Anda di halaman 1dari 5

Pengaruh Pandemi COVID-19 terhadap Perilaku Konsumen Mahasiswa

dalam Berbelanja Online melalui e-commerce Shopee

Oleh:

FARADINA CHEYSHA MAHARANI

NIM 153160079

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

2020
A. Latar Belakang Penelitian

Dunia saat ini sedang mengalami krisis global yang disebabkan oleh pandemi
COVID-19. Penyebaran virus ini dinilai sangat cepat dan masif. Wabah COVID-19
pertama kali dideteksi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok pada bulan Desember
2019, dan ditetapkan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 11
Maret 2020. Hingga 23 April 2020, lebih dari 2.000.000 kasus COVID-19 telah
dilaporkan di lebih dari 210 negara dan wilayah, mengakibatkan lebih dari 195,755 orang
meninggal dunia dan lebih dari 781,109 orang sembuh.

Virus ini disebarkan oleh individu ke individu lainnya melalui percikan


pernapasan (droplet). Percikan ini dapat dapat dihasilkan dari batuk, bersin, atau
pernapasan normal yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang saling berdekatan. Di
samping itu, virus ini dapat menyebar melalui sentuhan permukaan benda yang
terkontaminasi. Virus ini cepat menyerang pada seseorang yang berumur di atas lima
puluh tahun dan orang yang daya tahan tubuhnya rendah.

Berdasarkan data Johns Hopkins Coronavirus Resource Center, hingga saat ini COVID-
19 telah merenggut nyawa 117.021 orang dan menginfeksi 1.942.360 orang diseluruh
dunia (JHCRC, 2020). Sementara di Indonesia, berdasarkan data Badan Nasional
Penanganan Bencana melalui Gugus Tugas Penanganan COVID-19, tercatat sebanyak
459 orang meninggal dunia dan 4.839 terkonfirmasi positif (BNPB, 2020).

Pandemi ini diketahui tidak hanya menyebabkan dampak yang besar bagi
kesehatan, namun juga memberikan dampak di bidang ekonomi. Menanggapi hal
tersebut, mentri keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa COVID-19 akan memperburuk
ekonomi Indonesia, bahkan pertumbuhan ekonomi diprediksi bakal tumbuh hanya
sebesar 2,5 persen bahkan bisa menurun hingga 0 persen, atau dikatakan tidak ada
pertumbuhan sama sekali (https://www.merdeka.com/uang/virus-corona-terjadi-6-bulan-
daya-beli-masyarakatterpukul-paling-berat.html).
Berbagai upaya terus dilakukan pemerintah untuk menangani penyebaran virus
COVID-19 ini, diataranya adalah melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
secara bertahap di wilayah-wilayah yang terindikasi tinggi mempercepat penyebaran
virus COVID-19, pemberlakuan social distancing, serta menerapkan system protokol
kesehatan di tempat-tempat umum. Penerapan PSBB setidaknya memberikan pengaruh
besar bagi kegiatan masyarakat. Kebijakan PSBB wajib dilakukan, namun disamping itu
kebutuhan hidup sehari-hari selama masa pembatasan sosial juga harus terpenuhi.
Aktivitas yang biasa dilakukan masyarakat setelah diterapkannya PSBB mengalami
perubahan. Masyarakat yang biasanya beraktivitas di luar rumah tidak dapat melakukan
aktivitasnya secara bebas di luar rumah.

COVID-19 yang begitu cepat merebak menyebabkan kebiasaan masyarakat banyak


mengalami perubahan. Mulai dari bidang kesehatan, teknologi, bahkan ekonomi telah
menyebabkan tumbuhnya kebiasaan baru dalam masyarakat yang dikenal dengan istilah “The
New Normal” yang berarti “adaptasi kebiasaan normal baru”. The new normal sendiri biasanya
digunakan dalam bidang ekonomi dan bisnis yang mengacu pada kondisi keuangan setelah
adanya krisis. Namun, saat ini istilah itu mulai digunakan dalam berbagai konteks lain untuk
menunjukkan bahwa sesuatu yang tidak terjadi seperti biasanya atau tidak normal, dianggap
menjadi sesuatu yang biasa atau normal. Selama pandemi ini setidaknya hampir semua sektor
dalam kehidupan melambat , sehingga anyak individu-individu yang melakukan perubahan dan
dapat beradaptasi dengan cepat. Perubahan tersebut mendorong individu untuk melakukan
berbagai macam kegiatan yang biasa mereka lakukan dengan cara digital, seperti belajar,
bekerja, berbelanja, olahraga, dan berbagai jenis kegiatan lainnya yang dapat dilakukan di
rumah secara daring. Adanya kebijakan pembatasan sosial yang dibuat oleh pemerintah
mengakibatkan banyaknya sekolah, universitas, dan kegiatan perkantoran dialihkan
menjadi work from home (WFH) atau bekerja dari rumah. Banyak tempat umum seperti
tempat hiburan dan wisata ditutup untuk meminimalisir merebaknya virus COVID-19, tak
terkecuali tempat perbelanjaan. Oleh karena itu banyak masyarakat yang akhirnya beralih
kegiatan jual beli menggunakan platform e-commerce (online) untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari. Penggunaan e-commerce juga dapat dilakukan untuk
mengurangi penggunaan uang kertas dan meminimalisir adanya kontak langsung oleh
penjual dan pembeli sehubungan diterapkannya Pembatasan Sosial Berskala Besar.
Untuk mendukung kebijakan tersebut, pada bulan Maret 2020 lalu, Shopee sebagai platrorm
belanja online membuat tagline “Belanja dari Rumah” dengan bentuk kampanye
#BelanjaDariRumah yang telah diterapkan pada situasi bekerja dan belajar dari rumah. Dapat
diketahui bahwa angka penularan virus corona  yang kian meningkat di Tanah Air membuat
pemerintah mengimbau seluruh masyarakat Indonesia untuk menerapkan social distancing.
Masyarakat diminta mengurangi kegiatan di luar rumah dan berinteraksi dengan orang lain,
khususnya tatap muka langsung.
Oleh sebab itu, banyak perusahaan dan sekolah yang kini mulai menerapkan sistem  work from
home dan online-learning. Langkah-langkah ini memang dipercaya dapat mengurangi risiko
penularan virus Covid-19 yang telah menyebar hampir di 140 negara. Untuk mendukung upaya
tersebut, situs e-commerce Shopee mengadakan kampanye #BelanjaDariRumah.
Melalui kampanye #BelanjaDariRumah, Shopee ingin membantu masyarakat untuk bisa
mendapatkan kebutuhan sehari-hari dengan cara paling aman dan mudah. Masyarakat hanya
perlu membuka aplikasi Shopee dan berbelanja seperti biasa.
Dengan berbelanja online, pergi ke luar rumah dan mengunjungi tempat umum seperti pasar
swalayan bisa dihindari. Risiko tertular virus corona  pun akan semakin minim, karena
masyarakat tidak perlu melakukan kontak langsung dengan orang lain.
B. Rumusan Masalah:
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis jabarkan di atas, dapat disimpulkan bahwa
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pengaruh COVID-19 terhadap perilaku konsumen mahasiswa
melalui e-commerce shopee?

Anda mungkin juga menyukai