Anda di halaman 1dari 28

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI MAHASISWI

MELAKUKAN PEMBELIAN JILBAB SECARA ONLINE (STUDI KASUS


MAHASISWI IAIN KEDIRI PRODI EKONOMI SYARIAH ANGKATAN
2018)
Proposal penelitian ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Metodologi Penelitian Ekonomi
Dosen Pengampu :
Ali Samsuri, M.EI

Disusun Oleh:
Bella Marda Serawati
931301718

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI
2021
A. Judul
Faktor-faktor Yang Memengaruhi Mahasiswi Melakukan Pembelian
Jilbab Secara Online (Studi Kasus Mahasiswi IAIN Kediri Prodi Ekonomi
Syariah Angkatan 2018).
B. Latar Belakang
Di era modernisasi yang serba digital ini, telah banyak membawa
perubahan dalam hal jual beli, seperti memanfaatkan media internet sehingga
proses bertransaksi atau jual beli kian mudah dan cepat.1 Saat ini, internet
sangat berpengaruh pada perkembangan bisnis-bisnis yang sudah dijalankan.
Bisnis berkembang dengan pesat melalui kegiatan transaksi jual beli media
online yang dikenal dengan belanja online.(Hardiawan 2013)
Dengan kecanggihan internet yang ada sekarang ini merupakan salah
satu landasan berkembangnya bisnis, menjadikan internet sebagai lahan bisnis
yang luar biasa. Tingkat bisnis dan perdagangan dalam kacamata Islam
menempati posisi terhormat. Ia tidak sekedar aktivitas yang mengedepankan
prinsip-prinsip memperoleh keuntungan secara maksimal, tetapi juga diikat
oleh bingkai hukum dan moral agama. Demikian pentingnya transaksi bisnis
dan perdagangan ini sehingga Rasulullah menempatkannya sebagai pekerjaan
yang sangat mulia sebagaimana beliau kemukakan ketika menjawab pertanyaan
salah seorang sahabatnya perihal pekerjaan yang sangat mulia.2
Pada zaman sekarang melalui perkembangan teknologi yang semakin
canggih memudahkan setiap orang mudah mengakses dunia maya melalui
internet. Kemudahan ini dimanfaatkan dalam memenuhi segala kebutuhan
sehari-hari salah satu dengan melakukan transaksi jual beli barang atau jasa
melalui internet atau bisa disebutkan dengan transaksi online. Pada dasarnya
transaksi online sama dengan offline yang membedakan adalah tempat
transaksi hanya didunia maya walaupun beda wilayah.3

1
Jusmaliani, Bisnis Berbasis Syari’ah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 198.
2
Muhammad, Rahmad Kurniawan, Visi Dan Aksi Ekonomi Islam, (Intimedia: Malang 2014).
hlm.37.
3
Desy Safira, et.al., “Bisnis Jual Beli Online Dalam Prespektif Islam”, Al Amwal: Vol. 3 No. 1,
Februari 2020, hlm.43

1
Di zaman modern ini teknologi informasi banyak melahirkan perubahan
dalam kehidupan manusia, khususnya dikalangan mahasiswi sekarang ini
sudah menggunakan IPTEK (Ilmu Pengetahuan Teknologi) dalam bekerja,
belajar, berbelanja ataupun berjualan. Perubahan gaya hidup dan pergeseran
kebutuhan konsumen tentu tidak bisa dibendung sejalan dengan kenaikan daya
beli konsumen tersebut. Fenomena kenaikan daya beli yang semakin meningkat
ini biasanya terjadi pada kalangan remaja dan usia dewasa khususnya
dikalangan mahasiswi.
Pada dunia perguruan tinggi di IAIN Kediri misalnya, para mahasiswi
akan cenderung melakukan keputusan pembelian yang sesuai dengan gaya
hidup yang mereka miliki. Kebanyakan dari mahasiswi tersebut mempunyai
tingkat konsumsi yang cukup tinggi, karena terlihat pada daya beli mereka
terhadap sebuah fashion yang dianggap sudah cukup terkenal. Salah satu
fashion yang cukup diminati yaitu jilbab online. Karena bagi mahasiswi jilbab
merupakan sebuah kebutuhan, dimana mahasiswinya diwajibkan untuk
memakai jilbab, fashion berperan penting bagi remaja saat ini dengan berbagai
model dan tren jilbab yang dapat menarik seseorang untuk membelinya.
Dengan adanya teknologi yang modern, kebanyakan mahasiswi lebih
memilih berbelanja online daripada di pasar-pasar. Kebutuhan adalah salah satu
tuntutan dasar manusia, namun kebutuhan ini akan menjadi sebuah keinginan
ketika diarahkan kepada sasaran spesifik yang mungkin dapat memenuhi
kebutuhan. Sebagai contoh seseorang membutuhkan hijab, tetapi
menginginkan hijab dengan model terbaru dan memiliki brand yang di kenal.
Keinginan ini di bentuk oleh lingkungan masyarakat seseorang, keinginan akan
produk-produk spesifik yang didukung oleh kemampuan membayar akan
menimbulkan permintaan. Membeli barang secara online yakni keinginan
seseorang membeli melalui internet. Hal yang di maksud keinginan di sini yaitu
pengalaman pembelian barang melalui tahap pencarian sampai fase untuk
membeli. Dari pemaparan tersebut dapat kita lihat bahwa belanja secara online
adalah dimana saat ingin belanja tidak perlu bertemu ataupun bertatap muka
dengan penjual.

2
Saat ini jilbab online telah diterima oleh masyarakat Indonesia sebagai
trend. Dewasa ini mulai bermunculan berbagai model jilbab yang up to date
dan banyak diminati oleh para mahasiswi khususnya jilbab online sehingga
permintaan atas jilbab semakin meningkat. Meningkatnya permintaan terhadap
jilbab online mendorong para mahasiswi untuk terus berusaha ingin membeli
dan memiliki. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang “Faktor-faktor Yang Memengaruhi Mahasiswi
Melakukan Pembelian Jilbab Secara Online (Studi Kasus Mahasiswi IAIN
Kediri Prodi Ekonomi Syariah Angkatan 2018”.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah Apa saja faktor-faktor yang memengaruhi
Mahasiswi IAIN Kediri Prodi Ekonomi Syariah Angkatan 2018 dalam
melakukan pembelian jilbab secara online?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut untuk
mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi Mahasiswi IAIN Kediri Prodi
Ekonomi Syariah Angkatan 2018 melakukan pembelian jilbab secara online.
E. Kegunaan Penelitian
1. Secara Teoritis
Untuk memberikan bahan sumber ilmiah yang diinginkan dalam
membuat suatu karya tulis ataupun kegiatan ilmiah baru bagi akademis yang
diingin meneliti atau mengetahui tentang faktor-faktor yang memengaruhi
Mahasiswi IAIN Kediri Prodi Ekonomi Syariah Angkatan 2018 dalam
melakukan pembelian jilbab secara online.
2. Secara praktis
Dapat menjadi bahan masukkan khususnya pengetahuan tentang faktor-
faktor yang memengaruhi Mahasiswi IAIN Kediri Prodi Ekonomi Syariah
Angkatan 2018 dalam melakukan pembelian jilbab secara online.

3
F. Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Berdasarkan penelusuran berbagai literatur yang ada, peneliti
melakukan penelaahan terhadap penelitian terdahulu yang relevan dengan
permasalahan yang akan diteliti. Pengkajian ini dimaksudkan guna
menghindari adanya plagiat secara keseluruhan hasil karya orang lain.
Sehingga dengan adanya penelaahan ini peneliti dapat mengetahui persamaan
dan perbedaan antara permasalahan yang akan diteliti oleh peneliti dengan
penelitian terdahulu. Adapun penelitian mengenai jual beli online adalah
sebagai berikut:
Penelitian yang dilakukan oleh Putriana Suharfin (2018) yang berjudul
“Analisis Faktor Yang Mendorong Belanja Online Pada Mahasiswa Di Kota
Medan”4 . Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang paling dominan
berpengaruh terhadap keputusan pembelian secara online adalah harga. Faktor
produk, harga, promosi, sistem pembayaran, resiko barang, logistik, dan
teknologi digital berpengaruh secara signifikan terhadap belanja online bagi
mahasiswa. Implikasi dari penelitian ini bagi perusahaan-perusahaan yang
memasarkan produk secara online agar memperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Sehingga keputusan
pembelian secara online dapat meningkat.
Penelitian yang dilakukan oleh Sakinah Nur (2017) yang berjudul
“Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Hijab
(Studi kasus Karyawan Garda Depan PT ADD Yogyakarta”5 Penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Data yang
digunakan merupakan data primer yang diperoleh dari hasil penyebaran
kuisioner kepada 50 responden pada karyawan garda depan PT ADD
Yogyakarta. Hasil dari pengujian yang telah dilakukan, faktor pendapatan,

4
Putriana Suharfin, “Analisis Faktor Yang Mendorong Belanja Online Pada Mahasiswa Di Kota
Medan”, Jurnal, (Medan: Universitas Sumatera Utara, 2018)
5
Sakinah Nur, “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Hijab (Studi
kasus Karyawan Garda Depan PT ADD Yogyakarta”, Jurnal (Yogyakarta: State Islamic University
Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2017)

4
kelas sosial, pengetahuan secara simultan mempengaruhi keputusan pembelian.
Namun faktor pendapatan dan kelas sosial tidak mempengaruhi responden
dalam keputusan pembelian.
Penelitian yang dilakukan oleh Nurul Hasanah (2017) yang berjudul
“Analisis faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Melalui
Online Shop Di Kota Medan”6 Metode yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu pendekatan kuantitatif dengan menggunakan analisis jalur dengan model
regresi linier berganda dengan bantuan SPSS versi 17. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui berapa besar pengaruh langsung dan tidak langsung variable
periklanan, kualitas produk, harga dan tingkat kepercayaan terhadap keputusan
pembelian melalui online shop. Penelitian yang dilakukan oleh penulis
sebelumnya lebih terfokus kepada faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan
pembelian melalui online shop. Sedangkan penelitian penulis lebih terfokus
kepada faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswi melakukan pembelian
jilbab secara online. Sedangkan persamaan antara penelitian penulis dengan
penelitian sebelumnya adalah dari segi faktor-faktor yang mempengaruhi
pembelian secara online.
G. Kajian Teoritik
1. Pengertian Jilbab
Secara etimologis, kata jilbab berasal dari bahasa Arab yaitu Jalaba dan
bentuk jamaknya adalah jalabib yang maknanya pakaian yang menutup
seluruh tubuh sejak dari kepala sampai mata kaki, atau menutupi sebagian
besar tubuh dan dipakai diluar seperti halnya baju hujan.7 Jilbab dapat pula
diartikan sebagai pakaian yang lapang dan dapat menutup aurat wanita,
kecuali muka dan kedua telapak tangan sampai pergelangan tangan saja
yang ditampakkan.8

6
Nurul Hasanah, “Analisis faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Melalui
Online Shop Di Kota Medan”, Jurnal (Medan: Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, 2017)
7
Haya Binti Murabok al Barik, Ensiklopedi wanita muslimah (Darul Falah: Jakarta 2001).hlm.149
8
Mulhandy Ibn. Haj, dkk., Enam Puluh Satu Tanya Jawab Tentang Jilbab, (Espe Press: Bandung
1986).hlm.5

5
Sedangkan Al-Biqo’i berpendapat bahwa jilbab adalah baju yang
longgar atau kerudung penutup kepala wanita atau dipakai untuk menutup
baju dan kerudung yang dipakainya.9 Syaikh Bakar Zaid juga menjelaskan
dalam buku Hirasatul Fadhilah, bentuk jama’ dari jilbab adalah jalabib atau
baju kurung yang tebal dan dikenakan oleh wanita dari kepala hingga kedua
kakinya serta menutupi seluruh tubuhnya berikut pakaian dan
perhiasannya.10
Jilbab dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai
kerudung lebar yang dipakai muslimah untuk menutupi kepala dan leher
hingga dada. Jilbab di Indonesia sendiri awalnya lebih dikenal dengan
sebutan kerudung yaitu kain untuk menutupi kepala, namun masih
memperlihatkan leher dan sebagian rambut. Baru pada awal tahun 1980-an
istilah jilbab mulai dikenal, yaitu kerudung yang juga menutup leher dan
semua rambut.11
Demikian sekiranya berbagai pendapat tentang arti kata jilbab.
Meskipun ada beragam pendapat mengenai jilbab, di sini penulis membatasi
atau mengartikan jilbab sebagai kerudung perempuan yang menutupi kepala
hingga dada. Sedangkan pakaian lebar yang menutupi badan dan aurat
disebut dengan hijab.
2. Tujuan dan Fungsi Jilbab
Tujuan berbusana dalam ajaran agama Islam ada dua : pertama untuk
menutup aurat, dan kedua untuk berhias. Karena itulah Allah SWT Memberi
anugerah kepada manusia pakaian dan perhiasan yang telah disediakan
dengan pengelolaannya. Dengan demikian, maka pakaian itu memiliki
empat fungsi, yaitu:12
a. Menutupi aurat

9
M Quraish Shihab, Pakaian Wanita Muslimah, (Lentera Hati: Jakarta 2004).hlm.321
10
Muhammad Muhyidin, Membelah Lautan Jilbab, (DIVA Press: Jakarta 2008).hlm.21
11
Safitri Yulikhah, “Jilbab Antara Kesalehan Dan Fenomena Sosial”, Jurnal Ilmu Dakwah,
Volume 36, No. 1 (Januari-Juli 2016), hlm.99-100.
12
Radhiya Bustan dan Abdullah Hakam Shah, “Motivasi Berjilbab Mahasiswi Universita Al Azhar
Indonesia (UAI)”, Jurnal AL-AZHAR Indonesia AERI HUMANIORA, Vol. 2, No.3, Maret 2014,
hlm.166

6
b. Melindungi tubuh dari panas dan dingin
c. Menjaga dan melindungi kesucian, kehormatan, dan kemuliaan sebagai
seorang perempuan
d. Untuk menjaga identitas dan pembeda antara seseorang dengan yang
lain
Hal ini sejalan dengan keberadaan pakaian yang dapat dimaknai
sebagai bentuk penandaan yang paling jelas dari penampilan luar seseorang
dan dapat diidentifikasi sebagai suatu kelompok tertentu. Selain fungsi
tersebut, jilbab digunakan untuk membedakan antara wanita terhormat
dengan wanita lainnya, yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk
dikenal dan tidak diganggu oleh para lelaki. Menurut Al-qurtubi apabila
wanita keluar rumah dengan mengenakan jilbab, maka berarti dia sudah
menunjukkan kemuliaan dirinya, yang sekaligus memberikan pertanda
bahwa dirinya adalah wanita yang terjaga kehormatannya.
3. Dasar Diwajibkannya Memakai Jilbab dalam Islam
Perintah berjilbab ini adalah seiring dengan perintah dan seruan
menutup aurat, sebab pada dasarnya perintah berjilbab adalah perintah
untuk menutup aurat seorang wanita, yang apabila tidak dijaga (dibiarkan
terbuka) maka akan mengakibatkan fitnah yang besar, dan akan timbul
bencana perzinaan.13 Perintah berjilbab ini dapat dilihat dan disimak dalam
QS Al-Ahzab / 33:59, yang artinya : “Wahai Nabi, Katakanlah kepada istri-
istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, "Hendaklah
mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian
itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak
diganggu, Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.14
Ayat tersebut Allah memerintahkan kepada Nabi-Nya agar
memerintahkan kepada istri-istri dan anak perempuannya untuk senantiasa
berjilbab, ayat tersebut tidak hanya ditujukan kepada Nabi, tetapi juga

13
Abu Mujadiddul, Memahami Aurat dan Wanita, (Perpustakaan Nasional Lumbung Insane
2011).hlm.49
14
Kementerian Agama RI AL-ahzab Al-Qur’an Transliterasi Per Kata dan Terjemahan Per Kata,
(Cipta Bagus Segara: Bekasi,2011), hlm.426

7
kepada seluruh kaum wanita yang mengaku dan telah mengikrarkan
keislamannya (bersyahadat). Sedangkan mengulurkan jilbab yang
dimaksud dalam ayat ini jika yang dimaksudkan adalah baju maka menutup
tangan dan kakinya, kalau yang dimaksud adalah kerudung membuatnya
longgar sehingga menutupi dadanya.15
Sesungguhnya Islam telah membuat perbedaan yang jelas antara
laki-laki dan perempuan. Oleh karena itu perlu adanya jilbab yang
melindungi wanita dari pandangan laki-laki yang tidak berhak melihat
auratnya. Jilbab bertujuan untuk memelihara kehormatan, kesucian, dan
martabat kaum wanita.
4. Batasan-batasan Jilbab
Quraish Shihab mengatakan bahwa bagian-bagian badan yang tidak
bisa dilihat oleh orang lain biasa disebut . kata ini berasal dari bahasa Arab
aurah yang oleh beberapa ulama dinyatakan berasal dari kata (‘awara) atau
bermakna hilang perasaan. Aurat dipahami sebagai sesuatu yang buruk atau
sesuatu yang hendaknya diawasi karena ia kosong, atau rawan dan dapat
menimbulkan bahaya atau rasa malu. Quraish Shihab melanjutkan bahwa
penetapan batasan-batasan aurat bagi wanita bukan dimaksudkan untuk
menghalangi wanita dari kegiatan bermasyarakat, karena apa yang
diperintahkan oleh agama untuk menutup aurat, dan tidak bermaksud untuk
menghalangi aktivitas para muslimah.
Murthada Muthohari mengemukakan bahwa menutup aurat
bukanlah adopsi dari budaya arab lalu diwajibkan oleh agama Islam. Pada
zaman sekarang terutama di barat banyak yang mendukung pakaian terbuka
dan hal tersebut dipandang sebagai sesuatu yang modern, seperti itulah
dunia lalu digiring menuju jahiliyah al-aula.16
Wanita muslimah mengenakan hijab yang sesuai dengan ketentuan
syariat saat keluar dari rumah yaitu pakaian yang islami dimana batasannya

15
M. Quraish Shihab, Jilbab,Pakaian Wanita Muslimah, (Lentera: Jakarta, 2014), hlm.321
16
Murthada Muthahari, Perspektif Al-Qur’an Tentang Manusia Dan Agama, (Mizan: Bandung,
1989), hlm. 67.

8
sudah ditetapkan nash dalam al-qur’an dan hadis. Wanita tidak boleh keluar
dari rumah atau menampakkan diri di hadapan laki-laki lain yang bukan
mahramnya dalam keadaan bersolek dan memakai wewangian.17
5. Kriteria Jilbab dalam Islam
a. Busana yang menutupi seluruh tubuh selain yang dikecualikan syarat,
dalam hal ini kriteria jilbab yang diwajibkan menurut al-qur’an adalah
menutup seluruh badan kecuali wajah dan telapak tangan.
b. Tidak tembus pandang/tipis dan tidak ketat sehingga menampakkan
lekuk tubuh. Dalam berjilbab tidak boleh memperlihatkan lekuk tubuh,
tidak menonjolkan aurat, dan tidak memperlihatkan bagian tubuh yang
memancing fitnah/pesona seksual.
c. Tidak menyerupai busana laki-laki. Maksudnya adalah wanita yang
meniru laki-laki dalam berbusana ataupun bermode dan begitupun
sebaliknya.
d. Memakai busana bukan untuk mencari popularitas. Dalam setiap
pakaian yang dipakai dengan tujuan meraih popularitas dilarang dalam
Islam. Baik pakaian itu mahal, maupun pakaian yang bernilai rendah
yang dipakai oleh seseorang untuk kezuhudannya dan dengan tujuan
riya’.18
6. Pengertian Belanja online
Belanja online adalah kegiatan jual beli atau perdagangan elektronik
yang memungkinkan konsumen untuk dapat langsung membeli barang atau
jasa dari penjual melalui media internet. Selain itu, belanja online
didefinisikan sebagai perilaku mengunjungi toko online melalui media
internet untuk mencari, menawar atau membeli produk dengan niat membeli
dan mendapatkan produk tersebut. Di Indonesia terdapat banyak toko
online, dimana transaksi pembayaran masih dilakukan dengan cara non-
online, seperti transfer antar bank dan sistem bayar di tempat.

17
Muhammad Ali Al-Hasyimi, Jati Diri Wanita Muslimah, (Pustaka Al-Kautsar: Jakarta, 1997),
hlm.59.
18
M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, (Mizan Pustaka: Bandung, 2007), hlm.213

9
Sejak kehadiran internet, para pedagang telah berusaha membuat
toko online dan menjual produk kepada mereka yang sering menjelajahi
dunia. Belanja online merupakan bagian dari e-commerce yang merujuk
pada aktivitas bisnis dengan memanfaatkan teknologi komunikasi seperti
internet sebagai medianya. Pandangan tentang e-commerce atau yang sering
dikenal dengan online shopping atau belanja online adalah penggunaan
internet dengan web browser untuk membeli dan menjual produk.
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa belanja
online adalah kegiatan jual beli melalui media internet dengan
menggunakan web browser.
7. Subjek dan Objek Jual Beli Online
Dalam transaksi jual beli online, penjual dan pembeli tidak bertemu
langsung dalam satu tempat melainkan melalui dunia maya. Adapun yang
menjadi subjek jual beli online tidak berbeda dengan jual beli secara
konvensional, yaitu perilaku usaha selaku penjual yang menjual barangnya
dan pembeli sebagai konsumen yang membayar harga barang. Penjualan
dan pembelian online terkadang hanya dilandasi oleh kepercayaan, artinya
pelaku jual beli online kadang tidak jelas sehingga rentan terjadinya
penipuan.
Adapun yang menjadi objek jual beli online yaitu barang atau jasa
yang dibeli oleh konsumen, namun barang atau jasa tidak dilihat langsung
oleh pembeli selaku subjek jual beli online. Sangat berbeda dengan jual beli
secara konvensional dimana penjual dan pembeli dapat bertemu dan melihat
objek jual beli secara langsung, sehingga memungkinkan pembeli
mendapatkan kepastian terkait dengan kualitas barang yang ingin dibelinya,
sehingga sangat minim terjadi tindakan penipuan. Ada beberapa tempat
yang biasa ditempati oleh pelaku usaha untuk berjualan online yaitu:
a. Marketplace
Pelaku usaha menjalankan produk yang dijual dengan mengunggah
foto produk dan deskripsi produk yang dijual di marketplace.
Marketplace tersebut telah menyediakan sistem yang tertata sehingga

10
pelaku usaha hanya perlu menunggu notifikasi jika ada konsumen yang
melakukan pembelian. Contoh dari marketplace adalah Bukalapak.com,
dan Tokopedia.com.
b. Website
Seorang pelaku usaha online dapat membuat situs yang ditujukan
khusus untuk berbisnis online. Situs tersebut memiliki alamat atau nama
domain yang sesuai dengan nama toko onlinenya.
c. Webblog
Pelaku usaha yang memiliki budget yang terbatas bisa
mengandalkan webblog garis seperti blogspot atau wordpress. Dengan
format blog, pelaku usaha dapat mengatur desain atau foto-foto produk
yang ia jual.
d. Forum online
Lama sebelum era marketplace dan sosial media, forum online
sudah berjaya untuk bertransaksi secara online. Dari forum ini,
seseorang dapat menemukan apa yang ia cari dan apa yang sebaiknya ia
jual. Untuk mengakses dan membuat posting disebuah forum, pelaku
usaha diharuskan untuk sign up terlebih dahulu untuk menjadi member
dari situs tersebut.
Jenis-jenis transaksi jual beli online:
a. Transfer antar bank
Transaksi dengan cara transfer antar bank merupakan jenis transaksi
yang paling umum dan popular digunakan oleh para pelaku usaha atau
penjual online.
b. COD (Cash On Delivery)
Pada sistem COD sebenarnya hampir dapat dikatakan bukan sebagai
proses jual beli secara online, karena penjual dan pembeli terlibat secara
langsung, bertemu, tawar-menawar, dan memeriksa kondisi barang baru
kemudian membayar harga barang.
c. Rekening bersama

11
Jenis transaksi ini disebut juga dengan istilah escrow. Cara
pembayaran ini mempunyai perbedaan dengan proses pembayaran
melalui transfer bank. Jika dalam transfer bank, pihak ketiganya adalah
bank, sedangkan dengan sistem rekening bersama yang menjadi pihak
ketiga adalah lembaga pembayaran yang telah dipercaya baik oleh pihak
penjual maupun pembeli.
Adapun saat ini dengan berbagai macamnya sosial media yang ada
seperti Facebook, Instagram, WhatsApp, dll. Konsumen tinggal melihat
postingan pelaku usaha berupa katalog produk yang ditawarkan kepada
konsumen, lalu kemudian konsumen tinggal mengkonfirmasi lewat
komentar, inbox atau chat dan telepon jika ingin memesan barang yang
diinginkan. Biasanya digambar itu telah tertera nomor rekening pelaku
usaha, sehingga maka konsumen bisa langsung mentransfer uangnya
lewat bank, lalu mengirimkan bukti transfernya ke pelaku usaha, setelah
itu konsumen menunggu barang yang dibelinya paling cepat biasanya
dalam waktu seminggu.
8. Aspek-aspek Belanja Online
Indikator pembelian secara online adalah harga, kemenarikan
posting messages, kepercayaan, reputasi, minat beli dan keputusan selain
itu mengikuti tren hijab. Aktivitas belanja dapat diukur dari jumlah waktu
yang dihabiskan selama berbelanja, frekuensi berbelanja, dan jumlah uang
yang dikeluarkan dalam berbelanja.
Harga merupakan aspek penting dalam belanja online, individu akan
secara aktif mencari dan membeli produk dari internet untuk mendapatkan
harga yang lebih rendah, karena harga rendah merupakan alasan utama
mengapa pembeli berbelanja di toko online. Dari beberapa penjelasan
diatas, disimpulkan bahwa aspek yang diukur dalam belanja online yaitu
waktu selama belanja, frekuensi belanja, dan jumlah uang yang dikeluarkan
untuk berbelanja serta mengikuti tren hijab.
9. Proses Transaksi Belanja Online

12
Proses transaksi jual beli yang ada di internet dilakukan dengan
memberikan berbagai syarat kepada calon konsumen. Di antaranya adalah
memberikan syarat kepada calon konsumen untuk registrasi sebagai
anggota. Konsumen yang sudah menjadi anggota, selanjutnya dapat
memesan produk. Setelah itu, konsumen membayar produk produk yang
dibeli menggunakan kartu kredit atau melalui transfer bank. Pemilik toko
online selanjutnya mengirimkan produk tersebut ke konsumen.
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa transaksi yang
dilakukan untuk belanja online yaitu calon konsumen registrasi sebagai
anggota kemudian memesan produk dan membayarnya dengan kartu kredit
transfer bank dan setelah itu penjual mengirimkan barang ke konsumen.
10. Kelebihan Belanja Online
Ada beberapa alasan mengapa konsumen lebih memilih belanja
online dari pada belanja offline, yaitu:
a. Hemat Waktu
Konsumen lebih memilih belanja online dikarenakan waktu yang
dipakai relatif sedikit dari pada belanja secara offline yang membutuhkan
waktu yang relatif lama dan ditoko online barang yang di jual biasanya
sudah disertakan spesifikasi barang yang sangat lengkap.
b. Ketersediaan barang dipasaran (lebih bervariasi)
Ada kalanya barang yang konsumen cari sangat sulit didapatkan di
tempat tinggal konsumen. Namun di toko online memungkinkan
konsumen untuk menemukan barang yang sedang dicari atau
diinginkannya.
c. Harga
Di beberapa toko online, harga bisa lebih murah dibandingkan harga
yang ada di toko offline. Harga termasuk salah satu faktor yang
berhubungan positif dan signifikan terhadap minat pembelian konsumen
via online.
d. Kenyamanan

13
Belanja online bisa lebih nyaman dibanding harus membeli secara
langsung ke toko. Dengan belanja online, konsumen dapat bertransaksi
kapan pun dan dimana pun tanpa merasa kerepotan dan praktis.
e. Banyak diskon
Banyak toko online yang memberikan diskon untuk belanja online.
Mulai dari cashback belanja, promo khusus belanja online, sampai promo
gratis ongkir.
11. Kekurangan Belanja Online
Dalam sistem belanja online masih terdapat keterbatasan bagi
konsumen yaitu:
a. Barang yang datang tidak sesuai dengan gambar yang dijual
b. Rawan penipuan
c. Tidak dapat memegang secara langsung barang yang ditawarkan
d. Warna asli dan kualitasnya tidak serupa dengan warna yang ditampilkan
oleh layar monitor komputer
e. Terlalu banyak distraksi
f. Biaya pengiriman dibebankan oleh konsumen
12. Media Sosial
Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya
bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi dan menciptakan isi meliputi blog,
jejaring social, wiki, forum, dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki
merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh
masyarakat di seluruh dunia. Media sosial memiliki berbagai fungsi sebagai
berikut :
a. Sosial media adalah media yang didesain untuk memperluas interaksi
sosial manusia menggunakan internet dan teknologi web
b. Sosial media berhasil mentransformasikan praktik komunikasi searah
media siaran dari satu institusi media ke banyak audience menjadi praktik
komunikasi dialogis antar banyak audience

14
c. Sosial media mendukung demokratisasi pengetahuan dan informasi.
Mentransformasi manusia dari pengguna isi pesan menjadi pembuat
pesan itu sendiri
Setelah melakukan observasi dan wawancara terhadap mahasiswi
IAIN Kediri Prodi Ekonomi Syariah, menemukan hasil bahwa dalam
berbelanja online kebanyakan dari mereka melakukan pembelian melalui
media sosial, yaitu yang paling sering mereka gunakan yaitu instagram dan
shopee.
1) Instagram
Instagram adalah sebuah aplikasi yang digunakan untuk membagi-
bagikan foto dan video. Makin populernya instagram sebagai aplikasi yang
digunakan untuk membagi foto membuat banyak pengguna yang turun ke
bisnis online turut mempromosikan produk-produknya lewat instagram.19
Instagram memiliki fitur-fitur yang berbeda dengan jejaring sosial lainnya,
diantaranya : Followers (pengikut); Upload foto (mengunggah foto); Arroba
(@); Tanda suka (like); Popular (explore)
2) Shopee
Shopee adalah aplikasi marketplace online untuk jual beli di ponsel
dengan mudah dan cepat serta merupakan wadah belanja online yang lebih
fokus pada platform mobile sehingga orang-orang lebih mudah mencari,
berbelanja, dan berjualan langsung diponselnya saja. Shopee menawarkan
berbagai macam produk-produk mulai dari produk fashion sampai dengan
produk untuk kebutuhan sehari-hari, dilengkapi dengan metode
pembayaran yang aman, layanan pengiriman yang terintergrasi dan fitur
sosial yang inovatif untuk menjadikan jual beli menjadi lebih
menyenangkan, aman, dan praktis. Shopee hadir dalam bentuk aplikasi
mobile untuk memudahkan penggunanya dalam melakukan kegiatan
belanja online tanpa harus membuka website melalui perangkat komputer.

19
M. Nursing, Bisnis Online, Manfaat Media Social dalam Meraup Uang, (Kobis: Yogyakarta,
2015), hlm.137.

15
Dengan aplikasi shopee mahasiswai semakin mudah dalam berbelanja jilbab
secara online.
13. Faktor-faktor Yang Memengaruhi Belanja Online
Menurut Kotler, faktor yang memengaruhi belanja online yaitu:20
a. Kualitas produk
Produk adalah semua yang bisa ditawarkan di pasar untuk
mendapatkan perhatian, permintaan, pemakaian atau konsumsi yang
dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan konsumen.
b. Kelengkapan informasi
Konsumen dapat berinteraksi dengan situs penjual untuk mencari
informasi, produk atau jasa yang benar-benar konsumen inginkan,
kemudian memesan atau men-download informasi di tempat.
c. Waktu
Konsumen dapat memeriksa harga dan memesan barang dagangan
selama 24 jam sehari dari mana saja dan kapan saja.
d. Kepercayaan konsumen
Efek penyesalan dan kekecewaan pembelian terhadap evaluasi
pemilihan berikutnya, kejadian-kejadian dan tindakan konsumen yang
mengawali perilaku membeli sebenarnya, keamanan pengiriman
barang, kerahasiaan data-data pribadi termasuk penggunaan kartu
kredit.
e. Harga
Kotler menunjukkan pentingnya unsur harga dalam pengambilan
keputusan konsumen. Harga sering kali dikaitkan dengan kualitas,
konsumen cenderung untuk menggunakan harga sebagai indikator
kualitas atau kepuasan potensial dari suatu produk. Biaya hidup yang
melonjak dan penurunan daya beli secara umum membuat konsumen
lebih sadar terhadap harga dalam perilaku berbelanjanya.21

20
Phipip Kotler, Manajemen pemasaran, Edisi ke-13 jilid 1 terjemahan: Bob Sabran (Erlangga:
Jakarta, 2003), hlm.70
21
Philip Kotler & Keller, Kevin Lane, Marketing Manajemen, ed.14 (Perso: United State, 2012),
hlm.213

16
H. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
(Margono, 2006) mengatakan dalam bukunya yang berjudul
Metodologi Penelitian bahwa “Metode merupakan suatu cara atau teknis
yang dilakukan dalam proses penelitian, sedangkan penelitian adalah semua
kegiatan pencarian penyelidikan dan percobaan secara ilmiah dalam suatu
bidang tertentu untuk mendapatkan pengertian baru dan menaikkan tingkat
ilmu serta teknologi. Metode penelitian merupakan suatu cara yang
dilakukan peneliti untuk menemukan atau menggali fakta adan data yang
ada untuk diuji kebenarannya.
Pada penelitian kali ini di gunakan metode penelitian kualitatif
sehingga proses pengumpulan datanya dengan menggunakan deskripsi-
deskripsi, yang mana dapat memberikan gambaran tentang faktor-faktor
yang memengaruhi mahasiswi melakukan pembelian jilbab secara online,
oleh Mahasiswi IAIN Kediri Prodi Ekonomi Syariah Angkatan 2018.
Dalam kegiatan memperoleh data penelitian berinteraksi langsung
dengan subyek penelitian. Hal tersebut sama seperti yang diungkapkan
Bogdan dan Taylor bahwa “Metode kualitatif adalah proses penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
seorang perilaku yang dapat diamati”.22
Dari beberapa pengertian diatas dapat diketahui bahwa penelitian
kualitatif adalah penelitian yang menggunakan pendekatan naturalistick.
Sehingga pada penelitian kualitatif senantiasa dilakukan dalam setting
alamiah terhadap suatu fenomena atau peristiwa yang terjadi di lapangan
sehingga dituntut keterlibatan peneliti secara langsung.
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah study
kasus karena dalam penelitian ini berusaha mendefinisikan masalah-
masalah atau memusatkan perhatian pada peristiwa yang terkait tentang

22
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Rosdakarya, 2004), hlm.4

17
faktor-faktor yang memengaruhi mahasiswi melakukan pembelian jilbab
secara online. Seperti yang diungkapkan oleh Nana Sudjana bahwa
penelitian deskriptif kualitatif yaitu suatu metode penelitian yang berusaha
mendefinisikan suatu gejala, peristiwa kejadian yang terjadi pada masa
sekarang maupun mengambil pada masalah-masalah atau memusatkan
perhatian kepada masalah-masalah yang actual.23
Menurut Whitley dalam buku Moh. Nazir bahwa “Metode deskriptif
adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif
mempelajari masalah-masalah masyarakat serta situasi-situasi tertentu,
termasuk tentang hubungan-hubungan, kegiatan-kegiatan sikap-sikap,
pandangan-pandangan serta protes yang sedang berlangsung dan pengaruh-
pengaruh dari suatu fonemena.”24
3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah objek penelitian dimana kegiatan penelitian
dilakukan. Penentuan lokasi dimaksudkan untuk mempermudah dan
memperjelas objek yang menjadi sasaran penelitian, sehingga permasalahan
tidak terlalu luas. Lokasi dalam penelitian ini dilaksanakan di Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri yang
terletak di Jl. Sunan Ampel No.7, Ngronggo, Kec. Kota Kediri, Jawa Timur
64127.
4. Sumber Data Dan Informasi (tabel informasi dan informan)
(Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, 2006)
mengatakan bahwa “Sumber data dalam penelitian adalah subyek darimana
data dapat diperoleh.”
Menurut Moleong (2001:112), pencatatan sumber data melalui
wawancara atau pengamatan merupakan hasil gabungan dari kegiatan
melihat, mendengar, dan bertanya. Pada penelitian kualitatif, kegiatan-
kegiatan ini dilakukan secara sadar, terarah dan senantiasa bertujuan

23
Nana Sudjana dkk., Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Jakarta: PT. Ghalis Indonesia, 2003),
hlm.16
24
Moh.Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta : PT.Ghalis Indonesia2003), hlm.16

18
memperoleh suatu informasi yang diperlukan. Berbagai sumber data yang
akan dimanfaatkan dalam penelitian ini sebagai berikut :
a. Sumber Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh melalui hasil penelitian
langsung terhadap obyek yang diteliti. Sumber data primer merupakan
data yang diperoleh langsung melalui metode observasi dan hasil
wawancara informan dan mendalam terhadap Mahasiswa IAIN Kediri
Prodi Ekonomi Syariah Angkatan 2018 yang melakukan pembelian
jilbab secara online. Berikut ini data informan dan Informasi :

Tabel 1.1 Informan dan Informasi


No. Nama Jenis Kelamin Angkatan Prodi
1. Riska Dinda Aulia Perempuan 2018 Ekonomi Syariah
2. Nurul Pebriani Perempuan 2018 Ekonomi Syariah
3. Andika Sari Perempuan 2018 Ekonomi Syariah
4. Laila Dwi Astuti Perempuan 2018 Ekonomi Syariah
5. Andra Veronika Perempuan 2018 Ekonomi Syariah
6. Dara Ragil Larasati Perempuan 2018 Ekonomi Syariah
7. Dea Amelia Mutiya Perempuan 2018 Ekonomi Syariah
8. Aufaliya Rahma F. Perempuan 2018 Ekonomi Syariah
9. Elisa Nur Ayunin Perempuan 2018 Ekonomi Syariah
10. Imelda Salsabilla N. Perempuan 2018 Ekonomi Syariah
11. Ayu Iga Permata Sari Perempuan 2018 Ekonomi Syariah
12 Dian Sulistyawati Perempuan 2018 Ekonomi Syariah
.
13 Vina Yunni Savitri Perempuan 2018 Ekonomi Syariah
.
Sumber: Wawancara Pada Tanggal 02 April 2021

Berdasarkan tabel di atas, informan yang digunakan sebanyak 13


Mahasiswi IAIN Kediri Prodi Ekonomi Syariah Angkatan 2018 yang mana
dapat memenuhi kebutuhan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian, selain

19
itu memenuhi kebutuhan atas rumusan masalah yang diajukan peneliti dari
berbagai subjek penelitian yang sudah diwawancarai.
b. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah data yang digunakan untuk
mendukung data primer yaitu melalui studi kepustakaan, dokumentasi,
buku, majalah, koran, arsip tertulis yang berhubungan dengan obyek yang
akan diteliti pada penelitian ini. Sumber sekunder merupakan sumber yang
tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat
orang lain atau dokumen (Sugiyono, 2015: 187).
Sumber data sekunder ini akan mempermudah peneliti untuk
mengumpulkan data yang berhubungan dengan faktor-faktor yang
memengaruhi mahasiswi melakukan pembelian jilbab secara online serta
catatan hasil wawancara bersama dengan informan serta menganalisis hasil
dari penelitian ini yang nantinya dapat memperkuat temuan dan
menghasilkan penelitian yang mempunyai tingkat validitas yang tinggi.
5. Metode Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang akan dilakukan oleh
penelitian ini adalah :
a. Metode Wawancara
Wawancara adalah instrumen yang digunakan untuk
memperoleh informasi dengan secara langsung bertemu pada orang
yang diwawancarai. Proses interaksi dan komunikasi adalah hal yang
sangat penting dilakukan dalam proses wawancara itu sendiri. Metode
wawancara dapat diperlakukan hanya sebagai alat pengumpulan data
bersama-sama dengan instrumen lain. Hal ini karena seluruh informasi
yang diperlukan berada didalam benak responden (informan), yaitu
Mahasiswi IAIN Kediri Prodi Ekonomi Syariah Angkatan 2018 yang
biasa melakukan pembelian jilbab secara online. Pemilihan informan
sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah berdasarkan pada asas

20
subyek yang menguasai permasalahan, memiliki data, dan bersedia
memberikan informasi lengkap dan akurat.25
b. Metode Observasi (pengamatan)
Observasi adalah metode pengumpulan yang digunakan untuk
menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan.
Suatu kegiatan pengamatan baru dikategorikan sebagai kegiatan
pengumpulan data penelitian apabila memiliki kriteria yaitu:
pengamatan digunakan dalam penelitian dan telah direncanakan secara
serius, pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah
ditetapkan, serta pengamatan dicatat secara sistematik dan dihubungkan
dengan proporsi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu yang hanya
menarik perhatian.26
Observasi dalam penelitian ini adalah melihat atau mengamati
Mahasiswi IAIN Kediri Prodi Ekonomi Syariah Angkatan 2018 yang
biasa melakukan pembelian jilbab secara online.
c. Metode Dokumentasi
Dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data yang
berupa monument, artefak, foto, mikrofon, CD, tape, disc, harddisk,
flashdisk, dan sebagainya.27 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
dokumentasi untuk mengambil data yang ada dilapangan yaitu dengan
cara merekamnya secara langsung dan memfotonya saat wawancara
berlangsung dengan beberapa informan.
6. Teknik Analisis Data
Analisis Data adalah suatu proses bagaimana data diatur,
mengorganisasikan apa yang ada ke dalam sebuah pola, kategori, dan suatu
urutan dasar penelitian untuk menganalisis data secara keseluruhan baik
data berupa gambar, maupun teks.28 Teknik analisis data dimulai dengan

25
Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri,(Ghalia Indonesia:
Semarang, 1998), hlm.57
26
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Kencana: Jakarta, 2008), hlm.115.
27
Burhan Bunging, Penelitian Kualitatif:Komunikasi,ekonomi, kebijakan public dan ilmu social
lainnya, (PT.Kencana: Jakarta. 2010), hlm.121.
28
Michael Quinn Patton, Metode Evaluasi Kualitatif, hlm.250

21
mengamati data yang telah tersedia dari sumber berupa observasi,
wawancara dan dokumentasi. Tujuan adalah untuk menggambarkan fakta
hasil penelitian sehingga menjadi data yang mudah dipahami dan
diinterpretasikan. Dalam bukunya Sugiyono, menurut Miles dan Huberman
(1984) , mengemukakan bahwa aktivitas analisis data kualitatif dilakukan
secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas,
sehingga datanya sudah jenuh.29
Model analisis interaktif dari Miles dan Huberman didalam buku
Machmud (2016 :28), secara teknik terdiri dari 4 (empat) hal utama, yaitu
pengumpulan data, reduksi data atau penyederhanaan data, penyajian data
dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Adapun analisisnya sebagai
berikut :
a. Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan
dokumentasi dicatatan dalam catatan lapangan yang terdiri dari dua
bagian yaitu deskriptif dan refleksi. Catatan deskriptif adalah cacatan
alami (catatan tentang apa yang dilihat, didengar, disaksikan, dan
dialami sendiri oleh peneliti tanpa adanya pendapat dan penafsiran dari
peneliti terhadap fenomena yang dialami). Catatan refleksi adalah
catatan yang berisi kesan, komentar, pendapat, dan tafsiran peneliti
tentang temuan yang dijumpai, dan merupakan bahan rencana
pengumpulan data untuk tahap berikutnya.
b. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian,
pengabstraksian dan pentranformasian data kasar dari lapangan, proses
ini berlangsung selama penelitian dilakukan dari awal sampai akhir
penelitian.30 Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, fokus dalam hal-hal yang penting, serta di cari tema dan polanya
sesuai dengan data yang dibutuhkan peneliti. Reduksi data akan

29
Sugiyono (2016). Op.cit. Hlm.246.
30
Basrowi dan Suwandi. Memahami Penelitian Kualitatif. Hlm. 2019.

22
memberikan gambaran yang lebih jelas dan memudahkan peneliti untuk
mencari dan mengumpulkan data selanjutnya. Kemudian peneliti akan
memusatkan perhatian, menggolongkan dan mengorganisasi data
sehingga bisa ditarik interprestasi.
c. Penyajian Data
Penyajian data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dalam
bentuk tabel, grafik, phie chard, pisctogram. Dalam penelitian ini data
biasanya dilakukan dalam bentuk uraian singkat, kumpulan informasi
yang tersusun dan memberi kemungkinan untuk menarik kesimpulan
serta pengambilan tindakan, hal ini untuk memudahkan peneliti dalam
mengembangkan data penelitian.
d. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan dilakukan selama proses penelitian
berlangsung seperti halnya proses reduksi data, setalah data terkumpul
cukup memadai makan selanjutnya diambil kesimpulan sementara, dan
setalah data benar-benar lengkap maka diambil kesimpulan akhir.
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada. Temuan bisa berupa deskripsi atau
gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau
gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas.

Dalam penelitian ini, sejak awal peneliti selalu berusaha mencari


makna data yang terkumpul. Untuk itu perlu mencari pola, tema, hubungan,
persamaan, hal-hal yang sering timbul, hipotesis dan sebagainya.
Kesimpulan awal yang dikemukakan akan bersifat sementara dan berubah
bila tidak ditemukan dengan bukti-bukti yang kuat serta mendukung pada
tahap pengumpulan data selanjutnya. Namun bila kesimpulan memang
didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke
lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan
merupakan kesimpulan kredibel (dapat dipercaya).

23
7. Keabsahan Data
Dalam menguji keabsahan data, peneliti menggunakan teknik
triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau
pembandingan terhadap data itu.31 Alasannya karena peneliti beranggapan
bahwa triangulasi data lebih cepat dalam pengecekan validasi data dalam
penelitian ini. Triangulasi dalam pengujian kredibilitas diartikan sebagai
sebuah pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan
berbagai waktu. Sedangkan triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan triangulasi sumber dan metode, yang dilakukan
dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.
Langkah triangulasi sumber dan metode yang dilakukan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Membandingkan hasil wawancara dengan pengamatan.
2. Membandingkan yang disampaikan secara pribadi dan dimuka umum.
3. Membandingkan apa yang terjadi pada saat penelitian dan yang
berlangsung sepanjang waktu.
4. Membandingkan hasil wawancara dengan dokumen atau rekaman suara
yang tersedia.
Proses triangulasi sumber adalah proses dimana tahap akhir data
yang telah dianalisa dan ditarik kesimpulan dimintai kesepakatan (memberi
cross chek) dengam sumber data, sedangkan proses triangulasi metode
adalah peneliti menguji keabsahan data dengan mengumpulkan data sejenis
tetapi dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang
berbeda untuk mengecek kebenarannya, walaupun berbeda memiliki
kesimpulan yang sama dan dapat diharapkan memperoleh hasil kesimpulan
tanpa ada keraguan. Beberapa langkah diatas akan dilakukan oleh peneliti
dalam melakukan keabsahan data yang akan disajikan dalam penelitian ini.

31
Lexy. J. Moeloueng. Opc.cit. hlm.326-331.

24
I. Outline Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu Yang Relevan
B. Kajian Teoritik
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
B. Jenis Penelitian
C. Lokasi Penelitian
D. Sumber Data
E. Metode Pengumpulan Data
F. Teknik Analisis Data
G. Keabsahan Data
DAFTAR PUSTAKA

J. Daftar Pustaka

Al-Hasyimi, M. A. (1997). Jati Diri Wanita Muslimah. Jakarta: Pustaka


Al-Kautsar.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Pendekatan Praktik. Jakarta:
PT. Rineke Cipta.
Barik, H. B. (2001). Ensikopledia Wanita Muslimah. Jakarta: Darul
Falah.
Bungin, B. (2008). Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana.
Bungin, B. (2010). Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi,
Kebijakan Public Dan Ilmu Social Lainnya. Jakarta: PT. Kencana.

25
Desy Safira, e. (2020, Februari). Bisnis Jual Beli Online Dalam
Prespektif Islam. Al Amwal Vol.3 No.1, 43.
dkk, N. S. (2003). Penelitian Dan Penilaian Pendidikan. Jakarta: PT.
Ghalis Indonesia.
Hasanah, N. (2017). Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Keputusan Pembelian Melalui Online Shop Di Kota Medan. Jurnal.
Jusmaliani. (2008). Bisnis Berbasis Syariah. Jakarta: Bumi Aksara.
Jusmaliani. (2008). Bisnis Berbasis Syariah. Jakarta: Bumi Aksara.
Kementerian Agama RI AL-ahzab Al-Qur’an Transliterasi Per Kata dan
Terjemahan Per Kata. (2011). Bekasi: Cipta Bagus Segera.
Kotler, P. (2003). Manajemen Pemasaran, Edisi Ke-13 Jilid 1
Terjemahan. Dalam B. Sabran. Jakarta: Erlangga.
Lane, P. K. (2012). Marketing Manajemen, ed.14. United State: Perso.
Margono. (2006). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT.
Rineke Cipta.
Moleong, L. J. (2004). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:
PT.Rosdakarya.
Moleong, L. J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Muhammad, R. K. (2014). Visi Dan Aksi Ekonomi Islam. Malang:
Intimedia.
Muhyidin, M. (2008). Membelah Lautan Jilbab. Jakarta: DIVA Press.
Mujadiddul, A. (2011). Memahami Aurat dan Wanita. Perpustakaan
Nasional Lumbung Insane.
Mulhandy Ibn. Haj, d. (1986). Enam Puluh Satu Tanya Jawab Tentang
Jilbab. Bandung: Espe Press.
Muthahari, M. (1989). Perspektif Al-Qur'an Tentang Manusia Dan
Agama. Bandung: Mizan.
Nazir, M. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: PT. Ghalis Indonesia.

26
Nur, S. (2017). Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keputusan
Pembelian Hijab (Studi Kasus Karyawan Garda Depan PT ADD Yogyakarta.
Jurnal.
Nursing, M. (2015). Bisnis Online, Manfaat Media Social Dalam
Meraup Uang. Yogyakarta: Kobis.
Patton, M. Q. Metode Evaluasi Kualitatif.
Shah, R. B. (2014, Maret). Motivasi Berjilbab Mahasiswa Universitas
Al Azhar Indonesia (UAI). Jurnal AL-AZHAR Indonesia AERI HUMANIORA,
Vol.2, No.3, 166.
Shihab, M. Q. (2004). Pakaian Wanita Muslimah. Jakarta: Lentera Hari.
Shihab, M. Q. (2007). Wawasan Al-Qur'an . Bandung: Mizan Pustaka.
Shihab, M. Q. (2014). Jilbab , Pakaian Wanita Muslimah. Jakarta:
Lentera.
Soemitro, R. H. (1998). Metodologi Penelitian Hukum Dan Jurimetri.
Semarang: Ghalia Indonesia.
Sudjana, N. (2003). Penelitian Dan Penilaian Pendidikan. Jakarta: PT.
Ghalis Indonesia.
Suharfin, P. (2018). Analisis Faktor Yang Mendorong Belanja Online
Pada Mahasiswa Di Kota Medan. Jurnal.
Suwandi, B. D. Memahami Penelitian Kualitatif.
Yulikhah, S. (2016, Januari-Juli). Jilbab Antara Kesalehan Dan
Fenomena Sosial. Jurnal Ilmu Dakwah, Volume 36, No.1, 99-100.

27

Anda mungkin juga menyukai