Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN DASAR

PADA KLIEN DENGAN MASALAH GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGENASI

OLEH:
USWATUN NUR AFIDA
(P27820519043)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA


JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
KAMPUS TUBAN
Jl. dr.Wahidin Sudirohusodo No. 02 Tuban
2020
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan praktik keperawatan dengan judul “ Asuhan Keperawatan pada klien dengan masalah
gangguan kebutuhan oksigenasi telah disahkan pada tanggal

Mengetahui,

Dosen Pembimbing

Aby Yazid Al Busthomi R, Sp.Kep.MB


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemenuhan kebutuhan oksigen adalah bagian dari kebutuhan fisiologi menurut hierarki
Maslow. Kebutuhan oksigen diperlukan untuk proses kehidupan. Oksigen sangat berperan
dalam proses metabolisme tubuh. Kebutuhan oksigen dalam tubuh dalam harus terpenuhi
karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang maka akan terjadi kerusakan pada
jaringan otak apabila hal tersebut berlangsung lama akan terjadi kematian. Sistem yang
berperan dalam proses pemenuhan kebutuhan adalah sistem pernapasan, persarafan dan
kardiovaskular.
Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak lepas dari kondisi sistem pernapasan secara
fungsional. Bila ada gangguan salah satu organ sistem respirasi, maka kebutuhan oksigen
akan mengalami gangguan. Sering kali individu tidak menyadari terhadap pentingnya
oksigen. Proses pernapasan dianggap sebagai suatu yang biasa-biasa saja. Banyak kondisi
yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen,
seperti adanya sumbatan pada saluran pernapasan. Pada kondisi ini, individu merasakan
pentingnya oksigen.

Tabel 1.1 jumlah oksigen maksimal berdasarkan usia: (Brianmach 2010)

Usia Pria (L/menit) Wanita (L/menit)

10-19 47-56 38-46

20-29     43-52 33-42

30-39 39-48 30-38

40-49 36-44 26-35

50-59 34-41 24-33


60-69 31-38 22-30

70-79 28-35 20-27

Jumlah oksigen maksimal dalam tubuh tentunya semakin turun seiring dengan usia.
Sebuah studi oleh Jackson dari Amerika Serikat menemukan bahwa terjadi penurunan rata-
rata 0,46 ml/kg/menit per tahun untuk laki-laki (1,2 persen) dan 0,54 ml/kg/menit untuk
perempuan (1,7 persen). (Brianmach 2010)
Menurut WHO (World Health Organitation) telah menyebutkan dari 10 macam penyakit
peneybab angka kematian di dunia,tercatat bahwa infeksi saluran pernapasan bawah
merupakan penyakit infeksi terbesar ke 4 yang menybabkan kematian di dunia selama
dekade terakhir dengan jumlah kematian mencapai 3,1 juta kematian pada tahun 2012.Salah
satunya adalah kejadian pneumonia yang cukup tinggi di dunia,yaitu sekitar 15%-20%
(Dahlan,2014)
Di Indonesia ,kejadian pneumonia pada semua jenjang usia mengalami peningkatan yaitu
dari 1,6% di tahun 2913,meingkat menajdi 2,0% di tahun 2018 (Kementrian Kesehatan,RI
2018).Hasil survei Riskesdas tahun 2018 di Jawa Timur kejadian kasus pneumonia pada
tahun 2013 yaitu 1,0% dan meningkat menjadi 1,5% ditahun 2018 (Riskesdas,2018).
Dalam hal ini perawat mempunyai peran yang penting dalam pemenuhan kebutuhan
oksigen. Oleh karena itu perawat harus memahami konsep kebutuhan oksigen, perawat juga
harus terampil dalam melakukan intervensi keperawatan dalam upaya pemenuhan oksigen
(Asmadi, 2008).
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk memberikan asuhan keperawatan dengan gangguan pemenuhan kebutuhan
oksigenasi

1.2.2 Tujuan khusus


1. Untuk mengetahui konsep dasar teoritis gangguan oksigenasi
2. Mampu menerangkan diagnose keperawatan yang mungkin muncul pada pasien yang
mengalami masalah keperawatan gangguan kebutuhan oksigenasi
3. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada pasien yang mengalami masalah
keperawatan gangguan kebutuhan oksigenasi
1.3 Manfaat
Untuk menambah wawasan tentang asuhan keperawatan gangguan pemenuhan kebutuhan
oksigen

BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
Oksigenasi adalah suatu proses untuk mendapatkan O2 dan mengeluarkan CO2.
Kebutuhan fisiologis oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk
kelangsungan metabolisme sel tubuh, untuk mempertahankan hidupnya dan untuk aktivitas
berbagai organ atau sel (Musrifatul Uliyah & A. Aziz Alimul Hidayat, 2015). Apabila lebih
dari 4 menit orang tidak mendapatkan oksigen maka akan berakibat pada kerusakan otak
yang tidak dapat diperbaiki dan biasanya pasien akan meninggal.
Menurut Hierarki Maslow, Pemenuhan Kebutuhan Oksigen adalah bagian dari kebutuhan
fisiologis. Kebutuhan oksigen diperlukan untuk proses kehidupan.oksigen sangat berperan
dalam proses metabolisme tubuh. Kebutuhan oksigen dalam tubuh harus terpenuhi karena
apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang maka akan terjadi keerusakan pada
jaringan otak dan apabila hal tersebut berlangsung lama akan terjadi kematian.
Masalah kebutuhan oksigen merupakan masalah utama dalam pemenuhan kebutuhan
dasar manusia. hal ini terbukti pada seseorang yang kekurangan oksigen akan mengalami
hipoksia dan akan terjadi kematian. Proses pemenuhan kebutuhan oksigen pada manusia
dapat dilakukan dengan cara pemberian oksigen melalui saluran pernapasan, membebaskan
saluran pernapasan dari sumbatan yang menghalangi masuknya oksigen, memulihkan dan
memperbaiki organ pernapasan agar berfungsi secara normal (Aziz Alimul A & Musrifatul
Uliyah, 2005).

2.2 Etiologi
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan pasien mengalami gangguan oksigenasi.
Menurut (NANDA, 2011), yaitu hiperventilasi, hipoventilasi, demomutasi tulang dan dinding
dada, nyeri, cemas, penurunan energi/kelelahan, kerusakan neuromuskular, kerusakan
muskuluskeletal, kerusakan kognitif/persepsi, obesitas, posisi tubuh, dan adanya perubahan
membrane kapiler aveoli.

2.3 Patofisiologi
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, disfusi, dan transportasi. Proses
ventilasi (proses penghantar jumlah oksigen yang masuk dan keluar dari dan ke paru-paru).
Apabila pada proses ini terdapat obstruksi maka oksigen tidak dapat tersalur dengan baik dan
sumbatan tersebut akan direspon jalan nafas sebagai benda asing yang menimbulkan
pengeluaran mucus. Proses difusi (Penyaluran oksigen dari alveoli ke jaringan ) yang
terganggu akan menyebabkan ketidakefektifan pertukaran selain kerusakan pada ventilasi,
difusi, maka kerusakan pada transportasi seperti perubahan volume sekuncup, afterload,
preload, dan kontraktivitas miokred juga dapat mempengarui pertukaran gas. (Brunner &
Suddartih. 2002)
2.4 Manifestasi Klinis
Adanya penurunan tekanan inspirasi/ekspirasi menjadi tanda gangguan oksigenasi.
Penurunan ventilasi permenit, penggunaan otot napas tembahan untuk bernapas, pernapasan
napas flaring
Napas (cuping hidung), dispnea, ortopnea, penyimpangan dada, napas pendek, posisi
tubuh menunjukkan 3 poin, napas dengan bibir, ekspirasi memanjang, peningkatan diameter
anterior-posterior, frekuen si napas kurang, penurunan kapasitas vital menjadi tanda dan
gejala adanya pola napas yang tidak efektif sehingga menjadi gangguan oksigenasi.
Manifestasi klinis (Potter & Perry 2006)
a) Suara napas tidak normal
b) Perubahan jumlah pernapasan
c) Batuk disertai dahak
d) Nyeri dada
e) Penggunaan otot tambahan pernapasan
f) Dispneu
g) Penurunan ekspirasi paru
h) Tachipnea
2.5 Penatalaksanaan
a. Bersihan jalan napas tidak efektif
1. Pembersihan jalan napas
2. Latihan batuk efektif
3. Suctioning
4. Jalannapas buatan

b. Gangguan pertukaran gas


1. Atur posisi klien (semi fowler)
2. Pemberian oksigen
3. Suctioning
c. Pola nafas tidak efektif
1. Atur posisi klien (semi fowler)
2. Pemberian oksigenasi
3. Suctioning
2.6 Komplikasi
a. Hipoksia merupakan kondisi tidak tercukupinya pemenuhan kebutuhan oksigenasi
dalam tubuh akibat defisiensi oksigen
b. Perubahan pola napas
1. Takipnea, merupakan pernapasan dengan frekuensi lebih dari 24x/ menit karena paru
paru terjadi emboli
2. Bradipnea, merupakan pola napas yang lambat abnormal, kurang lebih 10x/ menit
3. Hiperventilasi, merupakan cara tubuh mengompensasi metabolisme yang terlalu
tinggi dengan pernapasan yang lebih cepat dan sehingga terjadi jumlah peningkatan
O2 dalam paru-paru
4. Kusmaul, merupakan pola pernapasan yang cepat dan dangkal
5. Hipoventilasi, merupakan upaya tubuh untuk mengeluarkan C02 dengan cukup, serta
tidak cukupnya jumlah udara yang memasuki alveoli dalam penggunan O2
6. Dispnea, merupakan pernapasan yang sesak dan berat
7. Ortopnea, merupakan kesulitan bernapas keculai dalam posisi duduk atau berdiri
8. Stridor merupakan pernapasan bising yang terjadi karena penyempitan pada saluran
pernapasan
c. Obstruksi jalan napas
Merupaka suatu kondisi pada individu dengan pernapasan yang mengalami ancaman,
terkait dengan ketidakmampuan batuk secara efektif.
d. Pertukaran gas
Merupakan kondisi pada individu yanag mengalami penurunan gas baik O2 maupun
CO2 antara alveoli paru-paru dan sistem vascular.
2.7 Pathway

Faktor lingkungan (udara, bakteri,


virus, jamur) masuk melalui saluran
nafas atas

Terjadi infeksi dan proses


peradangan

Hipersekresi Kontraksi otot-otot


kelenjar mukosa polos saluran
pernafasan

Akumulasi secret berlebih Penyempitan saluran


pernafasan

Secret mengental
dijalan nafas Keletihan otot pernafasan
Dispnea
Gas darah arteri
Abnormal
Gangguan penerimaan Obstruksi jalan nafas
o2 dan co2 Hiperkapnia
Betuk yang tidak efektif
Hipoksemia
Penurunan bunyi nafas
Konfusi
Ketidakseimbangan Sputum dalam jumlah
ventilasi dan perfusi yang berlebihan Nafas cuping hidung
Pola pernafasan
Suara nafas tambahan
(ronchi, wheezing, Abnormal (kecepatan
crackles) irama, kedalaman sianosis)
Dispnea
Fase ekspirasi
Memanjang
Ortopnea
Penurunan kapasitas paru
Pola nafas abnormal
Takipnea KETIDAKEFEKTIFA
Hiperventilasi N BERSIHAN JALAN
NAFAS
KETIDAKEFEKTIFAN
Pernafasan sukar
POLA NAFAS

GANGGUAN PERTUKARAN
GAS DAFTAR PUSTAKA
Ali, Zaidin & Pamilih Eko.(2010).Dasar-dasar Dokumetasi Keperawatan.Jakarta:EGC

Potter dan perry. 2005. fundamental keperawatan edisi 4 vol 2. Terj.renata komalasari jakarta :
EGC.

Carpenito, Lynda Juall. 2000. Diagnosa Keperawatan edisi 8. EGC : Jakarta

Perry, P. 2010. Fundamental Keperawatan. Buku 3 Edisi 7. Alih Bahasa: Diah Nur. Jakarta:EGC

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. EGC : Jakarta

Mubarak, Wahid Iqbal. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Teori dalam Aplikasi
Praktek. EGC : Jakarta
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : definisi dan
indikator diagnostik. Jakarta Selatan : DPP PPNI
BAB II
LAPORAN PENDAGULUAN
ASUHAN LEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN KEBUTUHN
OKSIGENASI
3.1 Pengkajian
a. Biodata
Meliputi : Nama, tempat tanggal lahir, umur, pendidikan, suku,bangsa, pekerjaan,
alamat, dll.
b. Keluhan Utama
Keluhan yang dirasakan klien sekarang yang berhubungan dengan gangguan
kebutuhan oksigenasi
c. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan yang dirasakan klien. Apakah ada hal yang meyebabkan klien
mengalami ventilasi yang aktual yang berhubungan dengan pola napas.
2. Riwayat kesehatan lalu
Apakah klien memiliki penyakit dengan gangguan pemenuhan kebutuhan
oksigen , menanyakan apakah klien mempunyai alergi terhadap obat,
makanan dan merokok.
3. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah keluarga klien ada yang menderita penyakit sepertiyang di derita
klien.
d. Pola Fungsi Kesehatan
1. Pola persepsi- managemen kesehatan
Menggambarkan persepsi pemeliharaan dan penanganan kesehatan
2. Pola nutrisi dan metabolisme
Menggambarkan masukan nutrisi dan intake cairan, pola makan, diet, dll.
3. Pola eliminasi
Menggambarkan pola defekasi dan miksi
4. Pola aktivitas dan olahraga
Menggambarkan pola latihan aktivitas,penggunaan waktu luang
5. Pola istirahat dan tidur
Menggambarkan pola tidur sebelum MRS dan setelah MRS

6. Pola kognitif dan persepsi diri


Menjelaskan tentang pendengaran, pembau, perasa.Kognitifnya adalah daya
mengingat.
7. Pola peran dan hubungan
Menggambarkan hubungan dan peran ppasien terhadap anggota keluarga dan
masyarakat sekitar tempat tinggal pasien
8. Pola reproduksi seksual
Menggambarkan kepuasan atau permasalahan yang aktual ataudirasakan
dengan seksualitas
9. Pola koping stress
Kemampuan untuk mengatasi stress dan penggunaan sistem pendukung,
penggunaan obat umtuk menangani stress.
10. Pola keyakinan dan nilai
Pembatasan gerak akibat sakit yang dialami pasien mempengaruhiaktivitas
pasien termasuk aktivitas keagamaan
e. Pemeriksaan Fisik
1. Penampilan umum pasien
Meliputi ekspresi wajah, bicara,mood, berpakaian, kebersihan umum,tinggi
badan, berat badan
2. Tanda-tanda vital
Meliputi suhu, nadi,pernafasan, tekanan darah
3. Sistem pernafasan
Meliputi hidung, adanya pernafasan cuping hidung, kesimentrisan hidung,
adanya sekret atau ppolip,adanya pembesaran kelenjar, tumor, trakeostomi
pada leher, bentuk dada, gerakan dada, suara nafas tambahan.
4. Sistem kardiovaskular
Konjungtiva mata, bibir, suara jantung, capillary rellitting time,edema.
5. Sistem pencernaan
Bibir, mulut, abdomen, anus,kemampuan BAB
6. Sistem indra
Keadaan mata, fungsi pemnauan hidung, keadaan dan fisiologi telinga
7. Sistem saraf
Kesadaran= compos mentis, sopor, apatis,koma, samnolen, gelisah
GCS = E=4 V=5 M=6
8. Sistem muskulus skeletal
Keadaan kepala, tulang belakang,ekstremitas atas dan ekstremitas bawah, ada
maslaah atau tidak, kemampuan pergerakan
9. Sistem imun
Alergi, imunisasi
10. Sistem integumen
Keadaan dan distribusi pada rambut, warna, turgor pada kulit, keadaan warna
pada kuku
11. Sistem reproduksi
Laki-laki= keadaan glans penis, testis, pertumbuhan rambut, jakun, perubahan
suara
Wanita = payudara, labia mayora dan minora ada peradangan atau tidak,
siklus haid.
12. Sistem perkemihan
Produksi urine, warna, kemampuan berkemih
f. Pemeriksaan Penunjang
1. Pulse oximetry, untuk mengetahui kadar oksigen dalam darah
2. Rontgen dada untuk memastikan kondisi paru-paru dan luas area paru yang
mengalami infeksi atau peradangan
3. CT scan, untuk melihat kondisi paru-paru secara lebih detail
4. Tes darah, untuk memastikan adanya infeksi dan menentukan penyebab infeksi
5. Tes dahak atau sputum, untuk mendeteksi kuman penyebab infeksi
6. Kultur cairan pleura, untuk mengidentifikasi kuman penyebab infeksi
7. Bronkoskopi, untuk melihat kondisi saluran napas dengan bantuan alat
bronkoskop
8. Tes urine, untuk mengidentifikasi bakteri Streptococcus
pneumonia dan Legionella pneumophila yang bisa ada di urine

3.2 Diagnosa Keperawatan


1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
2. Gangguan pertukaran gas
3. Pola nafas tidak efektif

3.3 Perencanaan Keperawatan


Dx1 : Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan nafas
Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan …x24 jam pasien diharapan dapat
bernafas dengan nyaman
KH :- Sputum berkurang
-Tidak ada mengi, wheezing
-Tidak ada sianosis
Intervensi :
1. Monitor pola nafas, bayi napas dan sputum
Rasional : untuk mengetahui frekuensi napas klien
2. Posisikan klien semifowler/fowler
Rasional : untuk melancarkan jalan nafas
3. Anjurkan minum hangat
Rasional : untuk mengencerkan dahak
4. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari
Rasional : untuk mempertahankan bersihan jalan nafas
5. Kolaborasi pemberian mukolitik atau ekspektoran jika perlu
Rasional : untuk mengecerkan secret

Dx2 : Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbngan


dengan ventilasi perfusi
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan …x24 jam diharapkan sesak
nafas pada pasien berkurang
KH : -tidak adanya takikardia

-Tidak ada dyspnea

-Tidak ada bunyi napas tambahan

-PCO2 menurun
-PO2 meningkat

Intervensi :

1. Monitor frekuensi, irama, kedalaman napas, pola napas


Rasional: untuk mengetahui apakah klien masih mengalami kesulitan dalam bernapas,
berguna untuk evaluasi derjat disstress pernapasan atau kronisnya penyakit
2. Monitor AGD
Rasional: mengetahui saturasi oksigen yang dapat menunjukkan perlunya
penanganan yang lebih adekuat atau perubahan terapi.
3. Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
Rasional: untuk mengetahui interval respirasi pada klien
4. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Rasonal: agar klien memahami tujuan dan juga prosedur pemantauan

Dx3 : Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas
Tujuan :Setelah dilakukan tindakan 2x24 jam klien merasa nyaman dan sesak nafas
berkurang

KH : - pola napas kembali normal

- Tidak ada pemanjangan fase ekspirasi


- Tidak menggunakan otot antu napas
- Tidak ada dyspnea

Intervensi :

1. Monitor pola napas


Rasional: untuk mengetahui frekuensi, kedalaman, dan irama pernapasan
2. berikan minum hangat
Rasional:untuk membantu pengenceran dahak
3. lakukan fisioterapi dada bila perlu
Rasional: untuk membantu mobilisasi dan membersihkan sekresi
4. Posisikan semifowler/fowler
Rasional: untuk melancarkan jalan napas
5. kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik jika perlu
Rasional: untuk membantu pengenceran dahak sehingga mudah untuk dikeluarkan
3.4 Implementasi
Implementasi atau pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai
tujuan yang spesifik. Tehap implementasi dimulai setelah rencana tindakan disusun dan
ditujukan pada rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-
faktor yang mempengaruhi kesehatan. Tujuan implementasi adalah membantu dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang mencakup peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, pemeliharaan kesehatan dan memfasilitasi koping. (Efendy Ferry,
2009)

3.5 Evaluasi
Tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa
jauh diagnosis keperawatan, rencana tindakan dan implementasinya yang sudah berhasil.
(Efendy Ferry, 2009)

Daftar Pustaka

Ali, Zaidin & Pamilih Eko.(2010).Dasar-dasar Dokumetasi Keperawatan.Jakarta:EGC

Asmadi, 2008. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep Dan Aplikasi Kebutuhan Dasar
Klien. Jakarta : Salemba Medika

Aziz Alimul A & Musrifatul Uliyah, 2005. Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar
Manusia. Jakarta : Salemba Medika
Bararah & Jauhar. (2013). Asuhan Keperawatan: Panduan Lengkap Menjadi
PerawatProfesional. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Brunner &Suddart, 2002. Buku Ajar KeperawatanMedikalBedah, alihbahasa: Waluyo
Agung., Yasmin Asih., Juli., kuncara., I.Madekaryasa.,, EGC, Jakarta.

Mubarok, Wahid Iqbal. Indrawati, Lilis. Susanto, Joko. 2015 Buku Ajar Ilmu
Keperawaan Dasar penerbit Salemba Medika. Jakarta
BAB IV
LAPORAN KASUS
ASUHAN LEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN KEBUTUHN
OKSIGENASI

Nn. I, perempuan 18 tahun, datangke IGD dengankeluhansesak napas.


Keluhanmunculsaatpasienbarubanguntidurpagipukul 4 tadi. Pasienmengeluhtidaknyaman di
saluranpernapasannyadiikutigejalasesak napas. Riwayat asma (+). Pasienkesulitanberbicara,
terputus-putussaatharusberkomunikasi. Terdapatakumulasi secret pada jalan napas. Wheezing
(+). Ronchi (+). Akraldingin. Pasien dan keluargamenyangkaljikapasienmemilikiriwayatalergi.
TD 150/100 mmHg, RR 26 x/menit, Nadi 88 x/menit, suhu 37,6. Retraksidinding dada (+).
Diagnosis asma

A. Pengkajian
I. Data Demografi
1. Biodata
Nama : Nn.I
Tempat tanggal lahir : Tuban, 20 september 2002
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Ds. Ketambul, Kec.Palang, Kab.Tuban
Suku/bangsa : Indonesia
Status pernikahan : Belum menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Belum bekerja
Diagnosa Medis : Asma
No. medical record : 90909090
Tanggal masuk : 06 Maret 2020
Tanggal Pengkajian : 07 Maret 2020
II. Keluhan Utama
Sesak napas
III. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas, keluhan muncul saat pasien baru
bangun tidur. Pasien mengeluh tidak nyaman di saluran pernapasannya diikuti gejala
sesak napas. Pasien kesulitan berbicara, terputus putus saat harus berkomunikasi.
2. Riwayat kesehatan lalu
Pasien memiliki riwayat asma, dan alergi debu dan cuaca
3. Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan mempunyai penyakit keturunan
IV. Pola Fungsi Kesehatan
1. Pola Prespsi-Managemen Kesehatan
Klien mengatakan jika dirinya sakit akan langsung dibawa ke rumah sakit
2. Pola Nutrisi dan Metabolisme
Saat dirumah : px mengatakan makan 3x/hari dengan lauk dan sayur dan minum
air putih 6-8 gelas/hari
Saat MRS : px mengatakanmakan 3x/hari dengan nasi, sop, lauk ½ porsi dan
ditambah minum air putih 2-4 gelas/hari
3. Pola Eliminasi
Saat dirumah : px mengatakan BAK 4-5x/hari dan BAB 2x/hari
Saat MRS : px mengatakan BAK 4x/hari dan BAB 1x/hari
4. Pola istirahat dan tidur
Saat dirumah : px mengatakan bisa terbaring dengan nyenyak tidur 6-8 jam/hari
Saat MRS : px mengatakan selama di rumah sakit tidak bisa tidur karena
merasakan sakit dan tidak nyaman saat bernapas sambil berbaring.
5. Pola Aktivitas dan olahraga
Saat dirumah : px mengatkan dapat beraktivitas secara mandiri dan berolahraga
satu minggu 2x pada hari sabtu dan minggu
Saat MRS : px berbaring lemas ditempat tidur dan semua aktivitas dibantu
dengan keluarga
6. Pola kognitif dan prespsi
 Pola presepsi
- penglihatan : px mampu melihat dengan normal
- Pendengaran : fungsi pendengaran normal
- Pembau : indra pembau klien terdapat sputum
 Pola kognitif :
Daya ingat klien : daya ingat px baik, Orientasi terhadap nama, waktu,
tanggal, tempat
7. Pola konsep diri-presepsi diri
- Gambaran diri :px tampak pasrah dengan yang dialami
- Identitas diri : Klien seorang wanita.
- Ideal diri : Klien ingin cepat sembuh.
- Harga diri : Klien seorang pelajar SMA
- Peran : Klien seorang anak
8. Pola peran dan hubungan
Px mengatakan bahwa hubungan px dengan keluarga sebagai anak
9. Pola reproduksi dan seksual
Px belum menikah dan tidak ada masalah dengan menstruasinya. Menstruasi px
teratur setiap awal bulan
10. Pola pertahanan diri (Coping-Toleransi Stres)
Klien mengatakan hanya bisa diam saat sesak napas dan berusaha menahan rasa sakit
di dada.
11. Pola keyakinan dan nilai
Saat dirumah : px mengatakan dapat beribadah dan sholat 5 waktu
Saat MRS : px mengatakan masih dapat melakukan sholat 5 waktu ditempat
tidur dan berdoa aga cepat sembuh.
V. Pemeriksaan Fisik
1. Penampilan umum
- Ekspresi wajah, bicara, mood : px tanpa puca, kesulitan berbicara, lemas
- Berpakaian dan kebersihan umum : px memakai kaos dan celana panjang
bersih dan rapi
- Tinggi badan : 155 cm
- Berat Badan : 45kg
- Gaya berjalan : px hanya berbaring ditempat tidur dan aktivitas dibantu
keluarganya
2. Tanda-tanda vital
- Suhu : 37,6 ̊C
- Nadi : 88x/menit
- RR :26x/menit
- TD :150/100
3. Sistem pernapasan
- Hidung : simetris, terdapat akumulasi secret pada jalan napas
- Leher : tidak ada pembesaran kelenjar
- Dada
Bentuk dada : barrel chest
Gerakan dada : simetris
Suara napas tambahan : terdapat wheezing dan rhonci dibagian dada kanan
atas
Jantung : inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi :ictus cordis tidak teraba
Perkusi : pekak
Auskultasi : S1 > S2 Reguler
Paru-paru: inspeksi : simetris
Palpasi :fokal fremitus kanan=kiri
Perkusi : simosi
Auskultasi :wheezing
Abdomen : inspeki : simetris
Auskultasi : bising usu (+)
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : hipertimpani

4. Sistem kardiovaskuler
- Conjunctiva mata : pucat
- Bibir : pucat
- Suara jantung : reguler
- Capillary retilling time: kurang dari 2 detik
- Edema : tidak ada
5. Sistem pencernaan (palpasi dll)
- Bibir : kering
- Mulut : tidak ada palatoskizis, jumlah gigi 32, mmpu menelan dengan
baik, gerakan lidah kesemua arah
- Abdomen :tidak ada massa, simetris, bising usu 20x/menit, tidak ada nyeri
tekan
- Anus : anus dalam keadaan baik
- Kemampuan BAB: tidak ada masalah
6. Sistem indra (kemampuan )
- Mata : tidak ada masalah
- Hidung : adanya secret dijalan napas
- Telinga : simetris, tidak ada kelainan
7. Sistem saraf
- Kesadaran : composmentis
- GCS : E = 4 V= 6 M= 5 Nilai total = 15
- Iritasi meningen : tidak ada iritasi
- Pupil mata : isokor
8. Sistem muskuloskeletal
- Kepala ( bentuk kepala ) : simetris
- Tulang belakang : normal
- Ekstremitas atas : terpasang infus bagian tangan kiri klien, tidak ada edema
- Ekstremitas bawah : tidak ada kelainan, tidak ada edema
9. Sistem integumen
- Rambut : merata dan bersih
- Kulit : warna kulit sedikit berubah menjadi pucat, akral teraba dingin
- Kuku : warna kuku bening, dan bersih
10. Sistem perkemihan
- Produksi urin : 1500ml/hari, px mengatakan bahwwa px berkemih 6-7x/hari
- Warna : putih kekuningan , bau : berbau urea
- Kemampuan berkemih : tidak ada masalah
11. Sistem reproduksi (wanita)
Tidak dilakukan pengkajian
12. Sistem imun
- Alergi : px mengatakan bahwa memiliki alergi cuaca dingin dan debu
- Penyakit yang berhubungan dengan perubahan cuaca : asma
VI. Tes Diagnostik
Radiologi (foto thoraks) : hasil pemeriksaan radiologis ditemukan kelainan paru berupa
hiperinflasi atau hiperlusen, diagframa mendatar, corakan bronkovaskuler meningkat,
ruang retrosterna melebar.
VII. Terapi
- Infus D5% 20tpm drip Aminophilin ditangan kanan
VIII. Analisi Data

NO. Data Etiologi Masalah

1. DS : Spasme jalan napas Bersihan jalan napas


- Px mengeluh sesak nafas tidak efektif
- Px mengeluh tidak nyaman
disaluran pernafasan

DO :
- Terdapat akumulasi
secret pada jalan
napas
- Batuk tidak efektif
- Adanya wheezing
dan ronchi
- Px mengeluh
kesulitan berbicara
- TTV
S : 37,6 ̊C
TD : 150/100 mmHg
RR : 26x//menit
N : 88x/menit

IX. Diagnosa Keprawatan


Bersihan jalan napas b.d spasme jalan napas
X. Intervensi Keperawatan

No. Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional


Keperawatan Kriteria hasil

1. Bersihan jalan Tujuan : 1. Monitor pola napas 1. memonitor pola


napas b.d Setelah dilakukan 2. Auskultasi bunyi napas napas px
spasme jalan tindakan tambahan 2. ronchi dan mengi
nafas keperawatan selama 3. Atur posisi semi fowler menyertai
1x24 jam atau fowler obstruksi jalan
diharapkan bersihan 4. Lakukan penghisapan napas
jalan napas kembali lendir kuurang dari 15 3. memudahkan
efektif detik dalam ekspansi
KH: 5. Jelaskan tujuan dan paru dan
- Sesak napas prosedur pernapasan
berkurang 6. Kolaborasi pemberian 4. mengurangi adaya
- Frekuensi napas obat mukolitik atau sumbatan
dalam rentang ekspokteron, jika perlu 5. mengajarkan dan
normal membantu klien
- Tidak ditemukan untuk
bunyi napas mengeluarkan
tambahan secret
wheezing dan 6. R/ membantu
ronchi mengencerkan
- Berbicara dengan dahak.
baik, tidak
terputus putus
saat komunikasi

XI. Implementasi

No. Diagnosa Waktu Implementasi Paraf


keperawatan

1. Bersihan jalan napas 07 Maret 2020 - Memonitor pola napas


b.d spasme jalan 09.00 RR: 26x/ menit
nafas 09.00 - Mengauskultasi bunyi
napas tambahan, : adanya
09.15 ronchi
09.30 - Mengatur posisi semi-
fowler : sesak nafas klien
berkurang
09.45 - Lakukan penghisapan
lendir kuurang dari 15
detik : sumbatan lendir
berkurang

- Menganjurkan dan
menjelaskan tujuan dan
prosedur batuk efektif,
klien memahami dan
melakukan tindakan
tersebut. : dahak
berkurag
- Berkolaborasi pemberian
obat mukolitik :
konsistensi dahak tidak
encer

XII. Evaluasi

No. Dx Waktu Evaluasi Praf

1. Bersihan jalan napas 07 Maret S : - Klien mengatakan sudah tidak


b.d spasme jalan 2020 sesak napas
nafas 09.00
- Klien mengatakan dahak
sudah bisa dikeluarkan

- Px mengatakan sudah tidak


sulit berbicara

O: - RR : 20x/ menit

- Sudah tidak terdengar suara


napas tambahan ronchi dan
wheezing
A: Masalah teratasi

P: Intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai