Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH INTENSITAS PENGGUNAAN FLASH SALE

TERHADAP PEMBELIAN IMPULSIF PADA


PENGGUNA E-COMMERCE

1
Mutia Dwiranti Nuraini
2
Dr. Hj,. Dini Riani, S.E.,M.M. 3Dr. Saiful Almujab M.Pd
1 ,2 , 3
Universitas Pasundan, Bandung, Jawa barat
Alamat e-mail : 1mdwrntn@gmail.com
2
diniriani@unpas.ac.id 3saifulalmujab@unpas.ac.id

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui intensitas penggunaan flash sale dan
tingkat pembelian impulsif siswa SMA Pasundan kelas XI Jurusan IPS se-Kota
Cimahi, untuk mengetahui pengaruh intensitas penggunaan flash sale terhadap
pembelian impulsif pada siswa pengguna e-commerce di SMA Pasundan kelas XI
Jurusan IPS se-Kota Cimahi dan bagaimana implementasi hasil penelitian dalam
kajian bidang pendidikan. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode survey
dengan pendekatan kuantitatif, sampel berjumlah 132 responden dengan teknik
pengumpulan data menggunakan angket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
intensitas penggunaan flash sale pada siswa pengguna e-commerce di SMA
Pasundan kelas XI Jurusan IPS se-Kota Cimahi berada pada kategori sering dan
pembelian impulsif termasuk kedalam kategori tinggi, Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan intensitas penggunaan flash
sale terhadap pembelian impulsif pada pengguna e-commerce sebesar 35,6%, dan
Implementasi hasil penelitian dalam kajian bidang pendidikan adalah dengan
memberikan pemahaman mengenai fenomena flash sale dan pembelian impulsif
melalui materi strategi pemasaran, perilaku konsumen, permintaan dan penawaran
serta manajemen keuangan.
Kata Kunci : Flash sale, pembelian impulsif, e-commerce

ABSTRACT
This study aims to determine the intensity of the use of flash sales and the level of
impulse buying of Pasundan High School students in class XI Social Studies
Department in Cimahi City, to determine the effect of the intensity of the use of
flash sales on impulse buying on e-commerce users at Pasundan High School
class XI Social Studies Department in Cimahi City and how the implementation of
research results in the study of education. The research method used is a survey
method with a quantitative approach, the sample amounted to 132 respondents
with data collection techniques using a questionnaire. The results showed that the
intensity of the use of flash sales on e-commerce user students at Pasundan High
School class XI Social Studies Department in Cimahi City was in the frequent
category and impulse purchases were in the high category, the results showed
1
2

that there was a significant effect of the intensity of the use of flash sales on
impulse purchases on e-commerce users by 35.6%, and the implementation of
research results in the study of the field of education is to provide an
understanding of the phenomenon of flash sales and impulse purchases through
marketing strategy material, consumer behavior, demand and supply and
financial management.
Keywords: Flash sale, impulse buying, e-commerce

PENDAHULUAN
Perkembangan industri e-commerce di Indonesia menjadi solusi bagi
masyarakat untuk berbelanja dengan lebih efisien dan menghemat waktu sehingga
menciptakan tren belanja online yang turut serta dalam mengubah pola konsumsi
banyak konsumen (Vannisa et al., 2020). Hal tersebut berawal dari masa pandemi
Covid-19, dimana minat masyarakat dalam berbelanja online meningkat karena
kemudahannya dalam menggunakan e-commerce untuk memenuhi kebutuhan
konsumen hanya melalui sistem jaringan internet yang bisa digunakan dimanapun
dan kapanpun sehingga menjadi jalan utama untuk melakukan kegiatan jual beli.
E-commerce yang sering dikunjungi oleh masyarakat Indonesia pada suku tahun
pertama di tahun 2021 adalah Tokopedia, Shopee, Bukalapak, Blibli, JD.ID, dan
Lazada. Layanan e-commerce juga saat ini populer di kalangan anak muda dengan
hasil survey OTX dan The Inteligence Group menemukan bahwa hampir 6%
remaja berusia 13-17 tahun pernah membeli barang dan jasa melalui internet. Hal
tersebut selaras dengan yang terjadi di Indonesia di mana berdasarkan Survei
Alvara Research Center di dapatkan hasil mayoritas responden pengguna e-
commerce berusia antara 15 hingga 19 tahun, sebesar 69,9% responden generasi Z
dan 64,2% responden generasi milenial memilih Shopee sebagai platform untuk
berbelanja, yang disusul oleh Lazada dan Tokopedia untuk melakukan kegiatan
berbelanja. Berdasarkan kedua hasil survei tersebut, terlihat jelas bahwa kebiasaan
belanja online remaja telah beradaptasi dengan gaya hidup remaja perkotaan yang
dibuktikan oleh survei yang dilakukan oleh CNN Indonesia, bahwasanya
sebanyak 82,5 persen responden mengatakan bahwa para remaja selalu mengkuti
tren yang ada tanpa melihat motif apapun yang mengakibatkan timbulnya perilaku
impulsif, yaitu mereka membeli suatu barang secara spontan tanpa direncanakan
sebelumnya (Sinaga, 2018).
3

Gambar 1 Generasi Z dan Milenial pengguna E-Commerce


Gambaran tersebut juga selaras dengan tingkah laku remaja di tingkat SMA di
Kota Cimahi, salah satunya adalah tempat penelitian peneliti yaitu di SMA
Pasudan se-Kota Cimahi . Peneliti mendapatkan data bahwa para siswa
menyatakan saat berbelanja online mereka terkadang cenderung melakukan
pembelian secara spontan dikarenakan beberapa alasan, yaitu karena
kemudahannya dalam penggunaan e-commerce, banyaknya penawaran seperti
porongan harga, gratis ongkir, dan dengan adanya suatu event besar yang
menawarkan penawaran menarik seperti menjual barang dengan harga yang
sangat murah; banyaknya alternatif untuk mencari barang yang dibutuhkan,
karena ada kalanya saat berbelanja di toko fisik konsumen tidak menemukan
produk yang dicari disebabkan stok habis atau tidak tersedia; dan harga yang
relatif lebih murah . Para siswa sering melakukan perilaku impulsif jika melihat
barang yang menarik disebuah toko dan melihat tata cara pemakaian atau
kegunaan suatu produk yang sedang trend di media sosial yang menunjukkan ciri
dari pembelian impulsif tipe suggestion.
Peneliti menduga bahwa perilaku impulsif siswa diakibatkan karena
adanya persaingan antar usaha dagang online yang semakin kuat, sehingga
memungkinkan para pelaku usaha untuk terus melakukan terobosan dalam segi
produk, fasilitas layanan, maupun skema promosi untuk mendapatkan konsumen.
Hal tersebut didukung oleh penelitian terdahulu yang mengungkapkan bahwa
perusahaan berusaha untuk mengembangkan bisnisnya agar bertahan lama dengan
menggunakan strategi promosi (Nadiansyah et al., 2021). Strategi promosi yang
banyak digunakan oleh e-commerce telah menciptakan banyak model bisnis
4

inovatif termasuk didalamnya tercipta inovasi flash sale (FS). Flash sale merupakan
dampak yang timbul dari perkembangan teknologi informasi terhadap model
pemasaran baru pada e-marketplace yang memberikan diskon atau diskon khusus
pada produk yang ditawarkan dalam batas waktu tertentu dan merupakan bentuk yang
menarik dari saluran distribusi baru (Hertanto et al., 2020). Metode penjualan dengan
waktu yang terbatas dan sejumlah produk penjualan flash sale dapat mempengaruhi
pembelian impuls (Vannisa et al., 2020).
Penjualan produk dalam bentuk flash sale cocok untuk individu terutama
remaja yang sangat sadar harga dan pembelian mereka hanya akan terjadi ketika
penawaran menarik muncul (Liu et al., 2021; Nigam et al., 2020). Flash sale biasanya
akan bertahan 2-4 jam yang terdiri dari beberapa sesi setiap hari dengan barang-barang
yang dijual secara berbeda di setiap sesi. Strategi tersebut memungkinkan pasar online
untuk membangun keunggulan kompetitif dengan membangun pasar yang terdiri dari
konsumen dengan sedikit atau tanpa perencanaan pembelian sebelumnya (K. Z. K.
Zhang et al., 2018; Sareen & Agrawal, 2016; Sujata et al., 2017). Selain itu, model
promosi yang menciptakan keadaan urgensi atau ketidaksesuaian juga dapat menjadi
strategi pemasaran yang cerdik untuk menciptakan promosi dari mulut ke mulut dan
menarik lebih banyak konsumen (Babić et al., 2016; Hendrasto & Utama, 2019).
Dalam kondisi tersebut, konsumen dapat merasa bahagia ketika periode flash sale
berlangsung dan merasa sedikit tertekan karena flash sale hanya bertahan untuk
waktu yang terbatas. Hal tersebut akan membuat lebih banyak kemungkinan
untuk masyarakat melakukan pembelian melalui platform e-commerce pilihannya.
Akhirnya, strategi flash sale pada penjualan online memiliki tujuan untuk
menginduksi rasa urgensi dan memicu pembelian impuls (Chan et al., 2017; Wu et al.,
2020).
Berdasarkan fenomena yang telah dijelaskan di atas, peneliti tertarik untuk
meneliti mengenai tingkat pembelian impulsif pada siswa pengguna e-comerce
saat menggunakan fitur flash sale pada e-commerce dengan judul “Pengaruh
Intensitas Penggunaan Flash Sale Terhadap Pembelian Impulsif Pada Pengguna
E-Commerce”, dengan menggunakan subjek yang berbeda dari peneliti
sebelumnya yaitu dengan fokus pada siswa SMA Pasundan kelas XI Jurusan IPS
se-Kota Cimahi yang menggunakan aplikasi Shopee, Lazada dan Tokopedia.
5

LANDASAN TEORI
A. Flash Sale
Flash sale adalah sebuah jalur yang menyalurkan produk secara elektronik
yang digunakan untuk diskon besar-besaran dalam waktu terbatas dengan
pembelian produk atau layanan dimuka (Lee dan Lee dalam Nastiti & Nugroho,
2020). Flash sale merupakan bagian dari promosi penjualan yang mendorong
klien untuk membeli barang secara online dengan memberikan harga yang lebih
murah daripada yang ditawarkan di toko dengan waktu terbatas (Sareen &
Agrawal, 2016). Tujuan utama flash sale adalah menjual produk dengan harga
yang relatif murah dalam jumlah banyak (Sundjaja et al., 2020). Adapun
indikator flash sale menurut Belch & Belch dalam Nastiti & Nugroho (2020, hlm.
2) ialah besar potongan harga, jumlah frekuensi promosi, jangka waktu yang
digunakan, jumlah produk yang disediakan dan tolak ukur seberapa menarik
promo flash sale yang dilakukan.
B. Pembelian Impulsif
Pembelian impulsif menurut Kharis dalam Nastiti & Nugroho (2020) adalah
perilaku seseorang yang tidak merencanakan sesuatu hal ketika akan berbelanja.
Sedangkan menurut Mowen & Minor dalam Octaviyanto (2022) pembelian
impulsif adalah tindakan membeli yang awal mulanya dilakukan tanpa memiliki
maksud ataupun niat untuk membeli yang terbentuk pada saat sebelum memasuki
toko. Impulse buying merupakan suatu emosi seseorang yang timbul karena
adanya rasa ketertarikan pada suatu produk tertentu ataupun desakan dari hati
yang muncul secara tiba-tiba untuk melakukan suatu pembelian produk tanpa
memikirkan akibatnya (Anggraeni, 2016, hlm. 7). Menurut Cahyorini dan Rusfian
Impulse buying ini terdiri dari 4 indikator yaitu spontanitas; kekuatan kompulsif;
kegairahan dan stimulus; dan ketidakpedulian akan akibat (Octaviyanto, 2022,
hlm. 20).
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan
pendekatan kuantitatif Cross-Sectional yang digunakan untuk mengumpulkan
data melalui kuesioner yang disebar secara langsung ke responden. Siswa SMA
Pasundan kelas XI Jurusan IPS se-Kota Cimahi yang berjumlah sebanyak 198
6

siswa merupakan populasi dalam penelitian ini, yang kemudian dari jumlah
tersebut diambil sampel dengan perhitungan rumus Slovin dengan tingkat
kesalahan sebesar 5% yaitu didapatkan sejumlah 132 siswa. Selanjutnya untuk
proses pengolahan data peneliti menggunakan IBM SPSS Statistics 26.0 untuk
pengujian normalitas, uji hipotesis dengan menggunakan uji regresi linear
sederhana dan uji koefisien determinasi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengujian
Tabel 1. Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized Residual
N 132
a,b
Normal Parameters Mean ,0000000
Std. Deviation 6,26842884
Most Extreme Differences Absolute ,070
Positive ,042
Negative -,070
Test Statistic ,070
Asymp. Sig. (2-tailed) ,199c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

Berdasarkan hasil pengujian normalitas data menggunakan aplikasi IBM SPSS


V.26 for windows hasil uji Kolmogorv Smirnov distribusi variabel X dan Y adalah
normal. Hal ini bisa dilihat pada nilai signifikasi yang menunjukkan bahwa nilai
signifikasi yaitu > 0,05 (0,199).

Tabel 2. Hasil Uji Regresi Linear Sederhana

Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 2,492 4,334 ,575 ,566
Flash Sale ,607 ,072 ,597 8,475 ,000
a. Dependent Variable: Pembelian Impulsif
7

Pada tabel 2. dapat diketahui bahwa nilai costant (a) pada kolom B adalah
sebesar 2,492, sedangkan nilai intensitas penggunaan flash sale (b/ koefisien
regresi) adalah sebesar 0,607, sehingga persamaan regresinya adalah sebagai
berikut, dengan Y adalah pembelian impulsif dan X merupakan Intensitas
penggunaan flash sale :
Y = a + bX
Y = 2,492 + 0,607X
Pada hasil pengolahan data pada IBM SPSS v.26 diatas terdapat nilai
koefisien regresi sebesar 0,607 yang artinya bahwa setiap penambahan 1% nilai
intensitas penggunaan flash sale (X), maka nilai pembelian impulsif (Y)
bertambah sebesar 0,607. Koefisien regresi tersebut bernilai positif, sehingga
dapat dikatakan bahwa arah pengaruh variabel X terhadap Y adalah positif. Hal
ini juga dapat dilihat berdasarkan nilai signifikansi dari tabel Coefficients
diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 dan diketahui nilai t hitung sebesar
8,475 >t tabel 1,97838, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel intensitas
penggunaan flash sale (X) berpengaruh terhadap variabel pembelian impulsif (Y).
Tabel 3.. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 ,597 ,356 ,351 6,29249
a. Predictors: (Constant), Flash Sale

Sumber : Hasil Pengolahan Data IBM SPSS v.26 for windows

Pada data tabel 3 menjelaskan besarnya nilai korelasi/hubungan (R) yaitu


sebesar 0,597. Dari output tersebut diperoleh koefisien determinasi (R Square)
sebesar 0,356, yang berarti bahwa pengaruh variabel bebas (intensitas penggunaan
flash sale) terhadap variabel terikat (Pembelian impulsif) adalah sebesar 35,6%
dan juga berarti bahwa 35,6% pembelian impulsif dipengaruhi oleh intensitas
penggunaan flash sale, sedangkan 64,4% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
diteliti oleh peneliti.
8

B. Pembahasan
1. Bagaimana intensitas penggunaan flash sale siswa SMA Pasundan kelas
XI Jurusan IPS se-Kota Cimahi?
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, secara keseluruhan pada
variabel X dengan menggunakan analisis deskriptif memperoleh rata-rata dari
hasil jawaban responden sebesar 4,001 sehingga dapat disimpulkan bahwa
intensitas penggunaan flash sale siswa SMA Pasundan kelas XI Jurusan IPS se-
Kota Cimahi bernilai tinggi dengan pernyataan responden yang rata-rata
jawabannya berada pada kategori setuju/sering.
2. Bagaimana tingkat pembelian impulsif siswa SMA Pasundan kelas XI
jurusan IPS se-Kota Cimahi?.
Berdasarkan hasil pengujian mengggunakan analisis deksriptif, didapatkan
hasil rata-rata dari 11 butir pernyataan variabel Y adalah sebesar 3,54, sehingga
dapat disimpulkan bahwa pembelian impulsif siswa SMA Pasundan kelas XI
Jurusan IPS se-Kota Cimahi termasuk kedalam kategori tinggi dengan pernyataan
responden yang rata-rata jawabannya berada pada kategori setuju. Hal ini juga
menunjukkan responden setuju bahwa pembelian impulsif dipengaruhi oleh
intensitas penggunaan flash sale.
3. Apakah terdapat pengaruh intensitas penggunaan flash sale terhadap
pembelian impulsif siswa SMA Pasundan kelas XI Jurusan IPS se-Kota
Cimahi?
Flash sale adalah praktik penjualan di mana produk atau layanan yang
ditawarkan dengan memberikan dikson besar dalam periode waktu yang terbatas.
Tujuan dari flash sale ini adalah untuk mendorong konsumen agar segera
membeli produk tersebut karena adanya tekanan waktu dengan penawaran yang
terbatas sehingga hal tersebut cenderung merangsang perilaku pembelian impulsif.
Pembelian impulsif adalah pembelian yang dilakukan tanpa perencanaan atau
pertimbangan yang matang.
Intensitas penggunaan flash sale yang terlalu sering membuat konsumen
sering kali terjebak dalam dorongan untuk mendapatkan penawaran yang
menggiurkan, meskipun sebenarnya mereka tidak membutuhkan produk atau
suatu layanan secara mendesak. Waktu yang terbatas pada flash sale menciptakan
9

keadaan urgensi bagi konsumen, sehingga konsumen mengabaikan pertimbangan


rasional mengenai apakah produk tersebut benar-benar diperlukan atau sesuai
dengan kebutuhan.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perngaruh
signifikan intensitas penggunaan flash sale terhadap pembelian impulsif pada
siswa pengguna e-commerce siswa SMA Pasundan kelas XI Jurusan IPS se-Kota
Cimahi. Hal tersebut ditunjukan dengan besarnya nilai signifikan nilai variabel
flash sale yaitu 0,000 < 0,05 dan nilai t hitung 8,475 > 1,97838 yang berarti bahwa
variabel X berpengaruh terhadap variabel Y, dengan kata lain H I diterima dan H o
ditolak. Penelitian ini diperkuat oleh penelitian Darwipat et al. (2020) yang
menyatakan bahwa flash sale mempunyai hubungan yang positif dan siginfikan
terhadap pembelian impulsif
Adapun pada hasil pengolahan data didapatkan nilai regresi sebesar 0,607
yang berarti bahwa setiap penambahan 1% nilai flash sale maka nilai pembelian
impulsif bertambah sebesar 0,607 dan arah pengaruh kedua variabel tersebut
adalah positif. Selain itu, koefisien determinasi (Adjusted R Square) yang di
dapatan adalah sebesar 0,356, yang dapat diartikan bahwa pengaruh intensitas
penggunaan flash sale terhadap pembelian impulsif adalah sebesar 35,6%
sedangkan 64,4% dipengaruhi oleh variabel lainnya dan termasuk kedalam
kategori rendah.
C. Implementasi Hasil Penelitian dalam Bidang Kependidikan
Strategi pemasaran yang efektif harus didasarkan pada pemahaman yang
mendalam tentang perilaku konsumen guna mencapai keunggulan kompetitif bagi
para pemasar (Razak, 2016, hlm. 1) . Flash sale dianggap sebagai salah satu
strategi promosi pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan
penjualan dalam waktu yang singkat dengan melibatkan penawaran diskon atau
promosi khusus untuk produk atau layanan tertentu dalam jangka waktu terbatas
yang akan mendorong urgensi konsumen untuk segera mengambil tindakan
pembelian, hal ini menjadikan promosi penjualan sebagai salah satu faktor pemicu
adanya pembelian impulsif (Dwi Purwanto, 2018).
Memahami perilaku konsumen selain penting bagi para pelaku usaha, penting
juga bagi para pemegang otoritas untuk memberikan pendidikan kepada
10

konsumen mengenai bagaimana cara menjadi pelanggan yang bijak agar dapat
membuat keputusan pembelian yang baik (Razak, 2016, hlm. 2). Berdasarkan hal
tersebut, lingkungan sekolah perlu memberikan wawasan kepada siswa mengenai
intensitas penggunaan flash sale terhadap pembelian impulsif pada pengguna e-
commerce dengan memberikan materi mengenai strategi pemasaran, perilaku
konsumen, permintaan dan penawaran serta manajemen keuangan. Pada materi
pembelajaran tersebut mungkin tidak secara spesifik mempelajari mengenai flash
sale dan pembelian impulsif secara langsung, oleh karena itu pihak sekolah
maupun guru dapat menyediakan kerangka pengetahuan yang mampu diterapkan
dalam memahami fenomena tersebut dari berbagai sudut pandang.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian data yang telah dilakukan terhadap
hipotesis yang diajukan mengenai pengaruh intensitas penggunaan flash sale
terhadap pembelian impulsif pada pengguna e-commerce siswa SMA Pasundan
kelas XI Jurusan IPS se-Kota Cimahi,maka peneliti dapat membuat kesimpulan
sebagai berikut :
1. Intensitas penggunaan flash sale pada siswa pengguna e-commerce SMA
Pasundan kelas XI jurusan IPS se-Kota Cimahi berada pada kategori sering,
hal tersebut didasarkan pada hasil pengolahan dan pengujian data angket yang
telah diisi oleh responden pada pernyataan variabel x (intensitas penggunaan
flash sale) yang memiliki rata-rata sebesar 4,001.
2. Pembelian impulsif pada pengguna e-commerce siswa SMA Pasundan kelas
XI jurusan IPS se-Kota Cimahi termasuk kedalam kategori tinggi, hal tersebut
didasarkan pada hasil jawaban responden pada variabel Y (pembelian
impulsif) yang memiliki rata-rata sebesar 3,54 dan berada pada kategori
sering/setuju.
3. Pengaruh intensitas penggunaan flash sale terhadap pembelian impulsif
termasuk kedalam kategori rendah karena berdasarkan hasil dari perhitungan
koefisien determinasi didapatkan nilai R square sebesar 35,6% yang
menyatakan adanya pengaruh antara variabel bebas (intensitas penggunaan
flash sale) dengan variabel terikat (pembelian impulsif) dan sebesar 64,4%
11

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti oleh peneliti. Sehingga pada
hasil pengujian hipotesis menyatakan bahwa H 0 ditolak dan H 1 diterima.
4. Implementasi hasil penelitian dalam kajian bidang pendidikan adalah dengan
meningkatkan pemahaman siswa mengenai intensitas penggunaan flash sale
terhadap pembelian impulsif pada pengguna e-commerce dengan memberikan
materi mengenai strategi pemasaran, perilaku konsumen, permintaan dan
penawaran serta manajemen keuangan
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada pengaruh intensitas
penggunaan flash sale terhadap pembelian impulsif pada pengguna e-commerce
siswa SMA Pasundan kelas XI Jurusan IPS se-Kota Cimahi, maka saran yang
dapat diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Bagi para siswa pengguna e-commerce hendaknya dapat mengurangi sikap
impulsif dalam melakukan pembelian suatu produk dengan membatasi akses
menggunakan e-commerce yang terlalu sering, terlebih lagi melihat produk-
produk yang ada di program flash sale; mampu membedakan antara
kebutuhan dan keinginan dengan membuat skala prioritas atau daftar belanja;
merencanakan terlebih dahulu jika akan melakukan kegiatan pembelian
dengan mempertimbangkan kembali fungsi produk tersebut dan memikirkan
dampak untuk kedepannya dengan memberi jeda waktu sebelum memutuskan
pembelian; dan siswa juga diharapkan mampu mengelola uang saku yang
diberikan agar tidak menjadi pribadi yang boros.
2. Bagi Sekolah, diharapkan temuan penelitian ini mampu memberikan wawasan
bagi sekolah tentang dampak dari tawaran flash sale dan memungkinkan
sekolah untuk mengambil langkah-langkah yang efektif dalam mengajarkan
siswa tentang manajemen keuangan dan pengambilan keputusan yang
bijaksana.
3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan penelitian ini dapat menjadi pedoman
untuk melakukan penelitian lain dalam bidang yang sama dengan
menggunakan variabel dan objek penelitian yang berbeda pada populasi
penelitian yang lebih luas. Untuk meningkatkan kualitas hasil penelitian,
12

diharapkan juga peneliti yang akan datang dapat lebih mendalami referensi
yang akan dikutip.
13

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai