Anda di halaman 1dari 41

1

PENGARUH DIMENSI ONLINE CUSTOMER REVIEW DAN


INFLUENCER REVIEW TERHADAP PURCHASE INTENTION DENGAN
CUSTOMER TRUST SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA
PRODUK MS GLOW DI SHOPEE

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna


Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Padang

Oleh:

INDRY PUTRI YULISA


2019/19059228

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berkat perkembangan internet dan teknologi yang pesat, melahirkan

berbagai peluang dalam bisnis. Merujuk pada laporan Digital 2021, pengguna

internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 202,6 juta jiwa. Jumlah ini

meningkat 15,5% atau 27 juta jiwa jika dibandingkan pada Januari 2020.

Total jumlah penduduk Indonesia sendiri saat ini adalah 274,9 juta jiwa. Ini

artinya penetrasi internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 73,7%.

Tidak heran jika banyak pelaku bisnis yang beralih menjalankan bisnis

dengan menerapkan model perdagangan elektronik atau e-commerce. Selain

potensi pasar yang besar, bisnis perdagangan elektronik juga memiliki

keuntungan seperti tidak adanya batasan geografis, kemudahan mencari

pelanggan, tidak memerlukan toko fisik.

We Are Social (2021), melaporkan bahwa sebanyak 88,1% pengguna

internet di Indonesia memakai layanan e-commerce. Persentase tersebut

merupakan yang tertinggi di dunia. Indonesia diproyeksikan menjadi negara

dengan ekonomi digital nomor satu di Asia Tenggara pada tahun 2025. Hal

ini menunjukkan bahwa pasar e-commerce Indonesia merupakan pasar yang

maju dan hidup untuk perdagangan elektronik. Hal ini juga menjadi pemicu

banyak pelaku startup yang bermunculan. Marketplace atau platform seperti

Tokopedia, Shopee, Bukalapak, JD.ID dan Zalora merupakan beberapa model

dari e-commerce yang termasuk dalam kategori B2C (Business to Consumer).


2

Pasar B2C adalah platform yang memungkinkan bisnis atau organisasi apa

pun untuk menjual produk atau jasa melalui internet kepada konsumen untuk

digunakan sendiri oleh konsumen (Nemat, 2011).

Belanja online adalah pilihan yang layak bagi konsumen. Alasan

utama dari pergeseran perilaku belanja dari offline ke online yaitu didasarkan

pada kemudahan yang ditawarkan. Konsumen dapat membeli produk yang di

inginkan kapan saja dan dimana saja, tidak terbatas oleh waktu dan jarak.

Alasan lain yang membuat konsumen lebih memilih belanja online adalah

menghewat waktu, jadi konsumen tidak harus datang ke toko, cukup

menggunakan smartphone dan internet. Biasanya pada toko offline terdapat

jam buka dan jam tutup toko untuk berbelanja. Tetapi jika belanja online,

toko buka 24 jam dan konsumen bebas ingin berbelanja jam berapa saja.

Namun selain kemudahan yang didapat, banyak juga faktor-faktor

yang menyebabkan konsumen tidak mau belanja online atau menggunakan

platform e-commerce, yaitu masalah risiko yang umumnya terkait dengan

kualitas produk yang tidak sesuai dengan ekspektasi, ketakutan akan

penipuan. Konsumen akan dihadapkan pada risiko dan ketidakpastian yang

dirasakan. Saat belanja offline, ketika konsumen ingin membeli suatu produk,

konsumen secara otomatis akan mencari informasi produk tersebut dengan

melihat fisik produk secara langsung, kualitas produk, kecocokan dengan

harga, pelayanan, dapat melihat dan merasakan langsung produk tersebut.

Berbeda ketika konsumen ingin membeli produk melalui online. Konsumen

tidak akan bisa melihat dan merasakan secara langsung fisik produk serta
3

pelayanan penjualnya, dan konsumen tidak dapat mengevaluasi secara

langsung. Konsumen hanya dibantu oleh gambar atau deskripsi yang

diberikan oleh penjual. Kepercayaan dan juga risiko adalah faktor yang

mempengaruhi keputusan pembelian dan juga pembelian kembali pada

transaksi online.

Memudahkan dalam membeli produk kecantikan

Brand

Penjualannya

Masalah yaitu masih ada review yg negative

Data

MASALAH

PENGANTAR

MASALAH/FENOMENA

KORELASI ANTAR VARIABEL

MENJELASKAN KENAPA CR ITU MEMPENGARUHI PI.

HASIL PENELITIAN TERDAHULU.

KENAPA IR THD PI….

KNP CR + IR  CT  PI

RESEARCH GAP

ALASAN KENAPA MEMILIH OBJEK PENELITIAN

TUJUAN PENELITIAN
4

Pengambilan keputusan pembelian adalah suatu proses psikologis

yang dilalui oleh konsumen atau pembeli, prosesnya yang diawali dengan

tahap menaruh perhatian (attention) terhadap barang atau jasa. Kemudian jika

berkesan, konsumen akan melangkah ke tahap ketertarikan (interest) untuk

mengetahui lebih jauh tentang keistimewaan produk atau jasa tersebut yang

jika intensitas ketertarikannya kuat akan berlanjut ke tahap berminat (desire)

karena barang atau jasa yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan

konsumen tersebut. Jika minat begitu kuat baik karena dorongan dari dalam

atau rangsangan persuasif dari luar maka konsumen akan mengambil

keputusan pembelian barang atau jasa yang ditawarkan.

Saat ini konsumen semakin kritis dengan produk apa yang akan

mereka beli, oleh sebab itu sebelum konsumen mengambil keputusan

pembelian produk, konsumen perlu mencari informasi lebih mengenai produk

yang akan dibeli untuk meminimalisir dampak negatif yang akan didapat.

Apakah produk yang diterima sesuai dengan apa yang konsumen harapkan

atau tidak. Di era digital ini konsumen dengan mudah mendapatkan informasi

tersebut yaitu dengan melihat ulasan pelanggan atau online customer review

dan ulasan influencer atau influencer review. Online customer review dan

influencer review adalah bentuk dari electronic word of mouth (e-WOM).

Menurut Kotler dan Keller (2016) electronic word of mouth (eWOM) adalah

pemasaran menggunakan internet untuk menciptakan efek berita dari mulut

ke mulut untuk mendukung usaha dan tujuan pemasaran. Informasi ini

merupakan peran kunci dalam keputusan belanja online, informasi yang


5

didapat konsumen akan menjadi pembanding sebelum memutuskan

pembelian. Banyak pembeli online menunggu dan mengamati orang lain

sebelum membuat keputusan pembelian, dan informasi dari orang tersebut

dapat meningkatkan kepercayaan konsumen (Dwidienawati et al., 2020).

Menurut Farki, Baihaqi dan Wibawa (2016) dalam Mulyati dan

Gesitera (2020) online customer review yaitu salah satu fitur yang menarik

banyak perhatian kalangan akademisi maupun masyarakat sebagai salah satu

faktor yang paling berpengaruh dalam menentukan keputusan pembelian

konsumen.

Online customer review merupakan evaluasi pada suatu produk yang

dibuat oleh konsumen yang diposting atau diupload di situs web perusahaan

atau pihak ketiga. Sama dengan belanja offline, belanja online adalah suatu

aktivitas sosial. Keputusan pembelian konsumen cenderung dipengaruhi oleh

interaksi konsumen dengan konsumen lainnya. Online customer review dapat

mengurangi risiko yang dirasakan oleh konsumen serta efisiensi mereka

dalam mengambil keputusan. Online customer review bisa menjadi

pernyataan positif atau negatif yang dibuat oleh pelanggan tentang produk

atau perusahaan untuk orang lain melalui internet. Ini merupakan komunikasi

informal dari satu pelanggan ke pelanggan lainnya tentang penggunaan,

kepemilikan, atau karakteristik produk atau penjualnya.

Online customer review dianggap menjadi suatu hal yang dapat

dipercaya karena itu merupakan pengalaman nyata dari konsumen yang

menggunakan produk atau layanan. Konsumen dianggap tidak memiliki


6

kepentingan dan tidak memiliki niat untuk menipu konsumen lainnya. Review

atau ulasan dapat menjadi suatu daya tarik bagi pengunjung dan waktu yang

dihabiskan oleh pengunjung di situs web atau marketplace menjadi

meningkat.

Influencer review merupakan strategi baru yang penting dalam

pemasaran. Influencer marketing merupakan jenis pemasaran yang berfokus

pada suatu individu tertentu. Influencer marketing bisa dikatakan konsep

yang menjadi tren dalam dunia digital marketing. Influencer mampu

membuat strategi word of mouth dengan bantuan orang-orang terpercaya di

lingkaran-lingkaran tertentu.

SAMPAI SINI

Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan penelitian lebih lanjut

tentang ”Pengaruh Dimensi Online Customer Review dan Influencer

Review Terhadap Purchase Intention Dengan Customer Trust Sebagai

Variabel Moderating Pada Produk MS Glow di E-Commerce Shopee”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan fenomena yang telah dijelaskan di latar belakang, maka

dapat didentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Tingginya minat konsumen Indonesia dalam berbelanja online.

2. Shopee adalah situs e-Commerce terbesar di Indonesia.

3. Kepercayaan dan risiko terkait masalah pembayaran, penipuan, dan lain-

lain masih menjadi masalah dalam berbelanja online

C. Rumusan masalah
7

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Sejauhmana customer review berpengaruh terhadap customer trust pada

produk MS Glow di E-Commerce Shopee?

2. Sejauhmana customer review berpengaruh terhadap purchase intention

pada produk MS Glow di E-Commerce Shopee?

3. Sejauhmana influencer review berpengaruh terhadap customer trust pada

produk MS Glow di E-Commerce Shopee?

4. Sejauhmana influencer review berpengaruh terhadap purchase intention

pada produk MS Glow di E-Commerce Shopee?

5. Sejauhmana customer review berpengaruh terhadap purchase intention

dimoderasi oleh customer trust pada produk MS Glow di E-Commerce

Shopee?

6. Sejauhmana influencer review berpengaruh terhadap purchase intention

dimoderasi oleh customer trust pada produk MS Glow di E-Commerce

Shopee?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan pokok permasalahan yang ada di atas, maka tujuan dari

penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui sejauhmana customer review berpengaruh terhadap

customer trust pada produk MS Glow di E-Commerce Shopee.

2. Untuk mengetahui sejauhmana customer review berpengaruh terhadap

purchase intention pada produk MS Glow di E-Commerce Shopee.


8

3. Untuk mengetahui sejauh mana influencer review berpengaruh terhadap

customer trust pada produk MS Glow di E-Commerce Shopee.

4. Untuk mengetahui online sejauhmana influencer review berpengaruh

terhadap purchase intention pada produk MS Glow di E-Commerce

Shopee.

5. Untuk mengetahui sejauhmana customer review berpengaruh terhadap

purchase intention dimoderasi oleh customer trust pada produk MS

Glow di E-Commerce Shopee.

6. Untuk mengetahui sejauhmana influencer review berpengaruh terhadap

purchase intention dimoderasi oleh customer trust pada produk MS

Glow di E-Commerce Shopee.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin diperoleh pada penelitian ini terbagi menjadi dua

bagian, antara lain:

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat mempertajam konsep online customer

review, influencer review, customer trust dan purchase intention dalam

manajemen pemasaran.

2. Manfaat praktis

a. Bagi peneliti

Menambah pengetahuan sendiri bagi peneliti terutama tentang

keputusan pembelian konsumen dalam berbelanja online.

b. Bagi pembaca
9

Dengan adanya penelitian ini dapat memberikan gambaran kepada

konsumen dalam memilih marketplace yang akan dijadikan tempat

berbelanja online. Dan juga dapat memberikan masukan dan menambah

wawasan bagi pembaca sehingga dapat bermanfaat sebagai referensi

bagi penelitian selanjutnya.

BAB II

KAJIAN TEORI, PENELITIAN TERDAHULU, KERANGKA

KONSEPTUAL, DAN PERUMUSAN HIPOTESIS


10

A. Kajian Teori

LANDASAN TEORI / GRAND TEORI

TEORI APA YANG DIGUNAKAN UNTUK MELANDASI

PENELITIAN INI. TEORI PERILAKU KONSUMEN

PENGERTIAN

BISA DIJADIKAN LANDASAN DALAM PENELITIAN INI, KARANA

PI MERUPAKAN SALAHS BENTUK DARI PERILAKU KONSUMEN.

1. Purchase Intention

a. Pengertian Purchase Intention

Pada dasarnya niat beli konsumen (purchase intention)

merupakan faktor pendorong dalam pengambilaan keputusan

pembelian terhadap suatu produk. Zafar dan Rafique (2013)

menyampaikan niat beli konsumen adalah hasrat dan kecenderungan

konsumen untuk membeli produk yang diiklankan karena ada

kemungkinan konsumen membeli produk tersebut di masa yang akan

datang. Kotler dan Keller (2016) menjelaskan bahwa niat atau intensi

merupakan suatu dorongan atau rangsangan internal yang kuat dalam

memotivasi tindakan seseorang dan dorongan tersebut dipengaruhi

oleh stimulus dan perasaan positif akan produk.


11

Purchase intention menurut Hasyim (2004) adalah “Niat pembelian

terhadap suatu merek adalah rasa ketertarikan seseorang pembelian

terhadap suatu merek produk sehingga dapat menggerakkan suatu

keinginan untuk membeli dan nantinya akan dapat mnggerakkan suatu

tindakan membeli produk yang diinformasikan tersebut”. Niat beli

merupakan perilaku yang muncul sebagai respon terhadap objek yang

menunjukkan keinginan pelanggan untuk melakukan pembelian, dan

niat beli merupakan perilaku yang muncul sebagai respon terhadap


9
objek yang menunjukkan keinginan pelanggan untuk melakukan

pembelian. Sedangkan menurut Zafar dan Rafique (2012) “Niat beli

konsumen adalah hasrat dan kecendrungan konsumen untuk membeli

produk yang diinginkan karena ada kemungkinan konsumen membeli

produk tersebut dimasa yang akan datang”.

Khan, Naumann, dan Williams (2012) menyatakan bahwa

niat beli dapat didefinisikan sebagai niat seseorang untuk membeli

merek tertentu yang telah mereka pilih untuk diri mereka sendiri

setelah mengevaluasinya. Konsumen dapat mengukur variabel niat

beli. Misalnya, mempertimbangkan merek untuk pembelian dan

mengharapkan untuk membeli produk tersebut di masa yang akan

datang. Simamora (2011) menyatakan bahwa niat beli konsumen

terhadap suatu produk timbul karena adanya dasar kepercayaan

terhadap produk yang diiringi dengan kemampuan untuk membeli

produk tersebut. Selain itu, niat beli konsumen terhadap produk juga
12

dapat terjadi dengan adanya pengaruh orang lain yang mereka

percaya. Di sisi lain, Penitasari (2017) menyatakan bahwa niat beli

terbentuk dari sikap konsumen terhadap suatu produk. Niat beli

tersebut berasal dari kepercayaan konsumen terhadap kualitas

produk. Semakin rendah kepercayaan konsumen terhadap suatu

produk akan menyebabkan menurunnya niat beli konsumen

(Penitasari, 2017).

b. Faktor yang mempengaruhi Purchase Intention

Variabel-variabel yang mempengaruhi niat beli berdasarkan

teori dan hasil penelitian dari Engel dkk (1995:46-50), Constantinides

(2004), Goode & Harris (2006), Hsu et., (2012), Cha (2009) adalah

budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi, keluarga, situasi, usability,

interaktivitas, keamanan finansial, sumber daya konsumen, motivasi,

keterlibatan, pengetahuan, sikap,kepribaian, gaya hidup, demografi,

kepercayaan, persepsi manfaat, persepsi keamanan, persepsi

kemudahan penggunaan.

c. Indikator Purchase Intention

Niat beli juga merupakan niat yang menunjukkan keinginan

pelanggan untuk melakukan pembelian ulang. Beberapa pengertian

niat menurut Setyawan dan Susila (2014)

1) Intention dianggap sebagai sebuah “perangkap” atau perantara

antara faktor-faktor motivasional yang mempengaruhi perilaku.


13

2) Intention juga mengindikasikan seberapa jauh seseorang

mempunyai kemauan untuk mencoba.

3) Intention menunjukkan pengukuran kehendak seseorang.

4) Intention berhubungan dengan perilaku yang terus-menerus.

2. Online Custumer Review

a. Pengertian

Menurut Mo, Li, Fan (2015) Online Customer Review adalah

informasi dari evaluasi produk dan layanan yang diletakkan pada situs

pihak ke tiga dan pengecer, yang dibuat oleh konsumen. Dengan

informasi ini, konsumen dapat menyimpulkan kualitas dari sebuah

barang sesuai dengan ulasan dan pengalaman konsumen lain.

OCR bisa berisi informasi tentang hal-hal yang bersifat positif

maupun negatif tentang produk atau pun perusahaan (penjual) dan

dibuat oleh para konsumen via internet (Park & Lee, 2009), serta

menggambarkan karakteristik (misalnya keuntungan dan kerugian)

dari suatu produk (Lackermair, Kailer, & Kanmaz, 2013).

Apabila konsumen sulit menduga kualitas suatu produk atau

dugaan atas kriteria produk adalah ambigu, maka ketersediaan

informasi menjadi salah satu penentu dalam membuat keputusan.

Informasi tersebut dapat diperoleh dari review konsumen lain yang

telah membeli atau menggunakan produk tersebut sebelumnya. Calon


14

konsumen seharusnya mencari informasi yang cukup tentang produk,

sebelum ia melakukan pembelian. Hal itu dikarenakan calon konsumen

belum memiliki pengalaman tentang produk tersebut.

b. Indikator Custumer Review

Dalam penelitiannya, Putri dan Wandebori (2016:257) mengatakan

bahwa indikator online customer review terdiri atas:

a. Kredibilitas sumber Kredibilitas dalam hal ini diukur dari seberapa

ahli dan terpercaya informasi yang mempengaruhi konsumen lain.

b. Kualitas pendapat Kualitas pendapat terdiri atas relevansi, akurasi,

aktualisasi dan kelengkapan atas informasi yang diberikan

sehingga dapat mempengaruhi konsumen lain.

c. Review valance Review valance dikelompokkan secara positif dan

negatif sehingga dapat berdampak langsung pada penjualan toko

online.

d. Manfaat yang dirasakan Konsumen dapat mengetahui manfaat

suatu produk bedasarkan ulasan yang dilakukan oleh konsumen

lain yang terlebih dahulu telah membeli. 5. Jumlah ulasan Hal ini

berkaitan dengan seberapa banyak ulasan yang telah dilakukan

oleh konsumen pada suatu toko online.


15

Forbes (2016:80) mengemukakan bahwa terdapat 5 karakteristik

untuk menganalisis influencer yaitu:

1. Relatability Influencer memiliki koneksi dengan audience-nya

seperti berbagi cerita dan pengalaman pribadi yang menimbulkan

hubungan simpatik dengan penontonnya.

2. Knowledge Influencer memiliki pengetahuan dan wawasan tentang

industri yang mereka jelaskan dan mampu memberikan fakta yang

jelas dan pasti tentang produk ke konsumen.

3. Helpfulness Influencer memberikan saran dan opini yang dapat

digunakan untuk mempengaruhi keputusan konsumen terhadap

suatu produk atau jasa.

4. Confidence Influencer memiliki kepercayaan atas perkataan

mereka dan memiliki keyakinan atas kemampuan mereka. 5.

Articulation Influencer dapat dengan jelas dan lancar

mengkomunikasikan dan menyajikan informasi yang membantu

audiencenya untuk memahami produk atau jasa baik secara visual

maupun verbal.

3. Infleuncer Review

a. Pengertian

Hariyanti dan Wirapradja (2018:141) menjelaskan bahwa

influencer adalah seseorang atau figur dalam sebuah media sosial yang

memiliki jumlah pengikut yang banyak. Hal yang mereka sampaikan


16

dapat mempengaruhi perilaku dari pengikutnya. Brown dan Hayes

dalam Amalia (2019:52) memaparkan influencer adalah pihak ketiga

yang secara signifikan membentuk keputusan pembelian tetapi ada

kemungkinan ikut bertanggung jawab untuk itu.

Dari definisi tersebut dapat dikatakan bahwa influencer adalah

orang yang memiliki jumlah followers atau audience yang cukup

banyak dan mereka memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap

followers atau audience mereka. Mereka disukai dan dipercaya oleh

followers atau audience mereka sehingga apa yang mereka sampaikan,

mereka lakukan, ataupun mereka pakai dapat mempengaruhi dan

menginspirasi followers atau audience mereka. Salah satunya dalam

mencoba.

Influencer adalah sebuah fenomena modern yang telah terjadi

peningkatan besar dalam kolaborasi mereka dengan agen pemasaran

selama setahun terakhir. Mayoritas influencer masuk ke dalam kategori

berikut: selebritas, pakar industri dan pemimpin pemikiran, blogger

atau pembuat konten dan pemengaruh mikro. Sebagian besar

pemasaran influencer sosial terjadi di media sosial, terutama dengan

mikroinfluencer. Pakar industri dan pemimpin pemikiran (seperti

jurnalis) juga dapat dianggap sebagai influencer dan memegang posisi

penting untuk brand pemberitaan. Lalu ada selebritas, mereka adalah

influencer asli, dan mereka masih memiliki peran untuk dimainkan,

meskipun kepentingan mereka sebagai influencer telah berkurang.


17

Influencer yang aktif di media sosial (terutama mikro-blogger)

memiliki hubungan paling otentik dan aktif dengannya penggemar

mereka. (Kadekova & Holiencinova, 2018).

Influencer biasanya digunakan sebagai strategi pemasaran online

yang digunakan oleh perusahaan. Kemudian influencer adalah orang

yang memiliki keahlian dalam bidang pemasaran online, memiliki

pengaruh besar yang dapat mempengaruhi terhadap minat beli

konsumen dan memiliki banyak followers di media sosial.Influencer

marketingmerupakan sebuahpraktik mempromosikan sebuah produk

atau jasa dengan mengajak influencer untuk bekerja sama agar dapat

meningkatkan brand dari produk yang dimiliki oleh perusahaan

sehingga dapat meningkatkan target penjualan (Kusuma & Hermawan,

2020).

b. Indikator Infleuncer Review

Influencer marketing ini berbeda dengan pemasaran mulut ke

mulut secara tradisional, karena influencer marketing kemungkinan

memiliki kontrol yang lebih banyak atas hasil dari pemasarannya. Pada

pemasaran ini seorang pemasar dapat memiliki akses untuk jumlah

orang yang melihat, menyukai, memberi komentar, pada postingan

yang diunggal oleh influencer, dan dapat melihat umpan balik yang

berkaitan denga produk atau jasa yang mereka tawarkan (Chetioui et

al., 2020).
18

4. Custumer Trust

a. Pengertian

Kepercayaan adalah kemauan seseorang untuk bertumpu pada

orang lain dimana kita memiliki keyakinan padanya. Kepercayaan

merupakan kondisi mental yang didasarkan oleh situasi seseorang dan

konteks sosialnya. Ketika seseorang mengambil suatu keputusan, ia

akan lebih memilih keputusan berdasarkan pilihan dari orang- orang

yang lebih dapat ia percaya dari pada yang kurang dipercayai

(Moorman, 1993). Menurut Rousseau et al. (1998), kepercayaan

adalah wilayah psikologis yang merupakan perhatian untuk menerima

apa adanya berdasarkan harapan terhadap perilaku yang baik dari

orang lain. Kepercayaan konsumen didefinisikan sebagai kesediaan

satu pihak untuk menerima resiko dari tindakan pihak lain berdasarkan

harapan bahwa pihak lain akan melakukan tindakan penting untuk

pihak yang mempercayainya, terlepas dari kemampuan untuk

mengawasi dan mengendalikantindakan pihak yang dipercaya (Mayer

et al., 1995). Kepercayaan (trust) merupakan pondasi dari bisnis.

Membangun kepercayaan dalam hubungan jangka panjang dengan

pelanggan adalah suatu faktor yang penting untuk menciptakan

loyalitas pelanggan. Kepercayaan ini tidak begitu saja dapat diakui


19

oleh pihak lain/mitra bisnis, melainkan harus dibangun mulai dari awal

dan dapat dibuktikan. Menurut Prasaranphanich (2007), ketika

konsumen mempercayai sebuah perusahaan, mereka akan lebih suka

melakukan pembelian ulang dan membagi informasi pribadi yang

berharga kepada perusahaan tersebut. Moorman (1993) mendefinisikan

kepercayaan (trust) sebagai kesediaan (willingness) individu untuk

menggantungkan dirinya pada pihak lain yang terlibat dalam

pertukaran karena individu mempunyai keyakinan (confidence) kepada

pihak lain.

b. Faktor yang mempengarhui Custumer Trust

Kepercayaan merek merupakan kemampuan merek untuk

dipercaya, yang bersumber pada keyakinan konsumen bahwa produk

tersebut mampu memenuhi nilai yang dijanjikan dan didasarkan pada

keyakinan konsumen bahwa merek tersebut mampu mengutamakan

kepentingan konsumen. Hubungan ketiga faktor tersebut dengan

kepercayaan merek dapat digambarkan sebagai berikut (Tingkir, 2014)

1) Brand Charateristic mempunyai peran yang sangat penting dalam

menentukan pengambilan keputusan konsumen untuk

mempercayai suatu merek. Hal ini disebabkan oleh konsumen

melakukan penilaian sebelum percaya pada merek.

2) Company Charateristic yang ada dibalik suatu merek juga dapat

mempengaruhi tingkat kepercayaan konsumen terhadap merek


20

tersebut. Pengetahuan konsumen tentang perusahaan yang ada di

balik merek suatu produk. Karakteristik ini meliputi reputasi

perusahaan, Motivasi perusahaan yang diinginkan, integrasi suatu

perusahaan.

3) Consumer – Brand Charateristic merupakan dua kelompok yang

saling mempengaruhi. Oleh sebab itu karakteristik konsumen –

merek dapat mempengaruhi kepercayaan terhadap merek.

karakteristik ini meliputi kemiripan antara konsep emosional

konsumen dengan kepribadian merek dan pengalaman terhadap

merek.

c. Indikator Custumer Trust

Menurut (Gecti & Zengin, 2013) ada tiga komponen indikator

untuk mengukur Kepercayaan Merek sebagai berikut:

1) Percaya kepada merek Kepercayaan terhadap merek adalah merek

telah melakukan janjinya terhadap pelanggan bahwa merek telah

menciptakan keseluruhan dengan baik (Gecti & Zengin, 2013).

2) Merek ini aman Rasa aman yang dimiliki saat mengkonsumsi

merek adalah suatu kepercayaan yang dirasakan oleh pelanggan

bahwa produk yang dikeluarkan oleh merek dapat diandalkan dan

terpercaya (Chaudhuri & Holbrook, 2001).

3) Merek yang jujur (tepat) pada konsumenKejujuran merupakan cara

merek dapat membangun kepercayaan secara emosional dan


21

kesesuaian dengan janji yang diberikan serta dapat dibuktikan

(Matzler et al., 2008).

5. Pengaruh Custumer Review terhadap Purchase Intention

Online customer review adalah ulasan yang diberikan oleh

konsumen terkait dengan informasi dari evaluasi suatu produk

tentang berbagai macam aspek, dengan adanya informasi ini

konsumen bisa mendapatkan informasi mengenai kualitas dari produk

yang dicari dari ulasan dan pengalaman yang ditulis oleh konsumen yang

telah membeli produk dari penjual online. Jika konsumen mengalami

kesulitan saat menduga kualitas produk di toko online maka informasi

dari konsumen lain sangat penting dalam mempengaruhi keputusan

pembelian. Reviewmerupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

keputusan pembelian. Konsumen dapat melihat review konsumen lain

sebagai indikator popularitas atau nilai suatu produk yang dapat

mempengaruhi keinginan untuk membeli produk tersebut. Konsumen

harus terlebih dahulu mencari informasi terkait produk tersebut, karena

belum memiliki pengalaman. Review memberikan persepsi konsumen

terhadap produk tersebut. Reviewpositif mendorong terbentuknya

keputusan pembelian, sedangkan reviewnegatif memberikan persepsi

yang buruk terhadap konsumen terkait produk tersebut, (Li & Fan (2015).

6. Pengaruh Influencer Review terhadap Purchase Intention


22

Dengan munculnya influencer, yang memiliki dampak kuat

pada banyak konsumen yang merupakan pengguna media sosial,

cara perusahaan berkomunikasi dengan konsumen juga telah berubah

(Widyanto and Agusti 2020). Influencer mewujudkan kesenangan dan

empati, dan perusahaan berkolaborasi dengan pemberi pengaruh untuk

memperkenalkan dan mempromosikan merek mereka. Daripada

mempromosikan produk dan layanan baru secara langsung kepada

konsumen, perusahaansecara tidak langsung mempromosikan barang-

barang ini melalui influencer (Scholz 2021).

Influencer didefinisikan sebagai seseorang yang menunjukkan

beberapa kombinasi atribut yang diinginkan apakah atribut pribadi seperti

kredibilitas, keahlian, atau antusiasme, atau atribut jaringan seperti

konektivitas atau sentralitas yang memungkinkan mereka memengaruhi

sejumlah besar orang lain secara tidak proporsional. Influencer berada di

garis depan tren sosial. Mereka bisa menjadi inovator yang menciptakan

ide, konsep, atau konten baru yang secara teratur menarik perhatian media

sosial. Mereka bisa menjadi pengadopsi awal atau mereka yang

menemukan tren sebelum orang lain, dan meramaikan mereka dengan

kreativitas mereka sendiri, menyebarkannya lebih jauh di media sosial.

Mereka adalah individu yang efektif dalam menyebarkan pesan tentang

produk baru, memulai dan mempopulerkan tren baru, dan meningkatkan

penjualan. Pemasaran influencer adalah proses mengembangkan hubungan


23

antara individu berpengaruh tersebut dan pembeli potensial, (Diena

Dwidienawati, 2020).

7. Pengaruh Custumer Trust terhadap Purchase Intention

Kepercayaan memainkan peran penting dalam semua transaksi,

mengingat ketidakpastian dan risiko yang terlibat. Dalam e-commerce,

kepercayaan sangat penting dan salah satu faktor yang paling berpengaruh.

Konsumen tidak mungkin melakukan transaksi online jika tidak

mempercayai penjual. Kepercayaan didefinisikan sebagai “Kesediaan

suatu pihak untuk rentan terhadap tindakan pihak lain berdasarkan harapan

bahwa wali amanat akan melakukan tindakan tertentu yang penting bagi

kepercayaan, terlepas dari kemampuan untuk memantau atau

mengendalikan pihak lain itu”, (Zhu, H. Chen, 2012).

Kepercayaan telah dikenal untuk memfasilitasi transaksi bisnis

antara dua pihak yang tidak memiliki pengalaman sebelumnya dalam

saling percaya. Ini berarti tidak hanya mengurangi risiko yang dirasakan,

tetapi juga meningkatkan nilai yang dirasakan pelanggan. Kepercayaan

memiliki efek moderat pada proses dan perilaku dan dapat membantu

mengurangi kecemasan, kerentanan, dan ketidakpastian yang mungkin

disebabkan oleh transaksi, sehingga menghasilkan kepuasan yang lebih

besar. Kepercayaan dapat menciptakan sikap positif terhadap perilaku


24

transaksi, yang akan mengarah pada niat transaksi dan penting dalam

menciptakan hasil yang diharapkan dan memuaskan dalam transaksi

online. Telah ditunjukkan dalam berbagai penelitian bahwa kepercayaan

berpengaruh positif terhadap niat beli online pelanggan, dan semakin

tinggi tingkat kepercayaan konsumen, semakin tinggi pula derajat niat beli

konsumen. Kepercayaan pada e-review juga memiliki dampak positif pada

pilihan, (Diena Dwidienawati, 2020).

B. Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian Yofina Mulyati (2020) dengan judul “Pengaruh Online

Customer Review terhadap Purchase Intention dengan Trust sebagai

Intervening pada Toko Online Bukalapak di Kota Padang”. Hasil yang

diperoleh dari penelitian ini mengindikasikan bahwa OCR mempunyai

pengaruh positif dan signifikan terhadap kepercayaan konsumen pada toko

online Bukalapak. OCR dan kepercayaan konsumen Bukalapak, masing-

masing mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap niat belanja

online mereka. Selanjutnya, OCR mempunyai pengaruh positif dan signifikan

terhadap niat belanja online konsumen Bukalapak melalui kepercayaan

konsumen pada toko online Bukalapak di Kota Padang.

Hasil penelitian Tumpal Janji Raja Sitinjak (2022) dengan judul

“Pengaruh online customer reviewdan online customer rating terhadap

keputusan pembelian”. Hasil penelitian ini yaitu terbukti online

customer review berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian pada e-

commerce Shopee di Jakarta Utara dan online customer rating berpengaruh


25

positif terhadap keputusan pembelian pada e-commerce Shopee di Jakarta

Utara. Kesimpulan penelitian ini adalah semua hipotesis yang ada telah

terbukti memiliki pengaruh positif. Penulis menyarankan agar Shopee

harus memberikan kualitas layanan dan produk yang terbaik dan melakukan

evaluasi dengan melihat reviewdan ratingyang konsumen berikan.

C. Kerangka Konsep penelitian

Kerangka konseptual atau kerangka berfikir adalah sebuah konsep yang

menjelaskan, mengungkapkan, dan menunjukkan persepsi keterkaitan antar

variabel yang akan diteliti berdasarkan pada teori-teori yang telah

dikemukakan, dengan melihat pengaruh langsung Custumer Review

(X1),influencer review(X2) sebagai variabel independen dan custumer trust

sebagai variabel mediasi (Z) berpengaruh pada purchase intention yaitu

sebagai variaben dependen (Y), dan melihat pengaruh tidak langsung

customer review (X1) dan influencer review (X2) sebagai variabel independen

terhadap purchase intention sebagai variabel dependen (Y) melalui customer

trust sebagai variabel mediasi (Z). Untuk mempermudah penelitian maka

penulis mengemukakan skema untuk pedoman penelitian. Kerangka

konseptual tersebut adalah sebagai berikut:


26

Trust

H3

Costumer H1
Review
Purcahe
H4 Intention

Influencer
H2
Review

Gambar2. KerangkaKonseptual

D. Hipotesis

1. Terdapat pengaruh online customer review terhadap purchase intention

pada ecommerce Mc Glow di Shopee Shop di Kota Padang

2. Terdapat pengaruhInfluencer Review terhadap purchase intention pada

ecommerce Mc Glow di Shopee Shop di Kota Padang

3. Terdapat pengaruhcustomer review terhadap purchase intention

commerce Mc Glow di Shopee Shop di Kota Padang?

4. Terdapat PengaruhCustumer Trustterhadap purchase intention

ecommerce Mc Glow di Shopee Shop di Kota Padang


27

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian ini adalah

kausatif. penelitian kausatif merupakan tipe penelitian dengan karakteristik

masalah berupa hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih.

Menurut Nur dan Bmbang (2011:45), “Penelitian kausatif merupakan tipe

penelitian untuk menganalisis pengaruh beberapa variabel terhadap

variabellainnya”. Selanjutnya Mudrajad (2011:19) menyatakan bahwa”Studi

kausatif adalah studi yang tidak hanya mengukur kekuatan hubungan antar

duavariabel atau lebih, juga menunjukan arah hubungan antar variabel bebas

(X) dengan variabel mediasi dan variabel terikat(Y)”. Di mana penelitian ini

bertujuan untuk melihat pengaruh beberapa variabel bebas terhadap

variabelterikat dan arah hubungannya, yaitu melihat pengaruh daya tarik iklan

dan Celebrity endorse terhadap attitude advertising dan purchase intention.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Untuk kepentingan penelitian agar diperoleh data yang akurat,

makapeneliti memutuskan menetapkan lokasi di Padang pada konsumen MS

Glow di Kota Padang dan penelitian ini akan dilakukan pada bulan Desember

2022 sampai selesai.


28

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2013:115) adalah “Wilayah generalisasi yang terdiri

dari subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”. Dalam penelitian ini populasi yang ditetapkan adalah

konsumen yang menggunakan produk MS Glow di kota Padang.

2. Sampel

Menurut Sugiono (2013:116), “Sampel adalah sebagian dari objek yang

diselidiki dari keseluruhan objek yang ada, sampel adalah sebagian

darielemen-elemen yang diteliti”. Pada penelitian ini, pemilihan sampel

menggunakan metode porpusive sampling yang merupakan salah

satumetode non probanility sampling. Purposive sampling dilakukan

dengan mengambil orang-orang dengan ciri-ciri adalah pernah

menggunakan produk dan membeli produk MS Glow di Shoppe Shop

Rumus yang digunakan untuk menentukan banyaknya sampel adalah

rumus Chochran sebagai berikut:

POPULASI TIDAK DIKETAHUI, MENGGUNAKAN RUMUSNYA

LEMESHOW
2
Z pq
n=
e2

Z= Nilai Z dengan tingkat keyakinan penentuan sampel persen1,96

P= Proporsi populasi(0,5)
29

Q=1-p

e=Margin of error atau kesalahan maksimum yang bisa ditoleransi 7%

D. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis data

a. Data Primer

Menurut Husein (2009: 42).“Data Primer adalah data yang didapat

dari sumber pertama baik dari individu maupun kelompok, seperti hasil

wawancara atau hasil jawaban kuesioner”. Dalam penelitian ini, data

primer berupa jawaban kuesioner responden dari pertanyaan yang telah

dibuat peneliti, berkaitan purcase intention, custumer review, intesion

review dan custumer trust. Data tersebut didapat dari konsumen rumah

tangga di kotaPadang yang pernah berbelanja di Shoppe Shop.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui observasidan

penyediainformasi yang berkaitan dengan purchace intention, custumer

service, invention review, custumer trust.

2. SumberData

Sumber data digunakan untuk mencapai tujuan penelitian yang telah

ditetapkan, Data primer dikumpulkan dari responden yang menjadi

sampel. Responden meliputi sebagian konsumen pengguna MS Glow di

kota Padang yang pernah melihat iklan di Shopee Shop. Sedangkan data

sekunder diperoleh dari pihak internal perusahaan, yakni catatan

dokumentasi perusahaan MS Glow.


30

C. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner atau Angket

Metode angket atau metode kuisioner merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan yang dibuat berdasarkan indikator-indikator variabel penelitian

atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.

Menurut (Sugiyono, 2013: 89),“Pengumpulan kuesioner dilakukan

dengan adanya kesepakatan antara peneliti dan responden”. Dalam

penelitian ini, pengumpulan kuesioner dilakukan dengan menyebarkan

kuesioner sebanyak 146 secara daring atau menggunakan googleform.

2. Studi Kepustakaan/Dokumentasi

Mempelajari data praktis dari kepustakaan sehubung dengan judul

atau pokok bahasan yang akan diteliti. Dalam melakukan dokumentasi

penulis menggunakan sarana kepustakaan, seperti: buku teks, jurnal

ilmiah, dan makalah untuk mendapatkan data atau informasi yang

dibutuhkan.

D. Definisi Operasional dan Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah Custumer Review (X1),

Intervension Review(X2) sebagai variabel bebas. Custumer Review (mediasi),

Purchase Intention (Y2) sebagai variabel terikat.

1. Purchase Intention
31

Merupakan suatu proses yang terjadi ketika konsumen melihat

preferensi akan suatu produk padatahap dimana konsumen akan

melakukan evaluasi pembelian yang aktual. Indikator yang digunakan:

2. Custumer Review

Sikap terhadap iklan adalah kecenderungan konsumen

menjawabdengan baik atau tidak baik iklan sabun cuci tangan Lifbuoy.

Indikatoryangdigunakanadalah:

3. Intervension Review

Segala bentuk penyajian promosi ide, barang atau jasa secara

nonpersonalolehsuatusponsortertentuyangmelakukanpembayaran.Indikat

oryangdigunakanadalah:

4. Custumer Trust

Kepercayaan adalah kemauan seseorang untuk bertumpu pada

orang lain dimana kita memiliki keyakinan padanya.

Berikut ini adalah tabel variabel definisi opersional

Tabel 3.1 Variabel, Devinisi dan Indikator

No Variabel Definisi Indikator Sumber


32

1 PurchaseInt Merupakan suatu 1) Akan mempertimbangkan S.-I. Wu


ention proses yang terjadi membeli produk Dan
ketika konsumen 2) Mungkin akan membeli Chang,
melihat preferensi akan produk (2016)
suatu produk pada 3) Bersedia membeli produk
tahap dimana untuk memenuhi
konsumen akan kebutuhan
melakukan evaluasi 4) Akan
pembelian yang aktual. Merekomendasikan
kepada teman
5) Akan mencari informasi
mengenai produk

2 Custumer Sikap terhadap iklan 1) Iklan membuat June dan


Review adalah konsumen ter-up-date. Mehta,
kecenderungan 2) Kesukaan terhadap iklan (2000)
konsumen menjawab 3) Kualitas iklan
dengan baik atau
tidak baik
iklantertentu.
3 Influenser Segala bentuk 1) Meaningfull. Akbari,
review penyajian promosi 2) Belivable. (2015)
ide,barang atau jasa 3) Distinctive.
secara non personal
oleh suatus sponsor
tertentuyang
Melakukan pembayaran.
4 Custumer Celebrity endorser 1) Frekuensi dukungan Terhadap Bergkvist
Review Merupakan selebriti Dan Zhou,
pendukung iklan atau 2) Manajemen kampanye (2016)
tokoh, actor, 3) Financial effect
penghibur, atlet 4) Selebrity sebagai orang yang
yang dikenal mengajak.
masyarakat karena 5) Karakter selebrity sesuai
prestasinya didalam dengan citra produk.
bidang-bidang yang
berbeda dari
golongan produk
yang
didukung.
33

E. InstrumenPenelitian

Instrumen penelitian adalah alat ukur yang digunakan dalam

mengumpulkan data, Instrumen penelitian ini berupa angket yang disusun

berdasarkan konsep custumer review, influenser review, custumer trust, dan

purchase intention.

Alat ukur masing-masing variabel adalah dengan menggunakan Skala

Likers yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS), Tidak Setuju

(TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS) dengan pernyataan angket bersifat positif

yang dinyatakan dalam tabel berikut:

Tabel 3.2. Alternatif untuk jawaban setiap variabel

Alternatif jawaban Bobot

Sangat setuju 5

Setuju 4

Kurang setuju 3

Tidak setuju 2

Sangat tidak setuju 1

Penyusunan instrument penelitian dilakukan dengan langkah-langkah

sebagai berikut: (1) Pembuatan kisi-kisi berdasarkan indikator masing-masing

variabel, (2) Penyusunan butir-butir pernyataan sesuai dengan indikator

masing-masing variabel, (3) Melakukan analisis rasional untuk melihat

kesesuaian butir-butir angket dengan indikator serta kesepakatan menyusun

butir-butir kuesioner dari segi aspek yang diukur, dan (4) Mengkonsultasikan
34

dengan pembimbing untuk memperoleh kesesuaian butir dengan konteks.

F. Teknik Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Analisis ini bersifat uraian atau penjelasan dengan menggunakan

tabel. Data dikelompokkan dan dianalisis berdasarkan hasil jawaban

kuesioner yang diperoleh dari tanggapan responden dengan menggunakan

tabulasi data. Analisis deskrptif dilakukan untuk melihat kecenderungan

penyebaran data pada setiap variabel. Analisis deskriptif dilakukan untuk

mengolah data yang diperoleh dari responden. Proses initerdiriatas:

a. Verifikasi data, yaitu memeriksa kembali kuesioner yang telah

diisioleh responden untuk memastikan apakah semua pertanyaan

sudah dijawab dengan lengkap.

b. Menghitung nilai jawaban, yaitu menghitung frekuensi dari

semuajawaban yang diberikan oleh responden atas setiap item

pertanyaan yang diajukan.

c. Menghitung frekuensi dari jawaban yang diberikan responden atas

setiap pertanyaan yang diajukan dengan rumus sebagai berikut:

𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖(𝑓)
𝑃= ×100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛(𝑛)

Dimana:

P = persentase yang dicapai


F = Frekuensi
n =Jumlah Responden
35

d. Menghitung rata-rata skor total item dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

5(fiSS)+4(fiS)+3(fiKS)+2(fiTS)+1(fiSTS)

Dimana:

SS = Sangat Setuju
S = Setuju
KS = Kurang setuju
TS =Tidak Setuju
STS=Sangat Tidak Setuju
e. Menghitung nilai rata-rata jawaban dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:

Mean=
∑ Xi
n

Dimana:

Xi= Skor Total


n= Jumlah Responden

f. Menghitung nilai TCR masing-masing kategori jawaban dari deskriptif

variabel, maka dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

RS
TCR= x 100 %
n

Dimana:

TCR =Tingkat Capaian Responden


Rs = Rata-rata skor jawaban responden
N = Nilai skor Jawaban

Nilai persentase dimasukkan dalam criteria menurut Sudjana

(2005:44) sebagai berikut:

 0%-54% Tidak Baik


 55%-64% Kurang Baik
36

 65%-79% Cukup
 80%-89% Baik
 90%-100% Sangat Baik

2. Uji Partial Least Square

Penelitian ini menggunakan metode analisis data dengan

menggunakan software Smart PLS 3.2.7. menurut Muniarti, et al

(2010),“Uji PLS atau partial least square merupakan pendekatan

persamaan strukturar (Structural aequation modeling/SEM) berbasis

varian. Pendekatan ini dilakukan untuk melakukan analisis jalur yang

banyak digunakan dalam studi keperilakuan, sehingga PLS menjadi

tekhnik statistik yang digunakan dalam model yang lebih dari satu

variabel”.

Selanjutnya Menurut Muniarti et al., (2010), “uji PLS lebih sesuai

dengan studi eksperimen (dengan model yang lebih kompleks) yang

memang memiliki keterbatasan data dan tujuan kausalitas”. Uji PLS

mempunyai dua model pengujian utama, yaitu: model pengukuran dan

model struktural. Model pengukuran digunkan untuk uji validitas dan

reabilitas, sedangkan model struktural digunakan untuk uji kausalitas

(pengujian hipotesis dengan model prediksi). Menurut Jogianto.,

(2007), “Analisis PLS merupakan teknik statistika multivarian yang

melakukan perbanding anntara variabel dependen berganda dan variabel

independen berganda. PLS merupakan salah satu metode Analisis Outer

Model statistika SEM berbasis varian desain untuk menyelesaikan regresi

berganda ketika terjadi permasalahan spesifik pada data. Analisa PLS


37

dilakukan dengan tiga tahap, yaitu:

1) Model Pengukuran

Model pengukuran dalam uji PLS dilakukan untuk menguji

validitas internal reliabilitas. Analisa outer model ini akan

menspesifikasi hubungan antara variabel laten dengan indikator-

indikatornya, atau dapat dikatakan bahwa outer model mendefinisikan

bagaimana setiap indikator berhubungan dengan variabel latennya.

Uji yang dilakukan pada outer model ini adalah:

a. Nilai Convergent Validity merupakan nilai Loading Factor pada

variabel laten dengan indikator-indikatornya. Nilai

yangdiharapkan>0.7

b. Discriminant Validity

Nilai inimerupakan nilai Cross loding faktor yang berguna untuk

mengetahui apakah konstruk memiliki diskriminal yangmemadai

yaitu dengan cara membandingkan nilai loding pada konstruk

yang dituju harus lebih besar dibandingkan nilai loding dengan

konstruk yang lain.

c. Composite Reliability

Data yang memiliki composite reliability >0.7 berarti mempunyai

reliabilitas yang tinggi.

d. Average Variance Exracted(AVE)

Nilai average diharapkan> 0,5.

e. Crobach Alpha.

Uji reliabilitas diperkuat dengan Cronbach Alpha yang nilai


38

diharapkan >0.7untuk semua konstruk.

2) AnalisaInnerModel(ModelStruktural)

Analisis inner model atau yang sering disebut model structural

ini digunakan untuk memprediksi hubungan kausal antar variabel

yang diuji dalam model. Analisa inner model dapat dilihat dari

beberapa indikator yang meliputi:

a. Koefisien Determinasi (R2).

b. Predictive Relevance (Q2).

R-square pada model PLS dapat dievaluasi dengan melihat

Q-Square (Predictive Relevance) untuk model variabel. Q-

square mengukur seberapa baik nilai observasi yang dihasilkan

oleh model dan juga estimasi parameternya. Nilai Q-square

lebih besar dari 0 (nol) akan memperlihatkan bahwa model

mempunyai nilai predictive relevance, Sedangkan nilai Q-

Square kurang dari 0 (nol) akan memperlihatkan bahwa model

kurang memiliki predictive relevance. Namun jika hasil

perhitungan memperlihatkan bahwa nilai Q-square lebih dari 0

(nol), maka model layak dikatakan memiliki nilai prediktif yang

relevan. Apabila nilai yang didapatkan 0,02 (kecil),0,15

(sedang) dan 0,35 (besar).

c. PengujianHipotesis

Secara umum, metode explanatory research merupakan

pendekatan metode yang menggunakan PLS. Hal ini menurut


39

Muniarti et.,al.,(2010),“Menguji hipotesis dapat dilihat melalui

nilai t- statistic dan nilai probabilitas.Untuk pengujian hipotesis

menggunakan nilai statistik, maka untuk alpha 5%, maka nilai t-

statistik yang digunakan adalah 1,96”. Dengan demikian criteria

penerimaan atau penolakan hipotesis adalah Ha diterima dan H0

ditolak, jikat-statistik >1,96. Untuk menolak/menerima hipotesis

menggunakan probabilitas, maka Ha diterima jika nilaip < 0,05.

DAFTAR PUSTAKA

Bilson, Simamora. 2011. Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan.


Profitabel. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Diena Dwidienawati. 2020. Ulasan Pelanggan atau Dukungan Influencer: Mana


yang lebih Memengaruhi Niat Beloi?. Jurnal. Heliyon 6 (2020)

Engel. James. F.Roger. D. Black Well And Paul.W.Miniard. 1995. Perilaku


Konsumen. Jakarta. Bina Rupa Aksara

Hariyanti, N. T. dan A. Wirapraja. 2018. Pengaruh Influencer Marketing Sebagai


Strategi Pemasaran Digital Era Moderen (Sebuah Studi Literatur). Jurnal
eksekutiv. Vol 15 (01): 133-146.

Husein Umar. 2009. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta:


Rajawali Persada

Indriantoro,Nur dan Bambang Supomo. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis.


Untuk Akuntansi Dan Manajemen, Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE

Khammash, M. 2008. Electronics Word-Of-Mouth:Antecedent of reading


customer reviews in on-line opnion platforms : A Quantitative Study
From the UK Market. ADIS International Conference.

Kotler, P., & Keller, K. L. 2016. Marketing Management (15th ed.). New Jersey:
Pearson Education.

Kusuma, T. M., & Hermawan, D. 2020. Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Social
Influence Terhadap Keputusan Pembelian Menggunakan Online Food
Delivery Service. 18 (2), 176–180.
40

Lackermair, G., Kailer, D., & Kanmaz, K. 2013. Importance of Online Product
Reviews from a Consumer’s. Perspective., 1(1), 1–5.

Mo, Z. L. Y. & Fan, P. 2015. Effect of Online Reviews on Consumer Purchase


Behavior. Journal of Service Science and Management, 8 (June), 419–
424

Mudrajad, Kuncoro dan Suhardjono. 2011. Manajemen Perbankan Teori di


Aplikasi. Yogyakarta: BPFE

Park, C. & Lee, T. M. 2009. Information Direction, Website Reputation and


eWOM Effect: A Moderating Role of Product Type. Journal of Business
Research, 62(1),61–67

Penitasari, Nurul. 2017. Pengaruh Harga Dan Kualitas Produk Terhadap Minat


Beli Abon Lele Bang Zay (Studi Pada Konsumen Abon Lele Bang Zay di
Kota Malang). Other thesis, University of Muhammadiyah Malang.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.0

Tingkir, C. F. 2014. Pengaruh Identitas Merek Terhadap Loyalitas Merek


Melal0.0…………………………………………………………………………
………ui Citra Merek dan Kepercayaan Merek Toyota. JURNAL
MANAJEMEN PEMASARAN, Vol. 8, No. 2, Oktober 2014, 62-69

Widyanto, Hanif Adinugroho, and Cahya Rahmania Agusti. 2020. “Beauty


Influencer in theDigital Age: How Does It Influence Purchase
Intention of Generation Z?” Jurnal Manajemen Dan Pemasaran Jasa
13 (1)

Y. Zhu, H. Chen. 2012. Keadilan Layanan Dan Kepuasan Pelanggan Di Internet


Banking, Internet Res. 22 (4) (2012) 482–498.

Zafar, Qurat Ul Ain dan Mahira Rafique. 2013. Impact of Celebrity Advertisement
on Customers Brand Perception and Purchase Intention. Jurnal. Asian
Journal of Business and Management Sciences Vol. 1 No.11 (53-67).

Anda mungkin juga menyukai