Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PSIKOLOGI

BERPIKIR ASOSIASI DAN STRATEGI PEMECAHAN


MASALAH

Dosen Pembimbing : Wisnatul Izzati, S, ST.M.Kes


Disusun Oleh : Kelompok 6
Anggota :
1. Mutiara Aulia Syahfin (1920144010002)
2. Mutiara Rengganis (1920144010070)
3. Neni Patika Sari (1920144010074)
4. Nesi Agustia (1920144010075)

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN TINGKAT 1


STIKES YARSI SUMBAR BUKITTINGGI
TAHUN AJARAN : 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kesehatan
dan kesempatan sehingga makalah Psikologi tentang “Berpikir Asosiasi dan Strategi
Pemecahan Masalah” ini dapat kami selesaikan dengan tepat waktu.
Makalah ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah
psikologi. Kami ucapkan terima kasih kepada dosen dan semua pihak yang senantiasa
membantu demi kelancaran makalah ini. Kami berharap makalah ini bisa bermanfaat dan
menambah pengetahuan pembaca.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca supaya menjadi pedoman dan nantinya kami dapat menyusun makalah yang lebih
baik lagi. Kami juga meminta maaf jika terdapat banyak kesalahan di dalam makalah ini.

Bukittinggi, 20 November 2019

Kelompok Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………........................ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………...iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………..1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………….1
1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………………………...1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Berpikir Asosiasi
A. Pengertian Berpikir Asosiasi………………………………………….…...2
B. Jenis-jenis Berpikir Asosiasi………………………………………………2
C. Tahapan Berpikir…………………………………………………………..3
D. Proses Berpikir………………………………………………………….....3
2.2 Strategi Pemecahan Masalah
A. Pengertian Masalah dan Pemecahan Masalah……………………………..6
B. Strategi Pemecahan Masalah……………………………………………....6
C. Strategi Pemecahan Masalah yang Sering Digunakan…………………….6
D. Proses Dalam Pemecahan Masalah………………………………………..7

E. Penyebab Kesulitan Dalam Pemecahan Masalah……………………….....7


F. Faktor Yang Berpengaruh Dalam Proses Problem Solving………………..8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………….9
3.2 Saran…………………………………………………………………………...9
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam perjalanan hidupnya, manusia sering menghadapi


berbagai permasalahan yang perlu dipecahkan. Berpikir, memecahkan
masalah dan menghasilkan sesuatu yang baru adalah kegiatan yang
kompleks dan berhubungan erat satu dengan yang lain. Suatu
masalah umumnya tidak dapat dipecahkan tanpa berpikir, dan banyak masalah
memerlukan pemecahan yang baru bagi orang-orang atau kelompok.
Fungsi berfikir adalah untuk pemecahan masalah / persoalan (problem solving).
Umumnya kita bergerak sesuai dengan kebiasaan. Namun ketika kita menghadapi
situasi yang tidak dapat dihadapi dengan cara biasa, di situlah timbul masalah.
Selanjutnya yang harus dilakukan adalah mengatasi masalah itu.
Ketika kita memiliki masalah, seringkali kita menginginkan masalah itu
cepat hilang dengan cara apapun tanpa memikirkannya terlebih dahulu, sehingga
hasil dari pemecahan masalah yang ditemukan secara singkat itu, tidak memuaskan
bagi kita,atau bahkan menimbulkan masalah yang baru.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Apa pengertian berpikir asosiasi?
2. Apa saja jenis-jenis berpikir asosiasi?
3. Apa tahapan dan proses berpikir?
4. Apa itu pemecahan masalah?
5. Bagaimana strategi dalam pemecahan masalah?
6. Apa penyebab kesulitan dalam pemecahan masalah?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui dan memahami apa itu berpikir asosiasi
2. Mengetahui jenis-jenis berpikir asosiasi
3. Mengetahui tahapan dan proses berpikir
4. Mengetahui dan memahami apa itu pemecahan masalah
5. Mengetahui strategi dalam pemecahan masalah dan penyebab kesulitan dalam
pemecahan masalah

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 BERPIKIR ASOSIASI

A. Pengertian Berpikir Asosiasi

Berpikir adalah proses tingkah laku menggunakan pikiran untuk mencari makna dan
pemahaman terhadap sesuatu, membuat pertimbangan dan keputusan atau penyelesaian
masalah.
Definisi yang paling umum dari berpikir adalah berkembangnya ide dan konsep di dalam
diri seseorang (Bochenski, dalam Suriasumantri (ed),1983). Perkembangan ide dan konsep
ini berlangsung melalui proses penjalinan hubungan antara bagian-bagian informasi yang
tersimpan dalam diri seseorang yang berupa pengertian-pengertian.

Berpikir adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak. Kegiatan berpikir
juga melibatkan seluruh pribadi manusia, perasaan, dan kehendak manusia. Memikirkan
sesuatu berarti mengarahkan diri pada objek tertentu, menyadari secara aktif, dan
menghadirkannya dalam pikiran, kemudian mempunyai wawasan tentang objek tersebut.
Berpikir memiliki tiga pandangan dasar : (1) berpikir adalah kognitif, yaitu timbul dari
dalam pikiran, yang dapat di perkirakan lewat prilaku. (2) berpikir adalah bagian dari proses
yang melibatkan manipulatif pengetahuan dalan sistem kognitif. (3) berpikir dapat
menghasilkan prilaku yang memecahkan masalah dan membuat solusi.
Berpikir asosiatif, yaitu proses berpikir di mana suatu ide merangsang timbulnya ide
lain.Jalan pikiran dalam proses berpikir asosiatif tidak ditentukan atau diarahkan
sebelumnya, jadi ide-ide timbul secara bebas.

B. Jenis-jenis Berpikir Asosiatif


         
Jenis-jenis berpikir asosiasi yaitu :
1. Asosiasi Bebas
Suatu ide akan menimbulkan ide mengenai hal lain, tanpa ada batasnya. Misalnya, ide
tentang makan dapat merangsang timbulnya ide tentang restoran, dapur, nasi atau anak yang
belum sempat diberi makanan atau hal lainnya.

2. Asosiasi Terkontrol
Satu ide tertentu menimbulkan ide mengenai hal lain dalam batas-batas tertentu. Misalnya,
ide tentang membeli mobil, akan merangsang ide-ide lain tentang harganya, pajaknya,
pemeliharaannya, mereknya, atau modelnya, tetapi tidak merangsang ide tentang hal-hal lain
di luar itu seperti peraturan lalu lintas, polisi lalu lintas, mertua sering meminjam barang-
barang, piutang yang belum ditagih, dan sebagainya.

2
3.  Melamun
Menghayal bebas, sebebas-bebasnya tanpa batas, juga mengenai hal-hal yang tidak realistis.

4. Mimpi
Ide-ide tentang berbagai hal yang timbul secara tidak disadari pada waktu tidur. Mimpi ini
kadang-kadang terlupakan pada waktu terbangun, tetapi kadang-kadang masih dapat diingat.

5. Berfikir Artistik
Proses berpikir yang sangat subjektif. Jalan pikiran sangat dipengaruhi oleh pendapat dan
pandangan diri pribadi tanpa menghiraukan keadaan sekitar. Ini sering dilakukan oleh para
seniman dalam mencipta karya-karya seninya.

C. Tahapan Berpikir

Piaget menciptakan teori bahwa cara berpikir logis berkembang secara bertahap, kira-kira
pada usia 2 tahun dan pada sekitar usia 7 tahun. Piaget pun akhirnya mengkaji tentang
struktur mental yang melalui beberapa tahap perkembangan sebagai berikut :
1. Tahap Sensorimotor
adalah fase bayi lahir hingga usia menginjak 2 tahun. Bayi di tahap ini membangun
pemahaman tentang dunianya. Ia belajar mengkoordinasikan pengalaman sensor
motoriknya lewat gerakan , gerakan mata, dan mengeluarkan suars yang tidak jelas.
2. Tahap Praoperasional
Berlangsung kira usia 2 hingga 7 tahun. Anak-anak mulai melukiskan dunia dengan
kata-kata dan gambar-gambar.
3. Tahap Operasional Konkret
Belangsung dari usia 7-11 tahun. Pada tahap ini anak-anak dapat melaksanakan
operasi dan penalaran logis menggantikan pemikiran intuitif sejauh pemikiran dapat
diterapkan ke dalam contoh-contoh yang spesifik atau konkret.
4. Tahap Operasional Formal
Tampak dari usia 11-15 tahun. Pada tahap ini, individu melampaui dunia nyata,
pengalaman-pengalaman konkret dan berpikir secara abstrak dan lebih logis.

D. Proses Berpikir
Proses atau jalannya berpikir itu pada pokoknya ada empat yaitu :
1. Pembentukan Pengertian
Pengertian, atau lebih tepatnya disebut pengertian logis di bentuk melalui tiga tingkatan,
sebagai berikut:
a. Menganalisis ciri-ciri dari sejumalah obyek yang sejenis. Obyek tersebut kita
perhatikan unsur - unsurnya satu demi satu. Misalnya maupun membentuk
pengertian manusia. Kita ambil manusia dari berbagai bangsa lalu kita analisa ciri-
ciri misalnya :
3
Manusia Indonesia, ciri - cirinya : Manusia Negro, ciri - cirinya:
* Mahluk hidup * Mahluk hidup
* Berbudi * Berbudi
* Berkulit sawo mateng * Berkulit htam
* Berambut hitam * Berambut hitam kriting
Manusia Eropa, ciri - cirinya : Manusia Cina, ciri - cirinya:
* Mahluk hidup * Mahluk Hidup
* Berbudi * Berbudi
* Berkulit Putih * Berkulit kuning
* Berambut pirang atau putih * Berambut hitam lurus
* Bermata biru terbuka * Bermata hitam sipit
Dan manusia yang lain - lainnya lagi.
b. Membanding - bandingkan ciri tersebut untuk diketemukan ciri - ciri mana yang
sama, mana yang tidak sama, mana yang selalu ada dan mana yang tidak selalu ada
mana yang hakiki dan mana yang tidak hakiki.
c. Mengabstraksikan, yaitu menyisihkan, membuang, ciri-ciri yang tidak hakiki,
menangkap ciri-ciri yang hakiki. Pada contoh di atas ciri - ciri yang hakiki itu ialah:
Makhluk hidup yang berbudi.
2. Pembentukan Pendapat
Membentuk pendapat adalah meletakkan hubungan antara dua buah pengertian atau lebih.
Pendapat yang dinyatakan dalam bahasa disebut kalimat, yang terdiri dari pokok kalimat
atau subyek dan sebutan atau predikat.
Selanjutnya pendapat dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
a. Pendapat Positif, yaitu pendapat yang menyatakan keadaan sesuatu, Misalnya Sitotok
itu pandai, Si Ani Rajin dan sebagainya.
b. Pendapat Negatif, Yaitu Pendapat yang menidakkan, yang secara tegas menerangkan
tentang tidak adanya seuatu sifat pada sesuatu hal : Misalnya Sitotok itu Bodoh Si Ani
Malas dan sebagainya.
c. Pendapat asumtif, Yaitu Pendapat yang menerangkan kebarangkalian, kemungkinan -
kemungkinan sesuatu sifat pada sesuatu hal ; misalnya hari ini mungkin hujan, Si Ali
Mungkin tidak Datang. Dan sebagainya.

4
3. Pembentukan Keputusan
Keputusan adalah hasil perbuatan akal untuk membentuk pendapat baru berdasarkan
pendapat-pendapat yang telah ada. Ada 3 macam keputusan, Yaitu
a. Keputusan induktif
yaitu keputusan yang diambil dari pendapat - pendapat khusus menuju ke satu pendapat
umum. Misalnya : Tembaga di panaskan akan memuai
Perak di panaskan akan memuai
Besi di panaskan akan memuai
Kuningan di panaskan akan memuai Jadi (kesimpulan). Bahwa semua
logam kalau dipanaskan akan memuai (Umum)
b. Keputusan Deduktif
Keputusan deduktif ditarik dari hal yang umum ke hal yang khusus , Jadi berlawanan
dengan keputusan induktif. Misalnya : Semua logam kalau dipanaskan memuai (umum),
tembaga adalah logam. Jadi (kesimpulan) : tembaga kalau dipanaskan memuai Contoh lain :
Semua manusia terkena nasib mati, Si Karto adalah manusia Jadi pada suatu hari si Karto
akan mati.
c. Keputusan Analogis
Keputusan Analogis adalah Keputusan yang diperoleh dengan jalan membandingkan atau
menyesuaikan dengan pendapat-pendapat khusus yang telah ada. Misalnya : Totok anak
pandai, naik kelas (Khusus). Jadi (kesimpulan) Si Nunung anak yang pandai itu, tentu naik
kelas.
4. Pembentukan Kesimpulan
yaitu menarik keputusan dari hasil keputusan-keputusan yang lain
E. Hambatan Dalam Berpikir

       Dalam proses berpikir tidak selalu berlangsung dengan begitu mudah, sering orang
mengalami hambatan-hambatan dalam proses berpikirnya. Hambatan-hambatan yang
mungkin timbul dalam proses berpikir dapat disebabkan antara lain karena:
1.       Data yang kurang sempurna, sehingga masih banyak lagi data yang harus diperoleh.
2.       Data yang ada dalam keadaan confuse (membingungkan), data yang satu bertentangan
dengan data yang lain, sehingga hal ini akan membingungkan dalam proses berpikir.
       Kekurangan data dan kurang jelasnya data akan menjadikan hambatan dalam proses
berpikir seseorang. Lebih-lebih kalau datanya bertentangan dengan yang lain, misalnya
dalam cerita-cerita detektif. Karena itu ruwet tidaknya sesuatu masalah. Lengkap tidaknya
data akan dapat membawa sulit tidaknya dalam proses berpikir seseorang.

5
2.2 PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING)

A. Pengertian Masalah dan Pemecahan Masalah


          Masalah adalah suatu kondisi yang memilioki potensi untuk menimbulkan kerugian
atau menghasilkan keuntungan yang luar biasa.
Pemecahan masalah adalah tindakan memberi respon terhadap masalah untuk menekan
akibat buruknya atau memanfaatkan peluang.
B. Strategi Dalam Pemecahan Masalah

1. Strategi Menyeluruh
Di sini persoalan dipandang sebagai suatu keseluruhan dan dipecahkan
untuk keseluruhan itu.
2. Strategi Detailistis
Di sini persoalan di bagi-bagi dalam bagian-bagian dan dipecahkan bagian demi
bagian.
C. Beberapa Strategi Pemecahan Masalah Yang Sering Digunakan
1. Trial and Error
Salah satu kemungkinan strategi pemecahan masalah adalah trial and error sederhana. Akan
tetapi strategi ini biasanya akan menghabiskan waktu lama sampai kemudian muncul
pemecahan masalahnya. Dengan cara ini banyak masalah dapat pula justru tidak
terpecahkan secara sempurna.
Untuk memecahkan masalah-masalah yang sulit, perlu untuk memiliki beberapa strategi
selain trial and error. Strategi yang ada seharusnya dijadikan pijakan pada pengkategorian
dan penggambaran yang akurat dari suatu masalah. Tetapi hal ini juga harus melalui
perhitungan batas ingatan jangka pendek. Kita harus dapat menyelamatkan informasi dan
pekerjaan kita tanpa harus dibatasi oleh ruang kerja yang terlalu sumpek dengan ingatan
jangka pendek. Dengan cara ini kita akan dapat menggunakan strategi lain selain trial and
error.
2. Informational Retrieval
Informational Retrieval adalah suatu pilihan penting ketika suatu pemecahan masalah harus
ditemukan dengan cepat. Sebagai contoh seorang pilot dapat mengingat dengan cepat yang
dibutuhkan untuk menerbangkan maupun mendaratkan pesawat. Ketika seorang pilot
membutuhkan informasi, maka ia tidak punya cukup waktu untuk duduk dan menghitung
jawaban benar karena waktu adalah hal yang esensial. Oleh karena itu ia gunakan ingatan
jangka panjang untuk suatu jawaban segera. Cara ygn digunakan inilah merupakan suatu
informational retrieval.
6
3. Algoritma
Makin kompleks suatu masalah tentu membutuhkan metode yang makin kompleks pula.
Dalam beberapa kasus kita dapat menggunakan algoritma. Algoritma adalah metode
pemecahan masalah yang menjamin suatu pemecahan masalah jika tersedia kesempatan
bagi seseorang untuk mengembangkannya. Sebagai contohnya adalah algoritma untuk
memecahkan anagram, yaitu suatu kelompok huruf-huruf yang dapat diatur kembali
menjadi suatu bentuk suatu kata. Katakanlah kita diberi huruf a, l, dan t.
Lalu kita coba alt, atl, lta, tla, tal, dan akhirnya kita temukan lat (terlambat) sehingga
masalahnya terpecahkan. Contoh lain adalah untuk memindahkan suhu Fahrenheit ke
Celcius maka kita dapat menggunakan rumus = 5/9 x (F-32). Formula ini sebagaimana
halnya formula yang lain merupakan suatu algoritma.
4. Heuristic
Banyak masalah yang dapat kita temukan sehari-hari yang tidak dapat begitu saja dapat
dipecahkan dengan algoritma. Pada bagian ini kita akan belajar menggunakan strategi lain
yang disebut dengan heuristic. Heuristic adalah suatu hukum yang terutama membantu kita
untuk menyederhanakan masalah. Metode ini meski tidak menjamin suatu pemecahan
masalah, tetapi akan mencoba atau berusaha untuk mencapainya. Suatu metode heuristic
mungkin hanya dapat bekerja dengan baik untuk situasi tertentu, sementara metode yang
lain mungkin hanya digunakan untuk tujuan-tujuan khusus. Akan tetapi metode heuristic
secara umum dapat digunakan untuk masalah-masalah manusia yang lebih luas.
D. Proses Pemecahan Masalah
1.Penafsiran Masalah : Disebut juga dengan mendefinisikan masalah dengan cara
berpikir kreatif.
2.Strategi Pemecahan Masalah : Membuat seleksi terhadap strategi pemecahan masalah
yang terbaik.
E. Penyebab Kesulitan Dalam Memecahkan Persoalan
1. Pemecahan persoalan yang berhasil biasanya cenderung dipertahankan pada persoalan-
persoalan yang berikutnya. Padahal belum tentu persoalan berikut itu dapat dipecahkan
dengan cara yang sama. Dalam hal ini akan timbul kesulitan-kesulitan terutama kalau
orang yang bersangkutan tidak mau mengubah dirinya.
2. Sempitnya pandangan sering dalam memecahkan persoalan, seseorang hanya melihat
satu kemungkinan jalan keluar. Meskipun ternyata kemungkinan yang satu ini tidak
benar, orang tersebut akan mencobanya terus, karena ia tidak melihat jalan keluar yang
lain. Tentu saja ia akan mengalami kegagalan. Kesulitan seperti ini disebabkan oleh
sempitnya pandangan orang tersebut. Sehingga tidak dapat melihat adanya beberapa
kemungkinan jalan keluar.

7
F. Faktor Yang Berpengaruh Dalam Proses Pemecahan Masalah
Terdapat 4 faktor yang mempengaruhi dalam proses pemecahan masalah yaitu :
1. Motivasi
Motivasi yang rendah akan mengalihkan perhatian, sedangkan motivasi yang tinggi
akan membatasi fleksibilitas.
2. Kepercayaan dan Sikap yang Salah
Asumsi yang salah dapat menyesatkan kita. Bila kita percaya bahwa kebahagiaan
dapat diperoleh dengan kekayaan material, kita akan mengalami kesulitan ketika
memecahkan penderitaan batin kita. Kerangka rujukan yang tidak cermat
menghambat efektifitas pemecahan masalah.
3. Kebiasaan
Kecenderungan untuk mempertahankan pola pikir tertentu atau melihat masalah
hanya dari satu sisi saja, atau kepercayaan yang berlebihan dan tanpa kritis pada
pendapat otoritas menghambat pemecahan masalah yang efisien. Ini menimbulkan
pemikiran yang kaku ( rigid mental set ), lawan dari pemikiran yang
fleksibel( flexible mental set) .
4. Emosi
Dalam menghadapi berbagai situasi, kita tanpa sadar terlibat secara emosional.
Emosi ini mewarnai cara berpikir kita sebagai manusia yang utuh, kita tidak dapat
mengesampingkan emosi. Tetapi bila emosi itu sudah mencapai intensitas yang
begitu tinggi sehingga menjadi stress, barulah kita menjadi sulit untuk berpikir
efisien. (Zimbio : 2011)
5. Takut
Takut mungkin melebih-lebihkan kesulitan persoalan dan menimbulkan sikap resah
yang melumpuhkan tindakan ; marah mendorong tindakan yang kurang dipikirkan ;
kecemasan sangat membatasi kemampuan kita melihat masalah dengan jelas atau
merumuskan kemungkinan pemecahan.
Selain faktor-faktor di atas, faktor lain yang mempengaruhi proses problem solving
adalah faktor biologis, misalnya terlalu lapar, setengah lapar, kurang tidur. Manusia
yang kurang tidur akan mengalami penurunan dalam kemampuan berpikir.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan kami diatas, dapat kami simpulkan bahwa berfikir adalah proses
tingkah laku menggunakan pikiran untuk mencari makna dan pemahaman terhadap sesuatu,
membuat pertimbangan dan keputusan atau penyelesaian masalah.
Pemecahan masalah adalah tindakan memberi respon terhadap masalah untuk
menekan akibat buruknya atau memanfaatkan peluang. Macam – macam berfikir terbagi
menjadi dua yaitu berfikr asosiatif dan berfikir terarah. Langkah – langkah proses berfikir
yaitu pembentukan pengertian, pembentukan pendapat, dan penarikan kesimpulan atau
pembentukan keputusan. Ada dua strategi dalam pemecahan masalah yaitu strategi
menyeluruh dan strategi detailistis. Selain itu ada beberapa strategi pemecahan masalah
yang sering digunakan yaitu Trial and error, Informational Retrieval, Algoritma, dan
Heuristic. Proses pemecahan masalah jaga terbagi menjadi 2 yaitu penafsiran masalah dan
strategi pemecahan.

3.2 Saran
Manusia telah dibekali dengan akal dan pikiran yang harus digunakan dengan sebaik
mungkin, karena dengan berpikir manusia akan lebih maju dan siap menghadapi
permasalahan dalam hidupnya. Kami berharap makalah ini bisa bermanfaat untuk pembaca,
khususnya bagi mahasiswa.

9
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Jenita Doli Tine Donsu, SKM., MSi. 2017. Psikologi Keperawatan . Penerbit Pustaka
Baru Press.
http://membacabuku-online.blogspot.com/2018/05/makalah-psikologi-umum-berpikir-
dan.html?m=1
http://buntataris.blogspot.com/2012/07/makalah-psikologi-berfikir-dan.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai