Anda di halaman 1dari 6

Nama : Umi Latifatul Akmila/NIM : 2020310073/Kelas : C4MBR

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN E-BUSINESS

Pendahuluan

Media social semakin digandrungi oleh semua kalangan, baik mereka yang usia
muda maupun mereka yang sudah lanjut usia. Kini, media social juga sudah mulai
digunakan sebagai platform yang tidak hanya digunakan untuk bertukar informasi,
bersosialisasi, tetapi merambah pada dunia bisnis digital. Berbelanja produk dan
layanan melalui media digital atau e-commerce kini menjadi tren baru dalam berbelanja.
Interaksi antar konsumen ke konsumen yang mulai ditingkatkan untuk mendukung
proses ping toko.

Perilaku pembelian pada Negara Singapura juga dapat membuktikan bahwa e-


commerce sangat dibutuhkan guna mempermudah proses dalam membeli komoditas
atau layanan. Namun, tidak pula berlaku pada Negara Austria, yang rata-rata masih
belum terlalu berminat pada e-commerce. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
(Moerth-Teo et al., 2021) dalam jurnal berjudul “The Effect Of Consumers’ Buying
Behavior On The E-Commerce In Highly Developed Emerging Market And Developed
Market: The Case Of Singapore And Austria” menyatakan bahwa 37 peserta dari
Singapura membeli setidaknya sebulan sekali pada toko e-commerce, opsi ini
berkontribusi pada mayoritas pilihan yang dipilih oleh peserta. Di ikuti oleh 29 peserta
yang membeli setidaknya 2 bulan sekali. Sebaliknya, menurut tanggapan dari Austria,
1,36 peserta membeli setidaknya sebulan sekali pada e-commerce, dan 36 peserta
lainnya membeli setidaknya 2 bulan sekali di e-commerce.

Pembahasan

Pada Era transisi ke Web versi 2.0 membuat para konsumen lebih berperan aktif
dalam penggunaan media social, karena mereka dapat menggunakan jejaring social
untuk membuat dan menyebarkan konten, membagikan pengalaman, dan pengetahuan
mengenai produk dan layanan. Seiring berkembangnya popularitas di media social,
fungsi internet kini kian berubah. Bukan lagi untuk melihat gosip atau menyebarkan
informasi, namun kini telah beralih fungsi menjadi pasar online. Dengan perubahan
yang sedemikian rupa, tentunya dapat menguntungkan hampir semua pihak terutama
para supliyer. Namun, tidak dipungkiri pula ada sisi negative dari maraknya bisnis
online atau lebih dikenal sebagai E-commerce.

24% konsumen diseluruh dunia membeli secara online via media social pada
tahun 2019, dan data menunjukkan ada banyak potensi platform media social sebagai
saluran penjualan yang menguntungkan (Westbrook & Angus, 2020) . Melihat
fenomena penjualan online yang kian marak dan banyak target market yang lebih
mudah tercakup, menyebabkan membludaknya para penjual di social media. Bahkan,
mulai usia Sekolah Menengah Pertama pun sudah terjun dalam dunia online business.
Mereka menjalankan bisnis ini dengan cara diposting melalui akun social media
facebook. Peran internet benar-benar telah berubah, karena adanya interaksi antar
konsumen yang memungkinkan mereka untuk memperoleh informasi dari komunitas
online, sehingga dengan mudah dapat mempengaruhi keputusan pembelian.

S-commerce atau social commerce muncul dari evolusi e-commerce dan


interaksinya dengan jejaring social, secara inovatif membawa manfaat berdasarkan
komunikasi interaktif antar konsumen (Ventre et al., 2021). S-commerce tidak jauh
berbeda dengan e-commerce, pada intinya mereka adalah sebutan untuk pasar online.
Teknologi social yang menyediakan fasilitasi untuk dapat berinteraksi antar konsumen
guna mendukung pembelian produk atau layanan di internet. E-commerce mencakup
berbagai macam kegiatan komersial untuk mendukung konsumen dalam evaluasi atau
tahap pra-pembelian, pada tahap keputusan pembelian dan dalam tahap pasca
pembelian.

Saat ini, belanja online memberikan kemudahan bagi konsumen, namun,


komoditas palsu sedang mengamuk secara online pada saat yang sama. Di China,
jumlah keluhan tentang belanja online menempati urutan pertama diantara keluhan
layanan menurut Asosiasi Konsumen Nasional China. Hal tersebut karena konsumen
tidak memperhatikan atau lebih mengenali komoditas palsu. Sering terjadi jika
konsumen menemukan barang atau komoditas palsu, mereka lebih memilih untuk
melepaskan hak pengembalian karena dinilai menghabiskan waktu. Dengan begitu, para
seller mendapatkan keuntungan yang berkali lipat karena menjual barang palsu.
Namun, dampak buruk yang didapatkan adalah para konsumen menjadi kehilangan
minat untuk berbelanja melalui e-commerce dan juga tidak mempercayai pedagang.
Ulasan yang diproyeksikan pada platform e-commerce dapat membantu
pengguna tertentu selama proses pengambilan keputusan mengenai produk itu sendiri
(Ullal et al., 2021). Ulasan bermanfaat juga untuk memajukan e-commerce, karena para
konsumen juga mempertimbangkan hasil ulasan yang sudah diberikan oleh konsumen
sebelumnya. Selain itu, ulasan pelanggan juga dapat membantu menghilangkan
keraguan yang mungkin saja dimiliki, atau bahkan dapat membantu konsumen untuk
menentukan keputusan pembelian.

Pertumbuhan e-commerce menunjukkan hasil yang stabil hingga naik, kemajuan


fitur-fitur yang ada di e-commerce berbanding lurus dengan minat beli konsumen Asia.
Apalagi saat terjadi pandemic covid-19 pada tahun 2020, yang mengharuskan orang
membeli barang dari rumah. Dari fenomena tersebut, orang yang sebelumnya tidak
berminat menggunakan e-commerce terpaksa harus menggunakan e-commerce demi
membeli apa yang mereka butuhkan.

Gambar 1. Hasil Evaluasi dan Monitoring E-commerce di Indonesia (sumber :


www.boegieface.wordpress.com

1. Kelebihan E-commerce
Kelebihan e-commerce adalah harga kompetitif, bagi banyak konsumen,
penetapan harga yang kompetitif selalu menjadi alasan nomer satu untuk
menentukan keputusan pembelian. Pada e-commerce, harga yang ditawarkan
sama atau leih rendah dari toko offline pada umumnya. Hal tersebut tentunya
menarik konsumen untuk membeli komoditas dan jasa via e-commerce.
Fitur toko yang paling penting dan mempengaruhi keputusan pembelian
adalah harga yang kompetitif.(Guo et al., 2021) 90% dari pembeli e-
commerce disebutkan sebagai ahli dari deal hunting. Dengan fasilitas
teknologi yang semakin canggih dan mesin perbandingan harga, konsumen
kini bisa mendapatkan peringatan mengenai toko yang menawarkan
komoditas yang sama dengan harga dibawah standart.
E-commerce merupakan wadah untuk memasarkan produk hingga
pelosok negeri dengan biaya promosi yang jauh lebih murah dari biaya
pemasaran pada umumnya. Penjualan barang secara online melalui e-
commerce sangat memberikan nilai lebih untuk perusahaan karena dapat
meningkatkan efisiensi, mengurangi inventaris, dan menaikkan penjualan
serta menambah konsumen dengan mudah.
2. Kelemahan E-commerce
Kelemahan e-commerce adalah kurangnya kepercayaan dan loyalitas
dari pembeli, kepercayaan diharapkan menjadi lebih penting dalam e-
commerce daripada diperdagangan internasional karena kurangnya aturan
dan kebiasaan dalam regulasi e-commerce dan karena layanan dan produk
online biasanya tidak segera diverifikasi oleh konsumen. Konsumen kurang
percaya dengan e-commerce biasanya karena mereka membeli barang
dengan ekspetasi tinggi namun yang datang adalah barang dengan kualitas
yang tidak sesuai dengan harapan.
Kasus pengiriman barang palsu pun masih sulit untuk dihapuskan,
karena masih banyak penjual yang menjual barang palsu, tujuan utamnya
adalah untuk mendapatkan profit setinggi-tingginya. Tak hanya profit,
ternyata mereka menggunakan cara itu untuk menarik market agar terlihat
murah dan banyak yang beli. Akan tetapi, barang palsu tersebut akan
dipasang dengan harga murah sehingga dapat menarik pelanggan. Apabila
consumen menerima barang palsu, mereka akan memberikan rating yang
jelek terhadap toko online milik si pedagang. Jika rating sudah terkenal
buruk, akan lebih susah untuk menaikkan rating.
Rangkuman
E-commerce adalah pasar digital untuk memasarkan komoditas/jasa secara
online melalui aplikasi yang dapat menjangkau seluruh dunia. E-commerce
memiliki banyak keuntungan yaitu dapat menjangkau pasar seluruh dunia, dapat
memperluas target market, dapat dengan mudah melakukan promosi tanpa
mengeluarkan biaya yang banyak. Selain memiliki banyak kelebihan, e-commerce
juga diselimuti oleh berbagai kelemahan. Yang pertama yaitu minimnya
kepercayaan dari pembeli, serta resiko barang palsu yang masih ramai terjadi di
dunia pasar online.
Namun, dibalik kelebihan dan kelemahan yang dimiliki oleh e-commerce. E-
commerce tetaplah menjadi primadona pusat perbelanjaan online oleh berbagai
kalangan. Sehingga penting bagi kita sebagai mahasiswa bisnis untuk dapat
mengikuti perkembangan serta tren yang terjadi pada dunia bisnis online agar kita
dapat melakukan analisa tentang kemajuan saat ini, dan mengimplementasikan
kedalam dunia bisnis kita sendiri.

Referensi

Guo, H., Zhao, X., Yu, H., Zhang, X., & Li, J. (2021). Game analysis of merchants and
consumers confronting fakes on e-commerce platforms. Systems Science and
Control Engineering, 9(1), 198–208.
https://doi.org/10.1080/21642583.2021.1891992

Moerth-Teo, J. Y., Bobek, V., & Horvat, T. (2021). The Effects of Consumers’ Buying
Behavior on the E-commerce in Highly Developed Emerging Market and
Developed Market: The Case of Singapore and Austria. Naše Gospodarstvo/Our
Economy, 67(4), 56–73. https://doi.org/10.2478/ngoe-2021-0021

Ullal, M. S., Spulbar, C., Hawaldar, I. T., Popescu, V., & Birau, R. (2021). The impact
of online reviews on e-commerce sales in India: a case study. Economic Research-
Ekonomska Istrazivanja , 34(1), 2408–2422.
https://doi.org/10.1080/1331677X.2020.1865179

Ventre, I., Mollá-Descals, A., & Frasquet, M. (2021). Drivers of social commerce
usage: a multi-group analysis comparing Facebook and Instagram. Economic
Research-Ekonomska Istrazivanja , 34(1), 570–589.
https://doi.org/10.1080/1331677X.2020.1799233

Westbrook, G., & Angus, A. (2020). Top 10 Global Consumer Trends 2020.
Euromonitor International, January, 82.
http://www.portal.euromonitor.com/portal/analysis/tab

Anda mungkin juga menyukai