Kreatif adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan
maupun karya nyata, baik dalam bentuk karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang
sudah ada, yang belum pernah ada sebelumnya dengan menekankan kemampuan yaitu yang
berkaitan dengan kemampuan untuk mengkombinasikan, memecahkan atau menjawab
masalah, dan cerminan kemampuan operasional anak kreatif.
Berpikir kreatif adalah kemampuan untuk menciptakan gagasan-gagasan baru dan orisinil.
Bahkan pada orang yang merasa tidak mampu menciptakan ide baru pun sebenarnya bisa
berpikir secara kreatif, asalkan dilatih. Untuk itu, perlu diketahui terlebih dahulu mengenai cara
berpikir dan cara berpikir kreatif.
2. Ciri-ciri Berpikir Kreatif Seseorang dikatakan kreatif tentu ada ciri-ciri yang lebih berkaitan
dengan ketrampilan, sikap atau perasaan. Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukan kreativitas
dikemukan oleh (Munandar, 1999: 118 ) sebagai berikut ini ciri-ciri berpikir kreatif pada siswa :
Bersifat Imajinatif
Dilihat dari bagaimana perilaku anak membuat cerita tentang tempat-tempat yang belum pernah
dikunjungi atau tentang kejadian-kejadian yang belum pernah dialami. h) Merasa Tertantang Oleh
Kemajemukan Dilihat dari bagaimana perilaku anak mencari penyelesaian suatu masalah tanpa
bantuan orang lain.
Memiliki Sifat Berani Mengambil Resiko
Dilihat dari bagaimana perilaku anak yang berani mempertahankan gagasannya dan bersedia
mengakui kesalahannya.
Hal ini menyebabkan orang kreatif sering dianggap “nyentrik” atau gila.
Namun demikian, pada tahap ini, biasanya pemecahan masalah belum juga muncul, meskipun anda
sudah lama berkonsentrasi dan berpikir keras dalam mencari jalan keluar dari masalah yang sedang
anda hadapi. Ibaratnya, pada tahap ini, anda akan berkutat dengan masalah anda, dan berusaha
mencari jalan keluar, namun jalan keluar tersebut tidak segera muncul.
2. Tahap inkubasi
Tahapan Berpikir Kreatif Dalam Diri Setiap Manusia berikutnya adalah tahap inkubasi. Pada tahap
ini, biasanya anda akan mencoba untuk mengalihkan perhatian anda dari masalah anda. Pada
tahap ini, anda seolah-olah ingin mengabaikan masalah itu, dan “bodo amat” dengan masalah yang
anda hadapi. Segala ide dan pikiran yang berhubungan dengan masalah tersebut seolah hilang dan
tidak mau anda pikirkan lagi.
Namun demikian, secara tidak sadar, anda bukannya melupakan masalah anda, namun anda malah
akan mencari pengalaman dan juga pemahaman baru, yang secara tidak sadar juga nantinya bisa
menjadi jalan keluar dari masalah yang anda hadapi
3. Tahap iluminasi
Pada tahap ini, biasanya segala pengalaman dan pemahaman baru yang muncul pada tahap
inkubasi akan membuat anda mendapatkan insight, yaitu pikiran tiba-tiba atau ide yang secara tiba-
tiba akan muncul, dan bisa menjadi solusi dari masalah anda.
Biasanya tahap iluminasi ini akan membuat anda bereaksi, seperti misalnya “Ah iya!”, “Oh, benar
juga yah!”, dan segala reaksi yang menunjukkan adanya kemunculan ide-ide baru yang bisa
diaplikasikan.
4. Tahap evaluasi
Tidak berhenti pada tahap iluminasi saja, proses berpikir kreatif juga membutuhkan evaluasi.
Evaluasi akan membantu anda supaya anda bisa memastikan bahwa ide yang sudah anda buat dan
laksanakan, memang benar-benar berhasil dan juga sukses. Evaluasi bisa dilakukan dengan
berbagai cara, seperti misalnya melakukan review, menganalisa hasil dari pemecahan masalah, dan
sebagainya.
5. Tahap revisi
Tahap berpikir kreatif yang terakhir adalah revisi. Setelah evaluasi selesai, dan ternyata ada
beberapa hal yang kurang tepat, maka akan muncul tahap revisi. Pada tahapan ini, proses berpikir
kreatif yang hasilnya kurang tepat dan juga kurang memuaskan bisa dilakukan perbaikan sedikit
demi sedikit. Hal ini bertujuan agar nantinya pemecahan masalah bisa menjadi lebih baik lagi, dan
proses berpikir kreatif yang anda lakukan bisa menjadi lebih optimal manfaatnya. Akan lebih baik
lagi jika anda membaca beberapa hambatan dalam berpikir kreatif