OLEH:
USWATUN NUR AFIDA
(P27820519043)
Laporan praktik keperawatan dengan judul “ Asuhan Keperawatan pada klien dengan masalah
gangguan kebutuhan oksigenasi telah disahkan pada tanggal
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
PENDAHULUAN
Jumlah oksigen maksimal dalam tubuh tentunya semakin turun seiring dengan usia.
Sebuah studi oleh Jackson dari Amerika Serikat menemukan bahwa terjadi penurunan rata-
rata 0,46 ml/kg/menit per tahun untuk laki-laki (1,2 persen) dan 0,54 ml/kg/menit untuk
perempuan (1,7 persen). (Brianmach 2010)
Menurut WHO (World Health Organitation) telah menyebutkan dari 10 macam penyakit
peneybab angka kematian di dunia,tercatat bahwa infeksi saluran pernapasan bawah
merupakan penyakit infeksi terbesar ke 4 yang menybabkan kematian di dunia selama
dekade terakhir dengan jumlah kematian mencapai 3,1 juta kematian pada tahun 2012.Salah
satunya adalah kejadian pneumonia yang cukup tinggi di dunia,yaitu sekitar 15%-20%
(Dahlan,2014)
Di Indonesia ,kejadian pneumonia pada semua jenjang usia mengalami peningkatan yaitu
dari 1,6% di tahun 2913,meingkat menajdi 2,0% di tahun 2018 (Kementrian Kesehatan,RI
2018).Hasil survei Riskesdas tahun 2018 di Jawa Timur kejadian kasus pneumonia pada
tahun 2013 yaitu 1,0% dan meningkat menjadi 1,5% ditahun 2018 (Riskesdas,2018).
Dalam hal ini perawat mempunyai peran yang penting dalam pemenuhan kebutuhan
oksigen. Oleh karena itu perawat harus memahami konsep kebutuhan oksigen, perawat juga
harus terampil dalam melakukan intervensi keperawatan dalam upaya pemenuhan oksigen
(Asmadi, 2008).
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk memberikan asuhan keperawatan dengan gangguan pemenuhan kebutuhan
oksigenasi
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
Oksigenasi adalah suatu proses untuk mendapatkan O2 dan mengeluarkan CO2.
Kebutuhan fisiologis oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk
kelangsungan metabolisme sel tubuh, untuk mempertahankan hidupnya dan untuk aktivitas
berbagai organ atau sel (Musrifatul Uliyah & A. Aziz Alimul Hidayat, 2015). Apabila lebih
dari 4 menit orang tidak mendapatkan oksigen maka akan berakibat pada kerusakan otak
yang tidak dapat diperbaiki dan biasanya pasien akan meninggal.
Menurut Hierarki Maslow, Pemenuhan Kebutuhan Oksigen adalah bagian dari kebutuhan
fisiologis. Kebutuhan oksigen diperlukan untuk proses kehidupan.oksigen sangat berperan
dalam proses metabolisme tubuh. Kebutuhan oksigen dalam tubuh harus terpenuhi karena
apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang maka akan terjadi keerusakan pada
jaringan otak dan apabila hal tersebut berlangsung lama akan terjadi kematian.
Masalah kebutuhan oksigen merupakan masalah utama dalam pemenuhan kebutuhan
dasar manusia. hal ini terbukti pada seseorang yang kekurangan oksigen akan mengalami
hipoksia dan akan terjadi kematian. Proses pemenuhan kebutuhan oksigen pada manusia
dapat dilakukan dengan cara pemberian oksigen melalui saluran pernapasan, membebaskan
saluran pernapasan dari sumbatan yang menghalangi masuknya oksigen, memulihkan dan
memperbaiki organ pernapasan agar berfungsi secara normal (Aziz Alimul A & Musrifatul
Uliyah, 2005).
2.2 Etiologi
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan pasien mengalami gangguan oksigenasi.
Menurut (NANDA, 2011), yaitu hiperventilasi, hipoventilasi, demomutasi tulang dan dinding
dada, nyeri, cemas, penurunan energi/kelelahan, kerusakan neuromuskular, kerusakan
muskuluskeletal, kerusakan kognitif/persepsi, obesitas, posisi tubuh, dan adanya perubahan
membrane kapiler aveoli.
2.3 Patofisiologi
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, disfusi, dan transportasi. Proses
ventilasi (proses penghantar jumlah oksigen yang masuk dan keluar dari dan ke paru-paru).
Apabila pada proses ini terdapat obstruksi maka oksigen tidak dapat tersalur dengan baik dan
sumbatan tersebut akan direspon jalan nafas sebagai benda asing yang menimbulkan
pengeluaran mucus. Proses difusi (Penyaluran oksigen dari alveoli ke jaringan ) yang
terganggu akan menyebabkan ketidakefektifan pertukaran selain kerusakan pada ventilasi,
difusi, maka kerusakan pada transportasi seperti perubahan volume sekuncup, afterload,
preload, dan kontraktivitas miokred juga dapat mempengarui pertukaran gas. (Brunner &
Suddartih. 2002)
2.4 Manifestasi Klinis
Adanya penurunan tekanan inspirasi/ekspirasi menjadi tanda gangguan oksigenasi.
Penurunan ventilasi permenit, penggunaan otot napas tembahan untuk bernapas, pernapasan
napas flaring
Napas (cuping hidung), dispnea, ortopnea, penyimpangan dada, napas pendek, posisi
tubuh menunjukkan 3 poin, napas dengan bibir, ekspirasi memanjang, peningkatan diameter
anterior-posterior, frekuen si napas kurang, penurunan kapasitas vital menjadi tanda dan
gejala adanya pola napas yang tidak efektif sehingga menjadi gangguan oksigenasi.
Manifestasi klinis (Potter & Perry 2006)
a) Suara napas tidak normal
b) Perubahan jumlah pernapasan
c) Batuk disertai dahak
d) Nyeri dada
e) Penggunaan otot tambahan pernapasan
f) Dispneu
g) Penurunan ekspirasi paru
h) Tachipnea
2.5 Penatalaksanaan
a. Bersihan jalan napas tidak efektif
1. Pembersihan jalan napas
2. Latihan batuk efektif
3. Suctioning
4. Jalannapas buatan
Secret mengental
dijalan nafas Keletihan otot pernafasan
Dispnea
Gas darah arteri
Abnormal
Gangguan penerimaan Obstruksi jalan nafas
o2 dan co2 Hiperkapnia
Betuk yang tidak efektif
Hipoksemia
Penurunan bunyi nafas
Konfusi
Ketidakseimbangan Sputum dalam jumlah
ventilasi dan perfusi yang berlebihan Nafas cuping hidung
Pola pernafasan
Suara nafas tambahan
(ronchi, wheezing, Abnormal (kecepatan
crackles) irama, kedalaman sianosis)
Dispnea
Fase ekspirasi
Memanjang
Ortopnea
Penurunan kapasitas paru
Pola nafas abnormal
Takipnea KETIDAKEFEKTIFA
Hiperventilasi N BERSIHAN JALAN
NAFAS
KETIDAKEFEKTIFAN
Pernafasan sukar
POLA NAFAS
GANGGUAN PERTUKARAN
GAS DAFTAR PUSTAKA
Ali, Zaidin & Pamilih Eko.(2010).Dasar-dasar Dokumetasi Keperawatan.Jakarta:EGC
Potter dan perry. 2005. fundamental keperawatan edisi 4 vol 2. Terj.renata komalasari jakarta :
EGC.
Perry, P. 2010. Fundamental Keperawatan. Buku 3 Edisi 7. Alih Bahasa: Diah Nur. Jakarta:EGC
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. EGC : Jakarta
Mubarak, Wahid Iqbal. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Teori dalam Aplikasi
Praktek. EGC : Jakarta
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : definisi dan
indikator diagnostik. Jakarta Selatan : DPP PPNI
BAB II
LAPORAN PENDAGULUAN
ASUHAN LEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN KEBUTUHN
OKSIGENASI
3.1 Pengkajian
a. Biodata
Meliputi : Nama, tempat tanggal lahir, umur, pendidikan, suku,bangsa, pekerjaan,
alamat, dll.
b. Keluhan Utama
Keluhan yang dirasakan klien sekarang yang berhubungan dengan gangguan
kebutuhan oksigenasi
c. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan yang dirasakan klien. Apakah ada hal yang meyebabkan klien
mengalami ventilasi yang aktual yang berhubungan dengan pola napas.
2. Riwayat kesehatan lalu
Apakah klien memiliki penyakit dengan gangguan pemenuhan kebutuhan
oksigen , menanyakan apakah klien mempunyai alergi terhadap obat,
makanan dan merokok.
3. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah keluarga klien ada yang menderita penyakit sepertiyang di derita
klien.
d. Pola Fungsi Kesehatan
1. Pola persepsi- managemen kesehatan
Menggambarkan persepsi pemeliharaan dan penanganan kesehatan
2. Pola nutrisi dan metabolisme
Menggambarkan masukan nutrisi dan intake cairan, pola makan, diet, dll.
3. Pola eliminasi
Menggambarkan pola defekasi dan miksi
4. Pola aktivitas dan olahraga
Menggambarkan pola latihan aktivitas,penggunaan waktu luang
5. Pola istirahat dan tidur
Menggambarkan pola tidur sebelum MRS dan setelah MRS
-PCO2 menurun
-PO2 meningkat
Intervensi :
Dx3 : Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas
Tujuan :Setelah dilakukan tindakan 2x24 jam klien merasa nyaman dan sesak nafas
berkurang
Intervensi :
3.5 Evaluasi
Tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa
jauh diagnosis keperawatan, rencana tindakan dan implementasinya yang sudah berhasil.
(Efendy Ferry, 2009)
Daftar Pustaka
Asmadi, 2008. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep Dan Aplikasi Kebutuhan Dasar
Klien. Jakarta : Salemba Medika
Aziz Alimul A & Musrifatul Uliyah, 2005. Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar
Manusia. Jakarta : Salemba Medika
Bararah & Jauhar. (2013). Asuhan Keperawatan: Panduan Lengkap Menjadi
PerawatProfesional. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Brunner &Suddart, 2002. Buku Ajar KeperawatanMedikalBedah, alihbahasa: Waluyo
Agung., Yasmin Asih., Juli., kuncara., I.Madekaryasa.,, EGC, Jakarta.
Mubarok, Wahid Iqbal. Indrawati, Lilis. Susanto, Joko. 2015 Buku Ajar Ilmu
Keperawaan Dasar penerbit Salemba Medika. Jakarta
BAB IV
LAPORAN KASUS
ASUHAN LEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN KEBUTUHN
OKSIGENASI
A. Pengkajian
I. Data Demografi
1. Biodata
Nama : Nn.I
Tempat tanggal lahir : Tuban, 20 september 2002
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Ds. Ketambul, Kec.Palang, Kab.Tuban
Suku/bangsa : Indonesia
Status pernikahan : Belum menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Belum bekerja
Diagnosa Medis : Asma
No. medical record : 90909090
Tanggal masuk : 06 Maret 2020
Tanggal Pengkajian : 07 Maret 2020
II. Keluhan Utama
Sesak napas
III. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas, keluhan muncul saat pasien baru
bangun tidur. Pasien mengeluh tidak nyaman di saluran pernapasannya diikuti gejala
sesak napas. Pasien kesulitan berbicara, terputus putus saat harus berkomunikasi.
2. Riwayat kesehatan lalu
Pasien memiliki riwayat asma, dan alergi debu dan cuaca
3. Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan mempunyai penyakit keturunan
IV. Pola Fungsi Kesehatan
1. Pola Prespsi-Managemen Kesehatan
Klien mengatakan jika dirinya sakit akan langsung dibawa ke rumah sakit
2. Pola Nutrisi dan Metabolisme
Saat dirumah : px mengatakan makan 3x/hari dengan lauk dan sayur dan minum
air putih 6-8 gelas/hari
Saat MRS : px mengatakanmakan 3x/hari dengan nasi, sop, lauk ½ porsi dan
ditambah minum air putih 2-4 gelas/hari
3. Pola Eliminasi
Saat dirumah : px mengatakan BAK 4-5x/hari dan BAB 2x/hari
Saat MRS : px mengatakan BAK 4x/hari dan BAB 1x/hari
4. Pola istirahat dan tidur
Saat dirumah : px mengatakan bisa terbaring dengan nyenyak tidur 6-8 jam/hari
Saat MRS : px mengatakan selama di rumah sakit tidak bisa tidur karena
merasakan sakit dan tidak nyaman saat bernapas sambil berbaring.
5. Pola Aktivitas dan olahraga
Saat dirumah : px mengatkan dapat beraktivitas secara mandiri dan berolahraga
satu minggu 2x pada hari sabtu dan minggu
Saat MRS : px berbaring lemas ditempat tidur dan semua aktivitas dibantu
dengan keluarga
6. Pola kognitif dan prespsi
Pola presepsi
- penglihatan : px mampu melihat dengan normal
- Pendengaran : fungsi pendengaran normal
- Pembau : indra pembau klien terdapat sputum
Pola kognitif :
Daya ingat klien : daya ingat px baik, Orientasi terhadap nama, waktu,
tanggal, tempat
7. Pola konsep diri-presepsi diri
- Gambaran diri :px tampak pasrah dengan yang dialami
- Identitas diri : Klien seorang wanita.
- Ideal diri : Klien ingin cepat sembuh.
- Harga diri : Klien seorang pelajar SMA
- Peran : Klien seorang anak
8. Pola peran dan hubungan
Px mengatakan bahwa hubungan px dengan keluarga sebagai anak
9. Pola reproduksi dan seksual
Px belum menikah dan tidak ada masalah dengan menstruasinya. Menstruasi px
teratur setiap awal bulan
10. Pola pertahanan diri (Coping-Toleransi Stres)
Klien mengatakan hanya bisa diam saat sesak napas dan berusaha menahan rasa sakit
di dada.
11. Pola keyakinan dan nilai
Saat dirumah : px mengatakan dapat beribadah dan sholat 5 waktu
Saat MRS : px mengatakan masih dapat melakukan sholat 5 waktu ditempat
tidur dan berdoa aga cepat sembuh.
V. Pemeriksaan Fisik
1. Penampilan umum
- Ekspresi wajah, bicara, mood : px tanpa puca, kesulitan berbicara, lemas
- Berpakaian dan kebersihan umum : px memakai kaos dan celana panjang
bersih dan rapi
- Tinggi badan : 155 cm
- Berat Badan : 45kg
- Gaya berjalan : px hanya berbaring ditempat tidur dan aktivitas dibantu
keluarganya
2. Tanda-tanda vital
- Suhu : 37,6 ̊C
- Nadi : 88x/menit
- RR :26x/menit
- TD :150/100
3. Sistem pernapasan
- Hidung : simetris, terdapat akumulasi secret pada jalan napas
- Leher : tidak ada pembesaran kelenjar
- Dada
Bentuk dada : barrel chest
Gerakan dada : simetris
Suara napas tambahan : terdapat wheezing dan rhonci dibagian dada kanan
atas
Jantung : inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi :ictus cordis tidak teraba
Perkusi : pekak
Auskultasi : S1 > S2 Reguler
Paru-paru: inspeksi : simetris
Palpasi :fokal fremitus kanan=kiri
Perkusi : simosi
Auskultasi :wheezing
Abdomen : inspeki : simetris
Auskultasi : bising usu (+)
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : hipertimpani
4. Sistem kardiovaskuler
- Conjunctiva mata : pucat
- Bibir : pucat
- Suara jantung : reguler
- Capillary retilling time: kurang dari 2 detik
- Edema : tidak ada
5. Sistem pencernaan (palpasi dll)
- Bibir : kering
- Mulut : tidak ada palatoskizis, jumlah gigi 32, mmpu menelan dengan
baik, gerakan lidah kesemua arah
- Abdomen :tidak ada massa, simetris, bising usu 20x/menit, tidak ada nyeri
tekan
- Anus : anus dalam keadaan baik
- Kemampuan BAB: tidak ada masalah
6. Sistem indra (kemampuan )
- Mata : tidak ada masalah
- Hidung : adanya secret dijalan napas
- Telinga : simetris, tidak ada kelainan
7. Sistem saraf
- Kesadaran : composmentis
- GCS : E = 4 V= 6 M= 5 Nilai total = 15
- Iritasi meningen : tidak ada iritasi
- Pupil mata : isokor
8. Sistem muskuloskeletal
- Kepala ( bentuk kepala ) : simetris
- Tulang belakang : normal
- Ekstremitas atas : terpasang infus bagian tangan kiri klien, tidak ada edema
- Ekstremitas bawah : tidak ada kelainan, tidak ada edema
9. Sistem integumen
- Rambut : merata dan bersih
- Kulit : warna kulit sedikit berubah menjadi pucat, akral teraba dingin
- Kuku : warna kuku bening, dan bersih
10. Sistem perkemihan
- Produksi urin : 1500ml/hari, px mengatakan bahwwa px berkemih 6-7x/hari
- Warna : putih kekuningan , bau : berbau urea
- Kemampuan berkemih : tidak ada masalah
11. Sistem reproduksi (wanita)
Tidak dilakukan pengkajian
12. Sistem imun
- Alergi : px mengatakan bahwa memiliki alergi cuaca dingin dan debu
- Penyakit yang berhubungan dengan perubahan cuaca : asma
VI. Tes Diagnostik
Radiologi (foto thoraks) : hasil pemeriksaan radiologis ditemukan kelainan paru berupa
hiperinflasi atau hiperlusen, diagframa mendatar, corakan bronkovaskuler meningkat,
ruang retrosterna melebar.
VII. Terapi
- Infus D5% 20tpm drip Aminophilin ditangan kanan
VIII. Analisi Data
DO :
- Terdapat akumulasi
secret pada jalan
napas
- Batuk tidak efektif
- Adanya wheezing
dan ronchi
- Px mengeluh
kesulitan berbicara
- TTV
S : 37,6 ̊C
TD : 150/100 mmHg
RR : 26x//menit
N : 88x/menit
XI. Implementasi
- Menganjurkan dan
menjelaskan tujuan dan
prosedur batuk efektif,
klien memahami dan
melakukan tindakan
tersebut. : dahak
berkurag
- Berkolaborasi pemberian
obat mukolitik :
konsistensi dahak tidak
encer
XII. Evaluasi
O: - RR : 20x/ menit
P: Intervensi dihentikan