Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Manajemen Indonesia (Vol. 20(1), hlm.

76-82, 2020)

Jurnal ini tersedia di halaman online JurnalUniversitas Telkom


Jurnal Manajemen Indonesia
homepage: journals.telkomuniversity.ac.id/ijm

Pengaruh E-Marketing dan Sosial Media Pemasaran Dalam Keputusan


Belanja E-commerce

Donni Juni Priansa dan Bethani Suryawardani


Jurusan Manajemen Pemasaran Universitas Telkom Bandung, Indonesia

Abstrak
Penelitian ini menganalisis pemasaran melalui media elektronik dan media sosial serta keputusan pembelian pada
situs e-commerce; menguji apakah pemasaran melalui media elektronik mempengaruhi keputusan berbelanja di situs
e-commerce; menguji apakah pemasaran melalui media sosial memengaruhi keputusan berbelanja di situs e-niaga;
dan menguji apakah pemasaran melalui media elektronik dan pemasaran media sosial mempengaruhi keputusan
berbelanja di situs e-commerce. Metode penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan survey. Populasi
penelitian ini adalah konsumen e commerce di kota Bandung. Besar sampel yang digunakan adalah 125 sampel.
Analisis jalur digunakan sebagai teknik analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemasaran melalui media
elektronik dan media sosial serta keputusan konsumen berada pada kategori tinggi. Pemasaran melalui media
elektronik mempengaruhi keputusan konsumen untuk melakukan pembelian sebesar 45,35%; Pemasaran melalui
media sosial mempengaruhi keputusan konsumen untuk melakukan pembelian sebesar 35,73%. Selain itu, pemasaran
melalui media elektronik dan media sosial mempengaruhi keputusan pembelian sebesar 81,08%

Kata kunci: E-marketing, Pemasaran media sosial, Keputusan pembelian.

Abstrak
Penelitian ini menganalisis pemasaran melalui media elektronik dan media sosial serta keputusan pembelian di situs
e-commerce; menguji apakah pemasaran melalui media elektronik memiliki efek terhadap keputusan berbelanja di
situs e-commerce; menguji apakah pemasaran melalui media sosial memiliki efek terhadap keputusan berbelanja di
situs e-commerce; serta menguji apakah pemasaran melalui media elektronik dan media sosial memiliki efek terhadap
keputusan berbelanja di situs e-commerce. Metode penelitian ini bersifat kuantitatif dengan pendekatan survei.
Populasi penelitian merupakankonsumen e-commerce di Kota Bandung. Ukuran sampel yang digunakan adalah 125
sampel. Analisis jalur yang digunakan sebagai teknik analisis. Temuan menunjukkan melalui media elektronik dan
media sosial serta keputusan konsumen berada dalam kategori yang tinggi. Pemasaran melalui media elektronik
memiliki efek terhadap keputusan konsumen untuk melakukan pembelian sebesar 45,35%; Pemasaran melalui media
sosial memiliki efek terhadap keputusan konsumen melakukan pembelian sebesar 35,73%. Selain itu, pemasaran
melalui media elektronik dan media sosial memiliki efek terhadap keputusan membeli sebesar 81,08%.

Kata kunci: Pemasaran melalui media elektronik, pemasaran melalui media sosial, dan keputusan pembelian.

I. IPENDAHULUAN
Telah terjadi peningkatan yang signifikan dalam jumlah pengguna Internet di seluruh dunia. Dari data We Are
Social tahun 2019, terdapat 4,3 miliar pengguna internet aktif secara global dan jumlah pengguna internet terus
meningkat rata-rata 9,1% per tahun. Pertumbuhan ini berdampak pada pertumbuhan pengguna mobile dan media
sosial. Pengguna media sosial aktif dan pengguna ponsel masing-masing berjumlah 3,4 miliar dan 3,2 miliar
pengguna. Pengguna media sosial melalui seluler tumbuh sebesar 10%. Facebook terus menjadi platform media sosial
terpopuler dengan 2,2
miliar pengguna (wearesocial.com, 2019).

Info artikel
Diterima (18/09/2019)
Direvisi (29/02/2020)
Diterima (07/03/2020)
Penulis korespondensi: thathabethani@gmail.com
DOI: https://doi.org/10.25124/jmi.v20i1. 2800
Hak Cipta@2020. Diterbitkan oleh School of Economics and Business – Telkom University
Priansa dan Suryawardani Jurnal Manajemen Indonesia (Vol. 20(1), hlm. 76-82, 2020)

Di Indonesia, bisnis e-commerce mencapai 74 juta konsumen pada tahun 2015, meningkat menjadi 102 juta
pengguna pada tahun 2016. Dibandingkan dengan negara lain, rata-rata penetrasi Internet di kawasan Asia-Pasifik
adalah 32% sedangkan Indonesia hanya mencapai 29%. Di antara 74 juta orang yang memiliki akses ke e-commerce,
hanya 7% yang berpartisipasi dalam aktivitas transaksi online. Masyarakat Indonesia sudah mulai suka berbelanja
produk mahal di situs e-commerce (Noviandri, 2015).
Saat ini perkembangan bisnis e-commerce sangat dipengaruhi oleh aktivitas e-marketing (Strauss dan Frost, 2012)
dan social media marketing (Malita, 2011) yang dilakukan oleh situs e-commerce, mengingat kedua strategi tersebut
mempengaruhi sikap dan perilaku. konsumen saat berbelanja. Perusahaan e-commerce yang memanfaatkan strategi
e-marketing dan social media marketing antara lain Tokopedia, Shopee, Lazada, Zalora, Blibli.com, JD.id, Zilingo
Shopping, dan AliExpress (iPrice.co.id, 2018). Namun, studi kali ini hanya akan fokus pada Lazada, Zalora, dan
Tokopedia karena ketiga situs e-commerce ini memiliki segmen pasar yang berbeda, masing-masing dengan
keunikannya masing-masing. Lazada fokus menyediakan berbagai consumer goods untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari, Zalora fokus menyediakan beragam produk fashion, dan Tokopedia fokus menyediakan beragam alat
transaksi pembayaran.
Penelitian ini dilakukan di Bandung karena merupakan kota yang jumlah konsumen e-commercenya terus
meningkat pesat (iPrice.co.id, 2018). Penelitian ini berusaha untuk mengkaji keputusan e-marketing, social media
marketing, dan e-commerce shopping serta mengetahui sejauh mana pengaruh e-marketing dan social media
marketing terhadap keputusan belanja konsumen pada situs e-commerce, baik secara individu maupun bersama-sama.
.

II.LITERATURE Review
A. Keputusan Pembelian
Kebiasaan belanja onlineKonsumen dapat diukur hanya dengan pemahaman tentang perilaku pembelian mereka.
Engel dkk. (2006) dan Schifman dan Kanuk (2012: 34) menyebut perilaku konsumen sebagai perilaku yang terlibat
dalam mencari, membeli, memanfaatkan, mengevaluasi, dan mengkonsumsi produk yang diharapkan konsumen akan
memenuhi kebutuhannya. Kotler dan Armstrong (2012:177) menyatakan bahwa keputusan pembelian merupakan
bagian dari proses keputusan pembelian. Pada tahap akhir, konsumen membentuk preferensi terhadap berbagai merek
dari kumpulan alternatif pilihan yang tersedia serta mengembangkan niat untuk membeli produk yang mereka sukai.
Kotler dan Armstrong (2012:183) menjelaskan bahwa keputusan konsumen terdiri dari lima keputusan, yaitu,
pilihan produk, pilihan merek, pilihan distributor, pilihan waktu pembelian, dan pilihan tentang jumlah yang akan
dibeli; kelima aspek tersebut digunakan untuk mengukur keputusan konsumen untuk berbelanja online. Dimensi ini
dapat diukur dan diteliti secara empiris dari situs e-commerce.
B. E-Marketing
E-marketing mengacu pada pemasaran melalui teknologi komunikasi elektronik, khususnya Internet. Internet
adalah jaringan fisik dari berbagai komputer yang terhubung yang terdiri dari server dan jaringan komunikasi yang
digunakan untuk menyimpan informasi dan menyebarkannya (Chaffey, et al. 2013). Kotler dan Armstrong (2012)
menggambarkan e-marketing sebagai pemasaran dengan menggunakan berbagai media elektronik online. Chen-Ling
dan Lie Ting (2006) dan El-Gohary (2010) menyebut e-marketing sebagai pemasaran dengan menggunakan media
web dan berbagai aktivitas transaksi terkait yang dapat diakses dengan mudah oleh konsumen.
Chen-Ling dan Lie Ting (2006) menyatakan bahwa e-marketing terdiri dari e-mail marketing, e-mail newsletter,
viral e-mail, dan banner ads; keempat saluran diperiksa dalam penelitian ini untuk mengukur secara empiris pengaruh
e-marketing pada keputusan belanja e-commerce. Selanjutnya mereka membahas bahwa e-marketing adalah proses
pemasaran produk dan jasa kepada pelanggan dengan memanfaatkan berbagai media web. E-marketing menciptakan
sikap dan perubahan perilaku mendasar pada konsumen e-commerce; dengan demikian, konsumen yang berbelanja
online dipengaruhi oleh e-marketing. Oleh karena itu, hipotesis penelitian pertama kami (H1) adalah sebagai berikut:
E-marketing mempengaruhi keputusan pembelian di situs e-commerce.
C. Pemasaran Media Sosial
Menurut Gurnelius dan Susan (2011:10), pemasaran media sosial mengacu pada publikasi online yang
memanfaatkan teknologi komunikasi seperti Web 2.0. Ini melibatkan percakapan, keterlibatan, dan partisipasi. Evans
dan McKee (2011: 34) dan Paramitha (2011) menjelaskan bahwa media sosial mengubah orang dari pembaca konten
menjadi penerbit konten. Ini melibatkan perubahan dari mekanisme siaran khas untuksatu-ke-banyak
77

Priansa dan Suryawardani Jurnal Manajemen Indonesia (Vol. 20 (1), pp. 76-82, 2020)

Modelmelalui pengembangan percakapan. Ramadhani dkk. (2014) menyatakan bahwa pemasaran media sosial adalah
outlet media multi-channel yang dapat mempengaruhi minat konsumen dalam melakukan pembelian.
Gurnelius dan Susan (2011:15) dan Puntoadi (2011) menemukan bahwa tujuan pemasaran media sosial adalah
membangun hubungan, pengembangan merek, promosi, publisitas, dan riset pasar. Pemasaran media sosial digunakan
sebagai alat pemasaran produk dan bertujuan untuk memperkuat merek.
Selain itu, Gurnelius dan Susan (2011:15) mengamati bahwa platform media sosial yang paling populer adalah
Instagram, Facebook, Twitter, WhatsApp, dan Line; ini adalah lima alat yang digunakan dalam penelitian ini untuk
mengevaluasi secara empiris konsumen situs e-commerce. Andersson dan Ekman (2009), Keltner et al. (2014),
Permatasari dan Kuswadi (2017), dan Permatasari dan Laydi (2018) menegaskan bahwa pemasaran media sosial
mempengaruhi keputusan berbelanja. Oleh karena itu, hipotesis penelitian kedua kami (H2) adalah sebagai berikut:
Pemasaran media sosial memengaruhi keputusan pembelian di situs e-commerce.

. Research METHODS
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif verifikatif (Sarwono, 2008; Noor, 2011; dan Sanusi, 2011). Aspek
penelitian deskriptif meliputi pendeskripsian variabel-variabel yang mempengaruhi e-marketing, pemasaran media
sosial, dan keputusan belanja e-commerce, sedangkan aspek penelitian verifikatif meliputi penentuan bagaimana
e-marketing dan pemasaran media sosial mempengaruhi keputusan belanja e-commerce. Penelitian ini dirancang
untuk memiliki kerangka waktu kausal, yang terbatas pada satu titik atau cross-sectional. (Sugiyono, 2016; Sudjana,
2012).
Populasi sampel meliputi pelanggan situs e-commerce di kota Bandung yang menggunakan Lazada, Zalora, dan
Tokopedia namun tidak diketahui secara pasti jumlahnya. Karena besarnya populasi tidak diketahui secara pasti,
Malhotra (2011: 291) menyatakan bahwa ukuran sampel dapat ditentukan dengan mengambil setidaknya empat atau
lima kali jumlah item pernyataan dalam kuesioner. Dalam penelitian ini terdapat 25 item pernyataan; maka, ukuran
sampel penelitian adalah 25 × 5 = 125 konsumen. Namun, dalam implementasi kami, kami memperluas ukuran
sampel menjadi 150 konsumen, dengan asumsi bahwa 25 responden mungkin salah dimasukkan dalam sampel atau
kuesioner yang dibagikan mungkin tidak cocok untuk diproses. Data penelitian diperoleh dengan menggunakan
pilihan skala Likert dari lima alternatif jawaban atau skor mulai dari 5 (terbesar) hingga 1 (terkecil). Pengumpulan
data dilakukan dengan menggunakan instrumen angket (Sugiyono, 2016).
Analisis deskriptif melibatkan terlebih dahulu mengubah hasil kuesioner menjadi data kuantitatif berdasarkan
bobot kategori yang telah ditentukan dan kemudian membuat gambaran umum tanggapan responden terhadap setiap
variabel, termasuk pengolahan statistik dengan meninjau jumlah, frekuensi, dan standar deviasi untuk setiap item. dan
indikator, yang diringkas menjadi tabulasi dan grafik. Analisis jalur digunakan sebagai teknik analisis data statistik.
Gambar 1. Model Analisis Jalur

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


Dari ringkasan hasil, rata-rata skor e-marketing adalah 4,07, skor rata-rata pemasaran media sosial adalah 4,05,
dan skor keputusan belanja rata-rata adalah 4,09—semuanya dapat diklasifikasikan sebagai skor tinggi.

78
Priansa and Suryawardani Jurnal Manajemen Indonesia (Vol. 20(1), hlm. 76-82, 2020)

A. Hasil Uji Korelasi


Terdapat korelasi yang signifikan antara semua variabel. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa korelasi antara
e-marketing (X1) dan pemasaran media sosial (X2) adalah 0,660 (kuat), e-marketing (X1) dan keputusan berbelanja
(Y) adalah 0,832 (sangat kuat), dan media sosial. pemasaran (X2) dan keputusan berbelanja (Y) adalah 0,946 (sangat
kuat)
B. Hasil Uji Signifikansi Hasil
uji signifikansi pengaruh simultan e-marketing dan pemasaran media sosial terhadap keputusan berbelanja
ditunjukkan pada Tabel 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai F lebih besar dari nilai F. Nilai sig. adalah 0,00,
yang kurang dari 0,05; dengan demikian, hipotesis terbukti.

Tabel 1. Uji Hipotesis Simultan


ANOVAa
Model Jumlah df Rata-rata F Sig.
Kuadrat Kuadrat

b
Regresi
1 967,198
Residual 889,234
Jumlah 1856,432 2
122 124
483,599
7,289

Sumber: Pengolahan Data (2019)

Hasil uji signifikansi mengenai pengaruh e-pemasaran dan media sosial pemasaran di berbelanja keputusan di situs
e-commerce yang sebagian disajikan pada Tabel 2 .
Tabel 2. parsial Hipotesis Uji
Koefisiena
Model B Std. Beta
Kesalahan

(Konstan) 9,597 2,416 0,574 3,973


E-Marketing 0,546 0,067 8,123
0,483
Sosial media 0,499 0,064 7,780
Pemasaran Tidak
Koefisien

a. Variabel Dependen: Keputusan Berbelanja


Sumber: Pengolahan Data (2019)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa e-marketing memiliki nilai signifikansi 0,00; dengan demikian, ho ditolak.
Nilai t-nya lebih besar dari nilai tabel, sehingga uji signifikansi korelasi yang dilakukan dengan menggunakan
keduanya, nilai signifikansi dan uji-t, membuktikan penerimaan H1. Oleh karena itu, e-marketing berpengaruh positif
dan signifikan terhadap keputusan berbelanja di situs e-commerce. Pemasaran media sosial memiliki nilai signifikansi
0,00 dan nilai t lebih besar dari nilai tabel; maka, H2 diterima. Uji signifikansi korelasi dilakukan dengan
menggunakan nilai signifikansi dan uji t, sehingga social media marketing berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan berbelanja di situs e-commerce.
C. Analisis Jalur
Gambar 2. Hasil Analisis Jalur

79
Jurnal Manajemen Indonesia Priansa dan Suryawardani (Vol. 20(1), hlm. 76-82, 2020)

Sesuai Gambar 2, hasil uji analisis jalur dijelaskan pada Tabel 3 .

Tabel 3. Hasil untuk jalur Model 1


Variabel jalur Koefisien

E- Pemasaran (X1) 0,574

Social Media Marketing (X2) 0,483

Sumber: data Processing (2019)

dengan demikian, rumus persamaan jalur diberikan oleh: Y = 0.574.X1 + 0.483.X2 + ε


hasil tes koefisien jalur tercantum pada Tabel 4.

Tabel 4. Jumlah hasil: Langsung dan Efek langsung dari jalur Model 1
Variable Langsung Effect langsung Effect R2YX1, YX2
(%)
X1 (%) X2 (%)

X1 32,95 - 12,4 45,35

X2 23,33 12,4 - 35,73

R2 81,08

Sumber: Pengolahan Data (2019)

Pengaruh Langsung

YX1 (X) YX1 = (0,574 (X) 0,574) (X) 100%

YX2 (X) YX2 = (0,483 (X) 0,483) (X) 100%


Efek langsung

YX1 (X) rX1X2 (X) YX2 = (0,574 (X) 0.660 (X) 0,483) (X) 100%
YX2 (X) rX X
2 1 (X) YX 1 = (0,483 (X) 0.660 (X) 0,574) (X) 100%

Total influen ce e-marketing terhadap keputusan belanja sebesar 45,35%, dengan 32,95% timbul dari pengaruh
langsung e-marketing dan 12,4% dari pengaruh tidak langsung dari pemasaran media sosial. Total dampak pemasaran
media sosial terhadap keputusan berbelanja adalah sebesar 35,73%, dengan 23,33% timbul dari pengaruh langsung
pemasaran media sosial dan 12,4% timbul dari pengaruh tidak langsung dari pemasaran elektronik. Dengan demikian,
efek gabungan dari e-marketing dan pemasaran media sosial pada keputusan belanja, berjumlah 81,08%.
D. Penentuan Hasil Uji

Tabel 5. Keluaran Koefisien Determinasi


Model Summaryb
Model 1 an

R R Persegi D 0,900a 0,810 0,813 2,700

a. Prediktor: (Konstan), Pemasaran Media Sosial, Pemasaran Elektronik


b. Variabel Dependen: Keputusan Belanja
Sumber: Pengolahan Data (2019)

Tabel 5 menunjukkan bahwa koefisien determinasi (R2) adalah 0,810. Nilai ini menunjukkan bahwa e-marketing
dan pemasaran media sosial secara simultan mempengaruhi 81,0% keputusan berbelanja, sedangkan 19,0% sisanya
adalah

80
Priansa dan Suryawardani Jurnal Manajemen Indonesia (Vol. 20(1), hlm. 76-82, 2020)

dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini, seperti promosi penjualan, citra merek,
dll. Berdasarkan pedoman klasifikasi pengaruh yang disajikan pada Tabel 5, besarnya pengaruh simultan tersebut
dapat diklasifikasikan sebagai sangat kuat.
Hasil ini menunjukkan bahwa baik e-marketing maupun social media marketing berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan konsumen untuk berbelanja di situs e-commerce khususnya Lazada, Zalora, dan
Tokopedia. Situs belanja online ini menggunakan pemasaran email, buletin email, email viral, dan iklan spanduk
sebagai strategi untuk mendorong konsumen berbelanja. Strategi tersebut diterapkan secara rutin oleh Lazada, Zalora,
dan Tokopedia agar konsumen memiliki informasi yang memadai untuk mendukung keputusan pembeliannya.
Sementara itu, kegiatan pemasaran media sosial secara rutin dilakukan oleh Lazada, Zalora, dan Tokopedia melalui
Instagram, Facebook, Twitter, WhatsApp, dan Line. Kelima situs media sosial ini digunakan untuk menginformasikan
kepada konsumen tentang berbagai penawaran dan diskon yang dapat mempengaruhi mereka untuk berbelanja di
situs e-commerce.

V.KESIMPULAN
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa keputusan belanja e-marketing, pemasaran media sosial, dan
e-commerce konsumen termasuk dalam klasifikasi tinggi. E-marketing mempengaruhi keputusan belanja e-commerce
konsumen, baik secara positif maupun signifikan. Total kontribusi pengaruh e-marketing terhadap keputusan
konsumen untuk berbelanja di situs e-commerce adalah sebesar 45,35%. Demikian pula, pemasaran media sosial juga
mempengaruhi keputusan belanja e-commerce konsumen, baik secara positif maupun signifikan. Total kontribusi
mengenai pengaruh pemasaran media sosial terhadap keputusan konsumen untuk berbelanja di situs e-commerce
adalah 35,73%. Dengan demikian,elektronik
pemasarandan pemasaran media sosial secara bersama-sama mempengaruhi keputusan konsumen untuk berbelanja di
situs e-commerce, baik secara positif maupun signifikan, dengan kontribusi gabungan sebesar 81,08%. Dengan
demikian, manajemen Lazada, Zalora, dan Tokopedia harus menjaga dan meningkatkan frekuensi kegiatan pemasaran
melalui e-marketing dan social media marketing.

REFERENCES
Andersson, M., & Ekman, P. (2009). Jaringan Ambassador dan Branding Tempat. Jurnal Pengelolaan dan
Pengembangan Tempat, 2(1), 41-51.
Chaffey, D., Mayer, R., Johnston, K., & Ellis-Chadwick, F. (2013). Pemasaran Internet: Strategi, Implementasi, dan
Praktik. Inggris Raya: Pearson Education Limited.
El-Gohary. (2010). Faktor Mempengaruhi E-Marketing Adopsi dan Implementasi di Perusahaan Pariwisata: Sebuah
Investigasi Empiris Organisasi Pariwisata Kecil Mesir. Manajemen Tur, 33(5), 1256–1269. Engel, JF, Blackwell, G.,
& Miniard, PW (2006). Perilaku Konsumen. Jakarta: Binarupa Aksara. Evans dan McKee. (2011). Pemasaran Media
Sosial Generasi Berikutnya dari Keterlibatan Bisnis. Kanada: Wiley Publishing Inc.
Fang, CL, & Lie, T. (2006). Penilaian pemasaran internet dan strategi kompetitif untuk pertanian rekreasi industri di
Taiwan. Jurnal American Academy of Business, 8(2), 296-300.
Gurnelius, & Susan. (2011). Pemasaran Sosial Media 30 menit. AS: Perusahaan McGraw-Hill.
Iprice.co.id.(2018).Peta E-Commerce di Indonesia.Diambil dari https://iprice.co.id/insights/mapofecommerce/en/.
Diakses 10 Desember 2018
Keltner, D., Kogan, A., Piff, PK, & Saturnus, SR (2014). Penilaian sosiokultural, nilai, dan emosi (SAVE) kerangka
prososialitas: Proses inti dari gen ke meme. Tinjauan tahunan psikologi, 65, 425-460.
Kotler, P., & Armstrong, G. (2012). Prinsip Pemasaran. New Jersey: Prentice Hall. Malhotra, NK, & David FB
(2011). Riset Pemasaran: Sebuah Orientasi Terapan. Inggris: Penerbitan Pearson.
Malita, L. (2011). Tol dan Tip Manajemen Waktu Media Sosial. Procedia Ilmu Komputer, 3, 747-753.
Noor, J. (2011). Metode Penelitian. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer.
Noviandri, L. (2015). Statistik Pengguna Internet dan Media Sosial Terbaru 2015. Diakses pada 18 Agustus 2015.
Dapat diakses di https://id.techinasia.com/talk/statistik-pengguna-internet-dan-media-sosial terbaru-2015/,
diakses 18 Agustus 2015.
Paramitha, CRP (2011). Analisis Faktor Pengaruh Promosi Berbasis Sosial Media terhadap Keputusan

81
Priansa dan Suryawardani Jurnal Manajemen Indonesia (Vol. 20(1), pp. 76-82, 2020)

Pembelian Pelanggan di Bidang Kuliner. Semarang: Tesis UNDIP.


Permatasari, A., & Kuswadi, E. (2017). Dampak Media Sosial Terhadap Niat Beli Konsumen: Studi Situs
E-commerce di Jakarta-Indonesia. Review Riset Bisnis dan Ekonomi Integratif, 6, 321.
Permatasari, A., & Laydi, F. (2018). Pengaruh Iklan Media Sosial terhadap Niat Beli Konsumen: Studi Kasus
Perusahaan Start-Up Keluarga Indonesia. Jurnal Internasional Transfer Teknologi dan Komersialisasi, 16(2),
159-172.
Puntoadi, D. (2011). Menciptakan Penjualan Melalui Media Sosial. Jakarta: PT Elex Komputindo. Ramadani, V.,
Demiri, A., & Saiti-Demiri, S. (2014). Saluran Media Sosial: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Niat Perilaku
Pelanggan. Jurnal Internasional Bisnis dan Globalisasi, 12(3), 297-314.
Sanusi, A. (2011). Metode Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Sarwono, J. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: PT. Graha Ilmu.
Schiffman, LG, & Kanuk. (2012). Perilaku Konsumen. New Jersey: Prentice Hall.
Strauss, J., & Raymond, F. (2012). E-Marketing. London: Pearson.
Sudjana. (2012). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta.
Kami Sosial. (2019). Digital 2019: Penggunaan Internet Global Dipercepat. Diperoleh dari
https://wearesocial.com/blog/2019/01/digital-2019-global-internet-use-accelerates. Diakses 14 Agustus 2019.
Wijaya, KK (2015). “Berapa Jumlah Pengguna Website, Mobile, dan MEDIA SOSIAL DI INDONESIA?Diambil dari
https://id.techinasia.com/laporan- pengguna-website-mobile-media-sosial-indonesia/, diakses 21 Januari 2015.

82

Anda mungkin juga menyukai