Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH NEUROMUSCULAR

”FUNGSI OTAK DALAM BERPIKIR”

DISUSUN OLEH :
NURUL AULIA PUTRI
DII FISIOTERAPI TK 2
PO713241181031

POLITEKNIK KESEHATAN MAKASAR


TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Yang maha pengasih lagi maha penyayang. Saya panjatkan puji syukur atas
kehadirat-Mu yang telah melimpahkan rahmat,hidayah dan inayah-Nya kepada saya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini telah saya susun dengan semaksimal mungkin, dengan


mendapatkan bantuan dari berbagai pihak mungkin tidak dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu saya dalam pembuatan makalah ini terkhusus
untuk dosen pembimbing.

Terlepas dari ini saya sadar bahwa sepenuhnya masih banyak kekurangan
baik dari segi penyusunan, dan kalimat, serta bahasa (jauh dari kata sempurna) oleh
karena itu, saya sebagai penulis menerima saran dan kritikan dalam pembuatan
makalah ini

Akhir kata saya berharap semoga makalah “FUNGSI OTAK DALAM


BAHASA” dapat bermanfaat baik untuk saya sebagai penulis dan pembaca.

Makassar, 22 juni 2020

penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................2
BAB I.................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................................4
A. Latar belakang.....................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................................................5
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN................................................................................................................................6
A. DEFINISI BERPIKIR............................................................................................................6
B. MACAM-MACAM BERPIKIR.............................................................................................6
C. TINGKATAN BERPIKIR.....................................................................................................7
D. PROSES DALAM BERPIKIR.............................................................................................10
E. FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG DALAM BERPIKIR............................11
F. KELAINAN DALAM BERPIKIR (PSIKOSOMATIS).......................................................11
G. PENANGANAN DALAM PSIKOSOMATIS.....................................................................12
BAB III............................................................................................................................................17
PENUTUP.......................................................................................................................................17
A. Kesimpulan.........................................................................................................................17
B. Saran...................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................18
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kehidupan manusia tidak terlepas dari aktifitas berpikir, tapi tak jarang manusia
yang ketika ditanyakan definisi dari berpikir itu apa, malah kelimpungan tidak bisa
menjawabnya. Bila dilihat dari aktifitas berpikir itu sendiri, dapat kita lihat bahwa
dalam berpikir itu pertama membutuhkan adanya fakta, hal yang jadi objeknya adalah
nyata, bisa berupa benda ataupun yang lainnya, kedua membutuhkan adanya indra,
bisa berupa indra penglihatan (mata), pendengaran (telinga), penciuman (hidung),
pengecap (lidah), dan peraba (kulit), ketiga membutuhkan adanya otak untuk berpikir,
tentunya otak disini adalah otak yang normal/tidak terganggu, yang bisa di gunakan
untuk berpikir, keempat adanya informasi sebelumnya, ini juga merupakan hal
penting dalam proses berpikir, karena informasi sebelumnya ini akan menjadi faktor
penentu pada kesimpulan.
Pembahasan tentang berpikir ini tentu sangat menarik untuk diulas dan dibahas
lebih dalam lagi, agar dapat memahami secara dalam tentang berpikir yang setiap saat
kita lakukan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, penulis dapat merumuskan:

1. Apa itu definisi berpikir?


2. Apa saja macam-macam dalam berpikir?
3. Bagaimana tingkatan dalam berpikir?
4. Bagaimana proses dalam berpikir?
5. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam berpikir?
6. Apa saja kelainan dalam berpikir(psikosomatis)?
7. Bagaimana penanganan psikosomatis?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah, makalah ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui apa defenisi berpikir


2. Untuk mengetahui apa saja macam-macam berpikir
3. Untuk mengetahui tingkatan dalam berpikir
4. Untuk mengetahui bagaimana proses berpikir
5. Untuk mengetahui apa saja faktor pendukung dan penghambat
6. Untuk mengetahui apa saja kelainan dalam berpikir (psikosomatis)
7. Untuk mengetahui penanganan psikosomatis
BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi Berpikir
Berfikir mempunyai arti segala proses aktivitas psikis yang intensional
maksudnya dimana seseorang mempunyai masalah maka seseorang menggabungkan
pengertian yang satu dengan yang lainnya untuk mendapatkan jalan keluar
(pemecahan masalah) yang sedang dihadapinya. Menurut Drever dalam Khodijah
(2006:117) berpikir adalah melatih ide-ide dengan cara yang tepat dan seksama yang
dimulai dengan adanya masalah. Menurut Solso berpikir adalah sebuah proses
dimana representasi mental baru dibentuk melalui transformasi informasi dengan
interaksi yang komplek atribut-atribut mental seperti penilaian, abstraksi, logika,
imajinasi, dan pemecahan masalah.
Dalam berpikir kita memerlukan alat, yaitu akal (ratio). Hasil berpikir itu dapat
diwujudkan dengan bahasa. Menurut Khodijah (2006), pikiran sendiri ada dua
macam, yaitu pikiran sadar dan bawah sadar. Sedang manusia memanfaatkan 12%
kekuatan pikirannya, sementara 88% ada pada kekuatan bawah sadar yang semacama
“perasaan”. Diantara pikiran sadar dan bawah sadar ada Reticular Activating System
(RAS) atau filter, yang untuk membuka pintu otak kita mesti berada pada gelombang
Alfa. Pikiran bawah sadar menyimpan memori, self-image, personality & habits
(kebiasaan).
Ada tiga pandangan dasar tentang berpikir, yaitu:
(1) berpikir adalah kognitif, yaitu timbul secara internal dalam pikiran tetapi
dapat diperkirakan dari perilaku.
(2) berpikir merupakan sebuah proses yang melibatkan beberapa manipulasi
pengetahuan dalam sistem kognitif, dan
(3) berpikir diarahkan dan menghasilkan perilaku yang memecahkan masalah
atau diarahkan pada solusi.
Salah satu sifat dari berpikir adalah goal directed yaitu berpikir tentang sesuatu,
untu memperoleh pemecahan masalah untuk mendapatkan sesuatu yang baru.
Berpikir juga dapat dipandang sebagai  pemprosesan informasi dari stimulus yang ada
(strating position) sampai pemecahan masalah (finishing position) atau goal state.
Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa berpikir itu merupakan proses kognitif
yang berlangsung antara stimulus dan respon.

B. Macam-macam Berpikir
pada umumnya terdapat empat jenis kategori gaya berpikir dalam otak manusia,
antara lain : gaya berpikir sekuensial konkret ( SK ), gaya berpikir acak konkret
( AK ), gaya berpikir acak abstrak ( AA), dan gaya berpikir sekuensial abstrak ( SA ).
Berikut ini penjelasan menhani ke empat jenis gaya berpikir tersebut .

1. Gaya Berpikir Sekuensial  Konkret ( SK )

Gaya berpikir sekuensial konkret  merupakan gaya berpikir dimana sipemikir


berpegang pada kenyataan dan proses informasi dengan cara yang teratur, linear, dan
sekuensial. Bagi si pemilik gaya berpikir SK ini realitas terdiri dari apa yang mereka
ketahui yang diperoleh melalui indra fisik mereka.

Yang meliputi indra penglihatan, indra pendengaran, indra peraba, indra penciuman
dan indra perasa mereka. Mereka memperhatikan dan mengingat realitas dengan
mudah dan mengingat fakta – fakta, informasi, rumus – rumus, dan juga aturan –
aturan khusus dengan mudah. Kiat – kiat jitu bagi si pemikir SK :

 Membangun kekuatan organisasional yang baik


 Mengetahui sema detail yang diperlukan
 Memecahkan beberapa tugas dalam beberapa tahap
 Mengatur lingkungan kerja yang nyaman
2. Gaya Berpikir Acak Konkret ( AK )

Gaya berpikir acak konkret atau AK ini memiliki sikap eksperimental yang diiringi
dengan perilaku yang kurang terstuktur. Sepeti hal nya pada gaya berpikir sekuensial
konkret, mereka berdasarkan pada kenyataan, tetapi ingin melakukan pendekatan
coba salah ( trial and error ).

Oleh karena itu, mereka sering melakukan lompatan intuitif yang diperlukan untuk
pemikirna yang kreatif yang sebenarnya. Si pemikir AK ini memiliki dorongan yang
kuat untuk menemukn alternatif dan mengerjakan segala sesuatu dengan cara dan
keinginan mereka sendiri. Kiat – kiat jitu bagi si pemikir AK :

 Menggunakan kemampuan berpikir devirgen yang lain serta


memaksimalkannya
 Menyiapkan diri untuk memecahkan masalah
 Memeriksan dan me manage waktu sebaik mungkin
 Menerima perubahan sebaai kebutuhan
 Mencari dukungan dari lingkungan sekitar

3. Gaya Berpikir Pemikir Acak Abstrak (AA)

Gaya berpikir pemikir gaya acak abstrak ( AA ) merupakan cara berpikir yang
tertarik pada nuansa dan sebagian lafi cenderung kepada mistisime. Adapun gaya
berpikir AA ini menyerap ide – ide atau informasi serta kesan dan mengaturnya
dengan refleksi.

Namun kadang – kadang hal ini memakan waktu yang lama sehingga ornag lain tidak
menyangka bahwa orang gaya berpikir AA ini mempunyai reaksi ataupun pendapat
terhadap Sesutu yang sedang diperbincangkan. Si pemikir AA ini mengingat dengan
baik jika informasi dipersonifikasikan. Perasaannya juga dapat meningkatkan atau
memengaruhi gaya belajar mereka. Kiat – kiat jitu bagi si pemikir AA :

 Menggunakan kemampuan alamiah untuk melakukan pekerjaan denagn orang


lain
 Mengenali seberapa besar emosi anda yang mempengaruhi konsentrasi serta
daya ingat anda.
 Membangun kekuatan untuk belajar dengan asosiasi
 Bekerja dari konsep atau gambar yang besar
 Harus waspada terhadap waktu
 Cenderung lebih menggunakan bahasa visual

4. Gaya Berpikir Sekuensial Abstrak ( SA )

Gaya berpikir sekuensial abstrak atau SA ini merupakan agya berpikir yang bersifat
dunia teori metafisis dan dunia abstrak. Gaya berpikir SA ini cenderung lebih suka
berpikir secara konsep dan menganalisis informasi. Si pemikir SA ini sangat
menghargai orang – orang serta peristiwa – peristiwa yang teratur dan rapi.

Sangatlah mungkin bagi mereka untuk meneropong hal – hal yang bersifat sangat
penting, seperti pada titik – titik kunci dan detail – detail yang sangat penting.
Adapun proses dan cara berpikir si pemikir SA ini sangatlah logis , rasional dan
intelektual. Dan bisanya proses atau cara berpikir mereka sering kali diatas cara
berpikir ornag yang lainnya. Kiat – kiat jitu bagi si pemikir SA :

 Melatih diri untuk berpikir secara logis dan penuh intelektual.


 Memperbanyak rujukan atau rekan.
 Upayakan keteraturan dalam segala aspek dalam hidup anda.
 Sebaiknya lakukan analisis terhadap orang – orang yang berhubungan dengan
anda.
C. Tingkatan berpikir
Dalam berpikir ada beberapa tingkatan atau stage sampai seseorang memperoleh
pemecahan masalah. Diantaranya tingkatan berpikir sebagai berikut.
1.         Berfikir Konkret
Didalam tingkatan berfikir ini memerlukan adanya situasi – situasi yang konkret/
nyata, tetapi tidak membutuhkan pengertian yang konkret, karena pada umumnya
berfikir konkret ini dimiliki oleh anak – anak kecil, dan harus disajikan dengan
peragaan secara langsung.
2.         Berfikir Skematis
Pada tingkatan ini seseorang bukan hanya membutuhkan data – data, kenyataan,
ataupun pengertian yang konkret, tetapi juga memerlukan data – data yang disusun
secara sistematis dan dapat memperlihatkan hubungan antara persoalan yang satu
dengan yang lain sehingga menghasilkan kesimpulan.
3.         Berfikir Abstrak
Tingkatan berfikir abstrak tidak membutuhkan bagan – bagan, skema – skema,
simbol – simbolnya, melainkan membutuhkan tanggapan dan ingatan sendiri serta
kecerdasan pikir sendirilah yang berperan memecahkan masalah. Maka tingkatan ini
disebut tingkatan tertinggi.

D. Proses Dalam Berpikir


Bahasa merupakan alat yang cukup ampuh dalam proses berpikir, namun bahasa
bukan satu-satunya alat yang dapat digunakan yaitu bayangan atau gambaran.
Walaupun berpikir dapat menggunakan gambaran-gambaran atau bayangan-
bayangan, namun sebagian terbesar dalam berpikir orang menggunakan simbol-
simbol bahasa dengan segala ketentuan-ketentuannya. Karena bahasa merupakan alat
yang pernting dalam berpikir, maka sering dikemukakan bila seseorang itu berpikir,
orang itu bicara dengan dirinya sendiri.
Menurut para ahli logika, mengemukakan adanya empat langkah atau proses dari
berfikir, yakni :
1.    Membentuk Pengertian
Membentuk pengertian dapat diartikan sebagai suatu perbuatan dalam proses
berfikir (dengan memanfaatkan isi ingatan) bersifat riel, abstrak dan umum serta
mengandung sifat hakikat sesuatu, ataupun bisa diartikan sebagai proses
mendeskripsikan ciri – ciri objek yang sejenis dan mengklasifikasikan ciri – ciri yang
khas dari suatu pengertian. Misalnya ciri – ciri khas dari spidol, spidol merupakan
alat tulis yang bisa digunakan untuk menulis di white board, tintanya berwarna hitam,
bentuknya besar dan jelas apabila digunakan untuk menulis pada white board.

2.    Membentuk Pendapat atau Opini


Pendapat atau opini dapat diartikan sebagai hasil pekerjaan pikiran (otak) dalam
meletakkan hubungan antara tanggapan sesuatu dengan yang lainnya, antara
pengertian yang satu dengan pengertian yang lainnya dan dikatakan dalam suatu
kalimat.
3.    Membentuk Keputusan
Yaitu pikiran kita menggabung-gabungkan pendapat tersebut.
4.    Membentuk kesimpulan
Yaitu pikiran kita menarik keputusan-keputusan dari keputusan yang lain.

E. Faktor Penghambat Dan Pendukung Dalam Berpikir

Dalam proses berfikir, setiap manusia juga akan menghadapi beberapa faktor
penghambat dan juga pendukung dalam berfikir berdasarkan tingkatan kesadaran
dalam psikologi.

1. Faktor Penghambat

Faktor penghambat dalam berfikit adalah bagaimana seseorang bisa melihat atau
memahami sebuah masalah, situasi yang sedang dialami seseorang dan juga situasi
dari luar yang dihadapi, pengalaman individu yang bersangkutan, bagaimana
inteligasi orang tersebut, data yang kurang sempurna sehingga masih banyak data
yang harus dicari dan juga data dalam keadaan membingungkan atau confuse
sehingga bertentangan dengan data lainnya.

2. Faktor Pendukung

Beberapa faktor pendukung dalam proses berfikir diantaranya adalah keadaan emosi
individu yang stabil, pendidikan yang sudah terpenuhi, memperlihatkan ciri ciri orang
cerdas menurut psikologi dan sesuai dengan perkembangan individu, keadaan
lingkungan sekitar yang mendukung proses berfikir, perkembangan intelektual
individu dan juga sikap terbuka individu pada sebuah pengetahuan yang baru.

F. Kelainan dalam berpikir (psikosomatis)


1. Psikosomatis

Psikosomatis terdiri dari dua kata, pikiran (psyche) dan tubuh (soma). Gangguan
psikosomatis adalah penyakit yang melibatkan pikiran dan tubuh, di mana pikiran
memengaruhi tubuh hingga penyakit muncul atau menjadi bertambah parah. Istilah
gangguan psikosomatis digunakan untuk menyatakan keluhan fisik yang diduga
disebabkan atau diperparah oleh faktor psikis atau mental, seperti stres dan rasa
cemas. Sedangkan dalam istilah psikologi, psikosomatis atau penyakit "fungsional"
merupakan kondisi yang menyebabkan rasa sakit dan masalah pada fungsi tubuh,
walaupun tidak ditemukan kelainan pada pemeriksaan fisik, maupun pemeriksaan
penunjang seperti Rontgen atau tes darah.

G. Penanganan pada psikosomatis

 Konsumsi obat antidepresan atau penghilang rasa sakit non-narkotika.


Penggunaan obat-obatan ini harus sesuai anjuran dokter.
 Psikoterapi adalah terapi yang dilakukan untuk membantu pengidap melalui
masa-masa sulit dan mempelajari cara untuk menyelesaikan masalah hidup.
Terdapat beberapa jenis psikoterapi, antara lain terapi kognitif dan perilaku
(CBT), psikoanalitik, psikodinamik, interpersonal, serta penerimaan dan
komitmen.
 Latihan relaksasi bertujuan untuk mengurangi stres yang bisa menimbulkan
gejala fisik. Relaksasi tidak perlu rumit, yang terpenting adalah tepat sasaran
untuk mengatasi stres yang dialami.  Kamu bisa melakukan latihan relaksasi
di rumah dengan cara meditasi, latihan pernapasan, mendengarkan musik, dan
yoga.
 Teknik distraksi, merupakan metode untuk menghilangkan nyeri dengan cara
mengalihkan perhatian pengidap terhadap hal-hal pemicu rasa sakit (termasuk
stres dan kecemasan).
 Akupunktur, bertujuan untuk merangsang titik-titik tertentu pada tubuh
dengan memasukkan jarum tipis ke dalam kulit. Selain membantu mengatasi
psikosomatis, akupuntur dapat mengurangi sakit kepala (termasuk migrain),
meredakan nyeri kronis, mengobati insomnia, mencegah penurunan kognitif,
serta meningkatkan pemulihan pasca pengobatan kanker.
 Hipnoterapi adalah jenis terapi yang menggunakan teknik hipnosis. Dengan
teknik ini, pengidap akan mendapat rangsangan alam bawah sadar, sehingga
mudah diarahkan karena kehilangan kekuatan untuk bereaksi.
 Stimulasi otak dilakukan dengan cara merangsang otak menggunakan aliran
listrik dan magnet untuk mengobati gangguan kesehatan mental. Metode ini
mungkin akan dilakukan jika psikoterapi dan pengobatan tidak memberikan
hasil efektif.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengertian berpikir menurut Drever dan Khodijah (2006:117) berpikir adalah


melatih ide-ide dengan cara yang tepat dan seksama yang dimulai dengan adanya
masalah. Ada tiga pandangan dasar tentang berpikir, yaitu: berpikir adalah kognitif,
berpikir merupakan sebuah proses yang melibatkan beberapa manipulasi pengetahuan
dalam sistem kognitif, dan berpikir diarahkan dan menghasilkan perilaku yang
memecahkan masalah atau diarahkan pada solusi. Macam-macam berpikir, yaitu
berpikir alamiah, berpikir ilmiah, berpikir autistik, berpikir realistik. 
Dalam berpikir ada beberapa tingkatan atau stage sampai seseorang memperoleh
pemecahan masalah. Diantaranya yaitu, berfikir konkret, berfikir skematis, dan
berfikir abstrak. Proses berpikir ada empat, yaitu membentuk pengertian, membentuk
pendapat atau opini, membentuk keputusan, membentuk kesimpulan.
Hambatan-hambatan yang mungkin timbul dalam proses berpikir dapat
disebabkan antara lain karena data yang kurang sempurna, sehingga masih banyak
lagi data yang harus diperoleh, dan data yang ada dalam keadaan confuse
(membingungkan).

B. SARAN
Demikianlah makalah yang sederhana yang masih banyak kekurangan di sana
sini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

http://sitinurlelasari96.blogspot.com/2014/12/makalah-psikologi-umum-berpikir.html

https://dosenpsikologi.com/macam-macam-gaya-berpikir

https://www.halodoc.com/pilihan-pengobatan-gangguan-psikosomatis

https://www.alodokter.com/gangguan-psikosomatis-ketika-pikiran-menyebabkan-penyakit-
fisik

Anda mungkin juga menyukai