Anda di halaman 1dari 59

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pada era globalisasi yang semakin berkembang ini, internet bukan lagi

menjadi suatu hal yang tabu bagi seluruh masyarakat di dunia ini. Hampir

tidak ada orang yang tidak tahu internet. Internet menghubungan berjuta

hingga milyaran pengguna tidak hanya di suatu tempat melainkan di seluruh

dunia. Dewasa ini internet tidak terbatas hanya pada pemanfaat informasi yang

dapat diakses melalui satu media melainkan dapat juga digunakan sebagai

sarana untuk melakukan transaksi yang dapat memunculkan sebuah market

place baru dan sebuah jaringan bisnis yang luas dan tidak terbatas oleh tempat

dan waktu.

Teknologi informasi pada era globalisasi saat ini berkembang sangat

pesat. Kemajuan tenologi yang semakin pesat selalu mampu menarik perhatian

masyarakat karena dengan perkembangannya dapat memudahkan komunikasi

dan sosialisasi antar individu atau bahkan antar kelompok. Masyarakat yang

dinamis memiliki keinginan yang berubah-ubah, didukung oleh perkembangan

teknologi yang selalu menghadirkan kebutuhan masyarakat dengan akses yang

mudah sehingga segala aktivitas masyarakat dapat berjalan secara efektif.

Media internet dan alat telekomunikasi modern adalah satu teknologi

informasi masa kini yang akan terus berkembang dan mampu membentuk

peradaban umat diseluruh dunia. Internet memiliki peran vital seiring

perkembangan zaman, memudahkan serta memaksimalkan aktivitas manusia

terlebih dalam memberikan sumber data dan informasi.


2

Sejak mewabahnya pandemi Covid-19 dan masyarakat dihimbau untuk

di rumah, kegiatan transaksi belanja online meningkat pesat. Perusahaan e-

commerce pun mendapat banyak untung dari transaksi tersebut. Ferry

Kusnowo mengatakan dalam kompasiana (2020), berdasarkan data yang ia

terima dari McKinsey ada sebanyak 57 persen masyarakat yang melakukan

kegiatan berbelanja melalui digital. Selama 6-7 bulan terakhir, belanja online

menjadi alternatif utama yang banyak dipilih masyarakat. 92 persen mencoba

metode belanja baru, 57 persen masyarakat yang melakukan pembelanjaan

secara digital dan 48 persen layanan grocery pick up dan aplikasi pengiriman.

Ada beberapa faktor pendorong yang membuat kegiatan belanja online

meningkat pesat. Pertama, karena banyaknya program promo yang ditawarkan

oleh perusahaan e-commerce. Hal ini pun tentu membuat banyak masyarakat

sangat tertarik. Selama pandemi ini berbagai promosi belanja online

ditawarkan, entah itu di media sosial ataupun di papan iklan di luar digital

elektronik sangat beragam promo. Kalau ada promo masyarakat lebih pasti

akan lebih tertarik. Kedua adalah dengan adanya situasi Covid-19, masyarakat

lebih dituntut untuk menghindari tempat keramaian. Otomatis untuk

memenuhi kebutuhannya, masyarakat cenderung memilih berbelanja secara

online. Tren berbelanja online ini pun diperkirakan masih akan terus

meningkat di masa yang akan datang. Sayangnya, masih banyak masyarakat

yang belum memahami dengan baik mengenai cara untuk berbelanja online

secara benar dan aman. Masih banyak ditemukan kasus penipuan jual beli

secara online yang membuat masyarakat merugi. Untuk itu pihak perusahaan
3

e-commerce turut aktif memberikan beragam edukasi kepada para

konsumennya dengan memanfaatkan beragam media baik itu media sosial

ataupun melalui kolaborasi dengan pihak lain, seperti berkolaborasi dengan

salah satu perusahaan lain untuk membuat video konten positif yang isinya

mengedukasi konsumen, agar mengetahui cara berbelanja online yang baik,

benar dan aman. Cara ini dilakukan untuk meminimalisir kejadian-kejadian

yang tak diinginkan seperti kasus penipuan dan lainnya.

Awal tahun 2020, masyarakat digemparkan dengan kemunculan virus

corona yang berasal dari Wuhan. Virus ini kemudian mulai menyebar ke

berbagai negara, termasuk Indonesia. Presiden Joko Widodo dalam Ihsanuddin

(2020) menyampaikan kasus pertama ditemukan dua orang positif virus SARS

Cov-2 atau COVID-19 pada tanggal 2 Maret 2020 di Depok. Kasus positif di

Indonesia kemudia mulai terdeteksi di berbagai kota lainnya. Seiring dengan

penetapan status pandemi oleh WHO pada 12 Maret 2020, maka berbagai

negara di dunia mulai menerapkan lockdown untuk memutus rantai

penyebaran virus (Aida, 2020). Mengingat bahwa kondisi Negara Indonesia

yang merupakan negara kepulauan dengan jumlah penduduk yang besar dan

karakteristik daerah yang beragam, maka pemerintah juga memilih untuk ikut

menerapkan lockdown. Langkah yang diambil pemerintah adalah

memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang sejalan

dengan anjuran WHO untuk menerapkan physical distancing. Seperti yang

dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta yang mulai menerapkan PSBB dan WFH

(Work From Home) pada tanggal 10 April 2020 selama 14 hari sehingga
4

masyarakat dihimbau untuk tetap di rumah dan tidak bepergian kecuali untuk

keperluan tertentu dan ternyata 14 hari ini menjadi hari yang berkelanjutan

atau lockdown terus menerus.

Kebijakan itu akhirnya membuat banyak perusahaan, sekolah dan

kegiatan yang memerlukan interaksi secara langsung harus di hindari dan

menerapkan work from home dan online-learning di setiap kegiatannya.

Kebijakan yang di ambil ini memang dipercaya dapat mengurangi risiko

cepatnya penularan virus Covid-19 yang telah menyebar di hampir 140 negara

di dunia.

Pembatasan kegiatan di luar rumah juga tentunya membawa dampak

yang besar bagi sektor perekonomian dan perdagangan. Pandemi COVID-19

membawa perubahan dan dampak yang besar bagi UMKM, usaha restoran,

maupun toko ritel berskala besar sehingga tidak sedikit usaha yang mengalami

penurunan penjualan bahkan harus menutup usahanya, namun ada sebagian

retail lain seperti supermarket maupun mini market yang masih tetap bisa

beroperasi (Kusuma, 2020).

Di sisi lain, penjualan secara online justru mengalami peningkatan

selama pandemi COVID-19. Berdasarkan data yang dimiliki oleh Analytic

Data Advertising (ADA) dalam Pebrianto (2020), tercatat bahwa penggunaan

aplikasi untuk berbelanja online meningkat hingga 300% dan akan mengalami

puncak kenaikan hingga lebih dari 400%. Berdasarkan survey yang dilakukan

oleh Nielsen (2020) didapatkan sekitar 30% konsumen berencana untuk

berbelanja online lebih sering daripada biasanya. Peningkatan aktivitas belanja


5

online tersebut menyebabkan aktivitas pengiriman barang juga ikut

meningkat. Perusahaan jasa pengiriman barang mencatat adanya kenaikan

aktivitas pengiriman barang hingga 80% yang didominasi oleh transaksi e-

commerce. Sedangkan layanan ojek online yang mengalami penurunan

permintaan sekitar 60 – 70%, memilih untuk memfokuskan layanannya untuk

pesan antar makanan dan pengiriman barang (Safitri, 2020). Selama pandemi

COVID-19, perilaku konsumen dalam melakukan pembelian barang juga

mulai bergeser untuk lebih memenuhi kebutuhan pokok. Survei yang

dillakukan Nielsen (2020) menyebutkan bahwa 49% masyarakat lebih sering

memasak, sehingga kebutuhan akan sembako juga ikut meningkat.

Tidak dapat dipungkiri bahwa perilaku konsumsi masyakarat Indonesia

mulai beralih selama adanya pandemi dan diprediksi bahwa perubahan

tersebut tidak akan sepenuhnya kembali menjadi normal seperti kondisi

sebelum adanya pandemi. Pelaku usaha dan retail tentunya harus beradaptasi

dengan hal ini dan mengubah setrategi bisnis agar usahanya tetap berjalan.

Konsumen mahasiswa merupakan salah satu kelompok konsumen

remaja. Pada mahasiswa Universitas Hamzanwadi selaku konsumen juga tidak

ketinggalan zaman, bahkan jauh sebelum pandemi sudah banyak mahasiswa

yang melakukan transaksi jual beli secara online, lebih-lebih diera pandemi.

Belanja online dianggap sangat bermanfaat karena tidak hanya dapat

meminimalisir penyebaran covid-19 tapi juga dapat mengurangi biaya seperti

biaya transportasi dan yang lainnya. Kegiatan konsumsi mahasiswa di

Universitas Hamzanwadi disamping untuk keperluan kuliah, kegiatan


6

konsumsi juga dilakukan untuk menunjang penampilan dengan membeli

barang, misalnya konsumsi makeup, pakaian, jam tangan, sepatu, tas, serta

gadget. Hal ini menunjukan bahwa manusia tidak hanya memiliki kebutuhan

namun juga keinginan. Perilaku konsumsi mahasiswa bisa dilihat dari

seberapa banyak mereka menggunakan pendapatan atau uang saku mereka

untuk memenuhi hasrat belanja mereka dan seberapa banyak yang mereka

gunakan untuk kebutuhan yang benar-benar harus dipenuhi.

Sebenarnya penyebab mahasiswa melakukan pembelian secara online

tidak hanya diakibatkan oleh terjadinya penyebaran covid-19, namun jauh

sebelum itu ada banyak hal lainnya yang mengakibatkan mahasiswa

berbelanja secara online seperti pengaruh iklan yang ditawarkan secara

online, bisa juga dari pengaruh lingkungan sekitar seperti lingkungan

pertemanan.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul :” PENGARUH COVID-19 TERHADAP

EFEKTIVITAS BELANJA ONLINE (Studi Kasus Mahasiswa Universitas

Hamzanwadi).

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka permasalahan pokok

dalam penelitian ini adalah :

1. Dimasa pandemi masyarakat dihimbau untuk tetap dirumah

mengakibatkan terhambatnya kegiatan masyarakat.


7

2. masih banyak masyarakat yang belum memahami dengan baik mengenai

cara untuk berbelanja online secara benar dan aman.

3. Banyak perusahaan terancam tutup akibat diberlakukannya lockdown.

4. Masih banyak ditemukan kasus penipuan jual beli secara online yang

membuat masyarakat merugi.

C. Batasan Masalah

Batasan masalah adalah masalah yang menjadi fokus penelitian agar

lebih terarah dan tidak melebar. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini

adalah Pengaruh Covid-19 Terhadap Efektivitas Belanja Online (Studi Kasus

Mahasiswa Universitas Hamzanwadi).

D. Rumusan Masalah

Dari latar belakang dan batasan masalah didapat rumusan masalah

sebagai berikut: Bagimana Pengaruh Covid-19 Terhadap Efektivitas Belanja

Online (Studi Kasus Mahasiswa Universitas Hamzanwadi).?

E. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah tersebut tujuan penelitian ini sebagai berikut:

Untuk mengetahui Pengaruh Covid-19 Terhadap Efektivitas Belanja Online

(Studi Kasus Mahasiswa Universitas Hamzanwadi).

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk memberikan gambaran tentang masalah

yang dihadapi dan diharapkan mempunyai manfaat bagi yang berkepentingan.


8

Manfaat penelitian ini diantaranya adalah manfaat secara teoritis dan manfaat

secara praktis :

a. Manfaat Teoritis

1. Bagi Penulis

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar serjana pendidikan

S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Hamzanwadi.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan untuk dapat digunakan sebagai informasi penelitian

yang lain terutama topic yang sama sehingga dapat memperluas

wawasan dan dapat dijadikan sebagai penelitian yang relevan.

3. Bagi Universitas

Sebagai tambahan bahan pustaka serta sebagai tambahan pengetahuan

bagi pembaca atau mahasiswa yang memerlukan informasi mengenai

efektivitas belanja online diera pandemi.

b. Manfaat Praktis

1. Memberikan masukan bagi pemerintah Kabupaten Lombok Timur

dalam meningkatkan kualitas dan keamanan transaksi jual beli online.

2. Memberi gambaran terkait keefktivan belanja online.

3. Memberikan pemahaman lebih kepada penulis khususnya dan

pembaca pada umumnya terkait keefektivan belanja online.


9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Pengertian Minat Beli

Menurut Kotler dalam Dikla Purbayudya Ikranegara (2017) Minat beli

adalah sesuatu yang timbul setelah menerima rangsangan dari produk yang

dilihatnya, dari sana timbul ketertarikan untuk membeli agar dapat

memilikinya. Minat beli konsumen akan timbul dengan sendirinya jika

konsumen sudah merasa tertarik atau memberikan respon yang positif

terhadap apa yang ditawarkan oleh si penjual. Minat beli juga merupakan

instruksi diri konsumen untuk melakukan pembelian atas suatu produk,

melakukan perencanaan, mengambil tindakan-tindakan yang relevan seperti

mengusulkan, merekomendasikan, memilih dan akhirnya mengambil

keputusan untuk melakukan pembelian (Rossiter dan Percy, 1997).

Perilaku minat untuk membeli adalah hasil dari proses evaluasi

terhadap merek. Tahapan terakhir dari pengambilan keputusan secara

kompleks termasuk membeli merek yang diinginkan, mengevaluasi merek

tersebut pada saat dikonsumsi dan menyimpan informasi ini untuk

digunakan di masa yang akan datang (Sylvana, 2006). Minat beli adalah

bagian dari proses keputusan pembelian dari konsumen, dimana prosesnya

diawali dari pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif,

keputusan pembelian, perilaku pasca pembelian.

Menurut Kotler dalam (Dikla Purbayudya Ikranegara 2017) Dalam


10

tahap evaluasi, konsumen menentukan peringkat merek dan membentuk

minat pembelian. Pada umumnya, keputusan pembelian konsumen adalah

membeli merek yang paling disukai, tetapi dua faktor bisa berada antara

minat pembelian dan keputusan pembelian. Kedua faktor yang membentuk

minat beli konsumen adalah sebagai berikut:

a. Sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif

yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal yaitu, intensitas

sifat negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan

motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain.

b. Faktor situasi yang tidak terantisipasi, faktor ini nantinya akan dapat

mengubah pendirian konsumen dalam melakukan pembelian. Hal

tersebut tergantung dari pemikiran konsumen sendiri, apakah dia

percaya diri dalam memutuskan akan membeli suatu barang atau tidak.

2. Dimensi Minat Beli

Menurut Ferdinand dalam Dikla Purbayudya Ikranegara (2017) minat

beli dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator sebagai berikut:

a. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli

produk.

b. Minat referensial, yaitu kecenderungan seseorang

untuk mereferensikan produk kepada orang lain.

c. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku

seseorang yang memiliki preferensi utama pada produk tersebut.


11

Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk

preferensinya.

d. Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang

selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan

mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk

tersebut.

Menurut Liang dan Lai dalam Dikla Purbayudya Ikranegara

(2017) perilaku membeli melalui media internet (online shopping)

adalah proses membeli produk atau jasa melalui media internet.

Keunikan dari proses membeli melalui media internet adalah, ketika

konsumen yang potensial menggunakan internet dan mencari-cari

informasi yang berkaitan dengan barang atau jasa yang mereka

butuhkan. Secara lebih lengkap, perilaku membeli melalui media

internet adalah tindakan konsumen dari mulai mengunjungi toko

online yang bersangkutan, membuat pesanan untuk membeli produk

atau jasa, serta menyetujui kontrak untuk menerima dan menggunakan

pelayanan melalui media internet.

Dikla Purbayudya Ikranegara (2017) Keuntungan dari pembelian

secara online adalah konsumen dengan leluasa untuk memilih dan

membandingkan barang yang di tawarkan oleh para penjual di toko

online. Hal ini memungkinkan pembeli akan dengan mendapatkan

barang yang tepat, baik harga maupun fiturnya. Sedangkan dari sisi

kerugian, menyangkut pada aspek keamanan, pengetahuan pembeli,


12

dan ketersediaan infrastruktur internet. Serta kejujuran dari penjual di

toko online tersebut. Semakin berkembangnya teknologi keamanan

dalam toko online maka akan membuat kecil kerugian yang

ditimbulkan saat bertransaksi melalui media internet.

3. Orientasi Belanja

a. Pengertian Orientasi Belanja

Dikla Purbayudya Ikranegara (2017)Munculnya kegiatan belanja

online, memberikan dampak terhadap perilaku belanja online itu

sendiri, konsumen mungkin berbeda dalam hal orientasi belanja

mereka. Stone dalam Kusuma dan Septarini (2013), menggambarkan

konsep orientasi belanja sebagai gaya hidup berbelanja atau gaya

berbelanja yang menempatkan penekanan pada aktivitas

berbelanjanya. Li et al dalam Ling (2010), membuat konsep orientasi

belanja sebagai bagian tertentu dari gaya hidup pembelanja yang

mencakup aktivitas berbelanja, pendapat, dan minat. Samuel (2006)

menggambarkan orientasi belanja sebagai sesuatu yang kompleks dan

mempunyai fenomena multidimensional (motif, kebutuhan,

ketertarikan, kondisi ekonomi, dan kelas sosial) dan dimensi perilaku

pasar (pilihan sumber informasi, perilaku panutan, dan atribut toko).

Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa orientasi belanja

merupakan bagian dari gaya hidup individu dengan menekankan pada

kegiatan berbelanja individu dan dapat menggambarkan keinginan dan

kebutuhan individu ketika melakukan kegiatan berbelanja. Pada


13

dasarnya orientasi berbelanja yang dimiliki individu berkaitan dengan

gaya hidup yang dimiliki oleh individu secara umum. Orientasi

berbelanja dapat menunjukkan kebutuhan individu ketika berbelanja.

Dasar pemikiran dari orientasi berbelanja menurut Gehrt dan Shim

dalam Kusuma dan Septarini (2013), adalah individu yang memiliki

orientasi berbeda akan menunjukkan karakteristik dan perilaku yang

berbeda.

b. Dimensi Orientasi Belanja

Seock dalam Dikla Purbayudya Ikranegara (2017) menyatakan

bahwa orientasi belanja memiliki tujuh dimensi, yaitu:

1. Shopping enjoyment yang merupakan kesenangan individu ketika

melakukan belanja.

2. Brand/fashion consciousness yang merupakan kesadaran individu

terhadap harga merek atau mode busana.

3. Price consciousness yang merupakan kesadaran individu terhadap

harga produk.

4. Shopping confidence yang merupakan kepercayaan individu

terhadap kemampuan berbelanjanya.

5. Convinience/time consciuosness yang merupakan kesadaran

individu terhadap waktu dan kenyamanan ketika berbelanja.

6. In-home shopping tendency yang merupakan kecenderungan

individu untuk melakukan pembelian dengan tidak keluar rumah.


14

7. Brand/store loyalty yang merupakan kesetiaan individu terhadap

merek dan toko ketika melakukan kegiatan berbelanja.

4. Kepercayaan

a. Pengertian Kepercayaan

Menurut Pavlou dan Geffen dalam Dikla Purbayudya Ikranegara

(2017), faktor yang sangat penting yang bisa mempengaruhi minat

pembelian yang kemudian dapat memicu keputusan pembelian online

oleh konsumen adalah faktor kepercayaan. Faktor kepercayaan

menjadi faktor kunci dalam setiap transaksi jual beli secara online.

Hanya pelanggan yang memiliki kepercayaan yang akan melalui

transaksi melalui internet. Menurut Jogiyanto (2007) kepercayaan

mempunyai dampak yang mendalam terhadap perilaku. Melalui

tindakan dan proses belajar, orang akan mendapatkan kepercayaan dan

sikap yang kemudian mempengaruhi perilaku membeli.

Menurut Simamora dalam Dikla Purbayudya Ikranegara (2017)

kepercayaan adalah suatu pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang

tentang sesuatu. Kepercayaan dapat berupa pengetahuan, pendapat

atau sekadar percaya. Menurut Kramer dalam Ling et al (2010),

kepercayaan adalah pernyataan kompleks karena individu tidak tahu

motif dan minat lain. Kimery dan McCard dalam Suryani (2013)

mendefinisikan kepercayaan sebagai kesediaan konsumen untuk

menerima kerentanan dalam melakukan transaksi online berdasarkan

harapannya yang positif mengenai perilakunya berbelanja online pada


15

masa mendatang.

b. Dimensi Kepercayaan

Menurut Ling et al (2010) dimensi kepercayaan meliputi

keamanan, privasi dan keandalan. Ketiga faktor tersebut dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1. Keamanan didefinisikan sebagai sejauh mana pelanggan percaya

bahwa jual beli online aman bagi mereka untuk mengirimkan

informasi sensitif terhadap transaksi bisnis. Keamanan berperan

penting dalam mempengaruhi sikap dan minat beli karena

dianggap memiliki resiko transmisi informasi seperti nomor kartu

kredit dan lain-lain.

2. Privasi didefinisikan sebagai menjaga segala perilaku konsumen

selama transaksi yang kemudian berkaitan dengan kinerja toko

online.

3. Keandalan perusahaan dapat mempengaruhi kepercayaan

konsumen.

Dalam lingkungan web-shopping sebagian besar konsumen

menganggap bahwa perusahaan besar memiliki kemampuan yang

lebih baik untuk meningkatkan kepercayaan online mereka. Hal

ini juga mengusulkan bahwa sebuah perusahaan dengan reputasi

positif yang meningkatkan kepercayaan konsumen.


16

5. Pengalaman Pembelian

a. Pengertian Pengalaman Pembelian

Helson (1964) mengemukakan bahwa respon individu untuk

mempertimbangkan sesuatu didasarkan pada tiga aspek, yaitu jumlah

dari pengalaman masa lalu individu, konteks latar belakang, dan

stimulus. Web-shopping adalah kegiatan yang terbilang relatif baru

untuk berbagai konsumen, pembelian online masih dianggap lebih

berisiko daripada pembelian secara langsung (Laroche, Yang,

McDougal, dan Bergeron, 2005). Oleh karena itu, konsumen web-

shopping akan sangat bergantung pada kualitas pengalaman dimana

kualitas pengalaman dapat diperoleh hanya melalui pengalaman

pembelian sebelumnya (Kwek, Lau, Tan, 2010).

Dabholkar dalam Kwek, Lau, Tan (2010) menegaskan bahwa

ketika seseorang memiliki pengetahuan yang kurang sebelumnya pada

masalah yang dihadapi, pilihan perilaku yang akan dilakukan sebagian

besar bergantung pada nilai harapan. Oleh karena itu, pembeli yang

belum pernah melakukan pembelian online sebelumnya akan lebih

memilih menghindari risiko daripada yang telah membeli produk

melalui online (Lee dan Tan, 2003). Jika pengalaman pembelian online

sebelumnya memberikan hasil yang memuaskan, hal ini akan

mengakibatkan pelanggan terus berbelanja di internet (shim, et al,

2001). Sayangnya jika pengalaman ini bersifat negatif maka pelanggan


17

akan enggan untuk terlibat dalam belanja online dimasa mendatang.

b. Dimensi Pengalaman Pembelian

Menurut Kwek, Lau dan Tan (2010) penentu pengalaman

pembelian online terdiri dari empat faktor yaitu:

1. Berpengalaman dalam berbelanja online

2. Merasa berkompeten ketika berbelanja online

3. Merasa nyaman ketika menggunakan web belanja

4. Merasa bahwa situs online mudah digunakan

5. Strategi Pemasaaran

6. Setrategi pemasaran

a. Pengertian Strategi Pemasaran

Strategi merupakan tujuan suatu bisnis yang mengikuti

lingkungan yang dipilih dan merupakan pedoman untuk

mengalokasikan sumber daya dan usaha dalam sebuah organisasi.

Dengan demikian strategi pemasaran adalah upaya mengenai arah atau

pedoman dalam memilih sasaran pasar dan merancang serta

menerapkan bauran pemasaran. Strategi pemasaran adalah tujuan

untuk memilih dan menganalisa pasar sasaran yang merupakan suatu

kelompok orang yang ingin dicapai oleh perusahaan dan menciptakan

suatu bauran pemasaran yang cocok dan yang dapat memenuhi

keinginan sasaran pasar.


18

Analisis strategi dalam pemasaran merupakan sebuah upaya dan

proses untuk menjelaskan strategi yang di gunakan pada suatu

perusahaan. Sebagian besar usaha untuk memenuhi kebutuhan dan

keinginan manusia dilakukan melalui pemasaran. Hal ini terutama

disebabkan karena proses pemasaran menambah kegunaan (utilitas)

Ina Novila, “Strategi Pemasaran Pedagang Ofline dan Online Ditinjau

Dari Etika Bisnis Islam (studi kasus pedagang pakaian di 15A Metro

Timur)” (IAIN Metro, 2019), 9. 2Deannisa Hakika Putri, I Wayan

Suardana, dan I GPB Sasrawan Mananda, “Analisis Strategi

Pemasaran Kain Endek Bali Sebagai Industri Pariwisata Kreatif (Studi

Kasus Denpasar)”.

dari produk yang ada, yaitu kegunaan waktu, kegunaan karena

tempat, dan kegunaan karena pemilikan. Strategi pemasaran pada

dasarnya adalah rencana yang menyeluruh, terpadu dan menyatu di

bidang pemasaran yang memberikan panduan tentang kegiatan yang

akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran pada suatu

perusahaan. Dengan kata lain strategi pemasaran adalah serangkaian

tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang mengarah kepada usaha-

usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu pada masing-masing

tingkatan dan ancaman serta alokasinya terutama sebagai tanggapan

perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan persaingan

yang selalu berubah. Sebuah perusahaan harus memiliki dan

menentukan strategi pemasaran untuk menghadapi persaingan dunia


19

usaha yang semakin kompleks agar suatu usaha atau bisnis yang

sedang dijalankan tidak mengalami kerugian dan mengakibatkan

kemunduran pada suatu bisnis.

b. Tujuan Strategi Pemasaran

Semua kegiatan bisnis di suatu perusahaan mempunyai tujuan

untuk dapat tetap hidup dan berkembang, tujuan tersebut hanya dapat

dicapai melalui usaha mempertahankan dan meningkatkan tingkat

keuntungan atau laba perusahaan. Strategi pemasaran sebagai alat

utama yang direncanakan untuk mencapai tujuan suatu perusahaan

dengan mengembangkan keunggulan bersaing secara terus menerus

melalui pasar. Hal ini dapat dilihat melalui usaha suatu perusahaan

mencari dan membina konsumen, serta mampu berusaha menguasai

pasar. Tujuan ini hanya dapat dicapai apabila suatu perusahaan

melakukan strategi-strategi yang inovatif dan kreatif untuk

mendapatkan kesempatan atau peluang yang ada dalam pemasaran.

c. Faktor-faktor Strategi Pemasaran

Dalam strategi pemasaran memiliki dua faktor yang terpisah

namun tetap saling erat hubungannya,yaitu:

1. Produk (product), merupakan barang atau jasa yang dihasilkan

oleh perusahaan dan ditawarkan kepada pasar sasaran. Dimana

seorang produsen mampu menghasilkan barang atau jasa yang

berkualitas,dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.


20

2. Harga (price), sejumlah uang yang dibayarkan oleh konsumen

kepada produsen untuk mendapatkan suatu produk atau jasa.

Dalam menetapkan suatu harga pada barang atau jasa bertujuan

untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Namun kita

harus memperhatikan pula kemampuan dan kualitas suatu barang

atau jasa yang kita pasarkan dengan melalukan pertimbangan

dengan cara menetapkan harga sesuai biaya, menetapkan harga

berdasarkan nilai, dan menetapkan harga berdasarkan persaingan.

3. Promosi (promotion), serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh

perusahaan untuk mengkomunikasikan manfaat dan meyakinkan

konsumen sebagai sasaran membeli suatu barang atau jasa.

Kegiatan ini merupakan sarana yang paling ampuh untuk menarik

dan mempertahankan konsumen.

4. Tempat (place), dengan memperhatikan tempat usaha kita dapat

mengoptimalkan suatu kegiatan bisnis. Karena tampat merupakan

sarana untuk mengenalkan produk atau jasa yang kita miliki, agar

produk atau jasa dapat dengan mudah diperoleh atau tersedia bagi

konsumen dan pemilihan tempat yang tepat menjadi kepuasan

tersendiri masyarakat yang ada di sekitar lingkungan bisnis dan

juga kepuasan bagi suatu pemilik bisnis tersebut.

5. Sumber daya manusia (people),merupakan unsur terpenting dalam

suatu bisnis yaitu staff atau karyawan perusahaan yang akan


21

memberikan pelayanan atau jasa yang dibutuhkan oleh konsumen.

Orang-orang yang memiliki loyalitas, kompetensi dan karakter

tertentu sehingga dapat memberikan jasa sesuai standart kualitas

yang dibutuhkan.

6. Proses (process), bagaimana suatu produk disampaikan

dandikonsumsi oleh konsumen. Proses merupakan sebuah strategi

penting yang berkaitan dengan pendekatan organisasi untuk

mengubah sumber daya menjadi barang atau jasa. Tujuannya

yaitu menemukan suatu cara memproduksi barang atau jasa yang

diinginkan oleh konsumen. Pada proses ini akan mempunyai

dampak jangka panjang pada efesiensi dan produksi, fleksibelitas

biaya dan kualitas barang yang di produksi.

7. Lingkungan fisik (physical evidence), untuk mempengaruhi

konsumen agar membeli dan menggunakan produk dan jasa yang

ditawarkan hal ini sangat dibutuhkan dalam bauran pemasaran.

a. Media Digital

1. Pengertian Media Digital

Komunikasi pribadi sering lebih efektif daripada komunikasi

massa, media masa merupakan sarana utama untuk merangsang

komunikasi pribadi. Komunikasi massa memengaruhi sikap dan

prilaku pribadi melalui proses aliran komunikasi dua tahap.

Strategi pengenalan produk dengan menggunakan digital


22

marketing berguna untuk meemperkuat strategi komunikasi dalam

memasarkan sebuah produk yang dilakukan oleh perusahaan

melalui media digital. Digital adalah suatu metode yang kompleks

dan fleksible yang mampu membuat sesuatu menjadi pokok dalam

kehidupan manusia.Sedangkan media merupakan susuatu yang

terus berkembang dari zaman dahulu sampai sekarang.

Media telah memperjelas dan memberikan waktu tambah

komunikasi manusia dalam hal produksi distribusi pesan,

menerima,menyimpan, dan menemukan kembali komunikasi.

Tujuan dari komunikasi masa pada suatu media tentunya harus

memperhatikan dan menetapkan sasaran pangsa pasarnya,

menentukan presentase pasar yang seharusnya dijangkau oleh

iklan, menentukan pengaruh produk yang kita pasarkan,

menentukan dan memperhatikan tingkatan disetiap produk.

Teknologi yang akan mengubah cara berbisnis dimasa depan

adalah yang banyak berhubungan dengan software internet. Atas

dasar sejarah perkembangan produk berteknologi baru, maka

internet tergolong produk yang mengikuti jalur cepat dalam

penerimaan masyarakat. Media pada masa kini sudah menjadi

bagian dari kehidupan sehari- hari masyarakat. Dunia digital

sangat penting pada media pemasaran karena kemampuannya

untuk menciptakan lingkungan digital tidak hanya membuat


23

teknologi menjadi murah tetapi mampu membuat sesuatu digital

menjadi mendunia. Perkembangan teknologi menjadikan

segalanya serba mungkin melalui teknologi komputer yang kian

canggih dan internet membuat segala urusan menjadi sederhana

internet menjadi lintas informasi yang sangat cepat. Hanya

sebagian orang saja yang menyadari bahwa media mempengaruhi

minat yang mereka suka dan tidak mereka suka.

2. Jenis-jenis media digital

a. Website, komponen perangkat lunak yang didasarkan pada

kerangka web standart berorientasi objek dan teknologi untuk

menggunakan web yang secara elektronik menghubungkan

aplikasi dari pengguna yang berbeda dan platform komputasi

yang berbeda. Web juga merupakan halaman informasi yang

disediakan melalui internet sehingga bias diakses diseluruh

belahan dunia selama terkoneksi internet.

b. Social media, Sosial media merupakan media online dimana

para penggunanya bias berbagi, berpartisipasi dan

menciptakan isi konten seperti text, gambar, video, maupun

untuk streaming online. Contohnya seperti Instagram,

Faacebook, youtube, dan twitter. Beberapa media sosial ini

yang fungsi sebelumnya hanya untuk mencari teman


24

tambahan di dunia maya justru kini menjadi salah satu media

bisnis paling popular.

c. Online advertisting, merupakan iklan yang dibuat secara

online atau suatu website untuk menarik konsumen.

d. Forum discussion, forum secara online yang memuat data,

gambar, animasi, suara, video atau gabungan dari semuanya

yang terhubung dalam suatu jaringan.

e. Mobile application, aplikasi mobile yang di desain khusus

untuk perangkat smartphone dan tablet.

B. Penelitian Relavan

1. Penelitian yang di lakukan oleh yulistia, (2017) yang berjudul “analisis

pengaruh efektivitas dan manfaat e-commerce terhadap sikap dan perilaku

pengguna dengan menggunakan metode tam (studi kasus: ukm kota

palembang)” penelitian ini menggunakan metode Theory Acceptance

Model (TAM), Berdasarkan hasil analisis data dari pengujian empiris yang

telah dilakukan oleh peneliti didapatkan bahwa: (pertama) Perceived

Usefulness berpengaruh signifikan terhadap Pemanfaatan E-Commerce di

UKM Kota Palembang. Artinya responden menganggap dengan

menggunakan aplikasi E-Commerce tersebut mereka percaya bahwa

dengan menggunakan sistem tersebut dapat membantu responden untuk

mendapatkan keuntungan – keuntungan kienerja didalam pekerjaannya,

(ke-dua) Perceived ease of use memberikan pengaruh yang signifikan atas


25

Pemanfaatan E- Commerce terhadap manfaat E-Commerce tersebut.

Pengaruh yang signifikan ini di Pengguna Palembang relatif mudah

digunakan dan berdasarkan hasil wawancara singkat dengan responden

diperoleh informasi bahwa sebagian besar responden telah memiliki

keahlian/pengalaman menggunakan komputer. (Ke-tiga) Variabel

Pemanfaatan E-Commerce Pengguna Palembang berpengaruh positif dan

signifikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Perceived

Usefulness, Perceived ease of use terdukung dalam penelitian ini dapat

menentukan manfaat dan efektivitas E- Commerce di UKM Kota

Palembang khususnya pada toko komputer.

a. Persamaan : jurnal dan penelitian ini memiliki persamaan, yaitu sama-

sama membahas tentang bagaimana efektifitas penggunaan teknologi

berbasis online namun dengan variabel yang di teliti berbeda.

b. Perbedaan : perbedaannya terletak pada metode penelitian. Penelitian

yang di gunakan dalam jurnal ini yaitu metode theory acceptance

model (TAM).

2. Penelitian yang di lakukan oleh Suratno Suratno 1, Rosmiati Rosmiati 2,

Eko Siswono3 (2021). “Pengaruh online shop, lingkungan teman sebaya

dan literasi keuangan terhadap pembelian implusif mahasiswa jurusan pips

FKIP Universitas Jambi”. Pendekatan yang digunakan dalam tesis ini

adalah deskriptif dan jenis penelitiannya adalah penelitian kuantitatif

dengan metode regresi. sampel penelitian ini diambil dari 70 responden

dari total 235 mahasiswa. Instrumen yang digunakan yaitu berupa angket
26

yaitu berupa butir pernyataan untuk angket Lalu kemudian data yang

diperoleh diolah menggunakan aplikasi SPSS 17. Hasil penelitian

menyimpulkan bahwa (1) Terdapat pengaruh yang signifikan antara

penggunaan online shop terhadap pembelian implusif sebesar 0.864

dengan nilai t hit sebesar 14.175. (2) Terdapat pengaruh yang signifikan

antara lingkungan teman sebaya terhadap pembelian implusif sebesar

0.513 dengan nilai t hit sebesar 4.932. (3) Terdapat pengaruh yang

signifikan antara literasi keuangan terhadap pembelian implusif sebesar

0.255 dengan nilai t hit sebesar 2.174 (4) Terdapat pengaruh secara

simultan yang antara penggunaan online shop, lingkungan teman sebaya

dan literasi keuangan terhadap pembelian implusif sebesar 0.881 dengan

nilai F hit sebesar 76.213. Kelemahan penelitian ini terletak situasi

ekonomi saat penelitian berlangsung. Yaitu saat pandemi covid-19 sedang

mewabah sehingga bila diteliti kembali pada saat situasi normal akan

didapatkan hasil yang berbeda.

a. Persamaan : pada jurnal di atas dengan penelitian yang akan saya teliti,

mengunakan metode penelitian yang sama yaitu metode penelitian

kuantitatif dan instrument yang di gunakan yaitu berupa angket butir

pernyataan untuk angket, lalu kemudian data yang di peroleh di olah

mengunakan aplikasi SPSS.

b. Perbedaan : jurnal diatas tidak membahas tentang efektivias belanja

online di tengah pandemi akan tetapi, membahas tentang pengaruh

oline shop, lingkungan teman sebaya dan literasi keuangan terhadap


27

pembelian implusif mahasiswa. Berbeda dengan variabel yang saya

teliti yaitu membahas bagaimana pengaruh covid-19 terhadap efektifitas

belanja online di tengah pandemi studi kasus mahasiswa Universitas

Hamzanwadi.

3. Penelitian yang di lakukan oleh Maskarto Lucky Nara Rosmadi (2021)

yang berjudul “Penerapan Strategi Bisnis di Masa Pandemi Covid-19”

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui strategi bisnis yang diterapkan

oleh pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam

menghadapi pandemi covid-19. objek penelitian adalah industri makanan

ringan dengan merek dagang Waroenk Ngemil yang terletak di Jalan

Sadang Kabupaten Bandung. Metode yang digunakan adalah metode

penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Berdasarkan hasil

penelitian, diperoleh data bahwa strategi bisnis dalam memasarkan hasil

produksinya adalah melalui media sosial. Dari hasil penelitian di atas,

maka dapat diuraikan bahwa strategi ini dapat berjalan sesuai dengan yang

diharapkan dengan memperhatikan daya beli konsumen di masa pandemi

covid-19 ini. Namun demikian, dengan menggunakan sarana media sosial,

maka dana yang dibutuhkan oleh pelaku usaha kecil berdampak pada

berkurangnya modal usaha. Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa

peran pemerintah dan perbankan sangat penting terutama berkaitan dengan

pelatihan dalam penggunaan teknologi informasi agar produk usaha kecil

tetap dapat bertahan di tengah pandemi covid-19.

a. Persamaan : Jurnal ini memiliki persamaan pembahasan yaitu tentang


28

belanja online di tengan pandemi atau covid 19 dengan mengunakan

sarana sosial media.

b. Perbedaan : Dalam jurnal diatas lebih focus pada penelitian Penerapan

Strategi Bisnis di Masa Pandemi Covid-19” Penelitian yang dilakukan

untuk mengetahui strategi bisnis yang diterapkan oleh pelaku Usaha

Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam menghadapi pandemi

covid-19. Selain itu metode yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu

metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif, Berbeda

dengan penelitian yang saya teliti yaitu mengunakan metode penelitian

kuantitatif.

C. Kerangka Berfikir Penelitian

(Sugiyono, 2009) kerangka berfikir penelitian yang baik akan

menjelaskan secara teoritis pertautan antar variable yang akan diteliti. Jadi

secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar variable independen dan

dependen. Bila dalam penelitian ada variabel moderator dan intervening,

maka juga perlu dijelaskan, mengapa variabel itu ikut dilibatkan dalam

penelitian. Pertautan antar variabel tersebut, selanjutnya dirumuskan ke dalam

bentuk paradigm penelitian. Oleh karena itu dalam setiap penyusunan

paradigm penelitian harus didasarkan pada kerangka berfikir (Sugiyono,

2009)

(Sugiyono, 2009) Penelitian yang berkenaan dengan dua variabel atau

lebih, biasanya dirumuskan hipotesis yang berbentuk komparasi maupun

hubungan. Oleh karena itu dalam rangka menyusun hipotesis penelitian yang
29

berbentuk hubungan maupun komparasi, maka perlu dikemukakan kerangka

berfikir.

Berdasarkan latar belakang penelitian, tujuan dan ruang lingkup

penelitian ini dapat digambarkan kerangka berpikir penelitian ini dalam suatu

bagan skematis di bawah ini:

gambar 2.1
bagan skematis

COVID- Efektivitas
19 Belanja
D. Hipotesis Penelitian (X) Online (Y)

(Sugiyono, 2009) Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap

rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah peelitian telah

dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena

jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum

didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan

data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap

rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik dengan data

(Sugiyono, 2009).

Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan

kuantitatif. Dalam penelitain kuantitatif perlu adanya perumusan hipotesis.

(Sugiyono, 2009) penelitian yang merumuskan hipotesis adalah

penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kualitatif,


30

tidak dirumuskan hipotesis, tetapi justru diharapkan dapat ditemukan

hipotesis. Selanjutnya hipotesis, tersebut akan diuji oleh peneliti dengan

menggunakan pendekatan kuantitatif (Sugiyono, 2009).

Hipotesis merupakan pendapat atau dugaan sementara, dimana dugaan

ini masih harus diuji kembali kebenarannya. Dengan mengacu pada dasar

pemikiran yang bersifat teoritis dan berdasarkan studi empiris yang pernah

dilakuakan berkaitan dengan penelitian dibidang ini, maka hipotesis yang

diajukan adalah:

Ha1 = COVID-19 berpengaruh signifikan terhadap efektivitas belanja

online pada Mahasiswa Universitas Hamzanwadi.


31

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian pendekatan kuantitatif. (Suyitno,

2015) (Sugiono) metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai

metode penelitain yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan

untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan

sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data

menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat

kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah

ditetapkan (Suyitno, 2015) (Sugiono).

(Suyitno, 2015) penelitian kuantitatif adalah definisi, pengukuran data

kuantitatif dan statistik objektif melalui perhitungan ilmiah berasal dari

sampel orang-orang atau penduduk yang diminta menjawab atas sejumlah

pertanyaan tentang survey untuk menentukan frekuensi dan persentase

tanggapan mereka. Sebagai contoh: 240 orang, 79% dari populasi sampel,

mengatakan bahwa mereka lebih percaya pada diri mereka pribadi masa

depan mereka dari setahun yang lalu hingga hari ini. Menurut ketentuan

ukuran sampel statistik yang berlaku, maka 79% dari penemuan dapat

diproyeksikan ke seluruh populasi dari sampel yang telah dipilih.

Pengambilan data ini disebut sebagai survey kuantitatif atau penelitian

kuantitatif (Suyitno, 2015).


32

Dalam penelitian ini digunakan metode ekspo facto atau kasual

komparatif. Menurut gay (dalam emzir), penelitian kasual komparatif atau

ekspo facto adalah penelitian yang membahas soal atau alasan untuk

menyelesaikan perbedaan dalam hubungan atau status dalam kelompok

individu dan peneliti yang menggunakan faktor yang menghasilkan

perubahan. Penelitian ekspo facto adalah penelitian yang membuktikan fakta

yang sudah ada atau sudah terjadi dengan menggunakan disain percobaan.

B. Tempat Penelitian dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Hamzanwadi dengan unit

analisis adalah efektivitas belanja online terhadap pengaruh covid-19.

Penelitian ini dimulai apabila proposal ini sudah diterima atau dianggap sudah

layak untuk diteliti.


33

C. Jadwal Penelitian

Berikut adalah skema penelitian yang akan dilakukan peneliti:

Tabel 3.1

Rencana Penelitian

Waktu Kegiatan

Bulan
kegiatan
Februari April Mei Juni Juli Agustus September

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan
judul
Penyusunan
proposal

Proses
penelitian
Penyusunan
hasil
penelitian

Pendaftaran
Ujian

Ujian

Yudisium

D. Populasi Dan Sampel

a. Populasi

Margono dalam (Ahyar, 2020) Populasi adalah keseluruhan objek

penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-

tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai


34

sumber data yang memiliki karaktersitik tertentu di dalam suatu

penelitian (Ahyar, 2020).

Dalam penelitian kuantitatif, populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya.

(Sugiyono, 2015a) Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga

objek dan benda-benda alam yang lain (Sugiyono, 2015).

Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek subjek

yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki

oleh subjek atau objek itu.

Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Pendidikan

Ekonomi Universitas Hamzanwadi sebanyak 398 orang pada tahun 2020.

b. Sampel

Dalam penarikan sampel peneliti menggunakan teknik simple

random sampling. Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan

anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan

strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota

populasi dianggap homogen. (Sugiyono, 2015)

Penelitian ini menggunakan rumus slovin dengan tingkat kesalahan

10%. Berikut pengambilan jumlah sampel berdasarkan rumus slovin:


35

Keterangan:

N = Jumlah populasi (396)

e = Tingkat kesalahan (10%)

Ditanyakan s =…?

( )

()

Jadi dari populasi 396 orang dengan tingkat kesalahan 10%

ditemukan jumlah sampel sebanyak 80 orang.

E. Definisi Operasional Variabel

Variabel dependen atau variable terikat merupakan variabel yang

menurut peneliti akan dipengaruhi oleh variabel lain dalam suatu

eksperimen, sedangkan variabel independen atau variabel bebas merupakan

variabel yang menurut peneliti akan mempengaruhi variabel dependen

(terikat) dalam suatu eksperimen. Hal ini akan diidentifikasi secara langsung

oleh peneliti dari pertanyaan dan hipotesis penelitian yang muncul sebelum

eksperimen dilakukan. Sebagai contoh seorang peneliti ingin mengetahui

efektivitas dari suatu konsentrasi bahan alam X dalam menghambat bakteri

penyebab penyakit tipus, maka variable dependen (terikat) dalam penelitian


36

ini adalah daya hambat yang terbentuk pada bakteri penyebab penyakit

tipus, sedangkan variabel independen (bebas) adalah konsentrasi bahan alam

X.

a. X= covid-19 (corona virus deases 19) adalah penyakit menular yang

disebabkan oleh virus korona yang mengharuskan orang untuk menjaga

jarak bahkan dilockdown.

b. Y= efektivitas belanja online merupakan kualitas transaksi pembelian

yang dilakukan secara online. Adapun belanja online atau e-commerce

merupakan perdagangan produk atau jasa yang dimenggunakan jaringan

internet sebagai pembantu utama kegiatan tersebut. Data dari efektivitas

belanja online diukur dengan menggunakan angket skala likert. Skala

likert atau likert scale adalah skala penelitian yang digunakan untuk

mengukur sikap dan pendapat. Dengan skala likert ini, responden

diminta untuk melengkapi kuesioner yang mengharuskan mereka untuk

menunjukkan tingkat persetujuannya terhadap serangkaian pertanyaan.

F. Jenis Dan Sumber Data

Pada penelitian ini bersifat kuantitatif dan data yang digunakan yaitu

data primer yang diperoleh dari angket dan wawancara terhadap mahasiswa

universitas hamzanwadi, selain itu juga menggunakan data skunder. Data

sekunder adalah data yang diperoleh dan telah diterbitkan oleh lembaga-

lembaga yang berkaitan dengan penelitian. Dalam penelitian ini data


37

skunder diperoleh dari akademik kampus universitas hamzanwadi dan

website resmi pemerintah Kabupaten Lombok Timur.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dimaksudkan untuk mempermudah peneliti

dalam mengumpulkan data atau mencari informasi. Teknik pengumpulan

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Observasi

Hardani Ahyar, dkk (2020:411) Teknik ini merupakan teknik

evaluasi penelitian yang paling umum digunakan. Biasanya digunakan

untuk mengevaluasi aspek kognitif dan non-kognitif responden dan

digunakan untuk evalasi kinerja, minat, sikap, nilai-nilai terhadap

masalah dan situasi responden. Observasi atau penelitian laboraturium

masuk dalam kategori teknik observasi, karena digunakan untuk

evaluasi pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lainnya yang

dibuat berdasarkan aturan dalam penelitian. Dalam kuesioner dan

wawancara, responden menulis jawaban sesuai dengan yang mereka

pikirkan, namun sering berbeda dengan apa yang dilakukan. Alasan-

alasan inilah yang menunjukkan bahwa teknik observasi merupaka

teknik pengumpulan data yang lebih alami, lebih nyata dan lebih benar

Hardani Ahyar, dkk (2020:411).

b. Dokumentasi

(Sugiyono, 2015b) Dokumentasi merupakan catatan peristiwa

yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisaan, gambar, atau


38

karya karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk

tulisan misalnya catatan harian sejarah kehidupan (life historis) ceritera,

geografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar,

misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain lain. Dokmen yang

berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gamar, patung,

fil, dan lain lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari pengunaan

metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Dalam hal

dokumen bogdan menyatakan”in most tradition of qualitative research,

the prase personal document is used broadly to refer to any first person

narratively produced by an individual which describes his or her own

actions, experience and belief” (Sugiyono, 2015b).

c. Interview atau wawancara

(Sugiyono, 2015b) Wawancara digunakan sebagai teknik

pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan

untuk menemukan permasalalahan yang harus diteliti, dan juga apabila

peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam

dan jumlah respondennya lebih sedikit/kecil. Teknik pengumpulan data

ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report,

atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi

(Sugiyono, 2015b).

d. Kuesioner

(Sugiyono, 2015b) Kuesioner merupakan teknik pengumpulan

data yang dilakukan dengan meberikan seperangkat pertanyaan atau


39

pernyataan tertulis kepada responden utuk dijawabnya. Kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu

dengan pasti variable yang akan diukur dan tahu apa yang bisa

diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan

bila jumlah responden cukup besar dan tersebar diwilayah yang luas.

Kuesoner dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka,

dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui

pos, atau internet (Sugiyono, 2015b).

H. Instrumen Penelitian

(Ahyar, 2020) Instrument penelitian menurut Ibnu Hadjar adalah “ alat

ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang

variasi karakteristik variabel secara objektif”. Sehingga diperlukan teknik

pengembangan skala atau alat ukur untuk mengukur variable dalam

pengumpulan data yang lebih sistematis. Salah satu implementasi skala

pengukuran adalah skala membantu dalam memperkirakan minat atau

perilaku individu atau kelompok terhadap orang lain atau lingkungannya.

Namun, dalam membentuk skala pengukuran harus mempertimbangkan

jumlah data yang terlibat, menganalisis uji statistic dan skala serta kategori

apa yang digunakan disertai dengan teknik pengembangan konstruksi skala.

Instrument penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan

oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut

menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Dalam penelitian ini instrumen


40

yang digunakan adalah angket, lembar pertanyaan wawancara, buku, polpen,

kamera dan recorder (Ahyar, 2020).

(Sugiyono, 2015a) Penelitian ini menggunakan skala pengukuran skala

likert. Tentang skala likert dinyatakan bahwa “thisis a very useful question

type when you want to get an overall measurement of a particular topic,

opinion, or experience”. (www.surveygizmo.com/survey-blog/likert-scale).

Instrument dengan skala likert akan berguna, bila peneliti ingin melakukan

pengukuran secara keselruhan tentang suatu topic, pendapat atau

pengalaman (Sugiyono, 2015a).

Tabel 3.2
Kisi-Kisi Instrumen

No Variabel Sub Variabel Indikator No Item

1 Covid-19 (X) Kepercayaa 1. Keamanan 1, 2, 3,


n 2. Privasi 4,
3. Keandalan

Pengalaman 1. Pengalaman dalam 5, 6, 7, 8


Pembelian berbelanja online
2. Kompeten ketika berbelanja
online
3. Kenyaman ketika
menggunakan web belanja
4. Pengalaman kemudahan
situs
5. Online

2 Efektivitas Minat Beli 1. Minat transaksional 9, 10, 11,


belanja online 2. Minat referensial 12
(Y) 3. Minat preferensial
4. Minat eksploratif.
41

Orientasi 1. Shopping Enjoyment 13, 14, 15,


Belanja 2. Brand/Fashion 16, 17, 18,
Consciousness 19, 20
3. Price Consciousness
4. Shopping Confidence
5. Convinience/Time
Consciuosness
6. In-Home Shopping
Tendency
7. Brand/Store Loyalty

I. Uji validitas dan Realibilitas Intrumen

a. Uji Validitas Instrumen

Rusydi ananda, Muhammad fadhli (2018:113) Uji validitas yang

digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas internal yang dapat

dilakukan dengan dua cara salah satunya yaitu analisis butir. Analisis

butir dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor-skor item dengan

skor total. Korelasi dilakukan dengan teknik korelasi produk moment

jika skor butir kontinum atau menggunakanteknik koefisien korelasi

biserial jika skor butir dikotomi. Jika terdapat korelasi positif dan

signifikan antara skor item dengan skor total berarti item tersebut

dianggap valid. Penghitungan akan dilakukan menggunakan bantuan

SPSS 16 Rusydi ananda, Muhammad fadhli (2018:113).

(Fadhli, 2018) Pengujian validitas instrument berbentuk kuesioner

atau angket menggunakan product moment yaitu penghitungan koefisien

korelasi antara skor butir kuesioner dengan skor total instrument dengan

menggunakan rumus:
42

( ) ( )( )
√ () ( ) () ( )

b. Uji Reliabilitas Instrumen

(Sugiyono, 2012) Pengujian reliabilitas instrument dapat dilakukan

secara eksternal maupun internal. Secara ekternal pengujian dapat

dilakukan dengan test-retest (stability),equivalent, dan gabungan

keduanya. Secara internal reliabilitas instrument dapat diuji dengan

menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrument dengan

teknik tertentu. Penghitungan ini akan menggunakan bantuan SPSS 16

(Sugiyono, 2012).

Pengujian reliabelitas instrument pada penelitian ini dilakukan

dengan alfa cronbach. (Sugiyono, 2012) pengujian reliabilitas dengan

teknik alfa conbach dilakukan untuk jenis data interval/essay.

Rumus koifisien reliabilitas alfa cronbach:

{ }
( )

Dimana:

K = Mean kuadrat antara subyek

= Mean kuadrat kesalahan

= Varians total

Rumus untuk varians total dan varians item:


43

𝑋
( 𝑋𝑡 )
𝑠𝑡 𝑡
𝑛 𝑛

𝐽𝐾𝑖 𝐽𝐾𝑠
𝑠𝑖
𝑛 𝑛

Dimana:

JKi = Jumlah kuadrat seluruh skor item

JKs = Jumlah kuadrat subjek

Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan

menghitung besarnya nilai Cronbach’s Alpha instrumen dari masing-

masing variabel yang diuji. Apabila nilai Cronbach’s Coeficient Alpha

lebih kecil dari 0.6, maka jawaban dari para responden pada kuesioner

sebagai alat pengukur dinyatakan tidak reliabel.

J. Tehnik Analisis Data

Dalam Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linear

sederhana. analisis regresi linier sederhana adalah hubungan secara linear

antara satu variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). analisis

ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan

variabel dependen apakah positif atau negative dan untuk memperediksi

nilai dari variabel dependen. apabila nilai variabel dependen mengalami

kenaikan atau penurunan, Data yang digunakan biasanya berskala interval

atau rasio. Penghitungan akan dilakukan dengan menggunakan bantuan

SPSS.16.

Rumus regresi linear sederhana sebagai berikut:


44

Y’ = a + bX

Keterangan:

Y’ = efektivitas belanja online (nilai yang diprediksikan)

X = covid-19

a = konstanta (nilai Y’ apabila X = 0

b = koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)

pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji signifikasi

parsial (uji t). uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variable

independen secara parsial atau pengaruh tiap variable independen terhadap

variable dependen apakah berpengaruh signifikan atau tidak. Tingkat

signifikansi yang digunakan sebesar 5% atau sebesar 0,05 (two tailed tes)

dengan derajat bebas

df = n – k = 196-2=194

Maka dapat diperoleh nilai ttabel sebesar 1,65275.

Pengambilan keputusan adalah uji t didasarkan pada:

1. thitung < ttabel maka variable bebas tidak berpengaruh terhadap variabel

terikat atau H0 diterima dan Ha ditolak.

2. thitung > ttabel maka variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat

atau H0 ditolak dan Ha diterima.

3. Apabila probabilitas (sig) < 0,05 maka H0 ditolak.

4. Apabila probabilitas (sig) > 0,05 maka H0 diterima.


45

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI DATA
Universitas Hamzanwadi merupakan kampus swasta terbaik di NTB

dengan berbagai prestasi dalam dan luar negeri Universitah Hamzanwadi

mampu mencetak mahasiswa mahasiswi berprestasi dibidang akademik

maupun non akademik. Masyarakat khususnya mahasiswa Universitas

Hamzanwadi banyak melakukan teransaksi jual beli secara online bahkan

sebelum adanya wabah COVID-19. mahasiswa pendidikan ekonomi

berjumlah 398 mahasiswa, yang aktif ditahun 2021. Berdasarkan hasil

observasi pada mahasiswa Pendidikan Ekonomi, banyak yang meggunakan

sosial media ketika ingin melakukan transaksi jual beli suatu kebutuhan baik

itu kebutuhan primer, kebutuhan skunder, dan kebutuhan tersier. Adapun

kebutuhan primer seperti beras, minyak goreng dan lain-lain, untuk

kebutuhan skunder seperti baju, celana, sepatu, handphone dan seterusnya,

sementara untuk kebutuhan tersier seperti papan, meja, lemari, furniture

lainnya.

Beberapa mahasiswa berpendapat bahwa transaksi pembelian yang

dilakukan secara online sangat menguntungkan, karena selain mempermudah

proses perbelanjaan, juga ternya irit biaya. Akan tetapi ada juga yang

berpendapat bahwa pembelian secara online tidak begitu menguntungkan,

karena beberapa toko online tidak dapat mempertahankan kepercayaan

konsumen, sebagai contoh kualitas produk yang tidak sesuai dengan yang

diposting. Selain itu ada juga yang lebih memilih untuk berbelanja offline
46

dengan alasan lebih leluasa memilih dan melihat secara langsung barang-

barang yang ingin mereka beli.

B. HASIL ANALISIS DATA

1. Hasil pengujian instrument penelitian

a. Uji validitas instrument

tabel 4.6
Validitas instrument

No. R tabel
R hitung Sig Kriteria
Item 5%(196)
1 0.709 0.1852 0.00 valid
2 0.591 0.1852 0.00 valid
3 0.635 0.1852 0.00 valid
4 0.653 0.1852 0.00 valid
5 0.568 0.1852 0.00 valid
6 0.418 0.1852 0.00 valid
7 0.698 0.1852 0.00 valid
8 0.536 0.1852 0.00 valid
9 0.636 0.1852 0.00 valid
10 0.701 0.1852 0.00 valid
11 0.661 0.1852 0.00 valid
12 0.708 0.1852 0.00 valid
13 0.307 0.1852 0.00 valid
14 0.665 0.1852 0.00 valid
15 0.838 0.1852 0.00 valid
16 0.832 0.1852 0.00 valid
17 0.501 0.1852 0.00 valid
18 0.640 0.1852 0.00 valid
19 0.801 0.1852 0.00 valid
20 0.684 0.1852 0.00 valid
Sumber : (hasill olah data SPSS 16.0)

1. Butir 1 nilai rhitung > rtabel (0.709> 0.1402) dan nilai sifnifikansi <

0,05 (0.000 < 0,05) sehingga butir soal dikatakan valid.


47

2. Butir 2 nilai rhitung > rtabel (0.591 > 0.1402) dan nilai sifnifikansi <

0,05 (0.000 < 0,05) sehingga butir soal dikatakan valid.

3. Butir 3 nilai rhitung > rtabel (0.635 > 0.1402) dan nilai sifnifikansi <

0,05 (0.000 < 0,05) sehingga butir soal dikatakan valid.

4. Butir 4 nilai rhitung > rtabel (0.653 > 0.1402) dan nilai sifnifikansi <

0,05 (0.000 < 0,05) sehingga butir soal dikatakan valid.

5. Butir 5 nilai rhitung > rtabel (0.418 > 0.1402) dan nilai sifnifikansi <

0,05 (0.000 < 0,05) sehingga butir soal dikatakan valid.

6. Butir 6 nilai rhitung > rtabel (0.403 > 0.1402) dan nilai sifnifikansi <

0,05 (0.000 < 0,05) sehingga butir soal dikatakan valid.

7. Butir 7 nilai rhitung > rtabel (0.698 > 0.1402) dan nilai sifnifikansi <

0,05 (0.000 < 0,05) sehingga butir soal dikatakan valid.

8. Butir 8 nilai rhitung > rtabel (0.536> 0.1402) dan nilai sifnifikansi <

0,05 (0.000 < 0,05) sehingga butir soal dikatakan valid.

9. Butir 9 nilai rhitung > rtabel 0.636 > 0.1402) dan nilai sifnifikansi <

0,05 (0.000 < 0,05) sehingga butir soal dikatakan valid.

10. Butir 10 nilai rhitung > rtabel (0.701 > 0.1402) dan nilai sifnifikansi <

0,05 (0.000 < 0,05) sehingga butir soal dikatakan valid.

11. Butir 11 nilai rhitung > rtabel (0.661 > 0.1402) dan nilai sifnifikansi <

0,05 (0.000 < 0,05) sehingga butir soal dikatakan valid.

12. Butir 12 nilai rhitung > rtabel (0.708 > 0.1402) dan nilai sifnifikansi <

0,05 (0.000 < 0,05) sehingga butir soal dikatakan valid.


48

13. Butir 13 nilai rhitung > rtabel (0.307 > 0.1402) dan nilai sifnifikansi <

0,05 (0.000 < 0,05) sehingga butir soal dikatakan valid.

14. Butir 14 nilai rhitung > rtabel (0.665 > 0.1402) dan nilai sifnifikansi <

0,05 (0.000 < 0,05) sehingga butir soal dikatakan valid.

15. Butir 15 nilai rhitung > rtabel (0.838 > 0.1402) dan nilai sifnifikansi <

0,05 (0.000 < 0,05) sehingga butir soal dikatakan valid.

16. Butir 16 nilai rhitung > rtabel (0.832 > 0.1402) dan nilai sifnifikansi <

0,05 (0.000 < 0,05) sehingga butir soal dikatakan valid.

17. Butir 17 nilai rhitung > rtabel (0.501 > 0.1402) dan nilai sifnifikansi <

0,05 (0.000 < 0,05) sehingga butir soal dikatakan valid.

18. Butir 18 nilai rhitung > rtabel (0.640 > 0.1402) dan nilai sifnifikansi <

0,05 (0.000 < 0,05) sehingga butir soal dikatakan valid.

19. Butir 19 nilai rhitung > rtabel (0.801 > 0.1402) dan nilai sifnifikansi <

0,05 (0.000 < 0,05) sehingga butir soal dikatakan valid.

20. Butir 20 nilai rhitung > rtabel (0.684 > 0.1402) dan nilai sifnifikansi <

0,05 (0.000 < 0,05) sehingga butir soal dikatakan valid.


49

b. Uji reliabilitas instrumen

Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini Cronbach’s

Alpha. Kuesioner dapat dikatakan reliabel apabila alpha > 0.60.

Tabel 4.7
Reliabilitas instrmen

Variabel Item Cronbach's Status


Alpha
Covid-19 (X) 13 0.841 Reliabel
Efektivitas belanja 7 0.837 Reliabel
online (Y)
Sumber: (hasil olah data SPSS 16.0)

Dari hasil analisis data, diketahui nilai cronbach’s alpha pada

variabel X sebesar 0.841 dengan 13 item soal kuesioner. Karena nilai

alpha cronbach’s > 0.6 (0.841 > 0.6) maka dapat disimpulkan bahwa

item kuesioner untuk variabel X (covid-19) dinyatakan reliabel atau

konsisten untuk digunakan dalam penelitian. Selain itu juga diketahui

nilai cronbach’s alpha pada variabel Y adalah 0.837dengan item soal

sebanyak 7 item soal kuesioner. Karena nilai alpha cronbach’s > 0.6 (0

837 > 0.6) maka dapat disimpulkan bahwa kuesioner untuk variabel Y

(efektivitas belanja online) dinyatakan reliable dan konsisten untuk

digunakan dalam penelitian.


50

2. Hasil analisis data menggunakan teknik regresi linear sederhana

tabel 4.8
Coefficientsa

Standardize
Unstandardized Coefficients d
Coefficients
Model t Sig.
B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.581 2.227 1.159 .250

COVID-19 .452 .045 .748 9.952 .000

a. Dependent Variable: EFEKTIVITAS_BELANJA_ONLINE


Sumber: (hasil olah data SPSS 16.0)

Diketahui nilai constanta (a) sebesar 2.581 sedangkan nilai covid-

19 (b/koefisien regresi) sebesar 0.452 sehingga persamaan regresinya

dapat ditulis:

Y = a + bX

Y = 2,581+ 0,452X

Persamaan tersebut dapat diterjemahkan:

1. Konstanta sebesar 2,581, mengandung arti bahwa nilai constanta

variabel X adalah sebesar 2,581.

2. Koefisien regresi X sebesar 0.452 menyatakan bahwa setiap

penambahan 1% nilai covid-19, maka nilai partisipasi bertambah

sebesar 0.452. Koefisien regresi tersebut bernilai positif, sehingga

dapat dikatakan bahwa arah pengaruh variabel X terhadap Y adalah

positif.

C. Pengujian Hipotesis Penelitian

Pengambilan keputusan dalam uji regeresi linear sederhana


51

1. Melihat nilai signifikansi (sig)

a. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak.

b. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Berdasarkan nilai signifikansi dari tabel koefisien diperoleh nilai

signifikansi sebesar 0,000 < probabilitas 0,05 sehingga dapat

disimpulkan bahwa variabel X berpengaruh secara signifikan terhadap

variabel Y.

2. Membandingkan nilai thitung dengan ttabel.

a. Jika nilai thitung > ttabel maka Ha diterima dan Ho ditolak

b. Jika nilai thitung < ttabel maka Ho diterim dan Ha ditolak

Pengambilan keputusan berdasarkan nilai t. pada tabel 4.8

Coefficientsa diketahui nilai thitung > ttabel (9.952 > 1.66462) sehingga

dapat disimpulkan bahwa variabel covid-19 (X) berpengaruh terhadap

variabel efektivitas belanja online (Y).


52

D. Pembahasan
Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode ekspo fakto. Sumber data

yang digunakan adalah data primer yang bersumber dari hasil wawancara dan

kuesioner angket serta data skunder bersumber dari dokumentasi, buku dan

jurnal. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi,

wawancara, kuesioner dan studi pusta atau dokumentasi. Bedasarkan hasil

analisis data diperoleh informasi bahwa COVID-19 berpengaruh signifikan

terhadap Efektivitas Belanja Online Pada Mahasiswa Pendidikan Ekonomi

Universitas Hamzanwadi 2021, hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.8

Coefficientsa yang menujukan nilai signifikansi < 0,05 (0,000 < 0,05) dan nilai

thitung > ttabel (9.952 > 1.66462).

Belanja online saat ini menjadi fenomena yang menarik di Indonesia.

Data menunjukan perkembangan yang signifikan terjadi dari segi konsumen

online, apalagi ketika masa pandemic covid-19 . dengan banyaknya jumlah

konsumen yang tidak bisa melakukan aktifitas sehar-hari seperti sebelum

mewabahnya covid-19 atau diharuskan untuk tetap berada dirumah

menjadikan peningkatan yang signifikan pada belanja online. Mempelajari

perilaku konsumen perlu dilaukan karena berkaitan dengan keputusan

pembelian. Tentunya hal ini menjadi penting untuk mengetahui perilaku

pembeli online selama masa pandemi COVID-19. Hasil penelitan ini

menunjukan bahwa perilaku belanja online pada masa pandemi COVID-19

dipengaruhi beberapa factor persepsi pribadi yakni lockdown, kepercayaan,

kenyamanan, kemudahan, dan keamanan.


53

E. Perbandingan penelitian dengan teori dan penelitian relevan

1. Berdasarkan teori, efektivitas belanja online dipengaruhi oleh beberapa

factor yaitu;

a. Minat Beli yang juga dipengaruhi oleh tinggi rendahnya tingkat

pendapatan

b. orientasi belanja, yang merupakan bagian dari gaya hidup individu

dengan menekankan pada kegiatan berbelanja individu dan dapat

menggambarkan keinginan dan kebutuhan individu ketika melakukan

kegiatan berbelanja

c. Kepercayaan. Faktor kepercayaan menjadi faktor kunci dalam setiap

transaksi jual beli secara online. kepercayaan mempunyai dampak

yang mendalam terhadap perilaku pembeli. Melalui tindakan dan

proses belajar, orang akan mendapatkan kepercayaan dan sikap yang

kemudian mempengaruhi perilaku membeli.

d. Pengalaman Pembelian. pembelian online masih dianggap lebih

berisiko daripada pembelian secara langsung, oleh karena itu

konsumen web-shopping akan sangat bergantung pada kualitas

pengalaman dimana kualitas pengalaman dapat diperoleh hanya

melalui pengalaman pembelian sebelumnya.

e. Setrategi pemasaran, merupakan upaya mengenai arah atau pedoman

dalam memilih sasaran pasar dan merancang serta menerapkan bauran

pemasaran.
54

2. Berdasarkan penelitian relevan

a. Dalam penelitian yang dilakukan oleh yulistia (2017) Penelitian ini

menggunakan theory acceptance model (TAM). Penelitian ini meneliti

tentang pengaruh efektivitas dan manfaat e-commerce terhadap sikap

dan perilaku pengguna. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa

efektivitas dan manfaat e-commerce mempunyai arah pengaruh

positif dan signifikan terhadap sikap dan prilaku pengguna. Hal ini

dikarenakan Perceived Usefulness, Perceived ease of use terdukung

dalam penelitian ini dapat menentukan manfaat dan efektivitas E-

Commerce di UKM Kota Palembang.

b. Penelitian yang dilakukan oleh Suratno dkk pada tahun (2021)

penelitian ini meneliti tentang “Pengaruh online shop, lingkungan

teman sebaya dan literasi keuangan terhadap pembelian implusif

mahasiswa jurusan PIPS FKIP Universitas Jambi”. Jenis penelitian

yang digunakan dalam tesis ini adalah penelitian kuantitatif dengan

metode regresi. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan

online shop, lingkungan teman sebaya dan literasi keuangan terhadap

pembelian implusif sebesar 0.881 dengan nilai F hit sebesar 76.213.

Kelemahan penelitian ini terletak situasi ekonomi saat penelitian

berlangsung. Yaitu saat pandemi covid-19 sedang mewabah sehingga

bila diteliti kembali pada saat situasi normal akan didapatkan hasil

yang berbeda.
55

c. Dalam penelitian yang di lakukan oleh Maskarto Lucky Nara

Rosmadi (2021) yang berjudul “Penerapan Strategi Bisnis di Masa

Pandemi Covid-19” Metode yang digunakan adalah metode penelitian

kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Dari hasil penelitian ini, dapat

diuraikan bahwa strategi ini dapat berjalan sesuai dengan yang

diharapkan dengan memperhatikan daya beli konsumen di masa

pandemi covid-19 ini. Namun demikian, dengan menggunakan sarana

media sosial, maka dana yang dibutuhkan oleh pelaku usaha kecil

berdampak pada berkurangnya modal usaha. Dari uraian di atas dapat

disimpulkan, bahwa peran pemerintah dan perbankan sangat penting

terutama berkaitan dengan pelatihan dalam penggunaan teknologi

informasi agar produk usaha kecil tetap dapat bertahan di tengah

pandemi covid-19.

3. Penelitian ini berjudul Pengaruh Covid-19 Terhadap Efektivitas Belanja

Online (Studi Kasus Mahasiswa Universitas Hamzanwadi). Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Hasil penelitan

ini menunjukan bahwa perilaku belanja online pada masa pandemi

COVID-19 dipengaruhi beberapa factor persepsi pribadi yakni lockdown,

kepercayaan, kenyamanan, kemudahan, dan keamanan.


56

BAB V

PENUTUP

A. SIMPULAN

Belanja online saat ini menjadi fenomena yang menarik di Indonesia.

Data menunjukan perkembangan yang signifikan terjadi dari segi konsumen

online, apalagi ketika masa pandemic covid-19 . dengan banyaknya jumlah

konsumen yang tidak bisa melakukan aktifitas sehar-hari atau karantina

dirumah menjadikan peningkatan yang signifikan pada belanja online.

Mempelajari perilaku konsumen perlu dilaukan karena berkaitan dengan

keputusan pembelian. Tentunya hal ini menjadi penting untuk mengetahui

perilaku pembeli online selama masa pandemi COVID-19. Hasil penelitan ini

menunjukan bahwa perilaku belanja online pada masa pandemi COVID-19

dipengaruhi beberapa factor persepsi pribadi yakni lockdown, kepercayaan,

kenyamanan, kemudahan, dan keamanan. Penelitian ini menggunakan metode

ekspo fakto dengan jumlah sampel sebanyak 196 orang mahasiswa.

B. SARAN

Berdasarkan pembahasan hasil peneltian diatas, penulis berusaha

memberikan saran kepada beberapa pihak:

1. Penulis

Memberi pengalaman pribadi dalam menyelesaikan tugas akhir perkulian

dan memperoleh gelar sarjana

2. Peneliti Selanjutnya
57

Agar dijadikan sebagai relevansi penelitian dan sebagai informasi yang

berkaitan dengan penelitian ini.

3. Universitas Hamzanwadi

Agar dijadikan bahan pustaka yang dapat menambah pengetahuan bagi

pembaca atau mahasiswa yang memerlukan informasi yang berkaitan.

4. Untuk Umum

Untuk lebih meningkatkan kualitas sumber daya manusia dari segi

teknologi penjualan online dan Memberikan pemahaman lebih kepada

penulis khususnya dan pembaca pada umumnya terkait keefektivan

belanja online.

5. Untuk pemerintah

Untuk memberikan masukan bagi pemerintah Kabupaten Lombok Timur

dalam meningkatkan kualitas dan keamanan transaksi jual beli online.


58

DAFTAR PUSTAKA

Ayu Maulidya Ferdinda. (2021). Pengaruh inovasi produk dan kreativitas


pemasaran terhadap keunggulan bersaing pada bisnis online mariza toserba
di tengah pandemi covid-19. FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO.
Ayu Kusuma Wardani, Diah. (2020). Strategi Penjualan Online Bagi Pelaku
Usaha Pasca Pandemi Covid-19 Berdasarkan Pemetaan Perubahan Perilaku
Konsumen. FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ATMA
JAYA YOGYAKARTA YOGYAKARTA.
Ahyar, H. (2020). metode penelitian kuantitatif dan kulaitatif. pustaka ilmu.
Lucky Nara Rosmadi, Maskarto. (2021). Penerapan Strategi Bisnis di Masa
Pandemi Covid-19. Jurnal IKRA-ITH Ekonomika Vol 4. No.1
Lispriana, Nada (2020). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan
Masyarakat Menabung Sampah Di Bank Sampah Inges Desa Dasan Lekong
Kec. Sukamulia PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS ILMU SOSAL DAN EKONOMI UNIVERSITS
HAMZANWADI.
Rosmadi, Maskarto Lucky Nara. (2021). Penerapan Strategi Bisnis di Masa
Pandemi Covid-19. Jurnal IKRA-ITH Ekonomika. Vol 4. No.1.
Sugiyono. (2009). metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif,
dan R&D. alfabeta.
Sugiyono. (2012). Statistika untuk penelitian. alfabeta.
Sugiyono. (2015). metode penelitian kuantitatif & pengembangan research and
development. alfabeta.
Suyitno, S. (2015). dasar metodologi penelitian. literasi media publishing.
Suratno Suratno 1, Rosmiati Rosmiati 2, Eko Siswono3 . (2021). Pengaruh online
shop, lingkungan teman sebaya dan literasi keuangan terhadap pembelian
implusif mahasiswa jurusan pips fkip universitas jambi.jurnal management
pendididkan ilmu sosial. .vol 2
Suswanto, Priyo dan Dewi Setiawati, Sri. (2020). Strategi komunikasi pemasaran
shopee dalam membangun positioning di tengah pandemi covid-19 di
Indonesia. Jurnal: ilmu komunikasi. Vol 3. No.2
Sukmadi, Ema. (2020). Analisis usaha tani nanas terhadap peningkatan
pendapatan kelompok tani mele maju di dusun peloman desa jurit kecamatan
peringgasela kabupaten lombok timur PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
EKONOMI FAKULTAS ILMU SOSAL DAN EKONOMI UNIVERSITS
HAMZANWADI.
59

Purbayudya Ikranegara Dikla. (2017). Pengalaman pembelian terhadap minat


beli secara online (studi kasus pada toko online bukalapak). JURUSAN
MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI
YOGYAKARTA.
Yulistia. 2017.Analisis Pengaruh Efektivitas Dan Manfaat E-Commerce Terhadap
Sikap Dan Perilaku Pengguna Dengan Menggunakan Metode TAM (Studi
Kasus: UKM Kota Palembang). Komputerisasi Akuntansi STMIK MDP
Palembang.vol 4

Anda mungkin juga menyukai