Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH SOSIOLOGI PEMBANGUNAN

DAMPAK PERKEMBANGAN PLATFORM BELANJA ONLINE


TERHADAP PERUBAHAN POLA KONSUMSI MASYARAKAT
INDONESIA DI PASAR KONVENSIONAL

Dosen Pengampu :

Prof. Dr. Drs. Syafruddin, M.S.

Disusun Oleh :

1. Lalu Rilwan Ari Sagita (E1S022009)


2. Riza Aprilia (E1S022015)
3. Adinda Putri Maharani (E1S022022)
4. Baiq Indri Sofiani (E1S022029)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2023/2024
A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Perkembangan platform belanja online di Indonesia dalam
beberapa tahun terakhir ini telah mengalami pertumbuhan yang begitu
sangat pesat. Baik platform e-commerce seperti Tokopedia, Shopee,
Lazada, Bukalapak, Blibli hingga yang sedang trending saat ini pada
platform social commerce yaitu Tiktok. Dimana semua ini memegang
peran utama di dalam komunitas perdagangan online, dengan
memperkenalkan atau mempromosikan berbagai macam produk juga
layanan kepada seluruh konsumen di seluruh negara termasuk di
Indonesia. Sehingga perkembangannya menciptakan transformasi
atau perubahan dalam cara masyarakat Indonesia berbelanja dan
berinteraksi dengan pasar.

Pasar konvensional adalah pilar atau penunjang utama dalam


perekonomian di Indonesia. Dimana pasar konvensial ini dapat
menciptakan lapangan pekerjaan dan menggerakkan perekonomian
lokal. Namun, pergeseran pola perilaku konsumsi masyarakat yang
semakin condong pada belanja online menimbulkan pertanyaan yang
besar terkait dampak perekonomian di pasar konvensional akibat
perubahan ini. Dimana sebagian besar konsumen Indonesia saat ini
lebih memilih berbelanja secara daring melalui aplikasi juga web e-
commerce lainnya sehingga mereka mengurangi kunjungan ke toko-
toko fisik yang ada di pasar konvensional. Oleh karena itu, pentingnya
bagi kita untuk memahami dampak dari perkembangan platform
belanja online ini terhadap perubahan pola konsumsi masyarakat
Indonesia terhadap pasar konvensional, terutama dalam konteks
ekonomi.

2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang ada maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana perkembangan platform belanja online
mempengaruhi pola konsumsi Masyarakat Indonesia pada
pasar konvensional?
2. Apa yang mendorong Masyarakat untuk cenderung memilih
belanja online dibandingkan belanja secara langsung di pasar
konvensional?
3. Bagaimana para pelaku di pasar konvensional menyikapi atau
beradaptasi dengan perkembangan dari platform belanja online
ini?
4. Apa dampak yang ditimbulkan dari perubahan pola konsumsi ini
bagi konsumen maupun pelaku usaha baik di e-commerce
maupun pasar konvensional?

3. Tujuan
Dari rumusan masalah yang ada maka tujuan dari disusunnya makalah
ini yaitu :
1. Mengetahui pengaruh dari perkembangan platform belanja
online terhadap pola konsumsi Masyarakat Indonesia di pasar
konvensional.
2. Menganalisis alasan atau faktor-faktor yang memicu Masyarakat
Indonesia cenderung memilih belanja online dibandingkan dari
pasar konvensional.
3. Mengetahui cara para pelaku usaha di pasar konvensional
menyikapi perkembangan dari platform belanja online.
4. Mengidentifikasi dampak yang timbul dari perubahan pola
konsumsi ini terhadap konsumen, pelaku usaha e-commerce
dan pasar konvensional.

4. Manfaat
Lewat makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat seperti
1. Memberikan pemahaman terkait perubahan pola konsumsi
Masyarakat yang diakibatkan oleh perkembangan platform
belanja online.
2. Memberikan informasi terkait berbagai faktor yang
menyebabkan Masyarakat cenderung memilih belanja online
ketimbang belanja secara langsung.
3. Membantu para pelaku usaha untuk pasang badan atau
menyikapi perubahan pola kosumsi Masyarakat dalam bertahan
di gempuran pembelanjaan di e-commerce.
4. Memberikan informasi terkait dampak-dampak yang mungkin
timbul dari perubahan pola konsumsi sehingga memudahkan
dalam menyusun perencanaan sosial yang baik.
B. PEMBAHASAAN

1. Kajian Teori Pembangunan


Belanja online (online shopping) adalah proses dimana
konsumen secara langsung membeli barang-barang, jasa dan lain-lain
dari seorang penjual secara interaktif dan real-time tanpa suatu media
perantara melalui Internet (Mujiyana & Elissa, 2013).Online shopping
atau belanja online via internet, adalah suatu proses pembelian barang
atau jasa dari mereka yang menjual melalui internet, atau layanan jual-
beli secara online tanpa harus bertatap muka dengan penjual atau
pihak pembeli secara langsung(Sari, 2015). Jadi, belanja online adalah
proses jual-beli barang, jasa dan lain-lain yang dilakukan secara online
tanpa bertemu dahulu antara penjual dan pembeli.

Toko virtual ini mengubah paradigma proses membeli produk


atau jasa dibatasi oleh toko atau mall. Proses tanpa batasan ini
dinamakan belanja onlineBusiness-to- Consumer (B2C). Ketika
pebisnis membeli dari pebisnis yang lain dinamakan belanja
onlineBusiness-to-Business (B2B). Keduanya adalah bentuk e-
commerce (electronic commerce).

Seiring dengan terjadinya perubahan perekonomian dan


globalisasi, membuat perubahan dalam perilaku berbelanja pada
masyarakat. Perilaku yang berubah dalam hal berbelanja pada
masyarakat merupakan konsekuensi logis dari tuntutan kehidupan
yang dipicu dengan adanya perkembangan teknologi komunikasi dan
informasi. Pada awalnya penjualan barang dilakukan secara
konvensional (offline), yaitu antara penjual dan pembeli bertemu
secara langsung untuk melakukan transaksi jual beli.Seiring dengan
kemajuan teknologi internet penjualan bisa dilakukan secara online
(Sari, 2015).

Toko online tersedia selama 24 jam sehari, yang membuat lebih


banyak konsumen yang mengakses lewat internet kapan dan di mana
pun. Toko online menjelaskan produk yang dijual dengan baik, melalui
teks, foto dan file multimedia. Mereka juga menyediakan informasi
produk, prosedur keselamatan, saran, dan cara penggunaannya,
fasilitas untuk berkomentar, memberi nilai pada barangnya, akses
meninjau situs lain, fasilitas real-time menjawab pertanyaan
pelanggan, sehingga mempercepat mendapat kata sepakat pembelian
dari berbagai vendor pemilik toko online.

Kelebihan toko online dibandingkan toko konvensional adalah


(Wicaksono, 2008) dalam jurnal (Sari, 2015):
1. Modal untuk membuka toko online relatif kecil.
2. Tingginya biaya operasional sebuah toko konvensional.
3. Toko online buka 24 jam dan dapat diakses dimana saja.
4. Konsumen dapat mencari dan melihat katalog produk dengan lebih
cepat.
5. Konsumen dapat mengakses beberapa toko online dalam waktu
bersamaan.

Keuntungan toko online bagi pembeli adalah sebagai berikut (Juju &
Maya, 2010) dalam jurnal (Sari, 2015):
1. Menghemat biaya, apalagi jika barang yang ingin dibeli hanya
ada di luar kota.
2. Barang bisa langsung diantar ke rumah.
3. Pembayaran dilakukan secara transfer, maka transaksi
pembayaran akan lebih aman.
4. Harga lebih bersaing.

2. Deskripsi Kasus
CONTOH KASUS :
Pasar Tanah Abang sepi, TikTok Shop dilarang berjualan - 'Toko
saya tutup karena sebulan tidak ada pemasukan satu rupiah pun' -
BBC News Indonesia
Berita Utama
“ Babak belur Pasar Tanah Abang dihajar pasar digital ‘Sebulan
tidak ada pemasukan satu rupiah pun”
Lantai 3a Pasar Tanah Abang hampir jarang dilalui pembeli
karena sebagian besar toko tutup. (26 September 2023) Quin
Pasaribu, Wartawan BBC News Indonesia “Pemerintah Indonesia
resmi melarang social commerce seperti TikTok Shop melakukan
transaksi jual beli barang demi menciptakan fair trade”. Langkah itu
ditempuh menyusul kondisi Pasar Tanah Abang di Jakarta Pusat yang
menurut para pedagang sedang 'berdarah-darah' setelah dihantam
gelombang pandemi Covid-19 dan kini digempur toko digital. Selama
rentang empat tahun terakhir, pasar tekstil terbesar se-Asia Tenggara
ini kehilangan hampir 5.000 pengunjung.

Di lantai bawah Blok A Pasar Tanah Abang, suara pedagang


yang lantang menjajakan dagangan mereka setiap kali orang lewat
lebih mendominasi ketimbang transaksi tawar menawar. "Boleh bunda,
silakan... ada ukuran, bahan impor... silakan dilihat-lihat dulu bunda..."
Di lorong-lorong kios, juga tak nampak lagi porter mondar-mandir
memanggul karung besar berisi dagangan grosir. Mereka lebih sering
ngampar di dekat pintu masuk sembari menunggu panggilan dari
pemilik toko. Sedangkan pedagang di lantai atas, hanya bisa duduk
sambil memainkan telepon selulernya karena nyaris tak ada orang
lewat — sebab sebagian besar kios tutup. Di Blok A, dalam rentang
2019 hingga 2023, jumlah kios yang aktif berkurang 1000 unit dan
angka pengunjung turun hampir 5.000 orang. Kios-kios di lantai bawah
Blok A Tanah Abang tak lagi dibanjiri pengunjung.

Sukmamalingga, salah satu pedagang bercerita Tanah Abang


mulai sepi sejak tahun 2021 karena waktu itu Pemprov DKI Jakarta
memberlakukan pembatasan kegiatan berskala besar (PSBB) dan
menutup pasar selama hampir empat bulan. Saat itu penjualannya
anjlok 30%.
Pada tahun 2022 — saat pemerintah mengakhiri kebijakan
PSBB — pasar tekstil terbesar se Asia Tenggara ini kembali ramai.
Orang-orang yang jenuh lantaran terkurung di dalam rumah membanjiri
Pasar Tanah Abang. Meski dagangannya tak begitu laku keras, tapi
setidaknya stabil. Sekarang, kala situasinya benar-benar sudah pulih,
ia tak habis pikir penjualannya malah melorot sampai 70%.

"Langganan saya dari daerah enggak ada yang belanja,


padahal saya sering kirim foto-foto baju model baru. Bahkan produk
saya upgrade, tetap enggak menarik pelanggan," ujar Lingga kepada
BBC News Indonesia. "Kalau dulu sebelum pandemi, saya bikin baju
enggak mikir. Mereka berani pesan 100 potong selang beberapa hari
sudah pesan lagi. Saya sampai kewalahan. "Lingga sudah sembilan
tahun berdagang di Tanah Abang khusus busana muslim seperti
kaftan. Ia punya langganan di seluruh Indonesia.

Suasana di salah-satu lantai Pasar Tanah Abang, Jakarta.


Biasanya tiga bulan jelang hari raya Idulfitri adalah ramai-ramainya
pedagang dari berbagai pelosok daerah memborong ke Tanah Abang.
Tapi di tahun ini, hal itu tak terjadi. Yang mengherankan lagi, pembeli
dari Jakarta juga sama sepinya. Dalam sebulan pembeli yang datang
ke tokonya cuma 10 orang. Padahal letak kiosnya di lantai bawah Blok
B sangat strategis. "Saya sampai enggak percaya, masak lebaran
orang enggak beli baju baru? Tapi itu yang terjadi. Malah habis lebaran
Idul Adha, pasar masih sepi."
” Pasar Tanah Abang sepi, TikTok Shop dilarang berjualan - 'Toko
saya tutup karena sebulan tidak ada pemasukan satu rupiah pun' -
BBC News Indonesia ”

3. Analisis Kasus Hubungan dengan Teori

Dari kasus ”Babak belur Pasar Tanah Abang dihajar pasar


digital ‘Sebulan tidak ada pemasukan satu rupiah pun” merupakan
salah satu kasus dampak perkembangan platform belanja online
terhadap perubahan pola konsumsi masyarakat Indonesia di pasar
konvensional yang termasuk ke dalam perilaku belanja online di
Indonesia. Perilaku konsumen dalam memutuskan untuk membeli
suatu produk menjadi studi khusus setiap perusahaan sebelum merilis
produknya ke pasar. Perkembangan zaman digital semakin tak
terelakkan bahwa setiap perusahaan harus menyesuaikan strategi
pemasarannya dengan memasukkan sistem online untuk menjual
produknya. Belanja online menjadi kebiasaan bagi sebagian orang
karena kemudahan yang diberikan, banyak orang beranggapan bahwa
belanja online adalah salah satu sarana untuk mencari barang-barang
yang dibutuhkan.
Metode penelitian yang digunakan adalah membandingkan hasil
penelitian dan jurnal yang meneliti tentang belanja online di Indonesia.
Kemudian ditinjau dan ditinjau teori perilaku konsumen yang telah ada
sehingga dapat disimpulkan pertimbangan konsumen berbelanja online
di sebuah toko online. Temuan dari penelitian sebelumnya
menunjukkan banyak faktor yang mempengaruhinya. Hasil penelitian
dari beberapa penelitian sebelumnya, dapat menjadi referensi dan
pertimbangan bagi online shop di Indonesia dalam mengaitkan dan
menjaga pelanggan untuk tetap berbelanja di tokonya sehingga
tokonya tertarik dan disukai pembeli.
Pada masa ini, industri digital terus mengalami pertumbuhan
dan kemajuan yang begitu pesat dan diikuti oleh perkembangan
teknologi yang semakin maju dan berkembang. Banyak situs atau
aplikasi berbasis online yang bermunculan untuk mempermudah
segala aktivitas di kalangan masyarakat. Mulai dari kemudahandalam
memesan transportasi hingga kemudahan dalam memesan berbagai
jasa
repair, service dan lain-lain.

Begitupun dengan kemudahan dalam membeli makanan tanpa


harus repot-repot keluar rumah, hingga membeli berbagai produk
apapun yang diinginkan. Kini barang atau jasa apapun yang
dibutuhkan dan diinginkan masyarakat dapat dijangkau dengan lebih
mudah melalui situs jual beli berbasis online. Berbelanja secara online
saat ini sudah menjadi sebuah tren dan fenomena belanja di berbagai
kalangan masyarakat Indonesia. Semenjak adanya toko online,
kebiasaan masyarakat dalam berbelanja mengalami pergeseran. Dari
yang tadinya membeli kebutuhan pokok secara langsung dengan
mendatangi toko konvensional, kini beralih dengan mengunjungi toko-
toko online. Hal ini disebabkan karena adanya kemudahan dan juga
kepraktisan yang ditawarkan dalam membeli secara online.
Kemudahan transaksi yang ditawarkan dalam belanja online menjadi
daya tarik di masyarakat untuk menyelami situs-situs belanja online
lebih dalam.

Adapun yang mendorong masyarakat lebih cenderung memilih


belanja online dibandingkan belanja secara langsung dipasar
konvensional yaitu karena adanya kepuasan serta kepercayaan
pelanggan. Para pelanggan benar-benar percaya bahwa mereka
benar-benar puas akan secara otomatis merekomendasikan barang
atau produk tersebut kepada konsumen lain, atau yang biasa
dikatakan dari mulut ke mulut. Selain itu juga factor yang
menyebabkan masyarakat mengambil keputusan untuk membeli
barang secara online yaitu karena adanya kenyamanan dalam memilih
produk yang ditawarkan, kelengkapan informasi, ketersedian produk
dan jasa, serta biaya produk yang lebih murah dan waktu yang efisien.

Selain itu, masyarakat tidak perlu lagi takut menunggu, antre


berdesak-desakan dengan orang-orang untuk membeli suatu barang
yang dibutuhkan ataupun barang yang diinginkan. Begitupun dengan
keramaian, menghadapi udara yang panas, kemacetan di jalan, dan
waktu yang terbatas. Hal itu tidak lagi menjadi sebuah masalah untuk
masyarakat ketika berbelanja di toko online.

Para konsumen sekarang bisa membeli barang atau produk


apapun yang dibutuhkan dengan satu klik sembari duduk manis dan
menunggu paket datang ke rumah. Akhirnya para pedagang atau para
pelaku konvensional dalam menyikapi hal ini, mereka mencoba dan
melakukan penjualan online yang tersedia selama 24 jam sehari, itu
membuat mereka lebih banyak mendapatkan konsumen.
Dalam penjualan online mereka bisa menjelaskan produk yang
dijual dengan baik, melalui teks, foto dan file multimedia. Mereka juga
bisa menyediakan informasi produk, prosedur keselamatan, saran, dan
cara penggunaannya, fasilitas untuk berkomentar, memberi nilai pada
barangnya, akses meninjau situs lain, fasilitas real-time menjawab
pertanyaan pelanggan, sehingga mempercepat mendapat kata
sepakat pembelian dari berbagai vendor pemilik toko online.
Dampak yang ditimbulkan dari perubahan pola konsumsi saat ini
bagi konsumen maupun pelaku usaha baik di e-commerce maupun
pasar konvensional yaitu:
1. Dampak E-Commerce

 Kebiasaan Belanja Online.


Kebiasaan belanja online secara terus menerus akan membuat
konsumen menjadi konsumtif. Hal ini tentu akan membuat gaya
hidup seseorang menjadi boros akibat tidak dapat mengontrol
diri karena membeli berbagai macam produk yang diinginkan.
Konsumen membeli barang bukan berdasarkan kebutuhan lagi
melainkan berdasarkan value atau nilai yang ada di dalamnya.
Membeli berdasarkan keinginan serta adanya trust terhadap
toko online merupakan bagian dari faktor internal pendorong
perilaku konsumtif masyarakat dalam berbelanja online.
Sedangkan, faktor eksternal perilaku konsumtif masyarakat
dalam berbelanja dikarenakan oleh adanya faktor lingkungan,
faktor kemudahan dalam akses berbelanja online seperti
munculnya berbagai platform e-commerce, dan juga faktor
harga yang relatif terjangkau dan murah dibandingkan membeli
secara offline.
 Kedua, kebiasaan belanja berdasarkan frekuensi membeli
secara online di e-commerce mengalami peningkatan yang
cukup drastis salah satunya di Shopee. Platform e-commerce
seperti Shopee menjadi alternatif sekaligus solusi untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat di tengah pandemi. Hal ini
tentu sama-sama menguntungkan penjual dan juga pembeli.
Penjual di Shopee mendapatkan peningkatan pendapatan serta
penjualan, begitupun dengan konsumen di Shopee
mendapatkan produk yang dibutuhkan dengan mudah.
2. Dampak pasar konvensional

 Penurunan jumlah pembeli dan pendapatan.


Berbagai pusat perbelanjaan offline dirasakan cukup sepi
pembeli yang diakibatkan oleh perubahan pola konsumsi
masyarakat, seperti halnya para pedagang konvensional di
Pasar_pasar seperti contohnya di pasar Kotaraja kabupaten
Lombok Timur, yang juga merasakan dampak negatif dari
adanya bisnis jual beli online. Mereka merasakan adanya
perbedaan antara tahun-tahun sebelumnya dan setelah
maraknya bisnis jual beli online. Kondisi pasar Kotaraja pada
saat ini terlihat sangat sepi, lorong-lorong pasar yang terlihat
sangat sunyi, dan para pedagang yang terlihat sedang bersantai
sambil menunggu pembeli yang datang.
Kondisi pasar saat ini diakui sangat sulit, para pedagang
menyadari zaman digital telah merubah cara orang membeli
pakaian. Terbukti dari tahun ke tahun jumlah pengunjung
mengalami penurunan, bahkan di beberapa Blok pasar terlihat
signifikan. Meski demikian, para pelaku usaha di pasar
menyadari bahwa sistem penjualan online lebih potensial
dibandingkan konvensional.

 Kalah Persaingan.
Sistem jual beli online yang semakin menarik minat masyarakat
untuk berbelanja. Bisnis online memang berbeda dengan
bisnis konvensional (offline), perbedaannya terdapat pada
sarana dan sistem transaksi yang digunakan. Bisnis online shop
biasanya melakukan pemasaran melalui website atau aplikasi.
Aplikasi belanja online dapat dengan mudah diakses melalui
smartphone. Hal tersebut membuat pedagang konvensional
kalah saing dengan pedagang online.
Dampak yang dirasakan para pedagang konvensional akibat
perubahan pola konsumsi masyarakat yaitu pada penurunan
jumlah pembeli dan pendapatan mereka per harinya dan para
pedagang merasa kalah saing dengan pedagang online dari
segi harga dan akses yang mudah. Para pedagang merasakan
perbedaan jumlah pembeli dan pendapatan sebelum dan
setelah adanya perubahan pola konsumsi masyarakat
Sehingga dapat kita perjelas bahwa perkembangan platform
belanja online telah memiliki dampak signifikan terhadap pola
konsumsi masyarakat Indonesia pada pasar konvensional. Beberapa
dampaknya secara garis besar atau dari segi positifnya yaitu:
1. Kemudahan Akses
Platform belanja online memberikan kemudahan akses ke berbagai
produk dan layanan tanpa harus pergi ke toko fisik. Hal ini
membuat konsumen lebih cenderung untuk berbelanja secara
online, mengurangi kunjungan ke pasar konvensional.
2. Penawaran dan Diskon
Platform belanja online seringkali menawarkan diskon dan promosi
yang lebih menarik daripada toko fisik. Ini dapat mendorong
konsumen untuk lebih memilih berbelanja secara online guna
mendapatkan harga yang lebih murah.
3. Kemudahan Pencarian dan Perbandingan Produk
Konsumen dapat dengan mudah mencari dan membandingkan
produk serta harga di berbagai platform online. Hal ini membantu
mereka membuat keputusan pembelian yang lebih cerdas dan
efisien.
4. Waktu dan Efisiensi
Berbelanja online menghemat waktu karena tidak perlu menghadiri
toko fisik. Masyarakat yang sibuk cenderung lebih memilih
berbelanja secara online untuk kenyamanan dan efisiensi.
5. Pengiriman dan Layanan Pelanggan
Pengiriman yang cepat dan layanan pelanggan yang baik di
platform belanja online membuat pengalaman konsumen menjadi
lebih baik dibandingkan dengan pasar konvensional.
Namun awal mulanya pesatnya perkembangan online shop ini terjadi pada
saat pandemi covid 19. Hal ini dikarenkan pada saat itu pemerintah
menghimbau masyarakat untuk menjaga jarak dan tidak menimbulkan
keramaian, sehingga pedagang konvensional terpaksa menutup toko mereka.
Pada saat itulah masyarakat memanfaatkan media online sebagai tempat
berjualan.

Seusai pandemi tersebut banyak pedagang konvensional mulai membuka


toko mereka, akan tetapi masyarakat sudah mulai terbiasa dengan media
online karena memang lebih praktis dan murah. Masyarakat menjadi lebih
konsumtif akibat dari kepraktisan tersebut karena mereka bisa berbelanja
kapan saja dan dimana saja.
C. PENUTUP

1. Kesimpulan
Perkembangan platform belanja online, seperti TikTok Shop,
memberikan dampak yang signifikan terhadap perubahan pola
konsumsi masyarakat Indonesia di pasar konvensional seperti di
Pasar Tanah Abang yang sedang ramai dibincangkan oleh banyak
orang. Kasus Pasar Tanah Abang yang sepi dengan banyak
pedagang yang mengalami kesulitan finansial menjadi indikasi
nyata dari perubahan ini. Larangan berjualan TikTok Shop di pasar
konvensional menjadi bukti bahwa pasar digital telah menggeser
preferensi konsumen, yang dapat mengakibatkan penurunan
pendapatan bagi pedagang tradisional yang belum beradaptasi
dengan perubahan ini.

2. Rekomendasi
Perkembangan berbagai platform belanja online saat ini, seperti
TikTok Shop, telah mengubah pola konsumsi Masyarakat indonesia
di pasar konvensional, contohnya dalam kasus yang sedang ramai
dibincangkan saat ini yaitu pada kasus Pasar Tanah Abang yang
sepi pemasukan akibat Masyarakat yang lebih memilih belanja
secara online. Pedagang harus bersiap untuk era digital dengan
memanfaatkan peluang online, termasuk juga meningkatkan
kualitas produk dan juga layanan, berkolaborasi dengan platform e-
commerce, dan meningkatkan keahlian digital mereka. Pemerintah
juga harus andil dalam mengatur secara bijak sebagai usaha
menjaga keseimbangan antara bisnis online dan offline dan juga
memberikan dukungan kepada pedagang konvensional agar
mereka dapat beradaptasi dengan perubahan pasar.
Referensi
HE, Hargiyanti. 2016. ”Belanja Online (Online Shopping)”. E-journal UAJY
(Universitas Atma Jaya Yogyakarta)
Khoirunnisa, A. (2020). “The Impact of Online Shopping Towards Shopping Habits
Changes in Surabaya, Indonesia”. SSRN Electronic Journal, 1-15.
Rokhmawati, N. (2018). “The Influence of Online Shopping Convenience and
Website Usability on Impulse Buying of Shoppers in Surabaya”. Advanced
Science Letters, 24(11), 8579-8582.
Pasaribu, Q. (2023, September 26). Babak belur Pasar Tanah Abang dihajar pasar
digital - 'Sebulan tidak ada pemasukan satu rupiah pun'. BBC News
Indonesia.
Rianti, E. (2023, September 23). Diduga Gara-gara TikTok Shop, Begini Nasib
Pedagang Pasar Tanah Abang Kini. (N. E. Hapsari, Ed.) News Republika.

Anda mungkin juga menyukai