Anda di halaman 1dari 11

TRANSFORMASI KEGIATAN EKONOMI PADA SAAT PANDEMI DI

DESA LALIMBUE KECAMATAN KAPOIALA KABUPATEN KONAWE

Nabila

Dr. Edy Karno, S.Pd., M.Pd1, Dr. Muliha Halim, M.Si


Pendidikan Ekonomi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Halu Oleo

Kendari, nabila.ayura06@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak pandemic terhadap pelaku
usaha transformasi kegiatan ekonomi masyarakat di Desa Lalimbue Kecamatan
Kapoiala Kabupaten Konawe pada masa pandemic. Pendekatan penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang memperoleh data dalam
bentuk deskripsi atau penjelasan dari fenomena, persoalan atau permasalahan di
lapangan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat Desa Lalimbue, menjadi


lebih inovatif dan produktif tidak tinggal pasif tapi mencari kesempatan di
pandemic seperti ini pandemic tidak selalu buruk bahkan volusi di negara negara
besar berkurang setelah pandemic masyarakat menerapkan hidup sehat dan gaya
hidup yang lebih baik lagi strategi pelaku usaha dalam meningkatkan volume
penjualan yang bervariasi mulai dengan mentranformasikan prodaknya dan
menerapkan startegi pemasaran konvensional ke pemasaran online dengan
menggunakan media social sebagai saluran online utama sehingga pendapatan
pelaku usaha di Di desa lalimbue dapat terpenuhi dan konsumsi masyarakat
menjadi beragam jadi tidak ada kebosanan yang di alami masyarakat.

Kata Kunci: Transformasi, Ekonomi, Pandemi Covid-19.

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the impact of the pandemic on
business actors in the transformation of community economic activities in
Lalimbue Village, Kapoiala District, Konawe Regency during the pandemic. This
research approach uses a qualitative approach, namely research that obtains
data in the form of a description or explanation of phenomena, problems or
problems in the field.

The results of this study indicate that the people of Lalimbue Village, being more
innovative and productive, do not stay passive but look for opportunities in a
pandemic like this, a pandemic is not always bad, even the volume in large
countries has decreased after the pandemic, people adopt a healthy life and a
better lifestyle. efforts to increase the volume of sales that vary starting with
transforming their products and applying conventional marketing strategies to
online marketing using social media as the main online channel so that the
income of business actors in the village of Lalimbue can be fulfilled and public
consumption becomes diverse so there is no boredom experienced by the
community.

Keywords: Transformation, Economy, Covid-19 Pandemic.

PENDAHULUAN

World Health Organization melalui press and conference pada tanggal 11


Maret 2020 telah menetapkan COVID-19 menjadi sebuah pandemi. Pandemi ini
ditetapkan akibat terjadinya lonjakan yang cukup tajam pada kasus terkonfirmasi
COVID-19 selama dua minggu terakhir di negara-negara tertentu, seperti Amerika
Serikat, Spanyol, Italia, Jerman, dan lain sebagainya yang secara tidak langsung
meningkatkan jumlah terkonfirmasi di negara-negara lain, khususnya negara yang
berbatasan langsung dengan negara tersebut. Selain itu, negara-negara dari benua
lain berpotensi pula tertular COVID-19 akibat masyarakat yang kembali setelah
melakukan perjalanan ke luar negeri. Kurangnya tingkat kesadaran masyarakat
akan virus ini mempengaruhi cepatnya penularan yang membuat kurva penularan
terus meningkat. COVID-19 menjadi salah satu alasan dari berbagai keresahan
dan kecemasan yang di alami oleh seluruh masyarakat di seluruh dunia tidak
terkecuali Indonesia. Perkembangan semakin meluasnya wabah Corona Virus
Disease 2019 (Covid-19) di seluruh dunia yang telah mengguncangkan berbagai
negara dan menimbulkan berbagai masalah yang bukan saja pada masalah
kesehatan publik, tetapi juga sektor ekonomi, bisnis, keuangan, sosial dan psiko-
sosial. Dengan Berjalannya waktu covid - 19 menyebarluas ke beberapa Negara
termaksud Negara Indonesia.
Pemerintah Indonesia sendiri mengkonfirmasi kasus COVID-19 pertama
di Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020 meskipun muncul beberapa spekulasi
bahwa COVID-19 telahmasuk ke Indonesia beberapa waktu sebelumnya.
Indonesia menjadi salah satu negara yang menerapkan berbagai metode
pencegahan penularan yang juga telah diterapkan di berbagai negara, mulai
dari pembatasan sosial dan fisik, karantina rumah, penutupan perbatasan antar
negara, penghentian seluruh transportasi dan mobilitas manusia, sampai pada
karantina masif (lockdown) satu wilayah, termasuk diberlakukannya peraturan
jam malam yang dijaga aparatur bersenjata di berbagai daerah.
Konsekuensi dari berlakunya pembatasan sosial dan karantina dalam skala
masif ini adalah terbatasnya kegiatan ekonomi yang mempengaruhi kehidupan
dan penghidupan warga, bukan saja di kota-kota yang dikarantina, tetapi seluruh
jaringan ekonomi dan finansial di seluruh Indonesia, Apalagi pandemi Covid-19
telah melanda seluruh negara industry dunia bahkan telah membatalkan seluruh
penerbangan komersial berpenumpang jelas telah mengawali terjadinya depresi
ekonomi skala global di masa depan dalam hitungan hari meskipun telah di buka
lagi tetap saja para penerbang merasa khawatir untuk melakukan penerbangan
mulai dari protocol yang membingungkan tetapi juga informasi mengenai test
swab yang di pikir menakutkan. Lalu lintas informasi di sosial media yang begitu
gencar dan semakin liar menambah tebaran teror ketakutan, kekuatiran, serta
kecurigaan tentang kondisi sesungguhnya.  Padahal kadar kesahihan informasi itu
kebanyakan sangat meragukan. Banyak informasi di media sosial tidak
mendukung upaya memberikan ketenangan, ketertiban, dan kepatuhan publik.
Uniknya, informasi dari otoritas yang sahih dianggap kurang relevan karena
tingkat  kontroversi yang rendah, Hal ini didukung oleh kemudahan informasi
melalui media social yang dimiliki masing-masing masyarakat Indonesia
khususnya masyarakat di Desa lalimbue, kecamatan kapoiala kabupaten konawe.
Masyarakat yang dirundung ketakutan dan kecemasan dalam skala global,
tentu belum pernah dialami dunia dalam sejarah peradaban sebelumnya. Jaringan
informasi yang luas dan mudah telah menciptakan stigma tertentu dan paranoid
masyarakat dunia terhadap pandemi dan kekacauan sistem ekonomi dunia hal ini
membuat adanya transformasi terhadap kegiatan ekonomi di masyarakat.
Transformasi menurut Webster Dictionary (1970), Transformasi berarti
perubahan menjadi sesuatu, transformasi dapat dianggap sebagai sebuah proses
pemalihan total dari suatu bentuk menjadi sebuah sosok baru yang dapat diartikan
sebagai tahap akhir dari sebuah proses perubahan, sebagai sebuah proses yang
dijalani secara bertahap baik faktor ruang dan waktu yang menjadi hal yang
sangat mempengaruhi dalam perubahan tersebut. Adapun pengertian Transformasi
menurut Menurut D’ Arcy Thompson, “Transformation is a process and a
phenomenon of the change of form under altering circumstances”. Transformasi
adalah sebuah proses fenomena perubahan bentuk dalam keadaan yang berubah-
ubah, dengan demikian transformasi dapat terjadi secara tak terbatas.
Transformasi yang dimaksud adalah melihat perubahan kegiatan ekonomi
pada saat pandemic Transformasi disatu pihak dapat mengandung arti proses
perubahan atau pembaruan struktur sosial, sedang di pihak lain mengandung
makna proses perubahan nilai. Fokus dari transformasi yang menjadi topik di
penelitian adalah transformasi dalam ranah kegiatan ekonomi. Kaitannya dengan
transformasi kegiatan ekonomi dalam penjelasan proses diatas adalah bahwa
kegiatan ekonomi dapat mengalami perubahan atau transformasi.
Berdasarkan pra penelitian yang dilakukan di desa lalimbue terdapat
beberapa fenomena transformasi kegiatan ekonomi diantaranya: Kegiatan
perdagangan dan perikanan kebanyakan dilakukan melalui online atau virtual dan
sangat sedikit yang secara langsung. Hal ini sejalan dengan pendapat Abdul dan
Syahrida (2010:2) yang menyatakan bahwa Transaksi e-commerce di dalam hal
pembayaran (payment instruction) melibatkan beberapa pihak selain dari pembeli
(cardholder) dan penjual (merchant),para pihak itu adalah payment gateway
(pihak ketiga). Keterlibatan pihak-pihak lain, di dalam transaksi e-commerce
merupakan suatu keharusan, karena transaksi dalam e-commerce melalui media
internet merupakan bentuk transaksi yang dilakukan oleh pihak-pihak tanpa saling
bertemu face-to-face atau bahkan tidak saling mengenal, sebab transaksi mereka
dalam dunia maya atau virtual. Hal ini yang menyebabkan perubahan dalam
proses kegiatan ekonomi yang biasanya pemasok ikan langsung datang tetapi
sejak adanya pandemic kegiatan perdaganganya harus melalui pihak ketiga yaitu
yang mengantar ikan kepada pembeli Desa Lalimbue sendiri merupakan desa
yang sebagian besar masyarakatnya adalah nelayan dan pedagang penghasilan
yang mereka proleh biasanya habis terpakai untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
saja termaksud kebutuhan untuk makan. Hanya sebagian kecil penduduk Desa
Lalimbue yang dapat hidup berlebih dan berkecukupan apa lagi sejak adanya virus
corona yang ruang gerak masyarakat tidak seperti sebelumnya contohnya saja
salah satu pedagan di Desa Lalimbue yang bernama Hasna sejak pandemic sampai
sekarang ia tidak berjualan di pasar masyrakat harus berusaha memenuhi
kebutuhanya dengan cara apapupun karena itu peniliti tertarik untuk melakukan
penelitian di Desa Lalimbue Kecamatan Kapoiala Kabupaten Konawe untuk
menegetahui dampak pandemic dan transformasi kegiatan ekonomi di masa
pandemic seperti saat ini.

METODE

Penelitian ini akan mendeskripsikan suatu transformasi atau Jenis


penelitian dalam penelitian ini yaitu penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif
merupakan penelitian yang memiliki tujuan untuk menjelaskan situasi, fenomena,
atau masalah dengan apa adanya (Arifin, 2011). Dalam memperoleh gambaran
tersebut, peneliti menggunakan angket untuk mengetahui perubahan kegiatan
ekonomi masyarakat pada saat pandemi. Pendekatan dalam penelitian ini
merupakan kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang memperoleh
data dalam bentuk deskripsi atau penjelasan dari fenomena, persoalan atau
permasalahan di lapangan. Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi di Desa
lalimbue Kecamatan Kapoiala Kabupaten Konawe. Dimana desa lalimbe
merupakan salah satu desa yang mengalami dampak akibat adanya pandemic.
Tahap awal yaitu dengan melakukan studi literatur dengan mencari
sumber, data, atau informasi yang berhubungan dengan masalah yang ada di
penelitian. Kemudian, melakukan studi lapangan atau observasi dalam rangka
mengetahui permasalahan yang menjadi latar belakang serta rumusan masalah
penelitian. Tahap penelitian ini dimulai dengan melakukan desain penelitian,
yakni melalui penentuan jenis dan pendekatan dari penelitian, teknik analisis data,
dan teknik pengumpulan data. Setelah itu, langkah selanjutnya yakni menyusun
instrumen untuk teknik pengumpulan data dan melakukan konsultasi pada
pembimbing. Tahap akhir adalah tahap penyimpulan data yang telah melalui tahap
analisis sesuai dengan rumusan masalah penelitian yang diperoleh data bagaimana
transformasi kegiatan ekonomi pada saat pandemic yang diteliti dan ditulis dalam
laporan penelitian. Pengumpulan dilakukan dengan teknik wawancara dan
dokumentasi, sedangkan analisis data dilakukan dalam 3 tahap yaitu; mereduksi,
penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Desa lalimbue adalah desa tertua yang berada di kecamatan kapoiala


kabupaten konawe yang merupakan perpecahan dari desa kapoiala yang kini telah
menjadi kelurahan. Penduduk desa lalimbue berdasarkan data terakhir hasil
penduduk pada tahun 2020 tercatat 459 jiwa yang terdiri dari 242 laki – laki dan
217 perempuan dan memiliki 145 KK desa lalimbue terletak kurang lebih 33 KM
dari Ibu Kota jarak tempuh kira kira 45 menit dengan menggunakan transportasi
darat dan tidak permasalahan untuk sampai kedesa tersebut.Luas wilayah Desa
lalimbue yaitu 62,11 HA perbatasan sebelah utara berbatas dengan sungai
konaweha sebelah timur berbatasan dengan Laut Banda dan sebelah selatan
berbatasan desa tombawatu dan sebelah Barat berbatasan dengan Desa labotoy
Desa lalimbue terdiri dari 3 Dusun dan 6 RT.
Berdasarkan hasil wawancara di kantor kepala desa Lalimbue sebagaian
besar penduduk di Desa lalimbue bermata pencaharian sebagai Nelayan dan
pedagang berdasarkan informasi yang di proleh dari informan, penduduk di desa
lalimbue sudah lama meneggeluti usaha dagang dan nelayan karena desa lalimbue
sendiri adalah desa tertua dan pada saat dulu merupakan pelabuhan bagi desa
tetangga untuk membeli kebutuhan hidup mereka karena akses untuk ketempat
mereka yang sangat susah di masuki oleh para distributor untuk karena itu
penduduk di desa lalimbue banyak yang berdagang selain untuk memenuhi
kebutuhan yang berada di lingkunganya tetapi juga untuk kebutuhan hidup
tetangga desanya. Seperti desa muara sampara, lalonggamuno, ulu lalimbue,
lalimbue jaya,dan Taniinda . sedangkan nelayan berhubung desa lalimbue
merupakan wilayah pesisir jadi mata pencaharian sebagaian besarnya juga sebagai
nelayan bahkan anak anak di desa lalimbue cuman anak perempuan yang tidak
ikut untuk melakukan aktivitas nelayan, anak laki laki di desa lalimbue suda
belajar dari kecil untuk menjadi nelayan dan ikut pada orang tuanya jika akan
pergi berlayar.
B. Dampak Pandemic Terhadap Pelaku Usaha Di Desa Lalimbue Kecamatan
Kapoiala Kabupaten Konawe

Covid- 19 atau yang lebih di kenal sebagai virus corona telah menjadi
perhatian public sejak kemunculanya terdeksi di Tiongkok untuk kali pertama di
awal tahun 2020. Meninggalnya ribuan jiwa akibat virus ini membuatnya menjadi
pusat perhatian banyak Negara termaksud Indonesia. Pandemi Covid – 19
memberikan tekanan pada kondisi ekonomi dan social di Indonesia sejak akhir
2019 . Dampak Ekonomi luas di seluruh wilayah Indonesia termaksud di desa
Lalimbue kecamatan Kapoiala Kabupaten Konawe . Perekonomian Masing –
masing daerah terancam di tambah kondisi daerah yang lebih buruk dari
sebelumnya karena hal tersebut pemerintah Indonesia mengambil langka agresif
agar penyebaran bisa di tekan semaksimal mungkin.
Indonesia memilih pembatasan social ( social distancing ) sebagai solusi
daripada melakukan lockdown yaitu mengunci akses masuk dan keluar wilayah
bagi sapapun untuk mencegah siapapun untuk mencega penyabaran virus yang
umumnya digunakan oleh kebanyakan Negara. Inti dari pembatasan social adalah
untuk menjauhin diri dari aktivitas social secara langsung dengan orang lain,
Sedangkan lockdown berarti suatu wilayah akan diisolasi dan terjadi
pemberhentian total semua aktivitas di wilayah tersebut. selama pandemic ini
kegiatan perdagangan mengalami perbedaan yang sangat jelas banyak usaha yang
harus tutup dan mengalami kerugian omset penjualan yang menurun sehingga
harus di akui bahwa sejak pandemic di umumkan secarah resmi di Indonesia dan
terjadi pembatasan social serta masyarakat mengurangi aktivitas di luar rumah
sekolah ditutup. Peneliti melakukan 3 wawancara terhadap pelaku usaha di desa
lalimbue Hal ini di lakukan untuk mengetahui dampak pandemic di Desa
Lalimbue.
1. Pelaku Usaha Pertama

Pelaku usaha pertama adalah ibu rahmatia yang merupakan seorang


penjual pakaian sekolah dusun1 di desa Lalimbue Kecamatan Kapoiala Kabupaten
Konawe. Wawancara di lakukan pada tanggal 22 juni 2021 berdasarkan hasil
wawancara yang di lakukan terhadap penjual pakaian sekolah di desa lalimbue
bahwa kerugian mecapai 3 juta sejak pandemic sebelumnya setiap tahun ramai ibu
ibu di desa lalimbue membeli pakaian sekolah untuk anak anaknya tetapi sejak
pandemic responden hanya mampu menjual 2 sampai 3 pakaian apa lagi sejak
social distancing dan sekolah di di lakukan secara online berkurang daya beli
masyarakat.

2. Pelaku Usaha Ke Dua

Pelaku usaha Kedua adalah ibu Fitri seorang pedagang yang menjual
berbagai macam model pakaian ibu fitri menamai toko pakaianya dengan nama
Butik fanaya ibu fitri bertempat tinggal di dusun 2 di desa Lalimbue kecamatan
Kapoiala Kabupaten Konawe . Wawancara di lakukan pada tanggal 22 juni 2021
berdasarkan hasi wawancara yangdi lakukan penulis terhadap responden bahwa
sejak pandemic berkurangnya ibu ibu yang membeli pakaianya hal ini di sebabkan
karena pendapatan masyarakat juga yang berkurang apa lagi saat pandemi seperti
saat ini. Sejak di lakukanya social distancing kurangnya masyarakat yang
melakukan aktivitas di luar membuat daya tarik untuk membeli pakaian
berkurang.

3. Pelaku Usaha Ke Tiga

Pelaku usaha ke tiga adalah Jupri seorang pelaku usaha trasportasi Laut
yang bekediaman di dusun 2 desa Lalimbue Kecamatan Kapoiala Kabupaten
Konawe. Wawancara di lakukan pada tanggal 22 juni 2021 Berdasarkan hasil
wawancara yang di lakukan peneliti adalah selama pandemic dan di lakukakanya
social distancing kurangya pemancing Luar yang datang untuk menyewa jasa
Perahu karena ditutupnya akses keluar masuk wilayah untuk mencegah
tersebarnya wabah virus corona.
Berdasarkan Hasil wawancara yang dilakukan penulis terhadap beberapa
pelaku usaha di Desa Lalimbue Kecamatan Kapoiala Kabupaten Konawe dapat di
lihat bahwa dampak sejak terjadinya pandemic dan di berlakukanya social
distancing yaitu berkurangnya kumsumsi masyarakat pada pakaiaan dan
pendapatan pelaku Usaha di Desa Lalimbue Kecamatan Kapoiala Kabupaten
Konawe. Temuan Ini sesuai dengan penelitian yang di lakukan penelitian yang
dilakukan oleh Azimah Riski Nor, dkk (2020) yaitu menurunya pendapatan
pelaku usaha sejak terjadinya pandemic.

C. Transformasi Kegiatan Ekonomi Pada Saat Pandemi Di Desa Lalimbue


Kecamatan Kapoiala Kabupaten Konawe

Proses transformasi merupakan perubahan yang terjadi secara perlahan-


lahan atau sedikit demi sedikit, tidak dapat diduga kapan dimulainya dan sampai
kapan proses itu akan berakhir tergantung dari faktor yang mempengaruhinya,
komprehensif dan berkesinambungan dan perubahan yang terjadi mempunyai
keterkaitan erat dengan emosional (sistem nilai) yang ada dalam masyarakat.
Proses transformasi mengandung dimensi waktu dan perubahan sosial budaya
masyarakat yang menempati yang muncul melalui proses yang panjang yang
selalu terkait dengan aktivitas-aktivitas yang terjadi pada saat itu. Fokus dari
transformasi yang menjadi topik adalah transformasi dalam ranah sosial
khususnya kegiatan ekonomi Dengan Hal ini peneliti melakukan wawawancara
terhadap pelaku kegiatan ekonomi untuk mengetahui transformasi atau perubahan
kegiatan ekonomi peneliti melakukan wawancara terhadap pelaku produksi,
distribusi dan komsumsi
1. Transformasi kegiatan Produksi dan distribusi

Produksi adalah segala kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan atau


menambah guna atas suatu benda atau segala kegiatan yang ditujukan untuk
memuaskan orang lain melalui pertukaran dalam mencakup setiap usaha manusia
dan kemampuan untuk menambah faedah dalam memenuhi kebutuhan manusia
sedangkan Kegiatan Distribusi adalah berakar dari bahasa Inggris distribution,
yang berarti penyaluran. Sedangkan kata dasarnya to distribute, berdasarkan
Kamus Inggris Indonesia John M, Echols dan Hassan Shadilly, bermakna
membagikan, menyalurkan, menyebarkan, mendistribusikan, dan mengageni.
Distribusi adalah suatu proses penyampaian barang atau jasa dari produsen ke
konsumen dan para pemakai, sewaktu dan dimana barang atau jasa tersebut
diperlukan , yang ingin di ketahui penulis adalah transformasi kegiatan produksi
dan Distribusi sebelum adanya pandemic dan sesudah adanya pandemic dengan
hal ini penulis melakukan 3 wawancara terhadap palaku produksi dan distribusi
untuk mengetahui transformasi kegiatan produksi dan Distribusi
a. Pelaku Produksi Dan Distribusi Pertama

Pelaku produksi dan Distribusi pertama adalah Hasna ibu hasna


merupakan pedagang kue donat kampong di desa laliimbue dusun 3
Kecamatan kapoiala Kabupaten konawe. Wawancara di lakukakan pada
tanggal 24 juni 2021 berdasarkan hasil wawancara yang di lakukakak kepada
ibu Hasna bahwa sebelum adanya pandemic ibu hasana hanya menjual donat
kampong pada hari selasa tetapi sejak adanya pandemic dan di lakukannya
pembatasan social atau social distancing ibu hasna berhenti mekakukan
penjualan di pasar dan sudah setahun ibu Hasna tidak melakukan penjualan di
pasar lagi hal ini membuat ibu Hasna melakukan transformasi kepada produk
yang di hasilkan dengan mengikuti keinginan pasar Dalam wawancara yang di
lakukan peneliti terhadap responden dapat dilihat bahwa ada tranformasi
dalam kegiatan produksi yang dilakuan oleh responden yaitu dengan
mengikuti tren pasar dan menjual prodak yang lebih kekinian lagi, peneliti
juga menanyakan perubahan apa saja yang berubah pada saat pandemic dalam
proses produksi yang di lakukan ibu hasna dalam hasil wawancara yang
dilakukan penulis di temukan bahwa adanya perubahan alat yang di gunakan
ibu Hasna sebelumnya ibu hasna hanya menggunakan alat tradisional seperti
wajan, kompor, dan gelas ukur untuk membuat donat setelah terjadinya
pandemic dan mulai melakukan penjualan lagi ibu hasna menggunakan alat
alat yang lebih canggih yaitu microwave . mixer daugh untuk pengulenan dan
timbangan listrik untuk menimbang adonan varian rasanya pun berubah dan
pengemasanya pun berubah untuk pemasaran ibu hasna mengandalkan media
social Whats Up dan Facebook dan menyewa 1 orang kurir untuk
mengantarkan pesanan karena yang pesan bukan dari desa lalimbue saja tetapi
dari desa lain.
b. Pelaku Produksi Dan Distribusi Ke Dua

Pelaku produksi dan distributor Kedua adalah ibu marni yang


bertempat tinggal di dusun 2 desa lalimbue kecamatan kapoiala kabupaten
Konawe. Wawacara di lakukan pada tanggal 24 juni 2021 Ibu marni
merupakan pedagang yang menjual kue di desa lalimbue berdasarkan hasil
wawancara di lakukan penulis adalah sebelumnya ibu mari menjual kue di hari
selasa saja tetapi setelah pasar ditutup beberepa waktu kemudian di
berkakukanya social distancing ibu marni mencoba untuk berjualan di rumah
dengan cara online. Selalin itu ada perubahan pada prodak yang di hasilkanya
sebelumnya di hanya menjual kue tetapi setelah pandemic ibu marni menjual
nasi ayam geprek dan panggan yang tidak hanya dapat di jual di desa lalimbue
saja tetapi di jual kepada para pekerja tambang yang sandar di di pelabuhan
Muara Sampara selain itu dari proses transformasi yang di lakukakan ibu
marni adalah membeli microwave untuk proses produksi ayam yang akan dia
lakukan lagi adapun biasanya ibu marni menjual di pasar atau menyuruh
anaknya berjualan tapi sejak pandemic ibu marni mengandalkan social media
untuk proses distribusi.
c. Pelaku produksi dan distribusi ke tiga

Pelaku produksi ketiga Adalah Umar merupakan seorang nelayan Di


desa lalimbue kecamatan Kapoiala kapoiala bertempat tinggal di dusun 2
wawancara di lakukan tanggal 24 juni 2021 sebelum pandemic bapak umar
hanya menjual ikan yang ia pancing di empang belakang rumah untuk di jual
di pasar tetapi setelah pandemic bapak umar membeli membeli perahu piber
dan jaring hal ini di lakukan karena di lihatnya permintaan masyarakat di desa
lalimbue jika dia hanya menjual di hari pasar tetapi pasar di tutup tidak
mampu untuk mencukupi kebetuhanya tetapi jika ia mengambil ikan dalam
jumlah lebih besar akan memenuhi kebutuhan hidupnya. Karena adanya
penada dan bisa di panggang dan tahan lama dan di pasarkan di whats Up dan
Facebook anak – anaknya.
Berdasarkan hasi wawancara yang di lakukan penulis yaitu adanya
transformasi kegiatan produksi dan distribusi di desa lalimbue hal ini terjadi
karena pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat di masa pandemi masyarakat
tidak hanya bisa melakukan hal hal sebelumnya tetapi berusaha lebih kreativ lagi
dengan cara merubah proses produksi dan distribusi saat pandemic mempercepat
adopsi digital pada pelaku usaha yaitu dengan mengalihkan bisnis yang satu ke
yang lain dari offline ke online menunjukan adanya transformasi di kegiatan
produksi dan distribusi di desa lalimbue kecamatan kapoiala kabupaten konawe
Hal ini sejalan dengan Penelitian Yang di Lakukan oleh Nyak Ilham , Gito
haryanto yaitu Dampak dan respons peternak terhadap pandemi Covid-19 bersifat
lokal spesifik dan tidak semua terdampak negatif. Pandemi Covid-19 mendorong
produsen meningkatkan kapasitas dirinya dengan berupaya melakukan mitigasi
risiko usaha melalui diversifikasi usaha dan melakukan penjualan secara langsung
kepada pengguna akhir (end user) menggunakan teknologi digital. Di sisi
konsumen, terjadi juga perubahan perilaku dengan membeli produk secara daring,
dan permintaan terhadap produk olahan meningkat.
2. Transformasi Konsumsi di Desa Lalimbue

Konsumsi dalam istilah sehari-hari sering diartikan sebagai pemenuhan


akan kebutuhan makanan dan minuman. Konsumsi mempunyai pengertian yang
lebih luas lagi yaitu barang dan jasa akhir yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan manusia. Barang dan jasa akhir yang dimaksud adalah barang dan jasa
yang sudah siap dikonsumsi oleh rumah tangga. Untuk mengetahui bagaimana
pandangan konsumen/pembeli terhadap kegiatan produksi dan distribusi pedagang
di desa lalimbue, peneliti mewawancarai 3 orang konsumen/pembeli usaha
dagangan masyarakat di desa lalimbue Berikut uraian hasil wawancara dengan
para konsumen/pembeli yang telah bekerjasama dan dijadikan sebagai acuan
narasumber.
a. Konsumen/Pembeli Pertama

Konsumen/pembeli pertama yaitu konsumen pada usaha ibu hasna


yang membuat dan menjual donat dengan varian rasa yang berbeda
Wawancara dilakukan pada tanggal 25 juni 2021 Penulis mewawancarai
pembeli yang bernama evin, ia menyatakan ia tertarik untuk membeli Donat
tersebut karena tempat tersebut mudah ditemukan dan beragam beragam
Varian rasa yang menarik ada disitu. Kemudian pelayanan yang di berikanpun
nyaman. Hanya saja harga yang diberikan sedikit mahal, tetapi tidak masalah
karena kualitasnya tahan lama, dan apabila ia menginginkan donat lagi maka
ia akan membelinya kembali di usaha tersebut. (wawancara dengan evin, 26
Juni 2021).
b. Konsumen/Pembeli Kedua

Konsumen/pembeli kedua yaitu konsumen pada usaha ibu Hasna


Wawancara dilakukan pada tanggal 25 Juni 2021. Penulis mewawancarai
pembeli yang bernama mega. Beliau menyatakan produk yang ada pada
usahaibu hasna tersebut memiliki berbagai macam rasa dan bentuk yang
menarik sehingga ia tertarik untuk membelinya, dan harganya pun sesuai
dengan rasanya. Kemudian ia meyatakan tempat usaha itu mempermudah dia
untuk belanja karena pesan antar dia tidak perlu datang langsung membeli
(wawancara dengan mega, 25 Juni 2021).
c. Konsumen/Pembeli Ketiga

Konsumen/pembeli ketiga yaitu konsumen pada usaha ibu marni yang


membuat dan menjul ayam geprek . Wawancara dilakukan pada tanggal 25
Juni 2021. Penulis mewawancarai pembeli yang bernama Selli. Ia menyatakan
bahwa ia tertarik untuk membeli ayam geprek / panggang ibu marni karena di
tempat usaha tersebut menjual ayam disinikan daerah pesisir kadang bosan
makan ikan Kemudian ia menyatakan harganya memang sedikit mahal, tetapi
karena rasanya berkualitas sama seperti yang di jual di kota maka sama sekali
tidak masalah, dan apabila ia menginginkan ayam geprek lagi maka ia akan
membelinya kembali ditempat tersebut, dan untuk pelayanan yang diberikan
nyaman, karena tempat usaha tersebut menyediakan pesan antar. (wawancara
dengan Selli septiana, 25 Juni 2021).
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil wawancara bersama para
konsumen/pembeli usaha di desa lalimbue berbeda beda, namun dapat di
simpulkan dan di dapatkan beberapa hal yang sama, dimana semua narasumber
yang telah diwawacarai menyetujui bahwa produksi dan distribusi usaha di desa
lalimbue pelayanan yang diberikan sudah berubah sejak adanya pandemic baik
dari bahan serta produk yg dihasilkan berkualitas, walaupun harga yang diberikan
beragam dan sedikit mahal. Kemudian adanya perubahan pola kosumsi
masyarakat terhadap produk tersebut produk tersebut sama sekali tidak
menganggu masyarakat dan lingkungan sekitar. Sehingga dapat dikatakan bahwa
transformasi kegiatan ekonomi di desa lalimbue berjalan dengan baik dan
masyarakat memberikan respon yang positif pada proses produksi dan distribusi
karena membantu masyarakat memenuhi kebetuhanya di masa pandemic seperti
ini dan terjaganya kegiatan distribusi yang baik dengan mematuhi arahan
pemerintah.
KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan di atas Desa Lalimbue Kecamatan Kapoiala
Kabupaten Konawe yang merupakan desa terdampak pandemic covid – 19
membawa perubahan dari segi Kegiatan ekonominya . Di samping itu kebaradaan
Covid – 19 memberikan dampak yang negative saat pasar harus ditutup kemudian
di buka lagi tetapi pengunjung tidak seperti biasanya pandemic tidak hanya
mendatangkan hal negative tetapi juga positif bagi masyarakat desa lalimbue
karena dengan begitu masyarakat lebih memanfaatkan teknologi di bidang
distribusi dan produksi. Hal ini merupakan kemajuan bagi desa Lalimbue
pandemic tidak hanya mendatangkan bencana tetapi juga berdampak positif apa
lagi masyarakat di desa lalimbue, Masyarakat jadi lebih inovatif dan produktif
tidak tinggal pasif tapi mencari kesempatan di pandemic seperti ini pandemic
tidak selalu buruk bahkan volusi di negara negara besar berkurang setelah
pandemic masyarakat menerapkan hidup sehat dan gaya hidup yang lebih baik
lagi strategi pelaku usaha dalam meningkatkan volume penjualan yang bervariasi
mulai dengan mentranformasikan prodaknya dan menerapkan startegi pemasaran
konvensional ke pemasaran online dengan menggunakan media social sebagai
saluran online utama sehingga pendapatan pelaku usaha di Di desa lalimbue dapat
terpenuhi dan konsumsi masyarakat menjadi beragam jadi tidak ada kebosanan
yang di alami masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Syahrida. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal, Jakarta: Yayasan Bina Sarwono Prawirohardjo.
Arifin, Zainal. 2011. Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Azimah Nor Rizki., Ismi Nur Khasanah., Rizky Pratama., Zulfanissa Azizah.,
Wahyu Febriantoro., & Shafa Rifda S. Y (2020). Analisis Dampak
Covid19 Terhadap Sosial Ekonomi Pedagang di Pasar Klaten dan
Wonogiri. EMPATI

Anda mungkin juga menyukai