Anda di halaman 1dari 28

ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK UMKM BERBASIS KEARIFAN

LOKAL MELALUI MEDIA ONLINE DI KAB. WAJO, KOTA SENGKANG

Nur Faillah

Abstrak
Tujuan dari penelitian .ini adalah untuk mengidentifikasi dan. menentukan variabel yang dominan .dalam
mempengaruhi .keputusan pembelian konsumen serta mengetahui variabel .Manfaat atau Hambatan
dalam bertransaksi yang secara dominan .merupakan variabel yang dipertimbangkan dalam
keputusan .pembelian konsumen melalui media online (e-Marketing) berbasis kearifan local dan juga
mengetahui kecenderungan perilaku konsumen dimasa .yang akan datang jika dilihat dari .Zscore yang
terbentuk. Metode Penelitian yang digunakan adalah .metode deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan
data yang dilakukan .dengan survey terhadap 100 .responden melalui penyebaran kuesioner di kota
Sengkang. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan. menggunakan teknik quota dan .purposive
sampling. Berdasarkan fungsi diskriminan dapat .disimpulkan bahwa ternyata dari kedua. variabel
tersebut ternyata variabel .manfaat dalam bertransaksi yang .paling dominan dalam mempengaruhi
keputusan .pembelian konsumen melalui media online (e-Marketing). Berdasarkan hasil perhitungan
Zscore, didapatkan kecenderungan perilaku .konsumen dimasa yang akan datang dalam keputusan
pembelian .( jarang atau sering) yaitu lebih banyak konsumen yang. sering membeli dibandingkan
dengan. konsumen yang jarang membeli.

Kata kunci : UMKM, Media Online, Keputusan Pembelian

Abstract
The purpose of this research is to identify and. determine the variables that are dominant in influencing
consumer purchasing decisions as well as knowing the variable Benefits or Obstacles in transactions
which are dominantly the variables considered in consumer purchasing decisions through online media
(e-Marketing) based on local wisdom and also knowing trends in consumer behavior in the future when
viewed from the formed Zscore. The research method used is a quantitative descriptive method. The data
collection . technique was carried out by surveying 100 respondents through distributing questionnaires
in the city of Sengkang. The sample in this. study was taken using quota and purposive sampling
techniques. Based on the discriminant function, it can be. concluded. that of the two variables, it turns out
that the transaction benefit variable is the most dominan. in influencing consumer purchasing decisions
through online media (e-Marketing). Based on the results of Zscore calculations, it is found that future
trends in consumer behavior in purchasing decisions (rarely or frequently) are that there are more
consumers who buy frequently than consumers who rarely buy.
PENDAHULUAN
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang mengangkat kearifan lokal dipastikan
dapat membuat masyarakat Indonesia mampu bersaing di era pasar bebas. (Gunawan, Sinaga and
Sigit Purnomo, 2019) mengemukakan bahwa Di Indonesia, Undang-Undang yang mengatur
UMKM adalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008. Pemahaman yang komprehensif tentang
pertumbuhan berkelanjutan dari usaha kecil dan menengah. Perusahaan membutuhkan pemikiran
strategis yang kuat dan kolektif karena alur kerjanya beragam dan melibatkan sudut pandang
yang berbeda. Semua perspektif ini tampaknya mengeksplorasi masalah yang sama, dan cara
eselon atas memahami pertumbuhan berkelanjutan dari proses UKM (Nimfa et al., 2021). Hal itu
dipaparkan oleh guru besar Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang (UM) Prof. Dr. Heri
Pratikno, M.Si dalam penelitiannya yang berjudul Pembelajaran Kewirausahaan Dan
Pemberdayaan UMKM Berbasis Kearifan Lokal Untuk Penguatan Ekonomi. Menurutnya,
dengan hadirnya banyak wirausahawan dapat meningkatkan skala ekonomi negara, mengurangi
kemiskinan, bertambahnya lapangan pekerjaan, meningkatnya daya saing investor serta mampu
memperbaiki fasilitas perdagangan dan bisnis. Dengan begitu, otomatis Indonesia mampu
bersaing dengan negara lain. Untuk melahirkan wirausahawan itu, perlu adanya model
pembelajaran yang mampu menarik minat masyarakat untuk membuka usaha.

Maka dari itu, Heri mencetuskan model pembelajaran yang tepat yakni berbasis kearifan
lokal. Sebab, kearifan lokal merupakan hal yang mudah untuk diamati setiap hari. Masyarakat
juga bisa menilai sejauh mana kearifan lokal berpengaruh pada daerah Sengkang dan sekitarnya.
Dari situ masyarakat bisa mendapatkan inspirasi membuka usaha. Sistem manajemen organisasi
terus mengalami tantangan, baik karena globalisasi, konsumen yang semakin menuntut, atau
kebutuhan untuk tetap menjadi pemimpin pasar. Hal ini mendorong perusahaan untuk
menemukan kembali produk atau layanan, baik dalam pengembangan produk baru, dalam
inovasi teknologi dan layanan, atau dalam modifikasi produk yang sudah ada (de Oliveira Sousa
et al., 2020)
Tantangan yang dihadapi oleh UMKM Sutera di Kabupaten Wajo, dimulai pada tahun
2004 dengan munculnya Alat tenun mesin (ATM), namun tidak mempengaruhi keberadaan
kegiatan penenun secara tradisional yang menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM). Hal ini
disebabkan kebudayaan tenun masyarakat kabupaten Wajo bersifat fleksibel atau mampu
mengikuti perubahan, sehingga penenun tradisional masih dapat bertahan hingga saat ini. Namun
kondisi ini menyebabkan terjadinya persaingan yang ketat. Agar dapat bertahan, maka pengrajin
harus memiliki daya saing yang unggul dibanding pesaing.

Masalah daya saing saat ini merupakan tantangan yang berat bagi UMKM, pengusaha
yang tidak memiliki bekal dan keunggulan bersaing maka tidak akan mampu bertahan. Memiliki
daya saing yang tinggi merupakan keharusan, karena tanpa daya saing yang tinggi maka
perusahaan tidak akan mampu bertahan apalagi bersaing. Salah satu ciri yang menonjol terkait
pesaingan saat ini adalah berkembangnya teknologi informasi, namun bagi pengrajin sutera
tradisional bahkan yang sudah menggunakan mesin, masih minim dalam memanfaatkan
teknologi selain hanya untuk menggunakan mesin penenun. Penggunaan teknologi secara
meluas, utamanya teknologi informasi belum dilakukan sepenuhnya, padahal dengan teknologi
informasi maka pengrajin atau pelaku UMK dapat dengan mudah mengakses informasi, dapat
dengan segera mengetahui kondisi pasar terkait kebutuhan dan keinginan konsumen, dan mampu
mengetahui dimana pasar yang dapat ditarget dan dituju. Dalam UU no. 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH), kearifan lokal dapat diartikan sebagai
suatu nilai yang berlaku dalam kehidupan masyarakat untuk menjaga dan mengelola lingkungan
hidup agar lestari. Kearifan lokal dijadikan asas atau dasar dalam menjaga dan mengelola
lingkungan hidup (Wahyu, 2021).

Saat ini hampir dari seluruh masyarakat di kota besar sudah tidak asing jika mendengar
internet, apalagi dengan jejaring sosial seperti facebook, twitter,dll. Tidak jarang dari mereka pun
pasti sudah pernah mengakses internet, atau bahkan hanya sekedar browsing. Sebagai pengguna
Facebook dan Twitter terbesar kedua di dunia, pangsa pasar internet di Indonesia memang
menjanjikan. Bahkan, berdasarkan data perusahaan riset pasar TNS, pengguna internet di
Indonesia membludak di 2011. Salah satunya disebabkan keberadaan ponsel Cina. Lalu menurut
sumber dari bisnisukm.com ³Perkembangan jumlah pengguna internet di Indonesia pada
pertengahan tahun 2007 kurang lebih 18-20 juta user. Jumlah tersebut mengalami peningkatan
yang cukup signifikan, hingga pada tahun 2010 diperoleh data dari Kementerian Komunikasi dan
Informatika bahwa pengguna internet sudah mencapai angka 45 juta. Pertumbuhan jumlah
pengguna internet di tahun 2011 juga diprediksikan akan mengalami peningkatan yang sangat
baik, bahkan para pengamat memprediksikan tahun ini jumlah pengguna internet di Indonesia
sudah lebih dari 50 juta orang.(bisnisukm, 2011). Tentu jikalau melihat fakta diatas merupakan
pangsa pasar yang sangat besar bagi para produsen untuk meraup keuntungan. Sungguh prospek
yang sangat menggiurkan. Oleh karena itu hingga tahun 2011 ini bermunculan berbagai macam
pihak untuk membangun bisnis online, mulai dari pemain kecil hingga pemain besar. Umumnya
para pemain kecil ini menggunakan media yang bertarif menengah kebawah bahkan gratis, bisa
melalui blog, berbagai forum jual beli seperti kaskus.us, Tokobagus.com, dsb. Untuk pemain
besar umumnya mereka lebih memilih media berbayar yang menengah keatas bahkan forum
dunia yang berisikan penjual dari berbagai negara misalkan saja e-bay, alibaba.com atau masih
banyak lagi. Tapi media yang digunakan para penjual online ini tidak baku atau bisa dibilang
tidak menutup kemungkinan mereka bermain di media mana saja. Bukan saja pada bisnis riil
yang memiliki resiko, bisnis online pun (E-marketing) juga memilliki resiko didalamnya, resiko
bagi penjual (seller) maupun pembeli (buyer). Baik itu penjual (seller) yang ditipu maupun
pembeli (buyer) yang ditipu. Praktek penipuan inipun beragam. Bagi pihak pembeli umumnya
seperti barang yang dibayar tidak dikirimkan oleh penjual, atau bisa juga barang yang dikirimkan
penjual tidak sesuai dengan barang yang dibayar. Namun bukan pihak pembeli saja yang
dirugikan, pihak penjual pun juga kerap dirugikan seperti pembeli membuat janji bertemu
dengan penjual namun tidak ditepati ekstrimnya ketika penjual bertemu dengan pembeli sang
pembeli membawa temantemannya untuk melakukan perampokan terhadap penjual. Namun,
umumnya dalam bisnis online (E-marketing) pihak pembeli yang kerap dirugikan bahkan ditipu
oleh penjual. Selain itu juga sebenarnya masih ada banyak sekali modus penipuan yang
dilakukan baik oleh pembeli maupun penjual seperti Scam,Phising, Hacking dan Cracking,
Carding, Penjualan Barang murah, dll (bisnis ukm, 2011).

Dikarenakan alasan- alasan dan fenomena dari modus penipuan di atas banyak
menyebabkan para konsumen untuk tidak berbelanja online atau bahkan mereka sudah tidak
ingin lagi untuk bertransaksi lewat online dan lebih memilih untuk berbelanja secara riil atau non
maya. Banyak juga yang merasa harga yang ditawarkan jauh melebihi harga pasar. Meskipun
demikian tetap banyak juga para konsumen yang lebih memilih untuk berbelanja lewat online
meskipun tidak sedikit diantara mereka juga pernah mengalami praktek penipuan, dikarenakan
ada banyak kemudahan dan keuntungan transaksi dengan online seperti hemat waktu, hemat
tenaga, dan masih banyak keuntungan lainnya. Tentunya dari berbagai respon konsumen
mengenai bisnis online (E- marketing) pastinya akan sangat mempengaruhi perkembangan dari
bisnis online itu sendiri, jikalau respon dari konsumen itu negatif akan mengakibatkan pengaruh
yang negatif atau bahkan sebaliknya karena mengingat pasar itu sangat penting. (Mardiani and
Imanuel, 2013) mengemukakakan. Oleh karena itu, dari latar belakang dan fenomena modus
penipuan dan perkembangan bisnis online (E-marketing) membuat penulis sangat tertarik untuk
mengangkat permasalahan tersebut ke dalam penelitian. Penulis memilih judul ANALISIS
KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK UMKM BERBASIS KEARIFAN LOKAL MELALUI
MEDIA ONLINE DI KOTA SENGKANG.

Tentu ada banyak yang penelitian-penelitian terkait judul saya misalkan, terdapat
beberapa penelitian sebelumnya dengan judul ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN
KONSUMEN MELALUI MEDIA ONLINE dan Model MarketplaceBerbasis Kearifan Lokal.
Jelas tentu berbeda dengan penelitian yang saya buat karena di sini saya menentukan kota tempat
saya melakukan penelitian ini. Lalu dari dua judul yang berbeda tersebut saya mengaitkan
dengan UMKM yang ada di kota Sengkang.

Masalah yang terjadi di UMKM tersebut sehingga penting di teliti peran sektor Usaha
Mikro Kecil Menengah (UMKM) dianggap sebagai tulang punggung ekonomi Indonesia.
Setidaknya terdapat 88,8 persen berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi di Asia
Tenggara. Di Indonesia, terdapat lebih kurang 59,2 juta pelaku UMKM dengan memberikan
kontibusi 56 persen dari total perekonomian negara sampai saat ini. Namun, dari total
UMKM tersebut, baru 3,97 persen juta UMKM yang sudah masuk online. Bagi sebagian
besar pelaku usaha atau UMKM yang masih berjualan secara offlineakan berusaha didorong
untuk dapat masuk pasar online, sehingga UMKM Indonesia bisa merambah dunia
digital dengan pasar yang lebih luas.
KAJIAN PUSTAKA

ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK

Analisis keputusan pembelian produk adalah proses penting dalam strategi pemasaran
suatu perusahaan. Pelanggan yang cerdas akan mempertimbangkan banyak faktor sebelum
memutuskan untuk membeli produk tertentu. Keputusan pembelian diharapkan dapat
mempengaruhi suatu produk, jika suatu produk bernilai baik maka kemampuan perusahaan untuk
menarik lebih banyak pelanggan semakin baik, sehingga konsumen merasa puas dengan
kebutuhan dan keinginan yang mereka dapatkan dari suatu produk (Firmansyah, 2021).
Perusahaan harus memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan mereka, serta faktor-faktor
yang memengaruhi keputusan pembelian konsumen, seperti kualitas produk, harga, kesadaran
merek, dan penilaian pelanggan. Dalam proses analisis keputusan pembelian produk, perusahaan
harus mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan produk mereka, membandingkannya dengan
produk pesaing, dan menyesuaikan produk mereka dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan.

Mengenai pengaruh pengetahuan produk terhadap keputusan pembelian, penelitian


Agustino dan Syaifullah (2020) dan Elvina (2017) mendapatkan hasil yang signifikan, namun
(Santoso and Sispradana, 2021) dalam Mutiara dan Syahputra (2018) menemukan bahwa
pengetahuan produk tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Melihat
perbedaan hasil mengenai pengaruh brand image, kualitas produk, dan pengetahuan produk
terhadap keputusan pembelian, menunjukkan adanya research gap yang menyisakan diferensiasi
hasil, sehingga perlu dilakukan pengujian lebih lanjut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menganalisis pengaruh citra merek, kualitas produk, promosi dan pengetahuan produk yang
dapat mempengaruhi keputusan pembelian minyak goreng Hemart.
Menurut Chaffey dan Smith (2017) dalam (Tanjung and Aeni, 2022) promosi adalah
opsi online untuk semua elemen bauran promosi - mulai dari periklanan, penjualan, promosi
penjualan, PR, sponsor, surat langsung, pameran, merchandizing, pengemasan, dari mulut ke
mulut. cara penjual mempresentasikan produknya kepada konsumen, dengan tujuan untuk
menyampaikan informasi tentang produk tersebut agar mereka mau membeli produk yang
ditawarkan. Nur'Aeni2 1. Perkenalan Kualitas produk berkaitan erat dengan nilai dan kepuasan
konsumen. Menurut Kotler dan Amstrong (2010) yang dikutip dari penelitian Jackson RS.
Weenas (2013) menjelaskan bahwa kualitas produk adalah kemampuan suatu produk untuk
menjalankan fungsinya meliputi keandalan, daya tahan, akurasi, kemudahan pengoperasian dan
perbaikan produk, serta atribut berharga lainnya. Perusahaan yang menjadikan kualitas sebagai
alat strategis dapat menguasai pasar, karena tidak semua perusahaan dapat mencapai keunggulan
kualitas.

Selain itu, perusahaan harus berfokus pada pengalaman pelanggan, termasuk kualitas
layanan pelanggan dan dukungan pasca-penjualan, agar pelanggan merasa puas dengan produk
mereka dan kembali membeli di masa depan. Dengan memahami dan menerapkan faktor-faktor
yang memengaruhi keputusan pembelian konsumen, perusahaan dapat meningkatkan penjualan
dan keuntungan mereka serta membangun loyalitas pelanggan.

UMKM

Di Indonesia UMKM diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun


2008 tentang UMKM. Pasal 1 dari UU terebut, dinyatakan bahwa Usaha mikro adalah
usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memiliki
kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam UU tersebut. Usaha kecil adalah usaha
ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan
usaha yang buka merupakan anak perusahanatau bukan anak cabang yang dimiliki, dikuasai
atau menjadi bagian, baik langsung maupun tidak langsung, dari usaha menengah atau
usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam UU
tersebut. Sedangkan usaha mikro adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung, dari usaha mikro, usah kecil atau usaha besar yangmemenuhi kriteria
usaha mikro sebagaimana dimaksud dalam UU tersebut.

UMKM BERBASIS KEARIFAN LOKAL

UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) berbasis kearifan lokal adalah jenis usaha
kecil yang memanfaatkan potensi lokal dalam memproduksi barang dan jasa. Kearifan lokal
merujuk pada pengetahuan, keterampilan, teknologi, dan budaya yang terkait dengan lingkungan
sosial, alam, dan sejarah suatu daerah. Contohnya, UMKM yang memproduksi kerajinan tangan,
makanan khas, atau pakaian tradisional yang menggunakan bahan-bahan lokal dan teknik yang
diturunkan secara turun-temurun. Sejalan dengan itu, pemerintah Indonesia mulai mengalihkan
pendekatan pembangunan ekonominya ke arah tulang punggung ekonomi domestik: usaha
mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Selama krisis ekonomi Indonesia pada tahun 1998, UKM
adalah entitas perusahaan yang mampu bertahan (Maksum, Sri Rahayu and Kusumawardhani,
2020).

UMKM berbasis kearifan lokal memiliki potensi besar untuk dikembangkan, karena
dapat meningkatkan nilai tambah produk dan memperkenalkan kekayaan budaya suatu daerah
kepada masyarakat luas. Namun, ada beberapa tantangan yang dihadapi oleh UMKM berbasis
kearifan lokal, seperti kurangnya akses ke pasar yang lebih besar, kurangnya modal, dan
kurangnya pemahaman tentang manajemen bisnis dan pemasaran. Untuk mengatasi tantangan
tersebut, UMKM berbasis kearifan lokal dapat mengembangkan strategi pemasaran yang tepat,
seperti memanfaatkan platform online untuk meningkatkan visibilitas produk mereka, mengikuti
pameran atau acara promosi untuk memperluas jangkauan pasar, atau bekerjasama dengan
perusahaan besar untuk memperoleh akses ke pasar yang lebih besar. Selain itu, memiliki
jejaring sosial adalah aset berharga yang dapat membantu pengusaha mendapatkan akses ke
informasi serta sumber daya seperti kredit. Jejaring sosial dapat berperan lebih tinggi dalam
membantu wirausahawan mengatasi hambatan terkait biaya transaksi, penegakan kontrak, dan
regulasi (Hayelom Abrha Meressa, 2020). UMKM juga dapat meningkatkan kualitas produk dan
mempertahankan nilai tambah lokal dengan menjaga kualitas bahan baku, teknik produksi
tradisional, dan memperhatikan aspek keberlanjutan dalam proses produksi. Kota ini tercipta dari
perluasan berbagai upaya yang telah dilakukan oleh semua pemangku kepentingan kota selama
beberapa abad (Dwijendra, 2020). Bisnis yang dijalankan oleh UKM semakin memperhatikan
keberlanjutan, seperti yang ditunjukkan oleh beberapa penelitian. UKM semakin peduli dengan
perlindungan lingkungan sehingga berusaha melakukan praktik berkelanjutan (Pangarso, Sisilia
and Peranginangin, 2022).

UMKM berbasis kearifan lokal memiliki potensi besar untuk meningkatkan


perekonomian lokal, mempromosikan kekayaan budaya daerah, serta menciptakan lapangan
kerja bagi masyarakat. Oleh karena itu, perlu dukungan dan perhatian dari pemerintah dan
masyarakat agar dapat berkembang dan berkontribusi lebih banyak pada ekonomi dan budaya
lokal. (Andriyani and Nailufar, 2021) dalam penelitiannya terkait keberlanjutan UMKM dengan
berbagai strategi, menemukan bahwa strategi perluasan pangsa pasar dapat memberikan
kekuatan bagi pengusaha dalam menghadapi persaingan pasar dan mempertahankan
eksistensinya. (Setiyono, 2011) memperhatikan bahwa perusahaan mikro dan kecil di Botswana,
Kenya, Malawi, Swaziland dan Zimbabwe menyediakan lebih dari dua kali lapangan kerja
daripada yang disediakan oleh perusahaan besar dan lembaga publik.

Kearifan lokal merupakan budaya yang dimiliki oleh masyarakat tertentu dan di
tempattempat tertentu yang dianggap mampu bertahan dalam menghadapi arus globalisasi.
Kearifan lokal mengandung nilai nilai yang dapat dijadikan sebagai sarana pembangunan
karakter bangsa. Keterbukaan informasi dan komunikasi apabila tidak di persiapkan dengan
baik maka akan berakibat pada hilangnya kearifan lokal sebagai identitas dan jati diri bangsa.
Hal yang sama disampaikan oleh Yunus (2014) bahwa jati diri bangsa adalah watak
kebudayaan (cultural character) yang berfungsi sebagai pembangunan karakter bangsa
(national and character building). Dengan diberlakukannya MEA pada tahun 2015, negara
anggota ASEAN akan mengalami aliran bebas barang, jasa, investasi, dan tenaga kerja
terdidik dari dan ke masingmasing Negara anggota ASEAN. Bagaimana Indonesia sebagai
bagiandari komunitas ASEAN berusaha untuk mempersiapkan dan memanfaatkan peluang
MEA, serta juga harus menjaga nilai-nilai kearifan lokal dalam menghadapinya. Market
place lokal di Wajo diharapakan ikut berperan memajukan dan memperkuat sektor
UMKM Wajo dengan menanam nilai kearifan lokal di sana. Diakui memang jutaan produk
masuk yang berasal dari luar menjadi tantangan besar. Namun pertumbuhan produk khas
yang memiliki nilai-kearifan lokal dalam sistem jual beli onlineseperti kejujuran dan
lainnya harus terus di pupuk, dan masyarakat harus terus diberi dorongan dan dukungan
untuk terus melakukan strategi bisnis agar berbisnis online dengan konsep kearifan lokal
berimbang. Saat ini terdapat potensi besar yang wajib yaitu di kota Sengkang khususnya,
karena jumlah masyarakat yang memiliki akses terhadap internet semakin besar sehingga
sangat mungkin untuk menciptakan transaksi online di Sengkang.

PENGGUNAAN MEDIA ONLINE DI KOTA SENGKANG

Media sosial didefinisikan sebagai “media komunikasi yang dikhususkan untuk atau
dicirikan oleh interaksi antara peserta atau konsumen media” (Kalamas, Mitchell, Lester p.3)
dalam (Technologies, 2012). Media sosial berfungsi sebagai pendorong utama untuk
pengumpulan informasi, keterlibatan dan keterlibatan di era digital ini. Dalam ranah komunikasi
kesehatan, media sosial merupakan pemasok penting informasi kesehatan di negara dengan
sumber daya tinggi dan rendah (Nelson et al., 2013; Nelson & Bwala, 2017) dalam (Okorie,
2022). Manfaat Modal sosial dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi ekonomi, sama
seperti modal fisik lainnya. Gary Becker (1962) dalam (Woolcock, 2001) memperkenalkan
pengertian modal manusia , berpendapat bahwa anugerah masyarakat atas pekerja yang terdidik,
terlatih, dan sehat menentukan caranya produktif faktor ortodoks dapat dimanfaatkan. (Conti and
Passarella, 2017) mengemukakan Secara khusus, setelah menyajikan struktur jaringan ego yang
kami temukan di Facebook dan Twitter dalam perspektif model referensi dalam literatur
antropologi, kami menganalisis dampak elemen kunci dari struktur ini dalam cara penyebaran
formasi melalui Jaringan Sosial Online. Melalui modal sosial yang dimiliki individu atau
kelompok, biaya transaksi dapat diminimalkan, sehingga kegiatan ekonomi menjadi lebih
efisien. Modal sosial berada dalam jaringan sosial yang mencakup informasi, kepercayaan, dan
norma timbal balik (Suryanti et al., 2021). Program pemasaran yang efektif mengintegrasikan
semua elemen bauran pemasaran ke dalam program pemasaran terintegrasi yang dirancang untuk
mencapai tujuan pemasaran perusahaan dengan memberikan nilai kepada konsumen (Education
and Advice, 2018)

Kabupaten Wajo merupakan salah satu kabupaten di Propinsi SulawesiSelatan dengan


ibu kota Sengkang, daerah tersebut terletak sekitar 242 km dari Kota Makassar dan dapat
ditempuh sekitar 5 jam dengan menggunakan mobil. Secara geografis kabupaten Wajo terletak
pada koordinat antara 39’ sampai 4’ 16’ lintang selatan dan 119’ 53’ sampai 120’ 27’ bujur timur
dengan batas wilayah: Sebelah utara Kabupaten Luwu dan Kabupaten Sidrap, Sebelah selatan
Kabupaten Soppeng dan Kabupaten Bone, Sebelah timur Teluk Bone Sebelah Barat Kabupaten
Soppeng dan Kabupaten Sidrap (wikipedia.org,2020) Suku Bugis yang berdomisili di Kabupaten
Wajo memiliki keahlian dalam menenun kain dengan bahan baku benang sutera. (Creeber &
Martin, 2009, p. 2) dalam (Triyono, 2019) mengatakan Media online didefinisikan sebagai
produk komunikasi yang dimediasi teknologi yang digunakan bersama dengan komputer digital .
Harga adalah sejumlah biaya yang harus dibayar pembeli untuk barang atau jasa yang digunakan
atau dibeli oleh konsumen (Haitao, 2022).

Keahlian ini merupakan salah satu kearifan lokal mereka. Kain tenun sutera ini menjadi
kebanggaan masyarakat Bugis yang pada masa dahulu hanya dapat digunakan oleh kalangan
bangsawan. Seiring perkembangan waktu yang makin modern, maka kini kain sutera dapat
digunakan oleh semua kalangan masyarakat. Pada perkembangannya saat ini, industri kain tenun
sutera mendapat tantangan dalam hal proses produksi diakibatkan perkembangan teknologi yang
makin maju. Kondisi ini menjadi hambatan bagi industri sarung sutera Bugis di Kabupaten Wajo
dalam upaya melestarikan budaya dan melawan kekuatan global (industri modern). Menurut
Digital Company Stats (Smith, 2016), hingga April 2016, Facebook yang didirikan pada tahun
2004 memiliki pengguna aktif bulanan sebanyak 1,71 miliar pengguna, dan 1,13 miliar pengguna
aktif harian, dengan rata-rata konsumsi 20 menit atau lebih (Ryanto Budiana et al., 2016)

TAHAP-TAHAP PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN

Para pemasar dalam hal ini adalah penjual atau seller dalam E-marketing harus bertindak
lebih jauh daripada sekedar mengetahui berbagai pengaruh yang akan mempengaruhi pembeli
atau buyer. Pemasar atau penjual juga harus mengembangkan suatu pemahaman mengenai
bagaimana tingkah laku konsumen didalam melakukan keputusan pembelian.

Berdasarkan hasil survei (2014), tidak pasti bahwa keputusan untuk memilih produk yang
ditawarkan oleh perusahaan akan melalui fase AIDA (perhatian, minat, keinginan, tindakan),
sebagai proyek manajer menunjukkan minat yang cukup besar tetapi tidak sepenuhnya
memperhatikan, maka proyek manajer menunjukkan tetapi pilihannya tidak didasarkan pada
keinginan yang kuat. Banyak faktor yang dapat menyebabkan rendah keputusan pembelian oleh
pengembang pilih bata ringan saat mengerjakan proyeknya. Gelb (2012: 1-8) dalam (Program,
no date) menjelaskan penyebab tersebut konsumen memutuskan untuk membeli suatu produk
nilai pelanggan itu sendiri yang merupakan perbandingan manfaat / fungsi dengan biaya
pelanggan.

Dalam proses pembelian konsumen akan melalui 5 (lima) tahap, yaitu(usu,2011): 1.


Pengenalan kebutuhan. Pengambilan keputusan dimulai dengan pengenalan kebutuhan yang
didefinisikan sebagai perbedaan atau ketidaksesuaian antara keadaan yang diinginkan dengan
keadaan yang sebenarnya, yang akan membangkitkan dan mengaktifkan proses keputusan.
Proses membeli diawali dengan adanya kebutuhan. 2. Pencarian informasi. Konsumen
selanjutnya melakukan pencarian informasi internal ke memori untuk menentukan solusi yang
memungkinkan. Jika pemecahannya tidak diperoleh melalui pencarian internal, maka proses
pencarian difokuskan pada stimuli ekstennal yang relevan dalam menyelesaikan masalah. 3.
Evaluasi alternatif. Konsumen mengevaluasi pilihan serta menyempitkan pilihan pada alternatif
yang diinginkan menjadi lebih spesifik. 4. Pembelian. Konsumen melakukan pembelian yang
nyata berdasarkan alternatif yang telah dipilih. Pembelian meliputi keputusan konsumen
mengenai apa yang dibeli, keputusan membeli atau tidak, waktu pembelian, dimana dan
bagaimana cara pembayarannya. 5. Konsumsi. Biasanya ketika konsumen mulai mengambil
tindakan pembelian biasanya diikuti oleh tindakan mengkonsumsi atau menggunakan produk
atau dengan maksud menghabiskan nilai atau manffat suatu produk maupun jasa. 6. Evaluasi
setelah pembelian. Proses terakhir dalam proses pembelian konsumen bukan melakukan
keputusan pembelian atau mengambil tindakan pembelian dan mengkonsumsikan produk atau
jasa melainkan berlanjut ke evaluasi produk yang dikonsumsi, yang mengarah pada respon puas
atau tidak puas. Setelah melakukan pembelian, konsumen mengevaluasi apakah alternatif yang
dipilih memenuhi kebutuhan dan harapan segera sesudah digunakan.

UMKM BERBASIS KEARIFAN LOKAL DALAM MEDIA ONLINE

Nilai-nilai budaya yang dapat dimanfaatkan secara bijak untuk mengatasi permasalahan
sosial dan meningkatkan kesejahteraan dan ketentraman masyarakat dapat merujuk pada
“kearifan lokal”. Istilah “kearifan lokal” bukanlah kebalikan dari kearifan nasional, internasional
atau global, tetapi mengacu pada kearifan yang ditemukan dari tradisi budaya di suatu etnis atau
tempat. Kearifan lokal adalah nilai budaya lokal yang telah diterapkan untuk mengelola tatanan
sosial dan kehidupan sosial masyarakat secara bijaksana. Seperti disebutkan di atas, nilainilai
budaya termasuk norma-norma budaya. Dengan definisi tersebut, kita perlu menemukan nilai-
nilai budaya dari tradisi budaya yang dapat diterapkan untuk mengatasi permasalahan sosial yang
ada. Dalam pengertian lain, kearifan lokal dapat diartikan sebagai kearifan lokal yang memiliki
esensi dari nilai fundamental tradisi budaya dan memberikan orientasi pada tingkah laku atau
keberadaan masyarakat (Sibarani, 2012:114).

Kearifan lokal tersebut terkait dengan kearifan lokal masyarakat yang dimanfaatkan
masyarakat setempat untuk mengatasi permasalahan sosialnya. Itu berasal dari nilai-nilai tradisi
budaya. Istilah “kearifan lokal” dapat dipertukarkan dengan istilah “pengetahuan asli” atau
dengan istilah “genius, keterampilan, sumber daya, norma dan etika atau estetika” lokal. Ini juga
terdiri dari dua jenis kearifan lokal inti, yaitu, kearifan lokal untuk kesejahteraan atau
kemakmuran rakyat dan kearifan lokal untuk kedamaian atau kebaikan manusia. Kearifan lokal
yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan meliputi kerja keras, disiplin,
pendidikan, kesehatan, gotong royong atau gotong royong, pengelolaan gender, kreativitas dan
pelestarian budaya, serta peduli lingkungan. Kearifan lokal yang bertujuan untuk menciptakan
kedamaian meliputi kesopanan, kejujuran atau integritas, loyalitas sosial, harmoni, komitmen,
berpikir positif, dan pujian (Sibarani, 2018).

UMKM berbasis kearifan lokal dapat memanfaatkan media online untuk memperluas
jangkauan pasar dan meningkatkan visibilitas produk mereka. Ada beberapa strategi yang dapat
dilakukan oleh UMKM berbasis kearifan lokal dalam memanfaatkan media online, antara lain
kalian bisa membuat website atau toko online - UMKM dapat membuat website atau toko online
yang berisi informasi tentang produk mereka, sejarah, cara pembuatan, serta harga dan cara
memesan produk. Dengan memiliki website atau toko online, UMKM dapat memperluas
jangkauan pasar dan memudahkan konsumen untuk membeli produk mereka. Kemudian
menggunakan media sosial - UMKM dapat memanfaatkan media sosial seperti Facebook,
Instagram, atau Twitter untuk mempromosikan produk mereka. Dalam media sosial, UMKM
dapat berbagi foto produk, testimoni konsumen, dan informasi tentang promosi atau diskon. Dan
anda bisa beriklan online - UMKM dapat menggunakan iklan online seperti Google Ads atau
Facebook Ads untuk mempromosikan produk mereka pada target pasar yang lebih spesifik.
Kemudian menggunakan platform marketplace - UMKM dapat memasarkan produk mereka di
platform marketplace seperti Bukalapak, Tokopedia, atau Shopee. Platform marketplace ini
memiliki jumlah pengguna yang besar dan dapat membantu UMKM untuk memperluas
jangkauan pasar. Terakhir yaitu menerapkan strategi SEO - UMKM dapat menerapkan strategi
SEO (Search Engine Optimization) pada website atau toko online mereka untuk meningkatkan
peringkat di mesin pencari seperti Google. Hal ini dapat membantu UMKM untuk lebih mudah
ditemukan oleh konsumen yang mencari produk serupa di internet.

Dengan memanfaatkan media online dengan tepat, UMKM berbasis kearifan lokal dapat
memperluas jangkauan pasar, meningkatkan visibilitas produk, dan meningkatkan penjualan
mereka secara signifikan.

METODE PENELITIAN

Metode pengumpulan data dengan menggunakan penelitian kepustakaan (Library


Research) merupakan metode yang dilakukan untuk memperoleh pengetahuan dan landasan teori
dalam menganalisis data dan permasalahan melalui makalah dan sumber lain sebagai bahan
pertimbangan dalam penulisan skripsi ini. Data sekunder, merupakan data primer pelengkap
yang umumnya diperoleh dari sumber literatur seperti literatur, bahan kuliah, catatan, laporan,
atau dokumentasi perusahaan, website, internet, makalah, buku dan sumber lain yang berkaitan
erat dengan penelitian ini. Dimana dalam penelitian ini data sekunder yang digunakan adalah
data yang dapat membantu mengetahui teknologi apa saja yang digunakan dalam pementasan
budaya tahunan di kota Sengkang (Purwardhani, 2018)

Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat Kab. Wajo Kota Sengkang yang sudah
pernah melakukan transaksi secara online. Alasan menahan data demografis Mengapa data dasar
populasi masih ditahan meskipun penting bagi perencanaan nasional untuk akses yang lebih
bebas dan penggunaan data statistik yang lebih luas. (Aird, 1982) mengatakan salah satu
alasannya, DPS selalu enggan mengeluarkan data yang diketahui .

Sampel

Didalam penelitian ini penulis menggunakan teknik Quota Sampling karena mengingat populasi
penduduk di Jakarta Barat sangat banyak maka cukup diambil 100 responden untuk mewakilinya
akan tetapi penelitian ini membutuhkan sampel yang lebih spesifik lagi maka penulis juga
menggunakan teknik Purposive Sampling, 100 responden tersebut merupakan responden yang
mengetahui dan pernah melakukan transaksi melalui media online agar hasil penelitian ini
memiliki hasil yang signifikan. Meskipun temuan mengungkapkan bahwa pendidikan sebagai
faktor kewirausahaan pribadi mempengaruhi kinerja bisnis, studi ini mengambil pandangan yang
lebih luas dengan mempertanyakan hubungan antara karakteristik pribadi dan informalitas usaha
kecil (Charles, Ojera and David, 2015)

Jenis Data

Adapun jenis data yang digunakan adalah Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung
dari sumbernya, yaitu konsumen yang mengetahui dan pernah melakukan pembelian melalui
online. Selain itu juga menggunakan Data Sekunder, antara lain:

1. Gambaran tingkat pertumbuhan bisnis online .

2. Gambaran tingkat pertumbuhan penipuan dalam bisnis online .

Hipotesis yang Diajukan

1. Diduga manfaat dalam transaksi online dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen
melalui online.

2. Diduga hambatan dalam transaksi online dapat mempengaruhi keputusan pembelian


konsumen melalui online.
3. Diduga akan terbentuk Z-Score sehingga dapat diketahui kecenderungan konsumen dalam
pembelian yaitu akan tetap melakukan pembelian.

Metode Analisis yang digunakan


Untuk keperluan analisis digunakan Model Analisis Diskriminan. Model analisis
diskriminan adalah sebuah persamaan yang menunjukkan suatu kombinasi linear dari berbagai
variabel independen, yaitu :
Di = b0+ b1x1+ b2x2
Di mana :
Di = Skor Diskriminan
b = Koefisien Diskriminan atau Bobot x = Variabel Independen
x1= Manfaat dalam Transaksi x2= Hambatan dalam Transaksi

Sedangkan untuk perhitungan Zcu (angka kritis), rumus cutting score yang digunakan
adalah sebagai berikut :

NaZb + NbZa
Zcu = Na + Nb

Di mana :
Zcu : Angka kritis, berfungsi sebagai nilai batas
Na dan Nb : Jumlah sampel di grup a dan grup b
Za dan Zb : Angka centroid pada grup a dan grup b

Model Penelitian
Hasil dan Pembahasan Karakteristik Responden
Penellitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 100 orang
responden yang pernah melakukan transaksi melalui media online minimal 3 (tiga) kali, dengan
karakteristik sebagai berikut :
1. Jenis Kelamin Responden
Berikut ini disajikan tabel 1 yaitu hasil analisis mengenai jenis kelamin responden
dalam penelitian ini.

Tabel 1

Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

Pria 43 43

Wanita 57 57

Total 100 100 %

Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah
57 orang atau sebanyak 57% adalah berjenis kelamin wanita. Ini berarti bahwa Wanita lebih
konsumtif dibandingkan Pria

2. Usia Responden
Hasil analisis mengenai usia Responden dapat dapat kita lihat pada tabel 2. peneliti
hanya meneliti responden yang berusia 17 tahun hingga sampai > 40 tahun.

Tabel 2

Usia Responden

Usia Juml Persentase


ah (%)
17 – 25 29 29
tahun
26 – 30 27 27
tahun

31 – 35 19 19
tahun

36– 40 17 17
tahun
>40 8 8
tahun

Total 100 100


Sumber : hasil pengolahan kuesioner

Tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang melakukan transaksi online terbanyak
terdapat pada usia 17- 25 tahun, yaitu sebesar 29%. Hal ini menunjukkan pada usia ini
umumnya responden belum memilik tanggung jawab yang berarti namun sudah memiliki
pendapatan dan ada keinginan untuk selalu mencoba sesuatu yang baru, itu sebabnya mereka
lebih banyak melakukan transaksi.

3. Status responden
Hasil analisis mengenai status responden dapat dilihat pada table 3 di bawah ini.

Tabel 3

Status Responden

Status Jumlah Persentasi (%) Belum Menikah 62 62

Menikah 38 38

Total 100 100


Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner

Dari tabel tersebut dapat kita ketahui bahwa responden terbesar adalah yang memliki status
belum menikah yaitu sebesar 62 orang (62%) yang sering melakukan pembelian melalui online.
Hal ini menunjukkan bahwa jika seseorang sudah menikah maka mereka (sudah menikah) tidak
seperti mereka (belum menikah) yang lebih sering berbelanja melalui online dikarenakan
tanggung jawab mereka belum menikah belum terbebani dengan biaya hidup mereka.

4. Pekerjaan Responden

Pada table 4 dapat dilihat pekerjaan dari responden yang telah melakukan pembelian secara
online.

Dari tabel diatas kita dapat melihat bahwa Pegawai swasta atau Karyawan swasta

sedikit dibawah responden Mahasiswa yang merupakan responden terbanyak dalam


melakukan transaksi yaitu sebesar 40 persen (%) dari total seluruh responden. Jika ditarik
kesimpulan, pada usia 17 sampai 25 tahun kebanyakan adalah mereka yang belum menikah
dan memiliki pendapatan yang dimana mereka semua merupakan mahasiswa yang dimana
kelompok ini lebih konsumtif dan tidak memiliki tanggung jawab yang berarti sehingga
mereka tidak perlu memikirkan panjang dalam mengambil keputusan pembelian.
5. Pendapatan Responden
Dari hasil analisis, diperoleh informasi mengenai pendapatan responden seperti dapat
dilihat pada table 5. di bawah ini :

Dari tabel di atas mayoritas pendapatan responden yang melakukan trasnsaksi melalui media
online berada pada level Rp. 3.000.001 ± Rp. 5.000.000 sebanyak 32 responden kemudian
disusul level Rp. 1.000.000 ± Rp. 3.000.000 yaitu sebanyak 30 responden. Pada kisaran
pendapatan ini merupakan mereka yang masih muda ( usia muda lebih banyak) dan
berpendidikan sehingga memiliki kisaran gaji antara Rp. 3.000.001- Rp. 5.000.000. itu
merupakan kisaran gaji lulusan S1 pada umumnya namun belum memiliki tanggung jawab
yang cukup banyak.

6. Website yang Digunakan

Pada table 6 di bawah ini disajikan data mengenai website yang banyak digunakan oleh
responden :

TABEL 6

WEBSITE YANG DIGUNAKAN

Website Jumlah Persentasi


(%)
Facebook.com 13 13
FJB kaskus 43 43
Tokobagus.com 25 25

Ebay 1 1
Lainnya 18 18
(blibli.com, blog,
wordpress,dll)
Total 100 100

Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner


Dari hasil pengolahan kuesioner, ternyata sebanyak 43% Responden memilih
berbelanja online di Forum Jual Beli Kaskus, sedangkan 25% memilih tokobagus.com untuk
berbelanja online. Penulis mengasumsikan bahwa website kaskus.us lebih banyak digunakan
dalam bertransaksi karena pada situs tersebut memiliki banyak sekali keunggulan
dibandingkan situs lainnya. Hampir semua kebutuhan konsumen ada pada situs tersebut.

7. Produk yang Biasa Dibeli


Dari table 7. di bawah ini dapat dilihat produk apa saja yang paling sering dibeli secara
online.

Tabel 7

Produk yang Biasa Dibeli


Pekerjaan Jumlah Persentasi

(%)
Produk Fashion 18 18
Produk Assesoris 14 14
Gadget / Elektronik 14 14
Buku, novel, komik,dsb6 6
Suku cadang dan 16 16
perlengkapan
kendaraan

Peralatan Olahraga 17 17
Peralatan Kecantikan 6 6
Lainnya (obat 9 9
kesehatan, barang
antic,games,softwar
e)

Total 100 100

Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner

Dari berbagai macam jenis produk yang ditawarkan melalui media online, responden
lebih memilih produk fashion (baju, celana, sepatu) sebesar 18% disusul kemudian produk
olahraga sebesar 17 responden lalu kemudian suku cadang kendaraan bermotor sebesar 16%.

Produk fashion menjadi salah satu produk terlaris dibandingkan lainnya karena kebanyakan
konsumen menginginkan produk fashion yang up to date dan internet lebih dahulu
menampilkannya, serta dengan kisaran harga yang tidak terlalu tinggi ditambah produk
fashion diminati kaum Wanita yang masih muda, maka menjadikannya sebagai produk yang
sering dibeli dibandingkan kategori produk lainnya.

8. Frekuensi Pembelian
Dari table 8 dapat dilihat frekuensi pembelian responden dalam melakukan pembelian
secara online dalam 1 tahun.

Tabel 8

Frekuensi Pembelian
Frekuensi Pembelian Jumlah Persentasi (%)

1- 3 kali / 44 44
tahun
4-6 kali / 56 56
tahun
Total 100 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner

Data diatas terlihat jelas bahwa mayoritas responden berbelanja melalui media online
berkisar 4-6 kali transaksi pertahun, dan sebebsar 44 responden hanya berbelanja sebanyak 1- 3
kali trasnsaksi pertahunnya. Ini diasumsikan bahwa pemasaran melalui online bisa menjadi
andalan para pemasaran, karena rata- rata konsumen di Wajo bisa melakukan transaksi lebih
dari 4 kali setahun. Itu merupakan prospek yang bagus, karena menandakan bahwa berbelanja
melalui online merupakan salah satu bagian dari gaya hidup berbelanja konsumen, khususnya
di daerah Sengkang Wajo.

Uji Validitas dan Uji Reliabilitas


Hasil Uji Validitas

Pada tabel hasil uji validitas yang dilakukan pada 30 responden awal (presampel)
terlihat bahwa kuesioner yang terdiri dari 33 pertanyaan, koefisien korelasi dari butir
pertanyaan 1 sampai butir pertanyaan 33 dengan skor masing- adalah valid, terkecuali butir
pertanyaan 2, 5, 9, 10, 12, 18, 23, dan butir pertanyaan 24 bila nilai yang diperoleh lebih besar
dari 0,361. Dengan semua butir pertanyaan yang berkorelasi positif atau lebih dari 0,361
yaitu lebih dari 50% dari keseluruhan butir pertanyaan, maka kesimpulan yang bisa diambil
bahwa kuesioner ini memiliki instrument yang valid.

Hasil Uji Reliabilitas


Hasil uji reliabilitas untuk semua butir jawaban kuesioner dengan nilai Crownbach’s Alpha
kurang lebih 0,60. Hal ini menunjukkan semua pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner
tersebut adalah Reliabel.

Tabel 9

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.720 33

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 15 Analisis Diskriminan

Analisis diskriminan dapat digunakan untuk melihat seberapa kuat penggunaan faktor
atau veriabel-variabel sebagai informasi dalam mengambil keputusan pembelian, yaitu dengan
membentuk suatu model dari variabel – variabel yang akan membedakan kecenderungan
konsumen dalam mengambil keputusan dalam melakukan transaksi pembelian melalui media
online.
Berikut ini akan ditampilkan tabel fungsi diskriminan yang dimasukkan kedalam
persamaan diskriminan, yaitu sebagai berikut:

Tabel 10

Canonical Discriminant Function Coefficents


Function 1

Manfaat ,277

Hambatan -0,004

(Constant) -9,128
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 15

Dari tabel diatas Terlihat bentuk dari fungsi diskriminan adalah : Z Score = -9,128 + 0,277
(Manfaat) Di sini dapat dilihat dari persamaan yang terbentuk bahwa kecenderungan konsumen
yang sering atau jarang melakukan pembelian melalui media online ditentukan oleh variabel
Manfaat dalam transaksi. Dalam penelitian ini terdapat dua tipe konsumen, yang disebut dengan
Two Group Discriminant yang nantinya akan melakukan pemisahan terhadap konsumen yang
sering atau jarang membeli, melalui Centroid (Group Means) Negatif dan Centroid (Group
Means) Positif, seperti terlihat dibawah ini.

Dari tabel diatas terlihat bahwa kelompok jarang melalkukan pembelian (0)
mempunyai nilai Z= -0,074 sedangkan kelompok yang sering melakukan pembelian (1)
mempunyai nilai Z= 0,058
Kecenderungan konsumen dalam mengambil keputusan pembelian melalui media
online berdasarkan 100 orang responden adalah ‘sering melakukan pembelian. Setelah fungsi
diskriminan dibuat, maka peneliti melakukan klasifikasi untuk mengetahui seberapa jauh
ketepatannya, atau berapa persen terjadi misklasifikasi pada proses klasifikasi, maka pada
tabel 5.7 dibawah ini akan terlihat bagaimana Hipotesis yang ketiga yaitu untuk melihat
kesenderungan perilaku konsumen dimasa yang akan datang.
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa pada bagian original terlihat bahwa mereka
yang pada data awal tergolong dalam kelompok Jarang melakukan pembelian sebanyak 44
orang, dengan model diskriminan ternyata yang berpindah je dalam kelompok Sering
melakukan pembelian sebanyak 23 orang, sedangkan dari konsumen yang Sering melakukan
pemmbelian sebanyak 56 orang terdapat 26 orang yang berpindah kelompok ke Jarang
melakukan pembelian. Jika dilihat dari pergerakan kecenderungan perilaku konsumen dimasa
yang akan datang, dengan pergerakan konsumen yang awalanya jarang melakukan pembelian
sebanyak 44 orang yang dimana berpindah 23 orang ke kelompok sering melakukan
pembelian ini berarti dimasa yang akan datang perilaku konsumen Jarang Melakukan
Konsumen berpindah lebih dari 50 % dari kelompok yang tetap akan jarang melakukan
pembelian.
Lalu untuk kelompok Sering Melakukan Pembelian terjadi perpindahan kurang dari
50
% dari angka awal yaitu sebanyak 56 orang namun berpindah 26 orang. Namun jika dilihat dari
banyak konsumen diantara kelompok Jarang dan Sering Melakukan Pembelian maka dapat
dilihat bahwa kelompok Sering Melakukan Pembelian tersebut memiliki angka yang lebih
besar dibandingkan kelompok lainnya atau lebih banyak sebanyak 3 orang terhadap perilaku
pembelian konsumen ke kelompok lainnya. Ini berarti bahwa konsumen yang berasal dari
kelompok Sering Melakukan Pembelian berpindah ke Kelompok lainnya menunjukkan bahwa
di masa yang akan datang pemasaran melalui media online kemungkinan kredibilitas dan
eksistensinya akan menurun dikarenakan oleh variabel hambatan dalam bertransaksi yang
sudah dijelaskan lengkap pada Bab 3 (tiga) yang dimana eksistensi dan kredibilitas pemasaran
melalui media online bisa menurun yang dipengaruhi oleh banyaknya fenomena dan kasus
seperti penipuan yang masih kerap terjadi dan bahkan sering terjadi, lalu kemudian adanya
tindakan kecurangan yang dilakukan oleh pemasar yang dimana bisa berupa spesifikasi produk
fisik dengan yang ditawarkan melalui online berbeda sehingga menurunkan tingkat kepuasan
konsumen dalam bertransaksi, atau bahkan faktor penghambat lainnya akan mempengaruhi
keputusan pemebelian konsumen di masa yang akan datang.
Ketepatan fungsi diskriminan dapat dihitung
dengan cara :
21 + 30/100 = 0,51 atau 51%
Oleh karena hasil angka ketepatan adalah 51% dan diatas 50% maka dianggap valid, sehingga
model diskriminan diatas dapat digunakan untuk analilsis diskriminan.

PETA ALOKASI KABUPATEN WAJO


KESIMPULAN

Kesimpulan

Berdasarkan analisa dan perhitungan yang telah dilakukan dengan memasukkan variabel
Manfaat dalam transaksi dengan Hambatan dalam transaksi terhadap Keputusan pembelian
konsumen dalam melakukan pembelian melalui media online, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa variabel Manfaat dalam transaksi yang paling dominan dalam mempengaruhi responden
dalam melakukan keputusan pembelian melalui media online. Dalam hal ini variabel Manfaat
dalam transaksi meliputi kemudahan dalam bertransaksi kemudian kemudahan dalam
mendapatkan informasi mengenai produk yang dicari sampai kepada kepraktisan berbelanja
secara pribadi karena tanpa perlu membuang- buang waktu untuk berhadapan dengan tenaga
penjual secara langsung dan menghadapi segala macam perasaan atau emosi dari tenaga penjual
yang lebih mempengaruhi keputusan pembelian konsumen melalui media online. Meskipun
melakukan transaksi secara online memberikan banyak kemudahan, namun tetap perlu berhati-
hati karena banyak cara yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk
mendapatkan keuntungan.

Anda mungkin juga menyukai