Anda di halaman 1dari 11

STUDI PERILAKU KONSUMEN: PENGARUH PERUBAHAN TRANSAKSI

KONVENSIONAL KE DIGITAL DALAM TINJAUAN PERILAKU KONSUMEN


SHOPEE DI PONDOK PESANTREN ANWAR FUTUHIYYAH

Banu Nur Widiyanto, Chasna Muna Fauzizah, Inayatur Robbaniyah


Muhammad Arif Rohman
Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Nadlatul Ulama’ Yogyakarta
Jl. Lowanu No.47,Sorosutan, Kec. Umbulharjo, Kota Yogyakarta

ABSTACT

This study aims to determine the factors that influence consumer behavior among students in
e-commerce transactions, especially in Shopee. By using a qualitative approach, the theory of
consumer behavior and the research object of the students of Anwar Futuhiyyah Islamic
boarding school, this study concluded that the consumption behavior of students when making
purchase decisions on E- Commerce Shopee is influenced by various transactions, namely Cash
on Delivery (COD), Shopee pay, bank transfer, spayletter. Every decision and behavior of every
consumer, namely the students of the Anwar Futuhiyyah Islamic boarding school, is a concrete
manifestation of the factors that surround them.

ABSTRAK : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumen di kalangan santri dalam bertransaksi di e-commerce, khususnya di Shopee. Dengan
menggunakan pendekatan kualitatif, teori perilaku konsumen, dan obyek penelitian santri di
pondok pesantren anwar futuhiyyah, penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa perilaku
konsumsi santri dalam pengambilan keputusan pembelian di E-Commerse Shopee yang di
pengaruhi beberapa transaksi yaitu cash on delivery (COD), Shopee pay, transfer bank,
spayleter. Setiap keputusan maupun perilaku setiap konsumen yaitu santri pondok pesantren
anwar futuhiyyah merupakan sebuah wujud nyata dari faktor-faktor yang ada disekitarnya.

Latar Belakang

Perkembangan dunia digital dan pemerintah yang mendukung transformasi digital


menjadi tantangan yang berat untu beberapa perusahaan ritel karena hal tersebut membuat
perubahan tren belanja konsumen. Transaksi digital yang berkembang semakin memudahkan
konsumen untuk mendapatkan barang yang diinginkan tanpa keluar rumah. Sehingga untuk
mengatasinya beberapa industri ritel melakukan efisiensi toko fisik dan mulai masuk ke dunia
online. Persepsi konsumen mengenai jarak, harga, promosi, tempat yang telah ditetapkan oleh
perusahaan selama ini yang mempengaruhi perubahan perilaku konsumen (Kotler dan Keller,
2012). Kemudahan yang ditawarkan oleh toko online merupakan alasan terbesar terjadinya
pola perilaku pembelian berubah dari toko offline ke toko online, namun kemudahan yang
ditawarkan masih banyak faktor yang membuat konsumen ragu untuk berbelanja online
diantaranya risiko penipuan baik dalam segi kualitas maupun sistem pembayaran (Fakri, 2016).
Oleh karena itu, biasanya apabila risiko penggunaan dapat diatasi dengan baik maka
kemudahan dan kepercayaan konsumen dapat membuat konsumen melakukan repeat order.

E-commerce saat ini merupakan tempat proses transaksi jual beli yang paling sering
digunakan karna kemudahan dan efisiensi dalam bertransaksi. Untuk meningkatkan efisiensi
dan kenyamanan konsumen, e-commerce menyediakan berbagai macam layanan keuangan
agar memfasilitasi pembayaran pada transaksi e-commerce lebih mudah salah satunya
pembayaran menggunakan fitur Cash On Delivery (COD). Cash On Delivery (COD)
merupakan alternatif metode pembayaran yang dilakukan langsung di situs setelah pembeli
menerima pesanan dari kurir.

Perkembangan zaman saat ini menuntut konsumen bersikap pintar, cermat, efisien dan
efektif dalam memilih produk yang diinginkan. Dengan adanya sikap itu, maka konsumen tidak
akan kecewa dengan apa yang telah mereka beli (action). Oleh karena itu pelanggan
menjalankan pengaruh dominan pada semua yang dilakukan perusahaan. Tidak mengherankan
bahwa studi perilaku konsumen memiliki akar utamanya di dalam bidang ekonomi, dan yang
lebih baru, dalam bidang pemasaran. Dalam kehidupan sehari-hari konsumen dihadapi dengan
berbagai kebutuhan yang tiada henti, salah satunya kebutuhan dalam memilih sebuah produk.
Karena memang pada dasarnya manusia tidak lepas dari kebutuhan dan tidak akan terpuaskan
dari kebutuhan mereka. Dengan meningkatnya permintaan konsumen dari berbagai produk,
maka produsen berusaha akan memenuhi kebutuhan yang konsumen inginkan. Dengan itu,
produsen menciptakan berbagai produk yang bervariatif serta barbagai pilihan produk itu
sendiri. Bahkan produsen akan menciptakan produk yang sebelumnya belum pernah
dibutuhkan oleh konsumen. Inovasi-inovasi inilah yang menjadi dilema bagi konsumen,
apakah mereka akan mengambil keputusan berdasarkan keinginan atau kebutuhan. Masing-
masing pihak memberikan sesuatu yang bernilai kepada pihak lain dengan tujuan memenuhi
kebutuhan mereka masing-masing. Maka, konsumen akan melihat faktor-faktor apakah yang
cocok bagi mereka, sehingga mereka dapat mengambil keputusan yang tepat dan bermanfaat
bagi kehidupannya.

Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana pengaruh perubahan transaksi konvensional ke digital dalam perilaku


konsumen Shoopee di Pondok Pesantren Anwar Futuhiyyah?
2. Bagaimana melakukan perbandingan kepuasan konsumen pada fitur Cash on Delivery
(COD) dan Shopee Pay di Pondok Pesantren Anwar Futuhiyyah?
3. Bagaimana pengaruh free ongkos kirim terhadap kepuasan konsumen pada fitur Cash
on Delivery (COD) dan Shopee Pay?
4. Apa sistem pembayaran yang efektif bagi masa depan dan apa alasannya?

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian

Tujuan penelitian mengenai pengaruh perubahan transaksi konvensional ke digital dalam


perilaku konsumen Shopee di Pondok Pesantren dapat bervariasi tergantung pada fokus
penelitian yang dilakukan. Beberapa tujuan umum penelitian tersebut antara lain:

1. Memahami perilaku konsumen: Penelitian ini bertujuan untuk memahami perubahan


perilaku konsumen di Pondok Pesantren dalam melakukan transaksi belanja melalui
platform digital seperti Shopee. Hal ini meliputi aspek-aspek seperti preferensi
pembayaran, kebiasaan berbelanja, preferensi produk, dan harapan terhadap
pengalaman berbelanja.
2. Menganalisis faktor-faktor pengaruh: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen Pondok Pesantren dalam beralih dari
transaksi konvensional ke transaksi digital menggunakan Shopee. Faktor-faktor ini
dapat mencakup kemudahan akses, keamanan transaksi, kualitas pelayanan, dan fitur-
fitur yang ditawarkan oleh platform.
3. Mengidentifikasi manfaat dan hambatan: Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi manfaat dan hambatan yang dirasakan oleh konsumen Pondok
Pesantren dalam menggunakan transaksi digital melalui Shopee. Manfaat dapat
mencakup kenyamanan, kecepatan, dan variasi produk, sementara hambatan dapat
meliputi kekhawatiran terhadap keamanan data pribadi, ketidakfamiliaran dengan
teknologi digital, atau keterbatasan akses internet.
4. Mencari solusi yang sesuai: Penelitian ini bertujuan untuk mencari solusi atau
rekomendasi yang sesuai bagi Shopee atau pihak terkait lainnya untuk meningkatkan
pengalaman konsumen Pondok Pesantren dalam bertransaksi secara digital.
Rekomendasi tersebut dapat berupa pengembangan fitur-fitur khusus, perbaikan pada
sistem keamanan, atau peningkatan aksesibilitas bagi konsumen di daerah Pondok
Pesantren

Manfaat Penelitian

1. Pengembangan strategi bisnis: Hasil penelitian dapat memberikan pemahaman yang


lebih baik tentang perilaku konsumen di Pondok Pesantren dan membantu Shopee atau
bisnis e-commerce lainnya untuk mengembangkan strategi bisnis yang lebih efektif.
Informasi ini dapat digunakan untuk meningkatkan layanan, mengoptimalkan
pengalaman pengguna, dan menarik lebih banyak konsumen di segmen ini.
2. Penyempurnaan platform: Temuan penelitian dapat memberikan wawasan berharga
tentang preferensi dan kebutuhan konsumen di Pondok Pesantren. Hal ini dapat
membantu Shopee untuk menyempurnakan platform mereka dengan menyesuaikan
fitur-fitur, pilihan pembayaran, atau aspek lainnya untuk memenuhi harapan konsumen
yang khas di lingkungan Pondok Pesantren.
3. Peningkatan inklusi digital: Penelitian ini dapat membantu meningkatkan inklusi digital
di Pondok Pesantren dengan mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dihadapi oleh
konsumen dalam menggunakan transaksi.

Landasan Teori dan Model Penelitian

Landasan Teori

Pengaruh perubahan transaksi konvensional ke digital dalam perilaku konsumen Shopee di


Pondok Pesantren dapat dikaji dengan menggunakan beberapa landasan teori. Berikut adalah
beberapa landasan teori yang relevan untuk menjelaskan fenomena ini:
1. Teori Inovasi Teknologi: Teori ini menjelaskan adopsi dan difusi teknologi baru oleh
individu dan kelompok. Dalam konteks ini, perubahan transaksi konvensional ke digital
di Shopee dapat dipandang sebagai inovasi teknologi. Teori ini mengemukakan bahwa
adopsi teknologi baru dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti keuntungan yang
dirasakan, kemudahan penggunaan, kompatibilitas dengan nilai-nilai dan norma-norma
yang ada, serta faktor sosial seperti pengaruh orang lain. Dalam kasus Pondok
Pesantren, faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi perilaku konsumen dalam
mengadopsi dan menggunakan platform Shopee.
2. Teori Perilaku Konsumen: Teori ini mempelajari alasan di balik keputusan konsumen
dalam memilih produk atau jasa tertentu. Dalam konteks ini, perubahan transaksi
konvensional ke digital dapat mempengaruhi perilaku konsumen di Pondok Pesantren.
Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam konteks ini termasuk
kebutuhan dan keinginan konsumen, persepsi mereka terhadap manfaat transaksi
digital, kepercayaan terhadap platform digital, dan faktor harga. Selain itu, faktor
budaya dan nilai-nilai yang ada di Pondok Pesantren juga dapat mempengaruhi perilaku
konsumen dalam mengadopsi transaksi digital.
3. Teori Nilai Pelanggan: Teori ini menekankan pentingnya nilai yang dirasakan oleh
pelanggan dalam mempengaruhi keputusan mereka dalam membeli produk atau
menggunakan jasa tertentu. Dalam konteks ini, perubahan transaksi konvensional ke
digital dapat mempengaruhi nilai yang dirasakan oleh konsumen Pondok Pesantren.
Misalnya, kenyamanan berbelanja secara online, variasi produk yang lebih banyak,
harga yang lebih kompetitif, dan layanan pelanggan yang baik dapat meningkatkan nilai
yang dirasakan oleh konsumen. Nilai-nilai ini akan mempengaruhi perilaku konsumen
dalam menggunakan platform Shopee.

Model Penelitian

Mencari perubahan perilaku konsumen suatu populasi dengan menggunakan kuesioner


biasanya termasuk dalam metode penelitian kuantitatif. Hal ini karena metode penelitian
kuantitatif bertujuan untuk mengukur variabel-variabel tertentu dengan menggunakan data
numerik yang dihasilkan dari alat pengumpulan data seperti kuesioner.

Dalam hal ini, kuesioner dapat digunakan untuk mengukur perubahan perilaku
konsumen dalam suatu populasi, dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan tertentu tentang
perilaku konsumen yang ingin diketahui. Data yang diperoleh dari kuesioner dapat dianalisis
secara statistik untuk menemukan perbedaan dalam perilaku konsumen sebelum dan sesudah
perubahan, serta untuk menentukan apakah perubahan tersebut signifikan secara statistik.

Hepotesis Penelitian

Hipotesis: Terdapat pengaruh positif yang signifikan dari perubahan transaksi konvensional ke
digital terhadap perilaku konsumen Shopee di Pondok Pesantren Anwar Futuhiyyah.

Penelitian ini akan berfokus pada pengaruh perubahan transaksi dari cara konvensional
ke digital terhadap perilaku konsumen Shopee di Pondok Pesantren Anwar Futuhiyyah. Dalam
hipotesis tersebut, diasumsikan bahwa perubahan transaksi tersebut memiliki pengaruh positif
yang signifikan terhadap perilaku konsumen di lingkungan tersebut. Untuk menguji hipotesis
tersebut, peneliti dapat melakukan survei atau wawancara kepada konsumen Shopee di Pondok
Pesantren Anwar Futuhiyyah untuk memperoleh data tentang perilaku konsumen dan
perubahan transaksi. Selanjutnya, data yang telah dikumpulkan dapat dianalisis menggunakan
metode statistik untuk menguji hipotesis tersebut.

Desain Penelitian (Survey)

Populasi : Masyarakat di Pondok Pesantren Anwar Futuhiyyah

Sampel : 33 Orang

Instrumen penelitian : Kuesioner

Alat pengumpulan data : Analisis deskriptif Google Form

Teknik pengumpulan data : Survey

Tahap penelitian : 1. Membuat kuesioner

2. Mengumpulkan data lewat kuesioner

3. Menganalisis hasil kuesioner


Hasil Penelitian

Untuk mengumpulkan informasi tentang perubahan perilaku konsumen dalam suatu populasi,
terdapat beberapa model kuesioner yang dapat digunakan, tergantung pada tujuan dan variabel
yang ingin diukur.

Model kuesioner yang kami gunakan untuk mengumpulkan informasi tentang perubahan
perilaku konsumen adalah Kuesioner demografis: Kuesioner demografis mengumpulkan
informasi tentang karakteristik demografis responden, seperti usia, jenis kelamin, pendidikan,
dan pekerjaan. Kuesioner ini dapat membantu dalam mengidentifikasi kelompok-kelompok
yang berbeda dalam populasi dan perubahan perilaku konsumen yang mungkin terjadi dalam
kelompok-kelompok tersebut.

Kuesioner demografis biasanya termasuk dalam metode penelitian kuantitatif karena bertujuan
untuk mengukur karakteristik demografis responden dengan menggunakan data numerik yang
dihasilkan dari alat pengumpulan data seperti kuesioner. Data yang diperoleh dari kuesioner
demografis dapat dianalisis secara statistik untuk mengidentifikasi kelompok-kelompok yang
berbeda dalam populasi, seperti kelompok usia atau kelompok pendidikan, dan untuk
menentukan perubahan perilaku konsumen yang mungkin terjadi dalam kelompok-kelompok
tersebut.

Berikut adalah hasil serta analisis dari kuesioner yang kami kumpulkan.

Diagram Kuesioner 1
Kuesioner yang kami kumpulkan diikuti oleh 33 responden yang ada di Pondok Pesantren Anwar
Futuhiyyah yang terdiri dari santri, alumni, ustadz-ustadzah, hingga pengasuh pondok pesantren.

Diagram Kuesioner 2

Responden dari kuesioner ini 66,7% (22 responden) di rentang usia 16-20 tahun; 30,3% (10 responden)
nya di rentang usia 21-25 tahun; dan 3% (1 responden) nya di usia lebih dari 25 tahun. Mayoritas
responden pada kuesioner ini berusia 16-20 tahun.

Diagram Kuesioner 3

Dari hasil kuesioner tersebut, didapatkan informasi bahwa 97% (32 orang) dari responden di Pondok
Pesantren Anwar Futuhiyyah adalah pengguna Shopee. Dan 3% (1 orang) respondennya bukanlah
pengguna Shopee.
Diagram Kuesioner 4

Salah satu survey yang kami lakukan adalah untuk mengetahui metode pembayaran yang
sering digunakan para responden. 66,7% jawaban responden memilih Cash on Delivery sebagai
metode pembayaran; 48,5% jawaban responden memilih Shopeepay sebagai metode
pembayaran; 15,2% jawaban responden memilih Transfer Bank sebagai metode pembayaran;
dan 0 suara untuk metode pembayaran S-Payletter.

Diagram Kuesioner 5

Dari kuesioner di atas 42,4% (14 responden) lebih sering berbelanja online dengan
menggunakan metode cashless karena memudahkan pembeli atau penggunaan di pondok
pesantren Anwar Futuhiyyah dan 39,4% (13 responden) dalam metode cashless tidak
berpengaruh bagi penggunanya, Tentunya responden memilih metode pembayaran tersebut
bukan tanpa alasan. Dalam kuesioner, responden memberikan alasan mengapa mereka memilih
metode pembayaran tersebut, dan mengapa tidak memilihnya. 3% (1 responden) lebih jarang
berbelanja online karena adanya pembayaran metode cashless sehingga membuat pengguna
atau pembeli ribet dikarenakan harus mengisi saldo dahulu sebelum bertransaksi. Dan
tanggapan dari lainya metode cashless nampaknya akan sangat berguna, salah satunya
berbelanja online sekiranya sulit di dapat atau mahal di pasaran offline, agar pengeluran untuk
berbelanja lebih tepat dan bermanfaat.

Diagram Kuesioner 6

Dari kusioner diatas 72,7% (24 responden) memilih pembayaran cashless karena lebih
memudah kan pengguna dan dapat lebih nyaman karena tidak perlu membawa uang tunai
dalam jumlah tertentu atau menukar uang saat melakukan pembelian, adapun 9,1% (3
responden) tidak suka atau kesulitan dalam memakai metode pembayaran chasless dikarenakan
sangat menyulitkan dan 18,2% responden tidak berdampak dalam pembayaran cashless.

Diagram Kuesioner 7

Dari kusioner diatas 55,5% (18 responden) lebih memilih menggunakan metode cashless
dikarenakan banyak nya voucher gratis ongkir sehingga membuat kenyamanan pengguna dan
45,5% (15 responden) memilih pembayaran Cash on Delivery (COD) karena lebih mengurangi
resiko penipuan pembayaran dan bisa dibayar ketika barang sampai tujuan dan ada jugaa 3%
(1 responden) yang lebih memilih membeli barang tersebut ketika mendapat kan voucher gratis
ongkir dan ketika bisa cash on delivery (COD).

Diagram Kuesioner 8

Dalam kuesioner ini banyak yang memilih metode cashless (Shopee Pay/Transfer Bank, dll)
dengan 69,7% ( 23 responden) Metode cashless akan lebih banyak digunakan kedepannya
karena lebih praktis serta kita dapat melakukan transaksi di manapun, karena memudahkan
para pengguna Zaman sekarang yang tidak mau keluar rumah (males), karena melihat jaman
sekarang serba canggih dan instan maka pembayaran dengan metode cashless. Metode
pembayaran cashless lebih mudah dan praktis dan tentunya lebih banyak promo yang tersedia
kedepannya perekonomian akan lebih mudah dilakukan dengan kecanggihan tekhnologi dan
tentunya hal tersebut akan mempermudah transaksional dalam jual beli lebih praktis karena
lebih efektif dan mudah baik dari segi pemesan, penjual dan kurir yang lagi buru – buru. 30,3%
( 10 Responden ) memilih Cash on Delivery (COD) lebih simpel dan Tidak perlu khawatir jika
barang tidak sampai hanya membayar jika barang sudah diterima dengan baik. Karena sangat
memudahkan pembayaran, tidak ribet, banyak diskon,ya karena zaman sekarang memang
semua serba mudah. Tetapi dengan pembayaran metode tersebut banyak terjadi kekeliruan yg
mengakibatkan pembayaran bisa salah atau nominalnya berlibihan lebih mudah karena
membayarnya pada saat barang datang karena banyak diskon disetiap bulannya, jadi saya
sangat menyukainyaa lebih mudah dan praktis. Dan 0% Responden dalam SpayLatter
merupakan metode pembayaran yang cara membayarnya dengan mencicil ketika membeli
sesuatu melalui suatu platform.

Anda mungkin juga menyukai