Anda di halaman 1dari 16

PIKIRAN DAN BERPIKIR

Makalah

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas pada


Mata Kuliah Fisafat Islam Fakultas Tarbiyah
Prodi Tadris Bahasa Inggris
Semester 2 IAIN Bone

Oleh

PUTRI ISTIAANAH (02184130)


NUR FIFIANA (02184122)
TIANA RIZKIA DEWI (02184110)
M. SAIZAL HARMAIZ KASIM (02184117)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)


BONE
2018/2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam
semoga tercurah limpahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW sebagai utusan
dan manusia pilihan sebagai penyampai, pengamal hingga penafsir pertama Al-
Quran. Yang membawa kitab pusaka yang menjadi penerang bagi seluruh ummat
dan merupakan penyempurna kitab-kitab samawi sebelumnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan orang lain
khususnya bagi penulis sendiri. Kritik dan saran dari pembaca sangat perlu untuk
memperbaiki penyusunan makalah ini dan akan diterima dengan senang hati. Serta
semoga makalah ini tercatat sebagai amal shaleh dan menjadi motivator bagi
penulis untuk menyusun makalah yang lebih baik dan bermanfaat. Aamiin.

Bone, 22 Juni 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

SAMPUL 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN 4
1 Latar Belakang 4
2 Rumusan Masalah 4
3 Tujuan 4
BAB II PEMBAHASAN 5
1. Arti Pikiran dan berpikir 5
2. Hakekat pikiran dan berpikir 7
3. Kesalahan-kesalahan dalam berpikir 9
BAB III PENUTUP 15
1. Kesimpulan 15
2. Saran 15
DAFTAR PUSTAKA 16

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pikiran adalah gagasan dan proses mental. Berpikir memungkinkan
seseorang untuk merepresentasikan dunia sebagai model dan memberikan
perlakuan terhadapnya secara efektif sesuai dengan tujuan, rencana, dan
keinginan. Kata yang merujuk pada konsep dan proses yang sama
diantaranya kognisi, pemahaman, kesadaran, gagasan, dan imajinasi.

Berpikir melibatkan manipulasi otak terhadap informasi, seperti saat kita


membentuk konsep, terlibat dalam pemecahan masalah, melakukan penalaran,
dan membuat keputusan.Berpikir adalah fungsi kognitif tingkat tinggi dan
analisis proses berpikir menjadi bagian dari psikologi kognitif. Proses dasar
pikiran yakni mekanisme dasar dari sel otak manusia merefleksikan proses
pencocokan pola atau pengenalan pola.

Saat seseorang melakukan refleksi, situasi baru dan pengalaman baru


dinilai berdasarkan apa yang diingat. Untuk membuat penilaian ini, pikiran
mempertahankan pengalaman saat ini dan mengurutkan pengalaman masa lalu
yang relevan. Hal tersebut dilakukan dengan mempertahankan agar
pengalaman kini dan masa lalu sebagai pengalaman yang terpisah.

Pikiran dapat mencampur, mencocokkan, menggabungkan, menukar, dan


mengurutkan konsep-konsep, persepsi, dan pengalaman. Proses ini disebut
penalaran. Logika adalah ilmu tentang penalaran. Kesadaran akan proses
penalaran ini adalah jalan masuk kedalam kesadaran (lihat filosof Ned Block).

B. Rumusan Masalah
1. Apa ari dari pikiran dan berpikir?
2. Apa hakekat pikiran dan berpikir?
3. Apa saja kesalahan-kesalahan dalam berpikir?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui arti pikiran dan berpikir.
2. Untuk mengetahui hakekat berpikir.
3. Untuk mengetahui kesalahan dalam berpikir.

4
BAB II
PEMBAHASAN

1. Arti Pikiran dan Berpikir


a. Pikiran
Pikiran berasal dari kata dasar pikir. Pikiran adalah sebuah homonim
karena arti-artinya memiliki ejaan dan pelafalan yang sama tetapi
maknanya berbeda. Pikiran memiliki arti dalam kelas nomina atau kata
benda sehingga pikiran dapat menyatakan nama dari seseorang, tempat,
atau semua benda dan segala yang dibendakan.1
Teori pikiran adalah sebuah teori bahwa pikiran tidak dapat langsung
diobservasi. Memiliki teori pikiran membuat seseorang mengatribusikan
pemikiran, hasrat, dan intensi kepada orang lain, untuk memperkirakan
atau menjelaskan aksi mereka, dan untuk menempatkan intensi mereka.
Dalam arti aslinya, ia membuat seseorang untuk memahami bahwa
keadaan mental dapat menjadi penyebab yang digunakan untuk
menjelaskan dan memperkirakan perilaku orang lain.
Kemampuan mengatribusikan keadaan mental terhadap orang lain dan
memahaminya sebagai penyebab perilaku menandakan, sebagian, bahwa
seseorang harus dapat memahami pikiran sebagai "pembangkit
representasi". Jika seseorang tidak memiliki teori pikiran yang kompleks ia
mungkin menandakan gangguan kognitif atau perkembangan.
Teori pikiran muncul sebagai potensi kemampuan lahiriah pada
manusia, tapi membutuhkan pengalaman sosial dan pengalaman lainnya
selama beberapa tahun sampai menghasilkan sesuatu. Orang yang berbeda
bisa saja membentuk teori pikiran yang lebih, atau kurang, dan bisa saja
berfungsi secara efektif.2
Pikiran adalah proses kerja akal dari pengetahuan lama kepengetahuan
baru, sehingga jika kita mengacu pada akal. Akal tidak ada proses kerja,
tapi kalau berpikir, itu ada proses kerja. Karena di dalam akal hanya ada
setumpuk konsep-konsep. Sebab fungsi akal yakni memilah,
mengabungkan, menyekutukan. Maka bagaimana pola-pola di dalam akal

1
Apaarti.com,2019. Arti Kata Pikiran Menurut KBBI https://apaarti.com/arti-
kata/pikiran.html diakses pada tanggal 22 Juni 2019
2
Wikipedia,2019. Teori Pikiran https://id.wikipedia.org/wiki/Teori_pikiran diakses pada
tanggal 22 Juni 2019

5
itu tergunakan, Kemudian akal akan teraktualkan dengan pikiran, sebab
pikiran sudah ada pengerjaan didalamnya. Kalau di dalam akal, belum ada
proses pengerjaan namun berpola. Akal memiliki tugas, jika tugas
terlaksana maka berubah menjadi pikiran. Jadi pikiran memiliki level lebih
tinggi dibanding akal.3 Pikiran adalah sebuah gagasan dan proses
kerja mental.4 Berbeda dengan akal, akal dapat didefinisikan sebagai salah
satu peralatan rohaniah manusia yang berfungsi untuk mengingat,
menyimpulkan, menganalisis, menilai apakah sesuai benar atau salah5
Pikiran adalah gambaran dari pola pikir, semacam obyek. Pikiran itu
seperti apa yang kemudian akan dikerjakan oleh manusia sebagai akibat
dari berpikir.6

b. Berpikir
Definisi berfikir yang paling umum adalah berkembngnya ide dan
konsep Bochenski dari Suriasumantri 1983 didalam diri seseorang.
Pengkembangan ide dan konsep ini berlangsung melalui proses penjalinan
hubungan antara bagian-bagian informasi yang tersimpan dalam diri
seseorang yang berupa pengertian-pengertian. Berfikir mencakup banyak
aktivitas mental. Berfikir adalah gejala jiwa yang dapat menetapkan
hubungan-hubungan sesuatu yang menjadi tau atau suatu kegiatan yang
melibatkan otak kita bekerja. Symbol-simbol yang digunakan dalam
berfikir pada umumnya adalah mengguanakan kata-kata, bayangan atau
gambaran dan bahasa.7
Berfikir merupakan hal yang lazim dilakukan oleh semua orang, tidak
hanya dari kalangan tertentu saja, bahkan semua kalangan masyarakat.
Tapi tidak semua dari mereka yang berfikir filsafat dalam kehidupan
sehari-harinya. Berfikir filsafat sangatlah penting untuk semua orang
dalam rangka menjalani aktivitas sehari-hari, atau untuk mencari solusi

3
Pikiran dan akal adalah dua hal yang berbeda namun kadang kala manusia sukar
membedakan keduanya. Mana yang berfungsi sebagai akal mana pula yang berfungsi
sebagai pikiran.
4
Wikipedia, 2018. Pikiran https://id.wikipedia.org/wiki/Pikiran diakses pada tanggal 22
Juni 2019
5
https://mushlihahsaputri.blogspot.com/2014/07/akal-pikiran-dan-ilmu-pengetahuan.html
6
Dapat diasumsikan bahwa orang lain memiliki pikiran dengan analogi yang seseorang
miliki.
7
Mizan Kang,2012. Pengertian dan Konsep Berfikir
https://mizaneducation.blogspot.com/2012/05/pengertian-dan-konsep-berfikir.html diakses
pada tanggal 22 Juni 2019

6
bagi sebuah permasalahan. Jika ditelaah secara mendalam, begitu banyak
manfaat, serta pertanyaan-pertanyaan yang mungkin orang lain tidak
pernah memikirkan jawabannya. Karena filsafat merupakan induk dari
semua ilmu.
Beberapa manfaat mahasiswa berfikir filsafat, yaitu mengajarkan cara
berpikir kritis, sebagai dasar dalam mengambil keputusan, menggunakan
akal secara proporsional, membuka wawasan berpikir menuju kearah
penghayatan, dan masih banyak lagi. Itulah sebabnya mengapa setiap
mahasiswa diharapkan untuk selalu berfikir filsafat kapanpun, dimanapun,
dan dalam situasi apapun ia berada. 8

2. Hakekat Pikiran dan Berpikir


Berpikir mencirikan hakikat manusia dan karena berpikirlah dia
menjadi manusia. Berpikir pada dasarnya merupakan sebuah proses yang
membuahkan pengetahuan atau pun ilmu. Pengetahuan adalah produk
kegiatan berpikir. Banyak yang mengatakan ilmu dan pengetahuan itu
sama, namun pemahaman tersebut jelas tidak benar.9

Hakekat berpikir dimulai dengan merepresentasikan apa yang


terjadi disekitar kita seperti halnya kejadian-kejadian sehari-hari atau
fenomena-fenomena sekitar. Kemudian mulailah menggambarkan
fenomena tersebut dengan persepsi-persepsi yang ada hingga lahirlah
sebuah pengetahuan dan mampu untuk mengkonsep sesuatu hal
berdasarkan pengalaman-pengalamannya.10

Berpikir adalah kegiatan akal untuk mengolah pengetahuan yang


telah diterima melalui panca indera dan ditujukan untuk mencapai suatu
kebenaran. Penggunaan otak secara sadar untuk mencari sebab, berdebat,
mempertimbangkan, memperkirakan, dan merefleksikan suatu subyek.
Kegiatan yang melibatkan penggunaan konsep dan lambang sebagai

8
Mentari cahaya, 2012. Berfikir Filsafat
https://cahayamentari24.blogspot.com/2012/10/berfikir-filsafat.html pada tanggal 22 Juni
2019
9
Nonon Supriarna,2011.Hakekat Ilmu http://nonosun.staf.upi.edu/04-penelitian-
akuntansi/01-hakekat-ilmu-p/ diakses pada tanggal 23 Juni 2019
10
Marsigit 2012 Referensi Hakekat Berpikir
https://powermathematics.blogspot.com/2012/10/referensi-hakekat-berpikir.html
diakses pada tanggal 23 Juni 2019

7
pengganti obyek atau peristiwa. Berbicara dengan dirinya sendiri di dalam
batin dengan cara mempertimbangkan, merenungkan, menganalisis,
membuktikan sesuatu, menunjukkan alasan-alasan menarik kesimpulan,
meneliti suatu jalan pikiran, mencari berbagai hal yang berhubungan satu
sama lain, mengapa/untuk apa sesuatu terjadi, serta membahas suatu
realitas dengan menggunakan konsep atau pengertian-pengertian.11

A. Adapun jenis-jenis Berpikir yakni:12


1. Berpikir Logis
Berpikir secara logis adalah suatu proses berpikir dengan
menggunakan logika, rasional dan masuk akal. Secara etymologis logika
berasal dari kata logos yang mempunyai dua arti 1) pemikiran 2) kata-kata.
Jadi logika adalah ilmu yang mengkaji pemikiran. Karena pemikiran selalu
diekspresikan dalam kata-kata, maka logika juga berkaitan dengan “kata
sebagai ekspresi dari pemikiran”.
2. Berpikir Kritis
Berpikir kritis adalah sinonim dari pengambilan keputusan,
perencanaan strategik, proses ilmiah, dan pemecahan masalah. Berpikir
kritis merupakan upaya pendalaman kesadaran serta kecerdasan
membandingkan dari beberapa masalah yang sedang dan akan terjadi
sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan dan gagasan yang dapat
memecahkan masalah tersebut. setiap orang memiliki pola pikir yang
berbeda. Akan tetapi, apabila setiap orang mampu berpikir secara kritis,
masalah yang mereka hadapi tentu akan semakin sederhana dan mudah
dicari solusinya.
3. Berpikir Kreatif
Berpikir kreatif ini merupakan suatu kepiawaian pola berpikir kita
yang didasari dengan pemahaman yang mendalam tentang konsep-konsep
yang telah diketahui sebelumnya dan kemudian memberikan suatu
perubahan.

11
Minum teh, 2010 Hakekat Berpikir
https://tugaskuliahqu.blogspot.com/2010/01/hakikat-berpikir.html diakses pada tanggal
23 Juni 2019
12
Gunadarma, 2016 Jenis-jenis berpikir https://gunadarmax.blogspot.com/2016/01/jenis-
jenis-berpikir.html diakses pada tanggal 23 Juni 2019

8
B. Fungsi Berpikir

Mengambil keputusan. Setiap keputusan yang diambil, akan disusul


oleh keputusan-keputusan lainnya yang berkaitan. Keputusan yang kita
ambil beraneka ragam, tetapi ada tanda-tanda umum dari keputusan:

1. Keputusan merupakan hasil berpikir, hasil usaha intelektual


2. Keputusan selalu melibatkan pilihan dari berbagai alternative
3. Keputusan selalu melibatkan tindakan nyata, walaupun
pelaksanaannya boleh ditangguhkan

3. Kesalahan dalam berpikir


Kita seringkali khilaf dalam melakukan apapun terlebih dalam
berpikir, maka dari itu kesalahan dalam berpikir pun adalah hal yang sering
kali dialami oleh manusia, maka berikut penjelasannya:13
Istilah teknis kesalahan adalah sofisme. Kesalahan dalam berpikir
ialah kekeliruan penalaran yang disebabkan oleh pengambilan kesimpulan
yang tidak sahih dengan melanggar ketentuan-ketentuan logika atau
susunan dan penggunaan bahasa serta penekanan kata-kata yang secara
sengaja atau tidak, telah menyebabkan pertautan atau asosiasi gagasan
tidak tepat. Menurut Sumaryono, kesalahan itu juga disebut sesat pikir
yang diartikans sebagai proses penalaran atau argumentasi yang
sebenarnya tidak logis, salah arah, dan menyesatkan, suatu gejala berpikir
yang salah yang disebabkan oleh pemaksaan prinsip-prinsip logika tanpa
memperhatikan relevansinya. Kesesatan penalaran dapat terjadi pada siapa
saja, bukan karena kesesatan dalam fakta-fakta, tetapi dari bentuk
penarikan kesimpulan yang salah karena tidak dari premis-premis yang
menjadi acuannya,

A. Faktor-Faktor Penyebab Kesalahan Dalam Berpikir


Ada beberapa hal yang mengakibatkan kesalahan berfikir dan itu
sering tidak disadari orang, baik orang yang berfikir sendiri, maupun orang
yang mengikuti buah pikiran itu. Sebelum kamu memajukan hal-hal yang
betul-betul merupakan kesalahan berfikir, kami sebut dulu dua hal yang

13
List10’s Weblog, 2018 Kesalahan dalam berpikir
https://list10.wordpress.com/2008/06/12/kesalahan-dalam-berpikir/ diakses pada tanggal
23 Juni 2019

9
sebetulnya bukan kesalahan, tetapi sering membingungkan dan
disalahgunakan, untuk membawa orang lain ke konklusi yang salah.
Di dalam logika deduktif, kita dengan mudah memperoleh kesesatan
karena adanya kata-kata yang disebut homonim, yaitu kata yang memiliki
banyak arti yang dalam logika biasanya disebut kesalahan semantik atau
bahasa. Kesalahan semantik itu dapat pula disebut ambiguitas. Adapun
untuk menghindari ambiguitas dapat dengan berbagai cara, misalnya
menunjukkan langsung adanya kesesatan semantik dengan mengemukakan
konotasi sejati. Memilih kata-kata yang hanya arti tunggal, menggunakan
wilayah pengertian yang tepat, apakah universal atau partikular.
Kesesatan di dalam logika induktif dapat dikemukakan seperti
prasangka pribadi, pengamatan yang tidak lengkap atau kurang teliti,
kesalahan klasifikasi atau penggolongan karena penggolongannya tidak
lengkap atau tumpang tindih maupun masih campur aduk. Kesalahan juga
terjadi karena generalisasi yang tergesa-gesa, atau analogi yang keliru.

B. Jenis-jenis Kesalahan dalam Berfikir

1. Kesalahan karena bahasa.

Kesalahan berfikir karena bahasa dapat terjadi karena kesalahan


sebagai berikut:

a. Menggunakan term ekuivokal.

Term ekuivokal adalah term yang memiliki makna ganda,


misalnya jarak dapat berarti ruang sela antara benda atau tempat,
tetapi dapat juga berarti pohon yang sering ditanam sedemikian
rupa dan berfungsi sebagai pagar.

b. Menggunakan term metaforis

Term metaforis adalah kata atau sekelompok kata yang


digunakan bukan dalam arti yang sebenarnya. Misalnya: pemuda
adalah tulang punggung negara.

10
c. Menggunakan aksen yang membedakan arti suatu kata.

Ada kata-kata yang apabila aksennya dirubah, akan


memiliki arti yang berbeda. Misalnya apel: jika tekanan terletak
pada huruf “A” artinya ialah pohon / buah apel, tetapi jika tekanan
terdapat pada suku kata “Pel” artinya ialah apel bendera, dan
sebagainya.

d. Menggunakan konstruksi kalimat bermakna ganda.

Kalimat yang bermakna ganda disebut


amfiboli (amphiboly). Amfiboli terjadi apabila sebuah kalimat
disusun sedemikian rupa sehingga arti kalimat itu dapat ditafsirkan
secara berbeda-beda. Contoh: Ali mencintai kekasihnya, dan
demikian pula saya! Kalimat itu bisa berarti Ali mencintai
kekasihnya, dan saya juga mencintai kekasih Ali. Atau bisa juga
berarti Ali mencintai kekasihnya, dan saya mencintai kekasih saya.

e. Kesalahan dalam komposisi (fallacy of composition)

Kekeliruan berpikir karena menetapkan sifat yang ada


pada bagian untuk menyifati keseluruhannya, seperti: setiap kapal
perang telah siap tempur, maka keseluruhan angkatan laut negara
itu sudah siap tempur. (Mundiri, 1996)

f. Kesalahan dalam pembagian (fallacy of division)

Kesalahan berpikir karena menetapkan sifat yang ada pada


keseluruhannya, maka demikian juga setiap bagiannya, seperti:
komplek ini dibangun di atas tanah yang luas, tentulah kamar-
kamar tidurnya juga luas. (Mundriri, 1996)

2. Sesat Pikir Formal

Sesat pikir formal terjadi karena melanggar ketentuan-ketentuan


yang berlaku bagi bentuk (form) penalaran yang sahih. Jenis-jenis sesat
pikir formal adalah sebagai berikut.

11
a. Sesat pikir empat term (fallacy of terms)

Bentuk silogisme yang sahih ialah silogisme yang hanya


memiliki tida term yang masing-masing disebut dua kali. Apabila
dalam sebuah silogisme terdapat empat term, bentuk silogisme itu
tidak sahih.

b. Sesat pikir proses tak sah (fallacy of illicit process)

Sesat pikir yang terjadi karena term premis tidak


berdistribusi tetapi term konklusi berdistribusi. Hal itu melanggar
ketentuan keempat mengenai term-term silogisme (lihat ketentuan
mengenai term-term silogisme- halaman 59 karya Jan Hendrik
Rapar)

c. Sesat pikir term tengat tak berdistribusi (fallacy of undistributed


meddle)

Sesat pikir yang terjadi karena term tengah tidak


berdistribusi, padahal untuk memperoleh konklusi yang benar term
tengah sekurang-kurang satu kali berdistribusi. Hal itu melanggar
ketentuan ketiga mengenal term-term silogisme

d. Sesat pikir dua premis negatif (fallacy of two negative premises)

Sesat pikir ini terjadi karena menarik konklusi dari dua


buah premis negatif, padahal dari dua premis negatif tidak dapat
ditarik konklusi yang benar. Hal itu melanggar ketentuan kedua
dari ketentuan-ketentuan mengenai premis-premis.

3. Sesat Pikir Material

Sesat pikir material ialah sesat pikir yang terjadi bukan karena
bahasa atau bentuk penalaran yang tidak sahih, melainkan yang terjadi
pada materi atau isi penalaran itu sendiri. Jenis-jenis sesat pikir material
adalah sebagai berikut.

12
a. Argumen Terhadap Orangnya (argumentum ad hominem)
Sesat pikir ini terjadi karena argumentasi yang diberikan
tidak tertuju kepada persoalan yang sesungguhnya, tetapi
terarah kepada pribadi orang yang menjadi lawan bicara.

b. Argumen Untuk Mempermalukan (argumentumad verecundiam)

Sesat pikir ini terjadi karena argumnentasi yang diberikan


memang sengaja tidak terarah kepada persoalan yang
sesungguhnya, tetapi dibuat sedemikian rupa untuk
membangkitkan perasaan malu si lawan bicara. Contoh: “jika
Anda benar-benar seorang pembela kebenaran, Anda pasti akan
membenarkan saya karena apa yang saya katakan selalu benar!”
hal itu sering pula dilakukan oleh pemasang iklan. Misalnya,
“Orang yang benar-benar bijaksana adalah orang yang selalu
menggunakan produk kami!”

c. Argumen Berdasarkan Kewibawaan (argumentum auctoritatis)

Dalam suatu diskusi, tiba-tiba seseorang mengatakan


demikian: “saya yakin apa yang dikatakan beliau adalah baik dan
benar karena beliau adalah seseorang pemimpin yang brilian,
seorang tokoh yang sangat dihormati, dan seorang doktor yang
jenius!”. Jelas terlihat bahwa argumen yang dikemukakan oleh
orang tersebut tidak berdasarkan penalaran sebagaimana mestinya,
tetapi didasarkan pada kewibawaan si pembicara terdahulu.

d. Argumen ancaman (argumentum ad baculum)

Argumen ancaman mendesak orang untuk menerima suatu


konklusi tertentu dengan alasan bahwa jika menolak akan
membawa akibat yang tidak diinginkan.

e. Argumen belas kasihan (argumentum ad misericordiam)

Sesat pikir ini sengaja terarah untuk membangkitkan rasa


belas kasihan si lawan bicara dengan tujuan untuk memperoleh
pengampunan.

13
f. Argumen demi rakyat (argumentum ad populum)

Argumen ini dibuat untuk menghasut massa, rakyat,


kelompok untuk membakar emosi mereka dengan alasan bahwa
pemikiran yang melatarbelakangi suatu usul atau program adalah
demi kepentingan rakyat atau kelompok itu sendiri. Argumen ini
bertujuan untuk memperoleh dukungan atau membenarkan
tindakan si pembicara.

g. Argumen ketidaktahuan (argumentum ad ignorantiam)

Apabila kita memastikan bahwa sesuatu itu tidak ada


karena kita tidak mengetahui apa pun juga mengenai sesuatu itu,
hal itu adalah sesat pikir. Belum tentu bahwa apa yang tidak
diketahui itu benar-benar tidak ada.

C. Strategi Menghindari Kesalahan dalam Berpikir


Kesalahan berpikir pada hakikatnya merupakan jebakan bagi
proses penalaran kita. Contoh pada rambu-rambu, maka sesat pikir
ditawarkan kepada kita agar jeli dan cermat terhadap berbagai kesalahan
dalam menalar, juga supaya kita mampu mengidentifikasi dan
menganalisis kesalahan tersebut sehingga mungkin kita akan selamat dari
penalaran palsu.

Oleh karena itu, untuk menghindari kekeliruan relevansi, misalnya


kita sendiri harus tetap bersikap kritis terhadap setiap argumen. Banyak
kata yang menyebabkan kita mudah tergelincir karena banyak kata yang
memiliki rasa dan makna yang berbeda-beda. Untuk menghindari
terjadinya sesat pikir tersebut, kita harus dapat mengupayakan agar setiap
kata atau kalimat memiliki makna yang tegas dan jelas. Untuk itu kita
harus dapat mendefinisikan setiap kata atau term yang dipergunakan.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Perbedaan yang signifikan dari kata Pikiran dan Berpikir itu adalah
Pikiran semacam obyek, kemudian berpikir sebagai subyek. Pikiran yang
dikerjakan oleh manusia, kemudian yang melakukan pengerjan itu adalah
berpikir. Pikiran itu identik dengan manusia itu sendiri. Kemudian akibat
dari berpikir adalah timbul ilmu baru.
Pikiran dapat mencampur, mencocokkan, menggabungkan,
menukar, dan mengurutkan konsep-konsep, persepsi, dan pengalaman.
Proses ini disebut penalaran. Logika adalah ilmu tentang penalaran.
Kesadaran akan proses penalaran ini adalah jalan masuk kedalam
kesadaran.
Berpikir mencirikan hakikat manusia dan karena berpikirlah dia
menjadi manusia. Berpikir pada dasarnya merupakan sebuah proses yang
membuahkan pengetahuan atau pun ilmu. Pengetahuan adalah produk
kegiatan berpikir. Banyak yang mengatakan ilmu dan pengetahuan itu
sama, namun pemahaman tersebut jelas tidak benar.
Kita seringkali khilaf dalam melakukan apapun terlebih dalam
berpikir, maka dari itu kesalahan dalam berpikir pun adalah hal yang sering
kali dialami oleh manusia. .
Oleh karena itu, dalam logika diberikan aturan-aturan yang
mengatur bagaimana berpenalaran yang benar. Sehingga kita bisa
mencegah kesalahan-kesalahan dalam berpikir, atau paling tidak kita
meminimalisir semua itu. Karena kita bukanlah makhluk yang bisa
sempurna, yang tak lepas dari sebuah kesalahan.

B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan, maka dari itu kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan penyusunan
makalah kami selanjutnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://apaarti.com/arti-kata/pikiran.html diakses pada tanggal 22 Juni 2019

https://id.wikipedia.org/wiki/Teori_pikiran diakses pada tanggal 22 Juni 2019

https://id.wikipedia.org/wiki/Pikiran diakses pada tanggal 22 Juni 2019


https://mushlihahsaputri.blogspot.com/2014/07/akal-pikiran-dan-ilmu-
pengetahuan.html
https://mizaneducation.blogspot.com/2012/05/pengertian-dan-konsep-berfikir.html
diakses pada tanggal 22 Juni 2019

https://cahayamentari24.blogspot.com/2012/10/berfikir-filsafat.html pada tanggal


22 Juni 2019

http://nonosun.staf.upi.edu/04-penelitian-akuntansi/01-hakekat-ilmu-p/ diakses
pada tanggal 23 Juni 2019
https://powermathematics.blogspot.com/2012/10/referensi-hakekat-berpikir.html
diakses pada tanggal 23 Juni 2019

https://tugaskuliahqu.blogspot.com/2010/01/hakikat-berpikir.html diakses pada


tanggal 23 Juni 2019
https://gunadarmax.blogspot.com/2016/01/jenis-jenis-berpikir.html diakses pada
tanggal 23 Juni 2019

https://list10.wordpress.com/2008/06/12/kesalahan-dalam-berpikir/ diakses pada


tanggal 23 Juni 2019

16

Anda mungkin juga menyukai