Anda di halaman 1dari 4

1.

Perceptual
- Membatasi penyelesaian problem dengan asumsi yang tidak perlu
- Stereotyping : berpikir konvensional
- Terlalu banyak atau sedikit informasi
- Persepsi itu tentang bagaimana cara seseorang memandang suatu hal

2. Emotional
- Takut mengambil resiko
- Tidak menyukai ketidakpastian
- Lebih suka menilai daripada menghasilkan gagasan
- Menganggap remeh suatu masalah
- Tergesar gesa menyelesaikan masalah
3. Imagination
4. Cultural
- Kultur menghambat perngakumulasian gagasan
- Takut tampil berbeda dari yang lain
- Takut mengambil tindakan/mengemukakan gagasan yang kemungkinan bakal dianggap
kontroversial.
5. Expressive
6. Intellectual
- Telalu mengandalkan logika
- Enggan menggunakan intuisi
- Menggunakan pengalaman atau cara lama yang terbukti efektif hasilnya.
7. Environmental
Kurangnya dukungan sarana dan prasarana kerja :

- Tidak ada kerjasama dan rasa saling percaya antara tim kerja
- Alasan bersifat otoriter, tidak menghargai pendapat orang lain
- Gangguan rutin, misalnya telepon tamu yang tidak putus putus dan ruang kerja yang bising
- Kurangnya dukungan untuk mematangkan gagasan
- Budaya kebersamaan (solidaritas) atau anti persaingan.
Berpikir Kreatif :
- Melihat dengan sudut pandang baru
- Menemukan hubungan baru
- Membentuk kombinasi baru
Thomas Alva Edison ' Kreatifitas terdiri dari 1 persen inspirasi dan 99 persen kerja keras "
Kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta / berkreasi. Sebagian orang beranggapan bahwa
kreativitas adalah kemampuan untuk menghasikan gagasan baru atau wawasan segar. Definisi
sederhana dari kreativitas adalah sebuah proses untuk menghasilkan sesuatu yang tidak
berkembang secara alamiah atau tidak dibuat secara biasa.Kreativitas adalah sebuah kemampuan
untuk meninggalkan kebiasaan lama yang kaku / monoton. Kreativitas adalah kemampuan
individu untuk mengandalkan keunikan dan kemahirannya untuk menghasilkan gagasan baru dan
wawasan baru yang sangat bernilai bagi individu tersebut.
Apakah hambatan untuk bisa lebih kreatif? Menurut Robert W Olson dalam bukunya Seni
Berfikir Kreatif, terdapat sejumlah hambatan untuk menjadi kreatif.
Kebiasaan. Kalau kita mau menelaah, sebenarnya sebagian besar aktivtas kehidupan kita
bersumber dari kebiasaan. Dari mulai bangun tidur sampai tidur kembali isinya adalah aktivitas
yang sifatnya adalah kebiasaan. Kebiasaan pada umumnya dianggap sebagai hal yang tidak
kreatif karena kebiasaan adalah sebuah reaksi dan respon yang telah kita pelajari untuk
bertindak secara otomatis tanpa berfikir terlebih dahulu. Dengan kebiasaan ini maka kita akan
otomatis makan siang setelah jam 12 siang walaupun perut tidak terasa lapar, tidur jam 10 malam
walaupun tidak merasa ngantuk. Ilustrasi : Lipatlah tangan anda dan letakkan di dada. Tangan
manakah yang berada diatas..? Tangan kanan ataukah tangan kiri..? Secara reflek saya akan
meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri. Cobalah ubah, ternyata mengubah sebuah kebiasaan
cukup sulit juga. Ilustrasi lain, ambillah 6 tusuk gigi, coba buatlah 4 buah segitiga dengan 6
tusuk gigi tersebut. Bagaimana hasilnya? Solusinya adalah Tetrahedron.
Waktu. Kesibukan adalah alasan klasik mengapa orang tidak bisa kreatif, Tidak ada waktu.
Menurut Henry Ford, " Semakin banyak berfikir sebenarnya semakin banyak pula waktu yang
anda miliki". Sebenarnya menginvestasikan sedikit waktu dapat menajamkan kreativitas
sehingga pada akhirnya akan memberikan keuntungan dalam hal menghemat waktu.
Dibanjiri Masalah dan merasa tidak ada masalah. Manusia pada prinsipnya adalah mahluk yang
terus menerus menghadapi masalah dan berusaha memecahkan masalahnya. Jika masalah
dipecahkan secara otomatis atau menurut kebiasaan maka kita tidak akan pernah mengenal

masalah tersebut dan merasa tidak pernah mempunyai masalah. Sebenarnya setiap masalah
menawarkan sebuah tantangan kreatif dan peluang diri kita untuk tumbuh lebih kreatif.
Takut gagal. Hidup tidak akan diisi dengan kegagalan bila : selalu menyesuaikan diri,
menggunakan gagasan yang telah terbukti berhasil, berjalan pada lorong yang sama yang telah
dirintis. Namun sesungguhnya bila itu yang kita ikuti, kita sebenarnya telah gagal jadi manusia.
Kita tidak tumbuh menjadi manusia kreatif yang mampu hidup diluar kebiasaan-kebiasaan lama
dan nalurinya. Menurut Dr. Land (penemu kamera polaroid), " Salah satu aspek penting dari
kreatifitas adalah tidak takut gagal. Para ilmuwan telah berhasil membuat eksperimen dan
berulang kali gagal sebelum akhirnya mereka menemukan hasil yang meraka inginkan ". Dan
sesungguhnya berapa banyak kemudahan hidup yang kita rasakan sekarang ini berawal dari
kegagalan-kegagalan tersebut.
Setiap orang memiliki kreativitas, bahkan mereka yang sudah berusia diatas 45tahun sekalipun
masih dianugerahi kemampuan untuk menjadi kreatif. Selama otak masih berfungsi, kreativitas
masih mengalir dalam diri seseorang. Kenyataannya masih banyak orang belum mampu
memanfaatkan kreativitas mereka secara optimal. Untuk itu ada baiknya bila kita telaah
mengenai tujuh hambatan seseorang tidak kreatif.
Hambatan 1

: rasa takut

Hambatan pertama seseorang tidak kreatif karena selalu dibayangi oleh rasa takut gagal, takut
salah, takut dimarahi dan rasa atkut lainnya.
Hambatan 2

: rasa puas

Kesuksesan, kepandaian, dan kenyamanan pun bisa jadi hambatan. Orang yang sudah puas akan
prestasi yang diraihnya, serta telah merasa nyaman dengan kondisi yang dijalaninya seringkali
terbutakan oleh rasa bangga dan rasa puas tersebut tidak terdorong untuk menjadi kreatif
mencoba yang baru, belajar sesuatu yang baru ataupun menciptakan sesuatu yang baru.
Hambatan 3

: Rutinitas Tinggi

Rutinitas merupakan salah satu faktor penghambat bagi seseorang untuk menjadi kreatif. Untuk
mengatasi hal tersebut kita perlu menyisihkan waktu khusus untuk mengisi "kehausan" kita akan
kreativitas, misalnya membaca buku tiap minggu, kemungkinan besar kita bisa menemukan ide
brilian yang bisa kita adaptasi atau perbaiki, perluas lingkungan sosial kita dengan mengikuti
perkumpulan-perkumpulan diluar pekerjaan kita.
Hambatan 4

: Kemalasan Mental

Kemalasan mental merupakan salah satu penghambat untuk berpikir kreatif. Tidak heran jika
orang yang malas menggunakan kemampuan otaknya untuk berpikir kreatif sering tertinggal
dalam karir dan prestasi kerja oleh orang-orang yang tidak malas untuk mengasah otaknya guna
memikirkan sesuatu yang baru ataupun mencoba yang baru.

Hambatan 5

: Birokrasi

Seringkali karyawan atau pelanggan/rekanan mengeluh karena ide atau usulan mereka tidak
ditanggapi. Hal ini bisa saja terjadi karena proses pengambilan keputusan yang lama atau karena
proses birokrasi yang terlalu berliku-liku. Kondisi seperti ini sering mematahkan semangat orang
untuk berkreasi ataupun menyampaikan ide dan usulan perbaikan. Biasanya semakin besar
organisasi, semakin panjang proses birokrasi, sehingga masalah yang terjadi di lapangan tidak
bisa langsung terdekteksi oleh top managemen karena harus melewati rantai birokrasi yang
panjang. Saat ini banyak organisasi dunia memecah diri menjadi unit-unit bisnis yang lebih kecil
untuk memperpendek birokrasi agar lebih gesit dalam berkreasi menampilkan ide-ide segar bagi
para pelanggan ataupun dalam kecepatan mendapatkan solusi.
Hambatan 6

: Terpaku pada masalah

Masalah seperti kegagalan, kesulitan, kekalahan, kerugian memang menyakitkan.Tetapi bukan


berarti usaha kita untuk memperbaiki ataupun mengatasi masalah tersebut harus terhenti. Justru
dengan adanya masalah, kita merasa terdorong untuk memacu kreativitas agar dapat menentukan
cara lain yang lebih baik, lebih cepat dan lebih efektif.
Hambatan 7

: Stereotyping

Lingkungan dan budaya sekitar kita yang membentuk opini atau pendapat umum terhadap
sesuatu (stereotyping) bisa juga menjadi hambatan dalam berpikir kreatif. Misalnya saja pada
zaman kartini, masyarakat menganggap bahwa sudah sewajarnyalah jika wanita tinggal di rumah
saja,tidak perlu pendidikan tinggi dan hanya bertugas untuk melayani keluarga saja, tidak usah
berkarir di luar rumah. Apa jadinya jika wanita-wanita hebat seperti Kartini, Dewi Sartika dan
Tjut Nyak Dien menerima saja semua pandangan umum yang yang berlaku di masyarakat
saatitu, kemungkinan besar Indonesia tidak akan pernah menikmati jasa yang diperkaya oleh
keterlibatan para wanita professional, seperti : mendapatkan layanan dokter wanita, menikmati
kreasi arsitek dan senimanwanita, mendapatkan hasil didikan guru wanita, dll.
Sumber: http://entreprenaurship.blogspot.co.id/2011/12/bab-iii-hambatankreativitas.html

Anda mungkin juga menyukai