Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh kemudahan dan kepercayaan
konsumen terhadap motif mahasiswa berbelanja online baik secara parsial maupun simultan,
dan (2) diantara faktor kemudahan dan kepercayaan konsumen manakah yang pengaruhnya
paling dominan. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kausal. Populasi penelitian adalah
seluruh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Kupang. Sampel ditentukan sebanyak 98
orang dengan teknik accidental sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner. Teknik
analisis data menggunakan Regresi Linier Berganda. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa
(1) factor kemudahan dan kepercayaan konsumen secara parsial dan simultan berpengaruh
signifikan terhadap motif mahasiswa berbelanja online di Universitas Muhammadiyah
Kupang dan (2) kepercayaan konsumen merupakan faktor yang paling dominan berpengaruh
terhadap motif mahasiswa berbelanja online di Universitas Muhammadiyah Kupang.
Abstract
This study aims to determine (1) the effect of convenience and consumer confidence on
student motives to shop online either partially or simultaneously, and (2) which of the factors
of convenience and consumer confidence have the most dominant influence. This research is
a causal research. The study population was all students at the University of Muhammadiyah
Kupang. The sample was determined as many as 98 people with accidental sampling
technique. Data were collected through a questionnaire. The data analysis technique used
Multiple Linear Regression. The results showed that (1) the convenience factor and consumer
trust partially and simultaneously had a significant effect on students' motives to shop online
at Muhammadiyah University, Kupang and (2) consumer trust was the most dominant factor
influencing student motives to shop online at Muhammadiyah University, Kupang.
Menurut Puspita Dewi Rahayu (2017) Selain itu dalam berbelanja secara online juga
kemudahan (easy to use) didefinisikan sebagai dibutuhkan kepercayaan. Karena mengingat
sejauh mana seseorang percaya bahwa transaksi dalam belanja online tidak dilakukan
menggunakan suatu teknologi akan bebas dari secara bertatap muka antara penjual dan pembeli,
usaha. Dan nantinya faktor kemudahan ini akan produk yang dijual ditoko online hanya dapat
berdampak pada perilaku, yaitu semakin tinggi dilihat melalui foto atau tidak dapat dicoba
presepsi seseorang tentang kemudahan secara langsung dan toko pun tidak dapat
menggunakan sistem, semakin tinggi pula tingkat diketahui secara fisik sehingga kepercayaan
pemanfaatan teknologi informasi. merupakan kunci keputusan dalam berbelanja
dan tentunya akan mempengaruhi motif
Menurut Kotler & Amstrong (2008:45) berbelanja konsumen. Kepercayaan tersebut
keuntungan bagi konsumen online antara lain dapat berupa respon yang cepat dari penjual
memberikan kenyamanan, pelanggan tidak perlu kepada pembeli atau menggunakan bahasa yang
bergelut dengan lalulintas, tidak perlu mencari ramah dalam pelayanannya, informasi produk
tempat parkir dan berbelanja dari toko ke toko. dan toko yang jelas sesuai dengan tampilan
Konsumen dapat membandingkan merek, ditoko online. Apabila kepercayaan konsumen
memeriksa harga, dan memesan barang sudah hilang, tentunya konsumen tidak tertarik
dagangan 24 jam sehari dari mana saja. Jasa lagi untuk melakukan pembelian online pada
online dan komersial memberi konsumen akses took online tersebut.
informasi perbandingan yang melimpah.
Namun hal tersebut tidak membuat mahasiswa
Beberapa alasan konsumen berbelanja secara Universitas Muhammadiyah Kupang kapok
online atau online shoping menurut Suharfin karena masih saja tetap berbelanja online.
(2018) adalah (1) waktu yang dipakai relatif Padahal pada saat ini begitu marak pasar-pasar
sedikit, daripada belanja secara offline modern yang juga menjajahkan model produk
membutuhkan waktu yang relative lama; (2) yang tidak kalah daripada produk yang ada di
toko online. Cukup mengunjungi pasar-pasar bawah kemudahan dalam membeli barang secara
mondern yang ada didaerah tempat tinggalnya online sangatlah penting karena dengan
sebenarnya mereka juga akan menemukan banyaknya kemudahan yang diberikan oleh
barang tersebut malah kelebihannya para pembeli penjual online maka konsumen dapat lebih
dapat memilih langsung sesuai dengan model, mudah dalam berinteraksi, dapat berbelanja
ukuran, warna dan harga pun dapat dengan mudah, dapat mencapai suatu informasi
menyesuaikan dengan kantong si pembeli. dengan mudah serta tidak membuat konsumen
bingung dan menjadi tidak nyaman, sehingga
Berdasarkan latar belakang di atas maka nantinya dapat menjaga loyalitas dan kepuasan
permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah konsumen.
faktor kemudahan dan kepercayaan konsumen
berpengaruh terhadap motif berbelanja Online Menurut Jogiyanto (2007) dalam Siti Lam’ah
bagi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Nasution, et al. (2020) kemudahan didefinisikan
Kupang. sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa
menggunakan suatu teknologi akan bebas dari
usaha. Hal yang sama juga dikemukakan oleh
Kajian Teori Rahayu (2015) kemudahan adalah suatu kondisi
Kemudahan dimana konsumen meyakini bahwa penggunaan
Kemudahan merupakan persepsi konsumen teknologi merupakan hal yang mudah dan tidak
terhadap cara mendapatkan barang yang memerlukan usaha keras dari pemakainya.
diinginkan. Pembelian online memberikan
kemudahan bagi konsumen dalam menemukan Menurut Adam, et al.,(1992) intensitas
penjual serta barang dan jasa yang dibutuhkan. penggunaan dan interaksi antara user dengan
Kemudahan dalam penggunaan adalah salah satu sistem juga dapat menunjukkan kemudahan.
hal yang menjadi pertimbangan bagi pembeli Suatu sistem online yang lebih sering digunakan
online, Perceived easy of use didefinisikan Chin menunjukkan bahwa sistem tersebut lebih
dan Todd (2015:154) merupakan seberapa besar dikenal, lebih mudah dioperasikan dan lebih
teknologi komputer dirasakan relatif mudah mudah digunakan oleh user. Menurut Suryani
untuk dipahami dan digunakan. Faktor (2013) dalam Apriyanti Astasari (2018) ada
kemudahan ini terkait dengan bagaimana beberapa indikator yang dapat digunakan untuk
operasional bertransaksi secara online. Pada saat mengukur kemudahan dalam berbelanja online,
pertama kali bertransaksi online biasanya calon yaitu: (a) Mudah dalam mengakses merek
pembeli akan mengalami kesulitan, karena faktor dengan penjual; (b) Tidak merasa malu ketika
keamanan dan tidak tahu cara bertransaksi secara membeli; (c) Tidak perlu meninggalkan rumah;
online pembeli cenderung mengurungkan niatnya (d) Mudah melakukan perbandingan; dan (d)
untuk berbelanja online. Disisi lain ada juga Hemat waktu.
beberapa calon pembeli yang berinisiatif untuk
mencoba karena mereka telah mendapatkan Menurut Rahayu (2017) ada beberapa
informasi tentang cara bertransaksi online. pendekatan yang dapat dilakukan untuk
Dengan menyediakan layanan dan petunjuk membangun kepercayaan dan hubungan yang
bagaimana cara bertransaksi online, mulai dari baik dengan konsumen, antara lain: (a)
cara pembayaran, dan fitur pengisian form Menciptakan sistem yang mudah dan jelas; (b)
pembelian. Hal yang menjadi pertimbangan Konsumen lebih cenderung mempercayai
selanjutnya bagi pembeli online adalah faktor seseorang yang menunjukan rasa hormat baik
kemudahan penggunaan. Kemudahan (easy to dari sikap maupun tutur kata yang disampaikan;
use) didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang (c) Menyediakan grup yang berisikan kumpulan
percaya bahwa menggunakan suatu teknologi reseller-reseller serta fasilitas fast respon sebagai
akan bebas dari usaha. Dan nantinya faktor wadah untuk keluhan konsumen; (d) Masalah
kemudahan ini akan berdampak pada perilaku, konsumen bisa diselesaikan dengan segera; dan
yaitu semakin tinggi presepsi seseorang tentang (e) Menampilkan testimonial pelanggan.
kemudahan menggunakan sistem, semakin tinggi
pula tingkat pemanfaatan teknologi informasi.
Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan
bahwa produk itu sendiri yang menunjukan perusahaan lebih memfokuskan pada produk-
cara memuaskan motif; produk apa yang motif pembeliannya
c. Mempengaruhi kriteria dalam pemilihan berdasarkan motif ini.
produk (Infuencing choice criteria).
Motif ini menyebabkan pemasar tertarik Motif merupakan suatu tujuan, maksud,
untuk mempengaruhi kriteria pemilihan. pertimbangan, alasan, hasrat, atau keinginan
Dalam beberapa kasus, hal ini terjadi seseorang untuk berbuat sesuatu. Setiap orang
karena konsumen tidak menyadari motif memiliki kebutuhan pada waktu tertentu, baik
konsumen itu sendiri; dan kebutuhan biogenis, dimana kebutuhan tersebut
d. Mengarahkan pengaruh-pengaruh lain muncul dari tekanan biologis seperti lapar, haus,
(Directing other influencing). Pada dan ketidak nyamanan, walaupun kebutuhan
tingkat yang lebih penting motif psikologis seperti kebutuhan akan menjadi jika ia
mempengaruhi individu dalam didorong hingga mencapai tingkat intensitas
membentuk persepsi, belajar, yang memadai dengan kata lain, motif atau
kepribadian dan sikap proses informasi kebutuhan yang cukup mendorong seseorang
seseorang. Motif juga berakibat langsung untuk bertindak (kotler, 2000:196 dalam Jenny,
pada perilaku seperti motif 2015:7). Motif merupakan pernyataan dari dalam
mempengaruhi proses informasi yang diri seseorang yang akan menggerakan
pada akhirnya diinterpretasikan oleh kebutuhan untuk memperoleh apa yang menjadi
manusia. tujuannya.
Sebelum berbelanja, konsumen harus mengetahui Menurut Dharmmesta dan Handoko (2000:77)
terlebih dahulu apa yang menjadi kebutuhannya. motif adalah keadaan dalam pribadi seseorang
Menurut Setiadi (2003:94-95, dalam Mayu yang mendorong keinginan individu untuk
Angelia Mekeng, 2018:10) motif berbelanja melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna
terdiri atas dua yaitu: mencapai suatu tujuan. Menurut H. Abdul
a. Utilitarian shopping motives (manfaat). Manap (2016:242) motivasi pembelian (Buying
Dalam berbelanja, konsumen memiliki suatu Motives) para pembeli memiliki motif-motif
motivasi yang hampir sama antara satu pembelian yang mendorong mereka untuk
konsumen dengan konsumen yang lainnya. melakukan pembelian. Mengenai buying motives
Motivasi tersebut adalah untuk mendapatkan ada 3 macam:
manfaat dari kegiatan berbelanja tersebut. a. Primary buying motives, yaitu motif untuk
sehingga motivasi belanja utilitarian membeli yang sebenarnya misalnya, kalau
merupakan motivasi konsumen dalam orang mau makan ia akan mencari nasi;
berbelanja karena benar-benar membutuhkan b. Selective buying motive, yaitu pemilihan
atau untuk mendapatkan manfaat dari produk terhadap barang, ini berdasarkan rasio
itu sendiri. Manfaat dari kegiatan berbelanja misalnya, apakah ada keuntungan bila
tersebut antara lain memperoleh: (1) Barang membeli karcis; dan
yang dibutuhkan; (2) Harga yang murah; (3) c. Patronage buying motive, ini adalah selective
Barang mempunyai kualitas baik; dan (4) buying motive yang ditunjukan kepada tempat
Promosi penjualan dan lain sebagainya. atau toko tertentu. Pemilihan ini bisa timbul
b. Hedonic shopping motives (kesenangan). karena layanan memuaskan, tempatnya dekat,
Hedonic shopping motives yaitu kebutuhan cukup persediaan barang-barang, ada halaman
yang bersifat psikologis seperti rasa puas, parkir, orang-orang besar suka belanja kesitu
gengsi, emosi dan perasaan subjektif lainnya. dan sebagainya.
Kebutuhan ini seringkali muncul untuk Alasan mengapa seseorang lebih suka berbelanja
memenuhi tuntutan sosial dan estetika dan online melalui internet daripada datang langsung
disebut juga motif emosional (Setiadi, ke toko, dan apa saja yang memotivasi konsumen
2003:96). Konsumen yang ingin memenuhi sehingga mereka lebih suka memilih berbelanja
kebutuhan Hedonic ini akan mengkonsumsi melalui internet adalah hal yang menjadi
barang atau jasa untuk memberikan rasa perhatian utama bagi pemasar. Bagi pemasar
senang dan percaya diri. Konsumen yang mengenali kebutuhan dan keinginan konsumen
berbelanjanya hedonic shopping motives, yang mendorong mereka memilih atau tidak
memilih, membeli atau tidak membeli suatu membagikan kuesioner penelitian yang berisi
produk tertentu adalah penting. (Firman Adi pernyataan tentang kemudahan, kepercayaan
Kusuma, 2014). konsumen, dan motif berbelanja online.
Motif utama belanja online adalah biaya yang 1. Pengaruh Kemudahan terhadap Motif
lebih rendah, kenyamanan berbelanja (tanpa Berbelanja Online bagi Mahasiswa
henti dan di mana-mana), menghemat waktu dan Universitas Muhammadiyah Kupang
membeli barang-barang non-tradisional dan
eksklusif. Motif lain bisa menjadi tren Berdasarkan hasil uji statistik yang dilakukan
peningkatan belanja online secara umum atau diketahui bahwa faktor Kemudahan (X1)
mengubah gaya hidup konsumen. Pertanyaannya mempunyai nilai t hitung sebesar 2,320 > t tabel
adalah apakah motif ini bergantung pada status sebesar 1.660, dengan tingkat signifikansi
sosial dan peran, usia, pendidikan atau 0,022 < 0,05, maka Ha diterima dan H0
pendapatan pembeli online. Generasi yang lebih ditolak. Hal ini berarti variabel kemudahan
tua menemukan dan mencoba produk di pasar (X1) secara parsial berpengaruh signifikan
tradisional, setelah itu mereka melakukan belanja terhadap motif berbelanja online (Y).
online. Generasi muda membuat semua proses
pengambilan keputusan pembelian secara online. Hasil ini sesuai dengan penelitian terdahulu
(Dedy Ansari & Harahap Dita Amanah, yang dilakukan oleh Ratna Furi, Nur
2018:200). Hidayati, dan Siti Asiyah (2019), bahwa
variabel kemudahan berpengaruh secara
signifikan terhadap minat beli online.
Metode
Menurut Jogiyanto (2007) dalam Siti Lam’ah
Desain Penelitian Nasution, et al. (2020) kemudahan
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang
dengan metode kuntitatif. Penelitian ini percaya bahwa menggunakan suatu teknologi
dilaksanakan pada mahasiswa Universitas akan bebas dari usaha.
Muhammadiyah Kupang.
2. Pengaruh Kepercayaan Konsumen
Jenis dan Sumber Data terhadap Motif Berbelanja Online Bagi
Data penelitian berjenis kauntitatif yakni data Mahasiswa Universitas Muhammadiyah
yang dikuantifisir dari jawaban responden. Data Kupang
tersebut bersumber primer yakni data yang Berdasarkan hasil uji parsial (Uji t) yang
diperoleh langsung dari responden dengan dilakukan diketahui bahwa variabel
kepercayaan konsumen (X2) memperoleh Berdasarkan hasil uji parsial (Uji t) yang
nilai thitung sebesar 6.452 > ttabel sebesar dilakukan dalam penelitian ini bahwa
1.660, dengan tingkat signifikansi 0,000 < variabel kemudahan (X1) diperoleh nilai
0,05 maka Ha diterima dan H0 ditolak. thitung sebesar 2,320 > nilai ttabel sebesar
Hal ini berarti variable kepercayaan 1.660, dengan tingkat signifikansi 0,022 <
konsumen (X2) secara parsial berpengaruh 0,05 dan variabel kepercayaan konsumen
signifikan terhadap motif berbelanja online (X2) memperoleh nilai t hitung sebesar
(Y). 6.452 dengan tingkat signifikasi 0,000 <
0,05, maka Ha ditolak dan H0 diterima.
Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian Hal ini dapat disimpulkan bahwa
terdahulu yang dilakukan oleh Chrisna kepercayaan konsumen (X2) memiliki
Yosefa Setya Ardi (2016), bahwa variable pengaruh yang paling dominan terhadap
kepercayaan (X2) berpengaruh namun variabel motif berbelanja online dengan t
tidak siginifikan terhadap motif belanja hitung sebesar 6.452 dengan tingkat
secara online. Sedangkan hasil dalam signifikasi 0,000.
penelitian ini menunjukan bahwa
kepercayaan konsumen (X2) secara parsial Simpulan dan Implikasi Penelitian
berpengaruh signifikan terhadap motif
berbelanja online (Y). Berdasarkan hasil penelitian diatas maka
dapat disimupulkan bahwa faktor kemudahan
Menurut (Kotler & Susanto, 1999) suatu dan kepercayaan konsumen baik secara parsial
kepercayaan adalah pikiran deskriptif yang maupun simultan berpengaruh signifikan
dianut seseorang mengenai suatu hal. terhadap motif mahasiswa berbelanja online di
Menurut (Mowen & Minor, 2002) Universitas Muhammadiyah Kupang. Di antara
kepercayaan konsumen adalah semua kedua factor kepercayaan konsumen paling
pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen dominan berpengaruh terhadap motif mahasiswa
dan semua kesimpulan yang dibuat berbelanja online di Universitas Muhammadiyah
konsumen tentang objek, atribut, dan Kupang.
manfaatnya.
Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka
3. Pengaruh Kemudahan dan mahasiswa diharapkan lebih mempertimbangkan
Kepercayaan Konsumen terhadap kedua factor tersebut dalam berbelanja online.
Motif Berbelanja Online Bagi Sedangkan penjual online disarankan untuk
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah selalau menjaga kemudahan, keamanan dan
Kupang kepercayaan konsumen dalam berbelanja online.
Selain itu bagi peneliti lain, dapat
Berdasarkan hasil uji simultan (Uji F) mengembangkan penelitian ini dengan
yang telah dilakukan dalam penelitian ini, menggunakan metode lain, misalnya melalui
bahwa nilai Fhitung sebesar 43.661 > Ftabel wawancara sehingga informasi yang diperoleh
sebesar 3.091, dengan tingkat signifikansi dapat lebih bervariasi daripada jawaban angket
0,000 < 0,05, maka Hipotesis Nol (Ho) dan menambah variabel sehingga diperoleh hasil
ditolak dan Hipotesis Alternatif (Ha) yang lebih relevan.
diterima, hal ini dapat disimpulkan bahwa
variabel kemudahan (X1) dan kepercayaan Referensi
konsumen (X2) secara bersama-sama atau
simultan memiliki pengaruh signifikan Agi Destiya. 2017. “Analisis Faktor-Faktor Yang
terhadap motif berbelanja online (Y). Mempengaruhi Keputusan Pembelian
Melalui Online Shop Di Pontianak”.
4. Pengaruh yang lebih dominan diantara Skripsi. FE, Akuntansi, Universitas Islam
variabel Kemudahan (X1) dan Indonesia, Yogyakarta.
Kepercayaan Konsumen (X2)
Ady Rony Muchammad Sukron. (2019).
Pengaruh Kemudahan Penggunaan,
Firman Adi Kusuma. 2014. “Analisis Faktor Nahla Rahma., et al. (2019). Pengaruh Persepsi
Yang Mempengaruhi Motif Risiko, Kepercayaan, Dan Keamanan
BerbelanjaOnline Pada Lejel Home Terhadap Keputusan Pembelian Online Di
Shopping Di Makassar”. Skripsi. FE, Buka Lapak (Studi Kasus Pada Komunitas
Ekonomi Manajemen, Universitas Buka Lapak Ponorogo).Jurnal Ekonomi,
Hasanudin Makassar, Makassar. Manajemen & Akuntansi. Ponorogo.
Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
Hamni Fadlilah Nasution (2018) Pengaruh Vol. 3 No. 1, April 2019 Hal 90 – 105,E-
Kemudahan Dan Harga Terhadap Issn: 2599-0578 Issn: 2598-7496