Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Inteligensi hampir disamakan dengan “kecerdasan”, walaupun sepintas
lalu kelihatan jelas, rupanya tidak mudah dirumuskan, karena tidak semua
orang menyatakan hal yang sama untuk istilah tersebut. Hampir semua orang
memiliki pemikiran mengenai apa yang diartikan sebagai intelegensi atau
kecerdasan; misalnya “kecerdasan”, “kemengertian”, “kemampuan untuk
berpikir”, “kemampuan untuk menguasai”, dan sebagainya.
Kesulitan timbul karena menganggap bahwa kecerdasan atau intelegensi
adalah suatu “benda”. Misalnya, pendapat orang yang mengatakan “dia pandai
karena memiliki IQ yang tinggi” atau “ dia berhasil memasuki perguruan
tinggi karena pandai”, di sini dianggap bahwa masing-masing pernyataan
tersebut memiliki kuantitas sesuatu yang dinamakan “intelegensi”
Kegiatan berintelegensi dirangsang oleh kekaguman dan keheranan
dengan apa yang terjadi atau dialami. Dengan demikian kegiatan intelgensi
manusia selalu tersituasikan dalam kondisi subjek yang bersangkutan dengan
berusaha untuk memahami sesuatu yang dialami. Dalam berpikir juga termuat
kegiatan meragukan dan memastikan, merancang, menghitung, mengukur,
mengevaluasi. Berpikir adalah sesuatu kegiatan mental yang melibatkan kerja
otak, perasaan dan kehendak. Untuk itulah tim penulis akan mencoba
mempelajari, meringkas, serta menjelaskan mengenai berpikir dan intelegensi
ini. Karena sama-sama dari pikiran (otak), apakah akan sama antara berpikir
dengan intelegensi?. Lebih jelasnya mari baca makalah ini.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan saya angkat dan bahas dalam makalah ini
diantaranya :
a. Proses berpikir
b. Bentuk berpikir
c. Intlegensi
d. Intuisi
e. Korelasi
f. Gangguan berfikir

C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang
berpikit
Dan intelegensi didalam menghadapi berbagai tantangan didalam pendidikan.
Dan juga sebagai tugas dari mata kuliah psikologi pendidikan.

D. manfaat
Diharapkan dengan penyusunan makalah ini bisa membantu untuk orang-
orang baik untuk mahasiswa dan umum sekalipun bisa mengetahui bagaimana
ruang lingkup psikologi dan bagian dari dalamnya yaitu kemampuan
intelegensi pada kehidupan manusia dalam sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Proses Berpikir
Kemampuan berpikir sangat besar pengaruhnya bagi kehidupan manusia.
1. Berbagai cara pemecahan masalah
Berfikir selalu berhubungan dengan masalah, baik masalah yang
timbul dari situasi masa kini. Proses pemecahan masalah itu dinamakan
proses berfikir. Dari kegiatan jiwa tersebut, ada beberapa factor yang
biasanya tidak dapat ditinggalkan dalam berfikir. Apa masalahnya,
bagaimana memecahkannya, apa tujuannya, factor – factor apa saja yang
membantu..
2. proses berfikir dan kegiatan jiwa dalam berfikir
a. proses berfikir dalam memecahkan masalah:
- ada minat untuk memecahkan masalah
- memahami tujuan pemecahan masalah itu
- mencari kemungkinan – kemungkinan pemecahan masalah itu
- menentukan kemungkinan mana yang digunakan
- menjelaskan kemungkina yang dipilih untuk memecahkan masalah.
b. Dalam proses berfikir timbul kegiatan jiwa:
- membentuk pengertian
- membentuk pendapat
- membentuk pendapat
B. Pengertian Berpikir
Berpikir adalah fungsi kognitif yang memungkinkan seseorang untuk
merepresentasikan dunia sebagai model dan memberikan perlakuan
terhadapnya secara efektif sesuai dengan tujuan, rencana, dan keinginan.
Pikiran juga mempertahankan pengalaman saat ini, hal tersebut dilakukan
dengan mempertahankan agar pengalaman kini dan masa lalu sebagai
pengalaman yang terpisah. Proses ini disebut penalaran yang bisa disebut.
Pada hakikatnya, berpikir merupakan ciri utama bagi manusia untuk
membedakan antara manusia dan makhluk lain. Dengan dasar berpikir ini,
manusia dapat mengubah keadaan alam sejauh akal dapat memikirkannya.
Berpikir disebut juga sebagai proses bekerjanya akal; manusia dapat berpikir
karena manusia berakal. Akal merupakan intinya, sebagai sifat hakikat,
sedangkan makhluk sebagai genus yang merupakan dhat, sehingga manusia
dapat dijelaskan sebagai makhluk yang berakal. Akal merupakan salah satu
unsur kejiwaan manusia untk mencapai kebenaran,keindahan, kebaikan.
Dengan akal inilah, manusia dapat berpikir untuk mencari kebenaran hakiki.
a. Bentuk – bentuk Berpikir
1. Berpikir Asosiatif, yaitu proses berpikir di mana suatu ide merangsang
timbulnya ide lain, jadi ide-ide timbul secara bebas.jenis-jenis berpikir
asosiatif:
a) Asosiasi Bebas: suatu ide akan menimbulkan ide mengenai hal lain,
tanpa ada batasnya. Misalnya, ide tentang makanan dapat
merangsang timbulnya ide tentang restoran dapur, nasi, atau anak
yang belum sempat diberi makanan.
b) Asosiasi terkontrol: akan menimbulkan ide mengenai hal lain dalam
batas-batas tertentu.Misalnya, ide tentang membeli mobil, akan
merangsang ide-ide lain entang harganya, pajaknya,
pemeliharaannya, merknya, atau modelnya, tetapi tidak merangsang
ide tentang hal-hal lain.
c) Melamun: yaitu menghayal bebas, sebebas-bebasnya tanpa batas,
juga mengenai hal-hal yang tidak realistis.
d) Mimpi: ide-ide tentang berbagai hal, yang timbul secara tidak
disadari pada waktu tidur. Mimpi ini kadang-kadang terlupakan pada
waktu bangun, tetapi kadang-kadang masih dapat diingat.
e) Berpikir artistik: yaitu proses berpikir yang sangat subjektif. Jalan
pikiran sangat dipengaruhi oleh pendapat dan pandangan diri pribadi
tanpa menghiraukan keadaan sekitar. Ini sering dilakukan oleh para
seniman dalam mencipta karya-karya seninya.
2. Berpikir terarah, yaitu proses yang sudah ditentukan sebelumnya dan di
arahkan pada pada pemecahannya persoalan. Dua macam berpikir
terarah yaitu:
a) Berpikir kritis, yaitu membuat keputusan atau pemeliharaan
terhadap suatu keadaan.
b) Berpikir kreatif, yaitu berpikir untuk menentukan hubungan-
hubungan baru antara berbagai hal, menemukan pemecahan baru
dari suatu soal, menemukan sistem dan hal-hal yang baru,
3. Berpikir Analogis
Berfikir anologis adalah berfikir dengan cara menyamakan ata
membandingkan fenomena-fenomena yang biasa atau pernah dialami.
Orang yang berfikir ini juga bertanggapan bahwa kebenaran dari
fenomena-fenomena yang pernah dialaminya berlaku pula bagi
fenomena yang dihadapi sekarang.
Contoh: Setiap hari kira-kira jam 11.00 udara dikota Bogor kelihatan
berawan terbal, dan tidak lama sesudah itu hujan lebat turun sampai
sore. Pada suatu hari kira-kira jam 11.00 udara dikota Bogor berawan
tebal. Kesimpulannya sudash tentu sebentar lagi akan turun hujan lebah
sampai sore.
4. Berpikir deduktif
Berpikir deduktif adalah mengambil kesimpulan dari dua pernyataan
yang umum. Disebut juga dengan silogisme karena dalam berpikir
deduktif, kita mulai dari hal-hal yang umum pada hal-hal yang khusus.
5. Berpikir Induktif
Berpikir induktif adalah berpikir yang dimulai dari hal-hal khusus
dan kemudian mengambil kesimpulan umum.
6. Berpikir Evaluatif
Berpikir evaluatif adalah berpikir kritis, menilai baik buruknya,
tepat untuk tidaknya suatu gagasan.

C. Manfaat Berpikir
Menurut Rahmat, berpikir dilakukan orang dengan tujuan untuk
memahami realita dalam rangka mengambil keputusan, memecahkan
persoalan, dan menghasilkan sesuatu yang baru. Memahami realitas berarti
menarik kesimpulan, meneliti berbagai kemungkinan penjelasan dari realitas
eksternal dan internal1.
• Berguna dalam kehidupan sehari – hari. Tiap manusia sejak kecil sudah
belajar dan mempunyai banyak pengertian.
• Membantu kita dapat berfikir cepat. Dalam memecahkan masalah kita
perlu berfikir dan dalam berfikir kita sangat membutuhkan pengertian.
Jelaslah, pengertian yang kita miliki akan memperlancar kerja piker kita.
Pendapat adalah hasil pekerjaan pikir meletakkan hubungan natara
tanggapan yang satu dengan yang lain, antara pengertian satu dengan
pengertian yang lain, yang dinyatakan dalam suatu kalimat.
a. proses pembentukan pendapat
b. menyadari adanya tanggapan/pengertian
c. menguraikan tanggapan pengertian
d. menentukan hubungan logis antara bagian – bagian.
e. pembentukan tunggal dan majemuk kalau dalam rangkaian kata – kata
terdiri dari 2 pengertian yang dirangkum menjadi satu kalimat, disebut
pendapat tunggal kalau dalam suatu rangkaian kata – kata terdiri dari dua
pengertian yang dirangkum dalam beberapa pendapat dikatakan pendapat
majemuk.
Kesimpulan
Kesimpulan suatu pendapat baru yang dibentuk dari pendapat –
pendapat lain yang telah ada. Macam – macam kesimpulan:
a. Kesimpulan deduktif, dibentuk dengan cara deduksi, yakni dimulai dari hal
–hal yang lebih umum menuju hal – hal yang lebih khusus/ hal – hal yang
lebih rendah Proses pembentukan kesimpulan deduktif dapat dimulai dari
suatu dalil atau hokum menjuju pada hal – hal yang lebih kongkrit.
Prinsip – prinsip berfikir deduktif Silogisme, apa yang dipandang benar
pada semua pendapat/peristiwa yang ada pada suatu jenis, berlaku pada
semua pendapat/peristiwa yang sejenis pula. Mayor dan minor,
b.Kesimpulaninduktif Dibentuk dengan cara induksi, yakni dimulai dari hal-
hal yang khusus menuju pada hal-hal yang umum. Proses pembentukan

1
Bimo walgito, Pengantar Psikologi Umun, Andi : Yogyakarta. Hal : 06
kesimpulan yang induktif ini dimulai dari situasi yang konkrit menuju hal-
hal yang asbrak.
c. Kesimpulan analogi Kesimpuan yang diambil dengan jalan analogi dari
pendapat khusus ke pendapat khusus lainnya, dengan cara
membandingkan situasi satu dengan situasi sebelumnya. Pada
pembentukan kesimpulan dengan cara jalan analogi, jalan pikiran kita di
dasarkan atas persamaan suatu keadaan yang khusus lainnya.
. Tingkat-tingkat berpikir
Aktivitas berpikir sendiri adalah abstrak. Namun demikian, dalam
praktik sering kita jumpai bahwa tidak semua masalah dapat dipecahkan
dengan secara abstrak. Sehubungan dengan ini memang ada beberapa
tingkat berpikir:
1. Berpikir Konkrit, Dalam tingkatan ini berpikir masih memerlukan situasi-
situasi yang nyata.
2. Berpikir Skematis, Sebelum meningkat pada bagian yang abstrak,
memecahkan masalah dengan penyajian bahan, skema, coret-coret,
diagram, symbol dan sebagainya.
3. Berpikir Abstrak Kemampuan berpikir manusia selalu mengalami
perkembangan sebagai mana diterangkan didepan. Pada anak-anak masih
dalam tingkat konkrit. Makin maju perkembangan psikisnya kemampuan
berpikirnya berkembang setahap demi setahap, meningkat pada hal-hal
yang abstrak, yakni tingkat bagan/ skematis.

D. Gangguan Dalam Berpikir


1. oligoprenia: tuna kecerdasan. Penderita oligoprenia seolah –olah
dilahirkan dengan bekal yang terbatas, dan perkembangan inteleknya pun
terbatas pula.
2. idiola: ketunaan yang terberat, terdapat tanda – tanda tidak dapat
memenuhi hidup sendiri, sukar mengembangkan diri.
3. imbesila: dungu, lebig ringan daripada idiot. Orang yang ini sudah bisa
mandi sendiri, makan sendiri, hanya tingkat perkembangan yang terbatas.
4. debilita: tolol, moron, lemah kemampuan. Kemampuannya mendekati
orang normal, namun taraf kemajuan yang dapat dicapai masih sangat
terbatas.
5. demensia: mula – mula penderita mengalami perkembangan normal, tapi
sesuatu sebab menyebabkan perkembangannya terhenti dan mengalami
perkembngan yang mencolok.
6. delusia: (keadaan yang menunjukkan gagasan yang ilusif). Delusia sangat
erat hubungannya dengan gejala ilusi. Penderita mempunyai keyakinan
yang kuat tentang sesuatu, tetapi tidak menurut kenyataan.
7. obsesia: (pengepungan). Penderita seolah – olah dikepung atau dicngkram
oleh pikiran – pikiran tertentu yang tidak masuk akal. Makin besar usaha
untuk melepaskan diri, makin besar pula gangguan pikiran yang
mencengkram.
1. Mengambil Keputusan
Sepanjang hidup kita harus menetapkan keputusan-keputusan yang
beranekaragam. Dalam mengambilnya meliputi tanda-tanda umum yang
merupakan hasil pemikiran yang selalu melibatkan pilihan dalam berbagai
alternatif dan melibatkan tindakan nyata. Selain itu faktor personal
mempengaruhi dalam mengambil keputusan yaitu: kognisi yang artinya
kualitas dan kuantitas pengetahuan yang dimiliki, motif, dan sikap yang
akan memecahkan masalah.
2. Memecahkan Persoalan
Proses memecahkan masalah itu berlangsung melalui 4 tahap:
a. Terjadi peristiwa ketika perilaku yang biasa dihambat karena sebab-
sebab tertentu.
b. Mencoba menggali memori untuk mengetahui cara-cara apa saja yang
efektif pada masa lalu.
c. Mencoba seluruh kemungkinan pemecahan yang pernah yang di ingat
atau dapat dipikirkan. Pada tahap ini terjadi trial an error yang disebut
dengan penyelesaian mekanik.
d. Mulai menggunakan lembaga-lembaga verbal atau grafis untuk
mengatasi masalah mencoba memahami situasi yang terjadi, mencari
jawaban, dan menemukan kesimpulan yang tepat.

3. Menghasilkan Sesuatu yang Baru


Fungsi berpikir yang lain adalah menciptakan sesuatu yang baru
berpikir secara kreatif berarti berpikir untuk menciptakan sesuatu yang baru,
yang lain dari yang sudah ada. Berpikir kreatif adalah berpikir analogis-
metoforisII. George Lakoff dan Mark Johnson menjelaskan bagaimana
pemikiran kreatif ini berhasil memperluas cakrawala pemikiran.ciri-ciri
orang yang kreatif:
a. Kemampuan Kognitif, termasuk kecerdasan di atas rata-rata kemampuan
melahirkan gagasan baru, gagasan yang berlainan
b. Sikap yang terbuka orang kreatif mempersiapkan diri stimulasi internal
dan eksternal, memiki pemikiran yang berragam dan luas.
c. Sikap yang bebas, otonom dan percaya pada diri sendiri.

E. Hasil Proses Berpikir


Pengertian adalah hasil proses berfikir yang merupakan rangkuman sifat-
sifat pokok dari suatu barang atau kenyataan yang dinyatakan dalam suatu
pernyataan.
a. perbedaan tanggapan dengan pengertian. Tanggapan adalah hasil
pengamatan yang merupakan gambaran/lukisan/ kesan dari pengamatan
yang tersimpan dalam jiwa. Pengertian adalah hasil berfikir yang
merupakan rangkuman sifat – sifat pokok dari suatu baran gkenyataan
yang dinyatakan dengan suatu perkataa.
b. Pengertian lengkap dan tidak lengkap, Pengertian kita mengalami
perkembangan, tiap – tiap kita mempunyai sifat – sifat yang terhitung
pokok dapat dilengkapi pengertian kita. Makin lengkapnya pengertian, kita
tidak semata – mata tergantung pada pengulangan pengamatan saja tetapi
kegiatan fikiran kita sangat berpengaruh pula.
c. pengertian empiris dan logis, Pengertian empiris disebut pula pengertian
pengalaman, yakni pengertian yang dibentuk dari pengalaman hidup sehari
– hari. Pengertian logis biasanya diperoleh dengan aktivitas fakir dengan
sadar dan sengaja memahami sesuatu. Karena pengertian logis ini banyak
digunakan dalam kalangan ilmu pengetahuan maka disebut juga pengertian
ilmiah.
d. isi dan luas pengertia, isi pengertian, yaitu segala sifat – sifat yang terdapat
pada segala barang kenyataan yang tercantum dalam pengertian itu.
Sedangkan luas pengertian, yakni banyaknya barang – barang yang dapat
masuk kedalam pengertian dan dapat pula dikenakan padanya sifat – sifat
dari pengertian isi tersebut.
e. pengertian tinggi dan rendah, Pengertian tinggi : dikatan pengertian tinggi
kalau pengertian itu mempunyai unsur – unsur / sifat-sifat yang tidak.
Pengertian rendah, dikatakan pengertian rendah kalau pengertian itu
mempunyai unsur – unsur / sifat – sifat yang banyak dan karenanya
pengertian itu hanya meliputi barang yang sedikit jumlahnya.
Pendapat adalah hasil pekerjaan pikir meletakkan hubungan natara
tanggapan yang satu dengan yang lain, antara pengertian satu dengan
pengertian yang lain, yang dinyatakan dalam suatu kalimat.
a. proses pembentukan pendapat
b. menyadari adanya tanggapan/pengertian
c. menguraikan tanggapan pengertian
d. menentukan hubungan logis antara bagian – bagian.
e. pembentukan tunggal dan majemuk kalau dalam rangkaian kata – kata
terdiri dari 2 pengertian yang dirangkum menjadi satu kalimat, disebut
pendapat tunggal kalau dalam suatu rangkaian kata – kata terdiri dari
dua pengertian yang dirangkum dalam beberapa pendapat dikatakan
pendapat majemuk.
Kesimpulan suatu pendapat baru yang dibentuk dari pendapat – pendapat
lain yang telah ada. Macam – macam kesimpulan:
a. Kesimpulan deduktif, dibentuk dengan cara deduksi, yakni dimulai dari
hal –hal yang lebih umum menuju hal – hal yang lebih khusus/ hal – hal
yang lebih rendah Proses pembentukan kesimpulan deduktif dapat
dimulai dari suatu dalil atau hokum menjuju pada hal – hal yang lebih
kongkrit.
Prinsip – prinsip berfikir deduktif Silogisme, apa yang dipandang benar
pada semua pendapat/peristiwa yang ada pada suatu jenis, berlaku pada
semua pendapat/peristiwa yang sejenis pula. Mayor dan minor,
b. Kesimpulaninduktif Dibentuk dengan cara induksi, yakni dimulai dari
hal-hal yang khusus menuju pada hal-hal yang umum. Proses
pembentukan kesimpulan yang induktif ini dimulai dari situasi yang
konkrit menuju hal-hal yang asbrak.
c. Kesimpulan analogi Kesimpuan yang diambil dengan jalan analogi dari
pendapat khusus ke pendapat khusus lainnya, dengan cara
membandingkan situasi satu dengan situasi sebelumnya. Pada
pembentukan kesimpulan dengan cara jalan analogi, jalan pikiran kita
di dasarkan atas persamaan suatu keadaan yang khusus lainnya.
F. Tingkat-tingkat berpikir
1. Berpikir Konkrit, Dalam tingkatan ini berpikir masih memerlukan situasi-
situasi yang nyata.
2. Berpikir Skematis, Sebelum meningkat pada bagian yang abstrak,
memecahkan masalah dengan penyajian bahan, skema, coret-coret,
diagram, symbol dan sebagainya.
3. Berpikir Abstrak Kemampuan berpikir manusia selalu mengalami
perkembangan sebagai mana diterangkan didepan. Pada anak-anak masih
dalam tingkat konkrit. Makin maju perkembangan psikisnya kemampuan
berpikirnya berkembang setahap demi setahap, meningkat pada hal-hal
yang abstrak, yakni tingkat bagan/ skematis.

B . Pengertian Intelegensi
Intelegensi berasal dari bahasa Inggris “Intelligence” dan Latin yaitu
“Intellectus dan Intelligentia atau Intellegere” artinya memahami. Teori tentang
intelegensi pertama kali dikemukakan oleh Spearman dan Wynn Jones Pol
pada tahun 1951 yang mengemukakan adanya konsep lama mengenai suatu
kekuatan (power) yang dapat melengkapi akal pikiran manusia tunggal
pengetahuan sejati. Kekuatan tersebut dalam bahasa Yunani disebut dengan
“Nous”, sedangkan penggunaan kekuatannya disebut “Noeseis”. Jadi
intelegensi adalah aktivitas atau perilaku yang merupakan perwujudan dari
daya atau potensi untuk memahami sesuatu.
Dari segi Istilah inteligensi adalah kecerdasan. Kemampuan seseorang
dalam berfikir dan belajar, memecahkan masalah, memproses sesuatu, dan
kemampuan untuk menyesuaikan diri pada lingkungan. Setiap individu
mempunyai inteligensi yang2
Berbeda - beda. Sebagai contoh, seorang dokter dan seorang supir angkot.
Sang dokter pandai dalam mengobati pasien, dan sang supir angkot pandai
dalam mengemudikan angkotnya. Para tokoh yang berpendapat bahwa
inteligensi merupakan bawaan dari lahir yaitu Arthut R Jensen, Sir Cyril Burt,
Woodrow dan David Wechsler. Tokoh yang beranggapan bahwa inteligensi
ditentukan oleh lingkungan yaitu Jerome S Kegan. Dan tokoh – tokoh yang
beranggapan bahwa inteligensi merupakan hasil dari keturunan, lingkungan
dan interaksi antara keduanya Crow, Hilgard, dan Clark.

1. Intelegensi Menurut Para Ahli


a. Wangmuba
Inteligensi merupakan suatu konsep mengenai kemampuan umu
individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam kemampuan
yang umum ini, terdapat kemampuan-kemampuan yang amat spesifik.
Kemampuan-kemampuan yang spesifik ini memberikan pada individu suatu
kondisi yang memungkinkan tercapainya pengetahuan, kecakapan, atau
ketrampilan tertentu setelah melalui suatu latihan.
b. Claparde dan Stern intelegensi adalah kemampuan untuk menyesuaikan
diri secara mental terhadap situasi dan kondisi baru.
c. K. Buhler intelegensi adalah perbuatan yang disertai dengan pemahaman
atau pengertian.

2
http:/id.wikipedia.org/wiki/Intelegensi
d. David Wechster (1986). Definisinya mengenai intelegensi mula-mula
sebagai kapasitas untuk mengerti ungkapan dan kemauan akal budi untuk
mengatasi tantangan-tantangannya. Namun di lain kesempatan ia mengatakan
bahwa intelegensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berfikir
secara rasional dan menghadapi lingkungannya secara efektif.
e. Howard Gardner, Inteligensi sebagai kemampuan untuk memecahkan
persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu setting yang bermacam-
macam dan dalam situasi yang nyata. Inteligensi bukanlah kemampuan
seseorang untuk menjawab soal-soal tes IQ dalam ruang tertutup yang
terlepas dari lingkungannya. Akan tetapi, inteligensi memuat kemampuan
seseorang untuk memecahkan persoalan yang nyata dan dalam situasi yang
bermacam macam.
2. Macam-macam Intelegensi
a) Intelegensi terikat dan bebas
Intelegensi suatu mahluk yang bekerja dalama situasi – situasi pada
lapangan pengamatan yang berhubungan langsung dengan kebutuhan vital
yang harus segera dipuaskan. Intelegensi bebas, terdapat pada manusia yang
berbudaya dan berbahasa. Dengan Intelegensinya orang selalu ingin
mengadakan perubahan – perubahan untuk mencapai suatu tujuan. Kalau
tujuan telah dapat dicapai, manusia ingin mencapai tujuan yang lain lebih
tinggi dan lebih maju3.
b) Intelegensi menciptakan dan meniru
Intelegensi mencipta ialah kesanggupan menciptakan tujuan – tujuan
baru dan mencari alat- alat yang sesuai guna mencapai tujuan itu.
Intelegensi meniru, yaitu kemampuan menggunakan dan mengikuti pikiran
atau hasil penemuan orang lain, baik yang dibuat, yang diucapkan maupun
yang ditulis.4
3. Teori-Teori Intelegensi
1. Teori Faktor, dikembangkan oleh Spearman ke dalam kemampuan
mental manusia. Yakni :
3
Sarlito W Sarwono, Pengantar Psikologi Umum,PT.Raja Grafindo Persada:Jakarta,2010,

hlm 124-125.
4
Drs.H Abu Ahmadi. Psikologi Umum.Rineka Cipta. Jakarta. 2003. hlm 101
a. (factor kemampuan umum) : kemampuan menyelesaikan masalah
atau tugas – tugas secara umum (misalnya,kemampuan
menyelesaikan soal - soal matematika)
b. (factor kemampuan khusus) :kemampuan menyelesaikan masalah
atau tugas–tugas secara khusus (misalnya,mengerjakan soal-soal
perkalian,atau penambahan dalam matematika)
2. Teori Struktural Intelektual Teori ini dikembangkan oleh Guilford, dia
mengatakan bahwa tiap tiap kemampuan memiliki jenis keunikan
tersendiri adalah sbb :
a. Operation (aktivitas pikiran atau mental) diantaranya Cognition
yaitu aktivitas mencari, menemukan, mengetahui dan memahami
informasi. Misalnya mengetahui makna kata “adil” atau “krisis”,
Convergent production yaitu penggalian informasi khusus secara
penuh dari gudang ingatan. Misalkan menemukan kata – kata yang
cocok untuk jawaban TTS. Evaluation yakni memutuskan yang
paling baik dan yang cocok dengan tuntunan berpikir logis
b. Content (isi informasi) yaitu informasi – informasi yang muncul
secara langsung dari stimulasi yang diterina oleh mata. contohnya
Auditory yakni informasi-informasi yang muncul secara langsung
dari stimulasi yang diterina oleh system pendengaran (telinga).
3. Teori Kognitif Teori ini dikembangkan oleh Sternberg menurutnya
inteligensi dapat dianalisis kedalam beberapa komponen yaitu:
a. Metakomponen adalah proses pengendalian yang terletak pada urutan
lebih tinggi yang digunakan untuk melaksanakan rencana,
memonitor, dan mengevaluasi kinerja dalam suatu tugas
b. Komponen kinerja adalah proses pada urutan lebih rendah yang
digunakan untuk melaksanakan berbagai strategi bagi kinerja dalam
tugas
c. Komponen perolehan pengetahuan adalah proses – proses yang
terlibat dalam mempelajari informasi baru dan penyimpanannya
dalam ingatan
4. Teori Inteligensi Majemuk (multiple intelligences) Teori ini
dikembangkan oleh Howard Gadner, dalam teorinya ia mengemukakan
sedikitnya ada tujuh jenis inteligensi yang dimiliki manusia secara
alami, diantaranya :Inteligensi bahasa, Inteligensi matematika-logika
(mathematical-logical), Inteligensi ruang (spatial intelligence),
Inteligensi musik (musical intelligence), Inteligensi gerak-tubuh
(bodily-kinesthetic intelligence), Inteligensi intrapersonal5.
4. Ciri-Ciri Intelegensi
1. Intelegensi merupakan suatu kemampuan mental yang melibatkan proses
berfikir secara rasional (intelegensi dapat diamati secara langsung).
2. Intelegensi tercermin dari tindakan yang terarah pada penyesuaian diri
terhadap lingkungan dan pemecahan masalah yang timbul daripadanya.
Ciri – ciri tingkah laku yang intelegen menurut Effendi dan Praja (1993):
1) Purposeful behavior, artinya selalu terarah pada tujuan atau mempunyai
tujuan yang jelas.
2) Organized behavior, artinya tingkah laku yang terkoordinasi, senua
tenaga dan alat – alat yang digunakan dalam suatu pemecahan masalah
terkoordinasi dengan baik.
3) Physical well toned behavior, artinya memiliki sikap jasmaniah yang
baik, penuh tenaga, ketangkasan, dan kepatuhan.
4) Adaptable behavior, artinya tingkah laku yang luas fleksibel, tidak statis,
dan kaku, tetapi selalu siap untuk mengadakan penyesuaian/perubahan
terhadap situasi yang baru.
5) Success oriented behavior, artinya tingkah laku yang didasari rasa aman,
tenang, gairah, penuh kepercayaan, akan sukses/optimal.
6) Clearly motivated behavior, artinya tingkah laku yang memenuhi
kebutuhannya dan bermanfaat bagi orang lain atau masyarakat.
7) Rapid behavior, artinya tingkah laku yang efisien, efektif dan cepat atau
menggunakan waktu yang singkat.

5
akhmadsudrajat.wordpress.com
Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab. Psikologi Suatu Pengantar (Dalam Prespektif
Islam).Kencana. Jakarta.2009 hlm 172-173
8) Broad behavior, artinya tingkah laku yang mempunyai latar belakang dan
pandangan luas yang meliputi sikap dasar dan jiwa yang terbuka.
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Intelegensi
a. Pengaruh faktor bawaan
b. Pengaruh faktor lingkungan
c. Stabilitas intelegensi dan IQ Intelegensi bukanlah IQ.
d. Pengaruh faktor kematangan Tiap organ dalam tubuh manusia
e. Pengaruh faktor pembentukan Pembentukan ialah segala keadaan di luar diri
seseorang yang mempengaruhi perkembangan intelegensi.
f. Minat dan pembawaan yang khas Minat mengarahkan perbuatan kepada
suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri
manusia terdapat dorongan-dorongan (motif-motif) yang mendorong
manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar.
g. Kebebasan Kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-
metode yang tertentu dalam memecahkan masalah-masalah. Manusia
mempunyai kebebasan memilih metode, juga bebas dalam memilih masalah
sesuai dengan kebutuhannya.
Semua faktor tersebut di atas bersangkutan satu sama lain. Untuk
menentukan intelegensi atau tidaknya seorang individu.
F. Macam-Macam Pengukuran Intelegensi
Tes kemampuan adalah suatu tes yang dirancang untuk mengukur
kapasitas atau potensi seseorang dan bukanya apa yang sudah dicapai (actual
achievement), yang pada intinya terdiri dari dua bagian, yaitu: Tes intilegensia
(Tes of intelegence) yang biasanya digunakan untuk mengukur keseluruhan
kapasitas dan kemampuan memecahkan masalah (problem solving), Tes
ketangksan (Aptitude Tes) yang biasanya digunakan untuk mengukur
kemampuan belajar yang membutuhkan keterampilan-keterampilan tertentu.
Adapun tes inteligensi yang standar antara lain, adalah:
1. Tes Binet-Simon: intelegensi yang pertama kali diciptakan oleh Alfred
Binet Simon tahun 1908 di Perancis. Tes ini mulanya sangat sederhana
dan hanya untuk anak-anak saja. Akhirnya mendapat sambutan baik dari
para ahli, sehingga banyak yang menyempurnakannya. Dengan
menggunakan tes intelegensi, dapat ditentukan tingkat kecerdasan atau
inteligensi quotient (IQ) seseorang. Untuk mencari IQ rumusnya adalah:
Keterangan :
· MA (mental Age atau Umur Psikis), yaitu berapa tahun umur yang
normal dapat setingkat dengan kecerdasa anak yang bersangkutan.
Misalnya si Ali yang berumur 5 tahun dapat menjawab tes sebanyak 20
soal dengan benar. Sedangkan anak normal yang dapat menjawabnya
adalah berumur 6 thun. Jadi, berarti umur psikis Ali adalah sama dengan
6 tahun.
· CA (Chronological Age atau Umur Kalender), yaitu umur anak yang
sebenarnya ,menurut penanggalan (kalender). Ali, misalnya CA-nya
adalah 5 tahun, maka: Angka IQ Ali sebesar 120 berarti ia tergolong anak
yang cerdas (superior). Dibawah ini dijelaskan arti dari angka IQ.
140 – keatas luar biasa cerdas (genius)
120 – 139 sangat cerdas (superior)
110 -119 diatas normal
70 -79 bordeline (garis batas)
50 – 69 debile
26 – 49 embicile
0 -25 idiot
2. Tes Weschler: tes intelegensi yang dibuat oleh Weschler Bellevue tahun
1939. Tes ini ada 2 macam. Pertama untuk umur 16 tahun ke atas, dan kedua
tes untuk anak-anak. Tes Weschler meliputi dua sub, yaitu verbal dan
performance (tes lisan dan perbuatan dan keterampilan). Tes lisan meliputi
pengetahuan meliputi pengetahuan dan umum, pemahaman, ingitan, mencari
kesamaan, hitungan dan bahasa.
Sedangkan tes keterampilan meliputi:
· Menyusun gambar
· Melengapi gambar
· Menyusun balok-balok keciltes
· Menyusun bentuk gambar
· Sandi (kode angka-angka)
Sistim scoring tes Weschler berbeda dengan Binet-Simon. Jika
Binet-Simon menggunakan skala umur maka Weschler dengan skala
angka. Pada tes Weschler setiap jawaban diberi skor tertentu. Jumlah skor
mentah itu dikonversikan menurut daftar tabel konversi sehingga diperoleh
angka IQ. Persamaan tse Weschler dengan Binet-Simon yaitu kedua tes
tersebut dilaksanakan secara individual (perorangan). Selain tes Binet-
Simon dan Weschler sebagaimana dikemukakan diatas masih ada lagi tes
inteligensi, yaitu tes armnya alpha dan beta.
3. Tes army alpha dan beta: Tes Army Alpha khusus untuk calon tentara yang
pandai membaca, sedangkan yang army beta untuk calon yang tidak pandai
membaca. Tes ini diciptakan pada mulanya untuk memenuhi keperluna yang
mendesak dengan menyeleksi calon tentara waktu Perang Dunia II.
4. Tes Progresive Metrices: Tes inteligensi ini diciptakan oleh L.S Penrose dan
J.C Laven di inggris tahun 1938. Tes ini rombongan dan perorangan. Berbeda
dengan Binet Weschler, tes ini tidak menggunakan percentile.
G. Hubungan Inteligensi dengan Kehidupan
Memang kecerdasan/inteligensi seseorang memainkan peranan
yang penting dalam kehidupannya. Akan tetapi kehidupan adalah sangat
kompleks, intelegensi bukan satu-satunya faktor yang menentukan sukses
tidaknya kehidupan seseorang. Banyak lagi faktor yang lain, seperti faktor
kesehatan dan ada tidaknya kesempatan. Orang yang sakit-sakitan saja
meskipun intelejensinya tinggi dapat gagal dalam usaha mengembangkan
dirinya dalam kehidupannya. Demikian pula meskipun cerdas jika tidak ada
kesempatan mengembangkan dirirnya dapat gagal pula. Juga watak (pribadi)
seseorang sangat berpengaruh dan turut menentukan.
Sebaliknya, ada pula seorang yang sebenarnya memiliki intelejensi
yang sedang saja, dapat lebih maju dan mendapat kehidupan yang lebih layak
berkat ketekunan dan keuletannya dan tidak banyak faktor-faktor yang
menggagu atau yang merintanginya. Akan tetapi intelejensi yang rendah
menghambat pula usaha seseorang untuk maju dan berkembang, meskipun
orang itu ulet dan bertekun dalam usahanya. Kecerdasan atau intelejensi
seseorang memberi kemungkinan bergerak dan berkembang dalam bidang
tertentu dalam kehidupannya.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Intelegensi adalah aktivitas atau perilaku yang merupakan perwujudan dari
daya atau potensi untuk memahami sesuatu. K. Buhler seoprang ahli mengatakan
“Intelegensi adalah perbuatan yang disertai dengan pemahaman atau pengertian”.
Intelegensi terikat dan bebas adalah Intelegensi orang selalu ingin mengadakan
perubahan – perubahan untuk mencapai suatu tujuan, sedangkan Intelegensi
menciptakan adalah Intelegensi mencipta ialah kesanggupan menciptakan tujuan
baru dan mencari alat- alat yang sesuai guna mencapai tujuan itu
Terberntuknya intelegensi dilatar belakangi adanya faktor-faktor yaitu: Faktor
bawaan biasanya dari keluarga, lingkungan Perkembangan anak sangat
dipengaruhi oleh gizi yang dikonsumsi, faktor kematangan Tiap organ dalam
tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan, faktor pembentukan
Pembentukan ialah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi
perkembangan intelegensi.
Berpikir adalah fungsi kognitif yang memungkinkan seseorang untuk
merepresentasikan dunia sebagai model dan memberikan perlakuan terhadapnya
secara efektif sesuai dengan tujuan, rencana, dan keinginan. Berpikir sangat
bermanfaat untuk memahami realita dalam rangka mengambil keputusan,
memecahkan persoalan, dan menghasilkan sesuatu yang baru. Memahami realitas
berarti menarik kesimpulan, meneliti berbagai kemungkinan penjelasan dari
realitas eksternal dan internal. Berpikri bisa mneghasilkan pengertian, pendapat,
dan kesimpulan.
3.2 Saran
Penyusun makalah ini hanya manusia yang dangkal ilmunya, yang
hanya mengandalkan buku referensi. Maka dari itu penyusun menyarankan agar
para pembaca yang ingin mendalami masalah intelgensi dan berpikir ini, agar
setelah membaca makalah ini, membaca sumber-sumber lain yang lebih komplit,
tidak hanya sebatas membaca makalah ini saja.
DAFTAR PUSTAKA

Walgito, Bimo, 2005. Pengantar Psikologi Umum. Andi: Yogyakarta


http://id.wikipedia.org/wiki/Intelegensi
http://indonesiapsikologi.blogspot.com/2013/05/intelegensi-adalah.html
http://kakafipein.wordpress.com/2013/04/16/proses-berfikir-dan-pemecahan-
masalah/
http://www.iba.web.id/2012/02/sepuluh-macam-intelegensi.html
http://xerma.blogspot.com/2013/08/pengertian-dan-penjelasan-berfikir.html
Sarlito W Sarwono, Pengantar Psikologi Umum,PT.Raja Grafindo
Persada:Jakarta,2010, hlm 124-125.
http://www.duniapsikologi.com/emosi/ 13/04/2013 23:00
Drs.H Abu Ahmadi. Psikologi Umum.Rineka Cipta. Jakarta. 2003. hlm 101

akhmadsudrajat.wordpress.com 14/042013 13.30

Sarlito W Sarwono. Ibid., hlm 136-137

http://wandi.guru-indonesia.net/artikel_detail-22714.html 13/04/2013 23:20

Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab. Psikologi Suatu Pengantar
(Dalam Prespektif Islam).Kencana. Jakarta.2009 hlm 172-173
MAKALAH
PENGANTAR PISIKOLIOGI

“BERPIKIR DAN INTLEGENSI ”


Dosen Pembimbing : INDRAWATI, S.Pd. I, M.Pd.I

Disusun Oleh :

- Rani Safitri ( 1512000034 )


- A. Tibyan I ( 1512000019 )

JURUSAN PENDIDIKAN GURU RAUDHATUL ATHFAL

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MA’ARIF

JAMBI

2015/2016
KATA PENGANTAR

Segala ucap syukur kepada Allah SWT yang telah memberberikan rahmat
dan hidayahnya beserta segala kemudahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Berpikir dan Intelrgensi ” dengan sebaik mungkin dan
insya Allah bermanfaat bagi semua pembaca.
Dalam proses penyelesaian makalah ini, penulis banyak mendapatkan
dorongan serta bimbingan dari berbagai pihak, karenanya pada kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya.
1. Allah SWT yang telah berkenan memberikan kekuatan baik lahir maupun batin
dan kesempatan untuk menyelesaikan karya tulis ini
2) Ibu Indrawati, S. Pd. I, M.Pd.I Selaku Dosen Belajar dan pembelajaran.
3) Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung ikut membantu
penyusunan tugas ini
Dalam makalah ini akan di kemukakan penjelasan atau uraian dari bab II
mengenai pengertian Intelegensi, pengertian Berpikir, macam-macam kegiatan
berpikir, dan tentang tes intelegensi. Kemudian diakhiri dengan saran dan kritik
Dengan selesainya makalah sebagai salah satu tugas “Psikologi” ini,
penulis menyadari bahwa makalah penuh dengan kekurangan, tak ada gading
yang tak retak oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis
harapkan untuk makalah yang lebih baik kedepannya. Dan akhirnya dengan penuh
harapan semoga karya kecil ini bermanfaat juga menambah wawasan bagi
pembaca. Amin yaa rabbal ‘alamin.

Jambi, 6 April 2016

Penulis
DAFTRAI ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ......................... ii
DAFTAR ISI ............. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakana . 1
B. Rumusan. 1
C. Tujuan .. 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Proses berpikir
B. Pengertian berpikir
C. Manfaat berpikir
D. Gangguan dalam berpikir
E. Hasil proses berpikir
F. Tingkat- tingkat berpikir
G. Intelegensi
H. Intuisi

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai