Anda di halaman 1dari 3

NAMA : DIVA PURWACANDRA

NIM : 312022060
RANGKUMAN MATERI
A. Berpikir Divergen
Tipe pemikiran divergen adalah proses berpikir yang bisa mengeksplorasi berbagai ide kreatif
dalam menemukan sebuah solusi atas suatu permasalahan. Pemikiran ini mengacu pada pembukaan
pikiran di segala arah, dan selalu mencoba berbagai solusi untuk memecahkan sebuah permasalahan..
Meski telah ada solusi, namun pikiran divergen akan berusaha untuk mencari solusi yang baru.
Mereka memegang prinsip bahwa terdapat banyak solusi tak terbatas atas sebuah masalah untuk
dipilih yang terbaik. Adapun para divergen memiliki karakteristik pemikiran spontanitas, non linier,
dan bebas.
Pola pikiran divergen ini juga menjadi salah satu bentuk pola pikir kreatif yang menyelesaikan
masalah dengan analisis dan cara yang tak biasa. Bagi mereka, yang memiliki pikiran divergen, alih-
alih tak mendapatkan solusi, mereka akan bertanya pada diri sendiri, “bagaimana jika saya melakukan
ini? “. Mereka akan mempertimbangkan segala aspek dari sebuah situasi demi menemukan solusi
paling tepat. Dengan pikiran ini, akan muncul ide kreatif serta solusi yang berbeda.
dalam berpikir divergen, otak kanan inilah yang akan banyak bekerja. Berpikir divergen artinya
berpikir mengalir tanpa terpaku pada sebuah pola tertentu. Divergen merupakan tipe berpikir yang
menggunakan pemikiran lateral, atau selalu memperhatikan banyak aspek. Hal ini tentu sangat
berbeda dengan pemikiran konvensional dan pola pikir tradisional.
Dalam menyelesaikan sebuah masalah, tentu Anda membutuhkan pemikiran yang kreatif. Meski
mungkin selama di sekolah Anda jarang untuk menggunakan pemikiran ini. Maka dari itu, ketika
hendak berpikir divergen, artinya Anda tidak berpikir linear. Berikut adalah beberapa karakteristik
pemikiran yang diperlukan untuk memecahkan sebuah konflik.
Delapan Elemen dalam Berpikir Analitis Secara Divergen

1. Keingintahuan, memiliki arti pola pikir ini didasarkan pada sifat investigatif, aktif bertanya
dan mencari tahu sesuatu hal, selalu belajar mencari ilmu dan informasi baru, termasuk pula
kemampuan menggali ilmu lebih dalam
2. Fleksibilitas, menciptakan persepsi atau kategori yang beragam. Termasuk berpikir dengan
keluasan ide yang bisa diterapkan untuk banyak permasalahan.
3. Imajinasi, kemampuan untuk membayangkan, melihat, menemukan, memikirkan, dan
mengkonsepkan suatu produk atau ide yang original.
4. Elaborasi, sebuah kemampuan untuk menambahkan ataupun merancang dan membangun ide.
5. Kompleksitas, bagaimana seseorang dapat mengkonseptualisasikan sebuah ide dari produk
yang multi layer.
6. Orisinalitas, bagaimana seseorang mampu untuk membuat sebuah ide yang segar dan orisinil,
selain itu juga unik, berbeda, tak biasa, dan belum pernah ada sebelumnya.
7. Kefasihan, kefasihan yang merupakan kemampuan untuk membuat sebuah ide dan
menghasilkan solusi yang dari berbagai macam permasalahan.
8. Pengambilan Resiko, Risiko tersebut justru menjadi tantangan bagi mereka untuk sekaligus
berpetualang dan bereksperimen dengan hal-hal yang baru.
B. Berpikir Konvergen

Berpikir dengan tipe konvergen artinya berpikir dengan cara analitis, yaitu sebuah cara berpikir
yang bersifat logis dan sistematis. Tipe ini menggunakan kemampuan mengumpulkan dan
menggunakan informasi yang relevan serta berdasar pada fakta dan kenyataan. Dengan cara berpikir
konvergen akan lebih fokus pada masalah yang sedang dihadapi. Selain itu juga akan lebih mudah
memilah mana informasi subjektif yang tidak perlu didengarkan, yang artinya juga tak akan mudah
terpengaruh oleh pendapat orang lain yang tak pasti.
Metode yang biasa dipakai oleh orang-orang dengan tipe berpikir konvergen ini yaitu mengenali
teknik yang telah dicoba sebelumnya dan menerapkan kembali bersama informasi lain yang siap
disimpan. Dalam hal ini, kemampuan berpikir konvergen sangat cocok untuk menganalisa sebuah
solusi atas persoalan tertentu. Sementara itu dalam matematika, pemikiran konvergen mengacu pada
batas tertentu dalam sebuah seri atau deretan.
Ciri-Ciri Berpikir Konvergen
1. Berpikir menggunakan logika, Ketika hendak menemukan sebuah solusi, orang dengan tipe
berpikir ini akan mengikuti proses rasional dengan memeriksa berbagai alternatif pemecahan masalah
yang ada.
2. Teguh pada kesimpulan yang tegas, Orang-orang dengan pemikiran konvergen akan menghasilkan
keputusan atau kesimpulan yang telah melalui sebuah proses. Di sisi lain, ketika pemikiran konvergen
ini diterapkan pada situasi kompleks, yang membutuhkan lebih dari satu jawaban,
3. Membuat keputusan yang baru, Dapat membuat keputusan yang baru pemikiran konvergen justru
akan memeriksa kemungkinan dalam situasi konkret atau nyata.
4. Hadir dalam dunia Pendidikan, Sebab berbagai informasi yang disediakan bagi para siswa,
termasuk cara memeriksanya, siswa haruslah membuat keputusan yang konkret. Tentunya dengan
memakai pemikiran yang logis dan kritis.
Keuntungan Berpikir Konvergen
1. Membantu Anda dalam mengambil keputusan, lebih mudah dan teratur dalam menentukan
keputusan. Setiap masalah tentu memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Maka dari itu, sudah
seharusnya Anda juga mulai berpikir mengenai alat-alat yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai
aktivitas guna menyelesaikan setiap kebutuhan
2. Mendorong pemikiran kritis yang memakai logika, Berpikir kritis memakai logika sangatlah
penting dalam kehidupan. Bayangkan betapa kacaunya ketika Anda tidak menggunakan logika dalam
berpikir dan mengambil keputusan. Sebab segala sesuatu harus diperhitungkan dan dijalankan dengan
jelas.
Kekurangan Berpikir Konvergen
1. Membatasi kreativitas, Ketika diminta untuk memecahkan masalah yang membutuhkan intuisi,
penalaran, serta kreativitas, maka Anda akan mengalami kesulitan. Sebab pemikiran konvergen juga
memberikan kebebasan untuk berfikir berdasarkan fakta dan data yang telah ada.
2. Berpengaruh terhadap suasana hati, Selama beberapa dekade, telah diketahui bahwa bagaimana
cara berpikir kita juga berpengaruh terhadap keadaan otak. Berdasarkan penelitian terbaru diketahui
bahwa cara berpikir kita juga dapat mempengaruhi emosi, baik jangka panjang maupun pendek.
C. Berpikir Lateral

Pada dasarnya berpikir lateral mengajak kita untuk pindah dari eksistensi ide yang sudah ada ke
suatu ide baru yang berbeda namun memiliki hubungan dengan ide awal. Jadi,
berpikir lateral merupakan hal yang terkait dengan kondisi-situasi mengemuka. Hanya saja berpikir
secara lateral bukan menciptakan ide baru secara linier yang berurutan tetapi menemukannya secara
“menyamping”. Di sisi lain sebenarnya cara berpikir lateral pun dibutuhkan dan perlu disebar-luaskan
sebagai bagian dari pengembangan kualitas SDM putra-putri bangsa. ‘Lateral thinking’ merupakan
kekayaan potensi yang terdapat dalam diri individu manusia yang perlu diwujudnyatakan melalui
sejumlah kondisi kondusif. Jika kita membuka diri bagi tumbuh-kembang cara berpikir lateral ini,
maka organisasi yang mandek, stagnan dan jumud akan dapat dirubah menjadi lebih dinamis dan
produktif. Kekuatan aqliyya yang diberdayakan di suatu organisasi semestinya meliputi juga cara
berpikir lateral.
Dalam buku “Berpikir Lateral” oleh : Edward de Bono, berpikir lateral adalah cara berpikir yang
berusaha mencari solusi untuk masalah terselesaikan melalui metode yang tidak umum, atau sebuah
cara yang biasanya akan diabaikan oleh pemikiran logis. Edward De Bono membedakan cara berpikir
ini dari berpikir vertikal. Buku yang diresensi ini merupakan buku terjemahan sehingga pengaruh
gaya bahasa aslinya masih terasa dan tata bahasa serta struktur bahasa lndonesianya kadang-kadang
tidak terpenuhi. Akibatnya banyak kalimat yang kadang-kadamg tidak jelas dan suli! dimengerti,
lebih-Iebih kalimat yang menjelaskan tentang konsep.
Berpikir lateral juga berhubungan dengan kreativitas, meskipun kreativitas seringkali hanya
berujud deskripsi suatu produk, sedangkan berpikir lateral adalah deskripsi suatu proses. Sering kita
hanya bisa mengagurni suatu produk yang bisa dilihat secara langsung tanpa ada upaya untuk belajar
dan menguasai suatu pwses. Di pihak lain, orang mengatakan bahwa kreativitas itu dibawa sejak lahir
dan tidak dapat dipelajari. Pandangan ini dapat dibenarkan bila kreativitas di dalam bidang seni,
dimana kreativitas melibatkan kepekaan estetika, gema emosional, dan suatu ilham ekspresi tetapi di
luar ketiga hal ini tidak benar. Kreativitas disadari dan dihargai sebagai unsur esensial bagi terj adinya
perobahan dan kernajuan. la akan dihargai lebih tinggi dari pada pengetahuan.
Berpikir lateral berkaitan dengan pembangkitan gagasan bam. Pada umumnya orang memiliki
perasaan ingin tahu yang bisa dikembangkan untuk menghasilkan penemuan bam. Berpikir lateral
mempunyai peranan dalam melepaskan diri dari belenggu konsepsi gagasan lama. Peranan ini akan
menghasilkan perubahan sikap dan pendekatan dalam menghadapi masalah, yang semulasenantiasa
mengarnati dengan cara yang sarna, menjadi senantiasa mengamati dengan cara yang berbeda-beda.
Pembebasan dari gagasan y.ang telah ada dan rangsangan terhadap gagasan bam. merupakan dua
aspek dari berpikir lateral
Berpikir lateral adalah suatu sikap atau pendirian pikiran. Terdapat teknik-teknik yang spesifIk
yang dapat dipergunakan seperti halnya dalam berpikir logis. Itikat baik dan nasihat saja tidak cukup
dalam mengembangkan keterampilan dalam berpikir lateral. Kita membutuhkan cara-cara yang nyata
untuk melaksanakan praktek mengembangkan kemarnpuan berpikir lateral.
Sebagaimana halnya teknik berpikir lateral lainnya, segi yang penting dari teknik analogi
adalah .bahwa kita tidak hanya bergerak bila kita mengetahui arah kemana kita harus bergerak.
Analogi merupakan teknik untuk .menggerakkan .dan memunculkan suatu gagasan, karena analogi
mempunyai '~daya penggerak" untuk mendorong agar muncul gagasan baru. Teknik analogi bukan
untuk membuktikan sesuatu, tetapi untuk pendorong agar kegiatan berpikir terjadi.

Anda mungkin juga menyukai