DISUSUN OLEH :
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Bagaimana transformasi perilaku belanja konsumen pada masa pandemic Covid-19?
Tujuan Riset
Untuk mengetahui transformasi perilaku belanja konsumen pada masa pandemic Covid-19
BAB II
METODE PENELITIAN
BAB III
LANDASAN TEORI
Sosial
Faktor sosial seperti kelompok referensi, peran keluarga dan sosial, dan status
mempengaruhi perilaku pembelian. Kelompok referensi adalah semua kelompok yang
mempunyai pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku
seseorang. Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam
masyarakat, dan anggota keluarga adalah kelompok referensi utama yang paling
berpengaruh. Peran sosial dan status adalah peran yang mencakup kegiatan yang perlu
dilakukan oleh seseorang, sedangkan setiap peran memiliki status.
Antara faktor sosial, perilaku pembelian dipengaruhi oleh kelompok referensi,
keluarga, peran dan status sosial. Kelompok referensi adalah setiap kelompok yang secara
langsung (individu) atau tidak langsung mempengaruhi sikap atau perilaku individu. Jadi
dapat disimpulkan bahwa lingkungan sosial adalah lingkungan keluarga atau masyarakat
yang dapat berinteraksi untuk menentukan perilaku seseorang. Pada saat terjadi pandemi
Covid-19, faktor sosial, terutama kelompok dan keluarga, dapat menentukan perilaku
seseorang.
BAB IV
PEMBAHASAN
Ada beberapa pilihan yang dilakukan oleh konsumen dalam berbelanja dan
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, pada awalnya kebanyakan dari konsumen
melakukan tahapan jual-beli secara langsung di pasar atau pusat perbelanjaan. Namun
selama pandemic perlahan-lahan konsumen menjadi terbiasa dan mulai memperlihatkan
adanya transformasi perilaku dalam berbelanja, saat pandemic mereka terbiasa melakukan
perbelanjaan secara online dikarenakan adanya pembatasan aktifitas diluar rumah.
Novita (22 tahun) selama pandemi mengaku lebih banyak melakukan aktifitas
belanja melalui online, khususnya untuk pembelian produk kecantikan dan skincare.
Namun untuk pakaian novita pribadi masih berbelanja secara langsung dengan penjual
dikarenakan takut barang yang dibeli tidak sesuai dengan ekspektasi yang ia gambarkan,
dan takut juga bila pakaian yang ia beli secara online tidak pas ukurannya.
Begitupun dengan Dena (21 tahun) yang juga mengatakan kalau ia lebih sering
belanja menggunakan aplikasi belanja online seperti shopee atau tokopedia.
Sulis (20 tahun) mengatakan kebiasaan barunya selama pandemic adalah berbelanja
secara online, dia menyampaikan bahwasanya ia sering melakukan pembelanjaan secara
konsumtif dikarenakan pembelian barang yang tidak terencana akibat sering melihat-lihat
barang menarik yang ia temukan di beranda aplikasi online miliknya.
Sedangkan Mila (38 tahun) menyampaikan kalau ia melakukan pembelanjaan secara
online hanya beberapa kali dalam sebulan. Lebih tepatnya ia sering mengejar promo diskon
yang biasanya diadakan tiap tanggal kembar atau tanggal 25 pada setiap bulan di aplikasi
belanja online, sisanya ia masih melakukan pembelian barang secara langsung dengan
penjual.
Berbagai alasan dikemukakan oleh konsumen selaku responden dalam kaitan dengan
kenapa berbelanja secara online menjadi pilihan mereka di masa pandemi Covid-19 ini :
Efisiensi waktu
Perkembangan Internet telah membuat berbelanja jauh lebih nyaman, karena
belanja secara online dapat mempermudah para pelanggannya. Belanja online memiliki
warna baru bagi sebagian orang untuk memenuhi kebutuhannya, manfaat paling produktif
dari belanja online adalah dapat mengakses produk dari berbagai merek dan menghemat
waktu. Menghemat waktu saat membeli dan mengonsumsi barang kebutuhan menjadi
pilihan sebagian orang saat berbelanja online.
Dena (21 tahun) memaparkan bahwa setiap dia ingin membeli suatu barang yang
dia inginkan dia hanya perlu membuka aplikasi belanja online tanpa harus pergi keluar
rumah. Hal ini tentu berbeda dengan berbelanja secara offline yang mengharuskan
konsumen untuk bertemu secara tatap muka dalam melakukan jual-beli. Berbelanja secara
Online bagi Dena adalah hal yang cukup menghemat waktu terlebih lagi karena jarak antara
rumah dan pusat perbelanjaan yang terlampau jauh. Sejak pandemi Covid-19, Dena
memang lebih memilih belanja online ketimbang datang langsung ke mall demi menjaga
dirinya dari penularan Covid-19.
Di masa pandemi Covid-19 ini, belanja online, menurut Sulis (20 tahun) memang
sangat memudahkan dan sangat efisien. “Belanja via Online itu gampang terus menghemat
waktu juga, apalagi aku kadang sering ga sempat buat belanja karena lebih banyak
ngehabisin waktu buat beraktifitas dirumah jadi belanja online memudahkan sekali sih
karena kalo ada barang yang dimau ya tinggal pesan terus bisa langsung transfer atau bisa
COD juga” (Wawancara dengan Sulis pada tanggal 05 Januari 2022)
Tawaran Promo atau diskon
Meskipun ada berbagai alasan kenapa orang membeli barang, namun diskon
berpengaruh sangat signifikan terhadap perilaku berbelanja masyarakat yang berpartisipasi
dalam penelitian ini.
Mila (38 tahun) mengatakan bahwa dirinya tertarik berbelanja online dikarenakan
banyaknya diskon atau potongan harga yang ditawarkan dalam aplikasi pembelanjaan
online. Potongan harga yang ia dapatkan biasanya berupa bentuk diskon harga barang, dan
kadang juga berupa diskon berupa bebas ongkos kirim (ongkir).
Begitu pula dengan yang disampaikan oleh Novita (22 tahun) yang sering
mendapatkan potongan harga dari berbelanja dalam jumlah banyak dan mendapat harga
grosir. Semakin banyak barang yang dibeli, semakin banyak diskon yang diperoleh, sehingga
ini menjadi daya tarik tersendiri untuk membuatnya membeli barang dalam jumlah banyak
dan ini memang menjadi target penjual.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan dalam penelitian ini bahwa meskipun berbelanja secara online melalui aplikasi
bukan hal baru bagi masyarakat Indonesia, penggunaannya malah menjadi semakin intensif
selama pandemi Covid-19. Hal ini disebabkan oleh perubahan perilaku konsumen yang
memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan berbelanja online, terutama di masa PSBB.
Berbelanja secara online sangat membantu konsumen atau masyarakat dalam membeli
berbagai kebutuhan, baik kebutuhan primer, maupun kebutuhan sekunder.
Adapun alasan kenapa berbelanja online semakin digemari oleh konsumen selama
pandemi Covid-19 adalah karena sebagaimana belanja offline, ketersediaan barang juga
beraneka ragam, kemudahan dan kepraktisan, efisiensi waktu, dan tawaran diskon yang
menggiurkan.
Berbelanja online idealnya berfungsi untuk menjadi sarana pemenuhan kebutuhan
sehari-hari bagi para konsumen atau masyarakat dan bukan sebagai pemenuhan nafsu
dalam berbelanja. Walaupun berbelanja online memberikan kemudahan dan kenyamanan
dalam bertransaksi, akan tetapi hal ini berpotensi menimbulkan perilaku konsumtif,
terutama karena di masa pandemi Covid-19.
Saran
Konsumen harus mempertimbangkan antara kebutuhan dan keinginan agar dapat
mengontrol diri dalam berbelanja karena tidak semua barang yang diinginkan adalah
barang yang dibutuhkan. Selain itu, kerawanan akan terjadinya penipuan dalam berbelanja
online, maka konsumen tidak saja harus mempertanyakan barang yang akan dibeli sedetail
mungkin; selektif dalam memilih toko online; serta harus mengidentifikasi rekam jejak toko
online yang dituju.
DAFTAR PUSTAKA
Afrianto, AP (2021). Eksplorasi Kondisi Masyarakat dalam memilih Belanja Online melalui
Shopee selama masa Pandemi Covid-19 di Indonesia. Jurnal Teknologi dan Informasi Bisnis,
3 (1), 17-18
Batara, R & Parlindungan M (2021). Perilaku Konsumen Berbelanja Online Pada masa
Pandemi Covid-19. Procuratio: Jurnal Ilmiah Manajemen, 9(1), 3-5
Hardiyanto N. dkk (2020). Analisis Perilaku Belanja Online Selama Masa Pandemi COVID-19.
Jurnal Riset Bisnis dan Investasi, 6(3), 121-122
Hismendi, (2016). E-Commerce : Model Interaksi Jual Beli (Studi Pada Pelaku Interaksi Jual
Beli Melalui Internet). Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 15(1), 41-43
Anwar, FA. dkk (2018). Tinjauan Sosiologi Ekonomi Terhadap Perilaku Konsumsi
Masyarakat Kota Makassar Pada Pasar Virtual. Al-Falah: Journal of Islamic Economics, 3(1),
107-108