Anda di halaman 1dari 5

PROPOSAL PENELITIAN KUALITATIF

Analisis Perilaku Belanja Online Pada Kalangan Remaja

Di Masa Pandemi Covid-19

Di Susun Oleh :

Siti Febriana Fasha

1808015190

Dosen Pengampu Mata Kuliah :

Anisia Kumala, Lc., M.Psi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

JAKARTA

2021
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Satu tahun belakangan ini Indonesia sedang berada pada masa pandemi covid-
19 yang dimana pandemi ini terjadi akibat virus corona yang dapat menular secara
cepat dan dapat membahayakan orang-orang yang berada pada rentang usia balita dan
lansia. Sehingga dalam penanganannya pemerintah mengeluarkan peraturan yang
disebut dengan protokol kesehatan. Protokol kesehatan yang berlaku terdiri dari
memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.
Demi meminimalisir penyebaran virus, pemerintah juga membuat peraturan
agar masyarakat melakukan berbagai kegiatan dari rumah. Hal itu mengakibatkan
kegiatan pembelajaran dilakukan secara online, kegiatan perkantoran juga
memberlakukan WFH (Work From Home) yaitu bekerja dirumah, kegiatan ekonomi
seperti jual-beli di pasar ditutup atau diberhentikan untuk sementara waktu. Selain itu,
dengan adanya pandemi dan berbagai peraturan yang dibuat juga mempengaruhi
penggunaan internet yang meningkat karena sebagaian besar kegiatan dialihkan
dengan menggunakan internet atau secara online.
Sebelumnya memang penggunaan internet sudah meningkat seiring dengan
perkembangan teknologi yang semakin pesat, namun karena ada pandemi ini juga
mengakibatkan penggunaan internet semakin meningkat. Menurut hasil survey APJII
(Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia) menjelaskan bahwa penggunaan internet
ditahun 2019-2020 berjumlah 73,7% dengan jumlah populasi sekitar 196,7 juta
pengguna naik 8,9% atau sekitar 25,5 juta dari tahun 2018. Dijelaskan pula bahwa
terdapat lima alasan masyarakat untuk mengakses internet selama pandemi yakni
konten pendidikan dan laman sekolah, media sosial, komunikasi pesan, game online,
dan belanja online. Dalam situs belanja online, produk fashion kecantikan, produk
rumah tangga, dan produk elektronik adalah tiga produk yang banyak dibeli pengguna
saat belanja online. Adapun situs favorit pengguna saat belanja online adalah Shopee,
Lazada, Tokopedia, dan Bukalapak dengan sebanyak 68,7% merasa aman bertransaksi
di internet.
Meningkatnya penggunaan internet pada tahun 2020 merupakan dampak dari
adanya pandemi karena segala aktifitas yang biasa dilakukan secara langsung atau
tatap muka berubah menjadi secara online sehingga penggunaan internet menjadi
meningkat. Salah satu sektor yang terkena dampaknya adalah sektor ekonomi yang
dimana jumlah pengguna aplikasi belanja online menjadi meningkat selama pandemi.
Berdasarkan riset RedSeer Pembelian melalui aplikasi belanja online meningkat
18,1% hingga 98,3 juta transaksi dengan total transaksi senilai 1,4 USD. Diketahui
bahwa pada Q3 tahun ini pengunjung Shopee meningkat mencapai 96,5 juta atau
sekitar 72% dari yang sebelumnya berjumlah 55,9 juta. Selain Shopee, Tokopedia
juga mengalami peningkatan jumlah pengunjung pada Q3 tahun ini jumlah
pengunjung Tokopedia mencapai 84,9 juta atau meningkat 28% dari tahun
sebelumnya.
Berdasarkan latarbelakang permasalahan yang dijabarkan diatas, maka
penggunaan internet yang didalamnya termasuk penggunaan aplikasi belanja online
mengalami peningkatan selama masa pandemi karena beberapa peraturan yang
menyebabkan perubahan aktifitas yang terjadi seperti kegiatan belajar atau sekolah
secara online dan kegiatan belanja secara online. Pengguna internet di dominasi oleh
kalangan pelajar dan usia-usia produktif. Perkembangan teknologi yang semakin
canggih juga mempermudah pengguna dalam mengakses internet sehingga bisa
dengan mudah dilakukan oleh semua kalangan terutama remaja yang saat ini sudah
cukup baik dalam menggunakan gadget. Maka dari itu, peneliti tertarik melakukan
penelitian terkait analisis perilaku belanja online di kalangan remaja pada masa
pandemi covid-19.

1.2. Fokus Penelitian


Penelitian ini berfokus pada perilaku belanja online atau penggunaan aplikasi
belanja online yang dilakukan pada seorang remaja yang masih menjalankan
pendidikan di tingkat SMA guna mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi
subjek untuk melakukan aktifitas belanja secara online serta dampak apa saja yang
muncul dari perilaku belanja online tersebut, salah satunya adalah bagaimana dampak
perilaku belanja online terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan.

1.3. Signifikansi Penelitian


Penelitian mengenai perilaku belanja online ini sudah banyak dilakukan oleh
peneliti-peneliti sebelumnya, terkait variabel yang diteliti juga bervariasi. Pada
penelitian ini terdapat 3 penelitian terdahulu yang akan dibahas terkait perilaku
belanja online.
1. Penelitian pertama milik Ariza Qurrota A’yun, berjudul Gaya Hidup Mahasiswa
Pengguna Online Shop (Studi Pada Mahasiswa PGSD UNUSA) pada tahun 2019. Jenis
metode penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Hasil penelitian ini menemukan
bahwa alasan dari aktifitas belanja online yang dilakukan mahasiswa adalah karena
ikut-ikutan teman, ingin selalu update barang terbaru, penampilan gambar lebih bagus,
lebih murah, cari untung dan menghemat waktu. Sedangkan gaya hidup mahasiswa
yang hedonis ditunjukkan dari gaya berpakaian yang mengkontruksi citra diri yang gaul
di lingkungan kampus. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan
penulis adalah subjek yang dipilih penulis adalah kalangan remaja dan bukan
mahasiswa, selain itu penelitian tidak dilakukan dilingkungan kampus atau sekolah.
2. Penelitian kedua milik Isnawati, berjudul Online Shop (Studi Kasus Budaya Konsumtif
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar) pada tahun 2019. Jenis metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan
subjek yang ditentukan secara sampling snowball. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa dengan adanya situs belanja online membuat mahasiswa
terdorong melakukan aktifitas belanja secara online karena kemudahan yang dimiliki,
kemudian dilakukan dengan menggunakan smartphone saja tanpa harus keluar rumah,
promo-promo yang ditawarkan. Adapun perilaku konsumtif yang ditunjukkan
mahasiswa seperti penyalahgunaan uang dari orangtua, menabung, atau bahkan sampai
meminjam uang hanya untuk berbelanja. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian
yang dilakukan penulis adalah variabel yang dipasangkan dengan variabel belanja
online adalah perilaku konsumtif, kemudian subjek penelitian ini adalah mahasiswa.
3. Penelitian ketiga milik Nurhayati, berjudul Belanja “Online” Sebagai Cara Belanja Di
Kalangan Mahasiswa (Studi Kajian Budaya Di Universitas Malikussaleh,
Lhokseumawe, Aceh) tahun 2017. Jenis metode penelitian yang digunakan adalah
penelitian kualitatif dengan analisis deskriptif dengan melihat fenomenologis yang
terjadi. Hasil penelitian yang dilakukan adalah terdapat bentuk perilaku konsumtif yang
dilakukan mahasiswa Unimal ditunjukkan dengan kegiatan belanja online yang
dilakukan dan faktor-faktor yang mendorong mereka dalam memilih kegiatan secara
online. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah
subjek penelitian nya kalangan mahasiswa dan dilakukan di aceh.
1.4. Tujuan Penelitian
Dengan latar belakang dan fokus penelitian yang ada, maka tujuan dari
penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui apakah faktor yang mempengaruhi seorang remaja dalam
melakukan belanja online selama masa pandemi covid-19
2. Untuk mengetahui apakah dampak yang ditimbulkan dari perilaku belanja
online yang dilakukan remaja pada masa pandemi covid-19
3. Untuk mengetahui apakah perilaku belanja online yang dilakukan remaja
berpengaruh pada akademik atau pendidikan yang sedang dijalankan

1.5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti-peneliti lain
untuk di teliti lebih lanjut atau dijadikan sebagai bahan referensi atau rujukan
untuk penelitian-penelitian yang terkait di masa mendatang.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca untuk
memahami lebih lanjut terkait faktor penyebab dan dampak yang ditimbulkan
dari perilaku belanja online yang dilakukan pada kalangan remaja, sehingga
nantinya dapat menjadi bahan pertimbangan jika di kemudian hari terdapat
kemajuan atau pembaharuan pada situs-situs belanja online.

Anda mungkin juga menyukai