Oleh :
CINDY DEBORA
NPM : 178110184
FAKULTAS PSIKOLOGI
PEKANBARU
2022
BAB I
PENDAHULUAN
yang baik buat masa yang hendak tiba. Kegiatan berbelanja hadapi kemajuan
Sofres (TNS) pada bulan januari melaksanakan suatu survei terhadap 1300
2013 paling tidak sudah menggapai Rp 94, 5 triliun lewat hasil survei yang dicoba
serta bisa diprediksi hendak hadapi kenaikan yang signifikan sebanyak 3 kali lipat
jadi Rp 295 triliun pada tahun 2016 yang kemudian Setiawan (2014) dalam riset
Bagi survei iDEA, Google Indonesia, serta TNS nampak kalau dari 1. 300
produk mode secara online Setiawan (2014). Brand and Marketing Institute (BMI)
pada tahun 2014 melaksanakan survei di 10 kota besar di Indonesia ialah terhadap
1. 213 responden. Hasil survei menampilkan transaksi online produk baju sebesar
41 persen, serta transaksi online produk pernak- pernik sebesar 40 persen. BMI
pula memberi tahu kalau aspek demografi sangat pengaruhi pergantian serta
Kerutinan belanja online yang berbeda. Hasil studi Kredivo serta Katadata Insight
Center (KIC) pada tahun 2019 menampilkan terdapatnya kenaikan jumlah rata-
frekuensi belanja online pada laki- laki. Transaksi yang banyak dicoba pada
(2020). Perihal ini sejalan dengan survei Platform Big Commerce yang
online semacam aspek sosial serta aspek dari dalam diri orang. Salah satu riset
memberi tahu kalau aspek keyakinan orang terhadap sesuatu produk mendesak
dikira selaku metode buat menampilkan status sosial, harga diri, serta up to date
terhadap produk mode. Fenomena yang kerap ditemui dikala ini kala perempuan
berbelanja sesuatu benda sebab didasarkan kemauan bukan kebutuhan, perihal ini
lain, semacam riset oleh (Dona, 2012) dalam riset Amalia (2018) menarangkan
Tidak hanya itu pula, sikap belanja pada perempuan dengan sistem online
pula dipengaruhi oleh aspek psikologis individu baik dari motivasi, perilaku,
ataupun anggapan Adilang, Oroh, & amp; Moniharapon (2014) dalam riset
serta nilai- nilai yang dianut ialah aspek yang pengaruhi anggapan warga dalam
selaku sesuatu aktivitas yang mengasyikkan oleh warga yang telah sempat
dikala diberikan pelayanan serta data tentang produk yang di informasikan dengan
baik oleh produsen. Perihal itu bisa terjalin sebab terdapatnya kemudahan serta
selaku salah satu pertimbangan dalam berbelanja online. Riset Hasibuan serta
Rambe (2020) dalam riset Kinerja et angkatan laut(AL)., (2022) berkata kalau
keputusan membeli produk secara online dipengaruhi oleh kemudahan transaksi
yang diberikan oleh produsen. Aplikasi yang susah diakses, alur transaksi yang
tidak jelas, tidak membagikan data tentang perinci benda cocok dengan kemauan
konsumen, serta tidak efektif secara waktu, bisa pengaruhi atensi konsumen buat
membeli. Tidak hanya itu, anggapan tentang harga produk pula jadi alibi lain
Orientasi belanja online tiap orang ditunjukkan lewat kegiatan, opini serta
Purnami (2015) dalam riset Widiartini& Yasa (2017). Hasil survei yang
pengaruhi hasrat beli konsumen terhadap sesuatu benda ataupun jasa. Kegiatan
belanja online tidak luput dari resiko semacam keterlambatan pengiriman, benda
yang tidak cocok dengan ekspektasi, serta easy return policy. Apalagi konsumen
suatu produk ataupun jasa. Hasrat beli konsumen terkadang jadi menyusut kala
dinilai lebih banyak efek yang didapatkan, dari pada keuntungan yang mereka
peroleh.
hingga penulis mau melaksanakan riset lebih lanjut terpaut“ Ikatan Antara
Anggapan Efek Belanja Online dengan Hasrat Membeli Produk Mode Pada
Perempuan”
1. 2 Rumusan Masalah
permasalahan dalam riset ini merupakan apakah ada ikatan antara anggapan resiko
1. 3 Tujuan Penelitian
Ada pula tujuan dari riset ini merupakan menarangkan ikatan antara
anggapan efek berbelanja online serta atensi membeli produk mode pada
perempuan.
1. 4 Manfaat Penelitian
Ada pula riset ini menarangkan 2 khasiat yang terdiri dari khasiat teoritis
1. 4. 1 Manfaat Teoritis
Konsumen. Dan jadi rujukan untuk para periset lain yang tertarik buat
Hasil dari riset ini diharapkan bisa membagikan khasiat serta berikan data
dan penilaian untuk para konsumen tentang bermacam efek yang terdapat dalam
dunia berbelanja online serta selaku bahan penilaian buat pelakon penjual online,
tentang resiko yang terdapat sehingga bisa membuat strategi pengurangan efek
serta tingkatkan hasrat beli konsumen belanja online spesialnya produk mode.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Persepsi
bermacam aspek serta indikasi, penerimaan rangsangan yang masuk keotak bisa
komentar bagi King orang yang mempunyai anggapan yang baik bisa menguasai
bermacam data sensoris yang diterimanya, begitupula dengan data yang diterima
diawali dari reaksi sensorik yang setelah itu bersinambung buat memaknai serta
mengartikan infromasi tersebut dalam wujud emosi serta sikap. mereka yang
ataupun mengambil. Anggapan ialah salah satu aspek psikologis yang berarti
otak sehingga reaksi tersebut berganti jadi pemikiran yang menciptakan ilham
ataupun komentar. Seorang yang menerima sesuatu rangsangan bagi definisi King
(2014) anggapan ialah metode dalam menyusun dan menguasai data sensoris yang
(2016) anggapan didasari pada volume data input sensorik yang kita proses lebih
lanjut lewat mengatakan serta menarangkan data yang ada. Bagi teori
akhir dari interaksi antara stimulus serta hipotesis internal, harapan, serta
lingkungannya lewat indranya, ialah indra penglihatan, rungu, peraba, perasa serta
penciuman. Salah satu alibi kenapa anggapan demikian berarti dalam perihal
Anggapan ialah suatu proses yang nyaris bertabiat otomatik serta dia
bekerja dengan metode yang nyaris seragam pada masing masing orang, namun
pesan serta data di dalam otak manusia. Data serta pesan yang diterima tersebut
timbul dalam wujud stimulus yang memicu otak buat mencerna lebih lanjut yang
seorang, bisa di bedakan dan di pilah supaya reaksi yag diberikan cocok dengan
rangsangan yang diberikan. Perihal ini pula didukung oleh komentar Dokter.
Vladimir (1967) dalam riset Saleh (2018) anggapan ialah sesuatu proses yang
didahului oleh proses penginderaan, ialah ialah proses diterimanya stimulus oleh
orang lewat perlengkapan indra ataupun pula diucap proses sensoris. Tetapi proses
itu tidak menyudahi begitu saja, melainkan stimulus tersebut diteruskan serta
ketidakpastian tentang hasil dari transaksi berbelanja online serta hasil bergantung
pada aksi vendor internet, yang mana tidak bisa langsung berjumpa serta
menginterpretasikannya.
Kala anggapan resiko besar hingga konsumen hendak berfikir apakah
lewat pencarian serta penilaian alternatif yang lain. Bagi Schiffman& Kanuk
ketidakpastian yang dialami para konsumen bila mereka tidak bisa meramalkan
Terus menjadi besar anggapan konsumen terhadap resiko hendak terus menjadi
sehingga ialah suatu yang berarti, serta ialah reaksi dalam diri orang.
(Hsu& Chiu, 2004) dalam riset Lusiana (2015). Anggapan efek ialah sesuatu
pemikiran tentang ketidakpastian serta konsekuensi yang tidak di idamkan dalam
serta Kanuk (2000) dalam riset Mantan et angkatan laut(AL). (2012) kalau
anggapan efek ketidakpastian tiap konsumen kala mereka tidak bisa menduga efek
yang mereka bisa kala membagikan keputusan pada tiap pembelian yang di jalani.
serta tidak cocok dengan yang direncakan mempunyai akibat positif serta negatif
Anggapan efek digunakan selaku sesuatu pengganti efek sebab sukar buat
menangkap efek selaku sesuatu sasaran yang tentu. Bagi Sjoberg, Lenmart, Moen
serta Rundmo (2004) dalam penelitia Harahap (2018) anggapan efek ialah
(2021) kalau anggapan efek ialah komponen pola fikir seorang mepengaruhi
keputusan pembelian. Ada pula alibi berarti kenapa konsumen tidak membeli
pribadi data individu. Kala seorang melaksanakan pembelian secara online dalam
sesuatu aplikasi semacam Shopee, Lazada, Tokopedia serta yang lain, seorang
dimintai mengisi informasi diri sampai gambar KTP yang membuat seorang tidak
percaya dalam membagikan bukti diri serta tidak melaksanakan belanja online.
Anggapan efek mencangkup penilaian mungkin atas konsekuensi dari
akibat yang negatif. Terdapat 3 tipe resiko yang dialami dalam belanja online:
Bagi Lui, Kit, Jamieson, serta Rodge (2003) dalam riset Rosalia&
akibat negatif yang hendak mencuat apabila konsumen mengenali serta menguasai
c) Efek raga (physica risk): berkaitan dengan akibat negatif yang hendak
negatif hendak menempel pada dirinya apabila dia membeli serta komsumsi benda
tersebut.
e) Efek social (social risk): terpaut dengandampak negatif yang tiba dari
f) Efek waktu (time risk): membeli suatu motor ataupun suatu mobil yang
peluang buat mendapatkan hal- hal yang berguna untuk konsumen apabila tidak
h) Efek moral (morale risk): efek ini terpaut dengan sanksi moral ataupun
sanksi sosial warga yang lain yang hendak diterima apabila andaikata mengambil
keputusan buat membeli produk benda serta ataupun jasa yang akibatnya
variabel anggapan efek meliputi (a) Efek produk mengacu pada ketidakpastian
kalau produk yang dibeli hendak cocok dengan yang diharapkan.; (b) Efek
transaksi merupakan ketidakpastian yang hendak berdampak merugikan
ketakutan yang bisa jadi terjalin sepanjang pembelian ataupun sehabis pembelian.
Tingkatan resiko yang dialami oleh konsumen pula dipengaruhi oleh situasi
situasi belanja, (Naiyi, 2004) dalam riset Bulan& Azmi (2020) secara spesial
a) Resiko yang Bersumber dari Penjual. Resiko ini berkaitan dengan reliabilitas
penjual serta pelayanan sehabis pembelian dari penjual Naiyi (2004). Reliabilitas
garansi ataupun penukaran produk dari penjual bila produk tidak cocok dengan
harapan.
pengiriman produk, ialah meliputi kehabisan ataupun kehancuran benda yang bisa
jadi terjalin kala proses pengiriman produk. Resiko lain yang bisa jadi dialami
2004).
a) Resiko Finansial
Resiko finansial ialah resiko yang dialami oleh konsumen yang berkaitan
dengan kerugian keuangan dikala berbelanja online. Perihal ini terpaut dengan
terdapatnya diskon yang lebih kecil dalam berbelanja online dibanding dengan
berbelanja di toko langsung. Tidak hanya itu, konsumen pula butuh menghasilkan
bayaran bonus yang digunakan buat bayaran pengiriman barang (ongkos kirim)
dan biaya buat melakukan pembayaran dalam berbelanja online (Naiyi, 2004).
konsumen dalam mengakses toko online berdampak pada waktu yang digunakan
ditawarkan dengan produk yang diterima oleh konsumen online (Naiyi, 2004).
d) Resiko Privasi
meliputi alamat rumah konsumen, alamat e- mail, no telepon, serta no credit card
Resiko ini berkaitan dengan data yang di informasikan oleh penjual online
(Naiyi, 2004), sebab dimensi- dimensi tersebut dikira lebih relevan dengan
berbelanja online mempunyai 7 ukuran, ialah resiko yang bersumber dari penjual,
resiko pengiriman produk, resiko finansial, serta resiko kinerja produk, resiko
kerugian sebab proses serta waktu pembelian, resiko pribadi serta resiko data dari
penjual. bila penjual tidak membagikan garansi ataupun penukaran benda apabila
produk yang dibeli tidak cocok dengan yang diharapkan (Naiyi, 2004). Bersumber
pada penjelasan diatas bisa disimpulkan kalau anggapan efek merupakan dimensi
lebih dahulu khasiat yang dialami serta kemudahan pemakaian yang dialami saat
sebelum membeli produk ataupun jasa yang dinilai dari sebagian variabel seperi
(2000) dalam riset Utami (2020) menarangkan kalau terdapat 6 (enam) aspek bisa
dipaparkan semacam anggapan efek belanja online ini bisa diukur pada orang
dengan memandang resiko finansial ialah kerugian yang di tanggu pembeli secara
finansial kala melaksanakan transaki bisnis setelah itu resiko keuangan, dalam
memikirkan ketersediaan keuangan. Tidak hanya itu pula dilihat dari resiko sosial
begitu pula dengan resiko performan dari produk tersebut, serta kapan mereka
dapat membelikan evaluasi semacam leluasa ongkir serta potongan harga, tidak
cuma itu resiko raga ialah keamanan produk yang mereka terima dari penjual,
resiko psikologis seberapa besar citra diri dalam memakai produk tersebut.
Perihal– perihal tersebut yang bisa pengaruhi serta mengganti atensi membeli
seorang.
dipengaruhi oleh sebagian aspek ialah resiko finansial, resiko sosial, resiko
kinerja, resiko waktu, resiko raga, serta resiko psikologis yang dimana dari aspek
Ada pula faktor- faktor yang pengaruhi atensi membeli spesial nya fasion
Schiffman& Kanuk (2000) yang bisa dijelasan semacam Jenis Produk kala
merasa kalau benda yang mempunyai nilai besar tingkatkan resiko yang lebih
besar, serta benda yang dilihat mempunyai nilai rendah hingga tingkatan resiko
benda tersebut rendah. Budaya kala benda disetiap negeri mempunyai nilai serta
dipengaruhi oleh sebagian aspek semacam kateori produk serta budaya yang
2. 2 Minat Membeli
2. 2. 1 Pengertian Atensi Membeli
membeli cocok kebutuhan serta terdapat pula membeli sebab energi tarik benda
tersebut sehingga seorang kurang ingat kalau benda tersebut tidak sangat di
perlukan. Perihal ini didukung oleh komentar Hasan (2014) dalam riset Rachman
produk tertentu dan banyaknya produk yang dibutuhkan pada waktu tertentu.
kala seorang berfikir berbelanja online ialah metode termudah dalam berbelanja,
hingga seorang cuma butuh mendownload aplikasi belanja online yang lagi
gempar dikala ini semacam Shopee, Lazada, Tokopedia, serta yang lain. Perihal
melaksanakan belanja online ialah kenyamanan serta harga. Atensi membeli ialah
instruksi diri konsumen buat melaksanakan pembelian atas sesuatu produk, kala
pembelian, perihal ini didukung oleh komentar Rossiter (1997) dalam riset
mempunyai akibat positif serta negatif, kala seorang berbelanja online seorang
memperoleh harga murah tetapi cuma bisa memandang mutu lewat uraian serta
tidak memandang secara langsung, sebaliknya membeli secara langsung meski
harga diskonan tetapi seorang dapat langsung mengenali mutu benda tersebut.
Bagi komentar Philip (2005) dalam riset Rachman et angkatan laut (AL).
(2015) atensi membeli suatu yang mencuat sehabis menerima rangsangan dari
produk yang dilihatnya, dari situ mencuat ketertarikan buat membeli supaya bisa
konsumen telah merasa tertarik ataupun membagikan reaksi yang positif terhadap
apa yang ditawarkan oleh sang penjual. Atensi beli ialah bagian dari komponen
keputusan membeli betul- betul dilaksanakan perihal ini didukung oleh komentar
Husai (2015) dalam riset Vernanda Rahayu (2016). Kala membeli sesuatu benda
kita disarankan buat membeli cocok kebutuhan serta bukan cuma ketertarika
sesaat saja, kita butuh memikirkan terlebih dulu guna serta khasiat benda yang
hendak kita bel, sehingga benda itu terkesan mempunyai guna serta di gunakan.
atensi merupakan perpaduan antara kemauan serta keinginan yang bisa tumbuh
serta atensi pula dipengaruhi pada diri sendiri serta dari luar (area).
oleh Ferdinand (2006) dalam riset Yusnidar et angkatan laut(AL).( 2014) ialah:
a. Atensi transaksional, ialah kecenderungan seorang buat membeli produk
yang mempunyai preferensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini cuma bisa
senantiasa mencari data menimpa produk yang diminatinya serta mencari data
Bersumber pada hasil uraian diatas, bisa disimpulkan kalau aspek atensi
Ada pula atensi membeli dipengaruhi oleh sebagian aspek bersumber pada
komentar kloter (2005) yang pula digunakan Nabilah et angkatan laut(AL) .(2019)
ialah:
konsumen terhadap benda yang hendak dibeli, apakah consume aka membeli
benda tersebut ataupun tidak, serta pula keyakinan diri konsumen dalam
pengaruhi atensi membeli ialah perilaku orang lain serta aspek suasana yang
Ada pula Atensi mempunyai watak serta kepribadian spesial dibagi atas 4(
4) bagian seperti
atensi seorang dengan orang lain, semacam seorang yang melaksanakan kegiatan
belanja online dengan memandang rating toko maupun yang cuma memandang
buat membeli produk tertentu dan berapa banyak unit produk yang diperlukan
4) Atensi ialah suatu yang dipelajari, bukan bawaan lahir serta bisa
berbelanja online.
Dari uraian diatas bisa disimpulkan kalau watak serta ciri atensi ialah
erat dengan motivasi serta atensi ialah suatu yang di pelajari bukan bawaan.
mempunyai tolak ukur dalam memastikan piihan, perihal ini diakibatkan risiko-
risiko masing- masing aspeknya dikala mereka yang membeli ataupun pelanggan
fasion secara online ataupun kerap diucap shopaholic mempunyai identitas cuma
membeli sebab sekedr kemauan, mempunyai aneka warna yang lengkap perihal
ini diakibatkan harga benda online lebih murah, membeli lebih banyak dari yang
diperlukan, mempunyai kartu kredit lebih dari satu semangat dikala memandang
diskon, kerap berjanji buat menabung, serta tidak sering memakai benda online
yang di beli, serta sring merasa tidak puas dengan benda yang dibeli, pemasukan
Alibi yang jadi produk pula sebab ikatan sosial semacam pertemanan style
hidup, style sosial, rata- rata perempuan yang mempunyai keahlian berani
membeli online hasrat menunggu, kala benda tersebut mempunyai batasan lebih
dari 3 (tiga) hari sampai hingga di tempat, serta itu membuat hasrat penasaran
seorang lebih besar serta perasaan bahagia serta bersemangat dikala benda telah
hingga.
Bagi Yusnidar et angkatan laut (AL). (2014) orang yang berani mengambil
produk kepada orang lain, sikap seorang yang senantiasa mencari data menimpa
mengenali efek yang hendak di terima dalam berbelanja online tidak cocok
besar dengan kehati- hatian dalam memandang rangking produk tersebut mauoun
2. 4 Hipotesis Penelitian
jawaban tersebut ialah kebenaran yang sifatnya sedangkan, yang hendak diuji
kebenarannya dengan informasi yang dikumpulkan lewat riset. Ada pula hipotesis
riset ini merupakan ada ikatan antara anggapan efek berbelanja online serta atensi
METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang terdiri dari dua variabel
yaitu
kala seorang berfikir berbelanja online ialah metode termudah dalam berbelanja,
hingga seorang cuma butuh mendownload aplikasi belanja online yang lagi
gempar dikala ini semacam Shopee, Lazada, Toko Pedia, serta yang lain. Perihal
ialah kenyamanan serta harga. Dengan memakai aspek atensi transaksional, ialah
produk tersebut
B. Persepsi Resiko
Bagi King orang yang mempunyai anggapan yang baik bisa menguasai
bermacam data sensoris yang diterimanya, begitupula dengan data yang diterima
diawali dari reaksi sensorik yang setelah itu bersinambung buat memaknai serta
dalam riset Karpriana (2019). Resiko finansial ialah kerugian yang di tanggu
pembeli secara finansial kala melaksanakan transaki bisnis setelah itu efek
keuangan, dalam perihal ini orang mengambil konsekuensi dari pembelian produk
dengan memikirkan ketersediaan keuangan. Tidak hanya itu pula dilihat dari
produk tersebut, begitu pula dengan resiko performan dari produk tersebut, serta
kapan mereka dapat membelikan evaluasi semacam leluasa ongkir serta potongan
harga, tidak cuma itu resiko raga ialah keamanan produk yang mereka terima dari
penjual, resiko psikologis seberapa besar citra diri dalam memakai produk
tersebut.
A. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017). Populasi
dalam penelitian ini adalah wanita yang suka berbelanja online di Pekanbaru
berupa hewan, manusia, dan sebagainya, sehingga objek objek yang diuraikan
tersebut dapat menjadi sumber dari data penelitian (Bungin, 2010). Berdasarkan
uraian diatas maka populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah wanita
B. Sampel
dan karakteristik yang sama secara keseluruhan, Purwanto (2008). Adapun jumlah
sifat yang jarang ditemukan. Metode Snowball Sampling banyak hal ini
disebabkan populasi tidak diketahui dan langka dan sulit untuk memilih subjek
dengan kriteria yang peneliti tentukan sesuai dengan tujuan yang dilakukan dalam
C. Teknik Sampling
jumlah sampel yang akan diteliti sesuai dengan ukuran sampel yang akan menjadi
dari penelitian tertentu. Dalam penelitan ini teknik sampling yang digunakan
dari satu orang dengan orang yang lain atau satu kasus dengan kasus lain,
seterusnya.
memiliki sifat yang jarang ditemukan, subjek yang ada memberikan rujukan untuk
merekrut sampel yang diperlukan untuk studi penelitian. Adapun jumlah sampel
terdiri terdiri dari dua skala yaitu skala minat membeli dan skala persepsi resiko,
adapun aspek yang digunakan dalam skala minat membeli ada 4 (empat) yaitu
kepada orang lain. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku
seseorang yang memiliki preferensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini
hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk preferensinya. Minat
mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut. Total skala minat beli ada 28
item.
Tabel 3.1
Setelah melakukan uji coba yang dilakukan pada 53 wanita yang suka
berbelanja online, maka diperoleh nilai reliabilitas dengan melihat alpha sebesar
nilai daya diskriminasi aitem ≥0,25. Apabila aitem memiliki nilai daya
diskriminasi kurang dari 0,25, maka aitem dinyatakan gugur. Setelah dilakukan
seleksi, aitem berubah menjadi 23 aitem dari 28 aitem, maka nilai reliabilitas
alpha naik menjadi 0,893. Terdapat 5 aitem yang dinyatakan gugur dari 28 aitem
yaitu, item nomor 4,6,7,8,14. Distribusi penyebaran aitem dapat dilihat pada table
Tabel 3.2
ketersediaan keuangan. Selain itu juga dilihat dari risiko sosial media bahwa
dengan risiko performan dari produk tersebut, dan kapan mereka bisa
membelikan penilaian seperti bebas ongkir dan potongan harga, tidak hanya itu
risiko fisik yaitu keamanan produk yang mereka terima dari penjual, risiko
psikologis seberapa tinggi citra diri dalam menggunakan produk tersebut. Total
Tabel 3.3
Setelah melakukan uji coba yang dilakukan pada 52 wanita yang suka
berbelanja online, maka diperoleh nilai reliabilitas dengan melihat alpha sebesar
nilai daya diskriminasi aitem ≥0,25. Apabila aitem memiliki nilai daya
diskriminasi kurang dari 0.25, maka aitem dinyatakan gugur. Setelah dilakukan
seleksi, aitem berubah menjadi 15 aitem dari 24 aitem, maka nilai reliabilitas
alpha naik menjadi 0,832. Terdapat 8 aitem yang dinyatakan gugur dari 24 aitem
Tabel 3.4
A. Validitas
Validitas menunjukkan hasil yang sesuai dari suatu tes yang dilakukan
oleh seorang peneliti, sehingga mendapatkan hasil yang dapat dipahami oleh
peneliti maupun seseorang yang melihat penelitian tersebut, hal ini didukung oleh
pendapat Azwar (2014) dalam buku Purwanto (2015) bahwa validitas acuan pada
suatu skala, sejauh mana skala tersebut memiliki nilai yang akurat sesuai dengan
skala. Alat ukur dapat dikatakan valid apabila aitem-aitem yang terdapat di dalam
alat ukur tersebut sejalan dengan konsep variabel yang dimaksud, artinya alat ukur
serta suatu aitem memiliki daya beda yang dianggap memuaskan jika koefisien
Pada penelitian ini menggunakan validitas konten skala minat beli terdapat
23 aitem, skala persepsi resiko 15 aitem yang memiliki nilai R > R tabel, dengan
R tabel = 0,490
B. Reliabilitas
sejauh mana hasil dari tes yang dilakukan oleh peneliti diakui dan tidak berubah-
ubah ketika dilakukan tes yang sama. Hal ini didukung oleh pendapat Sugiono
(2005) reliabilitas merupakan pengukuran yang hasil nya akurat dan konsisten dan
terpercaya.
nilai reliabilitas pada minat beli α= 0.893 dan pada variabel persepi resiko α=
menggunakan teknik korelasi dari Pearson. Teknik ini digunakan untuk mencari
hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua
variabel berbentuk interval atau ratio, dan sumber data dari dua variabel atau lebih
tersebut adalah sama Sugiyono (2013) dan akan dihitung dengan menggunakan
SPSS (Statistical of Package for Social Science) versi 22.0 for windows.
BAB IV
Tahap awal dalam penelitian ini adalah menentukan subjek yang akan di
telah ditentukan peneliti sebelumnya wanita yang suka berbelanja online. Subjek
yang peneliti teliti merupakan wanita yang berusia 16-40 tahun, dimana terdata
dari satu orang dengan orang yang lain atau satu kasus dengan kasus lain,
seterusnya. Karakteristik subjek dalam penelitian ini adalah wanita yang suka
berbelanja.
peneliti menentukan atau melist wanita mana saja yang menggunakan sosial
media untuk berbelanja, setelah itu peneliti meminta surat izin kepada fakultas
melalui SIAP UIR untuk memberikan kuisioner yang telah dibuat peneliti. Lalu
Surat dikeluarkan pada tanggal 14 Maret 2021 dengan nomor surat 499/E-UIR/27-
buat.
maka dilakukan penelitian. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Maret 2022,
Bagian ini menjelaskan hal yang terkait dengan hasil penelitian yang
dilakukan, baik itu analisis reliabilitas, validitas, diskriptif, asumsi dan uji
hipotesis.
Populasi dalam penelitian ini adalah wanita yang suka berbelanja online di
475.616 orang, dalam kategori usia 16-40 tahun sebanyak 215.302 jiwa. Dalam
berdasarkan karakteristik yang sesuai dengan kriteria yang peneliti tentukan sesuai
yang diteliti, mulai dari reliabilitas, validitas, deskriptif dan asumsi, hingga uji
hipotesis. Adapun proses pengumpulan data yang telah dilakukan terhadap dua
skala yaitu skala minat beli terdiri dari 4 aspek dengan 23 aitem, sedangkan
skala persepsi resiko terdiri dari 6 aspek dengan 15 aitem. Diperoleh reliabilitas
pada variabel minat beli adalah Cronbach α = 0,918 keseluruhn aitem minat beli
valid. Sementara itu, skala persepsi resiko memperoleh Cronbach α = 0,886 dan
kedua skala menggunakan 4 respon jawaban, yang dilihat pada tabel 4.1
penjabaran data hipotetik dan data empirik minat beli dan persepsi resiko.
Tabel 4.1
Berdasarkan tabel diatas dapat di ketahui bahwa data hipotetik nilai mean
pada skala minat beli yaitu 57,5 dengan standar deviasi 19,67, sedangkan nilai
rata-rata yang diperoleh untuk skala persepsi resiko yaitu 37,5 dengan standar
deviasi 12,5. Dapat dilihat data empirik yang di peroleh menggunakan SPSS.22
nilai rata-rata yang didapatkan pada skala minat beli yaitu 65 dan standar deviasi
8,67. Sedangkan nilai rata-rata pada skala persepsi resiko yaitu 43 dan data
Pengelompokan ini dibuat berdasarkan tabel 4.1 adapun rumus kategorisasi pada
Tabel 4.2
Rumus Kategorisasi
Berdasarkan tabel diatas, maka skala minat beli dan persepsi resiko dalam
penelitian ini terbagi menjadi lima (5) bagian kategori yaitu sangat tinggi, tinggi,
Tabel 4.3
menunjukkan bahwa sebagian besar subjek pada penelitian ini memiliki skor
minat beli sangat rendah sebanyak 35,5 persen dengan 72 sampel, dan pada
kategori rendah terdapat 47 sampel dengan perentase 23,2, begitu juga dengan
orang, dan juga pada kategori tinggi sebanyak 23 orang dengan 11,3 persentase
sebanyak 4,9 persen. Selanjutnya kategorisasi skor untuk skala persepsi resiko
Tabel 4.4
persepsi resiko sangat rendah sebanyak 42.4 persen dengan jumlah sampel
dengan sampel sebanyak 63 orang dengan pesentase 31.0, begitu juga dengan
kategori sedang dengan persentase sebanyak 17,2 persen dan jumlah sampel 35
orang, pada kategori sedang dengan persentase sebanyak 4.4 persen dan terakhir
pada kategori sangat tinggi dengan jumlah sampel sebanyak 10 orang dan
Adapun analisis data yang dilakukan pada penelitian ini dengan mencari
data demografi yang di dapatkan dari keseluruhan sampel penelitian dapat dilihat
Tabel. 4.5
Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa kategori rentang usia 16
– 20 tahun sebanyak 54 responden (26,5 persen). Pada rentang usia 21-25 tahun di
respon sebanyak 143 orang atau (70,5 persen), dan di kategori terakhir sebanyak 6
A. Uji Normalitas
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan uji normalitas perlu
dengan bantuan SPSS.22, hasil dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.6
Hasil uji normalitas pada tabel diatas menunjukkan bahwa skala minat beli
memperoleh nilai K-Sz = 0.00 p>0.05, sehingga dari analisis tersebut dapat
dinyatakan skala minat beli adalah tidak normal. Begitu pula dengan skala
persepsi resiko memperoleh nila K-Sz = 0.000, p>0.05, sehingga dari analisi
B. Uji Linearitas
variabel terikat. Uji linearitas terhadap variabel miat beli dengan persepsi resiko
pada wanita yang berusi 16-40 tahun apakah ada hubungan linear antara variabel
minat beli dan persepsi resiko. Uji linearitas dalam penelitian ini dilakukan secara
dengan tabel anova dengan melihat nilai signifikan p > 0,05 maka kedua variabel
dikatakan linear, dan sebaliknya serta melihat nilai signifikansi F linearity > 0,05
dengan bantuan aplikasi SPSS versi. 22 for windows. Berdasarkan hasil uji
linearitas, maka didapatkan hasil yang disajikan pada tabel 4.7 berkut.
Tabel 4.7
Uji Linearitas
Hasil Uji Linearitas menunjukkan bahwa diperoleh nilai deviation from
linearity Sig.adalah 0,962 lebih besar dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa
ada hubungan linear secara signifikan antara variabel minat beli dengan variabel
persepsi resiko.
terdapat hubungan antara persepsi resiko belanja online dengan minat beli produk
fashion pada wanita. Analisis hipotesis yang dilakukan adalah uji statistik korelasi
dari Spearman Rho, berdasarkan uji tersebut diperoleh penjelasan di bawah ini.
Tabel 4.8
Uji Hipotesis
Belanja Online dengan Minat Membeli Produk Fashion pada Wanita hipotesis
diterima. Hal ini dapat dilihat dari nilai R sebesar 0.490 Sedangkan nilai
signifikansi yang dihasilkan yaitu 0,000 yang dimana lebih kecil dari 0,05.
4.5 Pembahasan
Ulasan Riset ini bertujuan buat memandang ikatan atensi beli terhadap
hasil riset diatas buat menganalisis terdapatnya ikatan atensi beli terhadap
skala atensi beli serta 15 aitem buat anggapan efek yang diperoleh Conbacth α= 0,
918 sehabis dicoba pengecekkan dengan spss. 22 dikenal tidak terdapat aitem
yang tidak penuhi ketentuan validitas 0, 3. Sedangkan itu pada anggapan efek 15
Analisis riset yang dicoba secara deskriptif, yang disebarkan kepada 203
perempuan yang berumur 16- 40 tahun yang ialah subjek pada riset ini, dimana
tujuan dari riset ini untuk perempuan yang suka berbelanja online dalam riset
dikenal kalau informasi demokrasi paling tinggi perempuan yang suka berbelanja
online Pada rentang umur 21- 25 tahun di reaksi sebanyak 143 orang ataupun (70,
rentang umur 16– 20 tahun sebanyak 54 responden (26, 5 persen) perempuan suka
berbelanja online jenis terakhir sebanyak 6 responden (3 persen) pada umur 26-
30 tahun. Perihal ini di dukung dengan suatu riset dimana konsumen perempuan
rentang umur 18- 60 tahun lebih menggemari pembelian produk mode Palma
Hasil uji normalitas pada riset ini memakai metode Snowball dengan
memakai one sample Kolmogrov- Smirnov Test (K- Sz) dengan dorongan SPSS.
22 menampilkan kalau informasi yang didapat tidak wajar serta riset ini diucap
non parametrik, sebaliknya uji linearitas riset ini memakai metode analisis statistik
test for linearity merupakan 0, 962 lebih besar dari 0, 05 dengan tabel anova
atensi beli terhadap anggapan efek pada perempuan di Pekanbaru. Perihal ini
sejalan dengan komentar Philip (2005) dalam riset Rachman et angkatan laut
(AL). (2015) atensi membeli suatu yang mencuat sehabis menerima rangsangan
dari produk yang dilihatnya, dari situ mencuat ketertarikan buat membeli supaya
bisa memilikinya. Atensi beli konsumen hendak mencuat dengan sendirinya bila
konsumen telah merasa tertarik ataupun membagikan reaksi yang positif terhadap
apa yang ditawarkan oleh sang penjual. Atensi beli ialah bagian dari komponen
atensi beli semacam yang dikemukakan oleh Rosdiana dkk( 2019) dalam
penelitiannya menampilkan pengaruh positif pada variabel keyakinan konsumen
Hasil uji hipotesis korelasi Spearman Rho yang dijabarkan diatas pada
variabel atensi beli diterima, sebab korelasinya R= 0. 490 p> 0, 05. Ikatan Antara
Anggapan Efek Belanja Online dengan Atensi Membeli Produk Mode pada
Perempuan hipotesis diterima. Perihal ini bisa dilihat dari nilai R sebesar 0. 490
Sebaliknya nilai signifikansi yang dihasilkan ialah 0, 000 yang dimana lebih kecil
dari 0, 05. Dengan demikian bisa disimpulkan kalau anggapan efek mempunyai
ikatan dengan atensi membeli produk mode pada perempuan. Bagi komentar
Faradila& Soesanto (2016) anggapan yang kurang baik dari konsumen secara
anggapan tentang harga produk pula jadi alibi lain konsumen melaksanakan
pertimbangan buat berbelanja online. bila berbelanja online, mungkin benda yang
di bisa tidak cocok dengan yang di harapkan, serta dapat saja benda yang diterima
dalam kondisi rusak, serta mungkin yang di natural perempuan kala berbelanja
online pula waktu pengantaran yang lama, sehingga wajib membeli jauh- jauh hari
bila pakaian tersebut berencana digunakan buat kegiatan besar ataupun kecil.
Dengan demikian bisa disimpulkan kalau variabel atensi beli serta variabel
anggapan efek ini layak digunakan, serta variabel anggapan efek mempunyai
ikatan secara simultan terhadap variabel atensi beli, kala seseorang perempuan
perempuan tentu memikirkan efek yang mereka miliki perihal ini di dukung
dalam komentar Lui, Kit, Jamieson, serta Rodge (2003) dalam riset Rosalia&
membeli. Tidak hanya itu, anggapan tentang harga produk pula jadi alibi lain
online, mungkin benda yang di bisa tidak cocok dengan yang di harapkan, serta
dapat saja benda yang diterima dalam kondisi rusak, serta mungkin yang di
natural perempuan kala berbelanja online pula waktu pengantaran yang lama,
sehingga wajib membeli jauh- jauh hari bila pakaian tersebut berencana
Bersumber pada kelebihan yang terdapat dalam riset ini pula ada
kuisioner yang di sebarkan tidak di reaksi serta pula waktu yang lama buat
.
BAB V
PENUTUP
1.1. Kesimpulan
disimpulkan bahwa hipotesis yang telah diajukan peneliti dalam penelitian ini
diterima. Oleh karena itu, dapat di simpulkan bahwa terdapat hubungan antara
persepsi resiko belanja online dengan minat membeli pada wanita. Hasil
terhadap minat beli. Sehingga hal ini menunjukkan bahwa individu tersebut
1.2. Saran
Kepada wanita yang suka berbelanja online, ada baiknya berbelanja lah
secara langsung karena kualitas dan keadaan barang yang kita beli nyata adanya
kita cek, jika ingin berbelanja secara online ada baiknya melihat penilaian bintang
pada produk, dan jangan malas melihat komentar serta video dan gambar yang di
dapat mempengaruhi minat beli mulai dari faktor dan aspek lainnya, agar
mengurangi eror dan data yang tidak signifikan dan dapat menghasilkan hasil
yang akurat dan dapat menyempurnakan skala penelitian lebih efektif yang dapat
Arciniegas Paspuel, O. G., Álvarez Hernández, S. R., Castro Morales, L. G., &
Bulan, T. P. L., & M. Lutfi Azmi. (2020). Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran
Hijau Taman Hutan Kota Langsa. Jurnal Manajemen Dan Keuangan, 8(3),
313–325. https://doi.org/10.33059/jmk.v8i3.2326
12.https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/actadiurnakomunikasi/article/
view/26314/0
https://doi.org/10.14710/jsmo.v13i2.13406
08867-220123
Gunawan, M., Sompie, E. A., & Andreani, F. (2017). Analisa Pengaruh Persepsi
https://doi.org/10.21009/jrmsi.009.2.02
Hasibuan, A. N., & Rambe, D. (2020). Perilaku Konsumen Dalam Belanja Online
https://doi.org/10.55122/mediastima.v26i1.15
2–4. https://www.questia.com/library/journal/1P3-4309705311/adaptation-
of-reformation-of-physiological-functions
Kinerja, A., Yang, K., Tata, D., Dan, P., Ekuitas, R., Bagi, U., Sektor, M., Goods,
Mantan, P., Narkoba, P., Putri, R., & Purba, S. (2012). Diajukan untuk memenuhi
Persepsi Risiko Pada Niat Beli Produk Fashion Via Instagram Di Kota
Nainggolan, N. P., & Anano, M. (2019). Pengaruh Motivasi, Persepsi Dan Sikap
Nusarika, L., & Purnami, N. (2015). Pengaruh Persepsi Harga, Kepercayaan, Dan
Orientasi Belanja Terhadap Niat Beli Secara Online (Studi Pada Produk
Prasetyani, I., Wahyuningsih, T. H., Tinggi, S., Manajemen, I., & Yogyakarta, Y.
Rachman, F., Ginting, R., & Amir, H. (2015). Pengaruh Stimulus Produk, Harga
1(3), p652.
Yusnidar, Samsir, & Restuti, S. (2014). Pengaruh kepercayaan dan persepsi resiko
terhadap minat beli dan keputusan pembelian produk fashion secara online
329.
Web: https://ms.zhujiworld.com/id/907833-kota-pekanbaru/