Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TEORI BERFIKIR
PSIKOLOGI UMUM

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 4


1. Yeni astuti
2. Deka Aisyah
3. Nopita Etpianti

DOSEN PENGAMPU:
PRENGKI ADE CHANDRA, M.Pd.I

PRODI PIAUD
PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
INSTITUT AGAMA ISLAM YASNI MUARA BUNGO
TAHUN AJARAN 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala karunia-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu.
Penyusunan makalah ini tidak bisa selesai dengan baik tanpa bantuan dari banyak
pihak. Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen atas tugas yang telah
diberikan. Dengan tugas ini, ada banyak hal yang bisa kami pelajari melalui
penelitian dalam makalah ini.
Makalah dengan judul “TEORI BERFIKIR” disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah.Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan bagi penulis dan juga bagi para pembaca. Melalui makalah ini,
diharapkan pembaca bisa mendapatkan ilmu dan perspektif baru.
Setelah berhasil menyelesaikan makalah ini, kami berharap dapat
memberikan manfaat bagi orang lain. Kami menyadari bahwa makalah yang kami
tulis masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kita nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Muara Bungo,Oktober 2023

Penyusun

i
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan masalah..........................................................................................1
1.3Tujuan.............................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1 Pengertian Berpikir........................................................................................3
2.2 Berpikir sebagai Aktivitas Mental.................................................................3
2.3 Berpikir dan bernalar.....................................................................................5
2.4 Bahasa dan Pikiran.........................................................................................6
2.5 Macam-Macam berpikir.................................................................................8
BAB III..................................................................................................................10
PENUTUP..............................................................................................................10
3.1 Kesimpulan..................................................................................................10
3.2 Saran.............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berpikir adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak. Akan
tetapi, pikiran manusia, walaupun tidak bisa dipisahkan dari aktivitas kerja otak,
lebih dari sekedar kerja organ tubuh yang di sebut otak. Kegiatan berpikir juga
melibatkan seluruh pribadi manusia dan juga melibatkan perasaan dan kehendak
manusia. Memikirkan sesuatu berarti mengarahkan diri pada objek tertentu,
menyadari kehadirannya secara aktif menghindarkannya dalam pikiran kemudian
mempunyai gagasan atau wawasan tentang objek tersebut.
Berpikir juga berarti berjerih payah seara mental untuk memahami sesuatu
yang dialami atau mencari jalan keluar dari persoalan yang sedang dihadapi.
Dalam berpikir juga termuat kegiatan meragukan , dan memastikan,
merancang, menghitung, mengukur, mengevaluasi, membandingkan,
menggolongkan, memilah-milah, atau membedakan menghubungkan,
menafsirkan, melihat kemungkinan-kemungkinan yang ada, membuat analisis
dan sintesis, menalar atau menarik kesimpulan dari premis-premis yang ada,
menimbang dan memutuskan. Kegiatan berpikir ini di rangsang oleh
kekaguman dan keheranan dengan apa yang terjadi atau yang di alami.
Sehingga kekaguman dan keheranan tersebut menimbulkan pertanyaan-
pertanyaan untuk dijawab.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa pengertian berpikir?
2. Apakah berpikir sebagai aktivitas mental?
3. Apa perbedaan berpikir dan bernalar?
4. Apa hubungan bahasa dengan berpikir?
5. Apa macam-macam berpikir?

1
2

1.3Tujuan
1. Mengetahui pengertian berpikir
2. Mengetahui berpikir sebagai aktivitas mental
3. Mengetahui perbedaan berpikir dan bernalar
4. Mengetahui hubungan antara bahasa dan berpikir
5. Mengetahui Macam-macam berpikir
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Berpikir


Berpikir adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak. Akan
tetapi, pikiran manusia, walaupun tidak bisa dipisahkan dari aktivitas kerja
otak, lebih dari sekedar kerja organ tubuh yang di sebut otak. Kegiatan
berpikir juga melibatkan seluruh pribadi manusia dan juga melibatkan
perasaan dan kehendak manusia. Memikirkan sesuatu berarti mengarahkan
diri pada objek tertentu, menyadari kehadirannya secara aktif
menghindarkannya dalam pikiran kemudian mempunyai gagasan atau
wawasan tentang objek tersebut.
Berpikir adalah satu keaktifan pribadi manusia yang mengakibatkan
penemuan terarah pada suatu tujuan. Kita berpikir untuk menemukan
pemahaman atau pengertian yang kita inginkan.
Pada hakikatnya, berpikir merupakan ciri utama bagi manusia untuk
membedakan antara manusia dengan makhluk lain. Dengan dasar berpikir ini,
manusia dapat mengubah keadaan alam sejauh akal dapat memikirkannya.
Berpikir juga disebut sebagai proses bekerjanya akal, manusia dapat berpikir
karena manusia berakal. Akal merupakan merupakan salah satu unsur
kejiwaan manusia untuk mencapai kebenaran, disamping rasa untuk mencapai
keindahan dan kehendak untuk mencapai kebaikan. Dengan akal inilah,
manusia dapat berpikir untuk mencari kebenaran hakiki.

2.2 Berpikir sebagai Aktivitas Mental


Berpikir “mencakup banyak aktivitas mental. Kita berpikir saat
memutuskan barang apa yang akan kita beli di toko. Kita berpikir saat
melamun sambil menunggu kuliah pengantar psikologi dimulai. Kita berpikir
saat mencoba memecahkan soal ujian yang diberikan di kelas. Kita berpikir
saat menulis artikel, menulis makalah, menulis surat, membaca buku,
membaca koran, merencanakan liburan atau mengkhawatirkan suatu
persahabatan yang terganggu.

3
4

Berpikir adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak.


Akan tetapi, pikiran manusia, walaupun tidak bisa dipisahkan dari aktivitas
kerja otak, lebih dari sekedar kerja organ tubuh yang di sebut otak. Kegiatan
berpikir juga melibatkan seluruh pribadi manusia dan juga melibatkan
perasaan dan kehendak manusia. Memikirkan sesuatu berarti mengarahkan
diri pada objek tertentu, menyadari kehadirannya secara aktif
menghindarkannya dalam pikiran kemudian mempunyai gagasan atau
wawasan tentang objek tersebut.
Berpikir juga berarti berjerih payah seara mental untuk memahami sesuatu
yang dialami atau mencari jalan keluar dari persoalan yang sedang dihadapi.
Dalam berpikir juga termuat kegiatan meragukan , dan memastikan,
merancang, menghitung, mengukur, mengevaluasi, membandingkan,
menggolongkan, memilah-milah, atau membedakan menghubungkan,
menafsirkan, melihat kemungkinan-kemungkinan yang ada, membuat analisis
dan sintesis, menalar atau menarik kesimpulan dari premis-premis yang ada,
menimbang dan memutuskan. Kegiatan berpikir ini di rangsang oleh
kekaguman dan keheranan dengan apa yang terjadi atau yang di alami.
Sehingga kekaguman dan keheranan tersebut menimbulkan pertanyaan-
pertanyaan untuk dijawab.

Biasanya, kegiatan berpikir dimulai ketika muncul keraguan dan


pertanyaan untuk dijawab atau berhadapan dengan persoalan atau masalah
yang memerlukan pemecahan. Seperti yang dikemukakan oleh Charles S.
Pierce, dalam berpikir ada dinamika gerak dari adanya gangguan suatu
keraguan.
Perbedaan dalam cara berpikir dan memecahkan masalah merupakan
hal nyata dan penting. Perbedaan ini mungkin sebagian disebabkan oleh faktor
pembawaan sejak lahir dan sebagian lagi berhubungan dengan taraf
kecerdasan seseorang. Namun, jelas bahwa proses keseluruhan dari
pendidikan formal dan pendidikan informal sangat mempengaruhi gaya
5

berpikir seseorang dikemudian hari, disamping mempengaruhi pula mutu


pemikirannya (Leavitt, 1978).

2.3 Berpikir dan bernalar


Dalam pemakaian sehari-hari, kata berpikir sering disamakan dengan
bernalar atau berpikir secara diskursif dan kualitatif. Kecenderungan ini
menjadi sangat besar dengan kecenderungannya rasionalitas ilmiah teknologis
atau rasionalitas instrumental. Akan tetapi, menurut sudarminta, sesungguhnya
berpikir lebih luas dari sekedar bernalar (basis 05-06-2000:54). Seperti
dikemukakan oleh Habermass, selain rasionalitas ilmiah teknologis masih ada
rasionalitas tindakan komunkatif.
Menurut Sudarminta, bernalar adalah kegiatan pikiran untuk menarik
kesimpulan dari premis premis yang sebelumnya sudah diketahui. Bernalar
bisa mengambil bentuk induktif dan deduktif. Penalaran induktif merupakan
proses penarikan kesimpulan yang berlaku umum (universal) dari rangkaian
kejadian yang bersifat khusus (partikular). Sebaliknya, penalaran deduktif
merupakan penarikan kesimpulan khusus berdasarkan hukum atau pernyataan
yang berlaku umum.
Memang kegiatan bernalar merupakan aspek yang amat penting dalam
berpikir. Akan tetapi, menyamakan berpikir dengan bernalar seperti dikatakan
Sudarminta, merupakan suatu penyempitan konsep berpikir. Penalaran adalah
kegiatan berpikir seturut asas keseluruhan berpikir atau sesuai dengan hukum
logika. Penalaran sebagai kegiatan berpikir logis belum menjamin bahwa
kesimpulan yang ditarik bisa saja salah kalau premis-premis yang mendasari
penarikan keimpulan itu ada yang salah.
Dalam bernalar memang belum ada benar salah. Yang ada adalah
benar benar keliru atau benar benar tidak ada yang salah. Tolak ukur
penilaianya adalah asas asas logika atau hukum penalaran. Akan tetapi, kalau
kegiatan berpikir dimengerti secara ebih luas dan menyeluruh, mulai dari
pencerapan inderawi, konseptualisasi atau proses pemahaman atas data yang
diperoleh, serta berakhir dengan penegasan putusan, dapat saja kita
6

mengatakan benar salah dalam berpikir. Penalaran yang betul merupakan


unsur yang amat penting dalam kegiatan berpikir, dan dapat menunjang
kegiatan berpikir yang benar.

2.4 Bahasa dan Pikiran


Dalam pengertian yang terbatas, berpikir tak bsa didefinisikan. Tiap
kegiatan jiwa yang menggunakan kata-kata pengertian selalu mengandung hal
berpikir. Namun, secara umum, tiap perkembangan dalam ide, konsep dan
sebagainya dapat disebut berpikr (Bochenski, dalam Suriasumantri,1999:52).
Umpamanya, Jika seseorang bertanya kepada saya, “ Apakah yang
sedangkamu pikirkan?” Mungkin saya menjawab, “ Saya sedang memikirkan
keluarga saya.” Hal ini berarti bahwa bayangan, kenangan, dan sebagainya
hadir dan ikut mengikuti dalam kesadaran saya. Karena itu definisi paling
umum berpikir adalah perkembangan ide dan konsep.
Berpikir adalah suatu keaktifan pribadi manusia yang mengakibatkan
penemuan yang terarah pada suatu tujuan. Kita berpikir untuk menemukan
pemahamann atau pengertian yang kita inginkan.
Ciri-ciri yang utama dari berpikir adalah adanya abstraksi
(Purwanto,1998:43). Abstraksi dalam hal ini berarti anggapan lepasnya
kualitas atau relasi dari benda-benda kejadian-kejadian, an situasi-situasi yang
mula-mula dihadapi sebagai kenyataan.
Hal abstraksi, sebagai faktor penting dalam berpikir, juga ditegaskan
Astrid S. Susanto dalam bukunya Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial.
Menurutnya, sesuai dengan kemampuan abstraksi ini, pada seseorang akan
meningkat pula Kemampuan merumuskan sesuatu dengan tepat, “Bahasa”
atau “Lambang” yang dipergunakannya/dimilikinnya terbatas pula
(Susanto,1979:33). Berbagai penyelidikan di lapangan industri dan
kemiliteran menghasilkan bahwa pemimpin-pemimpin kelompok memiliki
kecakapan untuk berpikir abstrak yang lebh tinggi daripada anggota kelompok
yang mereka pimpin (Gerungan,1987:136).
7

Berpkir banyak sekali macamnya, namun secara garis besar dapat


dibedakan antara berpikir alamiah dan berpikir ilmiah (Bakry,1996). Berpikir
alamiah yang dimaksudkan disini adalah pola penalaran yang berdasarkan
kebiasaan sehari-hari dari pengaruh alam sekelilingnya: misal, penalaran
tentang panasnya api yang dapat membakar jika dikenakan kayu, pasti kayu
tersebut akan terbakar. Adapun berpikir ilmiah yang dimaksud adalah pola
penalaran erdasakan sarana tertentu secara teratur da cermat, misalnya dua hal
yang bertentangan penuh tidak dapat sebagai sifat hal tertentu pada saat yang
sama pada satu kesatuan.
Berpikir merupakan daya yang paling utama serta ciri yang khas yang
membedakan manusia dari hewan. Manusia apat berpikir karena manusia
mempnyai bahasa, sedangkan hewan tidak. “Bahasa” adalah bahasa insting yang
tidak perlu dipelajari dan diajarkan,sedangkan bahasa manusia adalah hasil
kebudayaan yang hars dipelajari dan diajarkan.
Dengan bahasa, manusia bisa memberi nama kepada segala sesuatu,
baik yang terlihat ataupun yang tidak terlihat. Semua benda, sifat, pekerjaan
dan lain-lain yang abstrak di beri nama. Dengan begitu, segaa sesuatu yang
pernah diamati dan dialami dapat disimpan, menjadi tanggapan-tanggapan dan
pengalaman-pengalaman, kemudian diolah (berpikir) menjadi pengertian
pengertian.
Masih seputar hubungan bahasa dan pikiran, pepatah lama mengatakan,
“Bahasa menunjukkan kualitas pembicara.” Atau diperluas lagi, “Bahasa
menunjukkan bangsa.” Artinya, kepribadian seseorang atau bangsa dapat
diamati dan di analisis dari tutur katanya, bacaan yang digemarinya juga dari
arakter bahasa yang ada, karena setiap bahasa memiliki muatan filsafat yang
akan membentuk sifat masyarakatnya, dan pada urutannya, secara dialektis
karakter masyarakat akan mementuk karakter bahasa yang ada. Ibarat sebuah
disket komputer, perasaan, pikiran, dan perilaku kita disadari atau tidak
banyak dipengaruhi oleh nilai-nilai yang termuat dalam bahasa. Bahasa masuk
dalam sistem memori, kemudian bekerja mempengaruhi program perasaan dan
pikiran yang diteruska output-nya dalam bentuk ucapan dan perilaku. Itulah
8

sebabnya, agama maupun para psikolog sangat menekan agar orang tua
mengenalkan kata-kata yang sehat pada anak, yang bersifat positif dan
optimis. Sebab, hal itu akan memengaruhi cara berpikir hingga dewasa. Dari
hasil pengamatan para diumpat, kelak kalau sudah besar, sulit menumbuhkan
rasa percaya diri. Anak yang selalu disalahkan dan tidak pernah memperoleh
penghargaan, kelak kalau besar, sulit bekerja sama dengan orang lain, dan
sulit baginya untuk menghargai prestasi orang lain (Hidayat,1996).

2.5 Macam-Macam berpikir


Secara garis besar, ada dua macam berpikir: berpikir autistik dan berpikir
realistik (Rahmat, 1994:69). Yang pertama mungkin lebih tepat disebut melamun.
Contoh berpikir autistik antara lain mengkhayal, fantasi, atau wishful thinking.
Dengan berpikir autistik seseorang melarikan diri dari kenyataan , dan melihat
hidup sebagai gambar-gambar fantastis. Adapun berpikir realistik atau sering pula
disebut reasoning (nalar) adalah berpikir dengan menyesuaikan diri dengan dunia
nyata. Floyd L. Ruch (1967), seperti dikutif Rakhmat ( 1994:69), menyebut tiga
macam berpikir reaistik: deduktif, induktif dan evaluatif.
1. Berpikir deduktif
Deduktif merupakan sifat deduksi. Kata deduksi berasal dari kata latin
deducare(de berarti ‘dari’ dan deducerberarti ‘mengantar’,
‘memimpin’). Dengan demikian kata deduksi yang diturunkan dari kata itu
berarti “mengantar dar suatu hal ke hal lain”. Sebagai suatu istilah dalam
penalaran, deduksi merupakan proses berpkir(penlaran) yang bertolak dari
proposisi yang sudah ada, menuju proposisi baru yang berbentuk suatu
kesimpulan (Keraft, 1994:57).
Reasoning yang deduktif berasal atau bersumber dari pandangan
umum (general conclusion). sumber fisafat berpikir (philoshopy of thinking)
seperti ini berasal dari Plato dan Aristoteles.
2. Berpikir induktif
Induktif artinya bersifat induksi. Induksi adalah proses berpikir yang bertolak
dari satu atau sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu
9

kesimpulan (inferensi). Proses penalaran ini mulai bergerak dari penelitian


dari evaluasi atas fenomena-fenomena yang ada. Karena semua fenomena
harus dievaluasi dan diteliti terlebih dahulu. Sebelum melangkah sebagai
corak berpikir ilmiah. Namun, induksi tidak akan banyak manfaatnya jika
tidak diikuti oleh proses berpikir yang pertama, yaitu deduksi.
Berpikir induktif (inductive thinking) ialah menarik suatu kesimpulan umum
dari berbagai kejadian (data) yang ada di sekitarnya. Dasarnya adalah
observasi. Proses berpikirnya adalah sintetis. Tingkatan berpikirnya adalah
induktif. Jadi, jelas pemikiran semacam ini mendekatkan manusia pada ilmu
pengetahuan.
Pada hakikatnya, semua pengetahuan yang dimiliki manusia berasal dari
proses pengamatan (observasi) terhadap data. Rangkaian pengamatan data
tersebut kemudian memberikan pengertian terhadapkejadian berdasarkan
reasoning yang bersifat sintetis (synthesis) .
3. Berpikir induktif
Berpikir evaluatif adalah berpikir kritis, menilai baik-buruknya, tepat atau
tidaknya suatu gagasan. Dalam berpikir evaluatif, kita tidak menambah atau
mengurangi gagasan. Kita menilainya menurut kriteria tertentu
(Rakhmat,1994).
Perlu diingat bahwa jalannya berpikir pada dasarnya ditentukan oleh berbagai
macam faktor. Suatu masalah yang sama mungkin menimbulkan pemecahan
yang berbeda-beda pula. Adapun faktor yang memengaruhi jalannya berpikir
itu, antara lain yaitu bagaimana seseorang melihat atau memahami masalah
tersebut, situasi yang tengah dialami seseorang dan situasi luar yang di hadapi,
pengalaman-pengalaman orang tersebut, serta bagaimana intelegensi orang itu
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berfikir dapat dipandang sebagai pemprosesan informasi dari stimulus (starting
pasition), sampai pemecahan masalah (finishing position) goal state. Dan dengan
demikian dapat dikemukakan bahwa berfikir merupakan proses kognitif yang
berlangsung antara stimulus dan respon.
a. Proses Berfikir
Menurut para ahli logika, mengemukakan adanya tiga langkah atau proses dari
berfikir, yakni :
Ø Membentuk Pengertian
Ø Membentuk Pendapat atau Opini
Ø Membentuk Kesimpulan
Di dalam menarik kesimpulan, seseorang dapat menggunakan bermacam –
macam cara yang secara
3.2 Saran
Sebagai manusia yang baik dan bijak kita harus selalu berfikir positif dan
mengoptimalkan cara berfikir kita dengan baik. Sebaiknya kita selalu termasuk
dalam berfikir positif dan kreatif, bukan berfikir negatif.

10
DAFTAR PUSTAKA

mempengaruhi pula mutu pemikirannya (Leavitt, 1978).


tiap perkembangan dalam ide, konsep dan sebagainya dapat disebut berpikr
(Bochenski, dalam Suriasumantri,1999:52).
Ciri-ciri yang utama dari berpikir adalah adanya abstraksi
(Purwanto,1998:43).
pada seseorang akan meningkat pula Kemampuan merumuskan sesuatu
dengan tepat, “Bahasa” atau “Lambang” yang dipergunakannya/dimilikinnya
terbatas pula (Susanto,1979:33)
kelompok memiliki kecakapan untuk berpikir abstrak yang lebh tinggi
daripada anggota kelompok yang mereka pimpin (Gerungan,1987:136).

11

Anda mungkin juga menyukai