Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MANAJEMEN PEMASARAN II

STUDI KASUS “E-COMMERCE”

By Group 1 :

1910526001 Rahmi Laila Ainum

1910526010 Dwigita Tulus Purisa

1910526013 Widyanatami

1910526025 Desty Zahra

1910526039 Muthia Ekadiany

1910526040 Ulfatul Mawwadah Yahya

1910526044 Rezky Wahyudi

Management
Faculty of Economic
Andalas University
2019
PENDAHULUAN

Perkembangan bisnis secara online di Indonesia sekarang sangat pesat, salah satunya
dengan melakukan belanja secara online. Belanja online atau e-commerce merupakan salah satu
cara berbelanja melalui alat komunikasi elektronik atau jejaring sosial yang digunakan dalam
transaksi jual beli, di mana pembeli tidak perlu susah payah datang ke toko untuk melihat dan
membeli apa yang mereka cari, hanya tinggal melihat barang yang diinginkan melalui internet
kemudian memesan barang sesuai pilihan dan mentransfer uangnya dan kemudian barang
tersebut akan dikirim oleh toko online tersebut kerumah (Nusarika dan Purnami, 2015).
Sedangkan definisi E-Commerce menurut Laudon & Laudon (1998), E-Commerce adalah suatu
proses membeli dan menjual produk-produk secara elektronik oleh konsumen dan dari
perusahaan ke perusahaan dengan computer sebagai perantara transaksi bisnis.

Indonesia merupakan pasar dengan pertumbuhan e-commerce yang menarik dari tahun
ke tahun. Sejak tahun 2014, Euromonitor mencatat, penjualan online di Indonesia sudah
mencapai US$1,1 miliar. Data sensus Badan Pusat Statistik (BPS) juga menyebut, industri e-
commerce Indonesia dalam 10 tahun terakhir meningkat hingga 17 persen dengan total jumlah
usaha e-commerce mencapai 26,2 juta unit.

E-commerce sebenarnya merupakan pihak ketiga yang akan menjembatani kedua pelaku
jual beli produk secara online. Sekarang online shopping pun telah menjadi jalan tempuh bagi
pengguna karena dinilai lebih praktis. E-commerce yang menduduki top 5 e-commerce di
Indonesia antara lain : Tokopedia, Shopee, Bukalapak, Blibli dan lazada . Dimana Kelima e-
commerce ini bersaing pesat dalam penetapan harga yang murah , sehingga mengakibatkan
banyaknya perusahaan ritel yang gulung tikar. Sebenarnya kedatangan e-commerce di Indonesia
sendiri membawa dampak positif dan negatif. Tergantung paradigma masing-masing
masyarakat, Dampak positifnya antara lain seperti mempermudahkan transaksi dalam melakukan
transaksi perdagangan, sedangkan dampak negatifnya seperti tutupnya ritel-ritel yang telah lama
berdiri di Indonesia karena kalah persaingan dengan e-commerce.
PERMASALAHAN

Dengan pesatnya perkembangan bisnis online di Indonesia yang salah satunya belanja
secara online atau e- commerce dengan melakukan transaksi jual beli di mana pembeli tidak
perlu susah payah datang ke toko untuk melihat dan membeli apa yang mereka cari, hanya
tinggal melihat barang yang diinginkan melalui internet kemudian memesan barang sesuai
pilihan dan mentransfer uangnya dan kemudian barang tersebut akan dikirim oleh toko online
tersebut kerumah.

Perkembangan e-commerce di Indonesia pada saat sekarang ini sangat pesat, yang
mengakibatkan banyaknya masyarakat lebih memilih berbelanja secara online dari pada membeli
langsung ke tokonya. Faktor – faktor lainnya yang mengakibatkan peralihan belanja masyarakat
dari secara konvensional ke online diakibatkan karena harga yang ditawarkan oleh e-commerce
lebih terjangkau dibandingkan dengan toko / ritel lainya. Serta juga banyaknya promo-promo
yang diberikan oleh e-commerce seperti : diskon besar-besaran, gratis ongkir, dan banyak pilihan
barang lainnya.

Dari penjelasan mengenai perkembangan e-commerce yang ada di Indonesia, maka


timbulah pertanyaan mengenai “ Mengapa bisa e-commerce menetapkan harga yang
minimum / murah , sehingga menyebabkan toko/ritel lainya mati/tutup, dan bagaimana
strategi penetapan harganya ? “
ANALISIS KASUS

Perkembangan sistem perdagangan online dinilai telah mengubah pola belanja


masyarakat yang semula lebih banyak membeli barang dengan mendatangi pusat perbelanjaan /
toko menjadi gemar membeli produk secara online. Persaingan dalam dunia bisnis pada saat
sekarang ini sangatlah pesat, para pebisnis berlomba-lomba dalam mencari perhatian masyarakat,
salah satunya dengan kedatangan sistem perdagangan secara oline atau di sebut e-commerce.

Sebelum memasuki penjelasan mengenai peertanyaan diatas, berikut adalah hasil survey
mengenai e-commerce favorit versi responden. DailySocial melakukan survey yang bekerja
sama dengan JakPat, untuk mengetahui layanan e-commerce favorit versi responden. Survei
dilakukan terhadap 2026 responden di seluruh Indonesia.

Berdasarkan survei ini, Shopee ternyata menjadi layanan e-commerce yang paling sering
digunakan oleh responden (34%). Posisi berikutnya berturut-turut diikuti Tokopedia (28%),
Bukalapak (17,5%) dan Lazada (14%), serta blibli (2,15%).
Lebih lanjut, hasil survei ini mengungkapkan bahwa sebuah layanan e-commerce
dianggap favorit dengan alasan harga yang lebih terjangkau (31%), promo diskon (26%), variasi
pilihan produk (19%), dan pengiriman gratis (15%).

Salah satu alasan masyarakat menyukai layanan e-commerce adalah harga yang
ditawarkan murah dan terjangkau. Untuk menjawab pertanyaan diatas, ada beberapa faktor yang
menyebabkan e-commerce menetapkan harga murah :

1. Penjual yang join dengan e-commerce marketplace merupakan kebanyakan produsen


pertama, sehingga harga yang diberikan mereka lebih murah. Tidak seperti toko-toko
offline lainnya, yang kebanyakan mengambil barang dari tangan ke tangan . seperti
misalnya pengambilan barang dari Produsen ke – distributor besar lalu ke -
distributor kecil – baru menuju ke penjual offline, maka dari itu harga yang
ditawarkan offline store lebih mahal dibandingkan dengan ecommerce marketplace.
2. Penjual yang bergabung dengan E-commerce marketplace mentapkan harga yang
murah dibandingkan dengan offline storenya, dikarenakan juga faktor-faktor
pengeluaran biaya yang tidak perlu dikeluarkan, seperti : adanya biaya gaji pegawai,
biaya sewa toko, biaya listrik, ait , telefon, dan biaya lainnya. ketika si penjual
membuka offline store sendiri, maka banyaknya biaya-biaya yang harus
dikeluarkanya , yang mengakibatkan penambahan di harga produk . sedangkan ketika
penjual bergabung dengan e-commerce marketplace maka biaya-biaya yang tadi tidak
dikeluarkan penjual, sehingga harga produk yang ditawarkan juga semakin murah.
3. E-commerce marketplace seperti : shopee, lazada, tokopedia, dll mereka tidak
seutuhnya target keuntunganya dari hasil penjualan produk di aplikasinya,tapi
mendapatkan keuntungan dari aplikasi yang diakses oleh konsumen, tidak
membelipun konsumen Cuma sekedar scroll/ melihat-melihat barang yang ada di
aplikasi mereka, mereka sudah mendapatkan keuntungan.

Lalu bagaimana dengan sistem gratis ongkos kirim yang diberikan oleh pihak e-
commerce kepada konsumenya sehingga peminat belanja masyarakat tinggi karena adanya
promo gratis ongkos kirim ?

Adapun trik yang dipakai oleh perusahaan e-commerce dalam melaksanakan sistem
gratis ongkir yaitu dengan : Memanfaatkan free capacity alias kapasitas kosong dari jasa
logistic. Kapasistas kosong ini ditawarkan jasa pengiriman sebagai promo langganan kepada e-
commerce , namun barang yang masuk memiliki waktu pengiriman yang lama dibandingkan
barang yang dibayar penuh.

Sebagai contoh Jika jasa kurir mengirim barang dari Jakarta ke bandung menggunakan
truk , tak selamanya truk tersebut selalu penuh muatan. Kapasitas kosong tersebutlah yang
kemudian ditawarkan ke perusahaan e-commerce yang lantas dijual sebagai free ongkir. Namun
hal ini menjadi alasan mengapa barang yang bebas ongkos kirim waktu tunggunya lebih lama
karena kurir mengantarkan barang yang dibayar terlebih dahulu.

Karena munculnya e-commerce di Indonesia dan e-commerce menawarkan produk


dengan banyak pilihan, harga yang murah dibandingkan ritel/ offline store, serta banyaknya
promo-promo, yang mengakibatkan ritel/offline store lainya gulung tikar. Berikut beberapa ritel
yang sudah tututp, antara lain :
Ada beberapa faktor yang menyebabkan tutupnya ritel/ offline store tersebut :

1. Faktor kehadiran e-commerce


Kehadiran e-commerce menjadi salah satu penyebab tutupnya ritel/offlinestore, karena
gaya belanja masyarakat yang sudah berubah , saat ini lebih banyak masyarakat yag
memilih belanja secara online dikarenakan mudah dan cepat serta produk yang
ditawarkan di e-commerce marketplace juga banyak pilihanya, harga yang ditawarkan
juga murah, serta banyak promo-promo yang ditawarkan.

2. Faktor lokasi
Lokasi juga menjadi penyebab tututpnya ritel, karena terlalu jauh dari permukiman
masyarakat sehingga masyarakat lebih memilih belanja melalui e-commerce/online

3. Faktor manajemen
Manajemen yang tidak baik bisa mengakibarkan tutupnya ritel/offliine. Seperti
bagaimana memanajemen produk, harga, serta promosi.

Jadi bukan point utama kerena harga yang ditawarkan oleh e-commerce murah yang
mengakibatkan ritel/offline store tutup. Melainkan banyak fakor lainya yang mengakibatkan
tutupnya usaha offline store, serta gaya beanja masyarakat yang sudah berubah dari secara
konvensional ke online. Serta sebaiknya ritel/ iffline store menyesuaikan dengan perkembangan
zaman.
Strategi penetepan harga yang dilakukan e-commerce antara lain :
DAFTAR PUSTAKA

Buku Ketller Koller “ Manajamen Pemsaran “

https://idtesis.com/pembahasan-lengkap-teori-e-commerce-menurut-para-ahli-dan-contoh-tesis-e-
commerce/

https://dailysocial.id/post/mengungkap-layanan-e-commerce-terpopuler-di-indonesia/

https://iprice.co.id/insights/mapofecommerce/

https://www.wartaekonomi.co.id/read216302/pertumbuhan-e-commerce-pesat-di-indonesia.html

Anda mungkin juga menyukai