Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH FILSAFAT ILMU

(Pengertian dan Langkah-Langkah Berpikir Reflektif)

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah filsafat ilmu

Dosen Pengampu:
Nur Hidayah, M.Pd

Disusun Oleh:
1. Fira Afrian Dani (210103110139)
2. Indriati Alia Permadani (210103110140)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM

MALANG
2021

1
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih


dan Maha Penyayang. Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah
ini, yang berjudul "Pengertian dan Langkah-langkah Berpikir Refletif”.

Dalam kesempatan kali ini kami ingin mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya
kepada Ibu Nur Hidayah Hanifah, M.Pd selaku dosen mata kuliah Filsafat Ilmu yang telah
memberikan dukungan moral dan materi dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran
dan kritik yang membangun dari pembaca sangat dibutuhkan kami butuhkan untuk
penyempurnaan makalah ini.

Malang, 24 November 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

BAB I ................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN................................................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang............................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 4
1.3 Tujuan ......................................................................................................................... 4
BAB II.................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN .................................................................................................................. 5
2.1 Pengertian Berpikir Reflektif ....................................................................................... 5
2.1 Langkah-Langkah Berpikir Reflektif............................................................................ 6
BAB III ................................................................................................................................ 9
PENUTUP ........................................................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................. 9
3.2 Saran ........................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 10

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengetahuan dapat diperoleh melalui berfikir, manusia menggunakan akalnya untuk
mengetahui dan menganalisis sesuatu yang ada pada lingkungannya disebut dengan proses
berpikir. Dari kemampuan berpikir, manusia mampu mengembangkan pengetahuan. Untuk
mengembangkan pengetahuan manusia melakukan proses berpikir ilmiah yaitu berpikir sesuai
dengan kaidah-kaidah keilmiahan.

Ilmu merupakan pengetahuan yang didapatkan melalui metode ilmiah. Metode adalah
suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu dengan langkah-langkah yang sistematis.
Garis besar langkah-langkah sistematis keilmuan menurut John Dewey adalah metode berpikir
reflektif (reflective thinking) yang terdiri dari mencari, merumuskan, dan mengidentifikasi
masalah hingga menarik kesimpulan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan berpikir reflektif?
2. Apa saja langkah-langkah dalam berpikir reflektif?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari berpikir reflektif.
2. Mengetahui langkah-langkah dalam berpikir reflektif.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Berpikir Reflektif


Berpikir berasal dari kata “pikir” yang berarti akal budi, ingatan, angan-angan. Berpikir
artinya menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu,
menimbang-nimbang dalam ingatan. Berpikir adalah satu keaktifan pribadi manusia yang
mengakibatkan penemuan yang terarah kepada suatu tujuan.

Pengertian berpikir menurut Ross berpikir merupakan suatu hal yang dipandang biasa-
biasa saja yang diberikan Tuhan kepada manusia, sehingga manusia menjadi makhluk yang
dimuliakan.1
John Dewey mengemukakan suatu bagian dari metode penelitiannya yang dikenal
dengan berpikir reflektif (reflective thinking). Dewey berpendapat bahwa pendidikan
merupakan proses sosial dimana anggota masyarakat yang belum matang (terutama anak-anak)
diajak ikut berpartisipasi dalam masyarakat. Sedangkan tujuan dari pendidikan adalah
memberikan kontribusi dalam perkembangan pribadi dan sosial seseorang melalui pengalaman
dan pemecahan masalah yang berlangsung secara reflektif.
Sezer menyatakan bahwa berpikir reflektif merupakan kesadaran tentang apa yang
diketahui dan apa yang dibutuhkan. Dalam hal ini diperlukan untuk menjembatani kesenjangan
situasi belajar. Sedangkan menurut Gurol definisi dari berpikir reflektif adalah proses terarah
dan tepat dimana individu menganalisis, mengevaluasi, memotivasi, mendapatkan makna
mendalam, menggunakan strategi pembelajaran yang tepat.2
Berpikir reflektif sangat mempengaruhi perilaku baik atau buruk, percaya diri atau
tidaknya seseorang. Dengan demikian guru harus mengetahui berpikir reflektif agar
disesuaikan dengan pembelajaran. Hatton dan Smith mengemukakan bahwa berpikir reflektif
merupakan suatu cara dalam mengubah perilaku seseorang, dan ini merupakan cara untuk
mengatasi masalah praktis.3
Pada dasarnya berpikir reflektif merupakan sebuah kemampuan seseorang dalam menyeleksi
pengetahuan yang telah dimiliki dan tersimpan dalam memorinya untuk menyelesaikan setiap
masalah yang dihadapi untuk mencapai tujuan-tujuannya. Berfikir reflektif dapat terjadi ketika
seseorang mengalami kebingungan, hambatan atau keraguan dalam menyelesaikan suatu
masalah yang dihadapinya.

1
Wowo Sunaryo, Taksonomi Berpikir. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011) hal. 1
2
Hery Suharna, dkk.,Berpikir Reflektif Mahasiswa, hal 281
3
Hery Suharna, dkk.,Berpikir Reflektif Mahasiswa, hal 283

5
Proses berpikir merupakan suatu kegiatan mental untuk membangun dan memperoleh
pengetahuan. Dalam suatu proses pembelajaran, kemampuan berpikir seorang peserta didik
dapat dikembangkan dengan memperkaya pengalaman yang bermakna melalui proses
pemecahan masalah. Hal ini sesuai denga napa yang dikemukakan oleh Tyler (Mayadiana,
2005) mengenai pengalaman dan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk memperoleh keterampilan dalam pemecahan masalah yang mereka hadapi,
sehingga kemampuan berpikir yang mereka mmiliki dapat dikembangkan lebih jauh. Dengan
demikian, maka kita mneyadari betapa pentingnya suatu proses berpikir bagi seoran anak didik
agar mempunyai konsep berpikir yang terstruktur agar dapat berguna dalam menganalisis dan
mneilai suatu masalah yang dihadapinya.

Menurut Bruning, et al (dalam Jiuan, 2007) yang menyatakan bahwa kemampuan


berpikir reflektif meliputi, menafsirkan masalah, membuat suatu kesimpulan, menilai,
menganalisis, kreatif dan aktivitas metakognitifnya. Eby dan Kujawa (dalam Nindisari, 2007)
merinci berpikir reflektif yan meliputi kegiatan mengamati, melakukan refleksi,
mengumpulkan data, mempertimbangkan prinsip-prinsip moral, membuat perkiraan,
mempertimbangkan strategi dan tindakan. Pakar lainnya, Zehavi dan Mann. (2006) merinci
kemampuan berpikir seorang anak meliputi kegiatan, menganalisis penyelesaian suatu
permasalahan, menyeleksi Teknik, memonitor proses solusi, insight, dan pembentukan konsep.

Menurut Reason, (Sanjaya;2008 dalam Sumarmo, 2015) mengemukakan bahwa


berpikir adalah proses mental sesorang yang lebih dari sekedar mengingat dan memahami.
Mengingat pada dasarnya hanya melibatkan usaha penyimpanan sesuatu yang telah dialami
yang suatu saat dikeluarkan kembali, sedangkan memahami memerlukan pemerolehan sesuatu
yang didenger dan dibaca serta melihat keterkaitan antar aspek dalam memori. Dengan kata
lain, melalui berpikir seseorang dapat bertindak melebihi dari informasi yang diterimanya.
Menurut Krulik (2003) menyatakan bahwa berpikir dapat dibagi menjadi empat kategori, yaitu:
a) Creative thinking (Berpikir kreatif)
Creative thinking merupakan cara berpikir yang menghasilkan inovasi atau ide-ide
baru.
b) Critical thinking (Berpikir kritis)
Critical thinking merupakan kemampuan menguji, menghubungkan dan mengevaluasi
aspek-aspek yang focus pada suatu masalah.
c) Basic thinking (Dasar)
Basic thinking merupakan kemampuan memahami konsep, mengenali sebuah konsep
Ketika muncul dalam sebuah setting pembelajaran.
d) Recall thinking (Menghafal)
Recall thinking merupakan kemampuan seseorang dalam menguasai suatu keahlian
yang digunakan untuk mengerjakan berbagai macam tugas.

2.1 Langkah-Langkah Berpikir Reflektif


Garis besar langkah-langkah sistematis keilmuan menurut John Dewey adalah metode
berpikir reflektif (reflective thinking) yang terdiri dari mencari, merumuskan, dan

6
mengidentifikasi masalah. Pendapat John Dewey mengenai proses berpikir reflektif yang
dilakukan oleh individu akan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.4

a) Individu merasakan problem.


b) Individu melokalisasi dan membatasi pemahaman terhadap masalahnya.
c) Individu menemukan hubungan-hubungan masalahnya dan merumuskan hipotesis
pemecahan atas dasar pengetahuan yang telah dimilikinya.
d) Individu mengevaluasi hipotesis yang ditentukan, apakah akan menerima

atau menolaknya.
e) Individu menerapkan cara pemecahan masalah yang sudah ditentukan dan dipilih, kemudian
hasilnya apakah ia menerima atau menolak hasil kesimpulan.

Selanjutnya Dewey (1933) mengemukakan bahwa komponen berpikir reflektif adalah


kebingungan (Perplexity) dan penyelidikan (inquiry). Kebingungan adalah ketidakpastian
tentang sesuatu yang sulit untuk dipahami, kemudian menantang pikiran dan sinyal sebaliknya
perubahan dalam pikiran dan keyakinan. Sedangkan penyelidikan adalah mencari informasi
yang mengarah pikiran terarah. Dengan membiarkan kebingungan dan penyelidikan terjadi
pada saat yang sama, perubahan perilaku seseorang dapat terlihat, demikian juga sebaliknya.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka penulis membuat indikator-indikator yang
terdapat di dalam kemampuan berfikir reflektif adalah sebagai berikut :
1) Mengidentifikasi masalah;

2) Membatasi dan merumuskan masalah;


3) Mengajukan alternative solusi

pemecahan masalah;
4) Mengembangkan ide untuk memecahkan masalah dengan cara mengumpulkan data yang
dibutuhkan;

5) Melakukan tes untuk menguji solusi pemecahan masalah.


Terdapat lima komponen yang berkenaan dengan kemampuan berpikir reflektif,
diantaranya adalah: 5

a) Recognize or felt difficulty problem, merasakan dan mengidentifikasi masalah. Masalah


mungkin dirasakan siswa setelah siswa membaca data pada soal. Kemudian siswa mencari cara
untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Pada langkah ini, siswa merasakan adanya
permasalahan dan mengidentifikasinya.
b) Location and definition of the problem, membatasi dan merumuskan masalah. Langkah ini
menuntun siswa untuk berpikir kritis. Berdasarkan pengalaman pada langkah pertama tersebut,

4
Muhammad Imam, dkk, Psikologi Pendidikan, hal: 46
5
Maya Kusumaningrum, Abdul Aziz Saefudin, Mengoptimalkan Kemampuan Berpikir...”, hal: 575

7
siswa mempunyai masalah khusus yang merangsang pikirannya, dalam langkah ini siswa
mencermati permasalahan tersebut dan timbul upaya mempertajam masalah.

c) Suggestion of possible solution, mengajukan beberapa kemungkinan alternatif solusi


pemecahan masalah. Pada langkah ini, siswa mengembangkan berbagai kemungkinan dan
solusi untuk memecahkan masalah yang telah dibatasi dan dirumuskan tersebut, siswa berusaha
untuk mengadakan penyelesaian masalah.
d) Rational elaboration of an idea, mengembangkan ide untuk memecahkan masalah dengan
cara mengumpulkan data yang dibutuhkan. Siswa mencari informasi yang diperlukan untuk
memecahkan masalah tersebut, dalam langkah ini siswa memikirkan dan merumuskan
penyelesaian masalah dengan mengumpulkan data-data pendukung.
e) Test and formation of conclusion, melakukan tes untuk menguji solusi pemecahan masalah
dan menggunakannya sebagai bahan pertimbangan membuat kesimpulan. Siswa menguji
kemungkinan dengan jalan menerapkannya untuk memecahkan masalah sehingga siswa
menemukan sendiri keabsahan temuannya.
Dewey juga mengungkapkan tiga sumber asli yang wajib untuk berpikir reflektif,
6
yaitu:

1. Curiosity (Keingintahuan)
Hal ini lebih kepada cara-cara siswa merespon masalah.Curiosity merupakan
keingintahuan seseorang akan penjelasan fenomena-fenomena yang memerlukan jawaban
fakta secara jelas serta keinginan untuk mencari jawaban sendiri terhadap soal yang diangkat.

2. Suggestion (Saran)
Suggestion merupakan ide-ide yang dirancang oleh siswa akibat pengalamannya. Saran
haruslah beraneka ragam (agar siswa mempunyai pilihan yang banyak dan luas) serta
mendalam (agar siswa dapat memahami inti masalahnya).

3. Orderliness (Keteraturan)
Dalam hal ini siswa harus mampu merangkum ide-idenya untuk membentuk satu kesatuan.

6
Maya Kusumaningrum, Abdul Aziz Saefudin, Mengoptimalkan Kemampuan Berpikir...”, hal: 575

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pada dasarnya berpikir reflektif merupakan sebuah kemampuan seseorang dalam
menyeleksi pengetahuan yang telah dimiliki dan tersimpan dalam memorinya untuk
menyelesaikan setiap masalah yang dihadapi untuk mencapai tujuan-tujuannya. Berfikir
reflektif dapat terjadi ketika seseorang mengalami kebingungan, hambatan atau keraguan
dalam menyelesaikan suatu masalah yang dihadapinya.

Dalam berpikir reflektif terdapat tiga sumber asli yang wajib yakni berupa keingintahuan,
saran, dan keteraturan. Langkah-langkah berpikir reflektif di mulai dari merasakan masalah
hingga menemukan solusi untuk memecahkan masalah.

3.2 Saran
Tentunya penulis menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas masih banyak
kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya penulis akan segera melakukan
perbaikan susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik
yang bisa membangun dari para pembaca.

9
DAFTAR PUSTAKA

Suriasumantri, Jujun S. 1986. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan.
Sunaryo, Wowo. 2011. Taksonomi Berpikir. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Dewey, J. (1933). How We Think; A Restatement of the Relation of Reflective Thinking to


Education process. Lexington, MA: Heath.
Fatmawati, H, Mardiyana, Triyanto, November 2014, Analisis Berpikir Kritis Siswa Dalam
Pemecahan Masalah Matematika Berdasarkan Polya Pada

Pokok Bahasan Persamaan Kuadrat, Vol. 2, No. 9

10

Anda mungkin juga menyukai