Anda di halaman 1dari 41

PENGARUH PENGGUNAAN SHOPEE PAY LATER

TERHADAP PERILAKU KONSUMTIF MAHASISWA

UNIVERSITAS SERANG RAYA

Dosen Pengampu :

Siska Mardiana

Disusun Oleh :

Sinta Nur Khotijah 51120143

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL

ILMU POLITIK DAN ILMU HUKUM

UNIVERSITAS SERANG RAYA 2023


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan Teknologi Informasi memacu untuk memasuki era baru

dalam kehidupan, kehidupan seperti ini dikenal dengan e-life (electronic life),

artinya kehidupan ini sudah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara elektronik.

Dan saat ini sedang semarak dengan berbagai huruf yang dimulai dengan awalan e,

seperti e-commerce, e-government, e-library, e-journal, e-medicine, e- laboratory,

e-biodiversitiy, serta yang lainnya yang berbasis elektronika.

Salah satu kemajuan teknologi yang banyak digunakan oleh masyarakat adalah

Electronic Commerce atau e-commerce. E-commerce merupakan model bisnis yang

memungkinkan perusahaan atau individu bisa membeli atau menjual barang

melalui internet (online). Hampir semua produk, termasuk jasa, tersedia di internet

dari mulai makanan, musik, buku, produk rumah tangga, tiket pesawat, investasi

bisa dibeli lewat e-commerce. Dengan adanya e-commerce memungkinkan sebuah

perusahaan atau pemilih usaha untuk dapat menjual produk yang mereka buat

kepada konsumer yang lebih banyak. Seolah-olah batas antar negara semakin

hilang. Dengan kata lain, perusahaan dapat mencakup pasar yang lebih luas

Shopee merupakan salah satu e-Commerce yang ada di Indonesia yang bisa

dengan mudah di akses melalui smartphone. Shopee hadir dalam bentuk website

dan aplikasi yang menyediakan berbagai macam produk mulai dari kebutuhan

rumah, teknologi, otomotif, dan lain sebagainya. Berdasarkan data responden riset
Populix untuk Bisnis, Shopee adalah platform e-Commerce yang paling banyak di

minati.

Berdasarkan data SimilarWeb, Shopee menjadi e-commerce dengan jumlah

kunjungan situs terbanyak di Indonesia pada kuartal I 2023. Selama periode

Januari-Maret tahun ini, situs Shopee meraih rata-rata 157,9 juta kunjungan per

bulan, jauh melampaui para pesaingnya.

Shopee Pay Later adalah layanan yang disediakan oleh Shopee, yang mana

penggunanya bisa melakukan kredit suatu barang terlebih dahulu baru

membayarnya tenornya dalam hitungan bulan atau tahun.

Tanpa disadari dengan kemudahan untuk membeli sekarang bayar belakangan,

memberikan dorongan impulsif dalam keputusan pembelian yang seringkali justru

jatuh kepada barang-barang yang tidak diperlukan.

Mahasiswa menjadi salah satu bagian target pasar dari adanya kemajuan

teknologi paylater. Menurut penelitian yang dislakukan oleh MoneySmart.id porsi

kebutuhan kelompok mahasiswa menjelaskan bahwa persentase pengeluaran gaya

hidup terhadap responden yakni 10,8% Hiburan (nonton, konser), 37,7% Travelling

(pemesanan tiket transportasi), 23,3% Nongkrong (pembelian F&B), 7,1% Internet

(pembelian paket internet dan pulsa), 21,1% Shopping (belanja bermerek).

Perilaku belanja online mengacu pada proses pembelian produk dan jasa

melalui internet . Maka pembelian secara online telah menjadi alternatif pembelian

barang ataupun jasa. Penjualan secara online berkembang baik dari segi pelayanan,

efektifitas, keamanan, dan juga popularitas. Oleh karena itu berdampak pada

perilaku konsumtif dimana banyak orang yang melakukan pembelian tanpa


pertimbangan dan manfaat yang mereka rasakan. Membuat munculnya sikap boros

dan harus mengatur keuangan atau pengeluaran.

Perilaku konsumtif adalah perilaku atau gaya hidup individu yang senang

membelanjakan uangnya tanpa pertimbangan yang matang. Perilaku konsumtif

terbentuk karena sudah menjadi bagian proses gaya hidup. perilaku konsumtif

ditandai dengan adanya kehidupan yang mewah dan berlebihan. Penggunaan segala

sesuatu yang dianggap mahal dan memberikan kepuasan dan kenyamanan fisik

yang sebesar-besamya, serta adanya pola hidup manusia yang didorong oleh segala

keinginan, hanya untuk: memuaskan keinginan akan kesenangan. Hal in

dikemukakan oleh (Anggasari Triyaningsih, 2011) yang mengatakan bahwa

perilaku konsumtif terbentuk: oleh tindakan membeli barang-barang yang tidak

terlalu penting sehingga menjadi berlebihan.

Menurut Setiaji dalam Konsumerisme (1995) menyatakan bahwa perilaku

konsumtif adalah perilaku berlebihan dan membabi buta dalam membeli suatu

barang.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti ingin mengetahui seberapa besar

pengaruh penggunaan Shopee Pay Later terhadap perilaku konsumtif mahasiwa

Universitas Serang Raya oleh karena itu dalam penelitian ini peneliti mengambil

judul "Pengaruh Penggunaan Shope Pay Later Terhadap Perilaku Konsumtif

Mahasiswa Universitas Serang Raya"


1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas, identifikasi

masalah pada penelitian ini adalah

1. Penelitian ini difokuskan pada mahasiswa Universitas Serang Raya yang masih

aktif berkuliah dari angkatan 2019-2023.

1.3 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Apakah terdapat pengaruh penggunaan shopee paylater terhadap perilaku

konsumtif mahasiswa Universitas Serang Raya?

2. Seberapa besar pengaruh penggunaan shopee paylater terhadap perilaku konsumtif

mahasiswa Universitas Serang Raya?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan shopee paylater terhadap perilaku

konsumtif mahasiswa Universitas Serang Raya

2. Untuk mengetahui Besarnya pengaruh penggunaan shopee paylater terhadap

perilaku konsumtif mahasiswa Universitas Serang Raya

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis, diharapkan hasil penelitian ini dapat berkontribusi dalam

memperluas wawasan dan pengetahuan terutama dalam bidang E-Commerce.

2. Manfaat praktis, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu

referensi untuk masyarakat umum mengenai sistem jual beli online.


1.6 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan mendapatkan gambaran mengenai adanya penelitian

masalah maupun isi dalam penelitian ini, maka peneliti menyusun sistematika

penulisan sebagai berikut:

1. BAB I PENDAHULUAN

Bab ini secara ringkas membahas hal-hal yang menuju pokok permasalahan

yang diteliti dalam penulisan skripsi ini. Untuk mengarahkannya peneliti

membahas melalui: latar belakang masalah, batasan masalah, identifikasi masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

2. BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini membahas tentang kajian penelitian sebelumnya, landasan

konseptual yaitu komunikasi, media baru (new media), internet, media sosial,

instagram, minat berkunjung, landasan teori, kerangka pemikiran dan hipotesis

penelitian.

3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini menjelaskan tentang paradigma penelitian, pendekatan

penelitian, metode penelitian, tempat dan waktu penelitian, objek penelitian

operasional variabel, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, analisis

pengumpulan data, uji asumsi klasik, uji instrument penelitian, analisis data, dan uji

hipotesis.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2. 1. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang digunakan adalah penelitian yang memiliki

keterkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan oleh penulis saat ini. Tujuan

adanya penelitian terdahulu adalah untuk mengetahui hasil penelitian seseorang

yang sudah membahas tentang permasalahan penelitian di bidang yang sama.

Kajian pustaka dalam penelitian ini menggunakan kajian beberapa peneliti

terdahulu berkaitan dengan pengaruh penggunaan Shopee Pay Later terhadap

perilaku konsumtif berdasarkan teori dan relefansinya. Selain itu, penelitian

terdaulu ini digunakan untuk mengetahui dan mempelajari berbagai metode analisis

yang digunakan dan dapat diterapkan oleh peneliti dalam penelitian ini.

1. Elpa Julita (2022), penelitian yang digunakan peneliti menjelaskan

tentang bagaimana pengaruh dari penggunaan shopee paylater terhadap

perilaku konsumtif mahasiswa muslim FEBI UIN Fatmawati Sukarno

Bengkulu. Hasil penelitiannya yang diperoleh peneliti cukup signifikan

berpengaruh positif, dengan presentase 0,062. Relevansi kesamaan dari

penelitian tersebut terletak dari judul dan tujuan yang sama-sama

mencari informasi terkait penggunaan shopeepay later dalam perilaku

konsumtif manusia.

2. Farah Dilla Wanda Damayanti, Clarashinta Canggih (2021), penelitian

yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Pembayaran Shopeepay Later

Terhadap Perilaku Konsumsi Islam Generasi Milenial di Surabaya”,


menjelaskan ada atau tidaknya pengaruh shopeepay later dalam generasi

milenial di Surabaya. Hasil penelitiannya menunjukkan sisi positif dan

negatif serta signifikan dengan presentase sebesar 0,05 berdasarkan

hasil uji F. Relevansi kesamaan dari penelitian tersebut terletak dari

judul dan tujuan yang sama-sama mencari informasi terkait penggunaan

shopeepay later dalam perilaku konsumtif manusia.

3. Euis Audria Sari, Ifa Latifah, Mohammad Adib Ararizki, Mukhlishotul

Jannah, Wahyu Hidayat (2023), penelitian yang berjudul “Pengaruh

Penggunaan Shopee Paylater Terhadap Perilaku Konsumtif Mahasiswa

Muslim”, meneliti pengaruh penggunaan shopee paylater, apakah

berpengaruh atau tidak terhadap perilaku konsumtif mahasiswa muslim

UIN SMH Banten. Hasil penelitiannya menyatakan adanya pengaruh

positif dalam penggunaan shopeepay later dengan taraf presentase 39%,

dengan jumlah responden 30 orang dan rentan usia di usia 18 hingga 23

tahun. Dan relevansi kesamaan dari penelitian tersebut terletak dari

judul dan tujuan yang sama-sama mencari informasi terkait penggunaan

shopeepay later dalam perilaku konsumtif manusia.


Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

Penelitian Terdahulu

Peneliti III

Peneliti I Euis Audria Sari, Ifa


Peneliti II
Elpa Julita, (Program Latifah, Mohammad
Farah Dilla Wanda
Studi Ekonomi Syariah Adib Ararizki,
Sasaran Damayanti, Clarashinta
Fakultas Ekonomi dan Mukhlishotul Jannah,
Penelitian Canggih, (Fakultas
Bisnis Islam Universitas Wahyu Hidayat
Ekonomi dan Bisnis
Islam Negeri (UIN) (Universitas Islam
Universitas Negeri
Fatmawati Sukarno Negeri (UIN) Sultan
Surabaya – 2021)
Bengkulu – 2022) Maulana Hasanuddin

Banten – 2023)

Pengaruh Penggunaan
Pengaruh Penggunaan
Shopee Paylater Terhadap Pengaruh Penggunaan
Pembayaran Shopeepay
Judul Perilaku Konsumtif Shopee Paylater Terhadap
Later Terhadap Perilaku
Penelitian Mahasiswa Muslim FEBI Perilaku Konsumtif
Konsumsi Islam Generasi
UIN Fatmawati Sukarno Mahasiswa Muslim
Milenial di Surabaya
Bengkulu

Untuk mengetahui Untuk mengetahui pengaruh


Untuk mengetahui
Tujuan pengaruh penggunaan yang ditimbulkan dari
tentang pengaruh
Penelitian shopee paylater terhadap Shopeepay Later terhadap
penggunaan shopee
perilaku konsumtif perilaku konsumsi islam,
mahasiswa muslim Fakultas bukan secara umum tetapi paylater terhadap perilaku

Ekonomi dan Bisnis Islam dengan melihat fenomena konsumtif mahasiswa.

UIN Fatmawati Sukarno yang terjadi pada kalangan

Bengkulu. generasi milenial.

Metode penelitian
Metode penelitian
Metode Metode penelitian kuantitatif dengan jenis data
deskriptif kuantitatif
Penelitian kuantitatif asosiatif interval dan sumber data
dengan metode kuisioner
primer

Terdapat pengaruh yang

positif penggunaan
Terdapat pengaruh porisif
Terdapat pengaruh positif shopee paylater terhadap
penggunaan shoperpay later
dan negatif serta signifikan perilaku konsumtif
terhadap perilaku konsumtif
Hasil secara simultan variabel mahasiswa sebesar 39,0
mahasiswa ekonomi syariah
Penelitian kepercayaan terhadap %, sedangkan 61,0 %
fakultas FEBI secara
perilaku konsumsi islam pengaruhnya diakibatkan
signifikan sebesar 0,062 >
milenial di Surabaya. oleh faktor-faktor lain
0,05.
yang tidak diteliti dalam

penelitian ini.

Persamaan Pada ketiga penelitian ini terdapat kesamaan judul dan tujuan dengan menggunakan

Penelitian variabel x yang sama.

Terdapat perbedaan hasil Terdapat perbedaan hasil Terdapat perbedaan hasil


Perbedaan
presentase dari penelitian presentase dari penelitian presentase dari penelitian
Penelitian
yang menggunakan judul yang menggunakan judul yang menggunakan judul
yang sama, peneliti yang sama, peneliti yang sama, peneliti

menghasilkan penelitian ini menghasilkan penelitian ini menghasilkan penelitian

dengan hasil presentase dengan hasil presentase ini dengan hasil

signifikan sebesar 0,062 signifikan sebesar 0,05 > presentase signifikan

berdasarkan analisis regresi. 0,000 berdasarkan hasil uji sebesar 39,0%

F. berdasarkan hasil uji T

hipotesis.

Dari ketiga penelitian tersebut mempunyai keunggulannya masing-masing,

perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh Elpa Julita dengan peneliti lain

adalah terletak pada hasil penelitian yang menghasilkan presentase signifikan

sebesar 0,062 berdasarkan analisis regresi. Sedangkan penelitian yang dilakukan

oleh Farah Dilla Wanda Damayanti, Clarashinta Canggih menghasilkan presentase

signifikan sebesar 0,05 berdasarkan hasil uji F dan peneliti Euis Audria Sari, Ifa

Latifah, Mohammad Adib Ararizki, Mukhlishotul Jannah, Wahyu Hidayat

menghasilkan presentase signifikan sebesar 39,0 & berdasarkan hasil uji T

hipotesis. Walaupun terdapat perbedaan yang demikian, ketiga penelitian sama-

sama menghasilkan hasil penelitian yang cukup besar dengan menyatakan adanya

pengaruh di masing-masing judul penelitian. Hanya saja yang membedakan

presentase hasil penelitian adalah dari sampel penelitian dengan kuantitas dan

personal yang berbeda.


2. 2. Landasan Konseptual

2.2.1 E-Commerce

Di dalam buku modul e-commerce (Indrajit : 2001) memaparkan definisi

dari e-commerce yaitu sebuah layanan jasa dalam proses jual beli sebuah produk

secara elektronik dari penjual ke konsumen ataupun antar perusahaan dengan media

internet sebagai perantara. E-Commerce memiliki model bisnis yang fokus pada

penjualan produk atau layanan dari satu perusahaan atau merek tertentu.

Harmayani (2020) mendefinisikan e-commerce sebagai penyebaran,

penjualan, pemasaran, pembelian barang atau jasa dengan sarana elektronik seperti

jaringan komputer, televisi, www, dan jaringan internet lainnya. Hampir semua

produk termasuk jasa, tersedia di internet mulai dari makanan, musik, produk

rumah tangga, tiket pesawat, investasi dapat dibeli melalui e-commerce. Hal

tersebut menandakan kemajuan teknologi dalam perdangan elektronik yang

dianggap sebagai disrupsi ekonomi.

E-commerce merupakan suatu istilah yang sering digunakan atau didengar

saat ini yang berhubungan dengan internet, di mana tidak seorang pun yang

mengetahui jelas pengertian dari e-commerce tersebut. E-commerce adalah

penggunaan jaringan komunikasi dan komputer untuk melaksanakan proses bisnis.

Pandangan populer dari e-commerce adalah penggunaan internet dan komputer

dengan browser Web untuk membeli dan menjual produk.

Menurut Shely (2007 : 83), e-commerce atau kependekan dari electronic

commerce (perdagangan secara elekronik), merupakan transaksi bisnis yang terjadi

dalam jaringan elektronik, seperti internet. Siapapun yang dapat mengakses


komputer, memiliki sambungan ke internet, dan memiliki cara untuk membayar

barang-barang atau jasa yang mereka beli, dapat berpartisipasi dalam e-commerce.

E-commerce seringkali dianggap sama dengan marketplace. Padahal, jika

dipahami secara mendalam, marketplace merupakan salah satu contoh dari bisnis

atau model e-commerce. Marketplace hanyalah berperan sebagai platform atau

perantara yang menghubungkan antara pihak pembeli dengan penjual. Marketplace

diibaratkan seperti pasar di dunia maya yang mempertemukan antara para penjual

dan pembeli.

2.2.2 Marketplace

Marketplace merupakan media online berbasis internet (web based) tempat

melakukan kegiatan bisnis dan transaksi antara pembeli dan penjual. Pembeli dapat

mencari supplier (penjual) sebanyak mungkin dengan kriteria yang diinginkan,

sehingga memperoleh sesuai harga pasar. Sedangkan bagi supplier (penjual) dapat

mengetahui perusahaan-perusahaan yang membutuhkan produk atau jasa mereka.

Aktifitas bisnis menjadi lebih efisien dan luas dalam memperkenalkan bisnis atau

usaha ke banyak client (pelanggan) secara global tanpa ada batasan jarak dan

regional (tempat), (Opiida : 2014).

Pengertian marketplace ialah aplikasi atau situs web yang memberi fasilitas

jual/beli online dari berbagai sumber. Pemilik situs web atau aplikasi tidak memiliki

produk apapun dan bisnis mereka hanya menyajikan produk orang lain kepada

pengguna kemudian memfasilitasinya (Setiawan et al., 2018). Penjelasan lain

tentang marketplace adalah merupakan media online berbasis internet (web based)

tempat melakukan kegiatan bisnis dan transaksi antara pembeli dan penjual.
Pembeli dapat mencari supplier sebanyak mungkin dengan kriteria yang

diinginkan, sehingga memperoleh sesuai harga pasar. Sedangkan bagi supplier atau

penjual dapat mengetahui perusahaan-perusahaan yang membutuhkan produk atau

jasa mereka (Assadurachman, 2017).

Marketplace mempunyai fungsi yang sama dengan sebuah pasar tradisional,

hanya saja marketplace ini lebih ter-komputerisasi dengan menggunakan bantuan

sebuah jaringan dalam mendukung sebuah pasar agar dapat dilakukan secara efisien

dalam menyediakan update informasi dan layanan jasa untuk penjual dan pembeli

yang berbeda-beda (Hutauruk et al. : 2007). Salah satu marketplace yang sangat

diminati saat ini dikalangan remaja hingga dewasa adalah Shopee.co.id.

2.2.3 Shopee

Dalam Kamus Bahasa Indonesia (Dendy Sugono : 2008), Shopee

merupakan sebuah aplikasi mobile, aplikasi ini merupakan wadah belanja online

yang lebih fokus pada platform mobile sehingga orang-orang lebih mudah mencari,

berbelanja, dan berjualan langsung di ponselnya saja. Platform ini menawarkan

berbagai macam produk, dilengkapi dengan metode pembayaran yang aman,

layanan pengiriman yang terintegritas dan fitur sosial yang inovatif untuk

menjadikan jual beli menjadi lebih menyenangkan, aman dan praktis.

Shopee merupakan marketplace yang dapat digunakan secara mudah.

Dengan menggunakan aplikasi Shopee para konsumen dapat berbelanja di mana

dan kapan pun hanya dengan menggunakan handphone. Sehingga kebutuhan dan

keinginan dapat terpenuhi.


Pada halaman Facebook mereka, Shopee pertama kali diluncurkan pada

tahun 2015 di tujuh negara secara bersamaan, yaitu Singapura, Malaysia, Thailand,

Taiwan, Indonesia, Vietnam, dan Filipina. Shopee masuk ke pasar Indonesia pada

akhir Mei 2015 dan mulai beroperasi pada akhir Juni 2015. Shopee merupakan anak

perusahaan dari Sea Group. Misi Sea Group adalah meningkatkan kualitas hidup

konsumen dan pengusaha kecil menjadi lebih baik melalui teknologi. Keuntungan

menggunakan aplikasi Shopee adalah adanya gratis ongkos kirim yang

memudahkan pembeli mendapatkan barang tanpa biaya kirim. Sea Group terdaftar

di NYSE (Bursa Efek New York) di bawah simbol SE.

Aplikasi Shopee memudahkan orang untuk melakukan transaksi

pembayaran. Dalam aplikasi Shopee juga memiliki program menarik lainnya yang

dapat menguntungkan penjual dan pembeli. Kemudian sistem pembayaran di

Shopee sederhana melalui rekening bank, ATM, Shopee Pay, Indomaret/Alfamart

hingga COD.

2.2.4 Shopeepay Later

Diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan dalam POJK (Peraturan Otoritas Jasa

Keuangan) No. 77/2016 tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis

Teknologi Informasi, Shopee Pay Later adalah jasa pinjam meminjam berbasis

inovasi data yang menyatukan pemberi kredit dan penerima kredit dalam hal

pembelian kredit oleh pemberi kredit kepada peminjam dalam rupiah secara

langsung melalui tahapan. Jasa ini diberikan oleh Shopee yang digunakan sebagai

strategi cicilan saat berbelanja di e-commerce pada aplikasi Shopee. Kehadiran

Shopee Pay Later yang mendasari dirasakan oleh penjual di Shopee saja, namun
saat ini juga dapat dirasakan oleh pengguna Shopee tergantung pada perjanjian yang

tidak umum. Shopee Pay Later memberi kemudahan dengan barang dapat diterima

terlebih dahulu namun pembayaran dapat menyusul dibulan depan dengan cicilan.

Shopee Pay Later diberikan oleh PT. Lentera Dana Nusantara adalah

strategi cicilan dengan memanfaatkan dana talangan dari organisasi aplikasi yang

terhubung, kemudian, pada saat itu, pengguna membayar tagihan ke organisasi

aplikasi. Shopee Pay Later menawarkan item kredit dengan uang muka awal nol

persen tanpa penukaran dasar, dan uang muka yang diberikan harus digunakan

untuk membeli barang di Shopee dengan tenor 30 hari (Rohmatul : 2020).

Saat ini, kemajuan-kemajuan inovatif mengubah perilaku individu menjadi

ketergantungan pada pemanfaatan perkembangan inovasi cicilan yang membuat

penukaran cicilan sederhana menjadi lebih berdaya dan produktif. Seperti halnya

penggunaan fitur Shopee Pay Later yang diberikan oleh aplikasi Shopee untuk

memudahkan pembeli dalam melakukan cicilan. Secara garis besar fitur Pay Later

memberikan kenyamanan berupa cicilan yang dapat dilakukan secara kredit di web,

sehingga pelanggan dapat membayarnya dalam waktu yang tidak terlalu lama

dengan sekali bayar. Dikuatkan juga dari kutipan buku Determinants of Customers

(2020 : 223) menyatakan dengan hadirnya angsuran kredit pengembangan mekanis

mendorong kemampuan pembeli untuk meningkatkan pilihan penggunaan dengan

memberikan akses nasabah yang aman dan cepat.


2.2.5 Perilaku Konsumtif

1. Pengertian Konsumtif

Menurut Veblen (Meiyuntar & Suminar : 2015) menyatakan bahwa

konsumtif kebanyakan dikaitkan dengan kegiatan mengkonsumsi barang secara

berlebihan yang merujuk pada perilaku konsumen membeli barang untuk

menunjukkan status sosial, bukan untuk memenuhi kebutuhan yang sebenarnya.

Perilaku konsumtif merupakan salah satu perilaku yang tidak dapat

dipisahkan dari kehidupan masyarakat sehari-hari. Wahyuningtyas (Enrico, 2014)

berpendapat bahwa munculnya perilaku konsumtif tidak mengenal batas negara, di

mana Indonesia termasuk di dalamnya. Fakta menunjukkan bahwa hampir sebagian

besar masyarakat Indonesia berperilaku konsumtif dan menyukai barang-barang

baru, serta rela menghabiskan sebagian pendapatannya untuk membeli produk baru

yang sedang trend (Pratama, 2013). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga

menyatakan bahwa masyarakat Indonesia semakin konsumtif dan mulai

meninggalkan kebiasaan menabung. Di mana hal ini dapat tecermin dari

menurunnya Marginal Propensity to Save (MPS) sejak tahun 2011, dan pada tahun

2013 akhir rasio tersebut di bawah Marginal Prosperity to Consume (MPC)

(Jatmiko, 2015).

Kata konsumtif dapat berarti suatu watak atau perilaku yang suka membeli

barang untuk memperoleh kemasyhuran atau wibawa. Retno Widiastuti

mengatakan bahwa perilaku konsumtif adalah perilaku yang tidak efisien, yang

memakai produk dalam kelimpahan, yang berfokus pada keinginan di atas

kebutuhan, dan tidak ada skala kebutuhan.


Realitanya, perilaku konsumtif tidak hanya muncul pada kalangan dewasa

saja. Penelitian yang dilakukan oleh Elpa Jelita (2020) menunjukkan bahwa 36,2%

Mahasiswa Muslim FEBI UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu berperilaku

konsumtif dengan melakukan belanja secara online. Penelitian tersebut

menunjukkan bahwa perilaku konsumtif tidak hanya muncul pada kalangan

dewasa, tetapi juga dapat muncul pada mahasiswa. Munculnya perilaku konsumtif

pada mahasiswa disebabkan oleh rentannya mahasiswa untuk terpengaruh promosi-

promosi produk dan jasa melalui media maupun secara langsung (Gumulya &

Widiastuti, 2013).

Selain mendorong aktivitas yang boros, menurut Delyana Rahmawaty

Pulungan dan Febriaty (2018), perilaku konsumtif membuat seseorang pada

umumnya akan materialistis, tidak mampu berpikir secara wajar dan ingin memiliki

hal-hal yang mereka perlukan tanpa memperhatikan kebutuhan mereka, sehingga

tindakan ini dapat mempengaruhi pengembangan karakter seseorang yang merasa

tidak cukup dengan apa yang dia miliki saat ini dan mendorong orang untuk

memenuhi pedoman kebutuhan yang lebih tinggi.

Berdasarkan beberapa arti yang telah dipaparkan, ditarik kesimpulan bahwa

perilaku konsumtif merupakan perilaku mengkonsumsi barang atau jasa dengan

intensitas yang terus menerus untuk melebihi kebutuhan yang sebenarnya tanpa

melihat apakah barang atau jasa yang dikonsumsi memiliki manfaat yang hanya

digunakan untuk kewibawaan atau status sosial seseorang.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Resstiani, kegiatan belanja

merupakan tempat pelampiasan lalu menjadikan mahasiswa menjadi konsumtif.


Terlebih jika mahasiswa dari luar daerah yang mempunyai orang tua dengan tingkat

ekonomi yang diatas rata-rata, sehingga menjadi konsumtif saat menuntut ilmu di

kota dengan mengetahui kehidupan perkotaan dengan fasilitas dan juga akibat

tuntutan pergaulannya. Perilaku konsumtif individu dilakukan untuk meningkatkan

konsep diri melalui konsumsi barang atau jasa yang dimaknai sebagai simbol

tersebut. Simbol yang dimaksud di sini bisa berupa simbol harga diri atau status

sosial.

2. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumtif

Menurut (Supriyanto :2021) mengumakakan bahwa terdapat dua faktor

yang mempengaruhi perilaku konsumtif, yaitu internal dan eksternal:

a. Faktor Eksternal

Faktor-faktor yang diingat untuk faktor luar yang mempengaruhi perilaku

konsumtif adalah kebudayaan, kelas sosial, kelompok sosial, keluarga, dan sistem

penggunaan Shopee Pay Later.

1) Kebudayaan

Menurut Mangkunegara, budaya dapat dicirikan sebagai konsekuensi dari

inovasi manusia yang dimulai dari satu zaman ke zaman berikutnya yang secara

luar biasa menentukan jenis perilaku dalam kehidupan sebagai warga negara.

2) Status soial

Pada dasarnya, menurut Mangkunegara, individu Indonesia dikumpulkan

dalam tiga kelompok lebih spesifiknya: kelas atas, kelas menengah, dan kelas

bawah. Perilaku konsumtif diantara kelas akan berbeda satu sama lain sebanding

dengan perilaku konsumtif.


3) Sistem Penggunaan Shopee Pay Later

Hadirnya Shopee Pay Later sebagai sistem pembayaran yang disediakan

oleh aplikasi Shopee membuat masyarakat khususnya mahasiswa menjadi

konsumtif dikarenakan dapat mendapatkan barang yang diinginkan dan

dibutuhkan. Namun pembayaran dapat dilakukan awal bulan selanjutnya yang kita

kenal dengan tagline “bayar nanti”.

b. Faktor Internal

Faktor internal ini juga terdiri dari dua aspek, yaitu faktor psikologis dan

faktor pribadi.

1) Faktor psikologis

Faktor ini menurut Kotler, juga sangat memberi dampak bagi seseorang

dalam bergaya hidup konsumtif, diantaranya:

a. Motivasi, dapat mendorong karena dengan motivasi yang tinggi untuk

membeli suatu barang, produk/manfaat maka mereka pada umumnya akan

membeli tanpa menggunakan unsur akal sehat.

b. Persepsi, sangat berhubungan dengan motivasi. Bersama persepsi yang

baik, maka motivasi untuk melakukan akan naik, dan hal ini dapat

mempengaruhi individu untuk melakukan secara akal.

c. Perilaku pendirian dan kepercayaan, melalui bertindak dan belajar individu

akan memperoleh kepercayaan dan keyakinan. Dengan kepercayaan yang

berlebihan pada penjual dan dengan posisi yang tidak sehat dapat

mendorong perilaku yang konsumtif.


2) Faktor Pribadi

Menurut Kotler, keputusan untuk membeli sangat dipengaruhi oleh faktor

pribadi, yaitu:

a. Keadaan ekonomi, pemilihan terhadap suatu barang sangat dipengaruhi

oleh keadaan ekonomi individu. Individu yang mempunyai uang yang lebih

akan condong lebih menyukai mengeluarkan uangnya untuk membeli

barang, sedangkan ekonominya lebih rendah maka akan berperilaku

konsumtif menggunakan Shopee Pay Later.

b. Jenis kelamin, memberi pengaruh keputusan membeli, karena saat masa

pubertas wanita cenderung lebih konsumtif daripada laki-laki.

2. 3. Landasan Teori

2.3.1 Teori Perilaku Konsumen

Memahami perilaku konsumen tentu bukan sesuatu yang mudah dilakukan,

sehingga pendekatan promosi yang dilakukan oleh suatu organisasi harus

direncanakan dan diharapkan dengan fokus pada variabel-variabel tersebut. Selain

itu, penjual harus memiliki opsi untuk mendapatkan pembeli, dan mencari tahu

bagaimana mereka bertindak, dan berfikir. Meskipun pembeli memiliki berbagai

jenis kontras dalam hal apapun, mereka juga berbagi banyak secara praktis.

Schiffman dan Kanuk (2000) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai

berikut: “The term consumer behavior refers to the behavior that consumers

display in searching for, purchasing, using, evaluating, and disposing of products

and services that they expect will satisfy their needs.” Istilah perilaku konsumen

diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan oleh konsumen dalam mencari,


membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang

mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka.

Kotler menggambarkan model perilaku konsumen sebagai berikut:

Gambar 1

Model Perilaku Konsumen

Gambar tersebut menunjukkan bahwa mempertunjukkan bahwa rangsangan

pemasaran, seperti produk, harga, tempat dan promosi dan rangsangan lain

(lingkungan) mencakup ekonomi, teknologi, politik, dan budaya, memasuki

kesadaran konsumen.

Ada beberapa teori perilaku konsumen telah dibuat untuk memperjelasnya

menurut Puji Hariyanti yakni:

1. Teori Ekonomi Mikro

Teori ini awalnya dikembangkan oleh analisis ekonomi terdahulu, yang

menyatakan bahwa pilihan untuk membeli adalah efek samping dari perhitungan

keuangan objektif yang disadari, dimana pembeli melihat untuk memanfaatkan hal-

hal yang akan memberikan penggunaan paling banyak (pemenuhan) sesuai selera

dan biaya. Kemudian teori ini diidealkan oleh spesialis keuangan neoklasik yang

dikenal sebagai teori pemenuhan marginal (utilitas minimal). Menurut Puji

Hariyanti, dengan teori pemenuhan marginal ini, setiap pembeli akan berusaha
untuk mendapatkan pemenuhan yang paling ekstrim, dan pembeli akan terus

membeli suatu barang untuk jangka waktu yang lama, ketika telah mendapatkan

pemenuhan dari barang yang telah dipakainya. Untuk situasi ini, pemenuhan yang

diperoleh relatif atau lebih menonjol daripada utilitas minimal yang berkurang dan

konsumsi serupa pada barang lain, melalui perkiraan yang cermat dari hasil setiap

pembelian. Ada beberapa anggapan yang mendasari teori ekonomi mikro ini, yakni:

a. Bahwa pelanggan selalu berusaha untuk meningkatkan pemenuhan dalam

keterbatasan kemampuan keuangannya.

b. Bahwa mengetahui beberapa sumber alternatif untuk memenuhi kebutuhan

mereka.

c. Bahwa ia umumnya bertindak dengan baik

3. Teori Psikologis

Teori psikologis ini adalah aplikasi dari bidang penelitian psikologis dalam

membedah perilaku konsumen dan mendasarkan pada variabel psikologi individu

yang terus-menerus dipengaruhi oleh kekuatan lingkungan sekitar. Orang-orang

terus-menerus ditentukan oleh kebutuhan esensial mereka, yang ada sebagai bagian

dan dampak dari iklim dimana dia hidup dan terlihat dalam kegiatannya di masa

sekarang, tanpa mengabaikan pengaruh masa lalu atau harapan di masa depan. Ada

beberapa teori yang termasuk untuk teori psikologis, khususnya:

a. Teori Belajar

Teori belajar menekankan pada tindakan mengartikan dan mengukur yang

merupakan cara untuk mengetahui perilaku konsumen, teori ini terus berkembang
hingga saat ini, dan tergantung pada empat bagian mendasar, yakni dorongan

(drive), petunjuk (clue), reaksi (response) dan penguatan (reinforcement).

b. Teori Psikoanalisis

Menurut teori ini, perilaku konsumen dipengaruhi oleh terdapat keinginan

yang impuls dan niat tersembunyi. Perilaku secara konsisten merupakan akibat dari

asosiasi dan tiga sudut pandang dalam konstruksi karakter manusia adalah id, ego,

dan super ego.

c. Teori Sosiologis

Teori ini lebih menitikberatkan pada koneksi dan dampak antara orang-

orang karena perilaku mereka. Jadi lebih fokus pada perilaku kelompok, bukan

perilaku individu. Orang dipandang sebagai orang yang terusmenerus

menyesuaikan diri dengan bentuk dan ukuran standar umum serta iklim sosial

mereka. Oleh karena itu, penelitian sosial lebih ditujukan pada kegiatan-kegiatan

kelompok seperti keluarga, teman, rekan, dan organisasi.

4. Teori Antropologis

Seperti teori sosiologis, teori antropologis juga menekankan perilaku

konsumen sekelompok orang. Meskipun demikian, perkumpulan-perkumpulan

lokal yang dipusatkan bukanlah perkumpulan-perkumpulan kecil namun

merupakan perkumpulan besar dengan cakupan yang luas, misalnya budaya

(culture), sub-kultur, dan kelas sosial. Anggapan bahwa komponen-komponen ini

berperan penting dalam pengembangan perspektif, dan merupakan petunjuk

penting tentang nilai yang harus dianut oleh seorang konsumen.


2. 4. Kerangka Pemikiran

Kerangka berfikir menggambarkan pengaruh antar variabel bebas terhadap

variabel terikat yaitu pengaruh penggunaan sistem penggunaan Shopee Pay Later

terhadap perilaku konsumtif mahasiswa Universitas Serang Raya.

Tabel 2.2
Kerangka Pemikiran

Teori Perilaku Konsumen

Perilaku Konsumen adalah sebagai perilaku yang diperhatikan oleh konsumen


dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan
produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka.

(Schiffman & Kanuk : 2000)

“Pengaruh Penggunaan Shopee Pay Later terhadap


Perilaku Konsumtif Mahasiswa Universitas Serang Raya”

Perilaku Konsumsi Mahasiswa


Shopee Pay Later
Universitas Serang Raya
(Variabel X)
(Variabel Y)
1. Penyebab menggunakan
1. Status Sosial
Shopee Pay Later
2. Mengikuti trend
2. Kepuasan
3. Mengikuti gaya hedonis
3. Kemudahan
4. Rekomendasi dari teman
4. Kegemaran
5. Impulsif
5. Jaminan Keamanan
6. Kesenangan semata
6. Cashback
7. Kepuasan semu
7. Kecepatan
8. Cashback

9. Uang saku
2. 5. Hipotesis Penelitian

Secara etimologis, hipotesis dibentuk dari dua kata, yaitu Hypo dan kata

thesis. Hypo berarti kurang dan thesis adalah pendapat. Kedua kata itu kemudian

digunakan secara bersama menjadi hipotesis dan penyebutan dalam dialek bahasa

Indonesia menjadi hipotesa kemudian berubah menjadi hipotesis yang maksudnya

adalah suatu kesimpulan yang masih kurang atau kesimpulan yang belum

sempurna.

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru

didasarkan pada teori yang relevan, belums didasarkan pada fakta- fakta empiris

yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan

sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang

empiric.

Adapun hipotesis yang akan di uji dalam penelitian ini adalah :

H1: Diduga ada pengaruh yang signifikan antara Penggunaan Shopee

Paylater (X) terhadap Perilaku Konsumtif (Y) mahasiswa Universitas Serang Raya.

Ho: Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Penggunaan

Shopee Paylater (X) terhadap Perilaku Konsumtif (Y) Mahasiswa Universitas

Serang Raya.
BAB III

Metodologi Penelitian

3.1 Paradigma Penelitian

Menurut Sugiyono (2016:7), paradigma penelitian yang digunakan sesuai

dengan metode penelitian kuantitatif, yaitu paradigma positivistik. Paradigma

positivistik adalah metode kuantitatif yang dinamakan metode tradisional, karena

metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga mentradisi sebagai metode untuk

penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistik karena berlandasan pada

filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode ilmiah atau scientific karena telah

memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit atau empiris, obyektif, terukur,

rasional, dan sistematis.

Pada penelitian ini, penulis meneliti dan menggambarkan fakta dan data

dengan sistematis secara faktual dan akurat berdasarkan analisis dari fenomena

yang disusun dengan data kuantitatif mengenai “Pengaruh Penggunaan Shopee Pay

Later terhadap Perilaku Konsumtif Mahasiswa Universitas Serang Raya.”

3.2 Pendekatan Penelitian

Menurut Creswell (2016:5), dalam penelitian ini menggunakan pendekatan

kuantitatif, yang berdasarkan angka-angka atau berdasarkan pertanyaan-pertanyaan

yang tertutup (hipotesis kuantitatif). Metode penelitian kuantittif adalah metode

penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti

pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument

penelitian, analisis data bersifat statistic dengan tujuan untuk menguji hipotesis

yang telah ditetapkan.


3.3 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei

merupakan metode pengumpulan “data primer” dengan memperoleh secara

langsung dari sumber lapangan penelitian. Biasanya pengumpulan data atau

informasi dan fakta lapangan secara langsung tersebut melalui kuesioner

(questionnair) dan wawancara (interview) baik secara lisan maupun tulisan yang

memerlukan adanya kontak secara tatap muka (face to face contact) antara peneliti

dengan respondennya (subjek).

Metode survei selain merupakan metode pengumpulan data secara primer

sekaligus terjadi komunikasi langsung antara peneliti dan responden. Data

penelitian sebagaian besar data deskriptif berasal dari subjek yang menyatakan

opini, sikap, pandangan, pengalaman, dan penelitian karakteristik tertentu baik

secara individual maupun kelompok. Terdapat dua bentuk teknik pengumpulan

dalam survei, melalui wawancara dan kuesioner.

Dalam hal ini, peneliti menggunakan metode survei di mana peneliti akan

menggunakan dua variabel yaitu Variabel bebas dan terikat. Variabel bebas (X)

yaitu Penggunaan Shopee Pay Later dan variabel terikat (Y) yaitu Perilaku

Konsumtif.

3.4 Tempat dan Waktu Penelitian

3.4.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini mengenai “Pengaruh Penggunaan Shopee Pay Later terhadap

Perilaku Konsumtif Mahasiswa Universitas Serang Raya”. dengan mengambil

lokasi pelaksanaan penelitian di tempat Universitas Serang Raya.


3.4.2 Waktu Penelitian

Penelitian diambil pada bulan Juni hingga selesai dengan proses sebagai

berikut:

Tabel 3.1

Jadwal Penelitian

No. Kegiatan Mei Juni Juli

1. Pengajuan Judul

2. Pengesahan Judul

3. Penulisan BAB I

4. Penulisan BAB II

5. Penulisan BAB III

3.5 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan masalah yang diteliti. Objek penelitian

menurut Sugiyono (2008:38) adalah secara teoritis dapat didefinisikan sebagai

atribut seseorang atau objek dengan objek lain (Hatch dan Farhady, 1981). Suatu

sifat dasar dari orang objek atau kegiatan yang memiliki variasi yang telah

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Objek

penelitian dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Serang Raya yang

menggunakan aplikasi belanja online Shopee dan memanfaatkan fitur Shopee Pay

Later mengenai “Pengaruh Penggunaan Shopee Pay Later terhadap Perilaku

Konsumtif Mahasiswa Universitas Serang Raya”.


3.6 Operasional Variabel

Menurut Sugiyono (2016:38-39), menyatakan bahwa variabel adalah suatu

kualitas (qualities) dimana mempelajari dan menarik kesimpulan. Maka dapat

dirumuskan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai

orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Dalam penelitian ini digunakan dua variabel yaitu variabel independen dan

variabel dependen. Varibel independen yaitu variabel yang sering disebut sebagai

variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut

sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependen (terikat). Sedangkan variabel dependen sering disebut sebagai variabel

output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel

terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas. (Sugiyono, 2016:38-39).

Dalam penelitian ini “Pengaruh Penggunaan Shopee Pay Later terhadap

Perilaku Konsumtif Mahasiswa Universitas Serang Raya”, dua variabel yaitu

variabel independen (bebas) “Penggunaan Shopee Pay Later” dan variabel

dependen (terikat) “Perilaku Konsumtif”


Tabel 3. 2
Operasional Variabel

Variable X Konseptual Dimensi Indikator Skala

1. Tingkatan seberapa
Penggunaan 1. Lama
Shopee Pay Later lama responden
Shopee Pay Penggunaan
adalah jasa pinjam menggunakan fitur
Later 2. Intensitas
meminjam berbasis Shopeepay Later
3. Durasi
(Variabel X ) inovasi data yang 2. Pemahaman yang
4. Kemudahan
menyatukan diberikan responden
Pengoperasian
pemberi kredit dan saat menggunakan fitur Likert
5. Kepuasan
penerima kredit Shopeepay Later
dengan Produk
dalam hal 3. Seberapa lama waktu
6. Desain
pembelian kredit yang dihabiskan

oleh pemberi kredit responden dalam

kepada peminjam menggunakan fitur

dalam rupiah secara Shopee Pay Later sekali

langsung melalui waktu

tahapan. 4. Apakah fitur

Shopeepay Later dapat

digunakan dan

dioperasikan dengan

mudah oleh responden


5. Seberapa puas

responden terhadap

fitur Shopee Pay Later

karena bisa memenuhi

kebutuhan dalam

melakukan transaksi

6. Tampilan dari fitur

Shopee Pay Later

Variable Y Konseptual Dimensi Indikator Skala

Perilaku Perilaku Konsumtif 1. Membeli produk 1. Pembelian dilakukan

Konsumtif adalah perilaku karena iming- atas dasar ingin

(Variabel Y) mengkonsumsi iming mendapatkan hadiah

barang atau jasa hadiah/bonus atau bonus tambahan

dengan intensitas 2. Membeli produk apabila membeli barang

yang terus menerus karena kemasan tersebut.

untuk melebihi yang menarik 2. Pembelian yang

kebutuhan yang 3. Membeli produk dilakukan karena Likert

sebenarnya tanpa demi menjaga kemasan yang

melihat apakah tampilan dan disuguhkan terlihat

barang atau jasa gengsi menarik.

yang dikonsumsi 4. Membeli produk 3. Pembelian dilakukan

memiliki manfaat atas hanya karena ingin

yang hanya pertimbangan menjaga


digunakan untuk harga (bukan atas penampilannya agar

kewibawaan atau dasar manfaat dan terlihat modis dan

status sosial kegunaannya) kekinian dibandingkan

seseorang. orang-orang lainnya.

4. Membeli suatu barang

karena menganggap

harga barang yang

mahal merupakan

cerminan barang

tersebut adalah barang

mewah dan berkelas.

3.7 Populasi dan Sampel Penelitian

3.7.1 Populasi

Anggorro (2007:42), mendefinisikan populasi adalah himpunan yang

lengkap dari satuan-satuan atau individu-indivisu yang karakteristiknya ingin kita

ketahui. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Serang Raya

yang menggunakan aplikasi Shopee dan memanfaatkan fitur Shopee Pay Later yang

berjumlah 171 orang.

3.7.2 Sampel

Sedangkan sampel menurut Suharsimi Arikunto (2008:117), adalah

sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Selanjutnya jika populasi kurang

dari 100 orang maka sampel yang akan diambil semua sehingga penelitiannya

adalah penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subjek besar dapat diambil antara
10-15% atau 20-25%. Dalam penelitian ini sampel diambil sebesar 20% dari

populasi sehingga sampel yang diteliti adalah 35 orang dengan teknik pengambilan

sampel purposive sampling. Adapun kriteria mahasiswa yang menjadi sampel

penelitian yaitu sebagai berikut:

a. Mahasiswa yang menggunakan Shopee Pay Later.

b. Mahasiswa yang memiliki uang jajan antara rentang 500.000-1.000.000/bulan

dan menggunakan Shopee Pay Later.

Berdasarkan uraian di atas maka sampel dalam penelitian ini berjumlah 35

orang.

3.8 Metode Pengumpulan Data

3.8.1 Data Primer

Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada

peneliti. Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang berisikan

pertanyaan mengenai variabel penelitian lalu disebarkan dan diisi oleh responden

penelitian. Cara ini digunakan untuk mendapatkan gambaran apakah ada atau

tidaknya “Pengaruh Penggunaan Shopee Pay Later terhadap Perilaku Konsumtif

Mahasiswa Universitas Serang Raya”.

3.8.2 Data Sekunder

Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data

kepada peneliti, misalnya dengan membaca dan mempelajari buku-buku seperti

ilmu komunikasi, marketing komunikasi, metode penelitian kuantitatif, dan lain-

lain.
3.9 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data penelitian ini antara lain

dengan cara:

1. Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawabnya. Kuesioner ini berisi pertanyaan mengenai Pengaruh Penggunaan

Shopee Pay Later terhadap Perilaku Konsumtif Mahasiswa Universitas Serang

Raya, lalu peneliti akan membagikan pertanyaan-pertanyaan tersebut kepada

responden penelitian yang mana pada penelitian ini respondennya adalah

Mahasiswa Universitas Serang Raya. Adapun tipe angket yang digunakan peneliti

ialah angket tertutup.

Skala yang digunakan pada penelitan ini adalah skala Likert. Skala Likert

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert, maka variabel

yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator

tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang

dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen yang

menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat

negatif.

Tabel 3.3 Penilaian Skala Likert


No. Pernyataan Kode Bobot Nilai

1. Sangat Tidak Setuju STS 1


2. Tidak Setuju TS 2

3. Ragu-Ragu RG 3

4. Setuju S 4

5. Sangat Setuju ST 5

Sumber: Sugiyono (2019:165)

2. Observasi

Peneliti menggunakan observasi terstruktur di mana observasi yang telah

dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati. Yaitu, berinteraksi

langsung dengan Mahasiswa Universitas Serang Raya, sekaligus mengamati secara

seksama untuk mendapatkan gambaran mengenai proses interaksi yang secara

alami terjadi pada proses perilaku konsumtif mahasiswa Universitas Serang Raya.

3. Kepustakaan

Metode pencarian informasi dari buku-buku dan sumber-sumber lain yang

relevan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini yaitu pengaruh harga,

promosi dan tempat terhadap keputusan pembelian.

3.10 Uji Asumsi Klasik

3.11.1 Uji Normalitas Data

Uji normalitas merupakan sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan setiap

variabel penelitian yang akan dianalisis membentuk distribusi normal. Bila data

tidak normal, maka teknik statistik parametaris tidak dapat digunakan untuk alat

analisis. Sebagai gantinya digunakaan teknik statistik lain yang tidak harus

berasumsi bahwa data berdistribusi normal. Teknik analisis itu adalah statistik

nonparametris. Untuk itu sebelum peneliti akan menggunakan teknik parametaris


sebagai analisisnya, maka peneliti harus membuktikan terlebih dahulu, apakah

data yaang akan dianalisis itu berdistribusi normal atau tidak (Sugiyono, 2012:75).

3.11 Uji Instrumen Penelitian

Dalam hal ini perlu dibedakan antara hasil penelitian yang valid dan reliabel

dengan intrumen yang valid dan reliabel. Hasil penelitian yang valid bila terdapat

kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada

obyek yang diteliti.

3.11.1 Uji Validitas

Instrumen yang valid berati alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan

data (mengukur) yang valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk

mengukur apa yang seharusnya diukur. (Sugiyono, 2016:121).

N (∑ XY) − (∑ X ∑ Y)

r= √ [N ∑ X2− (∑ X) ²] [N ∑ Y²− (∑ Y) ²]

Keterangan:

N : Jumlah responden

∑X : Jumlah jawaban responden untuk keseluruhan instrumen

∑X2 : Jumlah jawaban responden untuk keseluruhan instrumen yang

dikuadratkan

∑Y2 : Jumlah jawaban responden untuk instrument ke- I yang dikuadratkan

(Sugiyono, 2010: 228)

Ketentuan pengujian uji validitas adalah rhitung dibandingkan dengan

rtabel (dengan melihat taraf signifikansi penelitian, yakni sebesar 5% atau 0,05 dan
jumlah N atau responden, barulah kita akan mendapatkan nilai rtabel) sebagai

berikut (Arikunto, (2014 :110)

1. Jika r hitung, ≤ rtabel maka instrumen dikatakan tidak valid

2. Jika r hitung, > rtabel maka instrumen dikatakan valid

3.11.2 Uji Reliabilitass

Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap

konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lenih terhadap gejala yang

sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula. Untuk mengukur tingkat

reliabilitas instrument yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode

Cronbach Alpha dikarenakan untuk mencari instrumen yang skornya berupa

rentangan antara beberapa nilai. Adapun metode Cronbach Alpha tersebut adalah

sebagai berikut:

Tabel 3. 4
Tingkat Reabilitas Berdasarkan Nilai Alpha

Nilai Cronbac’s Alpha Tingkat Reliabilitas

0,0 – 0,20 Tidak Reliabel

>0,20 – 0,40 Kurang Reliabel

>0,40 – 0,60 Cukup Reliabel

>0,60 – 0,80 Reliabel


>0,81 – 1.00 Sangat Reliabel

Sumber: Sugiyono (2015: 43)

3.12 Analisis Data

3.13.1 Analisis Regresi Linier Sederhana

Analisis linier sederhana digunakan untuk mengetahui ada tidaknya

kelinieran pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun

rumus linier sederhana sebagai berikut:

+e

Keterangan:

Y = subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan

a = harga Y ketika harga

X = 0 (harga konstan)

b = angka arah koefisien regresi, yaitu menunjukan angka peningkatan atau

penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+)

maka naik, bila b (-) maka terjadi penurunan.

X = nilai variabel independen

3.13.2 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan pada penelitian untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh variabel X yaitu Penggunaan Shopee Pay Later terhadap

variabel Y yang merujuk terhadap perilaku konsumtif mahasiswa Universitas

Serang Raya. Berikut rumusnya:

𝐤𝐝 = 𝐫 𝟐 𝐱𝟏𝟎𝟎%

Data batas koefisien determinan 0 < kd < 1


Dimana apabila:

Kd = 0, berarti pengaruh variabel x terhadap variabel y, lemah.

Kd = 1, berarti pengaruh variabel x terhadap variabel y, kuat.

Pengaruh tinggi rendahnya koefisien determinasi tersebut digunakan

pedoman yang dikemukakan oleh Guilford adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5
Pedoman Interpretasi Koefisien Determinasi

Pernyataan Keterangan

> 4% Pengaruh rendah sekali

15% - 16% Pengaruh rendah tapi pasti

17% - 49% Pengaruh cukup berarti

50% - 81% Pengaruh tinggi atau kuat

> 80% Pengaruh tinggi sekali

Sumber Supranto, 2001: 227.

Untuk mempermudah proses penghitungan peneliti menggunakan program

SPSS dengan menggunakan program tersebut hasilnya dapat dilihat pada tabel

model summary berdasarkan nilai dari tabel yang berjudul r-square.

3.13.3 Uji Hipotesis

Uji t-Test adalah salah satu test statistik yang dipergunakan untuk menguji

signifikansi koefisien korelasi variabel bebas dengan variabel terikat. Adapun


rumus uji signifikasi korelasi sperman rang t ditunjukan pada rumus (Kriyantono,

2008:175):

Keterangan:

t = t hitung

r = koefisien korelasi sederhana

n = jumlah sampel

Selanjutnya untuk menguji apakah koefisien korelasi (r) yang diperoleh

signifikan atau tidak, perlu dilakukan uji signifikansi. Uji signifikansi korelasi

spearman rank dapat dilakukan secara langsung dengan mengkonsultasikan pada

tabel distribusi t produksi momen dengan ketentuan:

1. Bila t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Hi ditolak, dan

2. Bila t hitung < t tabel, maka Ho ditolak dan Hi diterima.

Anda mungkin juga menyukai