Abstrak
Penelitian ini menganalisis pemasaran melalui media elektronik dan media sosial serta keputusan pembelian pada
situs e-niaga; menguji apakah pemasaran melalui media elektronik mempengaruhi keputusan berbelanja di e-commerce
situs; menguji apakah pemasaran melalui media sosial memengaruhi keputusan berbelanja di situs e-niaga; dan pengujian
apakah pemasaran melalui media elektronik dan pemasaran media sosial mempengaruhi keputusan berbelanja di situs e commerce. Metode
penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan survey. Populasi penelitian ini adalah konsumen e commerce di kota Bandung. Besar sampel
yang digunakan adalah 125 sampel. Analisis jalur digunakan sebagai
teknik analisis. Temuan menunjukkan bahwa pemasaran melalui media elektronik dan media sosial dan konsumen
keputusan berada pada kategori tinggi. Pemasaran melalui media elektronik mempengaruhi keputusan konsumen untuk membuat
pembelian sebesar 45,35%; Pemasaran melalui media sosial mempengaruhi keputusan konsumen untuk melakukan pembelian sebesar 35,73%.
Selain itu, pemasaran melalui media elektronik dan media sosial mempengaruhi keputusan pembelian sebesar 81,08%
Abstrak
Penelitian ini menganalisis pemasaran melalui media elektronik dan media sosial serta keputusan pembelian di situs e-commerce; menguji
apakah pemasaran melalui media elektronik memiliki efek terhadap keputusan berbelanja di situs e-commerce; menguji apakah pemasaran
melalui media sosial memiliki efek terhadap keputusan berbelanja di situs e-commerce; serta menguji apakah pemasaran melalui media elektronik
dan media sosial memiliki efek terhadap keputusan berbelanja di situs e-commerce. Metode penelitian ini bersifat kuantitatif dengan pendekatan
survei. Populasi penelitian merupakan e-commerce konsumen di Kota Bandung. Ukuran sampel yang digunakan adalah 125 sampel. Analisis
jalur yang digunakan sebagai teknik analisis.
Temuan menunjukkan melalui media elektronik dan media sosial serta keputusan konsumen berada dalam kategori yang tinggi. Pemasaran
melalui media elektronik memiliki efek terhadap keputusan konsumen untuk melakukan pembelian sebesar 45,35%; Pemasaran melalui media
sosial memiliki efek terhadap keputusan konsumen melakukan pembelian sebesar 35,73%. Selain itu, pemasaran melalui media elektronik dan
media sosial memiliki efek terhadap keputusan membeli sebesar 81,08%.
Kata kunci: Pemasaran melalui media elektronik, pemasaran melalui media sosial, dan keputusan pembelian.
I. PENDAHULUAN
Telah terjadi peningkatan yang signifikan dalam jumlah pengguna internet di seluruh dunia. Dari data We Are Social tahun 2019, terdapat
4,3 miliar pengguna internet aktif secara global dan jumlah pengguna internet terus meningkat rata-rata 9,1% per tahun. Pertumbuhan ini
berdampak pada pertumbuhan pengguna mobile dan media sosial.
Pengguna media sosial aktif dan pengguna ponsel masing-masing berjumlah 3,4 miliar dan 3,2 miliar pengguna. Pengguna media sosial melalui
seluler tumbuh sebesar 10%. Facebook terus menjadi platform media sosial paling populer dengan 2.2
miliar pengguna (wearesocial.com, 2019).
Info artikel
Diterima (18/09/2019)
Revisi (29/02/2020)
Diterima (07/03/2020)
Penulis yang sesuai: thathabethani@gmail.com
DOI: https://doi.org/10.25124/jmi.v20i1.2800
Hak Cipta@2020. Diterbitkan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Universitas Telkom
Machine Translated by Google
Priansa dan Suryawardani Jurnal Manajemen Indonesia (Vol. 20(1), hlm. 76-82, 2020)
Di Indonesia, bisnis e-commerce mencapai 74 juta konsumen pada tahun 2015, meningkat menjadi 102 juta pengguna
pada tahun 2016. Dibandingkan dengan negara lain, rata-rata penetrasi internet di kawasan Asia-Pasifik adalah 32%
sedangkan Indonesia hanya mencapai 29%. Di antara 74 juta orang yang memiliki akses ke e-commerce, hanya 7% yang
berpartisipasi dalam aktivitas transaksi online. Masyarakat Indonesia sudah mulai suka berbelanja produk mahal di situs e-
commerce (Noviandri, 2015).
Saat ini perkembangan bisnis e-commerce sangat dipengaruhi oleh aktivitas e-marketing (Strauss dan Frost, 2012) dan
social media marketing (Malita, 2011) yang dilakukan oleh situs e-commerce,
mengingat kedua strategi tersebut mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen saat berbelanja. Perusahaan e-commerce
yang memanfaatkan strategi e-marketing dan social media marketing antara lain Tokopedia, Shopee, Lazada, Zalora,
Blibli.com, JD.id, Zilingo Shopping, dan AliExpress (iPrice.co.id, 2018). Namun, studi kali ini hanya akan fokus pada Lazada,
Zalora, dan Tokopedia karena ketiga situs e-commerce ini memiliki segmen pasar yang berbeda, masing-masing dengan
keunikannya masing-masing. Lazada fokus menyediakan berbagai consumer goods untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,
Zalora fokus menyediakan beragam produk fashion, dan Tokopedia fokus menyediakan beragam alat transaksi pembayaran.
Penelitian ini dilakukan di Bandung karena merupakan kota yang jumlah konsumen e-commercenya terus meningkat
pesat (iPrice.co.id, 2018). Penelitian ini berusaha untuk mengkaji keputusan e-marketing, social media marketing, dan e-
commerce shopping serta mengetahui sejauh mana pengaruh e-marketing dan social media marketing terhadap keputusan
belanja konsumen pada situs e-commerce, baik secara individu maupun bersama-sama. .
Kebiasaan belanja online konsumen dapat diukur hanya dengan pemahaman tentang perilaku pembelian mereka.
Engel dkk. (2006) dan Schifman dan Kanuk (2012: 34) menyebut perilaku konsumen sebagai perilaku yang terlibat dalam
mencari, membeli, memanfaatkan, mengevaluasi, dan mengkonsumsi produk yang diharapkan konsumen akan memenuhi
kebutuhannya. Kotler dan Armstrong (2012:177) menyatakan bahwa keputusan pembelian merupakan bagian dari proses
keputusan pembelian. Pada tahap akhir, konsumen membentuk preferensi terhadap berbagai merek dari kumpulan alternatif
pilihan yang tersedia serta mengembangkan niat untuk membeli produk yang mereka sukai.
Kotler dan Armstrong (2012:183) menjelaskan bahwa keputusan konsumen terdiri dari lima keputusan, yaitu, pilihan
produk, pilihan merek, pilihan distributor, pilihan waktu pembelian, dan pilihan tentang jumlah yang akan dibeli; kelima aspek
tersebut digunakan untuk mengukur keputusan konsumen berbelanja online. Dimensi ini dapat diukur dan diteliti secara
empiris dari situs e-commerce.
B. Pemasaran Elektronik
E-marketing mengacu pada pemasaran melalui teknologi komunikasi elektronik, khususnya Internet. Internet adalah
jaringan fisik dari berbagai komputer yang terhubung yang terdiri dari server dan jaringan komunikasi yang digunakan untuk
menyimpan informasi dan menyebarkannya (Chaffey, et al. 2013). Kotler dan Armstrong (2012) menggambarkan e-marketing
sebagai pemasaran dengan menggunakan berbagai media elektronik online. Chen-Ling dan Lie Ting (2006) dan El-Gohary
(2010) menyebut e-marketing sebagai pemasaran dengan menggunakan media web dan berbagai aktivitas transaksi terkait
yang dapat diakses dengan mudah oleh konsumen.
Chen-Ling dan Lie Ting (2006) menyatakan bahwa e-marketing terdiri dari e-mail marketing, e-mail newsletter, viral e-
mail, dan banner ads; keempat saluran diperiksa dalam penelitian ini untuk mengukur secara empiris pengaruh e-marketing
pada keputusan belanja e-commerce. Selanjutnya mereka membahas bahwa e-marketing adalah proses pemasaran produk
dan jasa kepada pelanggan dengan memanfaatkan berbagai media web. E-marketing menciptakan sikap mendasar dan
perubahan perilaku konsumen e-commerce; dengan demikian, konsumen yang berbelanja online dipengaruhi oleh e-
marketing. Oleh karena itu, hipotesis penelitian pertama kami (H1) adalah sebagai berikut: E-marketing mempengaruhi
keputusan pembelian di situs e-commerce.
Menurut Gurnelius dan Susan (2011:10), pemasaran media sosial mengacu pada publikasi online yang memanfaatkan
teknologi komunikasi seperti Web 2.0. Ini melibatkan percakapan, keterlibatan, dan partisipasi.
Evans dan McKee (2011: 34) dan Paramitha (2011) menjelaskan bahwa media sosial mengubah orang dari pembaca konten
menjadi penerbit konten. Ini melibatkan perubahan dari mekanisme siaran biasa menjadi satu-ke-banyak
77
Machine Translated by Google
Priansa dan Suryawardani Jurnal Manajemen Indonesia (Vol. 20(1), hlm. 76-82, 2020)
model melalui pengembangan percakapan. Ramadhani dkk. (2014) menyatakan bahwa pemasaran media sosial adalah
outlet media multi-channel yang dapat mempengaruhi minat konsumen dalam melakukan pembelian.
Gurnelius dan Susan (2011:15) dan Puntoadi (2011) menemukan bahwa tujuan pemasaran media sosial adalah
membangun hubungan, pengembangan merek, promosi, publisitas, dan riset pasar. Pemasaran media sosial digunakan
sebagai alat pemasaran produk dan bertujuan untuk memperkuat merek.
Selain itu, Gurnelius dan Susan (2011:15) mengamati bahwa platform media sosial yang paling populer adalah
Instagram, Facebook, Twitter, WhatsApp, dan Line; ini adalah lima alat yang digunakan dalam penelitian ini untuk
mengevaluasi secara empiris konsumen situs e-commerce. Andersson dan Ekman (2009), Keltner et al. (2014), Permatasari
dan Kuswadi (2017), dan Permatasari dan Laydi (2018) menegaskan bahwa pemasaran media sosial mempengaruhi
keputusan berbelanja. Oleh karena itu, hipotesis penelitian kedua kami (H2) adalah sebagai berikut: Pemasaran media
sosial memengaruhi keputusan pembelian di situs e-commerce.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif verifikatif (Sarwono, 2008; Noor, 2011; dan Sanusi, 2011). Aspek
penelitian deskriptif meliputi pendeskripsian variabel-variabel yang mempengaruhi e-marketing, pemasaran media sosial,
dan keputusan belanja e-commerce, sedangkan aspek penelitian verifikatif meliputi penentuan bagaimana e-marketing dan
pemasaran media sosial mempengaruhi keputusan belanja e-commerce. Penelitian ini dirancang untuk memiliki kerangka
waktu kausal, yang terbatas pada satu titik atau cross-sectional. (Sugiyono, 2016; Sudjana, 2012).
Populasi sampel meliputi pelanggan situs e-commerce di kota Bandung yang menggunakan Lazada, Zalora, dan
Tokopedia namun tidak diketahui secara pasti jumlahnya. Karena besarnya populasi tidak diketahui secara pasti, Malhotra
(2011:291) menyatakan bahwa ukuran sampel dapat ditentukan dengan mengambil setidaknya empat atau lima kali jumlah
item pernyataan dalam kuesioner. Dalam penelitian ini terdapat 25 item pernyataan; maka, ukuran sampel penelitian
adalah 25 × 5 = 125 konsumen. Namun, dalam implementasi kami, kami memperluas ukuran sampel menjadi 150
konsumen, dengan asumsi bahwa 25 responden mungkin salah dimasukkan dalam sampel atau kuesioner yang dibagikan
mungkin tidak cocok untuk diproses. Data penelitian diperoleh dengan menggunakan skala Likert pilihan lima alternatif
jawaban atau skor mulai dari 5 (terbesar) sampai 1 (terkecil). Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen
kuesioner (Sugiyono, 2016).
Analisis deskriptif melibatkan terlebih dahulu mengubah hasil kuesioner menjadi data kuantitatif berdasarkan bobot
kategori yang telah ditentukan dan kemudian membuat gambaran umum tanggapan responden terhadap setiap variabel,
termasuk pengolahan statistik dengan meninjau jumlah, frekuensi, dan standar deviasi untuk setiap item. dan indikator,
yang diringkas menjadi tabulasi dan grafik. Analisis jalur digunakan sebagai teknik analisis data statistik.
Dari ringkasan hasil, rata-rata skor e-marketing adalah 4,07, skor rata-rata pemasaran media sosial adalah 4,05, dan
skor rata-rata keputusan berbelanja adalah 4,09—semuanya dapat digolongkan sebagai skor tinggi.
78
Machine Translated by Google
Priansa dan Suryawardani Jurnal Manajemen Indonesia (Vol. 20(1), hlm. 76-82, 2020)
Ada korelasi yang signifikan antara semua variabel. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa korelasi antara e-marketing
(X1) dan pemasaran media sosial (X2) adalah 0,660 (kuat), e-marketing (X1) dan keputusan berbelanja (Y) adalah 0,832
(sangat kuat), dan media sosial. pemasaran (X2) dan keputusan berbelanja (Y) adalah 0,946 (sangat kuat)
Hasil uji signifikansi pengaruh simultan e-marketing dan social media marketing terhadap keputusan berbelanja
ditunjukkan pada Tabel 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa F hitung lebih besar dari nilai F. Nilai sig. adalah 0,00,
yang kurang dari 0,05; dengan demikian, hipotesis terbukti.
kotak
Regresi 967.198 2 483.599 66.348 .000b
1 Sisa 889.234 122 7.289
Total 1856.432 124
Hasil uji signifikansi mengenai pengaruh e-marketing dan social media marketing terhadap keputusan berbelanja di
situs e-commerce secara parsial disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Uji Hipotesis Parsial
koefisien
Model Koefisien tidak standar Standar T Tanda tangan.
Koefisien
Pemasaran
.499 .064 .483 7.780 .000
media sosial
a. Variabel Dependen: Keputusan Berbelanja
Sumber: Pengolahan Data (2019)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa e-marketing memiliki nilai signifikansi sebesar 0,00; dengan demikian, ho
ditolak. Nilai t-nya lebih besar dari nilai tabel, sehingga uji signifikansi korelasi yang dilakukan dengan menggunakan
keduanya, nilai signifikansi dan uji-t, membuktikan penerimaan H1. Oleh karena itu, e-marketing berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan berbelanja di situs e-commerce. Pemasaran media sosial memiliki nilai signifikansi 0,00
dan nilai t lebih besar dari nilai tabel; maka, H2 diterima. Uji signifikansi korelasi dilakukan dengan menggunakan nilai
signifikansi dan uji t, sehingga social media marketing berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan berbelanja
di situs e-commerce.
C. Analisis Jalur
79
Machine Translated by Google
Priansa dan Suryawardani Jurnal Manajemen Indonesia (Vol. 20(1), hlm. 76-82, 2020)
Tabel 4. Hasil Total: Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Model Jalur 1
Efek Langsung
=
YX1 (X) YX1 (0,574 (X) 0,574) (X) 100%
=
YX2 (X) YX2 (0,483 (X) 0,483) (X) 100%
YX2 (X) rX2X1 (X) YX1 = (0,483 (X) 0,660 (X) 0,574) (X) 100%
Total pengaruh e-marketing terhadap keputusan berbelanja adalah sebesar 45,35%, dengan 32,95% timbul dari pengaruh langsung
e-marketing dan 12,4% dari pengaruh tidak langsung pemasaran media sosial. Total dampak pemasaran media sosial terhadap keputusan
berbelanja adalah sebesar 35,73%, dengan 23,33% timbul dari pengaruh langsung pemasaran media sosial dan 12,4% timbul dari
pengaruh tidak langsung dari pemasaran elektronik. Dengan demikian, efek gabungan dari e-marketing dan pemasaran media sosial
pada keputusan belanja, berjumlah 81,08%.
Ringkasan Modelb
Model R R Square Disesuaikan R Square Std. Kesalahan
Perkiraan
1 .900a .810 .813 2.700
Tabel 5 menunjukkan bahwa koefisien determinasi (R2 ) adalah 0,810. Nilai ini menunjukkan bahwa e-marketing dan social media
marketing secara simultan mempengaruhi 81,0% keputusan belanja, sedangkan sisanya 19,0% adalah
80
Machine Translated by Google
Priansa dan Suryawardani Jurnal Manajemen Indonesia (Vol. 20(1), hlm. 76-82, 2020)
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini, seperti promosi penjualan, citra merek, dll. Berdasarkan
pedoman klasifikasi pengaruh, yang disajikan pada Tabel 5, besarnya pengaruh simultan tersebut dapat diklasifikasikan
sebagai sangat kuat.
Hasil ini menunjukkan bahwa baik e-marketing maupun social media marketing berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan konsumen untuk berbelanja di situs e-commerce khususnya Lazada, Zalora, dan Tokopedia. Situs belanja online ini
menggunakan pemasaran email, buletin email, email viral, dan iklan spanduk sebagai strategi untuk mendorong konsumen
berbelanja. Strategi tersebut diterapkan secara berkala oleh Lazada, Zalora, dan Tokopedia agar konsumen memiliki informasi
yang memadai untuk mendukung keputusan pembeliannya. Sementara itu, kegiatan pemasaran media sosial secara rutin
dilakukan oleh Lazada, Zalora, dan Tokopedia melalui Instagram, Facebook, Twitter, WhatsApp, dan Line. Kelima situs media
sosial ini digunakan untuk menginformasikan kepada konsumen tentang berbagai penawaran dan diskon yang dapat
mempengaruhi mereka untuk berbelanja di situs e-commerce.
V. KESIMPULAN
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa keputusan belanja e-marketing, pemasaran media sosial, dan e-commerce
konsumen termasuk dalam klasifikasi tinggi. E-marketing mempengaruhi keputusan belanja e-commerce konsumen, baik
secara positif maupun signifikan. Total kontribusi pengaruh e-marketing terhadap keputusan konsumen untuk berbelanja di
situs e-commerce adalah sebesar 45,35%. Demikian pula, pemasaran media sosial juga mempengaruhi keputusan belanja e-
commerce konsumen, baik secara positif maupun signifikan. Total kontribusi mengenai pengaruh social media marketing
terhadap keputusan konsumen untuk berbelanja di situs e-commerce adalah sebesar 35,73%. Dengan demikian, pemasaran
elektronik dan pemasaran media sosial secara bersama-sama mempengaruhi keputusan konsumen untuk berbelanja di situs
e-commerce, baik secara positif maupun signifikan, dengan kontribusi gabungan sebesar 81,08%. Oleh karena itu, manajemen Lazada, Zalora,
dan Tokopedia harus menjaga dan meningkatkan frekuensi kegiatan pemasaran melalui e-marketing dan social media
marketing.
REFERENSI
Andersson, M., & Ekman, P. (2009). Jaringan Ambassador dan Branding Tempat. Jurnal Manajemen dan Pengembangan
Tempat, 2(1), 41-51.
Chaffey, D., Mayer, R., Johnston, K., & Ellis-Chadwick, F. (2013). Pemasaran Internet: Strategi, Implementasi, dan Praktik.
Inggris Raya: Pearson Education Limited.
El-Gohary. (2010). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Adopsi dan Implementasi E-Marketing di Perusahaan Pariwisata: Sebuah
Investigasi Empiris Organisasi Pariwisata Kecil Mesir. Manajemen Tur, 33(5), 1256–1269.
Engel, JF, Blackwell, G., & Miniard, PW (2006). Perilaku Konsumen. Jakarta: Binarupa Aksara.
Evans dan McKee. (2011). Pemasaran Media Sosial Generasi Berikutnya dari Keterlibatan Bisnis. Kanada: Wiley Publishing
Inc.
Fang, CL, & Lie, T. (2006). Penilaian pemasaran internet dan strategi kompetitif untuk industri pertanian rekreasi di Taiwan.
Jurnal Akademi Bisnis Amerika, 8(2), 296-300.
Gurnelius, & Susan. (2011). Pemasaran Sosial Media 30 menit. AS: Perusahaan McGraw-Hill.
Iprice.co.id.(2018).Di Indonesia.Diakses dari
Peta https://iprice.co.id/insights/mapofecommerce/en/.
Perdagangan elektronik Diakses 10 Desember dari
2018
Keltner, D., Kogan, A., Piff, PK, & Saturnus, SR (2014). Kerangka penilaian, nilai, dan emosi sosiokultural (SAVE) dari
prososialitas: Proses inti dari gen ke meme. Tinjauan tahunan psikologi, 65, 425-460.
Kotler, P., & Armstrong, G. (2012). Prinsip Pemasaran. New Jersey: Prentice Hall.
Malhotra, NK, & David FB (2011). Riset Pemasaran: Sebuah Orientasi Terapan. Inggris: Pearson
Penerbitan.
Malita, L. (2011). Tol dan Tip Manajemen Waktu Media Sosial. Procedia Ilmu Komputer, 3, 747-753.
81
Machine Translated by Google
Priansa dan Suryawardani Jurnal Manajemen Indonesia (Vol. 20(1), hlm. 76-82, 2020)
Permatasari, A., & Laydi, F. (2018). Pengaruh Iklan Media Sosial terhadap Niat Beli Konsumen: Studi Kasus Perusahaan Start-
Up Keluarga Indonesia. Jurnal Internasional Transfer Teknologi dan Komersialisasi, 16(2), 159-172.
Puntoadi, D. (2011). Menciptakan Penjualan Melalui Media Sosial. Jakarta: PT Elex Komputindo.
Ramadani, V., Demiri, A., & Saiti-Demiri, S. (2014). Saluran Media Sosial: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Niat Perilaku
Pelanggan. Jurnal Internasional Bisnis dan Globalisasi, 12(3), 297-
314.
Wijaya, KK (2015). “Berapa Jumlah Pengguna Website, Mobile, dan MEDIA SOSIAL DI INDONESIA?”
Diperoleh dari https://id.techinasia.com/laporan- pengguna-website-mobile-media-sosial-indonesia/, diakses 21 Januari
2015.
82