Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KONSEP BERFIKIR KRITIS DAN PEMECAHAN MASALAH

DISUSUN OLEH :

1. Alvinda Pratiwi (P27820520002)


2. Ilham Nendyo Yogiisworo (P27820520012)
3. Niken Sefi Adila waloyo putri (P27820520022)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA


PRODI DIII KEPERAWATAN TUBAN TH 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga makalah dengan judul “Makalah Konsep
Perkembangan Kepribadian”
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang memberi
bimbingan dan bantuan, baik secara langsung maupun tidak langsung selama penyusun
makalah ini kepada:
Ibu Wahyu Tri Ningsih,S.Kep.,Ns.,M,Kes selaku dosen mata kuliah Psikologi
Teman-teman yang telah memberikan dukungan moral maupun semangat, sehingga makalah
ini dapat terselesaikan dengan baik.
Dengan pembuatan makalah ini, penulis berharap pembaca dapat memahami materi “Konsep
Perkembangan Kepribadian’ dengan baik. Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna
dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun diterima dengan senang hati.

Tuban, 02 Februari 2022

2
DAFTAR ISI

JUDUL 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Proses berfikir
1. Definisi berfikir 5
2. Jenis proses berfikir 5
3. Langkah 6
4. Model berfikir kritis 7
5. karakteristik 7
6. manfaat berfikir kritis 8
7. hambatan berfikir 8
B. Pemecahan masalah
1. Definisi pemecahan masalah 8
2. Proses pemecahan masalah 9
3. Strategi pemecahan masalah 9
4. Teknik pemecahan masalah 9

BAB III PENUTUP


1. Kesimpulan 10
2. Saran 10

DAFTAR PUSTAKA 11

3
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Berfikir merupakan suatu keaktifan pribadi manusia yang mengakibatkan
penemuan yang terarah kepada suatu tujuan. Berfikir juga merupakan suatu kegiatan
mental untuk membangun dan memperoleh pengetahuan. Dalam suatu proses
pembelajaran, kemampuan seseorang dapat dikembangkan dengan memperkaya
pengalaman yang bermakna melalui persoalan pemecahan masalah. Proses berfikir
merupakan urutan proses mental yang terjadi secara alamiah atau terencana dan
sistematis pada korteks ruang, waktu, dan media yang digunakan serta menghasilkan
suatu perubahan terhadap objek yang mempengaruhinya. Proses berfikir merupakan
suatu peristiwa mencampur, mencocokkan, menggabungkan, menukar dan
mengurutkan konsep – konsep, presepsi – presepsi serta pengalaman sebelumnya
( kuswana,2011). Berpikir kritis merupakan salah satu berpikir tingkat tinggi (higher
order thinking) merupakan gabungan dari berpikir kritis, berpikir kreatif dan berpikir
pengetahuan dasar (kurniasih,2012). Dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia,
“Masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan (dipecahkan)”. Masalah dapat
diartikan sebagai sesuatu yang mengganjaldan belum dapat dipecahkan ataupun jarak
yang ada antara harapan dan kenyataan dan harus menemukan solusi (Anisa, 2014).
Pemecahan masalah sering dikenal dengan sebutan problem solving. Problem solving
berasal dari bahasa inggris yang terdiri dari problem artinya soal, masalah atau
persoalan dan solve artinya pemecahan masalah (Sholihah, 2015).
Jika sikap berpikir adalah untuk memecahkan masalah atau persoalan
(problem solving). Selanjutnya yang haru dilakukan adalah mengatasi masalah itu.
Ketika kita memiliki masalah, sering kali kita menginginka masalah itu cepat hilang
dengan cara apapun tanpa memikirkannya terlebih dahulu, sehingga hasil dari
pemecahan masalah yang ditemukan secara singkat itu tidak memuaskan bagi kita
atau bahkan menimbulkan masalah yang baru (Anisa, 2014).

B. Rumusan masalah
Membahas proses berpikir dan pemecahan masalah, utamanya berpikir berpikir kritis
dalam mengatasi masalah.
C. Tujuan
Untuk mengetahui dan menambah ilmu tentang proses berfikir kritis dan pemecahan
masalah,

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Proses berpikir
1. Definisi
Arti kata dasar "pikir" dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
akal budi, ingatan dan angan-angan. "Berpikir" artinya menggunakan akal
budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu, menimbang-
nimbang dalam ingatan (Kuswana, 2011). Proses berpikir merupakan urutan
proses mental yang terjadi secara alamiah atau terencana dan sistematis pada
konteks ruang, waktu dan media yang digunakan, serta menghasilkan suatu
perubahan terhadap objek yang mempengaruhinya. Proses berpikir merupakan
suatu peristiwa mencampur, mencocokkan, menggabungkan, menukar, dan
mengurutkan konsep-konsep persepsi-persepsi, serta pengalaman sebelumnya
(Kuswana, 2011)..
Thinking creates thoughts" by associating sensory and/or motor items, some of
which are memorized, and others that are present in experience. Dengan
demikian, berpikir akan menciptakan "pikiran" dengan mengasosiasikan
barang sensorik dan motorik yang beberapa di antaranya diingat dan ada pula
yang hadir dalam pengalaman (Glatzeder, 2010).
Berpikir kritis merupakan salah satu berpikir tingkat tinggi (higher order
thinking) merupakan gabungan dari berpikir kritis, berpikir kreatif, dan
berpikir pengetahuan dasa (Kurniasih, 2012). Berpikir kritis adalah proses
kognitif yang aktif dan terogganisasi yang digunakan untuk mengetahui
pikiran pikiran seseorang dan pemikiran terhadap orang lain (Potter, 2010).
2. Jenis proses berfikir
Proses berpikir itu sendiri dapat kita golongkan kedalam dua jenis yaitu
berpikir asosiatif dan berpikir terarah (Wirawan.. 2010).
a. Berpikir asosiatif yaitu proses berpikir dimana suatu suatu ide merangsang
timbulnya ide-ide lain. Jalan pikiran dalam proses berpikir asosiatif tidak
ditentukan atau diarahkan sebelumnya. Jadi, ide-ide itu timbul atau terasosiasi
(terkaitkan) dengan ide sebelumnya secara spontan. Jenis berpikir ini disebut
juga jenis berpikir divergen (menyebar) atau kreatif, umumnya pada para
pencipta, penemu, penggagas dan sebagainya dalam bidang ilmu, seni,
pemasaran, dan sebagainya. Jenis jenis berpikir asosiatif adalah :
1) Asosiasi bebas yaitu satu ide akan menimbulkan ide mengenai hal lain yaitu
hal apa saja tanpa ada batasnya.
2) Asosiasi terkontrol yaitu satu ide tertentu akan menimbulkan ide mengenai
hal lain dalam batas-batas tertentu saja. 3) Melamun yaitu menghayal bebas,
sebebas-bebasnya tanpabatas, juga mengenai hal-hal yang tidak realistis..
4) Mimpi yaitu ide-ide tentang berbagai hal yang timbul secara tidak disadari
pada waktu tidur
5) Berpikir artistik merupakan proses berpikir yang sangat subjektif, jalan
pikiran sangat dipengaruhi oleh pendapat dan pandangan diri pribadi tanpa
menghiraukan keadaan sekitar.

5
Berpikir terarah yaitu jenis berpikir yang sudah ditentukan sebelumnya dan
diarahkan pada sesuatu, biasanya diarahkan pada pemecahan suatu persoalan.
Jenis berpikir ini juga disebut sebagai jenis berpikir konvergen. Proses
berpikir dibedakan menjadi tiga macam (Retna, 2013).
1) Proses berpikir konseptual merupakan cara berpikir siswa yang selalu
menyelesaikan atau memecahakan masalah dengan menggunakan konsep
yang dimiliki sesuai hasil pemahamannya selama ini.
2) Proses berpikir semikonseptual merupakan cara berpikir siswa yang
cenderung dalam menyelesaikan masalah menggunakan konsep tetapi kurang
memahami konsep tersebut sehingga dalam menyelesaikan masalah dicampur
dengan cara penyelesaian yang menggunakan intuisi
3) proses berpikir komputasional merupakan cara berpikir yang pada
umumnya dalam menyelesaikan masalah cenderung mengandalkan intuisi dan
tidak menggunakan konsep.
Dalam buku Khodijah "Psikologi Belajar" membagi dua jenis berfikir, yaitu berfikir autistik
dan berfikir langsung. Berfikir austik atau austic thinking yaitu proses berfikir yang sangat
pribadi menggunakan simbol-simbol dengan makna yang sangat pribadi, contohnya mimpi.
Sedangkan berfikir langsung atau directed thinking yaitu berfikir untuk memecahkan
masalah.
Selanjutnya, menurut Kartono dalam buku "Psikologi Belajar “ karangan Khadijah
mengemukakan bahwa terdapat enam pola berpikir (Khodijah, 2014).
a. Berpikir konkret, yaitu berpikir dalam dimensi ruang, waktu, dan tempat
tertentu.
b. Berpikir abstrak, yaitu berpikir dalam ketidak berhinggaan, sebab bisa dibesarkan atau
disempumakan keluasannya
c. Berpikir klasifikatoris, yaitu berpikir mengenai klasifikasi atau pengaturan menurut kelas-
kelas tingkat tertentu
d. Berpikir analogis, yaitu berpikir untuk mencari hubungan antar peristiwa atas dasar
kemiripannya
e. Berpikir ilmiah, yaitu berpikir dalam hubungan yang luas denganpengertian yang lebih
kompleks disertai pembuktian-pembuktia
f. Berpikir pendek, yaitu lawan berpikir ilmiah yang terjadi secara lebih cepat, lebih dangkal
dan sering kali tidak logis.
3. Langkah-langkah proses berpikir
Proses atau jalannya berpikir itu pada pokoknya ada tiga langkah, yaitu pembentukan
pengertian, pembentukan pendapat. dan penarikan kesimpulan (Suryabrata, 2013).
a. Pembentukan pengertian
Menganalisis ciri-ciri dari sejumlah unsur-unsumya satu demi satu, mebandingkan ciri
tersebut untuk ditemukan ciri yang berbeda, mengabstraksikan yaitu menyisihkan ciri yang
berbeda tadi
b. Pembentukan pendapat
c. Pembentukan keputusan

6
4. Model berfikir kritis Dalam berfikir kritis terdapat berbagai model menurut
(Glatzeder, 2010). yaitu:
a. Ingatan total (T)
Berarti mengingat atau mempelajari beberapa fakta atau tempat dan bagaimana cara untuk
menemukannya ketika dibutuhkan. Fakta-fakta ini disimpan dalam ingatan atau pikiran,
baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Memori merupakan suatu proses yang
kompleks. Beberapa orang dapat mengingat banyak fakta-fakta yang tampaknya asing tanpa
berupaya keras, sementara orang lain harus berupaya keras.
b. kebiasaan (H)
Kebiasaan adalah pendekatan berfikir yang sering kali diulang sehingga menjadi sifat
alami kedua. Kebiasaan menghasilkan cara-cara yang dapat. diterima dalam melakukan
segala hal. Kebiasaan memungkinkan seseorang melakukan suatu tindakan tanpa harus
memikirkan sebuah metode dari setiap kali ia akan bertindak.
c. Penyelidikan (1)
Penyelidikan adalah memeriksa isu secara sangat mendetail dan mempertanyakan isu yang
mungkin segera tampak dengan jelas. Apabila anda menggunakan tingkat pertanyaan ini
dalam situasi social, anda akan disebut terlalu memaksa. Penyelidikan termasuk menggali
dan mempertanyakan segala hal terutama asumsi pribadi seseorang dalam situasi tertentu.
Penyelidikan berarti tidak menilai sesuatu berdasarkan bentuk luarnya, mencari factor-
faktor yang kurang jelas, meragukan semua pesan pertama, dan memeriksa segala sesuatu
walaupun hal tersebut tampak tidak bermakna
d. Ide baru atau kreativitas (N)
Ide baru kreativitas merupakan model berfikir yang sangat khusus bagi anda. Ide baru dan
kreativas sangat penting dalam keperawatan karena merupakan akar dari asuhan yang
diindividualisasikan atau asuhan yang sesuai dengan spesifikasi klien. Banyak hal yang
dipelajari perawat yang harus digabungkan, disesuaikan, dan dikerjakan ulang untuk
menyesuaikan dengan setiap situasi klien yang unik.
e. Mengetahui bagaimana anda berfikir (K)
Bagaimana anda berfikir adalah model T.H.I.N.K. yang terakhir, tetapi bukan tidak penting,
berarti berfikir tentang pemikiran seseorang. Befikir tentang pemikiran disebut metakognisi
sebuah kata yang terdiri dari awalan, meta yang berarti diantara atau ditengah-tengah dari,
dan kognisi yang berarti proses mengetahui. Apabila and erada ditengah-tengah. proses
mencari tahu, anda akan mengetahui bagaimana anda berfikir.. mengetahui bagaimana anda
berfikir tidak sederhana seperti yang terdengar. Sebagaian besar kita hanya berfikir, kita
tidak menghabiskan banyak waktu untuk merenungkan bagaimana kita berfikir.

5. Karakteristik berfikir kritis


Ada delapan karakteristik berpikir kritis (Santoso, 2014).
a. merumuskan pernyataan, jangan hanya menanyakan tentang apa yang terjadi, tetapi
tanyakan juga tentang bagaimana dan mengapa
b. membatasi permasalahan
c. menguji data-data, bahwa kadang-kadang ada lebih dari satu jawaban untuk satu
pertanyaan
d. menganalisis berbagai pendapat dengan membandingkan berbagal jawaban, untuk satu
jawaban, kemudian membuat penilain untuk jawaban yangbenar-benar terbaik
e. menghindari pertimbangan emosional, perdebatan dilkukan dengan rasional.

7
f. menghindari yang berlebihan, perlu dikaji fakta untuk mengetahui apakah ada bukti-bukti
yang mendukungnya
g. mempertimbangkan berbagai interprestasi, dan
h. mentoleransi ambiguitas.

6.Manfaat berfikir kritis bagi perawat


Secara garis besar manfaat berpikir kritis bagi perawat adalah (Sam., 2015).
a. Penerapan profesionalisme. Seorang pemikir yang baik tentu juga seorang perawat
yang baik. Diperlukan oleh perawat, karena Perawat setiap hari mengambi keputusan,
Perawat menggunakan keterampilan berfikir menggunakan pengetahuan dari berbagai
subjek dan lingkungannya dan menangani perubahan yang berasal dari stressor
lingkungan
b. Penting dalam membuat keputusan. Menurut Mz.Kenzle Critical thinking ditujukan
pada situasi, rencana, aturan yang terstandar dan mendahulul dalam menggunakan
pengeta huan untuk mengembangkan hasil yang diharapkan keterampilan guna
mensintesa imu yang dimiliki untuk memilih tindakan.
c. Argumentasi dalam keperawatan Sehari-hari perawat dihadapkan pada situasi harus
berargumentasi untuk menentukan, menjelaskan kebenaran, mengklarifikasi tsu,
memberikan penjelasan, mempertahankan terhadap suatu tuntutan/tuduhan.

7. Hambatan dalam proses berfikir


Dalam proses berpikir adanya titik tolak yang dijadikan titik awal dalam berfikir itu.
Berpikir bertitik tolak pada masalah yang dihadapi oleh seseorang. Hal-hal atau fakta-
fakta dapat dijadikan titik tolak dalampemecahan masalahnya. Dalam proses berfikir
tidak selalu berlangsug dengan begitu mudah, seiring orang menghadapi hambatan-
hambatan dalam proses berpikirnya. Memecahkan masalah hitungan 6 x 7 akan lebih
mudah apabila dibandingkan dengan memecahkan soal-soal statistika misalnya.
Hambatan-hambatan yang mungkin akan timbul dalam proses berpikir diantaranya
yaitu (Bimo., 2010).
a. Data yang kurang sempuma sehingga masih banyak lagi data yang harus
diperoleh.
b. Data yang ada dalam keadaan confuse, data yang satu bertentangan dengan data
yang lain sehingga hal ini akan membingungkan dalam proses berfikir
c. Gangguan-gangguan dari lingkungan yang membuyarkan focus pkiran

B. Pemecahan masalah
1. Definisi Pemecahan masalah
Dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia, "masalah adalah sesuatu yang harus
diselesaikan (dipecahkan). Masalah dapat diartikan diartikan sebagai sesuatu yang
mengganjal dan belum dapat dipecahkan ataupun jarak yang ada antara harapan dan
kenyataan dan harus menemukan solusi (Anisa, 2014). Pemecahan masalah sering
dikenal dengan sebutan problem solving. Problem solving berasal dari bahasa Inggris
yang terdiri dari problem artinya scal, masalah atau persoalan dan solve artinya
pemecahan masalah (Sholihah, 2015).

8
2. Proses pemecahan masalah
(Woolfolk, 2010).mengemukakan bahwa dalam pemecahan masalah ada 4 langkah
ditempu yaitu
a. Memahami masalah, langkah pertama atasi masalah yang sedang dihadapi secara
tepat
b. Menyeleksi solusi, setelah menentukan akar masalah yang sedang dihadapi maka
langkah berikutnya adalah menentukan rencana
c. Memutuskan rencana, pada tahap ini ditandal dengan pemilihan suatu rencana
matang untuk memecahkan suatu masalah. Memutuskan suatu masalah suatu rencana
berarti seseorang telah mempertimbangkan semua kemungkinan dari masing-masing
solusi yang ada dan memilih solusi yang dianggap terbaik dari sekian banyaknya
solusi yang ada.
d. mengevaluasi hasil tahapan selanjutnya, adalah mengevaluasi hasil yang telah
tercapai. Pada tahap ini memberi atau mengeluarkan fakta – fakta baik yang
menguatkan maupun yang melemahkan pilihan yang telah ada.

3. Strategi pemecahan masalah


Pada proses pemecahan masalah sangat ditentukan oleh kemampuan untuk berpikir
terarah, disisi lain untuk dapat memecahkan masalah diperlukan penyusunan strategi
(Agustina, 2014). Strategi umum dalam memecahkan persoalan, yaitu:
a. Strategi menyeluruh, persoalan dipandang sebagai suatu keseluruhan dan coba
dipecahkan dalam rangka keseluruhan. Cara ini lebih efektif, lebih cepat dan berguna
apabila waktunya terbatas, karena hal-hal yang sama pada beberapa bagian dapat
diatasi sekaligus.
b. Strategi detailistis, disini persoalan dibagi-bagl dalam bagian-bagian dan coba
dipecahkan bagian demi bagian

4. Teknik pemecahan masalah


a. Mengerti akan Konsep Mengerti akan konsep bahasa, dimana bahasa dalam
hubungannya dengan perkembangan berbicara berfungsi sebagai instrument, regulasi,
interpersonal, personal, heuristic, imaginative dan Informative. Berbicara dan atau
berbahasa dapat dilakukan secara lisan, tulisan atau isyarat, manusia mengucapkan
kata-kata dan kalimat dengan cara tertentu dan setiap cara berbicara memberikan
maksud tersendiri atau pesan paralinguistic
b. Pengertian Bahasa
definisi fungsional bahasa adalah alat yang dimiliki bersama untuk mengucapkan
gagasan. Definisi formal, bahasa sebagai semua kalimat yang terbayangkan yang dapat
dibuat menurut peraturan tata bahasa. Perkembangan bahasa merupakan proses yang
majemuk, yaitu membantu mengorganisasi persepsi, mengarahkan berpikir,
mengontrol tindakan, membantu memory dan mengubah emosional.
c. Dapat Mengerti Hubungan antara Berfikir, Berbicara dan Berbahasa berbahasa dan
berbicara, disini terjadi melalui proses kerja otak dalam bentuk pikiran yang diproses
ke dalam bahasa dan direalisasikan dalam berbicara

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Proses berpikir merupakan urutan proses mental yang terjadi secara alamiah
atau terencana dan sistematis pada konteks ruang, waktu dan media yang
digunakan, serta menghasilkan suatu perubahan terhadap objek yang
mempengaruhinya berpikir kritis merupakan salah satu berpikir tingkat tinggi
(higher order thinking) merupakan gabungan dan berpikir kritis, berpikir kreatif,
dan berpikir pengetahuan dasar. Berpikir dibagi menjadi beberapa jenis yaitu
asosiatif dan terarah, Berpikir digambarkan dengan model T.H.I.N.K, ada delapan
karakteristik berfikir, terdapat pula manfaat berfikir bagi perawat dan hambatannya
Pemecahan masalah sering dikenal dengan sebutan problem solving. Problem
solving berasal dari bahasa inggris yang terdiri dari problem artinya soal, masalah
atau persoalan dan solve artinya pemecahan masalah. Ada 4 langkah proses
pemecahan masalah, strategi pemecahan masalah dibagi menjadi dua yaitu
menyeluruh dan detailistis, dan dijelaskan juga tiga teknik pemecahan masalah

B. Saran
Jadi berpikir adalah proses dinamis melalui proses mendeskripsikan,
mengklasifikasikan, mengabstraksi, dan menyisihkan atau membuang suatu objek
sehingga akhirnya dapat merumuskan secara verbal, dan mengungkapkan
kemungkinan suatu sifat pada suatu hal. Secara garis besar berpikir secara kreatif
adalah kemampuan menemukan kemungkinan jawaban-jawaban terhadap suatu
masalah dimana penekanannya adalah pada kuantitas, ketepat gunaan, dan
keragaman jawaban. Banyak faktor yang mempengaruhi dalam proses pemecahan
masalah antara lain motifasi, kepercayaan dan sikap, kebiasaan, dan emosi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Musd, fauzan. (2014). Penerapan Strategi Pemecahan Masalah untuk


Meningkatkan kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Kelas
VII SMP Negeri 7 Podang (Vol. 3): Jurnal Pendidikan Matematika.

Anisa, Witri Nur. (2014). Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan


Komunikasi Matematik Melalui Pembelajaran
Pendidikan Matematika Realistik untuk siswa SMP
Negeri di Kabupaten Garut. Jurnal pendidikan dan
keguruan, 1, 8
Bimo., Prof. Dr. Walgito. (2010). Pengantar Psikologi Umum, p. 191.
Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Kurniasih, Ary Woro. (2012). Scaffolding sebagai Alternatif Upaya Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis Matematika. Jurnal
Kreano, 3.
Kuswana, W. (2011). Taksonomi Berpikir Bandung: Remaja Rosdakarya.
Potter, P. A dan Perry, A. G. (2010), Fundamental Keperawatan. Elsevier Solemba
Medika, 7.

11

Anda mungkin juga menyukai