Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

INGATAN DAN BERPIKIR

Mata kuliah : Psikologi Umum


Dosen Pengampu : Denny Wahyuni, M.Pd

Kelompok :

Ayu Fadilah
Isti Khotimah Ulfiah

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)


STAI NURUL FALAH AIR MOLEK
TAHUN 2022
1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karuniaNya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu
untuk menyelesaikannya, yaitu makalah mata kuliah Psikologi Umum yang berjudul
“INGATAN DAN BERPIKIR”. Makalah disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
Psikologi Umum. Sehubungan dengan tersusunnya makalah ini kami menyampaikan terim kasih
kepada ibu Denny Wahyuni M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah psikologi umum. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi kami dan pembaca. Kami menyadaribahwa makalah ini masih
terdapat kekurangan dan kelemahan. Namun kami tetap mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun sehingga bisa menjadi acuan dalam penyusunan makalah selanjutnya.

Air Molek, 18 Oktober2022

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………..2

DAFTAR ISI…………………………………………………………………..3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………………………4
B. Rumusan Masalah………………………………………………….4
C. Tujuan Masalah……………………………………………………4

BAB II PEMBAHASAN

1.Pengertian ingatan dan berpikir………………………………………….5

2. Proses ingatan dan berpikir……………………………………………..6

3.Jenis jenis ingatan dan berpikir………………………………………….7

4. Faktor-faktor penghambat ingatan dan berpikir……………………….9

5. Gangguan ingatan dan


berpikir………………………………………………………………………..10

BAB III PENUTUP

Kesimpulan…………………………………………………………………..12

Saran…………………………………………………………………………12

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

3
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Ingatan atau sering disebut memory adalah sebuah fungsi dari kondisi yang melibatkan
otak dalam pengambilan informasi. Ingatan juga dipandang sebagai suatu hubungan antara
pengalaman dengan masa lampau. Apa yang telah diingat adalah hal yang pernah dialami,
dipersepsi dan hal tersebut pernah dimasukkan kedalam jiwanya dan disimpan kemudian pada
suatu waktu kejadian itu ditimbulkan kembali dalam kesadaran.

Mengenai soal berpikir ini terdapat beberapa pendapat diantaranya ada yang
menganggapsebagai suatu proses asosiasi saja. Sedangkan fungsionalist memandang berpikir
sebagai suatu proses penguatan hubungan antara simulus dan respon. Atau secara sederhana
berpikir adalah memproses informasi secara mental atau secara kognitif.

B.Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud ingatan dan berpikir ?


b. Bagaimana proses ingatan dan berpikir ?
c. Apa saja jenis-jenis ingatan dan berpikir ?
d. Apa saja faktor-faktor penghambat ingatan dan berpikir ?
e. Apa saja gangguan ingatan dan berpikir ?

C.Tujuan Masalah

a. Agar para pendengar dan pembaca mampu memahami apa itu ingatan dan berpikir.
b. Agar para pendengar dan pembaca mengetahui jenis-jenis ingatan dan berpikir.
c. Agar para pendengar dan pembaca mengetahui faktor-faktor penghambat ingatan dan
berpikir.
d. Dan supaya mengetahui apa saja gangguan pada ingatan dan berpikir.

BAB II

PEMBAHASAN

1.Pengertian ingatan dan berpikir

1.        Pengertian Ingatan

4
            Ingatan (memory) ialah kekuatan jiwa untuk menerima, menyimpan, dan
memproduksikan kesan-kesan. Ada 3 unsur dalam perbuatan ingatan, ialah menerima kesan-
kesan, menyimpan dan mereproduksikan. Adapun definisi ingatan menurut beberapa ahli:
.         a.  Ingatan adalah setiap ungkapan, dalam mana kaitan psikis dimanifestasikan
dalam dimensi waktu.
b.        Ingatan adalah kaitan masa lampau dari pengalaman (W. Stern). (Kartini, 2010:
107)
            Mengingat adalah perbuatan menyimpan hal-hal yang sudah pernah diketahui untuk
dikeluarkan dan pada saat lain digunakan kembali. Pendapat lain menyatakan ingatan adalah
simpanan pola dari sambungan-sambungan antara neuron-neuron di otak. Oleh karena itu, tanpa
ingatan hampir tidak mungkin seseorang mempelajari sesuatu. (Sarlito, 2013: 115).

2.        Pengertian Berpikir
            Arti kata dasar “pikir” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2010: 767) adalah akal
budi, ingatan, angan-angan. “Berpikir” artinya menggunakan akal budi untuk
mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu, menimbang-nimbang dalam ingatan (Wowo,
2013: 01).

 Terdapat beberapa macam pendapat mengenai pengertian berpikir, diantaranya ada yang
menganggap berpikir sebagai suatu proses asosiasi saja, ada pula yang memandang berpikir
sebagai proses penguatan hubungan antara stimulus dan respons, ada yang mengemukakan
bahwa berpikir itu merupakan suatu kegiatan psikis untuk mencari hubungan antara dua objek
atau lebih. Selain itu terdapat pula pendapat para ahli mengenai berfikir diantaranya:
a. Philip L. Harriman mengungkapkan, bahwa berpikir(thinking)adalah istilah yang sangat
luas dengan berbagai definisi misalnya, angan-angan, pertimbangan, kreativitas, tingkah
laku seperti , pembicaraa yang lengkap, aktivitas idaman, pemecahan masalah,
penentuan, perencanaan, dan sebagainya, aktivitas dalam menanggapi suatu situasi yang
tidak objektif yang menyerang organ panca indra.
b. .b.        “Berpikir merupakan manipulasi atau organisasi unsur-unsur lingkungan dnegan
menggunakan lambang-lambang sehingga tidak perlu langsung melakukan kegiatan yang
tampak,” kata Floyd L. Ruch dalam bukunya yang klasik, Psychology and Life (1967).
c. Secara singkat Anita Taylor mendefinisikan berpikir sebagai proses penarikan
kesimpulan.

2.Proses ingatan dan berpikir

A.        Proses Ingatan
Ada tiga momen ingatan:
a. Momen mencamkan
b. Menurut terjadinya, mencamkan itu dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1. Mencamkan yang sekehendak, dan

5
2. Mencamkan yang tidak sekehendak.
3. Mencamkan yang tidak sekehendak atau tidak disengaja itu artinya dengan tidak
dikehendaki, tidak disengaja, memperoleh sesuatu pengetahuan. Sedangkan
mencamkan dengan sekehendak atau dengan sengaja artinya mencamkan dengan
sengaja dan dikehendaki; dengan sadar sungguh-sungguh mencamkan
sesuatu(menghafal).
c. Momen menyimpan
1. Setalah kita selesai mencamkan, banyak sekali hal-hal yang kita lupakan, tetapi
lebih kemudian yang kita lupakan lagi makin lama makin sedikit. Maka bahan
yang ingin kita ingat dengan baik, haruslah terus-menerus kita ulangi; dan untuk
keperluan ini tentu saja kita harus membagi-bagi waktu belajar secara baik.
d. Momen mereproduksi. (Patty, 1982: 107)          
            Reproduksi adalah pengaktifan kembali hal-hal yang telah dicamkan. Dalam reproduksi
ada dua bentuk, yaitu:
a. Mengingat kembali (recall), dan
b. Mengenal kembali (recognition).
B.Proses Berpikir
            Dalam berpikir seseorang tentunya melalu beberapa proses. Diantaranya:
a. Pembentukan Pengertian
a. Yang dimaksud dengan pengertian ialah himpunan ciri-ciri hakiki atau sifat yang
khas dari sesuatu yang lain. Pengertian diperoleh berdasarkan pengalaman, atau
dengan jalan berpikir.
b. Akal berusaha mencari sejumlah ciri pokok dari sekumpulan objek-objek tersebut,
sehingga terpisah dari ciri-ciri objek selainnya yang tidak perlu dan tidak mesti
ada. Misalnya, binatang bertulang belakang, Apa-apa yang menjadi ciri binatang
bertulang belakang dikumpulkan, yang bukan dipisahkan, tidak dimasukkan.
b. Pembentukan Pendapat
a. Pendapat dibentuk dari dua pengertian atau lebih yang merupakan hasil dari
perbuatan pikiran yang mengandung hubungan arti. Misalnya, kita menyatakan:
“Rumah yang baru itu indah” Pendapat semacam ini disebut pendapat yang
positif. Sebaliknya “Rumah itu jelek” pendapat ini disebut pendapat yang negatif.
Ada juga kriteria lain, “pendapat modalitet”, yaitu pendapat yang menyatakan
kemungkinan, dan keraguan tentang sesuatu unsur dari sesuatu. Misalnya, Si A mungkin
orang yang jujur, mungkin juga penipu.
           
c.pembentukan keputusan
Menurut terjadinya ada tiga macam keputusan, yaitu:
a).        Keputusan dari pengalaman-pengalaman, misalnya:
         Kemarin paman duduk dikursi yang panjang.
b).        Keputusan dari tanggapan-tanggapan, misalnya:
         Sepeda saya sudah tua, dan lain-lain.

6
c)        Keputusan dari pengertian-pengertian, misalnya:
         Berdusta adalah tidak baik.
c. Pembentukan kesimpulan
            Tujuan dari berpikir ialah mencari pemecahan-pemecahan masalah yang dihadapi.
Berdasarkan data-data yang didapatkan, maka ditarik kesimpulan sebagai pendapat yang akhir
berdasarkan data-data atau pendapat yang mendahuluinya.
            Jadi pembentukan kesimpulan adalah membentuk suatu pendapat berdasarkan pendapat-
pendapat yang telah ada.
            Untuk menarik kesimpulan dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
a) Atas dasar analogi
Kesimpulan atas dasar analogi, yaitu kesimpulan yang diambil dengan cara
mengkiaskan atau menyamakan antara sesuatu dengan yang lain berdasarkan
pertimbangan hal/kejadian-kejadian yang sama yang terjadi sebelumnya.
b) Secara induktif
Kesimpulan yang diambil secara induktif, yaitu kesimpulan yang diambil berdasarkan
hal-hal atau peristiwa-peristiwa yang sama, kemudian diambil sifat-sifatnya yang
berlaku umum bagi hal-hal atau peristiwa-peristiwa.
c) Secara deduktif
            Kesimpulan ini diambil dari konsep yang bersifat umum untuk hal-hal yang bersifat
khusus.

3.Jenis-jenis ingatan dan berpikir

1..        Jenis-Jenis Ingatan
a. Ingatan yang cepat dan mudah; artinya seseorang dapat dengan mudah dalam menerima
kesankesan, misalnya: ada orang yang dengan cepat dapat mengingat baik-baik suatu
lagu dan ada pula yang lambat.
b. Ingatan yang luas, artinya; dalam sekaligus sesorang dapat menerima banyak kesan-kesan
dan dalam daerah yang luas.
c. Ingatan yang teguh, artinya; kesan yang telah diterimanya itu tetap tidak berubah,
melainkan tetap sebagaimana pada waktu menerimanya.
d. Ingatan yang setia, artinya; kesan yang telah diterimanya itu tetap tidak berubah,
melainkan tetap sebagaiman pada waktu menerimanya.
e.         Ingatan mengabdi atau patuh, berarti; bahwa kesan yang pernah dicamkan dapat
dengan mudah direproduksikan secara lancar. (Mahfudz, 1991 Hal.92)
       Sistem yang dibangun untuk ingatan agar sebuah informasi tetap diingat adalah melalui:
a). Ingatan sensori
Yaitu tempat sementara penyimpanan informasi. Pada bagian ini modalitas dari sensori
individu amatlah penting, dari pancaindera, yang bisaberupa visual atau pendengaran dan
segera masuk ke dalam bagian khusus korteks (Foer, 2007). Bersifat sangat sebentar dan

7
cepat. Daya simpannya hanya sekitar satu detik( Feldman, 2003). Informasi yang disimpan
oleh individu sangat tinggi.
b). Ingatan jangka pendek
Dibagian ini ingatan dapat bertahan selama 15-25 detik (Feldman, 2003). Kapasitanya
terbatas, sekitar lima sampai sembilan unti informasi, sering disebut “seven-plus-orminus-
two”.
c). Ingatan jangka panjang
Penyimpanan informasi relatif permanen, walaupun terkadang sulit untuk dikeluarkan
kembali( Feldman, 20013). Kapasitasnya nyari tak terbatas. Kapasitasnya yang luar biasa
inilah yang kemudian menyimpan banyak hal yang umumnya berupa fakta-fakta dan
peristiwa-peristiwa, kebiasaan, ingaan, dan emosi (Foer, 2007). (Sarlito, 2013: 116)

2.        Jenis-Jenis Berpikir
            Secara garis besar ada dua macam berpikir: berpikir autistik dan berpikir realistik
(Rahmat, 1994: 69)
a. Berpikir autistik, yaitu dengan melamun, berfantasi, menghayalkan, dan wishful thinking.
Dengan berpikir autistik, orang melarikan dan dari kenyataan melihat hidup sebagai
gambar-gambar.
b. Berpikir realistik, disebut juga nalar (reasoning), ialah berpikir dalam rangka
menyesuaikan diri dengan dunia nyata. (Nina, 2011: 5)
Floyd L. Ruch (1967) menyebut tiga macam berpikir realistik:
a). Berpikir Deduktif
Deduktif merupakan sifat deduksi. Kata deduksi berasal dari kata Latin deducere (de
berarti ‘dari’, dan kata ducere berarti ‘mengantar’, ‘memimpin’). Dengan demikian,
kata deduksi yang diturunkan dari kata itu berarti ‘mengantar dari suatu hal ke hal
lain’. Sebagai suatu istilah dalam penalaran, deduksi merupakan proses berpikir
(penalaran) yang bertolak dari proposisi yang sudah ada, menuju proposisi baru yang
berbentuk suatu kesimpulan (Keraf. 1994:57). Contoh: Semua manusia akan mati
(kesimpulan umum)
b). Berpikir induktif
Induksi adalah proses berpikir yang bertolak dari satu atau sejumlah fenomena
individual untuk menurunkan suatu kesimpulan(inferensi). Jadi, berpikir induktif
ialah menarik suatu kesimpulan umum dari berbagai kejadian(data) yang ada di
sekitarnya. Contoh: Seorang guru mengadakan eksperimen-eksperimen menanam
biji-bijian bersama murid-muridnya; tumbuhnya ke atas pula; kacang merah ditanam
dengan mata lembaganya di sebelah bawah, tumbuhnya ke atas pula; biji-biji yang
lain demikian pula. Kesimpulannya: semua batang tanaman tumbuhnya ke atas
mencari sinar matahari.
c). Berpikir evaluatif
Berpikir evaluatif adalahh berpikir kritis, menilai baik-uruknya, tepat atau tidaknya
suatu gagasan. Dalam berpikir evaluatif, kita tidak menambah atau mengurangi

8
gagasan. Kita menilainya menurut kriteria tertentu(Rakhmat, 1994). (Alex, 2003
Hal.214)
           
4.Faktor-faktor penghambat ingatan dan berpikir

1.        Faktor Penghambat Ingatan


     Ada faktor-faktor yang ternyata mempengaruhi daya kerja ingat antara lain:
a. Faktor usia, ingatan yang paling tajam pada diri manusia kurang lebih pada masa kanak-
kanak (10-14 tahun) dan ini berlaku untuk ingatan yang bersifat mekanis yakni ingatan
untuk kesan-kesan penginderaan. Sesudah usia tersebut, kemampuan untuk mencamkan
dalam ingatan juga dapat dipertinggi akan tetapi untuk kesan-kesan yang mengandung
pengertian (daya ingat logis) dan ini berlangsung antara usia 15-50 tahun.
b. Kondisi fisik, misalnya kelelahan, sakit, dan kurang tidur dapat menurunkan daya kerja
atau prestasi ingatan.
c. Faktor emosi, dalam hal ini seseorang akan mengingat sesuatu lebih baik apabila
peristiwa-peristiwa itu menyentuh perasaan-perasaan sedangkan kejadian yang tidak
menyentuh emosi seringkali diabaikan.
d. Minat dan Motivasi, dalam pengalaman sehari-hari, kita sering mengamati remaja yang
tidak lupa suatu lirik lagu walaupun dalam bahasa asing. Orang yang sering bepergian,
mempunyai ingatan tentang ilmu bumi yang jauh lebih baik daripada yang tidak pernah
kemana-mana. Artinya disini seseorang yang mengingat segala sesuatu tentang hal yang
disukainya jauh lebih baik dari pada hal yang tidak disukainya. Jelaslah minat sangat
meningkatkan motivasi dan pada gilirannya akan meningkatkan daya ingat.

2.        Faktor Penghambat Berpikir

            Hambatan-hambatan yang mungkin timbul dalam proses berpikir dapat disebabkan,
antara lain:
a. Data yang ada kurang sempurna sehingga masih banyak lagi data yang harus diperoleh;
b. Data yang ada dalam keadaan “confuse”, data yang satu bertentangan dengan data yang
lain, sehingga keadaan itu akan membingungkan dalam proses berpikir. Kekurangan
fakta dan kurang jelasnya fakta akan menjadikan hambatan bagi orang dalam berpikir,
lebih-lebih kalau datanya satu sama lain saling bertentangan. (Dedeh, 2015: 101)
           
5. Gangguan ingatan dan berpikir

1..        Gangguan pada Ingatan


a. Amnesia
Amnesia ialah: hilangnya ingatan, yang bisa berlangsung dalam waktu pendek,
maupun berlanjut kepanjangan; khususnya hal ini menyangkut ide-ide yang harus
diungkapkan dengan kata-kata. Amnesia juga bisa berlangsung definitif, secara tetap,

9
dan hilang untuk selama-lamanya. Sifatnya bisa sebagian/persial saja yang hilang dari
ingatan; akan tetapi bisa juga bersifat total, yaitu seluruh kesadaran masa lampau
hilang sama sekali, atau terganggu secara total, dan tidak dapat diingat kembali.
Kadangkala amensia itu bisa berlangsung secara periodik atau berkala. Pada peristiwa
gagar otak (commotio cerebri) dan cedera pada otak, amnesia sering terjadi.
.
b. Hambatan pada Reproduksi
Reproduksi dari tanggapan ialah: pemunculan tanggapan-tanggapan dari keadaan di
bawah-sadar (tidak disadari, dalam keadaan latent) kedalam keadaan disadari atau
dijadikan aktual dan dapat diingat kembali.
            Pada proses-proses reproduksi ini penyebab daripada hambatannya yang terutama ialah
emosi-emosi. Misalnya wujud: rasa malu yang hebat, kecemasan kronis, rasa rendah diri, rasa
takut, yang semuanya menghambat kelancaran reproduksi dari tanggapan-tanggapan yang
menghambat pula kelancaran fungsi ingatan.
           
a. Kelambatan Daya Pikir: Bradyfreni
Pada peristiwa gangguan pikiran bradyfreni, arus-arus pikiran-pikiran bisa jadi
lamban/lambat. Kelambanan itu jugaa bisa berlangsung pada peristiwa amnetis dan
cedara otak. Keadaan amnetis adalah keadaan pasien yang tengah mengalami defek-
defek ingatan(kehilangan ingatan). Reaksi orang yang bersangkutan menjadi sangat
lambat, dan dengan susah payah dia akan menjawab pertanyaan orang lain.

b. Percepatan pada pikiran


.
Pikiran sering juga meloncat-loncat dengan amat cepat, namun tanpa arah. Bahkan
pikiran yang satu membentur pikran lainnay, sebab tidak cocok satu sama lain.
Pikirannya tentang cepat seperti diburu-buru. Pasien yang menderita manis dan
sangat panas hatinya, sering menyatakan bahwa kehidupan batinnya snagat liar, lepas
lari berlarat-larat, dan ganas menggelora, bagaikan percepatan rim, tanpa bisa
dikendalikan.
c.        Terputusnya pikiran
            Terputus atau terpotongnya pikiran itu bisa disebabkan oleh: 1) obsesi psikis, 2) gejala
epilepsi (ayan), atau 3) hilangnya kesadaran dalam waktu singkat. Pada, beberapa penderita
psikotis, arus pikiran secara tiba-tiba bisa terpotong putus, tanpa adanya penurunan atau
hilangnya kesadaran. Peristiwa sedemikian ini disebut: sperrung atau penyekatan-pikiran.
Sekatan dalam hal ini affek-afek yang kuat. Tiba-tiba saja si pasien tidak bisa meneruskan
pikiran dan bicaranya.
           .
a. Inkorberensi pada Kemampuan Berpikir
Pikiran menjadi kusut-masai, apabila pasien terganggu fungsi kesadarannya. Dan
pikiran disebut inkroherent atau tidak runtun apabila kesadarannya jelas-jernih,

10
namun kaitan/hubungan diantara onderdil-onderdil atau bagian-bagian dari pikiran
tersebut tidak ada, dan terputus-putus keadaannya.
Maka keteraturan/orde dalam berpikir itu bisa berlangsung apabila pikiran dan
tanggapan-tanggpan tersebut selalu mengandung relasi-relasi: 1) waktu, 2) tempat, 3)
kausal atau sebab-musabab, dan 4) final atau mengarah pada tujuan tertentu. (Kartini,
2010: 84)
b. Oligeprenia: tuna kecerdasan (oliges = sedikit; phren = jiwa, pikiran). Penderita
oligeprenia seolah-olah dilahirkan dengan bekal yang terbatas, dan perkembangan
inteleknya pun terbatas pula.
c. Idiola: ketunaan yang terberat, terdapat tanda-tanda tidak ada kemampuan memenuhi
hidup sendiri, sukar mengembangkan diri.
d. Imbesila: dungu, lebih ringan daripada idiot. Orang yang imbesila sudah dapat mandi
sendiri, makan sendiri, hanya tingkat perkembangannya terbatas.
e. Debilita: tolol, moron, lemah kemampuan. Kemampuannya mendekati ornag yang
normal, namun taraf kemajuan yang dapat dicapai masih sangat terbatas.
f. Demensia: mula-mula penderita mengalami perkembangan normal, tetapi sesuatu sebab
perkembangannya terhenti dan mengalami kemunduran yang mencolok.
g. Delusia: (keadaan yang menunjukkan gagasan yang ilusif). Delusia sangat erat
hubungannya dengan gejala ilusi. Penderita mempunyai keyakinan yang kuat tentang
sesuatu, tetapi tidak menurut kenyataan.
h. Obsesia: (obsessio=pengepungan). Penderita seolah-olah dikepung atau dicengkeram
oleh pikiran-pikiran tertentu yang tidak masuk akal(tidak logis). Makin besar usaha untuk
melepaskan diri, makin besar pula gangguan pikiran yang mencengkeram. (Abu, 2009:
185).

11
...

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Berpikir adalah berkembangnya ide dan konsep di dalam diri seseorang. Perkembangan
ide dan konsep ini berlangsung melalui proses penjalinan hubungan antara bagian bagian
informasi yang tersimpan didalam diri seseorang yang berupa pengertian yang terjadi karena
adanya masalah.

Proses berpikir ada 3, yaitu:

1. Pembentukan pikiran
2. Pembentukan pendapat
3. Penarikan kesimpulan

Ingatan atau sering disebut memory adalah sebuah fungsi dari kognisi yang melibatkan
otak dalam dalam pengambilan informasi. Ingatan juga dipandang sebagai suatu
hubungan antara pengalaman dengan masa lampau.

Sesuai dengan uraian diatas maka kita dapat mengetahui bahwa betapa besarnya manfaat
ingatan bagi kita. Untuk itu kita sekiranya kita dapat menjaga titipan Allah tersebut, sebelum
Allah mengambilnya kembali dan diganti dengan kelupaan.

12
Saran

Dalam tugas psikologi umum kami membahas tentang ingatan dan berpikir. Kami
berharap apa yang kami buat ini dapat berguna bagi para pembaca nya. Kami juga membutuhkan
kritik dan saran dari ananda semua supaya dapat menjadikan perbaikan untuk kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 2009. Psikologi Umum. PTRINEKA CIPTA : Jakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai