Anda di halaman 1dari 28

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Penelitian Terdahulu

Salah satu syarat yang harus dipenuhi seorang peneliti untuk menunjukkan

keaslian suatu penelitian yang dilakukan yaitu menegaskan perbedaannya dengan

hasil-hasil penelitian sebelumnya yang sejenis dengan penelitian yang dilakukan.

Adapun hasil penelusuran terkait hasil-hasil penelitian terdahulu yang sejenis

dengan penelitian yang akan dilakukan ini, antara lain:

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu
No Penelitian Terdahulu

1. Nama Fajar Agustyan

Judul Penelitian Pengaruh e-commerce, kualitas produk dan brand image

terhadap keputusan pembelian pada industri ekonomi

kreatif (studi pada UMKM Askha Jaya)

Tahun 2017

Jenis Penelitian Penelitian Lapangan, Kuantitatif

Metode Metode analisis data yang digunakan adalah analisa

Penelitian regresi berganda

Hasil Penelitian Hasil penelitian ini adalah variabel e-commerce dan brand

image berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan

pembelian. Sedangkan variabel kualitas produk tidak

berpengaruh secara signifikan.

9
10

2. Nama Nisya Desi Irianti

Judul Penelitian Pengaruh Kepercayaan, Kepuasan, Kemudahan Dan

Resiko Terhadap Minat Pembeli Untuk Menggunakan

Sistem E-Commerce

Tahun 2017

Jenis Penelitian Penelitian Lapangan, Kuantitatif

Metode Teknik analisis data regresi linier berganda. Jumlah

Penelitian sampel yang didapat dengan menggunakan metode

Purposive Sampling ialah sebanyak 100 responden.

Hasil Penelitian Hasil analisis menunjukkan kepercayaan, kepuasan,

kemudahan dan resiko berpengaruh signifikan terhadap

minat pembeli untuk menggunakan sistem e-commerce.

3. Nama Roswita Oktavianti

Judul Penelitian Pengaruh Brand Image E-Commerce Terhadap Minat Beli

(Survei Pada Pelanggan Tokopedia)

Tahun 201 9

Jenis Penelitian Penelitian Lapangan, Kuantitatif

Metode Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini

Penelitian adalah pendekatan kuantitatif dengan jumlah sampel

sebanyak 100 responden.

Hasil Penelitian Hasil penelitian diperoleh hasil regresi linear yaitu

Y=1,827 + 0,754X dan tingkat signifikasi 0,000 yang

berarti menyatakan adanya pengaruh yang signifikan

antara brand image e-commerce Tokopedia terhadap minat


11

beli konsumen. Pengaruh brand image e-commerce

Tokopedia Terhadap Minat Beli Konsumen dapat

dikatakan sangat kuat dari hasil penelitian yang

dilakukan , dibuktikan oleh uji koefisien korelasi sebesar

0,836.

Berdasarkan tabel 1.1 di atas diurutkan beberapa penelitian terdahulu,

penelitian dari berbagai sumber yang terkait dengan judul minat beli online,

sehingga dapat ditarik kesimpulan dan akan dijadikan sebagai tolak ukur untuk

mengetahui perbedaan dan persamaan dalam penelitian yang akan dilakukan oleh

peneliti.

Merujuk dari ketiga penelitian di atas, dapat disimpulkan mengenai inti

penelitian tersebut, ditemukan titik persamaan yaitu mengenai minat beli secara

online dan titik perbedaaan dengan penelitian yang akan dilakukan, hal ini dapat

dilihat penelitian yang dilakukan oleh Fajar Agustyan yang menjadi fokus

penelitiannya yaitu Pengaruh e-commerce, kualitas produk dan brand image

terhadap keputusan pembelian pada industri ekonomi kreatif, lain halnya yang

dilakukan oleh Nisya Desi Irianti yang menjadi fokus penelitiannya yaitu pengaruh

kepercayaan, kemudahan, kepuasan dan resiko terhadap minat pembeli untuk

menggunakan sistem e-commerce, sedangkan pada penelitian Rifqi Wildan

Nurwibowo yang menjadi fokus penelitiannya yaitu analisis faktor – faktor yang

mempengaruhi minat beli konsumen terhadap produk fashion online melalui

jejaring sosial instagram, sedangkan penelitian yang akan dilakukan yaitu terfokus

pada pengaruh E-commerce terhadap minat beli secara online.


12

B. Kajian Teoretis

1. E-Commerce

a. Pengertian E-commerce

Electronic commerce atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan

perdagangan elektronik dan lebih dikenal dengan sebutan e-commerce

telah merubah cara bisnis baru. Hal ini terkait dengan pembelian dan

penjualan informasi, produk dan jasa melalui jaringan komunikasi

komputer. Menurut Bajaj dan Nag e-commerce (EC) membantu

melakukan perdagangan tradisional melalui cara-cara baru mentransfer

dan memproses informasi, karena informasi merupakan inti dari semua

kegiatan komersial. E-commerce mengacu pada pertukaran informasi

bisnis menggunakan pertukaran data elektronik, surat elektronik, transfer

dana elektronik, electronic bulletin board dan teknologi berbasis jaringan

lainnya. Informasi secara elektronik ditransfer dari komputer ke komputer

dengan cara otomatis. Kotler dan Armstrong menjelaskan bahwa

perdagangan elektronik (electronic commerce) merupakan istilah umum

untuk proses pembelian dan penjualan yang didukung oleh cara-cara

elektronik.1

Menurut Hidayate e-commerce adalah bagian dari e-lifestyle yang

memungkinkan transaksi jual-beli dilakukan secara online dari sudut

1
Philip Kotler dan Gary Armstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, Ed. VIII, ([t.cet; Jakarta:
Erlangga, 2001), h. 34.

27
13

tempat dimanapun. e-commerce memiliki beberapa komponen standar

yang dimiliki dan tidak dilakukan secara offline, yaitu :2

1) Produk: banyak jenis produk yang bisa dijual melalui internet seperti

computer (hardware, software, aksesoris), buku (print edition, e-

book), musik, baju, mainan anak, tiket pertandingan, dan lain

sebagainya.

2) Tempat menjual (a place to sell): tempat menjual adalah internet

yang berarti harus memiliki domain dan hosting.

3) Cara menerima pemesanan: e-mail, telepon, sms, dan lain-lain.

4) Cara pembayaran: cash on delivery, kertu kredit, internet payment,

dan lain-lain.

5) Metode pengiriman: pengiriman bisa dilakukan melalui jasa

pengiriman paket, download jika produk yang dijual memungkinkan

untuk itu (software, e-book).

6) Customer service: e-mail, chatting, telepon, dan lain-lain.

Praktik e-commerce nyatanya mempunyai banyak keuntungan

bagi perusahaan dan kemudahan bagi konsumen yang selanjutnya

memicu timbulnya belanja online. Menurut Y.B Anang, kegiatan online

shopping merupakan bentuk komunikasi baru yang tidak memerlukan

komunikasi tatap muka secara langsung, melainkan dapat dilakukan

secara terpisah dari dan keseluruh dunia melalui media notebook,

Taufik Hidayat, Toko Online Dengan OS Commerce, ([t.cet]; Jakarta: Mediakita, 2008), h.
2

43.
14

komputer, atau handphone yang tersambung dengan layanan akses

internet.3

Menurut Kotler & Amstrong e-commerce adalah saluran online

yang dapat dijangkau seseorang melalui komputer, yang digunakan oleh

pebisnis dalam melakukan aktifitas bisnisnya dan digunakan konsumen

untuk mendapatkan informasi dengan menggunakan bantuan komputer

yang dalam prosesnya diawali dengan memberi jasa informasi pada

konsumen dalam penentuan pilihan.4

Menurut Wong e-commerce adalah proses jual beli dan

memasarkan barang serta jasa melalui sistem elektronik, seperti radio,

televisi dan jaringan komputer atau internet. Maka dapat disimpulkan

bahwa e-commerce merupakan kumpulan dinamis antara teknologi,

aplikasi dan proses bisnis yang menghubungkan perusahaan dan

konsumen serta komunitas tertentu dimana pertukaran barang antara

pengecer dan konsumen dari berbagai komoditi dalam skala luas dan

suatu transaksi elektronik, dan dalam proses pengiriman barang dari

pengecer menggunakan transportasi dari suatu wilayah ke wilayah lain

hingga sampai ke tangan konsumen dan hubungan yang terjadi adalah

hubungan yang saling menguntungkan kedua belah pihak.

b. Mekanisme Transaksi E-commerce

Menurut Darussalam sekilas tentang mekanisme transaksi e-

commerce dimulai dengan adanya penawaran suatu produk tertentu oleh

3
Anang Y.B, Sukses Bisnis Online, ([t.cet]; Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2010), h.
12.
4
Philip Kotler dan Gary Armstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, Ed. VIII, ([t.cet; Jakarta:
Erlangga, 2012). h. 56.
15

penjual (misal berada atau bertempat kedudukan di AS) disuatu situs

melalui server yang berada di Indonesia. Apabila konsumen di Indonesia

melakukan pembelian maka konsumen tersebut akan mengisi “order

mail” yang disediakan oleh pihak penjual.5

Cara pembayaran yang dapat dilakukan oleh konsumen tersebut

yaitu dengan :

1) Transaksi model ATM

2) Pembayaran langsung antara dua pihak yang bertransaksi tanpa

perantara

3) Dengan perantara pihak ketiga

4) Micropayment (recehan), dan

5) Anonymous digital cash.

Apabila proses pembayaran tersebut telah diotorisasi, maka proses

pengiriman dapat dilakukan. Cara pengiriman atas produknya, apakah

brang berwujud (melalui pengiriman biasa), jasa, atau produk digital

(melalui proses download).

c. Dimensi dan Indikator E-commerce

Menurut Dian Wirdasari menyebutkan bahwa dimensi dan

indikator dari e-commerce terdiri dari 3 yaitu :6

1) Processes dimana dalam terdapat beberapa indikator yang mencakup

dari proses ini diantaranya marketing, sales, dan payment.

5
Darussalam, Konsep dan Aplikasi:Cross-Border Transfer Pricing untuk Tujuan Perpajakan,
([t.cet] ; Jakarta : Tax Center, 2008), h. 129.
6
Dian Wirdasari, “Teknologi E-commerce dalam Proses Bisnis”, (Jurnal Volume 7, No. 2,
2009), h. 11-12.
16

a) Marketing/ Pemasaran, adalah proses penyampaian informasi

suatu barang agar konsumen lebih mudah medapatkan informasi

suatu produk/barang, sehingga kebutuhannya lebih mudah

terpenuhi.

b) Sales/ Penjualan, adalah pembelian sesuatu (barang atau jasa) dari

suatu pihak kepada pihak lainnya dengan mendapatkan ganti uang

dari pihak tersebut. Semakin besar hasil penjualan maka semakin

besar pendapatan penjualan. Dimana penjaualan merupakan

sumber pendapatan suatu perusaan.

c) Payment/ Pembayaran, adalah pelunasan oleh debitur kepada

kreditur atas transaksi penjualan dari kedua belah pihak.

2) Institution yang terdiri dari governments dan bank.

a) Governments/ Pemerintah, adalah penggunaan teknologi informasi

yang disediakan pemerintah untuk memberikan informasi dan

memberikan pelayanan kepada warganya yang memiliki kebijakan

tersendiri untuk mengelola, memanage, serta mengatur jalannya

suatu sistem pemerintahan.

b) Bank, adalah suatu institusi atau lembaga yang menghimpun uang

dari rakyat/ nasabah, dalam bentuk simpanan dan menyalurkan

lagi kepada rakyat/ nasabah dalam bentuk kredit dan berbagai

bentuk lainya dalam rangka meningkatkan taraf ekonomi rakyat/

nasabah.

3) Ini merupakan bagian yang paling penting dari transaksi e-commerce

yaitu internet ( hubungan antara produsen dan pelanggan).


17

a) Internet, adalah (Interconnected Network) merupakan jaringan

global yang menghubungkan komputer yang satu dengan lainnya

diseluruh dunia. Dengan Internet, seseorang dapat saling

terhubung untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi.

Dengan begitu maraknya informasi dan kegiatan di Internet,

menjadikan Internet seakan-akan sebagai dunia tersendiri yang

tanpa batas. Dunia didalam Internet disebut juga dengan dunia

maya (cyberspace).

d. Jenis-Jenis E-commerce

Jenis-jenis e-commerce berdasarkan karasteristiknya menurut

Kotler (2012) :7

1) Business to business (B2B)

a) Mitra bisnis yang sudah saling mengenal dan sudah menjalin

hubungan bisnis yang lama.

b) Pertukaran data yang sudah belangsung berulang dan telah

disepakati bersama.

c) Model yang umum digunakan adalah peer to peer, dimana

processing intelligence dapat didistribusi oleh kedua pelaku bisnis.

2) Business to consumer (B2C)

a) Terbuka untuk umum dimana informasi dapat disebarkan untuk

umum juga.

b) Servis yang digunakan juga untuk umum sehingga dapat

digunakan oleh banyak orang.

Philip Kotler dan Gary Armstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, h. 78.


7
18

c) Servis yang digunakan berdasarkan permintaan, sehingga

produsen harus mampu merespon dengan baik permintaan

konsumen.

d) Sistem pendekatan adalah client-server.

3) Consumer to Consumer (C2C) Yaitu, model bisnis dimana website

yang bersangkutan tidak hanya membantu mempromosikan barang

dagangan saja, melainkan juga memberikan fasilitas transaksi uang

secara online. Dalam hal ini terdapat 2 (dua) indikator utama bagi

sebuah website marketplace:

a) Seluruh transaksi online harus difasilitasi oleh website yang

bersangkutan

b) Bisa digunakan oleh penjual individual.

Dimana kegiatan yang berlangsung harus menggunakan fasilitas

transaksi online seperti rekening pihak ketiga untuk menjamin

keamanan transaksi. Uang penjualan baru akan diterima penjual

setelah barang diterima oleh pembeli. Selama barang tersebut belum

diterima oleh pembeli, maka penjual tidak dapat mencairkan hasil

penjualan dan jika produk gagal sampai ketangan pembeli maka uang

yang telah dibayarkan akan dikembalikan ke pembeli.

4) Consumer to Business (C2B)

Berkebalikan dengan business to consumer (B2C), pada consumer to

business, konsumen bertindak sebagai penyedia produk kepada

perusahaan, dimana penyedia produk yang menyediakan produk dan

layanan untuk di konsumsi konsumen.


19

2. Minat Beli Barang

a. Pengertian Minat beli Barang

Minat beli adalah sebuah perencanaan oleh konsumen untuk

memenuhi kebutuhannya, termasuk seberapa banyak barang yang

konsumen perlukan dalam melakukan tindakan untuk memenuhi

kebutuhan konsumen.8Minat beli menurut Kotler adalah timbulnya

rangsangan konsumen pada suatu produk untuk membeli dan

memilikinya.9 Minat beli konsumen akan timbul dengan sendirinya jika

konsumen sudah merasa tertarik atau memberikan respon yang positif

terhadap apa yang ditawarkan oleh si penjual. Minat beli juga merupakan

instruksi diri konsumen untuk melakukan pembelian atas suatu produk,

melakukan perencanaan, mengambil tindakan-tindakan yang relevan

seperti mengusulkan, merekomendasikan, memilih dan akhirnya

mengambil keputusan untuk melakukan pembelian.

Menurut Simamora minat beli muncul karena adanya stimulus

positif mengenai sebuah objek sehingga memunculkan motivasi

konsumen terhadap suatu produk.10 Minat beli merupakan hasrat yang

timbul pada seseorang ingin memiliki suatu barang atau kecenderungan

konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang

berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan

konsumen melakukan pembelian.

8
Ferdinand Augusty, Metode Penelitian Manajemen, ([t.cet]; Semarang: Badan Penerbit
Universitas Dipenogoro, 2006), h. 45.
9
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Jilid 1 dan 2, ({t.cet]; Jakarta: PT Indeks Kelompok
Gramedia, 2005), h. 98.
10
Henry Simamora, Manajemen Sumber Daya Manusia, ([t.cet]; Yogyakarta: Bagian
Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, 2014), h.67.
20

Sehingga dapat disimpulkan bahwa minat beli konsumen adalah

kecenderungan konsumen untuk melakukan evaluasi barang melalui

internet.

b. Aspek Minat Beli

Menurut Ferdinand minat beli dapat diidentifikasi melalui aspek-

aspek sebagai berikut:11

1) Minat transaksional, yaitu perilaku konsumen yang merasa puas

dengan produk yang pernah digunakan atau di konsumsi dan kembali

melakukan pembelian ulang.

2) Minat referensial, yaitu perilaku konsumen untuk merekomendasikan

produk yang telah di konsumsi kepada konsumen lain.

3) Minat preferensial, yaitu perilaku konsumen yang menjadikan salah

satu produk sebagai pilihan utama. Preferensi ini hanya dapat diganti

jika produk menjadi pilihan utama terjadi sesuatu dengan produknya.

4) Minat eksploratif, perilaku konsumen yang terus mencari informasi

tentang produk yang.

Kinnear dan Taylor menyimpulkan bahwa aspek-aspek dalam

minat beli adalah sebagai berikut:12

1) Ketertarikan (interest) yang menunjukkan adanya pemusatan perhatian

dan perasaan senang.

11
Ferdinand Augusty, Metode Penelitian Manajemen, h. 79.
12
Kinnear dan Taylor, Riset Pemasaran, Ed. 3 ([t.cet] ; Jakarta : Erlanga, 2003), h. 124.
21

2) Keinginan (desire) ditunjukkan dengan adanya dorongan untuk ingin

memiliki.

3) Keyakinan (conviction) ditunjukkan dengan adanya perasaan percaya

diri individu terhadap kualitas, daya guna dan keuntungan dari produk

yang akan dibeli.

c. Faktor-Faktor Minat Beli

Menurut Kotler & Keller minat beli adalah perilaku konsumen

yang timbul sebagai bentuk respon terhadap suatu objek yang

menunjukkan keinginan pelanggan untuk melakukan pembelian.13

1) Faktor budaya

Faktor-faktor budaya memberikan pengaruh paling dalam tingkah laku

konsumen. Pemasar harus mengetahui peran yang dimainkan oleh

budaya, sub-budaya, dan kelas sosial pembeli, dimana :

a) Budaya

Faktor budaya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

perilaku konsumen.

b) Sub Budaya

Sub budaya merupakan bagian dari budaya yang meliputi : agama,

kewarganegaraan, ras, dan daerah geografis.

c) Kelas Sosial

Kelas sosial yaitu setiap orang pasti memiliki kelompok bila

dilihat dari kelas sosialnya. Kelas sosial digolongkan berdasarkan

13
Kotler dan Keller, Manajemen Pemasaran, Jilid 1 Ed 12 ([t.cet]: Jakarta: PT. Indeks, 2007),
h. 145.
22

pekerjaan, pendidikan, pemasukan atau pendapatan dan faktor-

faktor lain yang dapat dihubungkan.

2) Faktor Sosial

Tingkah laku konsumen juga di pengaruhi oleh faktor-faktor sosial

yaitu :

a) Kelompok acuan

Kelompok acuan memberikan ilham kepada seseorang mengenai

perilaku dan gaya hidup baru, mempengaruhi sikap dan konsep

diri konsumen.

b) Keluarga

Lingkungan di dalam keluarga mempengaruhi sikap seseorang.

Setiap anggota keluarga memilki pengaruh dalam tindakan

pembelian.

c) Peran dan Status

Peran dan status sangat mempengaruhi perilaku konsumen

terhadap pembelian demi menjaga gengsi dan menunjukkan

keberadaan konsumen di dalam masyarakat.

3) Faktor Pribadi

a) Umur dan tahap siklus hidup

Seiring dengan berjalannya waktu tentu saja membawa perubahan

terhadap perilaku konsumen terhadap banyak hal, termasuk

produk yang akan dibeli dan dikonsumsi.

b) Pekerjaan
23

Untuk kalangan pekerja tentu perilaku yang adadipengaruhi oleh

jenis pekerjaan konsumen termasuk keputusan untuk membeli dan

menggunakan sebuah produk.

c) Situasi Ekonomi

Keadaan ekonomi seseorang tentu mempengaruhi perilaku

pembelian. Besar kecilnya pendapatan turut menjadi pertimbangan

dalam melakukan pembelian.

d) Gaya Hidup

Gaya hidup menggambarkan sesuatu yang lebih dari kelas sosial

atau kepribadian seseorang. Gaya hidup menunjukkan seluruh

pola kegiatan dan interaksi seseorang di dunia.

e) Kepribadian dan Konsep Diri

Kepribadian biasanya dideskripsikan berdasarkan sifat-sifat

seperti kepercayaan diri, dominasi, sosialitas, otonomi, sifat

pertahanan kemampuan beradaptasi, dan agresifitas. Kepribadian

berguna dalam menganalisa perilaku konsumen untuk produk dan

pilihan merek tertentu.

4) Faktor Psikologis

Faktor psikologis yang mempengaruhi perilaku konsumen meliputi :

a) Motivasi
24

Mendapatkan kepuasaan atas barang dan jasa merupakan motivasi

terkuat yang dilandasi rasa butuh atas barang dan jasa.

b) Persepsi

Persepsi adalah proses menyeleksi, mengatur dan

menginterpretasikan informasi guna membentuk gambaran yang

berarti tentang dunia. Orang yang memperoleh rangsangan yang

sama dapat membentuk persepsi yang berbeda- beda. Persepsi

Konsumen merupakan salah satu bagian dari perilaku konsumen

yang berkaitan dengan persepsi risiko. Persepsi konsumen

dijelaskan bagaimana konsumen menginterprestasikan masukan-

masukan secara subjektif sesuai dengan apa yang diharapkan,

kebutuhan, informasi, dan dari pengalaman konsumen yang akan

mempengaruhi persepsi konsumen itu sendiri terhadap sebuah

risiko dari keputusan pembelian yang akan dipilih saat berbelanja

secara online di internet (Azwar dan Bambang, 2016). Risiko

adalah suatu konsekuensi negatif yang harus diterima akibat dari

ketidakpastian dalam mengambil keputusan, jadi persepsi terhadap

risiko adalah suatu cara konsumen mempersepsikan kemungkinan

kerugian yang akan diperoleh dari keputusannya dikarenakan

ketidakpastian dari hal yang diputuskan tersebut. Sehingga

persepsi risiko diartikan Oglethorpe (1994) sebagai persepsi

konsumen mengenai ketidakpastian dan konsekuensi-konsekuensi

negatif yang mungkin diterima atas pembelian suatu produk atau

jasa.
25

c) Pembelajaran

Pembelajaran terjadi karena saling pengaruh antara dorongan,

stimulant, tanggapan dan penguatan. Signifikan secara praktis

teori pembelajaran bagi pemasar adalah teori itu bisa membangun

permintaan akan produk dengan mengaitkan permintaan tersebut

dengan dorongan yang kuat dan memberikan penguatan yang

positif.

d) Keyakinan atau kepercayaan dan Sikap

Adanya sikap yakin setelah melakukan pertimbangan akan

membawa konsumen untuk melakukan pembelian terhadap suatu

barang atau jasa. Keyakinan merupakan istilah lain dari

Kepercayaan (KBBI) sehingga menurut Firdayanti Kepercayaan

konsumen adalah persepsi dari sudut pandang konsumen akan

kehandalan penjual dalam pengalaman dan terpenuhinya harapan

dan kepuasan konsumen.

Super dan Crites menjelaskan bahwa ada beberapa faktor

yang mempengaruhi minat beli, yaitu :14

a) Perbedaan pekerjaan, artinya dengan perbedaan pekerjaan

seseorang dapat diperkirakan minat beli terhadap tingkat

pekerjaan yang ingin dicapainya, aktivitas yang dilakukan,

penggunaan waktu senggangnya, dan lain-lain.

14
Kotler dan Keller, Manajemen Pemasaran, h. 148.
26

b) Perbedaan sosial ekonomi, artinya seseorang yang mempunyai

sosial ekonomi tinggi akan lebih mudah mencapai apa yang

diinginkannya daripada yang mempunyai sosial ekonomi rendah.

c) Perbedaan hobi atau kegemaran, artinya bagaimana seseorang

mampu menggunakan waktu senggangnya.

d) Perbedaan jenis kelamin, artinya minat beli seorang wanita akan

berbeda dengan minat pria, misalnya dalam pola belanja.

e) Perbedaan usia, artinya perbedaan usia anak-anak, remaja, dewasa

dan orangtua berbeda minat belinya terhadap suatu barang,

aktivitas benda dan seseorang.15

Berdasarkan pemaparan pemikiran diatas, faktor minat beli

menurut Kotler & Keller dan Super & faktor psikologis yaitu

motivasi, persepsi risiko, pembelajaran, keyakinan atau kepercayaan

dan sikap, perbedaan pekerjaan, perbedaan social ekonomi,

Perbedaan hobi atau kegemaran, Perbedaan jenis kelamin, dan

Perbedaan usia.16

3. Pemasaran Melalui Media Sosial

Media sosial dalam dunia bisnis dapat digunakan sebagai salah satu

alat pemasaran yang paling sederhana namun populer, selain itu media sosial

dapat membantu perusahaan dalam proses pembuatan produk atau juga

memberikan informasi terkait produk. Melalui media sosial pula perusahaan

dapat membangun dan mempertahankan kepercayaan konsumen sehingga

15
Yuli Priyanti, “Minat Beli Konsumen Toko Sepatu Bata di Pasar Raya Padang di Lihat dari
Sikap dan Iklan”, (Jurnal Volume 01, No. 02, 2017), h. 90
16
Kotler dan Keller, Manajemen Pemasaran, h. 150.
27

kosumen tidak melupakan produk. Menurut Heur dalam Singgih, media sosial

adalah konten berisi informasi, yang dibuat oleh orang yang memanfaatkan

teknologi penerbitan, sangat mudah diakses dan dimaksudkan untuk

memfasilitasi komunikasi, pengaruh dan interaksi dengan sesama dan dengan

khalayak umum.17 Menurut Neti pemasaran melalui media sosial adalah

penggunaan media sosial komunitas online, jejaring sosial, pemasaran blog

dan lainnya sebagai sarana untuk membujuk konsumen untuk mengunakan

produk/layanan yang telah ditawarkan oleh sebuah perusahaan.

Pemasaran melalui media sosial dalam prakteknya sangat berkaitan

dengan konsep media sosial itu sendiri, dimana melalui media sosial

diharapkan dapat memudahkan perusahaan untuk membangun interaksi

dengan konsumen tanpa ada batasan jarak. Selain itu, interaksi tersebut dapat

memberikan nilai lebih pada perusahaan karena biaya yang dikeluarkan lebih

sedikit namun dapat memberikan dampak yang sangat besar bagi perusahaan

daripada pengunaan media promosi lainnya. Media sosial yang biasa

digunakan para pemasar adalah seperti Facebook, Twitter, YouTube, dan

MySpace, Instagram, Blog masih banyak lagi. Fokus pemasaran media sosial

adalah perjuangan untuk menghadirkan konten, yang dapat menarik perhatian

pembaca dan mendorong mereka untuk membagikannya diantara media sosial

mereka. Menurut Neti pemasaran melalui media sosial dapat membantu

dalam:

a. Menghasilkan eksposur terhadap bisnis.

b. Meningkatkan trafik / pelanggan.

Singgih Santoso, Statistik Multivariat Edisi Revisi, ([t.cet]; Jakarta: PT Elex Media
17

Komputindo, 2014), h. 67.


28

c. Membangun kemitraan bisnis baru.

d. Mempopolerkan produk.

e. Menghasilkan timbal balik yang bagus.

f. Penjualan produk dan layanan meningkat.

g. Pengurangan biaya pemasaran secara keseluruhan.

Melihat hal-hal seperti di atas, kondisi saat ini membuat pemasaran

melalui media sosial dapat dikatakan menjadi sebuah keharusan bagi

perusahaan. Menurut Gunelious ada tiga pilar dalam pemasaran melalui

media sosial, yaitu:18

a. Pillar pertama: Membaca

Rencana pemasaran media sosial yang sukses dimulai dengan

penelitian, dan penelitian itu harus terus berlanjut. Dalam istilah yang

paling sederhana, pemasaran media sosial membutuhkan banyak bacaan.

Perusahaan tidak hanya harus terus mengikuti apa yang sedang terjadi di

industrinya, namun juga tetap perlu menyadari percakapan online yang

sedang berlangsung yang terkait dengan industri, bisnis, produk, layanan,

pelanggan, dan pesaing. Perusahaan harus mencerna sebanyak mungkin

informasi yang berkaitan setiap hari, sehingga dapat berkomunikasi

secara efektif dengan konsumen dengan jujur dan cerdas.

b. Pilar kedua: Menulis

Sebagian besar pakar media sosial menyarankan agar membuat

konten hebat adalah bagian terpenting dari setiap rencana dalam

mengunakan pemasaran melalui media sosial. Sukses dalam mengunakan

Susan Gunelius, 30-Minutes Social Media Marketing, ([t.cet]; United states: McGraw-Hill
18

Compainies, 2011), h. 87.


29

pemasaran melalui media sosial berasal dari pengembangan percakapan

online tentang bisnis, merek, produk, dan promosi Anda. Sulit untuk

memulai percakapan tersebut, mendukungnya, dan memotivasi orang lain

untuk membagikannya jika Anda tidak menawarkan konten yang sesuai

dengan apa yang diinginkan oleh konsumen.

c. Pillar ketiga: Membagikan

Aspek unik dalam mengunakan pemasaran melalui media sosial

adalah berbagi konten sebagai metode untuk memasarkan bisnis secara

tidak langsung. Ketika kebanyakan orang berpikir tentang pemasaran,

mereka memikirkan metode iklan dan promosi langsung. Namun, dalam

mengunakan pemasaran melalui media sosial seorang pemasar dapat

menambahkan elemen baru ke dalam bauran pemasaran berdasarkan

perilaku yang berkaitan dengan sharing, ditambah dengan kondisi seperti

saat ini dimana konsumen yang mulai sudah tidak mempercayai iklan lagi

sehingga memugkinkan konsumen mengandalkan ada hubungan, ulasan,

rekomendasi, dan percakapan dalam memilih sebuah produk.

Dalam pengaplikasiannya pemasaran melalui media sosial

sangatlah jauh berbeda dengan pemasaran konvensional. Menurut Neti

perbedaan pemasaran melalui media sosial dengan pemasaran

konvensional adalah sebagai berikut :


30

1) Pemasaran melalui media sosial menyediakan jendela bagi pemasar

untuk tidak hanya menawarkan produk tetapi juga untuk

mendengarkan keluhan dan saran pelanggan.

2) Pemasaran melalui media sosial memudahkan pemasar untuk

mengidentifikasi berbagai kelompok diantara berbagai kelompok-

kelompok, yang pada kehadirannya dapat membantu pertumbuhan

merek.

3) Pemasaran melalui media sosial dapat dilaksanakan dengan biaya

hampir nol karena sebagian besar situs jejaring sosial gratis.

4. Ruang Lingkup Transaksi Online

a. Definisi Transaksi Online

Transaksi online merupakan suatu cara untuk melakukan kegiatan

aktivitas perekonomian dengan menggunakan infrasturktur internet yang

memiliki jangkauan penerapan yang sangat luas. Sebagaimana halnya

internet, dimanapun dan siapapun dapat melakukan aktivitas ekonominya.

E-commerce memiliki segmentasi penerapan secara garis besar , e-

commerce saat ini diterapkan untuk aktifitas ekonomi, seperti : business-

to-business, business-to-costumer, dan costumer-to-costumer.19

Transaksi jual beli melalu e-commerce, biasanya akan didahului

oleh penawaran jual, penawaran beli dan penerimaan juan atau

penerimaan beli. Sebelum itu mungkin terjadi penawaran secara online,

misalnya melalui website, situs di internet atau posting di mailing list dan

19
Ariyadi, Jual Beli Online Ibnu Taimiya, (Cet I; Yogyakarta: Diandra Kreatif, 2018), h. 29.
31

news group atau melalui undangan untuk Para customer dalam ruang

lingkup ini ditujukan untuk menunjang para pelaku bisnis itu sendiri.

Transaksi online pada e-commerce menurut Cavanilas dan Nadal

dalam Research Paper on Contract Law, seperti yang dikutip oleh M.

Sanusi Arsyad, memiliki banyak tipe dan variasi, yaitu :

1) Transaksi melalui chatting dan video converence.

2) transaksi melalu e-mail.

3) Transaksi melalui web atau situs.20

Transaksi online adalah transaksi yang dilakukan oleh penjual dan

pembeli melalui jaringan internet, tanpa harus bertatap muka dengan

pembeli atau penjual.

b. Sejarah dan Perkembangan Transaksi Online

Sejarah belanja online dimulai pertama kali di Inggris pada tahun

1979 oleh Michael Aldrich dari Redifon Computers. Ia menyambungkan

televisi berwarna dengan komput er yang mampu memproses transaksi

secara realtime melalui sarana kabel telepon. Sejak tahun 1980, Michael

Aldrich menjual sistem belanja online yang ia temukan di berbagai

penjuru Inggris.

Charles Stack membuat toko online pertamanya yang diberi nama

Book Stacks Unlimited pada tahun 1992. Karena melihat perkembangan

pembelian secara dari di Inggris mulai mulai meluas. Toko online

pertama yang dibuat Charles Stack kemudian berkembang menjadi

Books.com untuk mempermudah pembelian diikuti oleh Jeff Bezos dalam

20
Ariyadi, Jual Beli Online Ibnu Taimiya, h. 33.
32

membuat situs web Amazon.com dua tahun kemudian. pizza hut pun

menggunakan pembelian secara online dalam pembukaan pizza hut.

Kemudian pada tahun 1996, eBay situs belanja daring lahir dan

kemudian berkembang menjadi salah satu situs transaksi daring terbesar

hingga saat ini. Di Indonesia sendiri, fenomena transaksi dengan

menggunakan fasilitas internet (E-Commerce) ini sudah dikenal sejak

tahun 1996 dengan munculnya situs www.sanur.com sebagai toko buku

online pertama.21

c. Macam-macam Transaksi Online

Berbagai aspek transaksi yang tergolong dalam berbagai proses

interaksi bisnis konvensional berubah dengan cepat ketika perdagangan

secara face to face mulai digantikan dengan perdagangan online. Seperti

halnya untuk membeli sesuatu, ada beberapa tahapan yang dijalani yaitu

mencari lokasi si penjual, memilih suatu produk, menanyakan harga,

membuat suatu penawaran, sepakat untuk melakukan pembayaran,

mengecek identitas validitas mekanisme pembayaran, dan penyerahan

barang oleh penjual dan penerimaan oleh pembeli. pembayaran online

juga garus menyertakan semua atau sebagian dari thapan-tahapan ini

dalam alur pembayaran yang digunakan.22

Transaksi secara offline pada umumnya yang sering gunakan

ketika seseorang ingin membeli suatu barang adalah membayar langsung

dengan alat pembayaran yang sah secara tunai (cash), sedangkan

21
Yusuf Rendy Manilet, Tantangan dan Peluang E-Commerce, diakses dari http://
analisis.kontan.co.id/news/tantangan-dan-peluang-E-Commerce, pada tanggal 7 Februari 2020.
22
Ariyadi, Jual Beli Online Ibnu Taimiya, (Cet I; Yogyakarta: Diandra Kreatif, 2018), h. 36-
37.
33

transaksi yang dilakukan secara online, internet telah menyediakan

berbagai macam transaksi online dengan menggunakan metode yang

canggih.

Terdapat 3 macam transaksi online yang paling sering digunakan

para pelaku jual beli online :

1) Transfer Antar Bank

Transaksi dengan cara transfer antar bank merupakan jenis transaksi

yang paling umum dan popular digunakan oleh para penjual online.

2) COD (Cash On Delivery)

Biasanya sistem COD ini dilakukan apabila seseorang melakukan

pembelian secara online dan baru di bayar apabila barang sudah

sampai di tangan pembeli. Si pembeli akan membayar langsung

kepada si pengantar barang

3) Rekening Bersama (Rekber)

Jenis transaksi jual beli online yang terakhir adalah dengan

menggunakan rekening bersama untuk menghindari keragu-raguan

konsumen dalam pembelian online disebut dengan istilah escrow.

Cara pembayaran ini sedikit berbeda dengan proses pembayaran

melalui transfer bank. Jika dalam transfer bank, yang menjadi pihak

ketiga adalah bank. Namun dalam sistem rekening bersama yang

menjadi pihak ketiga yaitu lembaga pembayaran yang telah dipercaya

oleh penjual dan pembeli, sehingga apabila terjadi masalah dapat

ditangani dengan mudah.


34

Dalam hal ini peran lembaga pembayaran sangatlah penting. Cara

kerja rekber yaitu pembeli terlebih dahulu mentransfer uang ke pihak

lembaga pembayaran rekening bersama. Setelah dana masuk kepihak

rekber, penjual akan di konfirmasi untuk segera melakukan

pengiriman barang, dan jika barang sudah sampai baru dana tersebut

diberikan pada sang penjual.

System ini dana yang diberikan oleh pembeli bisa lebih terjamin

keamanannya. Dananya hanya akan dilepas jika barang benar benar

sudah di tangan. Jika terjadi masalah, masalah pada produk, dana bisa

di tarik kembalin dengan cara pembeli harus mengiri atau

mengirimkan bukti bahwa barang yang diterima terdapat masalah

seperti barang cacat, kurang, atau tidak sesuai dengan pesanan, maka

pihak rekber pun membantu untuk menyelesaikan masalah yang

terjadi.23

C. Kerangka Pikir

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka pada

bagian ini diuraikan kerangka pikir yang dijadikan landasan berpikir dalam

melaksanakan penelitian ini. Hal ini perlu dikemukan karena berfungsi

mengarahkan penulis untuk menperoleh data dan informasi yang diperlukan guna

memecahkan masalah penelitian secara ilmiah. Pada dasarnya kerangka pikir

merupakan pengembangan dan kajian teori. Adapun kerangka teori yang

dimaksud, adalah sebagai berikut:

23
Commeta, “3 Jenis Transaksi Jual Beli Online Terpopuler Di Indonesia”, diakses dari
http: //commeta.co.id/3-jenis-transaksi-jual-beli-online-terpopuler-di-indonesia/, pada tanggal 07
Februari 2020.
35

Y X

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Keterangan:

a. Variabel indevenden : E-commerce (X)

b. Variabel Devenden : Minat Beli Secara Online (Y)

Berdasarkan gambar di atas, kerangka pikir yang digunakan pada

penelitian ini berawal dari mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN

Bone Angkatan 2016 yang merupakan responden penelitian yang akan dituju oleh

calon peneliti. Kemudian mengamati apakah e-commerce berpengaruh terhadap

minat beli secara online pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

IAIN Bone Angkatan 2016.

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan pernyataan sementara terhadap berupa dugaan

mengenai apa saja yang sedang kita amati dalam usaha untuk memahaminya.

Hipotesis tersebut dapat diuji kebenarannya lewat penganalisasian dalam

penelitian. melihat penjelasan di atas sesuai landasan teori dan kerangka berfikir

maka dapat dihipotesiskan sebagai berikut:

H0 : E-commerce tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap

minat beli secara online.

H1 : E-commerce berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli

secara online.
36

Anda mungkin juga menyukai