu:
1) Berpikir Deduktif
Deduktif merupakan sifat deduksi. Kata deduksi berasal dari kata Latin deducere (de berarti
‘dari’, dan kata ducere berarti ‘mengantar’,’memimpin’). Dengan demikian, kata deduksi
yang diturunkan dari kata tersebut berarti ‘mengantar dari suatu hal ke hal lain’. Sebagai
suatu istilah penalaran, deduksi merupakan proses berpikir (penalaran) yang bertolak dari
preposisi yang sudah ada, menuju preposisi baru yang berbentuk suatu kesimpulan.

2) Berpikir Induktif
Berfikir Induktif artinya bersifat induksi. Induksi adalah proses berpikir yang bertolak dari
satu atau sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu kesimpulan. Berfikir
induktif adalah menarik suatu kesimpulan umum dari berbagai kejadian (data) yang ada
disekitarnya. Dasarnya adalah observasi. Proses berfikirnya adalah sintetis. Tingkatan
berfikirnya adalah induktif. Jadi jelas, pemikiran semacam ini mendekatkan manusia pada
ilmu pengetahuan.
Pada hakikatnya, semua pengetahuan yang dimiliki manusia berasal dari proses pengamatan
(observasi) terhadap data. Rangkaian pengamatan data tersebut kemudian memberikan
pengertian terhadap kejadian berdasarkan pemikiran yang bersifat sintetis.
3) Berpikir Evaluatif
Berpikir evaluatif merupakan proses berpikir kritis, menilai baik buruknya, tepat atau tidak
suatu objek. Dalam berpikir evaluatif kita tidak menambah atau mengurangi gagasan. Kita
menilainya menurut kriteria tertentu.13

13
Alex Sobur, Psikologi Umum ,(Bandung: CV Pustaka Setia, 2010), h.186-188

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1) Berpikir sebagai aktivitas mental merupakan suatu kegiatan mental yang melibatkan
kerja otak. Selain itu, berpikir juga melibatkan seluruh pribadi, perasaan, dan kehendak
manusia.

2) Hubungan berpikir dengan bernalar, bernalar memang merupakan aspek yang penting
dalam berpikir. Akan tetapi, menyamakan berpikir dengan bernalar, seperti yang dikatakan
Sudarminta merupakan suatu penyempitan konsep berpikir.

3) Hubungan bahasa dengan pikiran, dimana berpikir merupakan daya yang paling utama
serta merupakan ciri yang khas yang membedakan manusia dari hewan. Manusia dapat
berpikir karena manusia memiliki bahasa, sedangkan hewan tidak.

4) Macam-macam berpikir menurut Rakhmat, berpikir dibedakan menjadi dua, berpikir


autistik (melamun) dan berpikir realistik (nalar).

Berpikir realistik dibagi menjadi 3 macam, yaitu:

a. Berpikir deduktif

b. Berpikir induktif

c. Berpikir evaluative

B. Saran

Setelah membaca makalah ini, penulis berharap pembaca dapat lebih memahami tentang teori
berpikir. Serta mampu membedakan antara berpikir sebagai aktivitas mental, berpikir dengan
bernalar, bahasa dengan pikiran, ataupun macam-macam berpikir lainnya.
10
DAFTAR PUSTAKA

Sobur, Alex, Psikologi Umum, Bandung: CV Pustaka Setia, 2010


Johnson, B. Elaine, Contextual teaching dan learning, Bandung : MLC,2007
Bernaded, Proses berpikir dalam psikologi, diakses dari https://dosenpsikologi.com/konsep-
berfikir-dalam-psikologi
Ansori, Iman,, Sintaksis Bahasa Arab, (Malang: Misykat, 2004)
Tricahyono, Agus, Psikolinguistik Kajian Teori dan Aplikasi, (Ponorogo: STAIN PO Press,
2014)
Sobur, Alex, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik,
dan Analisis Framing, (Bandung: Rosda Karya, 2001).

11

Anda mungkin juga menyukai