Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS PENGGUNAAN APLIKASI SHOPEE UNTUK TRANSAKSI BELANJA ONLINE

PADA MASYARAKAT DUSUN MALOI

Ayu Meizin Jumantika

Fakultas Ekonomi Islam

Ayumeizinjumatika@gmail.com

Abstrak

Ditengah situasi merebaknya pandemi virus Covid-19 mengharuskan


masyarakat melakukan kegiatannya dirumah dan menjaga jarak sosial (social
distancing) sesuai dengan anjuran pemerintah. Untuk mendukung program
pemerintah tersebut, sebagian besar masyarakat mulai melakukan kegiatannya
secara online termasuk berbelanja. Masyarakat mulai beralih ke marketplace E-
commerce untuk memenuhi kebutuhannya. Shopee adalah salah satu marketplace
yang sedang naik daun dan menjadi favorit masyarakat. Shopee hadir untuk
memudahkan melakukan transaksi jual beli online di masa pandemi ini. Tujuan
Penelitian ini adalah menganalisis peningkatan penggunaan aplikasi belanja online
yaitu Shopee ditengah merebaknya pandemi virus Covid-19 yang mengharuskan
masyarakat mengurangi interaksi sosial secara langsung (social distancing) dan
menghadapi ketatnya persaingan E-Commerce di Indonesia.

Kata Kunci : Covid-19, Belanja Online, E-commerce, Shopee

Pendahuluan

Di awal tahun 2020 ini, dunia dikagetkan dengan kejadian infeksi berat
dengan penyebab yang belum diketahui, yang berawal dari laporan dari Cina
kepada World Health Organization (WHO) yerdapatnya 44 pasien pneumonia yang
berat di suatu wilayah yaitu kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, tepatnya hari
terakhir 2019 Cina. Dugaan awal hal ini terkait dengan pasar basah yang menjual
ikan, hewan laut dan berbagai hewan lain. Tahun 2020 di berbagai dunia tak
terkecuali Indonesia menghadapi wabah virus corona. Menurut WHO Penyakit
Corona-virus (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus
korona yang baru ditemukan. Kebanyakan orang yang terinfeksi virus COVID-19
akan mengalami penyakit pernapasan ringan hingga sedang dan sembuh tanpa
memerlukan perawatan khusus. Orang tua, dan mereka yang memiliki masalah
medis seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, penyakit pernapasan kronis, dan
kanker lebih mungkin mengem-bangkan penyakit serius.Berawal kemunculannya
pada akhir tahun 2019 di Wuhan, China kemudian menyebar secara cepat ke
berbagai Negara. Virus ini dalam penyebarannya ditularkan melalui paparan droplet
atau partikel air yang berukuran sangat kecilyang dikeluarkan seseorang pada saat
batuk, bersin bahkan berbicara1. Virus yang berada dalam droplet tersebut menular
dari satu orang ke orang lain dalam jarak yang dekat. Berbagai upaya dilakukan
demi menekan penyebaran virus inidi antaranya social distancing, yang mengatur
manusia dalam berbagai aktivitasnya dan melahirkan istilah baru work from home
dalam dunia kerja dan juga online school.

Adanya Covid-19 dan diberlakukannya social distancing berdampak pola


konsumsi seseorang. Perubahan-perubahan kondisi tersebut memengaruhi
bagaimana konsumen menetapkan keputtusannya untuk mengkonsumsi barang
atau jasa. Perilaku konsumen tersebut menurut model Kotler dan Keller (2006)
dipengaruhi rangsangan pemasaran (marketing stimuli) dan stimulus lainnya (other
stimuli). Marketing stimulimeliputi produk dan pela-yanannya, harga, distribusi dan
komu-nikasi. Adapun other stimuli meliputi ekonomi, teknologi, politik dan
budaya.Selain itu sebelum proses keputusan membeli (buying decision process),
variable lain yang menjadi faktor penentu adalah psikologis dan karakter konsumen.
Faktor psikologis meliputi persepsi, motivasi, pembelajaran, kepercayaan dan sikap
konsumen terhadap produk. Sedangkan karakteristik meliputikebudayaan, sosial
dan pribadi (personal). Faktor budaya ini melahirkan subbudaya yang memberikan
identifikasi berdasarkan kelompok nasionalisme, keagamaan, kelompok ras dan
area geografis. faktor budaya melahirkan pula kelas sosial yakni hirarki kelas sosial
golongan atas, kelas sosial golongan menengah dan kelas sosial golongan rendah.
Sementara faktor sosial sendiri meliputi kultur rujukan, keluarga, peran dan status
sosial. Pada sisi faktor pribadi dikembangkan dalam kategori usia, tahap daur hidup,
jabatan, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri. Adanya Covid-
19 dan diberlakukan-nya social distancing juga membuat adaptasi konsumen
dengan cepat merespon kehidupan newnormaldalam berbagai bidang. Himbauan

1
Diah Handayani, et al. ( Penyakit Virus Corona 2019, Jakarta: Jurnal Respirologi Indonesia,
2020), h.120.
stay at home atau work from home menjadikan kegiatan terbatas (working-living-
playing) dan meningkatkan konsumsi. 2

Sejak diumumkan adanya kasus pertama COVID - 19 di Indonesia pada bulan


Maret 2020, pemerintah menggalakkan berbagai tindakan untuk menangani
menyebarnya virus tersebut yang dimulai dengan adanya physical distancing,
pembatasan social berskala besar (PSBB) sampai pelarangan adanya mudik
lebaran.Sampai saat ini pemerintah di Indonesia maupun di negara lain belum dapat
memprediksi kapan berakhirnya pandemic ini. WHO (World Health Organization)
sendiri belum bisa memperkirakan kondisi pandemic tersebut. Sehingga sampai saat
ini masyarakat di seluruh dunia harus membiasakan diri untuk hidup berdampingan
dengan COVID 19 dengan tetap mentaati peraturan pemerintah dan mengikuti
protokol kesehatan.Tidak dipungkiri adanya COVID 19 memberikan dampak dalam
semua sektor di Indonesia termasuk sektor ekonomi. Adanya PSBB yang membuat
industri harus mengurangi produksi dan karyawannya. Banyak karyawan yang
dirumahkan atau di PHK berdampak menurunkan kualitas hidup masyarakat.
Menyikapi hal tersebut pemerintah sudah memberikan bantuan / mengeluarkan
dana untuk menstimulus kondisi ekonomi masyarakat. Kondisi inilah yang membuat
pemerintah Indonesia menerapkan kebijakan new normal / tatanan kehidupan
normal.3

Adanya adaptasi kebiasaan baru ini tidak lantas membuat para pelaku
ekonomi / konsumen pada umumnya dengan mudah melakukan aktivitas ekonomi
diluar rumah. Banyak masyarakat yang beralih dengan menggunakan system online
untuk memenuhi kebutuhannya maupun melakukan kegiatan usahanya. Mereka
memanfaatkan penjualan produk melalui saluran online yang dapat dijangkau
melalui media computer (e – commerce)4. Menurut Alwi (2020), dampak pandemic
Covid – 19 terkluster terdapat tiga keadaan aktivitas bisnis yaitu bisnis bertahan /
stabil, bisnis menurun dan bisnis berkembang. Dalam bisnis yang stabil melalui

Lina Ayu Safitri dan


2
Chriswardana Bayu Dewa, (Analisa Pengaruh Masa New Normal
Pada Penjualan Online Melalui E-Commerce Shopee. Yogyakarta: Jurnal Ekonomi Manajemen
Sumber Daya, 2020), h.117-118.
3
Lina Ayu Safitri dan Chriswardana Bayu Dewa, (Analisa Pengaruh Masa New Normal
Pada Penjualan Online Melalui E-Commerce Shopee. Yogyakarta: Jurnal Ekonomi Manajemen
Sumber Daya, 2020), h.118
4
Lina Ayu Safitri dan Chriswardana Bayu Dewa, (Analisa Pengaruh Masa New Normal
Pada Penjualan Online Melalui E-Commerce Shopee. Yogyakarta: Jurnal Ekonomi Manajemen
Sumber Daya, 2020), h.118
penyesuaian model interaksi dengan penggunaan platform aplikasi online. Bisnis
yang menurun berada untuk konsumen yang sangat terdampak pandemic seperti
pariwisata, hotel, angkutan umum dan pusat perbelanjaan dan bisnis yang
berkembang karena adanya dinamika yang berkembang dan penyesuaian interaksi
dalam penggunaan platform aplikasi bisnis online5.

Salah satu situs e – Commerce, kita mengenal adanya shopee. Shopee


pertama kali muncul sebagai marketplace C2C (Consumer to Consumer). Para
pelaku bisni spun juga merubah strategi pemasaran produk mereka dengan
menggunakan digital market. Salah satunya penggunaan shopee ini. Dengan
pemanfaatan media baru yang terdapat difitur media chanel yang dimiliki shopee
dan adanya strategi isi pesan rasional, emosional dan moral dengan pemanfaatan
media celah konsumen yang tepat sesuai dengan syarat positioning shopee berhasil
mendapat perhatian dari konsumen dan kepedulian oleh penggunanya sehingga
terbentuk positioning dikalangan pengguna di Indonesia 6

Dengan diberlakunnya beberapa kebijakan pemerintah untuk mengurangi


bertambahnya penyebaran kasus corona seperti stay at home, social distancing dan
lain-lain, akhirnya banyak masyarakat memilih untuk memenuhi kebutuhannya
dengan melakukan belanja online melalui marketplace online yaitu shoope. Dari hal
tersebut, transaksi di shopee menjadi meningkat dan menjadi marketplace favorit
masyarakat untuk melakukan belanja online.

Pembahasan

Konsumsi secara umum didefinisikan dengan penggunaan barang dan jasa


untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dalam ekonomi islam konsumsi juga memifiki
pengertianyang sama, tapimemiliki perbedaan dalam setiap yang melingkupinya.
Perbedaan mendasardengan konsumsi ekonomi konvensional adalah tujuan
pencapaian dari konsumsi itusendiri, cara pencapaiannya harus memenuhi kaidah
pedoman syaraiah islamiyyah. Islam sebagai rahinatan lil alamin menjamin agar
sumber daya dapat terdistribusi secara adil. Salah satu upaya untuk menjamin
keadilan distribusi sumberdaya adalahmengatur bagaimana pola konsumsi sesuai
5
Alwi, Taufik, dan Eka A.A (Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Bisnis dan Eksistensi
Platform Online, Jurnal Pengembangan Wiraswasta Vol:22, 2020).
6
Lina Ayu Safitri dan Chriswardana Bayu Dewa, (Analisa Pengaruh Masa New Normal
Pada Penjualan Online Melalui E-Commerce Shopee. Yogyakarta: Jurnal Ekonomi Manajemen
Sumber Daya, 2020), h.118-119.
dengan syariah islamiyah yang telah ditetapkanoleh Al-Quran dan As-Sunnah.
Konsep keberhasilan dan kesuksesan seorang muslimbukan diukur dari seberapa
besar harta kekayaan yang diperoleh dan dimiliki. Kesuksesanseorang muslim
diukur berdasarkan seberapa besar ketakwaan seseorang akan
membawakonsekuensi terhadap berapapun besar dan banyaknya harta yang dapat
dia peroleh danbagaimana menggunakannya. Dia akan selalu bersyukur meskipun
harta yang dimilikisecara kuantitas relatif sedikit. Apalagi jika yang diperoleh lebih
banyak, akan semakinmemperbesar rasa syukur dan sem akin besar bagian yang
akan diberikan kepada yangtidak mampu. Demikian pula saat kekurangan harta, dia
akan tetap bersabar atas ujianyang telah menimpanya dan tidak mengambil jalan
pintas untuk mendapatkannya apalagisampai melanggar ketentuan syariat
islam.Konsumsi merupakan bagian aktifitas ekonomi selain produksi dan
distribusi.Konsumsi akan terjadi jika manusia memiliki uang (harta). Dalam islam
harta merupakanbagian fitrah manusia untuk mencintainya. "Telah dihiasi untuk
manusia untuk mencintai kesenangan terhadap wanita-wanita”7

Beberapa hal yang melandasi perilaku seorang muslim dalam berkonsumsi


adalah berkaitan dengan urgensi, tujuan dan etika konsumsi. Konsumsi memiliki
urgensi yangsangat besar dalam setiap perekonomian, karena tiada kehidupan bagi
manusia tanpakonsumsi. Oleh sebab itu, sebagian besar konsumsi akan diarahkan
kepada pemenuhantuntutan konsumsi bagi manusia. Pengabaian terhadap
konsumsi berarti mengabaikankehidupan manusia dan tugasnya dalam kehidupan.
Manusia diperintahkan untukmengkonsusmsi pada tingkat yang layak bagi dirinya,
keluarganya dan orang paling dekatdi sekitamya. Bahkan ketika manusia lebih
mementingkan ibadah secara mutlak dengantujuan ibadah (hadits puasa dahr dan 3
orang beribadah), telah dilarang dan diperintahkanuntuk makan/berbuka. Meski
demikian konsumsi Islam tidak mengharuskan seseorangmelampaui batas untuk
kepentingan konsumsi dasarnya, seperti mencuri atau merampok.Tapi dalam
kondisi darurat dan dikhawatirkan bisa menimbulkan kematian, maka seseorang
diperbolehkan untuk mengkonsusmsi sesuatau yang haram dengan syarat sampai
masadarurat itu hilang, tidak berlebihan dan pada dasarnya memang dia tidak suka
(ayat).8

7
Arif Pujiyono, (Teori Konsumsi Islam, Universitas Diponegoro: Jurnal Dinamika
Pembangunan, 2006), h.197.
Tujuan utama konsumsi seoarang muslim adalah sebagai sarana penolong
untuk beribadah kepada Allah. Sesungguhnya mengkonsusmsi sesuatu dengan niat
untuk meningkatkan stamina dalam ketaatan pengamdian kepada Allah akan
menjadikan konsusmsi itu bemilai ibadah yang dengannya manusia mendapatkan
pahala. Konsusmsi dalam perspektif ekonomi konvensional dinilai sebagai tujuan
terbesar dalam kehidupandan segala bentuk kegiatan ekonomi. Bahkan ukuran
kebahagiaan seseorang diukur dengantingkat kemampummya dalam
mengkonsusmsi. Konsep consumen adalah raja' menjadiarah bahwa aktifitas
ekonomi khususnya produksi untuk memenuhi kebutuhan konsumensesuai dengan
kadar relatifitas dari keianginan konsumen, dimana Al-Qur 'an telah
mengungkapkan hakekat tersebut dalam firman-Nya : "Dan orang-orang kafir
itubersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya
binatang"(Muhammad:2).9

Perilaku konsumen adalah suatu proses yang memiliki kaitan erat dengan
proses pembelian. Saat itu konsumen melakukan efektivitas-efektivitas seperti
melakukan pencarian, penelitian, dan pengevaluasian produk, dan sampai kepada
membuat keputusan pembelian. Mengutip dalam bukunya, Setiadi (2019)
mendefinisikan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat
dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa,
termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan
tersebut10.

Perilaku konsumen pada hakikatnya untuk memahami "why do consumers


do what they do". Dari beberapa definisi yang telah disebutkan di atas dapat kita
simpulkan bahwa perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta
proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli,
ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan
hal-hal di atas atau kegiatan mengevaluasi. Schiffman dan Kanuk (1994) menge-
mukakan bahwa studi perilaku konsumen adalah suatu studi mengenai bagaimana

8
Arif Pujiyono, (Teori Konsumsi Islam, Universitas Diponegoro: Jurnal Dinamika
Pembangunan, 2006), h.198.
9
Arif Pujiyono, (Teori Konsumsi Islam, Universitas Diponegoro: Jurnal Dinamika
Pembangunan, 2006), h.198.
Setiadi Nugroho J, (Perilaku Konsumen. Edisi Pertama, Jakarta: Penerbit
10

Prenada Media, 2003), h.168.


seorang individu membuat keputusan untuk mengalokasikan sumber daya yang
tersedia (waktu, uang, usaha, dan energi)11

Belum berakhirnya pandemi mengubah pola konsumsi masyarakat. Sekarang


masyarakat melakukan transaksi belanja melalui marketplace. Efek dari pandemi
covid-19 memiliki banyak pengaruh dalam berbagai aspek, termasuk tingkah laku
masyarakat sebagai pelaku konsumen. Dalam jurnal yang disusun oleh Yusup, et al
(2020) memaparkan bahwa kebijakan pemerintah mengenai pecegahan penyebaran
corona virus nmemaksa pelaku usaha untuk merubah model bisnis menuju online
sehingga berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan perilaku
konsumen dalam berbelanja online. Pandemi covid-19 memaksa orang untuk
beraktivitas di rumah termasuk kegiatan berbelanja. Saat ini belanja online sudah
menjadi kegiatann yang dipilih agar tidak keluar rumah dan praktis. Hal ini menjadi
salah satu faktor terjadinya perubahan konsumen ke arah digital dan
memanfaatkan online seperi E-Commerce.12

Merujuk pada jurnal Harahap dan Dita (2018:195), Belanja online atau E-
Commerce adalah proses transaksi yang dilakukan melalui media atau perantara
yang berupa situs-situs jual beli via online dan menyediakan barang atau jasa yang
diperjualbelikan.13 Berbelanja online merupakan dimana ada konsumen yang secara
langsung melakukan pembelian barang dan jasa dari penjual yang dilakukan secara
interaktif dan nyata dengan menggunakan internet14. Pengambilan keputusan
konsumen merupakan penyatuan yang mengkombinasikan antara pengetahuan
dalam mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu
diantaranya. Hasil dari penyatuan ini merupakan suatu pilihan yang disajikan secara
kognitif sebagai keinginan berperilaku. Dapat disimpulkan keputusan berbelanja
online merupakan perilaku yang mengabungkan pengetahuan dan perasaan untuk

11
Ujang Sumarwan, (Perilaku Konsumen “Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran”,
Jakarta Selatan: Penerbit Ghalia Indonesia, 2003), h.26.
12
Yusup, et al, (Pengaruh Bencana Covid19, Pembatasan Sosial, dan Sistem Pemasaran
Online Terhadap Perubahan Perilaku Konsumen dalam Membeli Produk Retail, SULTANIST: Jurnal
Manajemen dan Keuangan, Vol 8 (No 2), 2020), h.122.
13
Harahap, Dedy Ansari, dan Dita Amanah, (Perilaku Belanja Online Di Indonesia: Studi
Kasus, Jurnal Risaet Manajemen Sains Indonesia, 2018), h.193-213.
14
Simamora, A.A.N dan Fatira (Kemudahan Aplikasi dan Keragaman Produk dalam
Membentuk Keputusan Pembelian Generasi Milenial Berbelanja secara Online, Medan:Jurnal
Maneksi 8, 2019), h.213.
memilih dan menentukan terhadap barang dan jasa yang diperjualbelikan secara
online15
Salah satu marketplace yang menjadi favorit masyarakat untuk melakukan
transaksi jual beli (belanja online) adalah applikasi shopee. Shopee merupakan salah
satu bentuk e- commerce yang mengalami tingkat kenaikan transaksi yang tinggi di
Indonesia. Perusahaan ini di kenalkan di Indonesia mulai tahun 2015 dan terus
menerus mengalami perkembangan Ditahun 2020 ini, merupakan tahun ke lima di
mana marketplace ini berkembang pesat dan unduhan melalui aplikasi di play store
pun menunjukkan jumlah yang luar biasa.Dalam shopee konsep yang ditawarkan
adalah pasar mobile - sentris, dimana user dapat menjelajahi produk, belanja dan
berjualan kapan saja dan dimana saja. Kelebihan dari marketplace ini adanya akses
pembayaran yang sangat mudah sehingga cenderung disukai konsumen terutama
ibu ibu rumah tangga.Awalnya kemunculan model bisnis shopee ini berbentuk C2C
atau customer to customer. Namun seiring berjalannya waktu model ini berubah
menjadi B2C (business to customer ) dengan munculnya shopee mall dan menjadi
model hybrid C2C.16
Tujuan dari bisnis shopee ini adalah menjadikan platform online shop yang
dapat menghubungkan penjual dan pembeli dalam satu komunitas. Dimana target
dari pengguna shopee adalah semua masyarakat di seluruh wilayah Indonesia
dengan memberikan pemenuhan atas kebutuhan produk, komunitas dan
pelayanan.Kelebihan dari shopee antara lain : pemenuhan informasi mengeni
produk, harga yang bersaing (atau dapat dikatakan murah) dan kemudahan dalam
proses pembayaran. Selain itu dari shopee juga memberikan gratis ongkos kirim,
adanya program – program menarik, interface aplikasi yang mudah dijalankan,
kecepatan transaksi dan adanya transparasi karena dapat dicek melalui resinya.
Sedangkan kelemahan dari shopee adalah aplikasinya harus membutuhkan kondisi
internet yang bagus untuk melihat detai produk. Sinyal harus mendukung agar kita
mudah melihat semua produk yang ditawarkan didalamnya17

15
Fakhrurrozi dan Alchudri, (Analisis Perilaku Berbelaja Online Konsumen Muslim Dalam
Perspektif Gender Di Provinsi Riau (Ditinjau dari Received Risk, Service,Infrastructure, dan
Acquisition Utility, UIN Suska Ria: Fakultas Ekonomi, 2016)).
16
Lina Ayu Safitri dan Chriswardana Bayu Dewa, (Analisa Pengaruh Masa New Normal
Pada Penjualan Online Melalui E-Commerce Shopee. Yogyakarta: Jurnal Ekonomi Manajemen
Sumber Daya, 2020), h.121.
17
Lina Ayu Safitri dan Chriswardana Bayu Dewa, (Analisa Pengaruh Masa New Normal
Pada Penjualan Online Melalui E-Commerce Shopee. Yogyakarta: Jurnal Ekonomi Manajemen
Sumber Daya, 2020), h.121-122.
Dari beberapa masyarakat pada dusun maloi yang saya wawancarai,
termasuk ibu rumah tangga dan mahasiswa pada beberapa perguruan tinggi di Bone
mengupkapkan semenjak pandemi covid masuk dan menyebar di Kota Bone,
mereka mulai beralih ke shopee untuk memenui kebutuhan mereka. Mereka
menganggap dengan adanya aplikasi belanja online tersebut memudahkan mereka
mendapatkan kebutuhan mereka tanpa harus ke toko atau ke pasar. Apalagi shopee
memberikan banyak potongan harga (diskon) dan juga promo. Umumnya yang
mereka pesan melalui shopee adalah keperluan rumah tangga, pakaian, skincare,
make up, keperluan bayi dan lain-lain. Sebagian dari merekapun mengatakan bahwa
sudah ketergantungan dan lebih memilih untuk berbelanja di shopee. Ibu-ibu yang
awalnya kurang update mengenai teknologi, akhirnya bisa beradaptasi dengan
teknologi demi berbelanja di shopee. Hal ini menyebabkan peningkatan belanja
online melalui shopee di kalangan masyarakat pada Dusun Maloi.

Kesimpulan

Yang bisa kita simpulkan dari artikel diatas yaitu bahwa penerapan kebijakan
pemerintah berupa PSBB, Social Distancing, stay at home, work from home, online
school dan sebagainya dalam rangka penanganan pencegahan penyebaran corona
virus mempengaruhi pola konsumsi masyarakat Kota Bone khususnya pada Dusun
Maloi. Sebagai konsumen muslim yang harus memenuhi kebutuhan hidupnya, maka
setiap individu pastinya melakukan transaksi jual beli. Namun, dikarenakan harus
mengikuti kebijakan pemerintah untuk menghindari diri dari penularan virus dan
melindungi dirin dari keluar rumah, maka belanja online adalah pilihan yang tepat
bagi konsumen untuk berbelanja melalui marketplace dengan menggunakan
aplikasi shoope. Dalam shopee konsep yang ditawarkan adalah pasar mobile -
sentris, dimana user dapat menjelajahi produk, belanja dan berjualan kapan saja
dan dimana saja. Kelebihan dari marketplace ini adanya akses pembayaran yang
sangat mudah sehingga cenderung disukai konsumen terutama ibu ibu rumah
tangga dan juga mahasiswa atau pelajar sehingga penggunaan marketplace shopee
selama pandemi Covid-19 cukup mengalami peningkatan.

Saran
Dengan selesainya artikel ini, penyusun berharap artikel ini dapat
bermanfaat bagi banyak orang dan penyusun juga menyadari bahwa masih banyak
kekurangan pada artikel ini. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca artikel ini.

Daftar Pustaka

Alwi, Taufik, Eka A.A. Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Bisnis dan Eksistensi
Platform Online. Jurnal Pengembangan Wiraswasta Vol:22. 2020.

Fakhrurrozi dan Alchudri. Analisis Perilaku Berbelaja Online Konsumen Muslim


Dalam Perspektif Gender Di Provinsi Riau (Ditinjau dari Received Risk,
Service,Infrastructure, dan Acquisition Utility. UIN Suska Ria: Fakultas
Ekonomi. 2016.

Handayani, Diah, et al. Penyakit Virus Corona 2019. Jakarta: Jurnal Respirologi
Indonesia.2020.

Harahap, dkk. Perilaku Belanja Online Di Indonesia: Studi Kasus. Jurnal Risaet
Manajemen Sains Indonesia. 2018.

Nugroho, Setiadi. Perilaku Konsumen. Edisi Pertama. Jakarta: Penerbit Prenada


Media, 2003

Pujiyono, Arif. Teori Konsumsi Islam. Universitas Diponegoro: Jurnal Dinamika


Pembangunan. 2006.

Safitri, Lina Ayu, Chriswardana Bayu Dewa. Analisa Pengaruh Masa New Normal
Pada Penjualan Online Melalui E-Commerce Shopee. Yogyakarta: Jurnal
Ekonomi Manajemen Sumber Daya. 2020.

Sumarwan, Ujang. Perilaku Konsumen “Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran”.


Jakarta Selatan: Penerbit Ghalia Indonesia. 2003.

Simamora, A.A.N dan Fatira. Kemudahan Aplikasi dan Keragaman Produk dalam
Membentuk Keputusan Pembelian Generasi Milenial Berbelanja secara
Online. Medan:Jurnal Maneksi 8. 2019.

Yusup, et al. Pengaruh Bencana Covid19, Pembatasan Sosial, dan Sistem Pemasaran
Online Terhadap Perubahan Perilaku Konsumen dalam Membeli Produk
Retail. SULTANIST: Jurnal Manajemen dan Keuangan, Vol 8 No 2. 2020.

Anda mungkin juga menyukai