Anda di halaman 1dari 9

Hukum Tata Negara

Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok Pada Mata
Kuliah Hukum Tata Negara Program Studi Hukum Tata Negara (HTN 2)
Fakultas Syariah dan Hukum islam
Semester III

Disusun Oleh :

Kelompok 5
Utari anugrah putri
01184053

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BONE

2019

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan berkah dan rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini dengan judul Hukum Tata Negara. Adapun tujuan dari penyusunan
dalam tugas makalah ini yaitu untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Hukum tata negara .
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa, makalah ini
tidak akan selesai dengan lancar dan tepat waktu tanpa adanya bantuan, dorongan
dan bimbingan dari dosen pengampu mata kuliah “HTN” Bapak “Dr. Andi
Sugirman, S.H., M.H”. Pada makalah yang kami susun ini masih banyak
kekurangan yang perlu diperbaiki, maka kami meminta kritik dan saran yang
sifatnya membangun. Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat menambah
wawasan bagi kita semua didalam dunia pendidikan. dan semoga mampu menjadi
pendidik yang patut di tauladani oleh anak didik.

Watampone, 25 januari 2020

Penulis
A. Pendahuluan
1. Ruang lingkup
Hukum tata negara pada dasarnya adalah hukum yang mengatur
organisasi kekuasaan suatu negara beserta segala aspek yang berkaitan
dengan organisasi negara tersebut. Salah satu istilah adalah istilah belanda
pada umumnya memakai istilah “Staatrech” yang dipakai menjadi
“Staatrech in ruimere zin” dalam arti luas dan “Staatrech in engere zin”
dalam arti luas. Staatrec in ruimere zin adalah negara hukum. Sedangkan
Staatrech in engere zin adalah hukum yang membedakan Hukum Tata
Negara dari Hukum Adminstari Negara, Hukum tata usaha atau hukum
tata pemerintah.
Di inggris pada umumnya memakai istilah “Constituional law”,
pengguna istilah tersebut didasarkan atas alasan bahwa dalam hukum tata
negara unsur konstitusi yang lebih menonjol.
2. Pendekatan.
Sudah semestinya bahwa cara pendekatan yang dilakukan dalam
ilmu pengetahuan bukan menggunakan pendekatan yuridis formal, akan
tetapi dalam membicarakan HTN dengan mempergunakan cara
pendekatan yuris formal msih belum cukup.
Terdapat beberapa cara pendakatan dalam hukum tata negara,
yaitu:
- Pendekatan yuridis formil: Pada asas-asas hukum yang mendasari
ketentuan peraturan, seperti misalnya perundang-undangan tidak
boleh menyimpang dari Undang-Undang dasar 1945.
- Pendekatan filosofi pada pandangan hidup bangsa: Contohnya adalah
falsafah bangsa indonesia adalah pancasila.
- Pendekatan sosiologis: Pendekatan kemasyarakatan, khususnya
politik, ini berarti ketentuan yang berlaku hakikatnya merupakan hasil
keputusan politis.
- Pendekatan historis: yaitu pendekatan yang memanfaatkan sudut
pandang sejarah.
3. Pengertian

Hukum tata negara berasal dari perkataan Hukum, Tata, Negara.


Hukum diartikan sebagai peraturan yang berlaku untuk mengatur tata
tertib masyarakat dan memounyai sanksi yang tegas yang bersifat
memaksa. Tata sering diartikan sebagai pengelolaan, penataan, dan
pengaturan sedangkan negara adalah organisasi kekuasaan dari
sekelompok manusia yang berada disuatu daerah tertentu dan memiliki
pemerintah yang berdaulat. Jadi dalam konteks ini hukum tata negara
adalah hukum yang mengatur tentang pengelolaan, pentaan dan
pengaturan organisasi kekuasaan disuatu wilayah tertentu yang berkenan
dengan hubungan antara pemerintah dengan warga negaranya. Hukum tata
negara adalah bentuk hukum yang mendifinisikan hubungan antara
berbagai lembaga didalam suatu negara yaitu, Eksekutif, legislatif dan
yudikatif.

4. Hubungan tata negara


a. Hubunngan hukum tata negara dengan ilmu negara

Hukum tata negara mempelajari negara dalam keadaan


konkrit artinya negara yang sudah terikat waktu dan tempat. Hukum
tata negara mempelajari hukum positif yang berlaku dalam suatu
negara. Hukum tata negara mempelajari negara dari segi struktur.

b. Hubungan hukum tata negara degan Ilmu admnistrasi negara

Menurut Prof. Prajudi Atmosudirjo, antara hukum


administrasi negara dengan hukum tata negara, Tidak terdapat
prinsipil yuridis. HTN adalah hukum yang mengatur keseluruhan
aspek konstitusi neagara, sedangkan HAN ialah hukum yang
mengatue satu aspek dri konstitusi negara, yaitu aspek adminstrasi.

c. Hubungan hukum tata negara dengan ilmu politik


Untuk mengetahui hubungan hukum tata negara dengan ilmu
politik, dapat dilihat dari pendapat berents yang memberikan
perumpamaan bahwa hukum tata negara(HTN) diumpamakan sebagai
krangka manusia, sedangkan ilmu politik diumpamakan sebagai
daging yang ada disekitarnya. Melalui perumpaan tersebut dapat
disimpulkan bahwa hukum tata negara dan ilmu politik tersebut
merupakan dua ilmu pengetahuan yang dapat dibedakan, namun tidak
dapat dipisahkan.

B. Konstitusi
1. pengertian

Istilah konstitusi sudah dikenal sejak zaman Yunani kuno, yaitu


“Konstitusi Athena” yang ditulis oleh seorang Xenophon pada tahun 425
SM. Konstitusi dalam negara adalah sebuan norma sistem politik dan
hukum bentukan pada pemerintah negara. Biasanya dikodifikasikan
sebagai dokumen tertulis. Hukum ini tidak mengatur hal hal yang
terperinci, melainkan hanya menjabarkan prinsip-prinsip yang menjadi
dasar bagi peraturan-peraturan lainnya. Dalam kasus bentukan negara,
konstitusi memuat aturan dan prinsip-prinsip entitas politik dan hukum.

2. Nilai

Konstitusi adalah hukum tertinggi suatu negara. Sebab tanpa


konstitusi negara tidak mungkin terbentuk. Dengan demikian konstitusi
menempati posisi yang sangat vital dalam kehidupan ketatanegaraan suatu
negara.Dengan kata lain, konstitusi membuat suatu peraturan pokok
mengenai sendi-sendi pertama untuk menegakkan negara. Dilihat dari
sejauh mana tanggapan masyarakat terhadap konstitusi yang dibuat oleh
negara maka ada tiga nilai yang dapat dikemukakan disini, yaitu:

- Nilai normatif
Suatu konstitusi yang telah resmi diterima oleh suatu bangsa
dan bagi mereka konstitusi tersebut bukan hanya berlaku dalam arti
hukum, akan tetapi juga merupakan suatu kenyataan yang hidup
dalam arti sepenuhnya diperlukan dan efektif. Dengan kata lain,
konstitusi itu dilaksanakan secara murni dan konsekuen.
- Nilai nominal
Konstitusi yang mempunyai nilai yang nominal berarti secara
hukum konstitusi itu berlaku, tetapi kentaannya kurang sempurna,
sebab pasal-pasal tertentu dari konstitusi tersebut dalam kenyataannya
tidak berlaku.
- Nilai semantik
Suatu konstitusi mempunyai nilai semantik jika konstitusi
tersebut secara hukum tetap berlaku, namun dalam kenyataannya
adalah sekedar untuk memberikan bentuk dari tempat yang telah ada,
dan dipergunakan untuk melaksanakan kekuasaan politik. Jadi,
konstitusi hanyalah sekedar istilah saja sedangkan pelaksanannya
hanya dimaksudkan untuk kepentingan pihak penguasa.
3. Sifat konstitusi

Sebuah konstitusi juga memilih sifat, dibawah ini merupakan sifat


dari konstitusi antara lain:

- Konstitusi ialah asas yang mengikat pemerintah dalam


penyelenggaraan negara ataupun rakyat sebagai warga negara.
- Konstitusi bermakna norma-norma, hukum atau ketetapan serta
ketentuan yang wajib dilaksanakan.
- Konstitusi ialah undang-undang yang paling tinggi serta memiliki
fungsi sebagai sarana kontrol oleh norma-nornma asas yang lebih
rendah.
- Konstitusi berisikan landasan-landasan pokok memiliki sifat singkat
serta supel yang dapat berisikan hak asasi manusia yang sesuai dengan
zamannya.
Selain itu, ada pendapat para ahli mengenai sifat konstitusi salah
satunya menurut C. F. Strong, yang menjelaskan bahwa sifat konstitusi
memiliki 2 sifat yaitu:

1. Konsitusi memiliki sifat supel (Flexibel)


Konstitusi bersifat supel memiliki maksud bahwa konstitusi
bisa diubah dengan langkah yang sama dalam langkah membuat
undang-undang negara yang berhubungan.
2. Konstitusi memiliki sifatu kaku (Rigid)
Konstitusi bersifat kaku memiliki maksud bahwa konstitusi
bisa di ubah dengan jalan yang berbeda dengan jalan dalam membuat
undang-undang negara yang berhubungan.
4. Sejarah Undang-Undang dasar di Indonesia.

Pada tanggal 22 juni 1945, 38 anggota BPUPKI membentuk


panitia sembilan yang terdiri dari 9 orang untuk merancang piagam jakarta
yang akan menjadi naskah pembukaan UUD 1945. Tanggal 18 agustus
1945, PPKI mengesahkan UUD 1945 sebagai Undang-Undang Dasar
Republik Indonesiaa.

C. Sumber-sumber Hukum Tata Negara


1. Pengertian
Sumber hukum adalah segala sesuatu yan berupa tulisan, dokumen,
naskah, yang dipergunakan oleh suatu bangsa sebagai pedoman yang
hidupnya pada masa tertentu. Menurut Tjipto Rahardjo “Sumber yang
melahirkan hukum digolongkan dari dua kategori, yaitu sumber-sumber
yang bersifat hukum dan yang bersifat sosial. Sumber shukum yang
bersifat hukum merupakan sumber yang diakui oleh hukum sendiri
sehingga secara langsung bisa melahirkan atau menciptakan hukum.
2. Sumber Hukum Formal dan materil
- Sumber hukum formal merupakan tempat atau sumber dari mana
suatu peraturan memperoleh kekuatan hukum. Hal ini berkaitan
dengan bentuk atau cara yang menyebabkan peraturan hukum itu
formal berlaku. Yang diakui umum sebagai sumber hukum formal
ialah UU, Perjanjian antarnegara, yurisprudensi dan kebiasaan.
- Sumber hukum materil adalah tempat darimana materi itu diambil.
Sumber hukum materil ini merupakan faktor yang membantu
pembentukan hukum, misalnya hubungan sosial, hubungan kekuatan
politik, situasi sosial ekonomis, tradisi(pandangan keagamaan,
kesusilaan), hasil penelitian ilmiah, perkembangan
internasional,keadaan geografis, Dll.
3. Sumber HTN Republik Indonesia.
Pancasila sebagai sumber hukum indonesia. Pancasila dinyatakan
sebagai sumber segala sumber hukum, arti dari kalimat tersebut adalah
bahwa pandangan hidup, cita-cita hukum, perikemanusiaan, keadilan
sosial, serta tujuan hidup bangsa harus sesuai dengan pancasila serta tidak
menyimpang dari pancasila.
D. Asas-Asas yang Termuat atau yang Dianut UUD 1945
1. Asas Pancasila
Seperti yang kita ketahui secara umum, salah satu makna
pancasila sebagai ideologi negara ialah pancasila menjadi sumber dari
segala sumber hukum. Nilai pancasila harus menjiwai segala hukum yang
ada di negara ini. Termasuk diantaranya ialah hukum tata negara di
indonesia. Maka dari itu, asas hukum tata negara diindonesia yang pertama
kita bahas ialah asas pancasila.
2. Asas kekeluargaan
3. Asas kedaulatan rakyat
Sejarah kemerdekaan mengajarkan pada kita bahwa kehendak
rakyatlah yang mampu mengantarkan negara ini pada kemerdekannya
setelah melalui kungkungan berbagai bangsa penjajah selama lebih dari
350 Tahun. Maka dari itu, Teori kedaulatan yang dianut oleh negara
indonesia adalah teori kedaulatan rakyat. Didalam teori ini, Kekuasaan
tertinggi berada ditangan rakyat. Kekuasaan tertinggi itu juga berasal dari
rakyat. Teori ini sangat bersesuaian dengan bentuk pemerintahan yang
digunakan oleh indonesia, Yaitu demokrasi pancasila.
4. Asas pembagian kekuasaan
Dinegara indonesia ini, agar penyelenggara negara dapat berjalan
dengan efektif dan efisien, maka digunakan pembagian kekuasaan yang
teori Montesqueu, Yaitu kekuasaan legislatif yang berkuasa membentuk
Undang-Undang, Kekuasaan eksekutif yang melaksanakan Undang-
undang, dan kekuasaan yudikatif yang bertugas mengadili pelanggaran
Undang-undang. Dengan adanya pembagian kekuasaan ini, maka check
and balances dapat terjadi. Arti dari check and balances adalah diantara
lembaga negara dapat terjadi saling mengawasi dan saling mengimbangi.

Anda mungkin juga menyukai