Makalah
Oleh
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam
semoga tercurah limpahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW sebagai utusan
dan manusia pilihan sebagai penyampai, pengamal hingga penafsir pertama Al-
Quran. Yang membawa kitab pusaka yang menjadi penerang bagi seluruh ummat
dan merupakan penyempurna kitab-kitab samawi sebelumnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan orang lain
khususnya bagi penulis sendiri. Kritik dan saran dari pembaca sangat perlu untuk
memperbaiki penyusunan makalah ini dan akan diterima dengan senang hati. Serta
semoga makalah ini tercatat sebagai amal shaleh dan menjadi motivator bagi
penulis untuk menyusun makalah yang lebih baik dan bermanfaat. Aamiin.
Penulis
2
DAFTAR ISI
SAMPUL 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN 4
1 Latar Belakang 4
2 Rumusan Masalah 4
3 Tujuan 4
BAB II PEMBAHASAN 5
1. Arti Pikiran dan berpikir 5
2. Hakekat pikiran dan berpikir 7
3. Kesalahan-kesalahan dalam berpikir 9
BAB III PENUTUP 15
1. Kesimpulan 15
2. Saran 15
DAFTAR PUSTAKA 16
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pikiran adalah gagasan dan proses mental. Berpikir memungkinkan
seseorang untuk merepresentasikan dunia sebagai model dan memberikan
perlakuan terhadapnya secara efektif sesuai dengan tujuan, rencana, dan
keinginan. Kata yang merujuk pada konsep dan proses yang sama
diantaranya kognisi, pemahaman, kesadaran, gagasan, dan imajinasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa ari dari pikiran dan berpikir?
2. Apa hakekat pikiran dan berpikir?
3. Apa saja kesalahan-kesalahan dalam berpikir?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui arti pikiran dan berpikir.
2. Untuk mengetahui hakekat berpikir.
3. Untuk mengetahui kesalahan dalam berpikir.
4
BAB II
PEMBAHASAN
1
Apaarti.com,2019. Arti Kata Pikiran Menurut KBBI https://apaarti.com/arti-
kata/pikiran.html diakses pada tanggal 22 Juni 2019
2
Wikipedia,2019. Teori Pikiran https://id.wikipedia.org/wiki/Teori_pikiran diakses pada
tanggal 22 Juni 2019
5
itu tergunakan, Kemudian akal akan teraktualkan dengan pikiran, sebab
pikiran sudah ada pengerjaan didalamnya. Kalau di dalam akal, belum ada
proses pengerjaan namun berpola. Akal memiliki tugas, jika tugas
terlaksana maka berubah menjadi pikiran. Jadi pikiran memiliki level lebih
tinggi dibanding akal.3 Pikiran adalah sebuah gagasan dan proses
kerja mental.4 Berbeda dengan akal, akal dapat didefinisikan sebagai salah
satu peralatan rohaniah manusia yang berfungsi untuk mengingat,
menyimpulkan, menganalisis, menilai apakah sesuai benar atau salah5
Pikiran adalah gambaran dari pola pikir, semacam obyek. Pikiran itu
seperti apa yang kemudian akan dikerjakan oleh manusia sebagai akibat
dari berpikir.6
b. Berpikir
Definisi berfikir yang paling umum adalah berkembngnya ide dan
konsep Bochenski dari Suriasumantri 1983 didalam diri seseorang.
Pengkembangan ide dan konsep ini berlangsung melalui proses penjalinan
hubungan antara bagian-bagian informasi yang tersimpan dalam diri
seseorang yang berupa pengertian-pengertian. Berfikir mencakup banyak
aktivitas mental. Berfikir adalah gejala jiwa yang dapat menetapkan
hubungan-hubungan sesuatu yang menjadi tau atau suatu kegiatan yang
melibatkan otak kita bekerja. Symbol-simbol yang digunakan dalam
berfikir pada umumnya adalah mengguanakan kata-kata, bayangan atau
gambaran dan bahasa.7
Berfikir merupakan hal yang lazim dilakukan oleh semua orang, tidak
hanya dari kalangan tertentu saja, bahkan semua kalangan masyarakat.
Tapi tidak semua dari mereka yang berfikir filsafat dalam kehidupan
sehari-harinya. Berfikir filsafat sangatlah penting untuk semua orang
dalam rangka menjalani aktivitas sehari-hari, atau untuk mencari solusi
3
Pikiran dan akal adalah dua hal yang berbeda namun kadang kala manusia sukar
membedakan keduanya. Mana yang berfungsi sebagai akal mana pula yang berfungsi
sebagai pikiran.
4
Wikipedia, 2018. Pikiran https://id.wikipedia.org/wiki/Pikiran diakses pada tanggal 22
Juni 2019
5
https://mushlihahsaputri.blogspot.com/2014/07/akal-pikiran-dan-ilmu-pengetahuan.html
6
Dapat diasumsikan bahwa orang lain memiliki pikiran dengan analogi yang seseorang
miliki.
7
Mizan Kang,2012. Pengertian dan Konsep Berfikir
https://mizaneducation.blogspot.com/2012/05/pengertian-dan-konsep-berfikir.html diakses
pada tanggal 22 Juni 2019
6
bagi sebuah permasalahan. Jika ditelaah secara mendalam, begitu banyak
manfaat, serta pertanyaan-pertanyaan yang mungkin orang lain tidak
pernah memikirkan jawabannya. Karena filsafat merupakan induk dari
semua ilmu.
Beberapa manfaat mahasiswa berfikir filsafat, yaitu mengajarkan cara
berpikir kritis, sebagai dasar dalam mengambil keputusan, menggunakan
akal secara proporsional, membuka wawasan berpikir menuju kearah
penghayatan, dan masih banyak lagi. Itulah sebabnya mengapa setiap
mahasiswa diharapkan untuk selalu berfikir filsafat kapanpun, dimanapun,
dan dalam situasi apapun ia berada. 8
8
Mentari cahaya, 2012. Berfikir Filsafat
https://cahayamentari24.blogspot.com/2012/10/berfikir-filsafat.html pada tanggal 22 Juni
2019
9
Nonon Supriarna,2011.Hakekat Ilmu http://nonosun.staf.upi.edu/04-penelitian-
akuntansi/01-hakekat-ilmu-p/ diakses pada tanggal 23 Juni 2019
10
Marsigit 2012 Referensi Hakekat Berpikir
https://powermathematics.blogspot.com/2012/10/referensi-hakekat-berpikir.html
diakses pada tanggal 23 Juni 2019
7
pengganti obyek atau peristiwa. Berbicara dengan dirinya sendiri di dalam
batin dengan cara mempertimbangkan, merenungkan, menganalisis,
membuktikan sesuatu, menunjukkan alasan-alasan menarik kesimpulan,
meneliti suatu jalan pikiran, mencari berbagai hal yang berhubungan satu
sama lain, mengapa/untuk apa sesuatu terjadi, serta membahas suatu
realitas dengan menggunakan konsep atau pengertian-pengertian.11
11
Minum teh, 2010 Hakekat Berpikir
https://tugaskuliahqu.blogspot.com/2010/01/hakikat-berpikir.html diakses pada tanggal
23 Juni 2019
12
Gunadarma, 2016 Jenis-jenis berpikir https://gunadarmax.blogspot.com/2016/01/jenis-
jenis-berpikir.html diakses pada tanggal 23 Juni 2019
8
B. Fungsi Berpikir
13
List10’s Weblog, 2018 Kesalahan dalam berpikir
https://list10.wordpress.com/2008/06/12/kesalahan-dalam-berpikir/ diakses pada tanggal
23 Juni 2019
9
sebetulnya bukan kesalahan, tetapi sering membingungkan dan
disalahgunakan, untuk membawa orang lain ke konklusi yang salah.
Di dalam logika deduktif, kita dengan mudah memperoleh kesesatan
karena adanya kata-kata yang disebut homonim, yaitu kata yang memiliki
banyak arti yang dalam logika biasanya disebut kesalahan semantik atau
bahasa. Kesalahan semantik itu dapat pula disebut ambiguitas. Adapun
untuk menghindari ambiguitas dapat dengan berbagai cara, misalnya
menunjukkan langsung adanya kesesatan semantik dengan mengemukakan
konotasi sejati. Memilih kata-kata yang hanya arti tunggal, menggunakan
wilayah pengertian yang tepat, apakah universal atau partikular.
Kesesatan di dalam logika induktif dapat dikemukakan seperti
prasangka pribadi, pengamatan yang tidak lengkap atau kurang teliti,
kesalahan klasifikasi atau penggolongan karena penggolongannya tidak
lengkap atau tumpang tindih maupun masih campur aduk. Kesalahan juga
terjadi karena generalisasi yang tergesa-gesa, atau analogi yang keliru.
10
c. Menggunakan aksen yang membedakan arti suatu kata.
11
a. Sesat pikir empat term (fallacy of terms)
Sesat pikir material ialah sesat pikir yang terjadi bukan karena
bahasa atau bentuk penalaran yang tidak sahih, melainkan yang terjadi
pada materi atau isi penalaran itu sendiri. Jenis-jenis sesat pikir material
adalah sebagai berikut.
12
a. Argumen Terhadap Orangnya (argumentum ad hominem)
Sesat pikir ini terjadi karena argumentasi yang diberikan
tidak tertuju kepada persoalan yang sesungguhnya, tetapi
terarah kepada pribadi orang yang menjadi lawan bicara.
13
f. Argumen demi rakyat (argumentum ad populum)
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perbedaan yang signifikan dari kata Pikiran dan Berpikir itu adalah
Pikiran semacam obyek, kemudian berpikir sebagai subyek. Pikiran yang
dikerjakan oleh manusia, kemudian yang melakukan pengerjan itu adalah
berpikir. Pikiran itu identik dengan manusia itu sendiri. Kemudian akibat
dari berpikir adalah timbul ilmu baru.
Pikiran dapat mencampur, mencocokkan, menggabungkan,
menukar, dan mengurutkan konsep-konsep, persepsi, dan pengalaman.
Proses ini disebut penalaran. Logika adalah ilmu tentang penalaran.
Kesadaran akan proses penalaran ini adalah jalan masuk kedalam
kesadaran.
Berpikir mencirikan hakikat manusia dan karena berpikirlah dia
menjadi manusia. Berpikir pada dasarnya merupakan sebuah proses yang
membuahkan pengetahuan atau pun ilmu. Pengetahuan adalah produk
kegiatan berpikir. Banyak yang mengatakan ilmu dan pengetahuan itu
sama, namun pemahaman tersebut jelas tidak benar.
Kita seringkali khilaf dalam melakukan apapun terlebih dalam
berpikir, maka dari itu kesalahan dalam berpikir pun adalah hal yang sering
kali dialami oleh manusia. .
Oleh karena itu, dalam logika diberikan aturan-aturan yang
mengatur bagaimana berpenalaran yang benar. Sehingga kita bisa
mencegah kesalahan-kesalahan dalam berpikir, atau paling tidak kita
meminimalisir semua itu. Karena kita bukanlah makhluk yang bisa
sempurna, yang tak lepas dari sebuah kesalahan.
B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan, maka dari itu kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan penyusunan
makalah kami selanjutnya.
15
DAFTAR PUSTAKA
http://nonosun.staf.upi.edu/04-penelitian-akuntansi/01-hakekat-ilmu-p/ diakses
pada tanggal 23 Juni 2019
https://powermathematics.blogspot.com/2012/10/referensi-hakekat-berpikir.html
diakses pada tanggal 23 Juni 2019
16