DISUSUN OLEH :
NURUL AULIA PUTRI
DII FISIOTERAPI TK 2
PO713241181031
Yang maha pengasih lagi maha penyayang. Saya panjatkan puji syukur atas
kehadirat-Mu yang telah melimpahkan rahmat,hidayah dan inayah-Nya kepada saya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Terlepas dari ini saya sadar bahwa sepenuhnya masih banyak kekurangan
baik dari segi penyusunan, dan kalimat, serta bahasa (jauh dari kata sempurna) oleh
karena itu, saya sebagai penulis menerima saran dan kritikan dalam pembuatan
makalah ini
penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................2
BAB I.................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................................4
A. Latar belakang.....................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................................................5
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN................................................................................................................................6
A. DEFINISI BERPIKIR............................................................................................................6
B. MACAM-MACAM BERPIKIR.............................................................................................6
C. TINGKATAN BERPIKIR.....................................................................................................7
D. PROSES DALAM BERPIKIR.............................................................................................10
E. FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG DALAM BERPIKIR............................11
F. KELAINAN DALAM BERPIKIR (PSIKOSOMATIS).......................................................11
G. PENANGANAN DALAM PSIKOSOMATIS.....................................................................12
BAB III............................................................................................................................................17
PENUTUP.......................................................................................................................................17
A. Kesimpulan.........................................................................................................................17
B. Saran...................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kehidupan manusia tidak terlepas dari aktifitas berpikir, tapi tak jarang manusia
yang ketika ditanyakan definisi dari berpikir itu apa, malah kelimpungan tidak bisa
menjawabnya. Bila dilihat dari aktifitas berpikir itu sendiri, dapat kita lihat bahwa
dalam berpikir itu pertama membutuhkan adanya fakta, hal yang jadi objeknya adalah
nyata, bisa berupa benda ataupun yang lainnya, kedua membutuhkan adanya indra,
bisa berupa indra penglihatan (mata), pendengaran (telinga), penciuman (hidung),
pengecap (lidah), dan peraba (kulit), ketiga membutuhkan adanya otak untuk berpikir,
tentunya otak disini adalah otak yang normal/tidak terganggu, yang bisa di gunakan
untuk berpikir, keempat adanya informasi sebelumnya, ini juga merupakan hal
penting dalam proses berpikir, karena informasi sebelumnya ini akan menjadi faktor
penentu pada kesimpulan.
Pembahasan tentang berpikir ini tentu sangat menarik untuk diulas dan dibahas
lebih dalam lagi, agar dapat memahami secara dalam tentang berpikir yang setiap saat
kita lakukan.
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
A. Defenisi Berpikir
Berfikir mempunyai arti segala proses aktivitas psikis yang intensional
maksudnya dimana seseorang mempunyai masalah maka seseorang menggabungkan
pengertian yang satu dengan yang lainnya untuk mendapatkan jalan keluar
(pemecahan masalah) yang sedang dihadapinya. Menurut Drever dalam Khodijah
(2006:117) berpikir adalah melatih ide-ide dengan cara yang tepat dan seksama yang
dimulai dengan adanya masalah. Menurut Solso berpikir adalah sebuah proses
dimana representasi mental baru dibentuk melalui transformasi informasi dengan
interaksi yang komplek atribut-atribut mental seperti penilaian, abstraksi, logika,
imajinasi, dan pemecahan masalah.
Dalam berpikir kita memerlukan alat, yaitu akal (ratio). Hasil berpikir itu dapat
diwujudkan dengan bahasa. Menurut Khodijah (2006), pikiran sendiri ada dua
macam, yaitu pikiran sadar dan bawah sadar. Sedang manusia memanfaatkan 12%
kekuatan pikirannya, sementara 88% ada pada kekuatan bawah sadar yang semacama
“perasaan”. Diantara pikiran sadar dan bawah sadar ada Reticular Activating System
(RAS) atau filter, yang untuk membuka pintu otak kita mesti berada pada gelombang
Alfa. Pikiran bawah sadar menyimpan memori, self-image, personality & habits
(kebiasaan).
Ada tiga pandangan dasar tentang berpikir, yaitu:
(1) berpikir adalah kognitif, yaitu timbul secara internal dalam pikiran tetapi
dapat diperkirakan dari perilaku.
(2) berpikir merupakan sebuah proses yang melibatkan beberapa manipulasi
pengetahuan dalam sistem kognitif, dan
(3) berpikir diarahkan dan menghasilkan perilaku yang memecahkan masalah
atau diarahkan pada solusi.
Salah satu sifat dari berpikir adalah goal directed yaitu berpikir tentang sesuatu,
untu memperoleh pemecahan masalah untuk mendapatkan sesuatu yang baru.
Berpikir juga dapat dipandang sebagai pemprosesan informasi dari stimulus yang ada
(strating position) sampai pemecahan masalah (finishing position) atau goal state.
Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa berpikir itu merupakan proses kognitif
yang berlangsung antara stimulus dan respon.
B. Macam-macam Berpikir
pada umumnya terdapat empat jenis kategori gaya berpikir dalam otak manusia,
antara lain : gaya berpikir sekuensial konkret ( SK ), gaya berpikir acak konkret
( AK ), gaya berpikir acak abstrak ( AA), dan gaya berpikir sekuensial abstrak ( SA ).
Berikut ini penjelasan menhani ke empat jenis gaya berpikir tersebut .
Yang meliputi indra penglihatan, indra pendengaran, indra peraba, indra penciuman
dan indra perasa mereka. Mereka memperhatikan dan mengingat realitas dengan
mudah dan mengingat fakta – fakta, informasi, rumus – rumus, dan juga aturan –
aturan khusus dengan mudah. Kiat – kiat jitu bagi si pemikir SK :
Gaya berpikir acak konkret atau AK ini memiliki sikap eksperimental yang diiringi
dengan perilaku yang kurang terstuktur. Sepeti hal nya pada gaya berpikir sekuensial
konkret, mereka berdasarkan pada kenyataan, tetapi ingin melakukan pendekatan
coba salah ( trial and error ).
Oleh karena itu, mereka sering melakukan lompatan intuitif yang diperlukan untuk
pemikirna yang kreatif yang sebenarnya. Si pemikir AK ini memiliki dorongan yang
kuat untuk menemukn alternatif dan mengerjakan segala sesuatu dengan cara dan
keinginan mereka sendiri. Kiat – kiat jitu bagi si pemikir AK :
Gaya berpikir pemikir gaya acak abstrak ( AA ) merupakan cara berpikir yang
tertarik pada nuansa dan sebagian lafi cenderung kepada mistisime. Adapun gaya
berpikir AA ini menyerap ide – ide atau informasi serta kesan dan mengaturnya
dengan refleksi.
Namun kadang – kadang hal ini memakan waktu yang lama sehingga ornag lain tidak
menyangka bahwa orang gaya berpikir AA ini mempunyai reaksi ataupun pendapat
terhadap Sesutu yang sedang diperbincangkan. Si pemikir AA ini mengingat dengan
baik jika informasi dipersonifikasikan. Perasaannya juga dapat meningkatkan atau
memengaruhi gaya belajar mereka. Kiat – kiat jitu bagi si pemikir AA :
Gaya berpikir sekuensial abstrak atau SA ini merupakan agya berpikir yang bersifat
dunia teori metafisis dan dunia abstrak. Gaya berpikir SA ini cenderung lebih suka
berpikir secara konsep dan menganalisis informasi. Si pemikir SA ini sangat
menghargai orang – orang serta peristiwa – peristiwa yang teratur dan rapi.
Sangatlah mungkin bagi mereka untuk meneropong hal – hal yang bersifat sangat
penting, seperti pada titik – titik kunci dan detail – detail yang sangat penting.
Adapun proses dan cara berpikir si pemikir SA ini sangatlah logis , rasional dan
intelektual. Dan bisanya proses atau cara berpikir mereka sering kali diatas cara
berpikir ornag yang lainnya. Kiat – kiat jitu bagi si pemikir SA :
Dalam proses berfikir, setiap manusia juga akan menghadapi beberapa faktor
penghambat dan juga pendukung dalam berfikir berdasarkan tingkatan kesadaran
dalam psikologi.
1. Faktor Penghambat
Faktor penghambat dalam berfikit adalah bagaimana seseorang bisa melihat atau
memahami sebuah masalah, situasi yang sedang dialami seseorang dan juga situasi
dari luar yang dihadapi, pengalaman individu yang bersangkutan, bagaimana
inteligasi orang tersebut, data yang kurang sempurna sehingga masih banyak data
yang harus dicari dan juga data dalam keadaan membingungkan atau confuse
sehingga bertentangan dengan data lainnya.
2. Faktor Pendukung
Beberapa faktor pendukung dalam proses berfikir diantaranya adalah keadaan emosi
individu yang stabil, pendidikan yang sudah terpenuhi, memperlihatkan ciri ciri orang
cerdas menurut psikologi dan sesuai dengan perkembangan individu, keadaan
lingkungan sekitar yang mendukung proses berfikir, perkembangan intelektual
individu dan juga sikap terbuka individu pada sebuah pengetahuan yang baru.
Psikosomatis terdiri dari dua kata, pikiran (psyche) dan tubuh (soma). Gangguan
psikosomatis adalah penyakit yang melibatkan pikiran dan tubuh, di mana pikiran
memengaruhi tubuh hingga penyakit muncul atau menjadi bertambah parah. Istilah
gangguan psikosomatis digunakan untuk menyatakan keluhan fisik yang diduga
disebabkan atau diperparah oleh faktor psikis atau mental, seperti stres dan rasa
cemas. Sedangkan dalam istilah psikologi, psikosomatis atau penyakit "fungsional"
merupakan kondisi yang menyebabkan rasa sakit dan masalah pada fungsi tubuh,
walaupun tidak ditemukan kelainan pada pemeriksaan fisik, maupun pemeriksaan
penunjang seperti Rontgen atau tes darah.
A. Kesimpulan
B. SARAN
Demikianlah makalah yang sederhana yang masih banyak kekurangan di sana
sini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://sitinurlelasari96.blogspot.com/2014/12/makalah-psikologi-umum-berpikir.html
https://dosenpsikologi.com/macam-macam-gaya-berpikir
https://www.halodoc.com/pilihan-pengobatan-gangguan-psikosomatis
https://www.alodokter.com/gangguan-psikosomatis-ketika-pikiran-menyebabkan-penyakit-
fisik