Anda di halaman 1dari 8

Hal : Permohonan Judul Skripsi

Kepada Yth : Ibu Dra. Fatma Tresno Ingtyas, M.Si


Jurusan Pendidikan Seni Tari
FT UNIMED
Di
Medan

Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Risma Maulizar Azzanna
NIM : 5193343042
Jurusan : Pendidikan Tata Busana
Prodi : Fakultas Teknik

Dengan ini memohon kepada Ibu, agar sudi kiranya menyetujui judul skripsi yang saya ajukan
dibawah ini:

No Judul Skripsi Tanda Tangan Persetujuan Keterangan


Analisa Purchase Intention Terhadap
Produk Sustainable Clothing Di

1. Indonesia Menggunakan Structural


Dr. Nining Tristantie, S.Pd., M.Ds
Equation Modeling (Sem)
NIP. 197506201999032001

Pengembangan Instrumen
Pengukuran Keterampilan Desain
2. Busana dalam Mempersiapkan
Siswa dalam Industri Fashion Dr. Nining Tristantie, S.Pd., M.Ds
Berkelanjutan NIP. 197506201999032001

Efektivitas Media Sosial Pinterest


Terhadap Peningkatan Kereativitas

3. Siswa SMK Kejuruan Tata Busana


Dr. Nining Tristantie, S.Pd., M.Ds
Dalam Penciptaan Desain Tata Busana
NIP. 197506201999032001

Demikianlah Permohonan ini saya ajukan dan atas perhatian Ibu, saya Ucapkan terima kasih.

Medan, 25 September 2023

Permohonan
Judul Skripsi : Analisa Purchase Intention Terhadap Produk Sustainable Clothing Di Indonesia
Menggunakan Structural Equation Modeling (SEM)

A. Latar Belakang Masalah


Fashion merupakan salah satu sektor penting dalam pengembangan industri dan ekonomi kreatif di
Indonesia. Terbukti sejak tahun 2018 industri fashion mampu menjadi penyumbang terbesar kedua terhadap
produk domestik bruto nasional (GDP) Indonesia. Permintaan produk pakaian terus mengalami peningkatan
setiap tahun sehingga membuat pesanan pakaian juga meningkat. Data Statistik Ekonomi Kreatif tahun 2020
dari Kemenparekraf menunjukkan bahwa nilai ekspor ekonomi kreatif dari industri fashion dalam satu
dekade terakhir merupakan yang tertinggi dibanding industri lain sebesar USD 12.221,60 juta US$.1 Hal ini
terjadi karena konsumen semakin konsumtif dan mengikuti tren yang terus berubah. Perilaku belanja fashion
yang konsumtif ini juga dipengaruhi oleh perkembangan tren.
Di sisi lain, industri halal saat ini merupakan salah satu industri dalam sektor ekonomi dan
keuangan syariah yang berkembang pesat.3 Pelabelan halal menjadi perhatian secara global untuk kualitas
produk jaminan dan taraf hidup. Konsumen muslim memilih jaminan kehalalan produk dan jasa sebagai cara
ketaatan beragama, sedangkan konsumen nonmuslim untuk jaminan kebersihan, keamanan, kualitas dan sisi
etis yang ditawarkan produk barang atau jasa. Berdasarkan indikator dari Standar Global Islamic Economy
(SGIE), sektor industri halal dibagi menjadi enam subsektor, yaitu keuangan islam (Islamic finance),
makanan dan minuman (halal food), pariwisata (muslim friendly travel) fashion (modest fashion), kosmetik
dan farmasi (pharma and cosmetic), serta media dan rekreasi (media and recreation).
State of Global Islamic Economy (SGIE) Report, merupakan laporan tahunan yang hingga saat ini
menjadi sumber informasi dan referensi bagi pembangunan dan pengembangan ekonomi Islam global secara
berkala merilis laporan terkait pemberian skor dan peringkat secara keseluruhan untuk beberapa negara, yang
kemudian dijabarkan berdasarkan sektornya. Diantara enam subsektor industri syariah posisi Indonesia
dalam modest fashion paling menjanjikan dibanding subsektor lainnya karena selalu berada di peringkat 5
teratas sebagaimana laporan resmi yang dirilis SGIE. Subsektor modest fashion Indonesia berdasarkan
Global Islamic Economy Report 2019/2020 terdata jumlah pengeluaran muslim untuk pakaian dan alas kaki
diestimasi mencapai 283 miliar US Dollar pada tahun 2020 atau setara dengan 4.000 triliun rupiah. Jumlah
pengeluaran ini diproyeksikan tumbuh sebesar 6% pada tahun 2024.
Berdasarkan report yang sama, Indonesia menduduki peringkat ketiga dalam subsektor modest
fashion setelah UAE dan Turki yang perhitungannya didasarkan pada nilai produksi dan konsumsi di setiap
negara. Saat ini Indonesia mempunyai peringkat tertinggi dalam sektor modest fashion karena nilai konsumsi
di sektor fashion yang tinggi mencapai 21 miliar USD pada tahun 2020 atau setara dengan 300 triliun
rupiah.6 Namun sangat disayangkan Indonesia belum termasuk ke dalam lima negara pengekspor modest
fashion terbesar ke negara-negara OKI. Subsektor modest fashion mengalami pertumbuhan tertinggi dan
memiliki banyak ruang untuk berkembang seiring pertumbuhan masyarakat kelas menengah muslim dunia,
serta semakin terintegrasinya sistem distribusi dan logistik antar daerah dan negara
Konsumen Muslim di seluruh dunia memiliki keragaman budaya dan secara geografis tersebar
diberbagai wilayah. Hal ini mendorong peluang pasar yang sangat besar. Tidak kurang dari 2 (dua) triliun
dolar perputaran uang yang dihasilkan dari sirkulasi, transaksi produk, dan jasa serta gaya hidup.
Perkembangan fashion muslim di tanah air mengalami kemajuan yang sangat pesat. Saat ini kesadaran
wanita maupun pria muslim dalam menggunakan pakaian tertutup atau fashion muslim sesuai dengan syariat
Islam membuat permintaan terhadap fashion muslim semakin meningkat. 8 Perkembangan fashion muslim di
Indonesia saat ini diyakini akan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk menjadikan salah satu
kiblat fashion muslim di dunia.
Konsumen saat ini menyukai segala hal yang praktis dan mudah. Internet digunakan sebagai media
komunikasi pribadi dan komersial. Kecenderungan perilaku konsumen mulai banyak beralih untuk
bertransaksi pembelian fashion muslim melalui marketplace sebagai salah satu sarana efektif dalam transaksi
online. Penjual dan pembeli memanfaatkan berbagai fasilitas seperti berkomunikasi langsung, rekening
bersama, dan transaksi yang lebih aman. Dengan memanfaatkan marketplace, penjual dan pembeli terbantu
karena tanpa batasan jarak dan waktu untuk berinteraksi dan bertransaksi. Marketplace menyediakan fasilitas
yang dibutuhkan namun ada kelemahan yaitu konsumen tidak dapat melakukan kontak fisik dengan penjual
dan barang yang akan dibeli tidak dapat dicoba. Digital Market Outlook menyebutkan bahwa pengguna E-
commerce di Indonesia pada tahun ini diprediksi tumbuh 15% dari total 138 juta pengguna pada tahun 2020
atau mencapai 159 juta pengggguna di tahun 2021

B. Rumusan Masalah
Penelitian ini ditulis untuk menganalisis apakah sikap terhadap pembelian (attitude toward
purchase), norma subjektif (subjective norm), kontrol perilaku yang dirasakan (perceived behavioral
control), kepedulian terhadap lingkungan (environmental concern), pengetahuan sustainable clothing
(sustainable clothing knowledge), perceived consumer effectiveness dan perilaku masa lalu (past behavior)
mempengaruhi niat pembelian (purchase intention) sustainable clothing serta bagaimana kontrol perilaku
yang dirasakan (perceived behavioral control), kepedulian terhadap lingkungan (environmental concern),
pengetahuan sustainable clothing (sustainable clothing knowledge) mempengaruhi hubungan antara sikap
terhadap pembelian (attitude toward purchase) dan niat pembelian (purchase intention) sustainable clothing
di Indonesia
C. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif menggunakan perhitungan statistik dengan menyebar kuesioner
karena rancangan penelitian ini adalah conclusive design dengan teknik cross sectional design melalui
metode survei. Data primer dari objek yang diteliti menjadi unsur utama dalam menjawab rumusan masalah
penelitian ini. Analisis data menggunakan teknik Partia lLeast Square (PLS) dengan menggunakan bantuan
alat analisis data SmartPLS 4.0. Structural Equation Model (SEM PLS)

D. Jurnal Penelitian
1. Abdillah, Willy, and Jogiyanto Hartono. Partial Least Square (PLS) : Alternatif Structural
Equation Modeling (SEM) Dalam Penelitian Bisnis. Edited by Dwi Prabantini. 1st ed.
Yogyakarta: Andi Ofset, 2015
2. Ajzen, Icek. “The Theory of Planned Behavior.” Organizational Behavior and Human Decision
Processes 50, no. 2 (1991): 179–211. https://doi.org/10.1016/0749-5978(91)90020-T
3. Arqam, Afifah Nurul Azizah Ruhul. “Analisa Purchase Intention Terhadap Produk Sustainable
Clothing Di Indonesia Menggunakan Structural Equation Modeling (SEM).” Gowa, 2021.
http://repository.unhas.ac.id/id/eprint/7288/.
4. Ha, Ngoc Thang. “The Impact of Perceived Risk on Consumers ‟ Online Shopping Intention :
An Integration of TAM and TPB Perceived Useful Ness System Char- Acteristics Perceived
Ease of Intention Behavior Ế” 10 (2020): 2029–36. https://doi.org/10.5267/j.msl.2020.2.009
5. Joo, Soohyung, Namjoo Choi, and Lindsey M. Harper. “Investigation of Factors That Influence
Public Librarians‟ Social Media Use for Marketing Purposes: An Adoption of the Technology
Acceptance Model and Theory of Planned Behavior.” Library Quarterly 89, no. 2 (2019): 137-
155. https://doi.org/10.1086/702198.
6. Leguina, Adrian. “A Primer on Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-
SEM).” International Journal of Research & Method in Education 38, no. 2 (2015): 220–21.
https://doi.org/10.1080/1743727x.2015.1005806
7. Pavlou, Paul A. “Consumer Acceptance of Electronic Commerce: Integrating Trust and Risk
with the Technology Acceptance Model.” International Journal of Electronic Commerce 7, no.
3 (April 1, 2003): 101–34. https://doi.org/10.1080/10864415.2003.11044275
8. Riptiono, Sulis. “Does Islamic Religiosity Influence Female Muslim Fashion Trend Purchase
Intention? An Extended of Theory of Planned Behavior.” Iqtishadia 12, no. 1 (2019): 12.
https://doi.org/10.21043/iqtishadia.v12i1.4384

Judul Skripsi : Pengembangan Instrumen Pengukuran Keterampilan Desain Busana dalam


Mempersiapkan Siswa dalam Industri Fashion Berkelanjutan

A. Latar Belakang Masalah


Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai bagian dari Pendidikan Menengah dalam
sistem Pendidikan Nasional memounya tujuan utama, yaitu : menyiapkan siswa untuk memasuki
lapangan kerja, mengembangkan sikap professional, mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan
dunia usaha dan industry serta menjadi warga yang produktif, adaftif dan kreatif (Dpdikbud,1993).
Produktif dalam arti mampu menghasilkan sesuatu sesuai dengan bidang keahliaanya, adaptif
maksudnya dapat menyesuaikan diri dengan keadaan atau perkembangan jaman, dan kreatif
maksudnya memiki kemampuan untuk mengembangkan ide, desain dan produk yang memenuhi
standar mutu.
Program studi tata busana termasuk dalam kelompok pariwisata berdasarkan SK Menteri
Pendidikan Republik Indonesia No. 080/U/1993 bertujuan untuk membekali siswa agar mandiri dan
memiliki pengetahuan, keterampilan, serta sikap yang terintegrasi dalam kecakapan kerja dibidang
busana sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan tuntutan dunia kerja. Untuk
mencapai tujuan tersebut siswa SMK dituntut dunia kerja. Untuk mencapai tujuan tersebut siswa
SMK dituntut mempunyai pengetahuan khusus dalam bidang desain busana. Desain busana
merupakan suatu pola rancangan busana yang sengaja dibuat manusia dari proses pemikiran atau
ide, rasa keindahan atau seni, dan mempunyai tujuan tertentu yang dituangkan dalam bentuk dua
dimensi ataupun tiga dimensi, sehingga dapat diwujudkan dalam bentuk pakaian.
Desain busana ini erat hubungannya dengan dunia mode (fashion. Merupakan cabang dari
seni rupa, dimana karya seni mempunyai suatu desain yang dihasilkan karena susunan dari unsur-
unsurnya. Unsur-unsur desain dapat berupa gairs, bidang bentuk warna, tekstur ukuran, nada gelap
terang, dan arah (sipahelut dan petrussumadi, 1991:24). Sedangkan untuk mewujudkan pola
rancangan busana yang dapat diamati dan dipakai diperlukan asas-asas atau prinsip-prinsip desain
yang meliputi keselarasan, perbandingan, keseimbangan, irama, dan pusat perhatian (chodiyah dan
Mamdy, 1982), oleh sebab itu pengetahuan mengenai unsur-unsur dan prinsip desain perlu
dipelajari dan diketahui oleh siswa. Pelajaran desain busana merupakan dasar untuk mata Pelajaran
praktek busana baik prian ataupun Wanita.
Untuk mencapau tujuan mata Pelajaran tersebut, siswa seharusnya memiliki kemmampuan
yang dijabarkan dalam tujuan intruksional. Bentuk penjabaran tersebut merupakan komposisi dari
ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Selanjutnya penjabaran dari ketiga ranah kognitif , afektif
dan psikomotr tersebut mencakup dalam proses belajar mengajar di kelas. Untuk keterampilan
desain busana ketiga ranah itu tidak dpat dipisahkan secara diskrit, namun dalam keterampilan
desain busana lebih menekankan pada gerak motoriknya, yaitu perilaku kerja. Ciri yang khusus dari
keterampilan motoric adalah hasil belajar yang dapat diperoleh sesorang akan dapat lebih sempurna,
apabia dikerjakan melalui praktek atau Latihan dengan syarat tentunya dengan balikan informatif
dari lingkungan.
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan praktek mendesain busana siswa perlu dilakukan
evaluasi. Dalam mengevaluasi diperlukan alat ukur yang dapat memberikan informasi tentang
tingkat pencapaian tujuan instruksional. Hasil pengukuran ini akan menghasilkan fakta, sedangkan
untuk menafsirkan hasil pengukuran dilakukan suatu penilaian. Slah satu alat ukur yang digunakan
mengetahui keberhasilan praktek mendesain busana adalah menggunakan tes perbuatan yang dapat
dilihat mulai dari persiapan, proses sampai hasil.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana strategi yang cocok dan efektif untuk mengembangkan alat ukur
keterampilan desain busana siswa SMK?
2. Bagaimana memperoleh validitas alat ukur yang dikembangkan untuk keterampilan
desain busana?
3. Bagaimana memperoleh reliabilitas alat ukur yang dikembangkan untuk keterampilan
desain?
C. Jurnal Penelitian
1. Azwar, S. (1987) Tes prestasi dan pengembangan pengukuran prestasi belajar.
Yogyakarta: Liberty.
2. Arifin, Z. (1991) Evaluasi instruksional. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
3. McKelvy, Kathryn and Janine Munslow. 2000. Ilustrating Fashion. New York: Blackwell
Science.
4. N Tristantie. “Technical and sociological approaches for curriculum innovation on
clothing education department”. IOP Conference Series: Materials Science and
Engineering, 306, (2018)
5. Riptiono, Sulis. “Does Islamic Religiosity Influence Female Muslim Fashion Trend
Purchase Intention? An Extended of Theory of Planned Behavior.” Iqtishadia 12, no. 1
(2019): 12. https://doi.org/10.21043/iqtishadia.v12i1.4384
6. Porrie Muliawan. 2015. Menggambar Mode dan Mencipta Busana Wanita. Jakarta:
BPK Gunung Mulia.
7. Purwanto. 2008. Evaluasi Hasil Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Sanyoto, Sadjiman.
2009. Nirmana Elemen-Elemen Seni dan Desain. Yogyakarta: Jalasutra.
8. Sousa A. David. 2012. Bagaimana Otak Belajar Edisi Keempat. Jakarta: PT.Indeks.
9. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantatif Kualitatif dan R&d. Bandung: PT.
Alfabeta
10. Tim Trend Forcaster IFC. (2017) . Grey Zone Trend Forecasting 2017-2018. Indonesia
Fashion Chamber.
Judul Penelitian : Efektivitas Media Sosial Pinterest Terhadap Peningkatan Kereativitas Siswa SMK
Kejuruan Tata Busana Dalam Penciptaan Desain Tata Busana

A. Latar Belakang Masalah


Masyarakat modern saat ini hampir tidak mungkin tidak terkena paparan media sosial.
Disadari atau tidak, media dengan segala kontennya hadir menjadi konsumsi bagi masyarakat.
Media sosial merupakan media komunikasi yang sangat efektif di massa sekarang. Selain dia
banyak menyajikan berbagai hal yang tidak diperoleh melalui media cetak. Media sosial juga
mudah digunakan oleh setiap orang.
Tidak dapat disangkal bahwa saat ini media sosial telah menjadi cara baru masyarakat
dalam berkomunikasi. Hal ini dapat berdampak pada berbagai sisi kehidupan masyarakat.
Kehadiran media sosial telah membawa dampak yang sangat signifikan. Yaitu membuat
komunikasi satu arah menjadi dialog interaktif. Tujuannya yaitu untuk memudahkan penggunanya
untuk berinteraksi pesan dalam bentuk jejaring social. Tidak mengherankan apabila media sosial
merupakan media komunikasi informasi yang menempati peringkat ke lima di Indonesia pada tahun
2019. Lembaga we are social dalam Nasrullah (2015) mempublikasikan hasil risetnya bahwa di
Indonesia saja ada 38 juta lebih pengguna internet. Dengan penggunaan internet minimal 3 jam
sehari melalui telepon genggam.
Penggunaan media sosial dibidang pendidikan merupakan salah satu pendukung yang
sangat efektif. Karena penggunaan media sosial dapat meningkatkan dan membantu terjadinya
proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat bahwa pendidikan pada jaman sekarang ini baik
pendidikan formal, nonformal, informal banyak dibantu dengan teknologi khususnya media sosial.
Dapat dilihat bahwa media sosial saat ini telah menjadi kebutuhan bagi setiap orang khususnya
mahasiswa. Kehadiran media sosial tersebut dapat memudahkan mahasiswa untuk mencari
pengetahuan dan inovasi yang ada di luar kampus. Dengan adanya media sosial pinterest yang
penuh dengan multimedia seperti foto. Maka dengan begitu media sosial pinterest memungkinkan
untuk dapat mencari inspirasi dan dikembangkan menjadi hal yang lebih menarik lagi. Sehingga
dapat menambah kualitas pengetahuan yang ada di sekolah.
Adapun pinterest merupakan media sosial yang banyak digunakan untuk mengunggah
karya visual dan mengedepankan multimedia dari berbagai website. Sehingga siswa tata busana
lebih mudah untuk mencari pengetahuan mengenai desain. Karena media sosial pinterest dapat
mengunggah foto maupun gambar dari suatu artikel yang terlihat. menarik untuk dibagikan. Foto
yang dibagikan tersebut menyebabkan pinterest banyak digunakan oleh para desainer untuk mencari
inspirasi. Inspirasi yang diperoleh biasanya memang lebih akurat ditambah dengan bentuk visual
yang terdapat di dalam pinterest.
Berdasarkan penjelasan di atas media pinterest dapat digunakan oleh siswa untuk
memperoleh dan memperkaya ilmu dan pengetahuannya di bidang tata busana. Maka dengan itu
peneliti tertarik untuk mengetahui dan melihat apakah siswa SMK jurusan tata busana
menggunakan dan dapat meningkatkan pengetahuan dari media pinterest ini dalam
mengembangkan ilmunya di bidang tata busana.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Kreativitas siswa sebelum dan sesudah menggunakan aplikasi media sosial pinterest?
2. Bagaimana Kreativitas siswa dalam mendesain busana sebelum maupun setelah menggunakan
aplikasi media sosial pinterest
3. Apakah Media Sosial Pinterest Efektif terhadap Peningkatan Pengetahuan siswa SMK Tata Busana?

C. Jurnal Penelitian
1. Bestari, A.G. (2011). Menggambar Busana Dengan Teknik Kering. Yogyakarta :
KTSP/05/2011. Prapti Karomah, Sicilia Sawitri. (1998).
2. Pengetahuan Busana. Yogyakarta : FPTK IKIP Yogyakarta. Sitepu. (2014) .
3. Pengembangan Sumber Belajar. Jakarta : Rajawali Pers. Utami Munandar (2002) .
4. Kreativitas dan Keterbakatan. Jakarta : PT. Gramedia.
5. Sri Widarwati, dkk (2014). Implementasi Alat Evaluasi Menggambar Busana di SMK
Swasta Kelompok Pariwisata Kabupaten Sleman. Jurnal Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan. Volume 22, Nomor 2.
6. Ilham Marsudi, Nuryadin. (2007). Pembelajaran Berbasis Kreativitas untuk
Meningkatkan Pencapaian Kompetensi Mahasiswa Bidang Aplikasi Komputer. Jurnal
Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Volume 16, No. 1.
7. Meilinda, Nurly. 2018. Peran Media Sosial sebagai Penyebaran Informasi Akademik
pada Mahasiswa. Journal Of Society & Media. 2(1) : 53-64.
8. Gedeian. 1991. Organization Theory and Design. Mc Graw – Hill, New York.
9. Karjaluoto, E. 2010. A primer in Social Media. A. smash LAB White Papper

Anda mungkin juga menyukai