Anda di halaman 1dari 6

ISSN: 2085-6350 Yogyakarta, 27 Juli 2017 CITEE 2017

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Belanja


Online: PVT Model
Sekar Arum Lestari1, Wing Wahyu Winarno2, M. Nur Rizal3
Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Universitas Gadjah Mada
Jl. Grafika No.2 Kampus UGM, Yogyakarta, Indonesia 55281
sekararum.cio15@mail.ugm.ac.id1, wing@mail.ugm.ac.id2, mnrizal@ugm.ac.id3

Abstract—With the various conveniences offered, online Intisari—Dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan,
shopping is already looking for a very popular way among the belanja online sudah mencari cara yang sangat populer di
people. Differences in online shopping and conventional kalangan masyarakat. Perbedaan belanja online dan
media on the process of transactions, the Internet becomes konvensional ada pada media dilakukannya proses
one thing that is important in the process of online shopping transaksi, internet menjadi satu hal yang penting pada
transactions. The increasing popularity of online shopping proses transaksi belanja online. Meningkatnya popularitas
can be seen with the increasing number of online transactions belanja online dapat dilihat dengan meningkatnya pula
that have been done. This causes the online business jumlah transaksi online yang telah dilakukan. Hal ini
environment to become fast-paced and hypercompetitive so menyebabkan lingkungan bisnis online menjadi serba cepat
the seller needs to have the right strategy to survive. One of dan hiperkompetitif sehingga penjual perlu memiliki
the things that must be understood by the seller is consumer strategi yang tepat untuk dapat bertahan. Salah satu hal
behavior, such as what things can affect consumers to decide yang harus dipahami oleh penjual adalah perilaku
to shop through the internet. This study will apply the konsumen, seperti apa saja hal yang dapat mempengaruhi
measuring tool that has been done on previous research to konsumen untuk memutuskan berbelanja melalui internet.
find the factors that influence consumers shop online. This Penelitian ini akan menerapkan alat ukur yang telah
gauge has been previously made based on the PVP model with dilakukan pada penelitian terdahulu untuk mencari faktor-
some additional variables from previous research. These faktor yang mempengaruhi konsumen berbelanja online.
variables are sensory requirement, synchronism requirement, Alat ukur ini telah dibuat sebelumnya berdasarkan model
price, and brand with moderated by IT namely representation PVT dengan beberapa penambahan variabel dari penelitian
and reach. The results show that sensory requirement, price, terdahulu. Variabel tersebut adalah sensory requirement,
and brand influence online shopping decisions. synchronism requirement, price, dan brand dengan
dimoderasi oleh IT yaitu representation dan reach. Hasil
Consumers decision; internet; online shopping (key penelitian menunjukkan bahwa sensory requirement, price,
words) dan brand mempengaruhi keputusan belanja online.

Keputusan konsumen; internet; belanja online (kata


kunci)

I. PENDAHULUAN bahwa proses yang membutuhkan interaksi fisik akan sulit


untuk dilakukan secara virtual [11]. Selain batasan yang
Belanja online mejadi cara yang populer dikalangan ada pada belanja online, risiko juga mungkin saja dapat
masyarakat [1], hal ini dapat dilihat dengan seiring terjadi [12][13]. Walau begitu tampaknya hal ini bukanlah
mengingkatnya pula jumlah transaksi belanja online yang hal yang menghambat konsumen untuk berbelanja online
telah dilakukan [2][3]. Menurut Ernst dan Young (1999) [14], sehingga jumlah transaksi tiap tahun makin
dalam Chiang dan Dolakia (2003), kenyamanan dan meningkat. Meningkatnya jumlah transaksi
pengehematan yang lebih besar merupakan dua alasan mengakibatkan lingkungan bisnis online menjadi serba
utama meningkatnya minat belanja online bagi konsumen cepat dan hiperkompetitif [15]. Oleh karena itu perlu bagi
[4]. penjual untuk memahami konsumen online karena
Konsumen dapat berbelanja online kapanpun dan lingkungan bisnis online dan konvensional sangat berbeda
dimanapun [5]. Konsumen dapat mengehemat waktu [6]. Menjual produk yang bagus belum tentu konsumen
[4][6] dan biaya [7] saat mencari informasi mengenai ingin membelinya secara online [10]. Dengan mengetahui
suatu barang/produk dan saat berbelanja online [8]. produk seperti apa yang cocok untuk bisnis online, hal ini
Konsumen dapat membandingkan produk dan harga membantu penjual untuk fokus pada potensi pasar online
dengan mudah pada toko yang berbeda [4][9][10]. Hal-hal [16].
tersebut merupakan kemudahan yang ditawarkan dalam II. TINJAUAN PUSTAKA
berbelanja online karena seluruh proses tersebut dilakukan
melalui media internet. Penelitian ini akan mencari faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan pembelian online. Sebelumnya,
Namun, ada beberapa hal yang tidak dapat dilakukan terdapat beberapa penelitian yang juga meneliti hal yang
dalam berbelanja online, seperti konsumen tidak dapat sama, seperti Limayem et al. yang menggunakan model
menyentuh, mencium, dan merasakan produk yang dijual Theory Planned Behavior (TPB) untuk mencari faktor-
online [11]. Apte dan Mason dalam Overby mengatakan faktor ini [6]. Selain itu ada pula Chiang dan Dholakia [4],

322 Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, FT UGM


CITEE 2017 Yogyakarta, 27 Juli 2017 ISSN: 2085-6350

dalam temuannya peneliti mengatakan bahwa harga bukan  More product information, informasi produk pada
merupakan salah satu faktor tersebut. Namun, peneliti belanja online tersedia lebih rinci dibandingkan
mengatakan bahwa masih perlu dilakukan penelitian lebih konvensional,
lanjut karena dalam penelitian ini contoh produk yang
digunakan tidak memiliki variasi harga [4]. Hal ini juga  Ease of comparating shopping, lebih mudah
dilakukan oleh Watabe dan Iwasaki [17],serta Chen dan membandingkan kualitas dan harga produk antara
Hung [18]. Dalam penelitian Watabe dan Iwasaki, satu toko dengan toko lainnya,
menggunakan contoh produk notebook dan kamera digital  Convenienve, proses pencarian informasi dan
[17]. Sedangkan Chen dan Hung menggunakan contoh pembelian lebih nyaman dilakukan karena dapat
produk kaus kaki dalam penelitiannya [18]. Adapula dilakukan dimanapun dan kapanpun,
Sihaloho yang juga mengatakan bahwa harga
mempengaruhi konsumen untuk berbelanja online, namun  Greater selection, adanya kemudahan
penelitian ini terbatas pada satu media yaitu website membandingkan produk sehingga konsumen
Kaskus [19]. dapat memilih produk dengan pilihan terbaik.
Selain harga, merek juga merupakan hal penting yang Dikatakan terdapat empat jenis motivasi pembeli
mempengaruhi keputusan konsumen dalam berbelanja dalam belanja online, yaitu pembeli yang termotivasi oleh
online [20]. Erdil [21] mengatakan bahwa citra merek kenyamanan berbelanja online, pembeli yang termotivasi
mempengaruhi niat berbelanja konsumen, namun oleh variasi alternatif produk, pembeli yang termotivasi
sayangnya penelitian ini tidak dilakukan dalam konteks oleh kedua hal yaitu kenyamanan dan variasi produk, dan
pembelian online. Huang et al. [22] meneliti bagaimana pembeli yang lebih termotivasi berbelanja di toko
efek merek terhadap persepsi risiko berbelanja online. konvensional karena dapat melakukan interaksi langsung
Huang et al. mengatakan bahwa pembeli lebih sensitif terhadap barang maupun sosial [25].
terhadap nama merek saat berbelanja online, terlebih lagi
B. Keputusan Pembelian Konsumen
apabila pembeli sudah akrab dengan merek tersebut saat
berbelanja di toko konvensional [22]. Proses keputusan pembelian merupakan proses yang
dilalui oleh seseorang sebelum mencapai keputusan
Dari berbagai penelitian yang telah disebutkan, tidak pembelian, seperti merencanakan dan memutuskan
ada penelitian yang menggunakan model Process produk yang dibeli [26]. Secara umum terdapat lima
Virtualization Theory (PVT) untuk mencari faktor-faktor langkah proses keputusan pembelian [26][27][28], yaitu :
tersebut. Selain itu, minim penelitian yang menggunakan
PVT untuk dijadikan referensi. Berdasarkan hal tersebut  Problem recognition/mengenali masalah,
peneliti akan menggunakan PVT untuk mencari faktor- biasanya konsumen dapat mengenali masalah
faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian online. dengan adanya stimulus yang memicu timbulnya
PVT dikatakan sebagai sebuah model yang tepat untuk kebutuhannya, seperti lapar dan haus (internal)
mencari tahu bagaimana sebuah proses dapat diterima serta kekaguman akan teknologi gadget terbaru
secara vitual atau tidak dan bagaimana peran TI dalam (eksternal),
mendukung hal tersebut [11]. Overby menggunakan PVT
 Information search/perncarian informasi, pada
untuk menjelaskan bagaimana proses lelang kendaraan
tahap ini konsumen merasakan adanya dorongan
dapat dilakukan secara online [11]. Adapula Cahyono
untuk mencari informasi lebih lanjut,
yang menggunakan PVT dan mengintegrasikannya
dengan Theory Acceptance Model (TAM) untuk mencari  Evaluation of alternatives/evaluasi alternatif,
tahu apa yang menyebabkan kecenderungan masyarakat sebelum sampai pada tahap keputusan membeli,
mencari informasi kesehatan melalui internet [23]. konsumen akan mengevaluasi sekumpulan pilihan
alternatif menggunakan informasi yang
Dalam penelitian ini, PVT digunakan sebagai model
didapatkan,
penelitian dengan beberapa penambahan dan pengurangan
variabel. Penyesuaian penggunaan variabel bebas ini  Purchase decision/keputusan pembelian,
dapat dilakukan berkaitan dengan konteks/tujuan konsumen pada tahap ini akan benar-benar
penelitian [11]. Penambahan variabel bebas dalam membeli sebuah barang/produk,
penelitian ini adalah adanya pengaruh harga [17][18][19]
dan merek [20][22] terhadap keputusan berbelanja online.  Post-puchase behavior/tindakan pasca pembelian.

III. LANDASAN TEORI Namun, pada saat konsumen dihadapkan permasalah


akan kebutuhan terhadap sebuah barang tertentu yang
Penelitian ini akan menganalisis faktor-faktor yang merupakan kebiasaan, seperti membeli pasta gigi, maka
mempengaruhi keputusan konsumen berbelanja online. konsumen akan melewati tahapan pencarian informasi dan
Penelitian dilakukan dengan menggunakan alat ukur yang evaluasi alternatif [27][28].
telah dibuat sebelumnya [24] berdasarkan model process
virtualization theory (PVT) dengan penambahan dan C. Process Virtualization Theory (PVT) Model
pengurangan variabel disesuaikan dengan konteks Process Virtualization Theory (PVT) adalah sebuah
penelitian. model yang dikembangkan oleh Overby untuk
menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi apakah
A. Belanja Online sebuah proses dapat dilakukan secara virtual atau tidak
Berikut merupakan beberapa keuntungan belanja [11]. Selain itu, PVT juga menjelaskan peran TI dalam
secara online dibandingkan dengan konvensional [12]:

Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, FT UGM 323


ISSN: 2085-6350 Yogyakarta, 27 Juli 2017 CITEE 2017

memungkinkan proses dapat secara luas dilakukan dalam Berdasarkan penelitian Lestari, alat ukur ini
lingkungan virtual [11]. dinyatakan valid dan reliabel berdasarkan pengujian yang
telah dilakukan dengan menghilangkan indikator REA2
[24]. Pengujian yang digunakan yaitu pengujian validitas
(validitas konvergen dan diskriminan) dan pengujian
reliabilitas.
IV. METODOLOGI
Penelitian ini akan melanjutkan penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya, seperti model penelitian,
hipotesis, dan alat ukur penelitian [24]. Penelitian ini
akan menggunakan sampel dengan rentang yang lebih
besar dengan pengolahan dan analisis data yang
digunakan adalah statistik deskriptif dan pengujian
struktural.
Gambar 1. Model PVT [11], [29]–[31] A. Model dan Hipotesis
Dalam PVT terdapat tiga jenis variabel, yaitu variabel Penelitian ini menggunakan alat ukur yang telah
dependen, independen dan moderator [31]. Posisi masing- dikembangkan sebelumnya untuk menganalisis faktor-
masing jenis variabel dapat dilihat pada Gambar 1. Beikut faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen
penjelasan mengenai variabel-variabel tersebut [31]. berbelanja online [24]. Model penelitian ini adalah
Variabel dependen. Process virtualizability sebagai beikut.
menjelaskan bagaimana sebuah proses setuju untuk
dilakukan tanpa interaksi fisik antar orang atau antar
orang dengan objek.
Variabel independen. Sensory requirement berkaitan
dengan kebutuhan partisipan proses untuk memenuhi
pengalaman sensori dapat dirasakan sebaik dengan saat
terlibat langsung, seperti menentuh,mencium, dan
merasakan. Relationship requirement berkaitan dengan
kebutuhan berinteraksi antar pertisipan, baik dalam
konteks sosial maupun profesional. Synchronism
requirement berkaitan dengan kebutuhan untuk proses
dapat terjadi dengan cepat, dengan penundaan minimal.
Identification and control requirement berkaitan dengan Gambar 2. Model Penelitian [24]
kebutuhan untuk dapat mengidentifikasi partisipan dan
Berikut adalah hipotesis penelitian berdasarkan Gambar
kontrol yang dapat mempengaruhi perilaku mereka .
2:
Variabel moderasi. Peran IT dalam PVT dijelaskan
H1: Sensory requirement secara negatif mempengaruhi
menggunakan variabel moderasi. Peran IT untuk
keputusan belanja online.
menyajikan informasi yang relevan dalam proses disebut
representation. Peran IT yang memungkinkan proses H2: Synchronism requirement secara negatif mem-
dapat dilakukan dikedua ruang dan waktu disebut reach. pengaruhi keputusan belanja online
Peran IT untuk dapat mengotentikasi partisipan proses dan
aktifitas jalurnya disebut monitoring capability. H3: Price secara negatif mempengaruhi keputusan belanja
online
D. Alat Ukur Penelitian
H4: Brand secara negatif mempengaruhi keputusan
Wawancara dan kuesioner merupakan dua teknik belanja online
pengumpulan data yang sering digunakan [32]. Penelitian
ini menggunakan alat ukur yang telah disusun oleh Lestari H5: Representation secara positif mempengaruhi
[24]. Alat ukur ini [24] menggunakan teknik hubungan antara sensory requirement dan keputusan
pengumpulan data kuesioner. Sebuah rangkaian belanja online
pertanyaan tertulis dengan beberapa jawaban alternatif H6: Reach secara positif mempengaruhi hubungan antara
yang akan dijawab oleh responden disebut kuesioner [32]. synchronism requirement dan keputusan belanja online
Penyebaran kuesioner dapat dilakukan secara B. Penentuan Sampel
perseorangan, dengan mengirimkan kuesioner kepada
responden melalui surat, menggunakan media elektronik, Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan
maupun secara langsung [32]. Dalam kuesioner, ada dua sampel purposive sampling, yaitu teknik pengambilan
bentuk pertanyaan, yaitu pertanyaan terbuka dan sampel yang dilakukan secara sengaja yang telah
pertanyaan tertutup [33]. Bentuk pertanyaan yang disesuaikan dengan persyaratan yang telah ditentukan
digunakan dalam alat ukur [24] adalah bentuk pertanyaan [33]. Responden yang digunakan dalam penelitian ini
tertutup dengan jawaban alternatif skala Likert point 5. adalah masyarakat Yogyakarta yang pernah melakukan
belanja online sehingga responden dapat dipastikan

324 Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, FT UGM


CITEE 2017 Yogyakarta, 27 Juli 2017 ISSN: 2085-6350

memiliki pengalaman dalam berbelanja online. mahasiswa, 44 orang sebagai PNS/TNI/Polri, 19


Menggunakan rule of thumbs jumlah responden yang orang sebagai wiraswasta
dijelaskan Roscoe dalam Sekaran, yaitu [32] :
Pendidikan terakhir : 30 orang merupakan lulusan
 Jumlah sampel diantara 30-500 sampel, SMU/SMK, 20 orang lulusan Diploma, 169 orang
lulusan Sarjana, dan 22 orang lulusan Pascasarjana
 Apabila sampel akan sipecah menjadi subsampel,
maka jumlah tiap subsampel adalah 30 sampel, Jumlah pembelian (1 tahun terakhir) : 124 orang sebanyak
1-5 kali pembelian, 52 orang sebanyak 6-10 kali,
 Dalam penelitian multivariat, termasuk analisis 24 orang sebanyak 11-15 kali dan 40 orang
regresi berganda, jumlah sampel harus 10 kali sebanyak lebih dari 15 kali.
atau lebih dari jumlah variabel dalam penelitian.
Produk yang paling sering dibeli oleh responden adalah
C. Pengolahan dan Analisis Data fashion dengan metode transfer sebagai metode
Pengolahan data dilakukan inner model (pengujian pembayaran yang sering digunakan.
struktural). Pengujian struktural dilakukan dengan meilhat
B. Inner Model (Pengujian Struktural)
nilai R square dan koefisien jalur (path coefficient).
R square untuk variabel Belanja Online adalah
R square (R2) dilakukan untuk mengukur besarnya sebanyak 0,461, sehingga dapat dikatakan bahwa variabel
variabilitas perubahan variabel independen terhadap Belanja Online mampu dijelaskan oleh variabel sensory
variabel dependen [34]. Path coefficient (koefisien jalur) requirement, synchronism requirement, brand, dan reach
menunjukkan tingkat signifikansi tiap jalur dan dilakukan sebanyak 46,1% sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor
pada setiap jalur yang ada dalam model penelitian [34]. lain di luar model.
Selain itu, nilai path coefficient juga digunakan untuk
melihat sifat jalur tersebut apakah positif atau negatif TABEL I. UJI SIGNIFIKANSI MODEL PENELITIAN
[23][35]. Karena model penelitian menggunakan variabel
Path T Statistics Pengujian
moderasi, maka perlu dilakukan uji efek moderasi [36]. Jalur / Path
Coefficients (β) (t-value) α = 0,05
Pengujian efek moderasi dilakukan dengan melihat dua
Tidak signifikan,
hal, yaitu signifikansi efek moderasi dan kekuatan efek SYN  -0.009 0.127
moderasi menggunakan rumus (1) [36]. Efek moderasi BOL sifat jalur negatif
dengan nilai efek f2 dari angka 0,02 dianggap lemah, dari Tidak signifikan,
SYN_REA -0.011 0.236
angka 0,15 dianggap moderat, dan nilai dengan angka  BOL sifat jalur negatif
diatas 0,35 kuat [36].
Tidak signifikan,
SENS_REP -0.025 0.488
 BOL sifat jalur negatif
Signifikan, sifat
(1) PRI  -0.121 1.703
BOL jalur negatif
V. HASIL Signifikan, sifat
SENS  -0.142 1.946
Pada bagian ini akan dibahas mengenai hasil BOL jalur negatif
penelitian, yaitu penjabaran karakteristik responden
Signifikan, sifat
penelitian dan dilanjutkan dengan pengujian struktural REA  0.241 3.230
model penelitian. Pengujian ini akan menghasilkan BOL jalur positif
kesimpulan apakah sebuah hipotesis signifikan atau tidak. Signifikan, sifat
BR  BOL -0.260 4.176
A. Karakteristik Responden jalur negatif
Pengumpulan data dilakukan secara langsung maupun REP 
Signifikan, sifat
0.423 5.146
menggunakan media internet. Dalam kuesioner terdapat BOL jalur positif
pertanyaan mengenai pengalaman belanja online
responden, apabila responden belum bernah berbelanja TABEL I menunjukkan hasil uji signifikansi model
online setidaknya satu kali maka jawaban responden menggunakan data yang telah didapatkan. Hasil tersebut
tersebut tidak dapat digunakan. menginterpretasikan bahwa :
Sehingga dari total jawaban yang terkumpul, jumlah 1) Sesuai dengan nilai path coefficient, jalur yang
jawaban yang digunakan adalah sebanyak 241 jawaban. memiliki sifat hubungan positif adalah reach dan
Jenis kelamin : 100 orang laki-laki dan 141 orang representation terhadap belanja online sedangkan
perempuan variabel lain memiliki sifat hubungan negatif.

Usia : 10 orang berumur <21 tahun, 125 orang 2) Berdasarkan pengujian α 0,05 didapatkan hasil
berumur 21-25 tahun, 64 orang berumur 26-30 bahwa jalur yang tidak signifikan ada pada
tahun, 32 orang berumur 31-35 tahun, 9 orang hubungan synchronism requirement, synchronism
berumur 35-40 tahun, dan 1 orang responden requirement yang dimoderasi oleh reach, dan
berumur >40 tahun sensory requirement yang dimoderasi oleh
representation terhadap variabel belanja online
Pekerjaan : 3 orang bekerja sebagai guru/dosen, 94 sedangkan hubungan variabel lain dinilai
orang sebagai karyawan swasta, 81 orang sebagai signifikan.

Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, FT UGM 325


ISSN: 2085-6350 Yogyakarta, 27 Juli 2017 CITEE 2017

Selanjutnya dilakukan uji efek moderasi untuk melihat Synchronism requirement berpengaruh negatif terhadap
pengaruh adanya variabel moderasi dalam model belanja online
penelitian. Dengan melihat TABEL I dapat diketahui bahwa
jalur interaksi variabel sensory requirement dan Kebutuhan sinkronisasi identik dengan proses agar
representation dinyatakan tidak signifikan, begitu pula dapat terjadi dengan cepat, seperti penyelesaian transaksi
dengan hasil signifikansi jalur interaksi variabel sampai dengan sampainya barang di tangan pembeli.
synchronism requirement dan reach. Selanjutnya adalah Sebagian besar responden tidak mempermasalahkan
melihat kekuatan efek moderasi dengan rumus (1). lamanya pengiriman barang. Hal ini sesuai dengan hasil
pengujian hipotesis 2 bahwa hipotesis 2 dinyatakan
ditolak.
Price berpengaruh negatif terhadap belanja online
Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat Banyak pembeli berharap bahwa dengan melakukan
disimpulkan bahwa kedua efek moderasi dalam model pembelian online akan mendapatkan barang dengan harga
penelitian dinilai tidak signifikan (ditolak), walaupun lebih rendah dibandingkan dengan toko konvensional.
kekuatan efek moderasi yang diberikan masuk dalam Namun ini bukan berarti responden mempercayai toko
kategori kuat. online untuk melakukan seluruh pembelian produk. Untuk
C. Hasil Pengujian Hipotesis produk tertentu, khususnya produk dengan harga yang
relatif tinggi, responden cenderung lebih nyaman apabila
Pengujian secara one-tail dilakukan dengan tingkat
pembelian dilakukan di toko konvensional. Hal ini
signifikansi sebesar 5%, sehingga didapatkan nilai t-table
dikarenakan responden dapat melakukan pengecekan
1,65. Nilai ini didapatkan dengan mempertimbangkan df
mandiri sebelum pembelian dilakukan. Sedangkan
yang menggunakan sampel sebanyak 241 responden dan
kekhawatiran akan risiko lebih tinggi dirasakan responden
melibatkan 7 buah variabel penelitian. Hipotesis
apabila pembelian online dilakukan terhadap barang
dinyatakan signifikan apabila t-value lebih besar dari t-
dengan harga yang relatif tinggi. Hal ini sesuai dengan
table.
hasil pengujian hipotesis 3.
TABEL II. HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS
Brand berpengaruh negatif terhadap belanja online
Path T-
Hipotesis Jalur Ket. Sebagian besar responden berpendapat bahwa merek
Coefficient value
bukanlah fokus pembelian yang dilakukan secara online.
Hipotesis Sensory  -0.142 1.946 Diterima Ada atau tidaknya merek tidak menjadi masalah saat
1 Belanja Online berbelanja online. Yang menjadi perhatian responden saat
Hipotesis Synchronism  -0.009 0.127 Ditolak berbelanja online adalah bagaimana kualitas barang
tersebut, maka informasi yang diberikan terkait barang
2 Belanja Online
tersebut penting untuk dituliskan secara detail. Terlebih
Hipotesis Price  Belanja -0.121 1.703 Diterima lagi apabila terdapat review positif terhadap barang dari
3 Online pembeli sebelumnya. Hal ini sesuai dengan hasil
Hipotesis Brand  Belanja -0.260 4.176 Diterima pengujian hipotesis 4.
4 Online Representation berpengaruh positif terhadap hubungan
Hipotesis Sensory * -0.025 0.488 Ditolak
sensory dengan belanja online
5 Representation  Representation menggambarkan bagaimana internet
Belanja Online dapat memuaskan keingintahuan responden akan
informasi/spesifikasi barang. Saat ini informasi yang
Hipotesis Synchronism * -0.011 0.236 Ditolak diberikan mengenai barang berbentuk teks dan gambar.
6 Reach  Belanja Responden menyatakan bahwa masih perlu dilakukan
Online peningkatan akan penyampaian informasi, karena masih
ada kekecewaan responden akan barang yang tidak sesuai
Sensory requirement berpengaruh negatif terhadap dengan informasi yang diberikan. Sehingga baik apabila
belanja online diberikan penambahan video sebagai salah satu
penyampai informasi akan barang. Selain itu responden
Kebutuhan sensori menggambarkan bagaimana juga berpendapat bahwa pengalaman belanja belum
pengalaman belanja dapat dirasakan oleh pembeli, seperti mampu diperantarai sepenuhnya oleh internet/teknologi.
meraba, merasa, mencium, mendengar, dan melihat
barang yang ingin dibeli. Secara keseluruhan, responden Reach berpengaruh positif terhadap hubungan
tidak merasa bermasalah apabila produk dibeli secara synchronism dengan belanja online
online. Namun untuk produk tertentu responden merasa Berdasarkan hasil pengujian, hipotesis 6 dinyatakan
bahwa pembelian akan lebih nyaman apabila dilakukan di ditolak. Ini berarti walaupun pembeli merasa bahwa
toko konvensional, seperti pembelian produk makanan internet memudahkan pembeli dalam membeli barang
karena pembeli tidak dapat mencicipi saat berbelanja yang diinginkan secara online, pembeli merasa masih
online. Hal ini sesuai dengan hipotesis 1. diperlukan beberapa peningkatan terutama pada website
seperti fitur perbandingan harga dan kontrol terhadap
produk yang dijual agar pembeli yakin bahwa produk
sudah sesuai dengan deskripsi.

326 Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, FT UGM


CITEE 2017 Yogyakarta, 27 Juli 2017 ISSN: 2085-6350

VI. KESIMPULAN “Perceptions towards Online Shopping: Analyzing the Greek


University Students’ Attitude,” Commun. IBIMA, vol. 2010,
Pembelian melalui toko konvensional dan online no. March 2017, pp. 1–13, 2010.
berbeda, maka faktor-faktor yang mempengaruhi [14] A. N. Hidayanto, H. Saifulhaq, and P. W. Handayani, “Do
pembelian itu dilakukan secara online bisa juga berbeda consumers really care on risks in online shopping? An
karena terdapat batasan-batasan yang tidak dapat analysis from Indonesian online consumers,” 2012 IEEE 6th
Int. Conf. Manag. Innov. Technol. ICMIT 2012, pp. 331–336,
dilakukan seperti saat berbelanja di toko konvensional. 2012.
Berdasarkan model PVT, faktor yang mempengaruhi [15] C.-W. D. Chen and C.-Y. J. Cheng, “Understanding consumer
adalah kebutuhan sensori. Pembeli berpendapat bahwa intention in online shopping: a respecification and validation
pembelian untuk produk tertentu, misal makanan dan of the DeLone and McLean model,” Behav. Inf. Technol., vol.
produk fashion tertentu. Namun pada sebagian besar 28, no. 4, pp. 335–345, 2009.
produk, pembeli tidak memiliki masalah apabila [16] J. W. Lian and T. M. Lin, “Effects of consumer characteristics
pembelian dilakukan secara online. on their acceptance of online shopping: Comparisons among
different product types,” Comput. Human Behav., vol. 24, no.
Selain itu, dalam berbelanja online pembeli cenderung 1, pp. 48–65, 2008.
akan memilih barang dengan harga yang relatif murah. [17] K. Watabe and K. Iwasaki, “Factors affecting consumer
decisions about purchases at online shops and stores,” Proc. -
Selain harga, hasil penelitian menyatakan bahwa merek 9th IEEE Int. Conf. E-Commerce Technol. 4th IEEE Int.
merupakan faktor yang mempengaruhi keputusan Conf. Enterp. Comput. E-Commerce E-Services, CEC/EEE
berbelanja online. Banyak responden berpendapat bahwa 2007, pp. 80–87, 2007.
barang yang tidak bermerek tidak selalu memiliki yang [18] N. H. Chen and Y. W. Hung, “Online shopping orientation
kualitas buruk. and purchase behavior for high-touch products,” Int. J.
Electron. Commer. Stud., vol. 6, no. 2, pp. 187–202, 2015.
CATATAN AKHIR [19] R. J. M. Sihaloho, “Sikap Konsumen terhadap Belanja Online
pada Website Kaskus.co.id,” Universitas Gadjah Mada, 2012.
Alat ukur yang digunakan merujuk kepada hasil [20] M. D. Smith and E. Brynjolfsson, “Consumer Decision-
penelitian Lestari [24] yang diterima pada seminar Making at an Internet Shopbot : Brand Still Matters,” J. Ind.
nasional CITEE 2017. Penelitian ini sebelumnya diajukan Econ., vol. 49, no. 4, pp. 541–558, 2001.
pada CITEE 2017 tanggal 26 April 2017. [21] T. S. Erdil, “Effects of Customer Brand Perceptions on Store
Image and Purchase Intention: An Application in Apparel
DAFTAR PUSTAKA Clothing,” Procedia - Soc. Behav. Sci., vol. 207, pp. 196–205,
2015.
[1] G. Jun and N. I. Jaafar, “A Study on Consumers’ Attitude [22] W. Huang, H. Schrank, and A. J. Dubinsky, “Effect of brand
towards Online Shopping in China,” Int. J. Bus. Soc. Sci., vol. name on consumers’ risk perceptions of online shopping,” J.
2, no. 22, pp. 122–132, 2011. Consum. Behav., vol. 4, no. 1, pp. 40–50, 2004.
[2] Adhi, “Transaksi eCommerce di Indonesia Tembus Rp 68 [23] L. A. Cahyono, “Virtualisasi Medis: Analisis Kecenderungan
Triliun,” 2016. [Online]. Available: Masyarakat Mencari Informasi Kesehatan di Internet,”
http://www.money.id/digital/2016-transaksi-ecommerce-di- Universitas Gadjah Mada, 2015.
indonesia-tembus-rp-68-triliun-160104k.html.
[24] S. A. Lestari et al., “Penyusunan Alat Ukur untuk Mengetahui
[3] F. Jayadi, “Nilai Transaksi Online 2016 Mencapai 4 Miliar Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen
Dolar,” 2017. [Online]. Available: Berbelanja Online : PVT Model,” 2017.
http://berita.suaramerdeka.com/nilai-transaksi-online-2016-
[25] A. J. Rohm and V. Swaminathan, “A typology of online
mencapai-4-miliar-dolar/. [Accessed: 22-Feb-2017].
shoppers based on shopping motivations,” J. Bus. Res., vol.
[4] K.-P. Chiang and R. R. Dholakia, “Factors Driving Consumer 57, no. 7, pp. 748–757, 2004.
Intention to Shop Online: An Empirical Investigation,” J.
[26] Winardi, Marketing dan Perilaku Konsumen. Bandung:
Consum. Psychol., vol. 13, no. 1–2, pp. 177–183, 2003.
Mandar Maju, 1991.
[5] S. Bellman, G. L. Lohse, and E. J. Johnson, “Predictors of
[27] P. Kotler and K. L. Keller, Marketing Management, 14th ed.,
Online Buying Behavior,” Health Care Manage. Rev., vol.
vol. 22, no. 4. New Jersey: Prentice Hall, 2009.
37, no. 2, pp. 175–186, 1999.
[28] P. Kotler, J. Saunders, G. Armstrong, and V. Wong,
[6] M. Limayem, M. Khalifa, and A. Frini, “What makes
Principles of Marketing, Second Eur. New Jersey: Prentice
consumers buy from Internet? A longitudinal study of online
Hall Europe, 1999.
shopping,” IEEE Trans. Syst. Man, Cybern. Part ASystems
Humans., vol. 30, no. 4, pp. 421–432, 2000. [29] E. Overby, “Process Virtualization Theory and the Impact of
Information Technology,” Organ. Sci., vol. 19, no. 2, pp.
[7] W. Chu, B. Choi, and M. R. Song, “The Role of On-line
277–291, 2008.
Retailer Brand and Infomediary Reputation in Increasing
Consumer Purchase Intention,” Int. J. Electron. Commer., [30] E. Overby, Migrating Processes from Physical to Virtual
vol. 9, no. 3, pp. 115–127, 2005. Environments: Process Virtualization Theory, vol. 28. 2012.
[8] D. Whiteley, E-Commerce: Strategy, Technologies, and [31] E. Overby and B. Konsynski, “Process Virtualization: A
Applications. London: McGraw-Hill, 2000. Theme and Theory for the Information Systems Discipline,”
SSRN Electron. J., 2008.
[9] J. G. Lynch et al., “Interactive Home Shopping : Consumer ,
Retailer , and Manufacturer Incentives to Participate in [32] U. Sekaran, Research Methods for Business: A Skill Building
Electronic Marketplaces,” J. Mark., no. July, 2007. Approach, 4th ed. New York, 2003.
[10] N. Delafrooz, L. H. Paim, S. A. Haron, S. M. Sidin, and A. [33] Sudaryono, Metodologi Riset di Bidang TI. Yogyakarta:
Khatibi, “Factors affecting students ’ attitude toward online ANDI OFFSET, 2014.
shopping,” African J. Bus. Manag., vol. 3, no. May, pp. 200– [34] H. Jogiyanto, Partial Least Square (PLS): Alternatif
209, 2009. Structural Equation Modelling (SEM) dalam Penelitian
[11] E. M. Overby, “From the physical to the virtual: Process Bisnis. Yogyakarta: ANDI OFFSET, 2015.
virtualization theory and an examination of market practice in [35] S. Yamin and H. Kurniawan, Generasi Baru Mengolah Data
the wholesale automotive industry,” 2007. Penelitian dengan Partial Least Square Path Modelling.
[12] E. Yuniati, “Ekspektasi dan Persepsi Privasi, Resiko, Jakarta: Salemba Infotek, 2011.
Manfaat, dan Masalah dalam Online Shopping pada Adopters [36] V. E. Vinzi, W. W. Chin, J. Henseler, and H. Wang,
dan Non-adopters,” Universitas Gadjah Mada, 2012. Handbook of Partial Least Squares: Concepts, Methods and
[13] V. Saprikis, A. Chouliara, and M. Vlachopoulou, Applications. Berlin: Springer Berlin Heidelberg, 2010.

Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, FT UGM 327

Anda mungkin juga menyukai