Anda di halaman 1dari 5

Lampiran Materi

BERPIKIR KREATIF
A. Definisi Kreativitas
1. Kamus Besar Bahasa Indonesia, kreativitas ada-lah kemampuan untuk mencipta atau
daya cipta
2. Kreativitas adalah pengalaman mengekpresikan dan mengaktualisasikan identitas
individu dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri, dengan alam, dan
dengan orang lain. (Clark Moustatis)
3. Kreativitas merupakan kemampuan untuk memberi gagasan baru yang menerapkannya
dalam pemecahan masalah. (Conny R. Semiawan)
4. Kreativitas adalah kecenderungan untuk mengaktualisasikan diri, mewujudkan potensi,
dorongan untuk berkembang dan menjadi matang, kecenderungan untuk
mengekpresikan dan mengaktifkan semua kemampuan organisme (Rogers)
5. Kreativitas adalah kegiatan yang mendatangkan hasil yang sifatnya: baru, berguna,
dapat dimengerti (David Cambell)
B. Pengertian Berpikir Kreatif
Berfikir kreatif adalah sebuah cara memandang masalah atau situasi dari perspektif yang
segar dengan menunjukkan solusi tidak bersifat ortodoks (pada awalnya mungkin terlihat
mengganggu). Berpikir kreatif dapat dirangsang baik oleh proses tidak terstruktur seperti
brainstorming, ataupun melalui proses yang terstruktur seperti berpikir lateral.
Berpikir kreatif adalah proses yang digunakan ketika kita memiliki ide baru. Kreatifitas
merupakan penggabungan ide-ide yang belum pernah ada sebelumnya. Brainstorming, misalnya
adalah merupakan salah satu bentuk pemikiran kreatif dengan melakukan penggabungan ide-ide
orang lain dengan ide yang kita miliki untuk menciptakan pemikiran baru. Kita menggunakan
ide-ide orang lain tersebut sebagai stimulus.
Wikipedia mendefinisikan berfikir kreatif sebagai pola fikir yang mengacu pada fenomena
dimana ada sesuatu yang baru dibuat dengan memiliki beberapa jenis nilai subyektif (seperti
lelucon, karya sastra, lukisan atau komposisi musik, solusi, penemuan dll). Berfikir kreatif
merupakan dorongan dorongan dan kekuatan motivasi yang ada di balik setiap tindakan dalam
berkreasi, dan umumnya berfikir kreatif dianggap sebagai sesuatu yang berkaitan dengan
kecerdasan dan kognisi.
James C. Coleman dan Coustance L. Hammen (dalam Jalaluddin Rakhmat) menyatakan
bahwa berfikir kreatif diperlukan mulai dari komunikator yang harus mendesain pesannya,

1
insinyur yang harus merancang bangunan, ahli iklan yang harus menata pesan verbal dan pesan
grafis, sampai pada pimpinan masyarakat yang harus memberikan perspektif baru dalam
mengatasi masalah sosial.
Ketika orang berfikir kreatif, jenis berfikir manakah yang sering digunakan: deduktif,
induktif atau evaluatif? Jawabannya: berfikir analogis. Berfikir induktif sering digunakan, justru
karena tidak "selogis" berfikir deduktif. Berfikir evaluatif membantu kreativitas karena
menyebabkan kita menilai gagasan-gagasan secara kritis
C. Mengapa Perlu Berpikir Kreatif
Dalam suatu sistem mengatur dirinya sendiri, ada keharusan untuk kreatif. Semua bukti
menunjukkan bahwa otak bekerja sebagai sistem jaringan saraf yang mengatur dirinya sendiri.
Mengapa kita tidak memberikan perhatian yang serius terhadap “berpikir kreatif”, padahal ini
merupakan bagian kunci dari berpikir (untuk merancang, memecahkan masalah, untuk
melakukan perubahan dan perbaikan, memperoleh gagasan baru)?
Ada dua alasan mengapa kita mengabaikan “berpikir kreatif”. Alasan pertama adalah kita
meyakini bahwa tidak ada yang bisa kita lakukan terhadap berpikr kreatif. Kita beranggapan
bahwa berpikir kreatif adalah bakat yang tidak dimiliki semua orang.
Alasan kedua sangat menarik. Setiap gagasan berharga pasti belakangan ditemukan sebagai
hal yang logis (sesudah seseorang menemukan gagasan tersebut). Jika gagasan itu belakangan
tidak terasa logis, kita tidak akan menganggapnya bernilai. Jadi, kita hanya mengakui gagasan-
gagasan kreatif yang kemudian terbukti logis. Sisanya dianggap sebagai gagasan gila. Di antara
gagasan-gagasan baru, ada yang kemudian terbukti berguna, dan ada pula yang dianggap
gagasan gila selamanya.
Jika kita berasumsi bahwa gagasan-gagasan kreatif pada akhirnya ternyata logis, seharusnya
kita bisa mendapatkan gagasan-gagasan itu dengan menggunakan kemampuan logika sejak awal.
Jadi, kreativitas tidak diperlukan. Yang diperlukan hanyalah kemampuan logika yang lebih baik.
Asumsi di atas keliru sama sekali. Baru akhir-akhir ini kita menyadari bahwa dalam sebuah
sistem yang mengatur dirinya sendiri (sebagaimana halnya otak), suatu gagasan bisa jadi baru
diketahui logis belakangan, tetapi tidak terlihat demikian pada awalnya. Ini merupakan akibat
dari sifat keteraturan pola yang tidak simetris-yang juga merupakan sumber humor.
Oleh karena cara berpikir tradisional hanya bertumpu pada sistem informasi yang
diorganisasi di luar otak (melalui simbol-simbol yang mengikuti aturan logika), kita tidak pernah
melihat kenyataan tersebut.

2
D. Langkah Berpikir Kreatif
1. Jangan Terlalu Cepat Membuat Asumsi.
Terlalu cepat mengambil asumsi adalah contoh dari sikap malas berpikir. Kenapa disebut
malas? Karena sering kali kita tidak mau menunggu untuk mendapatkan semua informasi
yang kita perlukan untuk mendapatkan kesimpulan yang benar. Terlalu cepat mengambil
asumsi artinya dia malas untuk mendapatkan atau mencari informasi yang diperlukan.
Ada kisah dari nasabah di bank yang setelah menguangkan cek dan berbalik untuk pergi,
kemudian kembali dan berkata: “Maaf, saya pikir Anda membuat kesalahan.” Kasir
menjawab, “Saya minta maaf tapi tidak ada yang bisa saya lakukan Anda harus
menghitungnya di depan kami. Jika Anda sudah berjalan kaki, kami tidak lagi bertanggung
jawab.” Nasabah menjawab: “OK, terima kasih atas tambahan $ 20.” Si kasir terlalu cepat
mengambil asumsi, dikiranya si nasabah mau meminta tambahan karena kurang, padahal
justru kelebihan. Akhirnya si kasir malah rugi sendiri.
Tip Mengasah Kreativitas: Bila Anda merasa diri Anda ingin untuk menarik kesimpulan,
usahakan sampai mendapatkan informasi yang cukup. Kesabaran dan kemauan mendapatkan
informasi yang cukup adalah salah satu cara untuk mengasah kreativitas kita.
2. Lihat Dari Sudut Pandang Berbeda.
Sudut pandang sangat berpengaruh pada persepsi seseorang dalam mesudut pandlihat
suatu masalah, setiap pandang mampu memunculkan kesimpulan yang berbeda-beda. Untuk
itu kita perlu untuk melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang, sehingga kita dapat
menemukan kesimpulan yang utuh terhadap suatu masalah tersebut.
3. Menghilangkan Kebiasaan Malas Berpikir.
Kebiasaan malas berpikir bisa menjadi batu sandungan besar untuk berpikir jernih. Malas
berpikir bisa mendapatkan kesimpulan yang salah, informasi yang tidak lengkap, dan tidak
mendapatkan apa yang seharusnya Anda dapatkan. Sementara, Anda akan bertindak sesuai
dengan kesimpulan yang Anda dapatkan. Anda tidak akan pernah mendapatkan ide-ide
kreatif jika malas berpikir.
Tip Mengasah Kreativitas: Jangan berpikir bahwa, sesuatu terjadi selalu dengan cara
biasanya. Bisa saja, kali ini berubah. Jangan pernah mengandalkan “biasanya”. Ciri orang
yang malasa berpikir selalu beralasan dengan “biasanya”.
4. Berpikir seperti anak kecil
Penelitian menunjukkan bahwa jumlah sinapsis, atau koneksi di otak pada anak dua lebih
besar daripada orang dewasa rata-rata. Inilah alasannya anak-anak tidak memiliki batasan
pandangan terhadap dunia, sebagaimana orang dewasa.
3
Tentu saja tidak semua cara berpikir anak-anak harus ditiru. Cara berpikir ana-anak yang
bisa ditiru adalah keinginan mencoba dan mengetahuinya yang tinggi. Sementara cara
berpikir bergantung pada orang lain, manja, dan cengeng jangan ditiru.
Tips mengasah kreativitas: Jangan khawatir tentang mitos usia. Dengan stimulus yang
tepat dan gairah untuk belajar, Anda benar-benar dapat meningkatkan kekuatan otak Anda.
5. Pikirkan Untuk Diri Anda.
Tahukah Anda, jika kita sering menonton berita, ada pola pikir yang secara tidak sadar
kita terima. Media memang digunakan untuk membentuk opini. Nah, Anda jangan terbawa
opini publik dengan mudah. Sepertinya benar karena sudah menjadi opini umum, tetapi
pernahkah Anda berpikir untuk berbeda? Intinya berusahalan berpikir untuk diri sendiri,
jangan hanya mengikuti opini orang lain.
E. Persepsi Salah
1. Setiap masalah hanya punya satu solusi
2. Solusi/metode terbaik telah ditemukan maka tidak ada gunanya mencari solusi/metode
alternatif
3. Jawaban kreatif itu selalu melibatkan teknologi tinggi
4. Ide itu semata-mata anugerah dari langit dan tidak bisa dicari
F. Penghalang Berpikir Kreatif
1. Tidak mau mengubah sudut pandang
2. Enggan menerima perubahan
3. Merasa tidak berdaya
4. Takut ditertawakan
G. Karakteristik Orang Kreatif
1. Memiliki rasa ingin tahu yang besar
2. Menyukai tantangan
3. Optimis
4. Berpikiran terbuka
5. Senang berimajinasi
6. Tidak terpaku asumsi yang ada
7. Melihat problem sebagai peluang
8. Tidak mudah menyerah

H. Pendapat ilmuan dunia tentang berpikir kreatif


1. Berpikir kreatif dapat dipelajari namun tidak dapat diajarkan
4
2. Jangan Terlalu Cepat Membuat Asumsi.
3. Lihat Hal Dari sudut pandang yang berbeda/ outside the box
4. Banyak latihan dan perluas wawasan
5. Menghilangkan Kebiasaan Malas Berpikir.
6. Think Like A Child/ don’t think about the risk
7. Pikirkan Untuk Diri Anda.
8. Persepsi salah; Takut Mencoba Sesuatu Baru Karena Takut Salah

Anda mungkin juga menyukai